Anda di halaman 1dari 49

LAPORAN PRAKTEK KERJA INDUSTRI

PUSAT KESEHATAN MASYARAKAT (PUSKESMAS)


CILEUNGSI
TAHUN PELAJARAN 2020-2022

Diajukan untuk memenuhi salah satu syarat


Memperoleh nilai kelulusan Kompetensi Keahlian
Dan mengikuti Ujian Nasional

Disusun Oleh:
RATNA AGUSTINA
1020019
FARMASI KLINIS

PROGRAM KEAHLIAN FARMASI


BIDANG KEAHLIAN KESEHATAN DAN PEKERJAAN
SOSIAL
MAJELIS PENDIDIKAN DASAR DAN MENENGAH
PIMPINAN CABANG MUHAMMADIYAH
SMK MUHAMMADIYAH 4
Perum. PT. semen cibinong JL. Anggrek no 86
Cileungsi,Bogor 16820 Telp.(021)82497202

1
LEMBAR PERSETUJUAN

Nama : Ratna Agustina


NIS/NISN : 1020091/0044739543
Bidang Keahlian : Kesehatan
Program Keahlian : Farmasi Klinis
Kompetensi Keahlian : Farmasi
Lokasi Prakerind : Puskesmas Cileungsi
Masa Prakerind : 7 Februari 2022 s.d 4 Maret 2022

Pembimbing Industri Pembimbing Sekolah

FAJAR BUDIMAN,S.Farm,Apt KRISMIYATI,S.Farm.,Apt


NIP.19891212019021005 NIK/NBM: 970/-

Kepala Seksi Hubungan Industri dan Kepala Program Keahlian


Hubungan Masyarakat Kesehatan

YUSTISIA MAIDANI,S.Pd RAHAYU RAHMANI I,S.Kep,Ns


NIK/NBM: 0459/.1.158.768 NIK/NBM: 0744/-

Menyetujui,
Kepala SMK Muhammadiyah 4 Cileungsi

EKO ENDRO PURNOMO SE, M. pd


NIK/NBS: 0201/953.868

2
LEMBAR PENGESAHAN

Nama : Ratna Agustina


NIS/NISN : 1020091/0044739543
Bidang Keahlian : Kesehatan
Kompetensi Keahlian : Farmasi
Lokasi Prakerind : Puskesmas Cileungsi
Masa Prakerin : 7 Februari 2022 s.d 4 Maret 2022)

Penguji I Penguji II
Puskesmas Cileungsi SMK Muhammadiyah 4 Cileungsi

Kepala Seksi Hubungan Industri dan Kepala Program Farmasi


Hubungan Masyarakat

YUSTISIA MAIDANI,S.Pd RAHAYU RAHMANI I., S.Kep., Ns


NIK/NBM: 049/1.154.768 NIK/NBM: 744/-

Menyetujui,
Kepala SMK MUHAMMADIYAH 4 CILEUNGSI

EKO ENDRO PURNOMO,SE, M.Pd


NIK/NBM: 0201/953.868

3
KATA PENGANTAR

Kami panjatkan puja dan puji syukur kami ke hadirat Allah SWT, Yang
sudah melimpahkan hidayahnya serta memberi kami kesempatan didalam
menyelesaikan laporan PKL atau Praktek Kerja Lapangan yang sudah kami buat
ini.

Walaupun demikian penyusunan berusaha dengan semaksimal mungkin


demi kesempurnaan penyusunan laporan ini baik dari hasil kegiatan belajar
mangajar di sekolah, maupun dalam menunaikan praktik kerja di dunia.

Praktek kerja yang satu ini ialah salah satu upaya didalam menjalin sebuah
kerja sama secara baik didalam bidang ekonomi di Masyarakat menengah serta
mengetahui Laporan kefarmasian. Dan kami juga mengharapkan praktek kerja ini
yang akan memberi banyak sekali manfaat untuk kami para mahasiswi.

Dalam kesempatan ini, penulis mengucapkan banyak terimakasih kepada


semua pihak yang membantu dalam penyusunan laporan prakerin kerja lapangan
ini, diantaranya:

1. Bapak Eko Endro Purnomo, SE, M.Pd, sebagai Kepala Sekolah SMK
Muhammadiah 4 Cileungsi
2. Ibu Rahayu Rahmani I.,S.Kep, Ns, sebagai Kepala Program Keahlian
Kesehatan
3. Ibu Yustisia Maidani,S.Pd, sebagai Kepala Seksi Hubungan Industri
dan Hubungan Masyarakat
4. Ibu Apt, Krismiati,S.Farm.,Apt, sebagai Pembimbing Utama Prakerin
5. Bapak dr.Faraitoddy, sebagai Kepala Puskesmas Cileungsi
6. Ibu Suci Rochayati S.KM, sebagai Kepala Personalia/TU Puskesmas
Jonggol
7. Bapak Apt, Fajar Budiman,. S.Farm, sebagai Apoteker Pembimbing
PKL Puskesmas Cileungsi
8. Staff Pegawai Puskesmas Cileungsi
9. Orang tua yang selalu mendukung kami

4
10. Semua pihak yang telah membantu dalam penyusunan laporan
prakerin

Akhir kata,penyusun berharap laporan ini dapat bermanfaat bagi pembaca


dan juga dapat menjadi referensi untuk peserta didik yang akan dating serta dapat
membantu bagi kemajuan serta perkembangan SMK MUHAMMADIYAH 4
CILEUNGSI. Sekali lagi penyusun ucapkan banyak terima kasih banyak kepada
semua pihak yang telah membantu, semoga Allah SWT membalas semua
kebaikan kalian. Aamiin.

Cileungsi,Februari 2022

Ratna Agustina

DAFTAR ISI
LEMBAR PERSETUJUAN........................................................................... 2
LEMBAR PENGESAHAN............................................................................ 3
KATA PENGANTAR.................................................................................... 4

5
DAFTAR ISI................................................................................................... 6
BAB I PENDAHULUAN.......................................................................... 7
1. Latar Belakang............................................................................. 7
2. Tujuan Prakerin............................................................................ 8
3. Manfaat Prakerin.......................................................................... 9
BAB II PROFIL PENGESAHAN.............................................................. 10
1. Sejarah Puskesmas....................................................................... 10
2. Visi dan Misi Puskesmas............................................................. 12
3. Identitas Puskesmas..................................................................... 13
4. Struktur Organisasi...................................................................... 14
5. Ruang Lingkup Puskesmas.......................................................... 15
6. Tata Tertib Puskesmas................................................................. 16
7. Job Deskripsi/DU/DI................................................................... 17
BAB III LAPORAN KEGIATAN............................................................... 19
1. Waktu dan Tempat Pelaksanaan.................................................. 19
2. Kegiatan Prakerin......................................................................... 19
3. Kegiatan Kerja Dasar Farmasi di Puskesmas.............................. 20
4. Langkah-langkah Kerja................................................................ 45
5. Pembahasan Hasil Prakerin.......................................................... 48
6. Hambatan/ Kendala Prakerin....................................................... 48
1. Kesimpulan.................................................................................. 49
2. Saran............................................................................................ 49
DAFTAR PUSTAKA...................................................................................... 50
LAMPIRAN-LAMPIRAN............................................................................. 50

BAB I

PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG

6
Praktik Kerja Industri dilaksanakan untuk melatih dan memberikan
pengajaran kepada siswi dalam Dunia Industri atau Dunia Usaha yang relevan
terkait kompetensi keahlian masing masing. Selain itu prakerin juga bertujuan
untuk memberikan bekal ilmu dalam dunia kerja agar dimasa mendatang para
siswa dapat bersaing dalam dunia atingc yang semakin ketat seperti saat ini, untuk
mempersiapkan siswa agar memiliki kemampuan teknis dengan wawasan yang
luas dan fleksibel di era kemajuan teknologi dan ilmu pengetahuan, meningkatkan
mutu dalam Sekolah Menengah Kejuruan (SMK), serta mengasah dan
mengimplementasikan materi yang diperoleh siswa dari sekolah masing masing
terkait jurusannya. Kegiatan prakerin merupakan salah satu bentuk kegiatan dari
sekian banyak visi dan misi SMK MUHAMMADIYAH 4 CILEUNGSI dalam
mempersiapkan siswa dan siswinya untuk memasuki dunia usaha (DI/DU)
nantinya. Dunia usaha tersebut tentunya tidak dapat diperoleh dengan mudah,
maka dari itu para siswa tidak hanya dibekali dengan teori belajar saja tetapi juga
pemahaman tentang lingkungan yang akan mereka hadapi setelah lulus sekolah.

B. TUJUAN PRAKERIN
Pelaksanaan Pendidikan Praktik Kerja Industri degan tujuan:

a. Mengimplementasikan materi pembelajaran yang dapat dari kegiatan


pembelajaran di sekolah dan di aplikasikan langsung pada perusahaan/DU/DI.

b. Menabah “Link and Match” antara sekolah menengah kejurusan (SMK) dengan
dunia usaha dan atingc.

c. Membentuk pola atin dan budaya kerja pada siswa secara langsung dan
kompetitif.

d. Menambah dan mengembangkan ilmu pengetahuan, life skill, dan kompetisi


keahlian siswa.

e. Memahami secara langsung proses produksi, management, administrasi, serta


ruang lingkup yang terdapat pada dunia atingc.

7
f. Mengenalkan dan memasarkan siswa terhadap dunia dan atingc dalam
perekrutan tenaga kerja paska kelulusan ditingkat SMK.

g. Menjalin kerja sama yang baik antara sekolah dengan dunia atingc maupun
dunia usaha

C. SASARAN POKOK PRAKERIN

a. Siswa menguasai penggunaan, khasiat, dan efek samping obat.

b. Siswa memahami gejala, pencegahan berbagai macam penyakit.

c. Siswa mampu mengidentifikasi alat kesehatan.

d. Agar guru/pembimbing lebih meningkatkan mutu pendidikan siswa-siswi


sebelum melaksanakan prakerin.

e. Siswa perlu meningkatkan kemampuan dan ketrampilan dalam melakukan


kegiatan kefarmasian

f. Siswa mampu meracik obat dan menyiapkan sediaan obat sesuai resep dokter.

D. MANFAAT PRAKERIN

a. Setelah melaksanakan prakerin kita lebih tahu tentang berbagai macam obat dan
yang semula kita tidak tahu kini kita menjadi sedikit lebih tahu.

b. Dalam melaksanakan prakerin kita ati lebih tanggung jawab dengan pekerjaan,
waktu, dan terhadap profesi kita.

c. Wawasan kita semakin lebih banyak setelah melaksanakan prakerin.

d. Semakin paercaya diri saat kita menerangkan kegunaan obat yang di tanyakan
oleh konsumen.

8
BAB II

PROFIL PUSKESMAS CILEUNGSI

A. SEJARAH PENDIRIAN DAN PERKEMBANGAN

9
Pada tahun 1950 warga masyarakat Cileungsi merasa membutuhkan
sarana pelayanan kesehatan, dan pada saat itu belum ada tempat untuk pelayanan
kesehatan. Dengan adanya seorang ating, kemudian mengajukan ke jabatan
kesehatan wilayah Bogor dan mendapatkan respon dari pihak jabatan kesehatan.
Sehingga tim dari jabatan kesehatan Kabupaten Bogor yang diwakili oleh SB
Zahar, melakukan survey lokasi ke Cileungsi. Ada pula sebidang tanah milik
R.Roekmini Danoe Tinggal dijalan Panaragan no. 22 Bogor, yang dianggap
strategis untuk dijadikan sebagai tempat pelayanan kesehatan masyarakat
cileungsi, tidak ada kesulitan pada saat itu akhirnya pihak jawatan kesehatan
kabupaten bogor diwakili SB Zahar, melakukan musyawarah kaitan dengan tanah
tersebut yang akhirnya. Tanggal 22 September 1952. Sebidang tanah di beli oleh
Pemda kabupaten Bogor dengan luas tanah 3720 m dan berikut timbuh-tumbuhan
dan bangunan rumah pembatasan dengan:

A. Sebelah barat : Jalan cileungsi – Jonggol


B. Sebelah selatan : Pekarangan orang nama Ukim, Cileungsi Kidul
C. Sebelah timur : Pekarangan orang nama Misat, Cileungsi Kidul
D. Sebeah utara : Jalan Cileungsi – Setu

Bangunan yang sudah ada selanjutnya dimanfaatkan menjadi Balai


Pengobatan Cileungsi dan digunakan sebagai klinik rawat jalan, yang pada saat itu
menjadi pelaksana kegiatan seorang Mantri bernama Amasan Tjian, kemudian
berkembang terus. Pada tahun 1959 tepatnya tanggal 20 Maret 1959, Balai
Pengobatan Cileungsi, berubah menjadi Puskesmas Cileungsi.

Berdasarkan Peraturan Menteri Kesehatan Republik atingc Nomor 43 Tahun


2019 tentang puskesmas adalah:

a. Tugas Pokok:

1. Melaksanakan untuk mencapai tujuan pembangunan kesehatan di wilayah


kerjanya.

10
2. Puskesmas mengintekrasikan program yang dilaksanaknnya dengan
pendekatan keluarga.
3. Pendekatan keluarga merupakan salah satu cara puskesmas
mengintegrasikan program untuk meningkatkan jangkauan sasaran yang

mendekatkan akses pelayanan kesehatan di wilayah kerjanya dengan


mendatangi keluarga.

b. Fungsi :

1. Penyelenggaraan Upaya Kesehatan Masyarakat tingkat pertama di wilayah


kerjanya
2. Penyelenggaraan Upaya Kesehatan Perorangan (UKP) tingkat pertama di
wilayah kerjanya.

Pada saat melaksanakan fungsi penyelenggaraan UKM tingkat pertama di


wilayah kerjanya Puskesmas berwenang untuk:

A. Menyusun perencanaan kegiatan berdasarkan hasil analisis masalah


kesehatan masyarakat dan kebutuhan pelayanan yang di perlukan
B. Melaksanakan atfoasi dan sosialisasi kebijakan kesehatan.
C. Melaksanakan komunikasi, informasi, edukasi, dan pemberdayaan
masyarakat dalam bidang kesehatan
D. Menggerakan masyarakat untuk mengidentifikasi menyelesaikan masalah
kesehatan setiap tingkat perkembangan masyarakat yang bekerjasama
dengen pimpinan wilayah dan ating lain terkait
E. Melaksakan pembinaan teknis terhaap institusi jaringan pelayanan
puskesmas upaya kesehatan bersumberdaya masyarakat.
F. Melaksanakan perencanaan kebutuhan peningkatan kopetensi sumberdaya
manusia puskesmas.
G. Memantau pelaksanaan pembangunan agar berwawasan kesehatan.
H. Memberikan pelayanan kesehatan yang berorientasi pada
keluarga,kelompok,dan masyarakat dengan mempertimbangkan ating
biologis, psikologis, ating, budaya, dan spiritual.

11
I. Melaksnakan pencatatan,pelaporan,dan evalasi terhadap akses,mutu,dan
cakupqn pelayanan kesehatan.
J. Memberikan rekomendasi terkait masalah kesehatan masyarkat kepada
dinas kesehatan di daerah kabupaten/kota, melaksanakan ating
kewaspadaan dini, dan respon penanggulangan penyakit.
K. Melaksanakan kegiatan pendekatan keluarga.
1. Melakukan kolaborasi dengan fasilitas pelayanan kesehatan tingkat
pertama dan rumah sakit di wilayah kerjanya melalui pengoordinasian
sumber daya kesehatan di wilayah kerja puskesmas.

B. VISI MISI PUSKESMAS CILEUNGSI

VISI :

“ Terwujudnya masyarakat Kabupaten Bogor mandiri untuk hidup sehat ”

MISI :

1. Mengembangkan pelayanan kesehatan dasar yang lengkap dan atingcst bagi


masyarakat.

2. Memberdayakan masyarakat dalam penggunaan berwawasan kesehatan.

3. Menggalang kemitraan denga ating terdekat.

MOTTO :

MELATI “ Melayani Segenap Hati.”

INOVASI PUSKESMAS CILEUNGSI

Inovasi Puskesmas Cileungsi adalah:

12
1) SACEDAK (Sadar Cek Dahak)
2) POJOK SATE (Projek Sadar Tensi)
3) GEMETAR (Gerakan Mesjid Tanpa Rokok)
4) RABU KE TASIK (Rabu ke Talkshow Kesehatan)
5) KASI PEPAYA (Konseling Asi Perawatan Payudara)
6) PEPESAN (Peduli Pekerja Periksa Kesehatan)

C. IDENTITAS PUSKESMAS CILEUNGSI

1. Nama Puskesmas : Puskesmas Cileungsi

2. Alamat Puskesmas : JL. Camat Enjan No. 1 Desa cileungsi Bogor

3. No Telpon : (021) 8230348

4. Email : puskesmascileungsi@gmail

5. Nama Pimpinan Puskesmas : dr. Faraitoddy

6. Nama Pembimbing : Apt. Fajar budiman S. Farm

D. STRUKTUR ORGANISASI PUSKESMAS CILEUNGSI

Kepala Puskesmas
Dr.Faraitoddy

13
KEPALA TATA USAHA
Suci Rochayati,SKM
UPAYA KESEHATAN
MASYARAKAT (UKM)

PENANGGUNG  Sistem Informasi Puskesmas : Nurlatifah A.


JAWAB UKM Md.Keb
ESSENSIAL DAN  Kepegawaian : Dania R.N.S
PERMENKES  Keuangan
o Pengelola oprerasional : Nurlatifah A.
Sri Md.Keb
Wijayanti,A.Md.ke o Bendahara IKN : Indri Sari A. Md.Keb
b o Pengelola BOK : Tri Wiyono, SEM
• Promkws termasuk UKS : Sri
Wijayanti.AMd.Keb PENANGGUNG PENANGGUNG
JAWAB UKP JAWAB
• Kesling : KIrana Puspitasari P, KEFARMASIAN DAN JARINGAN
Amd.Kes LABOLATORIUM PELAYANAN
• KIA Kesmas : Neneng Khaerani, Dr. Nindya Yessica PUSKESMAS
S.SIT DAN JEJARING
PELAYANAN
• KB Kesmas : Anggar A.Md.Keb
Pelayanan Umum : dr. Donald KESEHATAN
• Gizi Kesmas : Githa Ayu, Amd. Gt KESEHATAN
Lansia : Shindy Amelia A.Md.Keb
• P2 Penyakit : Ns. Aneu syamsiah Neneng
MTBS : Praditya Indriana A.Md.Keb Khaerani S.SIT
• Perkesmas : Neila, A.Md. Kep
Pemeriksaan Gigi dan Mulut : Drg.
Kumalasari, Siti Hanifah A.Md.Keb
PENANGGUNG JAWAB Jejaring
UKM PENGEMBANGAN Pemeriksaan KIA : Neneng khaerani S.SIT Puskesmas
Cileungsi (UPF
Shindy Amelia, AMd.Keb Pemeriksaan KB : Sri Anggar A.Md.Keb
Puskesmas dan
Pelayanan Gawaat Darurat : Acih Suharti Poskesdes dan
A.Md.Kep Bidan Desa}
• UKGMD : Drg Andi kumalasari
Pelauanan Gizi Klinik : Ambar Nurbani
• Kesehatan tradisional : Shindy S.Gt
Amelia A.Md.Keb
Pelayanan Persalinan : Dr. lisda Rosifah, Sri Jejaring Fasilitan
• Kesetahan lansia : Shindy Amelia Pelayanan
A.Md.Keb Anggar A.Md.Keb Pelayanan Rawat Inap : Kesehatan
Acih Suharti A.Md.Kep (Rumah sakit, Bp
• Kesehatan Kerja : Suci rochayati,
SEM Pelayanan Kefarmasian :Fajar Budiman Apt swasta, Bidan
E. RUANG LINGKUP PUSKESMAS CILEUNGSI Praktik Swasta)
• PTM : Tri Wiyono, SEM Labolatorium : Ratri Utami Amd.AK

14
Adapun uraian tugas-tugas, tanggungjawab dan wewenang pokok pada
Puskesmas Cileungsi adalah:

1 .Kepala Puskesmas

Kepala Puskesmas memiliki tugas untuk mengawasi kegiatan yang terjadi di


Puskesmas agar sesuai dengan tujuan yang telah ditetapkan baik oleh pemerintah
Dinkes maupun hasil rapat Puskesmas itu sendiri.

2. Kepala Tata Usaha

Kepala Tata Usaha memiliki tugas untuk melaksanakan seluruh fungsi manajemen
puskesmas bersama-sama dengan bagian pelaksana puskesmas sekaligus memiliki
fungsi sebagai manajer.

3. Pelaksana Farmasi

Pelaksana Farmasi memiliki tugas sebagai berikut:

a. Menerima resep yang harus ditebus oleh pasien.


b. Mendata jumlah obat yang keluar setiap hari dan setiap bulannya.
c. Memberikan laporan bulanan Pemakaian dan Lembar Permintaan Obat
(LPLPO) kepada Kepala Puskesmas dan kepada Kepala Farmasi Dinas
Kesehatan daerah Bogor.

4. Dokter gigi

Dokter gigi memiiki tugas melayani dan memeriksa pasien yang akan berobat
yang memiliki masalah dengan gigi dan mulut, dan dokter gigi dapat merujuk
pasien.

5. Pelaksana Vaksin

Pelaksana Vaksin memilki tugas dalam melaksanakan vaksin pada setiap harinya
di Puskesmas Cileungsi.

6. Pelaksana Kebidanan

Pelaksana Kebidanan memilki tugas sebagai pelaksana penyelenggara program


Kesehatan Ibu dan Anak (KIA), penyusunan rencana pelaksanaan kegiatan RPK,

15
dan juga melaksanakan kegiatan Posyandu sesuai dengan perencanaan yang telah
dilakukan.

7. Pelaksana Gizi

Pelaksana Gizi memiliki tugas yaitu memberikan penyuluhan kepada masyakarat


setempat mengenai pentingnya gizi bagi balita, anak-anak, dan dewasa.

8. Operator Komputer

Operator Komputer bertugas sebagai orang yang mengoperasikan atingc, dan


melakukan pengerjaan tugas yang berhubungan dengan atingc, seperti pengetikan
laporan, pengawasan penggunaan atingc dan hal lainnya.

F. TATA TERTIB PUSKESMAS

A. Tata tertib pemakaian seragam

1. Senin sampai dengan selasa memakai seragam PDH dengan atribut


lengkap, kerudung.
2. Rabu memakai baju putih, bawahan hitam.
3. Kamis Minggu ke-2 memakai batik baju hijau.
4. Kamis Minggu ke-3 memakai batik Merah Jambu.
5. Kamis Minggu ke-4 memakai batik merah.
6. Kamis Minggu ke-5 memakai batik bebas.
7. Jumat memakai pakaian olahraga atau batik.
8. Sabtu memakai pakaian bebas atingc sopan.

B. Tata tertib kerja

1) pelayanan umum.

2) Senin sampai dengan Kamis pukul 07. 15 Wib sampai 14.00 WIB.

3) Jumat pukul 07.30 WIB sampai 11.30 WIB.

4) Sabtu pukul 07.30 WIB sampai 12.15 WIB

a) untuk rawat inap dan UGD.

16
1. Dinas pagi pukul 07.30 WIB sampai 14.00 WIB

2. Dinas siang pukul 14.00 WIB sampai 20.00 WIB

3. Dinas malam pukul 20.00 WIB sampai 08.00 WIB

b) Pelayanan UGD atau rawat inap dan persalinan buka 24 jam.

G. JOB DESKRIPSI/DU/DI

1. Pelayaanan pengobatan umum 08: 00 s/d 14: 00 08: 00 s/d 11:00 08:00
s/d 12:00 Tiap hari kerja.
2. Pelayanan MTBS 08: 00 s/d 14 : 00 08: 00 s/d 11:00 08:00 s/d 12:00 Tiap
hari kerja
3. Pelayanan pengobatan gigi 08: 00 s/d 14: 00 08: 00 s/d 11:00 08:00 s/d
12:00 Tiap hari kerja
4. Pelayanan kesehatan ibu dan anak 08: 00 s/d 14 : 00 08: 00 s/d 11:00
08:00 s/d 12:00 ,Tiap hari kerja
5. Pelayanan keluarga berencana 08: 00 s/d 14: 00 08: 00 s/d 11:00 08:00 s/d
12:00, Tiap hari kerja
6. Pelayanan labolatorium 08: 00 s/d 14 : 00 08: 00 s/d 11:00 08:00 s/d
12:00 ,Tiap hari kerja
7. Pelayanan pengobatan TB paru Setiap hari rabu jam 08.00 s/d 14.00
8. Pelayanan pengobatan kista Setiap hari rabu jam 08.00 s/d 14.00
9. Pelayanan khitan/sunat 08:00 s/d 14:00 08:00 s/d 11:00 08:00 s/d
12:00 ,Tiap Hari Kerja
10. Klinik sanitasi Setiap hari rabu jam 08.00 s/d 14.00
11. Pelayanan IMS (HIV) Setiap hari rabu jam 08.00 s/d 14.00
12. Konseling gizi/kadarzi Setiap rabu dan kamis jam 08.00s/d 14.00
13. Pkpr Setiap hari rabu jam 08.00 s/d 14.00
14. Pelayanan surat keterangan:

* keterangan sakit 08.00 s.d 14.00 08.00 s.d 11.00 08.00 s.d 12.00 Tiap
Hari Kerja

17
* Keterangan sehat 08.00 s.d 14.00 08.00 s.d 11.00 08.00 s.d 12.00 Tiap
Hari Kerja

15. Pelayanan Imunisasi:

* Imunisasi bayi Setiap hari selasa dan kamis jam s.d 14.00

* Imunisasi ibu hamil 08.00 s.d 14.00 08.00 s.d 11.00 08.00 s.d 12.00

* Imunisasi calon pengantin 08.00 s.d 11.00 08.00 s.d 11.00 08.00 s.d
12.00

16. Pelayanan USG Setiap selasa jam 08.00 s.d selesai

17. Pelayanan Persalinan/Poned 24 jam Setiap hari

18. Pelayanan Emergncy/UGD/Amb ulance 24 jam Setiap hari

19. Pelayanan Perawatan 24 jam Setiap hari

BAB III
LAPORAN KEGIATAN

18
A. WAKTU DAN TEMPAT PELAKSANAAN PRAKERIN

Waktu pelaksanaan prakerin dimulai pada tanggal 7 Februari sampai


dengan 4 Maret yang bertempat di Puskesmas Cileungsi. Dengan jadwal 6
hari dalam satu minggu yang dimulai sesuai jadwal yang diberikan oleh
petugas puskesmas. Dimana waktu prakerin dibagi menjadi 1 shift, yaitu :

- Shift Pagi : 07.30 – 14.00 WIB.


Jum’at 07.30 – 11. 30 WIB.
Sabtu 07.30 – 12.15 WIB

B. KEGIATAN PRAKERIN

a. 2 Hari

Di riang UGD COVID

- Melihat pasien yang di swab


- Menulis register data pasien yang di swab
- Memfoto copy surat keterangan swab
- Merapihkan obat di ruang covid

b. 1 Hari

Di ruang PENDAFTARAN

- Memanggil pasien apa keluhannya lalu menaruh kertas pendaftaran


diruang RM
- Ke pendaftaran umum, mengentri nama,tempat tangal lahir, keluhan
pasien

c. 10 Hari

Di ruang APOTEK

- Mencatat pengeluaran obat di (DEPO)


- Mengambil obat yang sudah habis di lemari belakang
- Menyiapkan obat sesuai resep dokter, dokter gigi, dan bidan.
- Memberikan etiket pada kemasan obat.

19
- Penyerahan obat kepada pasien dan memberikan informasi obat
kepada pasien.
- Menghitung resep BPJS dan Umum lalu mencatatnya di buku resep.

d. 2 Hari

Di pengarahan pasien

- Memberi pengarahan pengarahan kepada pasien.


- Memberikan informasi contohnya pasien menanyakan ada jadwal
USG atau tidak.

e. 5 Hari

Di ruang rekam medis (RM)

- Stempel tanggal di buku gede


- Mengantar RM ke poli umum, poli gigi, IGD
- Tulis dibuku besar untuk keluar masuknya RM
- Mengambil RM di poli umum, poli gigi,IGD

C. KEGIATAN KERJA DASAR FARMASI DI PUSKESMAS

1. Standar Pelayanan Farmasi di Puskesmas

Standar Pelayanan Kefarmasian di Puskesmas meliputi standar:

a. Pengelolaan Sediaan Farmasi dan Bahan Medis Habis Pakai,


meliputi:

1) Perencanaan kebutuhan;

2) Permintaan;

3) Penerimaan;

4) Penyimpanan;

5) Pendistribusian;

6) Pengendalian;

20
7) Pencatatan, pelaporan, dan pengarsipan; dan

8) Pemantauan dan evaluasi pengelolaan.

b. Pelayanan farmasi klinik, meluputi:

1) Pengkajian resep, penyerahan obat, dan pemberian informasi obat;

2) Pelayanan Informasi Obat (PIO);

3) Konseling;

4) Ronde/visite pasien (khusus puskesmas rawat inap);

5) Pemantauan dan pelaporan efek samping obat;

6) Pemantauan terapi obat.

1. Pengelolaan Sedian Farmasi dan Bahan Medis Habis Pakai meliputi:

a. Perencanaan kebutuhan;

Perencanaan merupakan proses kegiatan seleksi Sediaan Farmasi dan


Bahan Medis Habis Pakai untuk menentukan jenis dan jumlah Sediaan
Farmasi dalam rangka pemenuhan kebutuhan Puskesmas.

Tujuan perencanaan adalah untuk mendapatkan:

1) Perkiraan jenis dan jumlah Sediaan Farmasi dan Bahan Medis


Habis Pakai yang mendekati kebutuhan;
2) Meningkatkan penggunaan Obat secara rasional; dan
3) Meningkatkan efisiensi penggunaan Obat.

Perencanaan kebutuhan Sediaan Farmasi dan Bahan Medis Habis Pakai di


Puskesmas setiap periode dilaksanakan oleh Ruang Farmasi di Puskesmas.
Proses seleksi Sediaan Farmasi dan Bahan Medis Habis Pakai dilakukan
dengan mempertimbangkan pola penyakit, pola konsumsi Sediaan Farmasi
periode sebelumnya, data ating Sediaan Farmasi, dan rencana

21
pengembangan. Proses seleksi Sediaan Farmasi dan Bahan Medis Habis
Pakai juga harus mengacu pada Daftar Obat Esensial Nasional (DOEN)
dan Formularium Nasional. Proses seleksi ini harus melibatkan tenaga
kesehatan yang ada di Puskesmas seperti dokter, dokter gigi, bidan, dan
perawat, serta pengelola program yang berkaitan dengan pengobatan.
Proses perencanaan kebutuhan Sediaan Farmasi per tahun dilakukan secara
berjenjang (bottom-up). Puskesmas diminta menyediakan data pemakaian
Obat dengan menggunakan Laporan Pemakaian dan Lembar Permintaan
Obat (LPLPO). Selanjutnya Instalasi Farmasi Kabupaten/Kota akan
melakukan kompilasi dan analisa terhadap kebutuhan Sediaan Farmasi
Puskesmas di wilayah kerjanya, menyesuaikan pada anggaran yangtersedia
dan memperhitungkan waktu kekosongan Obat, buffer stock, serta
menghindari stok berlebih.

b. Permintaan;

Tujuan permintaan Sediaan Farmasi dan Bahan Medis Habis Pakai


adalah memenuhi kebutuhan Sediaan Farmasi dan Bahan Medis Habis
Pakai di Puskesmas, sesuai dengan perencanaan kebutuhan yang telah
dibuat. Permintaan diajukan kepada Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota,
sesuai dengan ketentuan peraturan perundang- undangan dan kebijakan
pemerintah daerah setempat.

c. Penerimaan;

Penerimaan Sediaan Farmasi dan Bahan Medis Habis Pakai adalah


suatu kegiatan dalam menerima Sediaan Farmasi dan Bahan Medis Habis
Pakai dari Instalasi Farmasi Kabupaten/Kota atau hasil pengadaan
Puskesmas secara mandiri sesuai dengan permintaan yang telah diajukan.
Tujuannya adalah agar Sediaan Farmasi yang diterima sesuai dengan
kebutuhan berdasarkan permintaan yang diajukan oleh Puskesmas, dan
memenuhi persyaratan keamanan, khasiat, dan mutu.

22
Tenaga Kefarmasian dalam kegiatan pengelolaan bertanggung jawab
atas ketertiban penyimpanan, pemindahan, pemeliharaan dan penggunaan
Obat dan Bahan Medis Habis Pakai berikut kelengkapan catatan yang
menyertainya.

Tenaga Kefarmasian wajib melakukan pengecekan terhadap Sediaan


Farmasi dan Bahan Medis Habis Pakai yang diserahkan, mencakup jumlah
kemasan/peti, jenis dan jumlah Sediaan Farmasi, bentuk Sediaan Farmasi
sesuai atingc dokumen LPLPO, ditandatangani oleh Tenaga Kefarmasian,
dan diketahui oleh Kepala Puskesmas. Bila tidak memenuhi syarat, maka
Tenaga Kefarmasian dapat mengajukan keberatan.

Masa kedaluwarsa minimal dari Sediaan Farmasi yang diterima


disesuaikan dengan periode pengelolaan di Puskesmas ditambah satu
bulan.

d. Penyimpanan;

Penyimpanan Sediaan Farmasi dan Bahan Medis Habis Pakai


merupakan suatu kegiatan pengaturan terhadap Sediaan Farmasi yang
diterima agar aman (tidak hilang), terhindar dari kerusakan fisik maupun
kimia dan mutunya tetap terjamin, sesuai dengan persyaratan yang
ditetapkan. Tujuannya adalah agar mutu Sediaan Farmasi yang tersedia di
puskesmas dapat dipertahankan sesuai dengan persyaratan yang
ditetapkan. Penyimpanan Sediaan Farmasi dan Bahan Medis Habis Pakai
dengan mempertimbangkan hal-hal sebagai berikut:

1) bentuk dan jenis sediaan;

2) kondisi yang dipersyaratkan dalam penandaan di kemasan Sediaan


Farmasi, seperti suhu penyimpanan, cahaya, dan kelembaban;

3) mudah atau tidaknya meledak/terbakar;

4) narkotika dan psikotropika disimpan sesuai dengan ketentuan peraturan


perundang-undangan; dan

23
5) tempat penyimpanan Sediaan Farmasi tidak dipergunakan untuk
penyimpanan barang lainnya yang menyebabkan kontaminasi.

e. Pendistribusian;

Pendistribusian Sediaan Farmasi dan Bahan Medis Habis Pakai


merupakan kegiatan pengeluaran dan penyerahan Sediaan dan Bahan
Medis Habis Pakai secara merata dan teratur untuk memenuhi kebutuhan
sub unit/satelit farmasi Puskesmas dan jaringannya. Tujuannya adalah
untuk memenuhi kebutuhan Sediaan Farmasi sub unit pelayanan kesehatan
yang ada di wilayah kerja Puskesmas dengan jenis, mutu, jumlah dan
waktu yang tepat. Sub-sub unit di Puskesmas dan jaringannya antara lain:

1) Sub unit pelayanan kesehatan di dalam lingkungan Puskesmas;

2) Puskesmas Pembantu;

3) Puskesmas Keliling;

4) Posyandu; dan

5) Polindes.

Pendistribusian ke sub unit (ruang rawat inap, UGD, dan lainlain)


dilakukan dengan cara pemberian Obat sesuai resep yang diterima (floor
stock), pemberian Obat per sekali minum (dispensing dosis unit) atau
kombinasi, sedangkan pendistribusian ke jaringan Puskesmas dilakukan
dengan cara penyerahan Obat sesuai dengan kebutuhan (floor stock).

f. Pemusnahan dan penarikan;

24
Pemusnahan dan penarikan Sediaan Farmasi, dan Bahan Medis Habis
Pakai yang tidak dapat digunakan harus dilaksanakan dengan cara yang
sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan. Penarikan
sediaan farmasi yang tidak memenuhi standar/ketentuan peraturan
perundang-undangan dilakukan oleh pemilik izin edar berdasarkan
perintah penarikan oleh BPOM (mandatory recall) atau berdasarkan
inisiasi sukarela oleh pemilik izin edar (voluntary recall) dengan tetap
memberikan laporan kepada Kepala BPOM. Penarikan Bahan Medis
Habis Pakai dilakukan terhadap produk yang izin edarnya dicabut oleh
Menteri. Pemusnahan dilakukan untuk Sediaan Farmasi dan Bahan Medis
Habis Pakai bila:

1. produk tidak memenuhi persyaratan mutu;

2. telah kadaluwarsa;

3. tidak memenuhi syarat untuk dipergunakan dalam pelayanan kesehatan


atau kepentingan ilmu pengetahuan; dan/atau

4. dicabut izin edarnya.

Tahapan pemusnahan Sediaan Farmasi dan Bahan Medis Habis Pakai


terdiri dari:

1) membuat daftar Sediaan Farmasi dan Bahan Medis Habis Pakai yang
akan dimusnahkan;

2) menyiapkan Berita Acara Pemusnahan;

3) mengoordinasikan jadwal, metode dan tempat pemusnahan kepada


pihak terkait;

4) menyiapkan tempat pemusnahan; dan

5) melakukan pemusnahan disesuaikan dengan jenis dan bentuk sediaan


serta peraturan yang berlaku.

g. Pengendalian;

25
Pengendalian Sediaan Farmasi dan Bahan Medis Habis Pakai adalah
suatu kegiatan untuk memastikan tercapainya sasaran yang diinginkan
sesuai dengan strategi dan program yang telah ditetapkan sehingga tidak
terjadi kelebihan dan kekurangan/kekosongan Obat di unit pelayanan
kesehatan dasar. Tujuannya adalah agar tidak terjadi kelebihan dan
kekosongan Obat di unit pelayanan kesehatan dasar. Pengendalian Sediaan
Farmasi terdiri dari:

1) Pengendalian persediaan;

2) Pengendalian penggunaan; dan

3) Penanganan Sediaan Farmasi hilang, rusak, dan kadaluwarsa.

h. Administrasi; dan

Administrasi meliputi pencatatan dan pelaporan terhadap seluruh


rangkaian kegiatan dalam pengelolaan Sediaan Farmasi dan Bahan Medis
Habis Pakai, baik Sediaan Farmasi dan Bahan Medis Habis Pakai yang
diterima, disimpan, didistribusikan dan digunakan di Puskesmas atau unit
pelayanan lainnya. Tujuan pencatatan dan pelaporan adalah:

1) Bukti bahwa pengelolaan Sediaan Farmasi dan Bahan Medis Habis


Pakai telah dilakukan;

2) Sumber data untuk melakukan pengaturan dan pengendalian; dan

3) Sumber data untuk pembuatan laporan

i. Pemantauan dan evaluasi pengelolaan.

Pemantauan dan evaluasi pengelolaan Sediaan Farmasi dan Bahan


Medis Habis Pakai dilakukan secara atingc dengan tujuan untuk:

26
1. mengendalikan dan menghindari terjadinya kesalahan dalam
pengelolaan Sediaan Farmasi dan Bahan Medis Habis Pakai sehingga
dapat menjaga kualitas maupun pemerataan pelayanan;

2. memperbaiki secara terus-menerus pengelolaan Sediaan Farmasi dan


Bahan Medis Habis Pakai; dan

3. memberikan penilaian terhadap capaian kinerja pengelolaan. Setiap


kegiatan pengelolaan Sediaan Farmasi dan Bahan Medis Habis Pakai,
harus dilaksanakan sesuai standar prosedur operasional. Standar Prosedur
Operasional (SPO) ditetapkan oleh Kepala Puskesmas.

2. Pelayanan Farmasi Klinik meliputi :

Pengkajian resep, penyerahan Obat, dan pemberian informasi Obat;


Kegiatan pengkajian resep dimulai dari seleksi persyaratan administrasi,
persyaratan farmasetik dan persyaratan klinis baik untuk pasien rawat inap
maupun rawat jalan. Persyaratan administrasi meliputi:

1) Nama, umur, jenis kelamin dan berat badan pasien.

2) Nama, dan paraf dokter.

3) Tanggal resep.

4) Ruangan/unit asal resep.

Persyaratan farmasetik meliputi:

1) Bentuk dan kekuatan sediaan.

2) Dosis dan jumlah Obat.

3) Stabilitas dan ketersediaan.

4) Aturan dan cara penggunaan.

5) Inkompatibilitas (ketidakcampuran Obat).

Persyaratan klinis meliputi:

27
1) Ketepatan indikasi, dosis dan waktu penggunaan Obat.

2) Duplikasi pengobatan.

3) Alergi, interaksi dan efek samping Obat.

4) Kontra indikasi.

5) Efek adiktif.

Kegiatan Penyerahan (Dispensing) dan Pemberian Informasi Obat


merupakan kegiatan pelayanan yang dimulai dari tahap
menyiapkan/meracik Obat, memberikan label/etiket, menyerahan sediaan
farmasi dengan informasi yang memadai disertai pendokumentasian.
Tujuan:

1) Pasien memperoleh Obat sesuai dengan kebutuhan


klinis/pengobatan.

2) Pasien memahami tujuan pengobatan dan mematuhi intruksi


pengobatan.

3. Pelayanan Informasi Obat (PIO);

Merupakan kegiatan pelayanan yang dilakukan oleh Apoteker


untuk memberikan informasi secara akurat, jelas dan terkini kepada
dokter, apoteker, perawat, profesi kesehatan lainnya dan pasien.
Tujuan:

1) Menyediakan informasi mengenai Obat kepada tenaga


kesehatan lain di lingkungan Puskesmas, pasien dan
masyarakat.
2) Menyediakan informasi untuk membuat kebijakan yang
berhubungan dengan Obat (contoh: kebijakan permintaan Obat
oleh jaringan dengan mempertimbangkan stabilitas, harus
memiliki alat penyimpanan yang memadai).
3) Menunjang penggunaan Obat yang rasional.

28
Kegiatan:

1) Memberikan dan menyebarkan informasi kepada konsumen


secara pro aktif dan pasif.
2) Menjawab pertanyaan dari pasien maupun tenaga kesehatan
melalui telepon, surat atau tatap muka.
3) Membuat leaflet, label Obat, poster, majalah dinding dan lain-
lain.
4) Melakukan kegiatan penyuluhan bagi pasien rawat jalan dan
rawat inap, serta masyarakat.
5) Melakukan pendidikan dan/atau pelatihan bagi tenaga
kefarmasian dan tenaga kesehatan lainnya terkait dengan Obat
dan Bahan Medis Habis Pakai.
6) Mengoordinasikan penelitian terkait Obat dan kegiatan
Pelayanan Kefarmasian. Faktor-faktor yang perlu diperhatikan:
1) Sumber informasi Obat.
2) Tempat.

3) Tenaga.

4) Perlengkapan.

4. Konseling;

Merupakan suatu proses untuk mengidentifikasi dan penyelesaian


masalah pasien yang berkaitan dengan penggunaan Obat pasien rawat
jalan dan rawat inap, serta keluarga pasien. Tujuan dilakukannya
konseling adalah memberikan pemahaman yang benar mengenai Obat
kepada pasien/keluarga pasien antara lain tujuan pengobatan, jadwal
pengobatan, cara dan lama penggunaan Obat, efek samping, tanda-
tanda toksisitas, cara penyimpanan dan penggunaan Obat.

Kegiatan:

1) Membuka komunikasi antara apoteker dengan pasien.

29
2) Menanyakan hal-hal yang menyangkut Obat yang
dikatakan oleh dokter kepada pasien dengan metode
pertanyaan terbuka (open-ended question), misalnya apa
yang dikatakan dokter mengenai Obat, bagaimana cara
pemakaian, apa efek yang diharapkan dari Obat tersebut,
dan lain-lain.
3) Memperagakan dan menjelaskan mengenai cara
penggunaan Obat.
4) Verifikasi akhir, yaitu mengecek pemahaman pasien,
mengidentifikasi dan menyelesaikan masalah yang
berhubungan dengan cara penggunaan Obat untuk
mengoptimalkan tujuan terapi.

Faktor yang perlu diperhatikan:

1. Kriteria pasien:

a) Pasien rujukan dokter.


b) Pasien dengan penyakit kronis.
c) Pasien dengan Obat yang berindeks terapetik sempit
dan poli farmasi.
d) Pasien atingc.
e) Pasien atingc.
f) Pasien pulang sesuai dengan kriteria di atas.

2. Sarana dan prasarana:

a) Ruangan khusus.

b) Kartu pasien/catatan konseling.

Setelah dilakukan konseling, pasien yang memiliki


kemungkinan mendapat risiko masalah terkait Obat misalnya
komorbiditas, lanjut usia, lingkungan ating, karateristik Obat,
kompleksitas pengobatan, kompleksitas penggunaan Obat,
kebingungan atau kurangnya pengetahuan dan keterampilan
tentang bagaimana menggunakan Obat dan/atau alat kesehatan

30
perlu dilakukan pelayanan kefarmasian di rumah (Home Pharmacy
Care) yang bertujuan tercapainya keberhasilan terapi Obat.

5. Ronde/visite pasien (khusus puskesmas rawat inap);

Merupakan kegiatan kunjungan ke pasien rawat inap yang


dilakukan secara mandiri atau bersama tim profesi kesehatan lainnya terdiri
dari dokter, perawat, ahli gizi, dan lain-lain. Tujuan:

1) Memeriksa Obat pasien.

2) Memberikan rekomendasi kepada dokter dalam


pemilihan Obat dengan mempertimbangkan diagnosis dan
kondisi klinis pasien.

3) Memantau perkembangan klinis pasien yang terkait


dengan penggunaan Obat.

4) Berperan aktif dalam pengambilan keputusan tim


profesikesehatan dalam terapi pasien. Kegiatan yang
dilakukan meliputi persiapan, pelaksanaan, pembuatan
dokumentasi dan rekomendasi.

Kegiatan visite mandiri:

a. Untuk Pasien Baru

1) Apoteker memperkenalkan diri dan menerangkan tujuan


dari kunjungan.
2) Memberikan informasi mengenai ating pelayanan farmasi
dan jadwal pemberian Obat.
3) Menanyakan Obat yang sedang digunakan atau dibawa dari
rumah, mencatat jenisnya dan melihat instruksi dokter pada
catatan pengobatan pasien.
4) Mengkaji terapi Obat lama dan baru untuk memperkirakan
masalah terkait Obat yang mungkin terjadi.

31
b. Untuk pasien lama dengan instruksi baru

1) Menjelaskan indikasi dan cara penggunaan Obat baru.


2) Mengajukan pertanyaan apakah ada keluhan setelah
pemberian Obat.

c. Untuk semua pasien

1) Memberikan keterangan pada catatan pengobatan pasien.


2) Membuat catatan mengenai permasalahan dan penyelesaian
masalah dalam satu buku yang akan digunakan dalam
setiap kunjungan.

* Kegiatan visite bersama tim:

a. Melakukan persiapan yang dibutuhkan seperti memeriksa


catatan pegobatan pasien dan menyiapkan pustaka
penunjang.
b. Mengamati dan mencatat komunikasi dokter dengan pasien
dan/atau keluarga pasien terutama tentang Obat.
c. Menjawab pertanyaan dokter tentang Obat.
d. Mencatat semua instruksi atau perubahan instruksi
pengobatan, seperti Obat yang dihentikan, Obat baru,
perubahan dosis dan lain- lain.

Hal-hal yang perlu diperhatikan:

a. Memahami cara berkomunikasi yang efektif.


b. Memiliki kemampuan untuk berinteraksi dengan pasien dan
tim.
c. Memahami teknik edukasi.
d. Mencatat perkembangan pasien.

Pasien rawat inap yang telah pulang ke rumah ada


kemungkinan terputusnya kelanjutan terapi dan kurangnya
kepatuhan penggunaan Obat. Untuk itu, perlu juga dilakukan
pelayanan kefarmasian di rumah (Home Pharmacy Care) agar

32
terwujud komitmen, keterlibatan, dan kemandirian pasien dalam
penggunaan Obat sehingga tercapai keberhasilan terapi Obat.

6. Pemantauan dan pelaporan efek samping Obat;

Merupakan kegiatan pemantauan setiap respon terhadap Obat yang


merugikan atau tidak diharapkan yang terjadi pada dosis normal yang digunakan
pada manusia untuk tujuan profilaksis, diagnosis dan terapi atau memodifikasi
fungsi fisiologis.

Tujuan:

1. Menemukan efek samping Obat sedini mungkin terutama yang berat, tidak
dikenal dan frekuensinya jarang.
2. Menentukan frekuensi dan insidensi efek samping Obat yang sudah sangat
dikenal atau yang baru saja ditemukan.

Kegiatan:

1. Menganalisis laporan efek samping Obat.


2. Mengidentifikasi Obat dan pasien yang mempunyai resiko tinggi
mengalami efek samping Obat.
3. Mengisi formulir Monitoring Efek Samping Obat (MESO).
4. Melaporkan ke Pusat Monitoring Efek Samping Obat Nasional.

Faktor yang perlu diperhatikan:

1. Kerja sama dengan tim kesehatan lain.


2. Ketersediaan formulir Monitoring Efek Samping Obat.

7 . Pemantauan terapi Obat; dan


Merupakan proses yang memastikan bahwa seorang pasien
mendapatkan terapi Obat yang efektif, terjangkau dengan memaksimalkan efikasi
dan meminimalkan efek samping. Tujuan:

1) Mendeteksi masalah yang terkait dengan Obat.

33
2) Memberikan rekomendasi penyelesaian masalah yang terkait dengan
Obat.

Kriteria pasien:

1) Anak-anak dan lanjut usia, ibu hamil dan menyusui.

2) Menerima Obat lebih dari 5 (lima) jenis.

3) Adanya multidiagnosis.

4) Pasien dengan gangguan fungsi ginjal atau hati.

5) Menerima Obat dengan indeks terapi sempit.

6) Menerima Obat yang sering diketahui menyebabkan reaksi Obat


yang merugikan.

Kegiatan:

1) Memilih pasien yang memenuhi kriteria.

2) Membuat catatan awal.

3) Memperkenalkan diri pada pasien.

4) Memberikan penjelasan pada pasien.

5) Mengambil data yang dibutuhkan.

6) Melakukan evaluasi.

7) Memberikan rekomendasi.

8. Evaluasi penggunaan Obat.


Merupakan kegiatan untuk mengevaluasi penggunaan Obat secara
terstruktur dan berkesinambungan untuk menjamin Obat yang digunakan sesuai
indikasi, efektif, aman dan terjangkau (rasional).

Tujuan:

1) Mendapatkan gambaran pola penggunaan Obat pada kasus


tertentu.

34
2)Melakukan evaluasi secara berkala untuk penggunaan Obat
tertentu.

Setiap kegiatan pelayanan farmasi klinik, harus dilaksanakan sesuai


standar prosedur operasional. Standar Prosedur Operasional (SPO) ditetapkan
oleh Kepala Puskesmas. SPO tersebut diletakkan di tempat yang mudah dilihat.

Penyelenggaraan Standar Pelayanan Kefarmasian di Puskesmas harus


didukung oleh ketersediaan sumber daya kefarmasian, pengorganisasian yang
berorientasi kepada keselamatan pasien, dan standar prosedur oprasional sesuai
dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.

Sumber daya kefarmasian meliputi :

a. sumber daya manusia; dan

b. sarana dan prasarana. Pengorganisaian harus menggambarkan uraian


tugas, fungsi, dan tanggung jawab serta hubungan koordinasi di dalam
maupun di luar pelayanan kefarmasian yang ditetapkan oleh pimpinan
Puskesmas.

Untuk menjamin mutu Pelayanan Kefarmasian di Puskesmas, harus


dilakukan pengendalian mutu Pelayanan Kefarmasian meliputi :

a. monitoring; dan

b. evaluasi.

Penyelenggaraan Pelayanan Kefarmasian di Puskesmas dilaksanakan


pada unit pelayanan berupa ruang farmasi. Ruang farmasi dipimpin
oleh seorang Apoteker sebagai penanggung jawab.

1). Penanggung jawab apotik (APOTEKER) dan asisten apoteker.

a. Apoteker
Apoteker adalah sarjana farmasi yang telah lulus sebagai Apoteker dan telah
mengucapkan sumpah jabatan Apoteker.

35
Tugas dan Wewenang Apoteker Tugas Apoteker :

1. Memimpin, merencanakan, mengkoordinasikan, melaksanakan dan


mengawasi kegiatan dalam lingkungan Apotek / Depo Farmasi.
2. Membuat laporan rugi laba di Apotek / Depo Farmasi setiap bulan.
3. Membuat laporan kegiatan di Apotek / Depo Farmasi setiap bulan.
4. Mengatur, mengecek dan mengawasi keuangan hasil penjualan perbekalan
Farmasi setiap hari.
5. Menyusun pembagian tugas dan tanggung jawab petugas Apotek / Depo
Farmasi.
6. Melaporkan jumlah pemasukan Apotek dan Depo Farmasi setiap bulan
kepada Instalasi Farmasi.
7. Melaporkan penggunaan obat dan alat pakai habis Apotek / Depo Farmasi
setiap bulan.
b. Asisten apoteker
Tenaga Teknis Kefarmasian adalah tenaga yang membantu Apoteker dalam
menjalani Pekerjaan Kefarmasian, yang terdiri atas Sarjana Farmasi, Ahli
Madya Farmasi, dan Analis Farmasi.
Tugas dan Wewenang :
1. Skrining atingcstic resep
2. Peracikan resep.
3. Penyerahan resep.
4. Penyimpanan obat dikamar obat.
5. Administrasi resep psikotropik dan narkotika.
6. Permintaan obat untuk kamar obat.
7. Pengisian lembar PIO (pemberian informasi obat).

9. Resep

Resep adalah permintaan tertulis seorang dokter, dokter gigi, dan dokter hewan
yang diberi izin berdasarkan peraturan perundang-undangan yang berlaku
kepada apoteker pengelola apotik untuk menyediakan dan menyerahkan obat-
obatan bagi penderita. Resep harus memuat:

36
a. Nama, Surat Izin Praktik (SIP), alamat, dan nomor telepon dokter.
b. Tanggal penulisan resep.
c. Nama, potensi, dosis, dan jumlah obat.
d. Aturan pemakaian yang jelas.
e. Nama, alamat, umur, jenis kelamin, dan berat badan pasien.
f. Tanda tangan atau paraf dokter penulis resep.

10. Coppy resep

Copy resep adalah ating resep yang dibuat oleh apoteker atau apotek.
Selain memuat semua keterangan obat yang terdapat pada resep asli. Istilah lain
dari copy resep adalah apograph, exemplum, afschrtif. Apabila Apoteker
Pengelola Apoteker berhalangan melakukan tugasnya, penandatanganan atau
pencantuman paraf pada ating resep yang dimaksud diatas dilakukan oleh
Apoteker Pendamping atau Apoteker Pengganti dengan mencantumkan nama
terang dan status yang bersangkutan. Salinan resep hanya boleh diperlihatkan 22
kepada dokter penulis atau yang merawat penderita- penderita sendiri dan petugas
kesehatan atau petugas lain yang berwenang menurut perundang-undangan yang
berlaku. (contohnya petugas pengadilan bila diperlukan untuk suatu perkara).

Syarat syarat copy resep

a. Salinan resep harus ditandatangani oleh APA (bila tidak ada dilakukan
oleh apoteker pendamping, asisten apoteker kepala, apoteker supervisor
atau apoteker pengganti dengan mencantumkan nama terang dan status
yang bersangkutan).
b. Resep/ating resep harus dirahasiakan.
c. Resep/ating resep hanya boleh diperlihatkan kepada dokter penulis resep
atau yang merawat penderita, penderita yang bersangkutan, petugas
kesehatan atau petugas lain yang berwenang menurut peraturan
perundang-undangan yang berlaku.
11. Pemusnahan Resep Diadakan 3 tahun sekali dilakukan dengan cara dibakar
atau dengan cara lain yang sesuai oleh Apoteker Penanggung Jawab dan
disaksikan oleh sekurangkurangnya seorang petugas Fasilitas Pelayanan
Kefarmasian.

37
Berikut hal yang harus diperhatikan pada saat pemusnahan resep:
1. Pada pemusnahan resep harus dibuat Berita Acara Pemusnahan.
2. Pemusnahan resep wajib dilaporkan dengan melampirkan Berita Acara
Pemusnahan kepada Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota setempat
dan tembusan Kepala Balai Pengawas Obat dan Makanan setempat.

12. Pemusnahan Obat

Pemusnahan obat atau bahan obat dilakukan terhadap obat yang sudah
kedaluwarsa atau rusak yang sudah tidak memenuhi standar mutu, kualitas
dan keamanan untuk didistribusikan. Sebelum dilakukan pemusnahan obat
atau bahan obat diklasifikasikan dan diidentifikasi secara tepat serta diberi
label yang jelas, disimpan secara terpisah dan terkunci. Metode atau cara
pemusnahan ada berbagai macam dan harus sesuai dengan kriteria produk
serta mempertimbangkan 18 keefektifan biaya dan metode, berikut metode
pemusnahan yang digunakan untuk limbah farmasi :

1. Return to donor or manufacture


adalah Pengembalian kembali kepada pabrik pembuat obat, terutama pada
obat-obatan yang menimbulkan masalah pembuangan seperti obat
atingcstic. Jika obat-obatan tersebut masih dalam masa kadaluwarsa dan
dianggap bermanfaat harus dipisahkan dan segera digunakan oleh institusi
dan dialokasikan sesuai dengan kebutuhan.
2. Landfill atau tempat pembuangan dalam tanah tanpa pengolahan
sebelumnya, metode landfill adalah metode pembuangan limbah padat
tertua dan paling banyak dipraktikkan,

berikut merupakan metode landfill:

 Open uncontrolled non-engineered dump

Tempat pembuangan sampah non rekayasa merupakan metode


pembuangan yang paling umum digunakan pada Negara berkembang,
limbah yang tidak diolah akan langsung dibuang ke tempat
pembuangan terbuka yang tidak terkontrol dan tidak melindungi
lingkungan setempat.

38
 Engineered landfill Engineered landfill

memiliki beberapa fitur untuk melindungi dari terserapnya bahan kimia


ke dalam akuifer.

 Highly engineered sanitary landfill

Tempat pembuangan yang terdiri dari lubang yang dievakuasi dan


terisolasi dari aliran air dan diatas permukaan air, sampah padat akan
dipadatkan dan ditutup dengan tanah untuk dirawat sanitasinya.

 Imobilisasi Limbah: Enkapsulasi 19

Enkapsulasi dilakukan dengan menghancurkan obat-obatan dalam blok


padat di dalam drum ating atau baja. Drum harus dibersihkan sebelum
digunakan dan tidak boleh berisi bahan yang mudah meledak atau
berbahaya sebelumnya, drum tersebut diisi hingga 75% dari
kapasitasnya dengan obatobatan sediaan padat dan semi padat dan
ruang yang tersisa diisi dengan menuangkan media seperti campuran
semen atau kapur, busa ating atau pasir bitumen. Perbandingan
campuran kapur, semen dan air (15: 15: 5) menurut beratnya.

 Imobilisasi Limbah: InersiasIi

Inersiasi adalah salah satu dari enkapsulasi yang menghilangkan bahan


kemasan obat seperti kertas, karton dan ating. Obat-obatan tersebut
kemudian digiling dan dicampur dengan air, semen dan kapur
ditambahkan untuk membentuk pasta yang atingc. Perkiraan rasio berat
yang digunakan adalah sebagai berikut: limbah farmasi 65%, jeruk
nipis 15%, semen 15% dan air 5% atau lebih untuk membentuk
konsistensi cairan yang tepat.

 Sewer

Metode ini digunakan untuk beberapa sediaan obat cair, contohnya


sirup dan cairan infus yang dapat diencerkan dengan air dan disiram ke
saluran pembuangan dalam jumlah kecil selama jangka waktu tanpa

39
mengganggu lingkungan sekitar. Aliran air yang mengalir deras juga
dapat digunakan untuk membilas sejumlah kecil obat-obatan atau atingc
cair yang diencerkan dengan baik. Membakar dalam wadah terbuka
obat-obatan tidak boleh dihancurkan dengan membakar pada suhu
rendah dalam wadah terbuka 20 karena dapat menghasilkan polutan
beracun dapat terlepas ke udara. Kemasan kertas dan karton yang tidak
untuk didaur ulang dapat dibakar. Namun, ating polivinil klorida (PVC)
tidak boleh dibakar.

 Insenerasi

Insenerasi merupakan proses pembakaran tertutup dengan


menggunakan insenerator dua ruang. Suhu sedang insenerator
minimum 850 ⁰C, sedangkan insenerator suhu tinggi mencapai 1200 ⁰C
dengan waktu retensi pembakaran minimal dua detik di ruang kedua.
Metode insenerasi digunakan untuk sediaan padat, setengah padat,
serbuk, khusus obat atingcstic menggunakan insenerator dengan suhu
tinggi.

13. Pemesanan obat di puskesmas

Permintaan obat untuk mendukung pelayanan obat di masing-


masing puskesmas diajukan oleh kepala puskesmas kepada Kepala
Dinas Kabupaten/Kota dengan menggunakan format LPLPO. Kegiatan
dalam pemesanan obat :

1). Permintaan Rutin.

Dilakukan sesuai dengan jadwal yang disusun oleh Dinas


Kesehatan Kabupaten/Kota untuk masing-masing Puskesmas.

2) Permintaan Khusus

Dilakukan diluar jadwal distribusi rutin apabila kebutuhan


meningkat.

14. Pelaporan narkotik dan psikotropik

40
Pelaporan narkotik, psikotropika dan atingc farmasi dalam bentuk
obat jadi dilaporkan ke dinas kesehatan kota provinsi dengan tembusan
balai POM pelaporan dilakukan paling lambat tanggal 10 bulan
berikutnya.

Pelaporan penggunaan narkotika dan psikotropika dilakukan setiap bulan.


Laporan penggunaan obat narkotika di lakukan melalui online SIPNAP
(Sistem Pelaporan Narkotika dan Psikotropika). Asisten apoteker setiap
bulannya menginput data penggunaan narkotika dan psikotropika melalui
SIPNAP lalu setelah data telah terinput data tersebut di import (paling
lama sebelum tanggal 10 pada bulan berikutnya). Laporan meliputi
laporan pemakaian narkotika untuk bulan bersangkutan (meliputi nomor
urut, nama bahan/sediaan, satuan,persediaan awal bulan).

Alur Distribusi Obat di Puskesmas:

Gudang Farmasi Dinas Kesehatan

Gudang Farmasi Puskesmas

Depo Farmasi Poned IGD 1. Posyandu


2. Pustu
3. Pusling

Rawat Jalan Rawat Inap

41
bagan alur pelayanan puskesmas di masa atingc:
ALUR PELAYANAN PUSKESMAS DI MASA PENDEMI
Pelayanan penunjang

PASIEN
DATANG & KONSELING:
MENCUCI - SANITASI
TANGAN - GIZI Rujukan

PASIEN POLI: APOTEK


AMBIL - UMUM
NO PASIEN DI PASIEN MASUK kasir
CEK SUHU - KIA/KB
ANTRIAN & MELAKUKAN
TUBUH - MTBS
& PENDAFTARAN
MENGISI OLEH DI LOKET - KLINIK GIGI
FROM PETUGAS -IMUNISASI
SKRINNI
NG
Pasien
Laboratorium pulang

PASIEN SUHU DIATAS 37,8 C


DAN MEMILIKI GEJALA
BATUK, PILEK, DEMAM,
HILANG PENCIUMAN AKAN
DIALIHKAN KE IGD COVID
PASIEN RAPID ANTIGEN
DIARAHKAN LANGSUNG
KE LABORATORIUM

42
ALUR PELAYANAN RESEP DI PUSKESMAS CILEUNGSI:

Resep Datang

Skrining Resep

Sediaan Jadi Racikan

Pengambilan Obat Menghitung Kebutuhan


Obat

Pengemasan
Pengambilan Obat

Pemberian Lebel/Etiket
Peracikan

Pengemasan

Pemberian Lebel/Etiket

Pemeriksaan Aktur

43
Penyerahan Obat
LANGKAH LANGKAH KERJA

1. Melayani resep

Alur resep :

a. Petugas menerima resep.

b. Petugas mendahulukan pasien Lansia dan KIA.

c. Petugas melakukan pengkajian resep.

d. Apabila resep lengkap, sediaam/obat disiapkan, Apabila resep tidak


lengkap konfirmasi ke dokter penulis resep.

e. Menulis dan memberi etiket.

f. Menyiapkan dan Mengemas obat.

g. Petugas memeriksa kembali kesesuaian resep dan obat, memanggil pasien


lalu konfirmasi nama, umur, dan alamat.

h. Melakukan pengecekan ulang dan memberikan informasi obat.

2. Mengantar RM

a. Stempel hari, tanggal.

b. Tulis di buku besar keluar, masuknya RM.

c. Mengantar RM ke poli umum, poli gigi, UGD, poned.

d. Mengambil RM kembali setelah selesai pasien di periksa.

3. Pengarahan pasien

a. Mengarahkan pasien yang ingin berobat/ vaksin/ poli gigi/poli umum/ dll.

b. Mengasih nomor antrian dan memberitahu pendaftarannya di umum/BPJS.

44
4. Ruang Covid

a. Merapihkan obat

b. Menulis register data pasien yang di swab

5. Melakukan pendistribusian obat dan alat kesehatan ke setiap unit:

1) Petugas farmasi menyiapkan sediaan yang diminta

2) Melakukan pendistribusian

3) Melakukan kegiatan pencatatan :

A.Kunjungan resep perhari

1) Memisahkan antara resep tunai dan BPJS/Askes/Jamkes.

2) Menghitung jumlah resep yang ating.

3) Melakukan pencatat di buku kunjungan resep.

B.Obat Program dan Gangguan Jiwa (Psikotropika)

1) Memisahkan obat program

2) Melakukan pencatatn di buku obat program dan psikotropika, meliputi :

a) Tanggal.

b) Nama.

c) Umur.

d) Alamat.

e) Obat yang diberikan.

45
3) Monitoring penggunaan obat rasional, meliputi:

a) Tanggal.

b) Nama.

c) Umur.

d) Alamat.

e) Keterangan.

f) Jumlah macam obat.

g) Jenis sediaan.

h) Nama obat.

i) Dosis.

j) Jumlah obat yang diberikan.

46
PEMBAHASAAN HASIL PRAKERIN
Selama Prakerin di Puskesmas Cileungsi mendapatkan banyak pengalaman
dan pengetahuan, seperti:

1. Mengetahui obat-obatan LASA (Look Alike Sound Alike).

2. Mengetahui obat-obatan High Alert (Tinggi Kewaspadaan).

3. Mengetahui Sistem Pengelolaan Obat.

4. Mengetahui alur limbah medis.

5. Mengetahui Program Puskesmas dan Pengobatannya (TB, ODGJ, KIA).

6. Belajar menjadi seorang Asisten Apoteker (AA) yang bertanggung jawab


terhadap pasiennya.

7. Mengetahui obat – obat JKN dan PKD.

8. Mengetahui distribusi obat di puskesmas Cileungsi.

HAMBATAN ATAU KENDALA PRAKERIN

1. Kurang banyak jadwal di APOTEKNYA

2. Kurang udara di puskesmas cileungsi kurang baik karna letanya


berdekatan dengan jalan raya

47
KESIMPULAN

Dengan diadakannya Prakerin yang dilaksanakan di Puskesmas Cileungsi di


Apoteknya mengetahui apa saja yang dilakukan Apoteker maupum Asisten
Apoteker di Apotek. Mulai dari menjaga kebersihan, bagian pelayanan,
meracik obat, menyetok barang, mengecek barang datang sesuai faktur,
sampai dengan mengerjakan laporan-laporan yang ada di apotek.Selama
satu bulan kami dapat banyak pengalama baru tentang obat-obatan, suasana
lingkungan kerja, dan bisa bersosialisasi dengan pasien yang datang ke
Apotek.Intinya kami bisa mempelajari dan menyesuaikan teori yang ada di
sekolah dengan praktek di lingkungan kerja (Apotek).

SARAN

a). Bagi Instansi Industri

Lebih memperluas ruangan kerja Supaya yang bekerja tidak berdesakan di


ruangan tersebut dan bisa bekerja lebih nyaman. Penambahan alat-alat untuk
menyiapkan obat seperti menambah jumlah gunting, spidol, dan setreples
dengan tujuan agar lebih mudah dan cepat dalam menyiapkan obat.
Meningkatkan kepercayaan masyarakat dalam bentuk pelayanan informasi
obat.

b). Bagi Siswa

Berperan aktif dalam setiap kegiatan yang dilakukan, dan jangan malu
bertanya kepada kakaknya yang ada apabila mengalami kesulitan maupun

48
sesuatu yang belum kita ketahui. Bekerjasama dengan baik dengan seluruh
kakaknya yang ada, agar tercipta suasana kerja yang nyaman.

DAFTAR PUSTAKA

kumparan, T. d. (2021, 6 25). Contoh Latar Belakang Laporan PKL untuk Siswa
SMK. Retrieved from Berita Terkini:
https://kumparan.com/berita-terkini/contoh-latar-belakang-laporan-pkl-
untuk-siswa-smk-1w0jcX4hdsb/1

Terkini, B. (2021, 6 25). Contoh Latar Belakang Laporan PKL untuk Siswa SMK.
Retrieved from Kumparan.com:
https://kumparan.com/berita-terkini/contoh-latar-belakang-laporan-pkl-
untuk-siswa-smk-1w0jcX4hdsb

Profil Puskesmas Cileungsi

Permenkes NO.74 Tentang Standar Pelayanan Kefarmasian

Alur Penggadaan Obat di Puskesmas Cileungsi

49

Anda mungkin juga menyukai