Anda di halaman 1dari 26

Laporan Kasus

DHF

Diajukan Oleh :
Nurul Annisatussholeha
17360125

Pembimbing :
dr. Rina Kriswiastiny, Sp.PD

BAGIAN ILMU PENYAKIT DALAM


FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS MALAHAYATI
RS PERTAMINA BINTANG AMIN
BANDAR LAMPUNG
2019
2

BAB I

PENDAHULUAN

Penyakit Dengue Hemorrhagic Fever (DHF) atau Demam Berdarah

Dengue (DBD) merupakan penyakit akibat infeksi virus Dengue ini

ditemukan nyaris di seluruh belahan dunia terutama di negara-negara tropik dan

subtropik baik sebagai penyakit endemik maupun epidemik. Kejadian Luar Biasa

(KLB) dengue biasanya terjadi di daerah endemik dan berkaitan dengan

datangnya musim penghujan.

Sampai saat ini infeksi virus Dengue tetap menjadi masalah

kesehatan di Indonesia. Indonesia dimasukkan dalam kategori “A” dalam

stratifikasi DHF oleh World Health Organization (WHO) 2001 yang

mengindikasikan tingginya angka perawatan rumah sakit dan kematian akibat

DHF, khususnya pada anak. Menurut data di Depkes RI (2010), penyakit

DHF di Indonesia pada tahun 2008 terdapat 137.469 kasus, 1.187 kasus

diantaranya meninggal, CFR (Case Fatality Rate) sebesar 0,86%. Pada tahun

2009 terdapat 154.855 kasus, 1.384 kasus diantaranya meninggal, CFR

sebesar 0,89%.

Gejala DBD ditandai dengan manifestasi klinis, yaitu demam tinggi,

perdarahan terutama perdarahan kulit, hepatomegali, dan kegagalan peredaran

darah (circulatory failure). Selain itu terdapat kriteria laboratoris yaitu

trombositopeni dan hemokonsentrasi (hematokrit menigkat). Pasien yang

terinfeksi virus dengue akan terjadi respon berupa sekresi mediator vasoaktif
3

yang berakibat peningkatan permeabilitas pembuluh darah dan perembesan

cairan ke ekstravaskuler (plasma leakege), yang ditandai dengan peningkatan

hematokrit. Hal ini berpotensi mengakibatkan keadaan hipovolemia dan syok.

Penyakit DHF yang tidak segera mendapat perawatan mencapai 50%, akan

tetapi angka kematian tersebut dapat diminimalkan mencapai 5% bahkan bisa

mencapai 3% atau lebih rendah lagi dengan tindakan atau pengobatan cepat

Berikut ini dilaporkan sebuah kasus malaria di ruang Penyakit Dalam

Wanita RSPBA Bandar Lampung.


4

BAB II

LAPORAN KASUS

2.1 Identitas Pasien

Nama : Ny. S
Tanggal Lahir : 07 Juli 1994
Usia : 25 tahun
Jenis Kelamin : Perempuan
Alamat : Dusun Way Awi
Pekerjaan : IRT
Suku Bangsa : Indonesia
Agama : Islam
No.RM : 119839
Masuk RSPBA : 01/01/2019 pukul 14.56

2.2 Anamnesis

Anamnesis dilakukan secara autoanamnesis dan alloanamnesis.

A. Keluhan Utama

Demam tinggi sejak ± 7 hari sebelum masuk rumah sakit.

B. Keluhan Tambahan

Mual, muntah lebih dari 20 kali, BAB cair kurang lebih 3 kali, nyeri ulu

hati, tidak nafsu makan, badan terasa lemas.

C. Riwayat Perjalanan Penyakit

Os datang ke rumah sakit Pertamina Bintang Amin dengan

keluhan utama demam tinggi. Os merasakan demam sejak ± 7 hari

sebelum masuk rumah sakit, demam dirasakan terus menerus. Os

mengatakan dalam seminggu sebelum masuk rumah sakit Os hanya


5

menahan sakitnya dengan meminum obat penurun panas. Menurut Os

demam turun bila diberikan obat penurun panas namun demam naik

kembali.

. Pasien juga merasakan nyeri otot atau pegal-pegal. Ada mual dan

muntah, muntah bersisi makanan dan minuman, semenjak sakit Os

mengaku ketika makan dan minum Os langsung merasa mual dan

memuntahkan makanan yang baru saja di makan, dan frekuensi muntah

dalam sehari bisa 20x muntah. Os mengatakan nyeri pada bagian

epigastrium, nafsu makan Os menurun dan Os mengeluh badan terasa

lemas. Os juga mengeluhkan BAB cair sejak 2 hari sebelum masuk rumah

sakit, frekuensi BAB cair bisa 4x sehari. BAK tidak ada keluhan, warna

kuning kecoklatan, darah dan lendir tidak ada. Saat ini Os sedang dalam

masa menstruasi hari ke 4. Pada tangan dan kaki Os muncul bintik –bintik

merah sejak 4 hari yang lalu. Os mengatakan tidak terdapat perdarahan

seperti mimisan maupun gusi berdarah dan tidak terdapat lidah kotor.

Pada hari senin tanggal 01 Januari 2019 Os mengatakan keluhan

yang dirasakan malah semakin bertambah, Os merasa sudah tidak tahan

lagi, Os mengeluh badan terasa lemas dan lesu. Kemudian diantar

keluarganya datang ke IGD Rumah Sakit Pertamina Bintang Amin pada

pukul 14.56 siang.

Saat itu Os datang dengan keluhan demam yang disertai dengan

terus menerus. Os mual dan muntah, muntah dirasakan sudah lebih dari
6

20x. Nyeri pada ulu hati, dan pegal-pegal atau linu di bagian kedua

kaki. Os juga mengatakan selama ± 2 hari ini BAB cair kurang lebih 4x.

Os mengatakan bahwa sebelumnya Os tidak ada riwayat dengan

keluhan yang sama sebelumnya. Os mengatakan, di lingkungan rumah

sekitar Os banyak terdapat genangan air dan bekas kaleng yang

menumpuk. Tetangga Os juga mengalami hal yang sama seperti Os.

Saat diperiksa di IGD tekanan darah Os 90/50 mmHg; Nadi

102x/menit; Pernafasan 24x/menit; dan Suhu 39,7°C.

Oleh dokter jaga IGD, Os di sarankan untuk di rawat inap agar

mendapatkan terapi lebih lanjut.

D. Riwayat Penyakit Dahulu

– Thypoid – Batu ginjal/saluran kemih


– Tuberkulosis – Disentri
– Difteri – Hepatitis
– Batuk rejan – Penyakit Jantung Koroner
– Campak – Hipotensi
 Influenza – Sifilis
– Diabetes – Gonore
– Kholera – Hipertensi
– Penyakit prostat – Ulkus ventrikulus
– Pneumonia – Ulkus duodeni
– Pleuritis  Gastritis
– Alergi – Batu empedu
7

E. Riwayat Penyakit Keluarga

Keadaan Penyebab
Hubungan Diagnosa
Kesehatan Meninggal

Kakek – – –

Nenek – – –

Ayah – – –

Ibu – – –

Saudara – – –

Anak-anak – – –

F. Anamnesis Sistem

- Sefalgia – Nyeri sinus


Kepala
– Vertigo – Trauma kapitis
– Visus – Fotofobia
Mata
– Diplopia – Lakrimasi
– Pendengaran – Sekret
Telinga
– Tinitus – Nyeri
– Pilek – Epistaksis
Hidung
– Obstruksi – Bersin
– Geligi
Mulut – Salivasi
– Stomatitis
– Nyeri menelan – Tonsilitis
Tenggorok
– Susah menelan – Kelainan suara
– Pembesaran gongok
Leher
– Kelenjar getah bening
– Sesak napas – Palpitasi
Jantung
– Ortopneu – Hipertensi
- Batuk – Hemoptisis
Paru
– Dahak – Asma
8

 Nafsu makan - Konstipasi


– Defekasi – Hematemesis
Gastrointestinal  Mual – Melena
 Muntah – Hematoskezia
 Diare – Hemoroid
– Nokturia – Poliuria
– Disuria – Retensi urin
Saluran Kemih
– Polakisuria – Anuria
– Oliguria – Hematuria
– Fungsi seksual Good morning
Alat Kelamin –
– Menstruasi discharge
– Perdarahan
Payudara – Benjolon
– Discharge
– Kesadaran – Anestesi
– Gangguan saraf – Parestesi
Neurologis otak
– Paralisis – Ataksia
– Kejang – Gangguan fungsi
luhur
– Perangai – Depresi
Psikologis – Orientasi – Psikosis
– Ansietas
– Gatal – Kelainan kuku
Kulit
- Keringat – Infeksi kulit
– Struma – Akromegali
Endokrin – Tremor
– Kelemahan
– Diabetes umum
– Nyeri sendi – Kejang otot
Muskuloskeletal – Bengkak sendi – Kelemahan otot
 Nyeri otot – Nyeri tulang
9

G. Riwayat Kebiasaan

Os tidak pernah mengkonsumsi minuman alkohol, jamu-jamuan.

Os tidak merokok.

H. Riwayat Makanan & Minuman

Frekuensi/hari : 1-3 x/ hari

Jumlah/hari : Satu porsi

Variasi/hari : Bervariasi

Nafsu makan : Menurun

2.3 Pemeriksaan Fisik

A. Pemeriksaan Umum

Keadaan umum : Tampak sakit sedang


Kesadaran : Compos mentis
Tekanan darah : 90/50 mmHg
Nadi : 102 x/menit, regular
Suhu : 39,7 ⁰C
Pernapasan : 24 x/menit, regular
Sianosis : Tidak sianosis
Berat Badan : 49 kg
Tinggi badan (cm) : 150 cm
IMT : BB/TB(m)2= 49/1,50 = 21,7 (Berat badan Ideal)
B. Aspek Kejiwaan

Tingkah laku : Wajar/Gelisah/Tenang/Hipoaktif/Hiperaktif

Alam perasaan : Biasa/Sedih/Gembira/Cemas/Takut/Marah

Proses pikir : Wajar/Cepat/Gangguan Waham/Fobia/Obsesi


10

C. Status Generalisata

 Kulit

Warna : Sawo matang Efloresensi : Tidak ada

Jaringan parut : Tidak ada Pigmentasi : Tidak ada

Pertumbuhan rambut : Normal Pembuluh darah : Normal

Suhu raba : Hangat Lembab/kering : Lembab

Keringat, umum : Biasa Turgor : Normal

 Kepala

Ekspresi wajah : Normal Simetris muka : Simetris

Rambut : Normal

 Mata

Eksolftalmus : Tidak ada Endoftalmus : Tidak ada

Kelopak : Normal Lensa : Normal

Konjungtiva : Anemis Visus : Normal

Sklera : Normal Gerakan mata : Normal

Lap.penglihatan : Normal Tek. bola mata : Normal

Deviatio konjungtiva : Tidak ada Nistagmus : Tidak ada

 Telinga

Tuli : Tidak tuli Selaput pendengaran : Tidak diperiksa

Lubang : Normal Penyumbatan : Tidak ada

Serumen : Tidak diperiksa Perdarahan : Tidak ada

 Hidung

Trauma : Tidak ada Nyeri : Tidak ada


11

Sekret : Tidak ada Pernafasan cuping hidung : Tidak ada

 Mulut

Bibir : Tidak sianosis Tonsil : Normal

Langit-langit : Hiperemis Bau nafas : Tidak berbau

Trismus : Normal Lidah : Normal

Faring : Normal

 Leher

Tekanan vena jugularis : JVP 5±2 cm H2O

Kelenjar tiroid : Normal, tidak ada pembesaran

Kelenjar limfe : Normal, tidak ada pembesaran

 Kelenjar getah bening

Submandibula : Tidak teraba Leher : Tidak teraba

Supraklavikula : Tidak teraba Ketiak : Tidak teraba

Lipat paha : Tidak teraba

 Thorak

Bentuk : Simetris kiri = kanan

Sela iga : Normal

 Paru Depan Belakang

Inspeksi : Bentuk normal, statis, dinamis dan simetris, retraksi tidak

ada.

Palpasi : Vokal fremitus kanan dan kiri normal , massa (-),

krepitasi (-)

Perkusi : Sonor pada kedua lapang paru


12

Auskultasi : Suara nafas vesikuler, ronkhi tidak ada, whezzing tidak


ada.
 Jantung

Inspeksi : Iktus cordis tidak tampak

Palpasi : Iktus cordis tidak teraba; thrill (-)

Perkusi :

Batas jantung kiri atas : ICS II linea parasternalis sinistra

Batas jantung kiri bawah : ICS IV linea midclavicula sinistra

Batas Jantung kanan atas : ICS II linea parasternalis dextra

Batas jantung kanan bawah : ICS IV linea sternalis dextra

Auskultasi : Bunyi jantung I dan II regular murni; Murmur (-) grade;


Gallop (-)
 Abdomen

Inspeksi : Bentuk datar, caput medusa (-), ikterik (-)

Auskultasi : Bising usus (+) normal

Palpasi : Nyeri tekan epigastrium (+); Rabaan seperti papan (-);


Hati tidak teraba, lien splenomegali (+) schuffner I;
Shifting dullness (-); Nyeri ketok CVA (-) Kiri/Kanan;
Ballotement ginjal (-)
Perkusi : Timpani (+),lien pekak pada batas bawah iga saat

inspirasi dalam.

 Ekstremitas

 Ekstremitas superior dextra dan sinistra :

Oedem (-), deformitas (-), sianosis (-), nyeri sendi (+), ptekie (+),

eritem palmar (-), akral dingin (-), krepitasi (-)


13

 Ekstremitas inferior dextra dan sinistra :

Oedem (-), deformitas (-), sianosis (-), nyeri sendi (+), ptekie (+),

eritem palmar (-), akral dingin (-), krepitasi (-)

2.4 Pemeriksaan Penunjang

 Laboratorium 02 Januari 2019


HEMATOLOGI
No. Pemeriksaan Hasil Normal Satuan
1. Hemoglobin 11,2 LK 14–18 Wn 12–16 gr/dl
2. Leukosit 4.700 4.500–10.700 ul
3. Hit. Jenis Leukosit Basofil 0 0–1 %
4. Hit. Jenis Leukosit Eosinofil 0 0–3 %
5. Hit. Jenis Leukosit Batang 1 2–6 %
6. Hit. Jenis Leukosit Segmen 73 50–70 %
7. Hit. Jenis Leukosit Limfosit 22 20–40 %
8. Hit. Jenis Leukosit Monosit 4 2–8 %
9. Eritrosit 3,8 Lk 4,6–6,2 Wn 4,2–6,4 ul
10. Hematokrit 30 Lk 40–54 Wn 38–47 %
11. Trombosit 50.000 159.000–400.000 ul
12. MCV 78 80–96 fl
13. MCH 29 27–31 pg
14. MCHC 36 32–36 gr/dl
IMUNOLOGI
No. Pemeriksaan Hasil Normal Satuan
1. Dengue Fever IgG Reaktif (+)
2. Dengue Fever IgM Reaktif (+)

 Laboratorium 03 Januari 2019


HEMATOLOGI
No. Pemeriksaan Hasil Normal Satuan
1. Hemoglobin 11,7 LK 14–18 Wn 12–16 gr/dl
2. Leukosit 2.500 4.500–10.700 ul
3. Hit. Jenis Leukosit Basofil 0 0–1 %
4. Hit. Jenis Leukosit Eosinofil 0 0–3 %
5. Hit. Jenis Leukosit Batang 1 2–6 %
6. Hit. Jenis Leukosit Segmen 52 50–70 %
7. Hit. Jenis Leukosit Limfosit 42 20–40 %
14

8. Hit. Jenis Leukosit Monosit 5 2–8 %


9. Eritrosit 4,0 Lk 4,6–6,2 Wn 4,2–6,4 ul
10. Hematokrit 29 Lk 40–54 Wn 38–47 %
11. Trombosit 53.000 159.000–400.000 ul
12. MCV 79 80–96 fl
13. MCH 29 27–31 pg
14. MCHC 36 32–36 gr/dl
IMUNOLOGI
No. Pemeriksaan Hasil Normal Satuan
1. Dengue Fever IgG Reaktif (+)
2. Dengue Fever IgM Reaktif (+)

 Laboratorium 04 Januari 2019


HEMATOLOGI
No. Pemeriksaan Hasil Normal Satuan
1. Hemoglobin 11,0 LK 14–18 Wn 12–16 gr/dl
2. Leukosit 3.300 4.500–10.700 ul
3. Hit. Jenis Leukosit Basofil 0 0–1 %
4. Hit. Jenis Leukosit Eosinofil 0 0–3 %
5. Hit. Jenis Leukosit Batang 1 2–6 %
6. Hit. Jenis Leukosit Segmen 74 50–70 %
7. Hit. Jenis Leukosit Limfosit 21 20–40 %
8. Hit. Jenis Leukosit Monosit 4 2–8 %
9. Eritrosit 3,9 Lk 4,6–6,2 Wn 4,2–6,4 ul
10. Hematokrit 28 Lk 40–54 Wn 38–47 %
11. Trombosit 83.000 159.000–400.000 ul
12. MCV 80 80–96 fl
13. MCH 29 27–31 pg
14. MCHC 36 32–36 gr/dl
IMUNOLOGI
No. Pemeriksaan Hasil Normal Satuan
1. Dengue Fever IgG Reaktif (+)
2. Dengue Fever IgM Reaktif (+)

2.5 Resume

Os datang ke rumah sakit Pertamina Bintang Amin dengan

keluhan utama demam tinggi. Os merasakan demam sejak ± 7 hari


15

sebelum masuk rumah sakit, demam dirasakan terus menerus. Os

mengatakan dalam seminggu sebelum masuk rumah sakit Os hanya

menahan sakitnya dengan meminum obat penurun panas. Menurut Os

demam turun bila diberikan obat penurun panas namun demam naik

kembali.

. Pasien juga merasakan nyeri otot atau pegal-pegal. Ada mual dan

muntah, muntah bersisi makanan dan minuman, semenjak sakit Os

mengaku ketika makan dan minum Os langsung merasa mual dan

memuntahkan makanan yang baru saja di makan, dan frekuensi muntah

dalam sehari bisa 20x muntah. Os mengatakan nyeri pada bagian

epigastrium, nafsu makan Os menurun dan Os mengeluh badan terasa

lemas. Os juga mengeluhkan BAB cair sejak 2 hari sebelum masuk rumah

sakit, frekuensi BAB cair bisa 4x sehari. BAK tidak ada keluhan, warna

kuning kecoklatan, darah dan lendir tidak ada. Saat ini Os sedang dalam

masa menstruasi hari ke 4. Pada tangan dan kaki Os muncul bintik –bintik

merah sejak 4 hari yang lalu. Os mengatakan tidak terdapat perdarahan

seperti mimisan maupun gusi berdarah dan tidak terdapat lidah kotor.

Pada hari senin tanggal 01 Januari 2019 Os mengatakan keluhan

yang dirasakan malah semakin bertambah, Os merasa sudah tidak tahan

lagi, Os mengeluh badan terasa lemas dan lesu. Kemudian diantar

keluarganya datang ke IGD Rumah Sakit Pertamina Bintang Amin pada

pukul 14.56 siang.


16

Saat itu Os datang dengan keluhan demam yang disertai dengan

terus menerus. Os mual dan muntah, muntah dirasakan sudah lebih dari

20x. Nyeri pada ulu hati, dan pegal-pegal atau linu di bagian kedua

kaki. Os juga mengatakan selama ± 2 hari ini BAB cair kurang lebih 4x.

Os mengatakan bahwa sebelumnya Os tidak ada riwayat dengan

keluhan yang sama sebelumnya. Os mengatakan, di Lingkungan rumah

sekitar Os banyak terdapat genangan air dan bekas kaleng yang

menumpuk. Tetangga Os juga mengalami hal yang sama seperti Os.

Saat diperiksa di IGD tekanan darah Os 90/50 mmHg; Nadi

102x/menit; Pernafasan 24x/menit; dan Suhu 39,7°C.

Pada abdomen didapatkan nyeri tekan epigastrium (+)

2.6 Daftar Malasah

 Anamnesis : – Demam terus menerus


– Mual dan muntah
– Nyeri otot atau pegal-pegal
– BAB cair
– Tidak nafsu makan
– Badan lemas

 Pemeriksaan fisik
- TD : 90/50 mmHg

- Suhu : 39.7°C

- Nyeri tekan Epigastrium

- Ptechiae (+)

 Pemeriksaan penunjang
- Hb 11,2 gr/dl
17

- Leukosit 4.700 ul

- Eritrosit 3,8 ul

- Hematokrit 30%

- Trombosit 50.000 ul

- Pemeriksaan Imunologi : Dengue Fever IgM (+), Dengue Fever IgG (+)
2.7 Diagnosis Kerja

Dengue Haemorragic Fever

2.8 Diagnosis Differensial

Demam Dengue

Dengue Haemorraghic Fever

2.9 Penatalaksanaan

A. Non Farmakologi

1. Tirah baring

2. Balance cairan

B. Farmakologi

1. IVFD RL 40 tpm (digunakan sebagai pengganti cairan)

2. Omeprazole vial 2x1

3. Ondancentron amp 2x1

4. Paracetamol tablet 3x1

5. Sulcrafat syrup 3x1

6. Lodia tablet 2x1

7. Ceftriaxone vial 2x1

8. Dexamethasone amp 2x1

9. Asam traneksamat amp 3x1


18

10. Sotatik 2 amp


19

2.10 RENCANA PEMERIKSAAN

A. Pemeriksaan imunologi IgG, IgM

2.11 Prognosis

Quo ad vitam : dubia ad bonam

Quo ad functionam : dubia ad bonam

Quo ad sanationam : dubia ad bonam

FOLLOW UP

02 Januari 2019
S Demam hari ke 8, sehari bisa muntah 10x, mual (+), nyeri kepala, nyeri ulu hati
(+), BAB cair sudah tidak lagi.
O Tanda-Tanda Vital
KU : tampak sakit ringan
Kesadaran : compos mentis
Tekanan darah : 90/70 mmHg
Nadi : 96 x/menit
Suhu : 36.6 o C
Pernapasan : 22 x/menit
Kepala:
Konjungtiva tidak anemis, sklera ikterik (-/-), pupil isokor, reflek cahaya
(+/+)
Leher:
JVP 5±2 cm H2O
Paru:
I : Bentuk normal, pergerakan dada simetris
P : Vokal fremitus kanan dan kiri normal
P : Sonor
A : Vesikuler (+/+)
Jantung:
I : Ictus cordis tidak terlihat
P : Ictus cordis teraba, thrill (-)
P : –batas jantung atas ICS II linea parasternalis sinistra
–batas jantung kiri ICS IV linea midclavicula sinistra
–batas jantung kanan ICS II linea parasternalis dextra
– batas jantung kanan ICS IV linea sternalis sinistra
A : Bunyi jantung I dan II regular murni; Murmur (-) grade; Gallop (-)
Abdomen:
I : Bentuk datar, caput medusa (-), ikterik (-)
20

A : Bising usus (+) normal


P : Nyeri tekan epigastrium (+); Rabaan seperti papan (-);
Hati tidak teraba, lien splenomegali (+) schuffner I; Shifting dullness (-); Nyeri
ketok CVA (-) Kiri/Kanan; Ballotement ginjal (-)
P : Timpani (+)
Extremitas:
Extremitas superior et inferior : nyeri sendi (+/+), ptechiae (+)
A Febris hari ke VIII e.c DHF
P  RL xxx tpm
 Ondancentron 2x1
 Sucralfat syr 3x1
 Omeprazole 2x1
 Pct tab 3x500mg
 Lodia 2x1 tab
 Cek DR ulang dan Imunologi IgG dan IgM
03 Januari 2019
S Kepala terasa pusing sedikit, belum BAB
O Tanda-Tanda Vital
KU : tampak sakit ringan
Kesadaran : compos mentis
Tekanan darah : 90/70 mmHg
Nadi : 80 x/menit
Suhu : 36,5 o C
Pernapasan : 20 x/menit
Kepala:
Konjungtiva tidak anemis, sklera ikterik (-/-), pupil isokor, reflek cahaya
(+/+)
Leher:
JVP 5±2 cm H2O
Paru:
I : Bentuk normal, pergerakan dada simetris
P : Vokal fremitus kanan dan kiri normal
P : Sonor
A : Vesikuler (+/+)
Jantung:
I : Ictus cordis tidak terlihat
P : Ictus cordis teraba, thrill (-)
P : –batas jantung atas ICS II linea parasternalis sinistra
–batas jantung kiri ICS IV linea midclavicula sinistra
–batas jantung kanan ICS II linea parasternalis dextra
– batas jantung kanan ICS IV linea sternalis sinistra
A : Bunyi jantung I dan II regular murni; Murmur (-) grade; Gallop (-)

Abdomen:
21

I : Bentuk datar, caput medusa (-), ikterik (-)


A : Bising usus (+) normal
P : Nyeri tekan epigastrium (+); Rabaan seperti papan (-);
Hati tidak teraba, lien splenomegali (+) schuffner I; Shifting dullness (-); Nyeri
ketok CVA (-) Kiri/Kanan; Ballotement ginjal (-)
P : Timpani (+)
Extremitas:
Extremitas superior et inferior : nyeri sendi (-/-), ptechiae (+)
A Febris hari ke IX ec DHF
P  RL xxx tpm
 Omeprazole 2x1
 Ondancentron 2x1
 Pct tab 3x1
 Sulcrafat syr 3x1
 Lodia tab 2x1
 Ceftriaxone 2x1
 Dexamethasone 2x1
 Asam traneksamat 3x1
 Sotatik 2 amp
04 Januari 2019
S Tidak ada keluhan
O Tanda-Tanda Vital
KU : tampak sakit ringan
Kesadaran : compos mentis
Tekanan darah : 100/70 mmHg
Nadi : 80 x/menit
Suhu : 36,4 o C
Pernapasan : 20 x/menit
Kepala:
Konjungtiva tidak anemis, sklera ikterik (-/-), pupil isokor, reflek cahaya
(+/+)
Leher:
JVP 5±2 cm H2O
Paru:
I : Bentuk normal, pergerakan dada simetris
P : Vokal fremitus kanan dan kiri normal
P : Sonor
A : Vesikuler (+/+)
Jantung:
I : Ictus cordis tidak terlihat
P : Ictus cordis teraba, thrill (-)
P : –batas jantung atas ICS II linea parasternalis sinistra
–batas jantung kiri ICS IV linea midclavicula sinistra
22

–batas jantung kanan ICS II linea parasternalis dextra


– batas jantung kanan ICS IV linea sternalis sinistra
A : Bunyi jantung I dan II regular murni; Murmur (-) grade; Gallop (-)
Abdomen:
I : Bentuk datar, caput medusa (-), ikterik (-)
A : Bising usus (+) normal
P : Nyeri tekan epigastrium (+); Rabaan seperti papan (-);
Hati tidak teraba, lien splenomegali (+) schuffner I; Shifting dullness (-); Nyeri
ketok CVA (-) Kiri/Kanan; Ballotement ginjal (-)
P : Timpani (+)
Extremitas:
Extremitas superior et inferior : nyeri sendi (-/-)
A Febris hari ke X e.c DHF
P  RL xx tpm
 Sulcrafat syr 3x1
 Domperidon 3x1
 Lansoprazole 2x1
 BLPL
23

BAB III

ANALISIS KASUS

Pada kasus ini diagnosis ditegakkaan berdasarkan hasil anamnesis,

pemeriksaan fisik dan pemeriksaan penunjang.

Dari anamnesis didapatkan Os demam ± 7 hari yang terus menerus, Pasien

juga merasakan nyeri otot atau pegal-pegal. Ada mual dan muntah, muntah bersisi

makanan dan minuman, semenjak sakit Os mengaku ketika makan dan minum Os

langsung merasa mual dan memuntahkan makanan yang baru saja di makan, dan

frekuensi muntah dalam sehari bisa 20x muntah. Os mengatakan nyeri pada

bagian epigastrium, nafsu makan Os menurun dan Os mengeluh badan terasa

lemas. Os juga mengeluhkan BAB cair sejak 2 hari sebelum masuk rumah sakit,

frekuensi BAB cair bisa 4x sehari. Saat ini Os sedang dalam masa menstruasi hari

ke 4. Pada tangan dan kaki Os muncul bintik –bintik merah sejak 4 hari yang lalu.

Os mengatakan, di lingkungan rumah sekitar Os banyak terdapat genangan

air dan bekas kaleng yang menumpuk. Tetangga Os juga mengalami hal yang

sama seperti Os.

Pada pemeriksaan fisik didapatkan, tekanan darah Os 90/50 mmHg; Nadi

102x/menit; Per.nafasan 24x/menit; dan Suhu 39,7°. Dan ditemukan nyeri tekan

pada bagian epigastrium, akral hangat. Dan pada pemeriksaan penunjang

labolatorium darah lengkap di dapatkan pasien trombositopenia dan pada

pemeriksaan imunologi IgG dan IgM didapatkan hasil reaktif (+).


24

Infeksi virus dengue tergantung dari faktor yang mempengaruhi daya

tahan tubuh dengan faktor-faktor yang mempengaruhi virulensi virus. Dengan

demikian infeksi virus dengue dapat menyebabkan keadaan yang bermacam-

macam, mulai dari tanpa gejala (asimtomatik), demam ringan yang tidak spesifik

(undifferentiated febrile illness), Demam Dengue, atau bentuk yang lebih berat

yaitu Demam Berdarah Dengue (DBD) dan Sindrom Syok Dengue (SSD).

Salah satu fitur yang dapat digunakan untuk definisi secara klinis dari

demam berdarah dengue adalah hasil yang positif dari tes tourniquet, Tes

tourniquet merefleksikan fragilitas dari kapiler dan trombositopeni. Nilai

laboratorium ini menunjukan adanya trombositopenia (<100.000/mm 3),

trombositopeni merupakan kelainan laboratorium yang sering didapatkan sebagai

manifestasi klinis dari demam berdarah dengue, sedangkan pada demam dengue

nilai trombosit jarang berada dibawah 100.000/mm3. Perdarahan merupakan

manifestasi yang sering didapatkan pada infeksi dengue, perdarahan sangat

bervariasi dan muncul bervariasi pada tubuh. Demam dengue juga telah

dihubungkan dengan manifestasi perdarahan yang tidak lazim. Perdarahan pada

demam berdarah merupakan multifaktorial. Penurunan pada platelet dan

fibrinogen merupakan dua faktor yang paling berkaitan dengan kelainan

hemostatik perdarahan pada demam berdarah.. Perdarahan spontan telah

dihubungkan dengan jumlah trombosit < 20.000. Pada penelitian di india,

ditemukan bahwa tidak ada perbedaan yang signifikan dalam manifestasi

perdarahan antara pasien dengan tromositopenia maupun non trombositopenia.


25

Meskipun pada pasien ini pertama kali didiagnosa demam dengue, namun

adanya faktor faktor resiko untuk terjadinya syok harus dicermati, sehingga dapat

meramalkan akan terjadinya kedaruratan. Indicator fase syok ditandai dengan

suhu turun pada hari ke 4-5, jarak systole dan diastole memendek <20 mmHg,

nadi cepat tanpa demam, hipotensi/tekanan darah turun, leucopenia < 5.000/ul.

Berdasarkan tanda-tanda tersebut berarti anak ini belum masuk kepada fase syok.
26

DAFTAR PUSTAKA

1. Djunaedi, D. 2006. Demam Berdarah Dengue (DBD). Malang : Penerbit


Universitas Muhammadiyah Malang.
2. Dinas Kesehatan Kota Semarang, 2011. Data Kasus Demam Berdarah
Dengue Kota Semarang Tahun 2006 sampai dengan 2010. Semarang.
Dinas Kesehatan Kota Semarang.
3. Departemen Kesehatan RI. 2010. Data Kasus DBD Per Bulan Di Indonesia
Tahun 2010, 2009 Dan Tahun 2008. Diunduh dari
http://www.penyakitmenular.infouserfilesdata-20kasus-20DBD209-
20februari202011.pdf
4. Subandrio, A. 1984. Perkembangan Pemeriksaan Serologi untuk Konfirmasi
Infeksi Dengue di Bagian Mikrobiologi FK UI, dalam B. Haryanto et,
al, (ed) : Berbagai Aspek Demam Berdarah Dengue dan
Penanggulangannya, Pusat Penelitian Kesehatan Lembaga Penelitian UI.
5. Gibbons RV, Vaughn DW. Dengue: an escalating problem. BMJ, (online),
2002;324;1563-1566, (http://www.bmj.com, diakses 21 februari 2008).
6. Phuong CXT, Nhan NT, Wills B et al. Evaluation of the World Health
Organization standard tourniquet test and a modified tourniquet test in the
diagnosis of dengue infection in Viet Nam. Tropical Medicine and
International Health. february 2002 volume 7 no 2 pp 125–132
7. Behrman RE, Kliegman RM, Jenson HB. 2004. Nelson textbook of pediatrics
17th ed. Saunders. Philadelphia.

Anda mungkin juga menyukai