Jelajahi eBook
Kategori
Jelajahi Buku audio
Kategori
Jelajahi Majalah
Kategori
Jelajahi Dokumen
Kategori
I. Pendahuluan
COVID-19 telah mengakibatkan cakupan imunisasi rutin lengkap anak
menjadi rendah. Untuk mengejar kekurangan cakupan tersebut pemerintah
menyelenggarakan Bulan Imunisasi Anak Nasional (BIAN) dalam rangka pekan
imunisasi dunia. Penurunan cakupan imunisasi rutin baru-baru ini disebabkan oleh
berbagai faktor termasuk gangguan rantai pasokan, aturan pembatasan kegiatan,
dan berkurangnya ketersediaan tenaga kesehatan, yang menyebabkan
penghentian sebagian layanan vaksinasi pada puncak pandemi COVID-19.
II. Latar Belakang
Pandemi Covid-19 memberikan dampak yang signifikan terhadap penurunan
angka imunisasi dari 84,2% pada tahun 2020 menjadi 79,6% pada tahun 2021.
Akumulasi anak yang tidak mendapat imunisasi rutin lengkap dapat berakibat tidak
terbentuknya herd immunity sehingga meningkatkan potensi terjadinya Kejadian
Luar Biasa bahkan wabah. Mayoritas wilayah Indonesia beresiko tinggi terjadi
penularan Virus Campak dan Polio dan telah terjadi peningkatan kasus yang
signifikan diawal Tahun 2022. Bila situasi ini dibiarkan maka penularan penyakit
semakin meluas. Peningkatan kasus dan KLB dapat menjadi beban ganda di
tengah pandemi yang belum selesai.
Sebagai bagian dari masyarakat global, Indonesia telah berkomitmen untuk
mencapai target global seperti mencapai eliminasi campak-rubella/Congenital
Rubella Syndrome (CSR) pada tahun 2023 serta mempertahankan Indonesia
BEBAS Polio dan mewujudkan Dunia Bebas Polio pada tahun 2026. Sehubungan
dengan hal itu, dibutuhkan suatu upaya kolaboratif terintegrasi yang dapat
mengharmoniskan kegiatan imunisasi tambahan dan imunisasi kejar guna
menutup kesenjangan imunitas di masyarakat. Upaya tersebut dilaksanakan
melalui kegiatan yang dinamakan Bulan Imunisasi Anak Nasional
(BIAN). Bulan Imunisasi Anak Nasional adalah kegiatan pemberian imunisasi
tambahan Campak-Rubela dan pemberian Imunisasi Kejar pada anak yang belum
mendapatkan imunisasi lengkap.
Program BIAN akan dilakukan dalam 2 tahap. Tahap I dimulai pada Mei 2022
di Sumatera, Kalimantan, Sulawesi, Nusa Tenggara, Maluku dan Papua dan
Tahap II akan berlangsung pada Agustus 2022 di Jawa dan Bali. Sebelum
melakukan Program BIAN puskesmas diharapkan mampu menentukan estimasi
jumlah sasaran sebagai acuan untuk melakukan penjangkauan sasaran.
Puskesmas harus melakukan pendataan rill dan mengumpulkan data individu,
kemudian data tersebut menjadi dasar dalam melakukan verifikasi data sasaran
per individu melalui dashboard Aplikasi Sehat IndonesiaKu (ASIK).
III. Tujuan
A. Tujuan Umum
Meningkatkan cakupan imunisasi rutin pada bayi dan balita.
B. Tujuan Khusus
1. Mencapai dan mempertahankan kekebalan populasi yang tinggi.
2. Mencapai eliminasi Campak-Rubela.
3. Mempertahankan status Indonesia Bebas Polio.
4. Mempertahankan eliminasi tetanus pada ibu hamil dan bayi baru lahir.
5. Mengendalikan penyakit difteri dan pertusis.
VI. Sasaran
Semua bayi dan balita kelahiran tahun 2018 sampai dengan 2022 yang
berdomisili di wilayah kerja Puskesmas Pundong.
Penanggung Jawab
Koordinator UKM
Pelayanan Imunisasi