Jelajahi eBook
Kategori
Jelajahi Buku audio
Kategori
Jelajahi Majalah
Kategori
Jelajahi Dokumen
Kategori
E. PATOFISIOLOGI
Selain curah jantung dan tahanan perifer, sebenarnya tekanan darah
dipengaruhi juga oleh tekanan atrium kanan. Oleh karena itu tekanan atrium
kanan mendekati nol, nilai tersebut tidak mempunyai banyak pengaruh.
Didalam tubuh manusia terdapat sistem yang berfungsi mencegah perubahan
tekanan dasar secara akut yang disebabkan oleh gangguan sirkulasi yang
berusaha untuk mempertahankan kestabilan tekanan darah dalam jangka
panjang. Berxdasarkan kecepatan reaksinya, sistem kontrol tersebut
dibedakan menjadi dalam sistem yang bereaksi segera, yang bereaksi kurang
cepat dan yang bereaksi dalam jangka panjang. Refleks kardiovaskuler
melalui sistem syaraf termasuk kontrol yang bereaksi segera. Perpindahan
cairan antara sirkulasi kapiler dan rongga interstitial yang dikontrol oleh
hormon angiotensin dan vasopresin termasuk sistem kontrol yang bereaksi
kurang cepat. Kestabilan tekanan darah dalam jangka panjang dipertahankan
oleh sistem yang mengatur jumlah cairan tubuh yang melibatkan berbagai
organ terutama ginjal.
Berbagai faktor seperti genetik yang menimbulkan perubahan pada ginjal
dan membran sel, aktivitas syaraf simpatik dan sistem renin angiotensin yang
mempengaruhi keadaan hemodinamik, asupan natrium dan metabolisme
natrium dalam ginjal, serta obesitas dan faktor endotel mempunyai peran
dalam peningkatan tekanan darah pada hipertensi primer.
Peran faktor genetik terhadap hipertensi primer dibuktikan dengan
berbagai fakta yang dijumpai pada pasien kembar homozigot dari pada
heterozikit , jika salah satu diantaranya mederita hipertensi, menyokong
pendapatan bahwa faktor genetik mempunyai pengaruh terhadap timbulnya
hipertensi.
Pada tahap awal curah jantung kembali normal sedangkan tahanan perifer
meningkat yang disebabkan oleh neflex autoregulasi oleh karena curah
jantung yang meningkat terjadi kontriksi stringer prekapiler yang
mengakibatkan penurunan curah jantung dan peninggian tahanan perifer.
Berbagai promotor pressor-growth bersama dengan kelainan fungsi
membran sel sel yang mengakibatkan hipertrofi vaskuler akan menyebabkan
peningkatan tahanan perifer dan peningkatan tekanan darah.
F. MANIFESTASI KLINIS
Gejala yang timbul bervariasi, tergantung dari tinggi rendahnya derajat
tekanan darah. Pada hipertensi esensial dapat berjalan tanpa gejala dan
umumnya baru timbul gejala setelah terjadi komplikasi pada organ targedt
seperti pada ginjal, mata, otak, dan jantung. Gejala yang sering dijumpai pad
Klien yang terkena hipertensi berupa :
1. Sakit kepala
2. Vertigo
3. Perdarahan retina
4. Gangguan penglihatan
5. Proteinuria
6. Hematuria
7. Takikardi
8. Palpitasi
9. Pucat dan mudah lelah
G. PATHWAY
HIPERTENSI
Nyeri
Akut CVA Rangsang Intoleransi Nyeri dada
aldosteron aktivitas
Retensi Na
Oedema
Gx. Keseimbangan
cairan
H. PEMERIKSAAN PENUNJANG
a. Pemeriksaan urinalisa
b. Pemeriksaan darah perifer lengkap
c. Kimia darah (kalium, natrium, GDP, kolesterol HDL)
d. EKG
I. PENATALAKSANAAN MEDIS
Pilihan obat :
1. Hipertensi tanpa komplikasi
Diuretik, bloker,
Diuretik (furosemid : 40-80 mmHg),
bloker (propanolol)
2. Indikasi tertentu
Penghambat ACE, bloker,
antagonis Ca, Diuretik
J. KOMPLIKASI
1. Mata mata : perdarahan retina, gangguan penglihatan, kebutaan.
2. Gagal jantung.
3. Perdarahan otak karena pecahnya merodueurisme kematian
4. Proses tromboemboli
K. DIAGNOSA KEPERAWATAN
1. Nyeri Akut berhubungan dengan sakit kepala
2. Penurunan Curah Jantung berhubungan dengan peningkatan afterload
3. Intoleransi aktivitas berhubungan dengan penurunan cardiak output
L. FOKUS INTERVENS
Diagnosa Tujuan Intervensi
Nyeri Rasa nyeri berkurang 1. Kaji keluhan nyeri, catat
berhubungan setelah dilakukan tindakan intensitasnya, lokasinya dan
dengan keperawatan selama 3x24 lamanya.
nyeri kepala jam diharapkan nyeri akut 2. Observasi adanya reaksi
pasien hilang dengan KH : non verbal dari ketidak
Pasien mengatakan nyamanan
nyeri berkurang. 3. Anjurkan pasien untuk
Ekspresi wajah klien melakukan teknik relaksasi
rileks. 4. Monitor TTV
5. Kolaborasi dengan tenaga
kesehatan lain untuk
pemberian terapi
Penurunan Setelah dilakukan asuhan 1. Evaluasi adanya nyeri dada
Curah selama 3x24 jam 2. Monitor balance cairan
Jantung diharapkan penurunan 3. Monitor TD, nadi, suhu, dan
berhubungan kardiak output klien RR
dengan teratasi dengan kriteria 4. Anjurkan untuk
peningkatan hasil: menurunkan stress
afterload Tanda Vital dalam 5. Monitor sianosis perifer
rentang normal 6. Jelaskan pada pasien tujuan
(Tekanan darah, Nadi, dari pemberian oksigen
respirasi) 7. Kolaborasi pemberian terapi
Dapat mentoleransi
aktivitas, tidak ada
kelelahan
Tidak ada penurunan
kesadaran
Intoleransi Setelah dilakukan tindakan 1. Observasi adanya
aktivitas keperawatan selama 3x24 pembatasan klien dalam
berhubungan jam diharapkan Pasien melakukan aktivitas
dengan bertoleransi terhadap
penurunan aktivitas dengan Kriteria 2. Kaji adanya faktor yang
cardiak Hasil : menyebabkan kelelahan
output Berpartisipasi dalam 3. Monitor nutrisi dan sumber
aktivitas fisik tanpa energi yang adekuat
disertai peningkatan
. tekanan darah, nadi 4. Monitor pasien akan
dan RR adanya kelelahan fisik dan
Mampu melakukan emosi secara berlebihan
aktivitas sehari hari
(ADLs) secara mandiri 5. Kolaborasikan dengan
Keseimbangan Tenaga Rehabilitasi Medik
aktivitas dan istirahat dalam merencanakan
progran terapi yang tepat.
DAFTAR PUSTAKA