Anda di halaman 1dari 6

Konsep Teori

Melakukan Pemeriksaan Fisik Dewasa Head Toe Toe

A. Konsep Teori
1. Definisi
Pemeriksaan fisik merupakan peninjauan dari ujung rambut sampai
ujung kaki pada setiap system tubuh yang memberikan informasi
objektif tentang klien dan memungkinkan perawat untuk membuat
penilaian klinis.
2. Tujuan
a. Untuk mengumpulkan data dasar tentang kesehatan klien,
b. Untuk menambah, mengkonfirmasi, atau menyangkal data yang di
peroleh dalam riwayat keperawatan,
c. Untuk mengkonfirmasi dan mengidentifikasi diagnosa kebidanan
dan keperawatan,
d. Untuk membuat penilaian klinis tentang perubahan status
kesehatan klien dan penatalaksanaan,
e. Untuk mengevaluasi hasil fisiologi dari asuhan.
3. Indikasi
a. Klien yang baru masuk ke tempat pelayanan kesehatan untuk di
rawat,
b. Secara rutin pada klien yang sedang di rawat,
c. Sewaktu - waktu sesuai kebutuhan klien.
4. Kontra Indikasi
Tidak ada
5. Mekanisme Kerja
a. Inspeksi, merupakan observasi atau mengamati, status kesehatan klien
yang di dapat dari pengamatan penampilan klien,
b. Palpasi, merupakan perabaan untuk mengetahui ukuran, tekstur,
kelembapan kulit,
c. Perkusi, merupakan metode mengetuk area tubuh secara ringan, untuk
menentukan posisi,

1
d. Auskultasi, untuk mendeteksi suara yang di hasilkan tubuh missal
jantung, pembuluh darah, perut.( Alimul Aziz. 2015)
6. Prosedur Tindakan
a. Pemeriksaan Kepala
1) Lakukan inspeksi untuk melihat bentuk (bulat atau lonjong),
simetris atau tidak, kebersihan rambut, dan kulit kepala, lesi,
warna rambut, dan distribusi rambut, ( merata tidak, rontok atau
tidak ),
2) Palpasi dengan menggunakan jari tangan kiri dan kanan untuk
meraba rambut, massa, pembengkakan di kepala, dan menekan
kulit kepala untuk mengetahui adanya nyeri tekan, keadaan
tengkorak dan kulit kepala.
b. Pemeriksaan Wajah
1) Inspeksi warna kulit, pigmentasi, bentuk dan kesimetrisan,
2) Palpasi dengan kedua ibu jari untuk memeriksa adanya nyeri
tekan dan oedema pada dahi, pipi, dan rahang.
c. Pemeriksaan Mata
1) Inspeksi bentuk, kesimetrisan, alis mata, kelopak mata,
kesimetrisan bola mata, warna konjungtiva dan sclera
anemis/tidak, penggunaan kacamata/lensa kontak dan respon
terhadap cahaya dengan menggunakan penlight.
2) Pemeriksaan Telinga
a) Inspeksi bagian eksternal : bentuk dan ukuran telinga,
kesimetrisan, integritas, posisi telinga, warna, alat bantu
dengar,
b) Inspeksi bagian internal dengan menggunakan penlight untuk
memeriksa adanya cerumen atau tanda-tanda infeksi dengan
cara: tangan kanan memegang daun telinga/helix dengan ibu
jari dan jari telunjuk, secara perlahan tarik daun telinga ke
atas dan kebelakang sehingga lubang menjadi lurus dan
mudah di amati atau menggunakan spekulum telinga,

2
1) Palpasi dengan menggunakan kedua jempol untuk menilai
adanya nyeri tekan atau tidak pada daerah mastoid.
d) Pemeriksaan Hidung
a. Inspeksi hidung eksternal bentuk, ukutan, warna, kesimetrisan,
inspeksi bagian internal dengan menggunakan speculum
perhatikan ada kelainan atau tidak pada rongga hidung (lesi,
sekret, sumbatan, dan perdarahan),
b. Palpasi bagian hidung eksternal untuk menilai adanya bengkak
dan nyeri tekan.
c) Pemeriksaan Mulut Dan Bibir
a. Inspeksi struktur luar : warna mukosa mulut dan bibir, tekstur,
lesi dan stomatitis.
b. Inspeksi struktur dalam dengan menggunakan penlight,
anjurkan pasien membuka mulut untuk melihat gigi lengkap
atau tidak, penggunaan gigi palsu, perdarahan gusi,
kesimetrisan rahang, warna, posisi lidah dan keadaan langit-
langit dan dengan ,menggunakan toung spatel tekan pangkal
lidah lalu perhatikan keadaan pharing ( mukosa, warna,
ulserasi, ovula, tonsil ).
d) Pemeriksaan Leher
a. Inspeksi warna, integritas dan kesimetrisan
b. Palpasi daerah leher dengan cara letakkan tiga jari penolong
pada submandibular untuk memeriksa adanya kelainan pada
kelenjar limfe, parotis, pembesaran vena jugularis, seterusnya
menuju di antara klavikula dengan menambahkan sedikit
tekanan dan pasien di anjurkan untuk menelan ludah.
Perhatikan kelainan yang di temukan pada kelenjar tiroid.
e) Pemeriksaan Dada
a. Lakukan inspeksi dada, lihat kesimetrisan, frekuensi nafas,
tarikan dinding dada, gerakan nafas,
b. Lakukan palpasi di semua kuadran dengan cara letakkan kedua
telapak tangan pada daerah dada dengan posisi kedua jempol

3
berada di atas PX , lalu pasien di anjurkan menarik nafas dalam
dan mengeluarkan nafas untuk mengetahui adakah benjolan,
massa atau nyeri tekan di daerah dada,
c. Palpasi untuk memeriksa tractile fremitus. Atur posisi pasien
duduk di tempat tidur dan bidan berdiri di belakang pasien dan
letakkan kedua telapak tangan di punggung pasien, instruksikan
pasien untuk mengucapkan angka tujuh-tujuh,
d. Lakukan perkusi secara tidak langsung di semua kuadran dada.
Dengan cara letakkan 3 jari mulai dari mid klavikula sampai
posteroraxila dengarkan kelainan dari bunyi perkusi normal
normal ( dug dug dug ),
e. Lakukan auskultasi di semua kuadran untuk mendengarkan
suara paru dan jantung dengan menggunakan stetoskop.
f) Pemeriksaan Perut
a. Lakukan inspeksi masing-masing kuadran, simetris atau tidak,
warna kulit, lesi, scar ( bekas luka operasi ada/tidak ), distensi,
tonjolan, pelebaran vena, kelainan umbilicus, dan gerakan
dinding perut,
b. Palpasi semua kuadran untuk mengetahui adakah massa,
karakteristik organ, adanya asites, nyeri irregular dan lokasi
nyeri. Dengan cara kedua telapak tangan di letakkan di dinding
perut menelusuri perut,
c. Memeriksa turgor kulit dengan cara menarik kulit abdomen
seperti mencubit lalu lepaskan, bila dinging perut cepat
kembali berarti turgor kulit baik, bila tidak turgor kulit jelek,
d. Lakukan perkusi, bergerak searah jarum jam, perhatikan jika
klien merasa nyeri dan bagaimana kualitas nyerinya. Perkusi
ginjal di lakukan pada dinding abdomen belakang pada sudut
cosre-veterbal dengan dialasi telapak tangan. Jika ada
peradangan maka akan terasa nyeri,
e. Auskultasi, dengarkan gerakan peristaltic (bising usus) di
semua kuadran dan dengarkan suara pembuluh darah : aorta,

4
arteri renalis, arteri illiaka menggunakan stetoskop. Stetoskop
di letakkan pada daerah epigastrium untuk mendengarkan
bising usus.
g) Pemeriksaan Ekstermitas Atas Dan Bawah
a. Inspeksi ekstremitas atas struktur muskuloskletal, simetris atau
tidak, integritas kulit, adanya gnepagum (tungkai berbentuk O),
dan gneopagum ( tungkai berbentuk X ),
b. Palpasi ada oedema atau tidak, ada nyeri atau tidak dan
bagaimana kualitas nyerinya,
c. Perkusi daerah patella, menggunakan reflek hammer, bagian
yang terbuat dari karet dengan cara kaki di angkat dan di
anjurkan untuk rileks, kemudian tentukan posisi ketuk di lutut
di bawah patella ( normalnya tungkai menendang ke bagian
depan ) Pada bayi ( reflek babnsky ), menggunakan ujung
reflek hammer yatu dengan cara ekstensi telapak kaki
kemudian goreskan. Hasil pemeriksaan normal bila kelima jari
kaki menekuk kebawah, abnormal bila jari kaki mengembang
dan ibu jari bergerak ke atas.
h) Pemeriksaan Genitalia
a. Lihat mukosa kulit, integritas kulit, varices, oedema dan
pengeluaran,
b. Lakukan palpasi pada vagina, konsistensi, apakah ada massa,
pembengkakan kelenjar skene atau kelenjar bartolini,
c. Pemeriksaan anus dan rectum : feses, nyeri, massa, oedema,
hemoroid, fistula ani, pengeluaran dan perdarahan.
d. Merapikan pasien dan alat,
e. Rendam handscoon dalam larutan klorin, lepaskan secara
terbalik, mencuci tangan dan keringkan,
f. Melakukan dokumentasi.(Kusyati,2016)

5
DAFTAR PUSTAKA

Alimul Aziz. 2015, Keterampilan Dasar Praktik Klinik Untuk Kebidanan


Jakarta:Salemba Medika.

Karjatin, Atin. 2016. Praktikum Keperawatan Maternitas. Jakarta: Kementerian


Kesehatan Republik Indonesia
Khansa, Mujahidah. 2013. Keterampilan Dasar Praktik Klinik Kebidanan.
Jakarta: Pustaka Pelajar.
Kusyati, 2016. Keterampilan dan Prosedur Laboratorium Keperawatan Dasar,
Jakarta EGC.

Nurul, Ardiani. 2014. KDPK Kebidanan. Yogyakarta: Pustaka Rihama

Anda mungkin juga menyukai