Anda di halaman 1dari 15

KONSEP TEORI

PERAWATAN LUKA

A. PERAWATAN LUKA
1. Definisi
Perawatan luka merupakan tindakan untuk merawat luka dan melakukan
pembalut dengan tujuan mencegah infeksi silang (masuk melalui luka) dan
mempercepat proses penyembuhan luka (Delmafildasari, 2013).
2. Tujuan
a. Tercapainya haemostasis.
b. Infeksi terkontrol.
c. Terangkatnya jaringan devaskularisasi/material penyebab infeksi.
d. Menghilangkan benda asing.
e. Menyiapkan dasar luka utk skin graf/flap.
f. Tertutupnya sinus/rongga.
g. Melindungi sekitar luka.
h. Luka sembuh.
3. Indikasi
a. Luka bersih
1) Luka bersih tidak terkontaminasi dan luka steril
2) Balutan kotor dan basah akibat eksternal ada rembesan atau
eksudat
3) Ingin mengkaji keadaan luka
4) Mempercepat debrademen jaringan nekrotik
b. Luka kotor
1) Pasien yang luka dekubitus
2) Pasien yang luka gangrene
3) Pasien dengan luka venous
4. Kontraindikasi
a. Luka bersih
1) Pada luka dengan ditandai adanya pus, necrose dan serum
2) Balutan tidak kotor dan tidak ada rembesan atau eksudat

1
b. Luka kotor
1) Pasien yang tidak mengalami dekubitus
2) Pada pasien yang mobilisasi
5. Efek samping
a. Infeksi
Keadaan alat dan bahan yang kurang steril dapat menyebabkan
terjadinya infeksi serta penatalaksanaan yang tidak memperhatikan
pencegahan infeksi juga bisa menyebabkan infeksi saat melakukan
perawatan pada luka pasien.
b. Rasa nyeri
Efek samping yang umum terjadi pada perawatan luka yaitu rasa nyeri,
namun setiap individu memiliki tingkat nyeri yang berbeda-beda.
(Anonim, 2014)
6. Penatalaksanaan
a. Luka bersih
1) Persiapan alat
a) Pincet anatomi 1
b) Pincet chirurgie 1
c) Gunting Luka (Lurus)
d) Kapas Lidi
e) Kasa Steril
f) Kasa Penekan (deppers)
g) Mangkok / kom Kecil
h) Gunting pembalut
i) Plaster
j) Bengkok/ kantong plastik
k) Pembalut
l) Alkohol 70 %
m) Betadine 10 %
n) Bensin/ Aseton
o) Obat antiseptic/ desinfektan
p) NaCl 0,9 %

2
2) Langkah kerja
a) Jelaskan prosedur perawatan pada pasien.
b) Tempatkan alat yang sesuai.
c) Cuci tangan.
d) Buka pembalut dan buang pada tempatnya.
e) Bila balutan lengket pada bekas luka, lepas dengan larutan
steril atau NaCl.
f) Bersihkan bekas plester dengan wash bensin/aseton (bila tidak
kontra indikasi), dari arah dalam ke luar.
g) Desinfektan sekitar luka dengan alkohol 70%.
h) Buanglah kapas kotor pada tempatnya dan pincet kotor
tempatkan pada bengkok dengan larutan desinfektan.
i) Bersihkan luka dengan NaCl 0,9 % dan keringkan.
j) Olesi luka dengan betadine 2 % (sesuai advis dari dokter) dan
tutupluka dengan kasa steril.
k) Plester perban atau kasa.
l) Rapikan pasien
m) Alat bereskan dan cuci tangan.
n) Catat kondisi dan perkembangan luka.
b. Luka kotor
1) Persiapan alat
a) Pinset anatomi 1.
b) Pinset chirurgie 2.
c) Gunting Luka (Lurus dan bengkok).
d) Kapas Lidi.
e) Kasa Steril.
f) Kasa Penekan (deppers).
g) Sarung Tangan.
h) Mangkok / kom Kecil 2
i) Gunting pembalut.
j) Plaster.
k) Bengkok/ kantong plastic.

3
l) Pembalut.
m) Alkohol 70 %.
n) Betadine 2 %.
o) H2O2, savlon, Bensin/ Aseton.
p) Obat antiseptic/ desinfektan, NaCl 0,9 %.
2) Langkah kerja
a) Jelaskan prosedur perawatan pada pasien.
b) Tempatkan alat yang sesuai.
c) Cuci tangan dan gunakan sarung tangan (mengurangi
transmisipathogen yang berasal dari darah). Sarung tangan
digunakan saat memegang bahan berair dari cairan tubuh.
d) Buka pembalut dan buang pada tempatnya serta kajilah luka
becubitus yang ada.
e) Bersihkan bekas plester dengan wash bensin/aseton (bila tidak
kontra indikasi), dari arah dalam ke luar.
f) Desinfektan sekitar luka dengan alkohol 70%.
g) Buanglah kapas kotor pada tempatnya dan pinset kotor
tempatkan pada bengkok dengan larutan desinfektan.
h) Bersihkan luka dengan H2O2 / savlon.
i) Bersihkan luka dengan NaCl 0,9 % dan keringkan.
j) Olesi luka dengan betadine 2 % (sesuai advis dari dokter) dan
tutup luka dengan kasa steril.
k) Plester perban atau kasa.
l) Rapikan pasien. Alat bereskan dan cuci tangan.
m) Catat kondisi dan perkembangan luka. (Anonim, 2014)
B. PERAWATAN LUKA PARINEUM
1. Definisi
Perawatan luka perineum adalah perawatan dengan cara membersihkan
vulva dan vagina serta daerah sekitarnya pada pasien yang sedang nifas
atau tidak melakukannya sendiri.
2. Tujuan
1. Menjaga kebersihan

4
2. Mencegah infeksi
3. Memberikan rasa nyaman pada pasien
3. Indikasi
a. Untuk menolong keselamatan janin, sehingga persalinan harus segera
diakhiri
b. Persalinan pervaginaan dengan penyulit, misalnya presbo, distosia
bahu, akan dilakukan ekstraksi forcep, ekstraksi vakum
c. Jaringan parut pada perineum ataupun pada vagina Universitas
Sumatera Utara
d. Perineum kaku dan pendek
e. Adanya ruptur yang membakat pada perineum
f. Prematur untuk mengurangi tekanan pada kepala janin (Sumarrah, dkk.
2009)
4. Kontraindikasi
a. Bila persalinan tidak berlangsung pervaginaan
b. Bila terdapat kondisi untuk terjadinya perdarahan yang banyak seperti
penyakit kelainan darah maupun terdapatnya varises yang luas pada
vulva dan vagina.
5. Alat dan bahan
a. Alat
1) Alas bokong
2) Bengkok
b. Bahan
1) handscone
2) betadine
3) air DTT
4) kapas DTT
5) kassa steril
6) celana dalam
7) pembalut
6. Penatalaksaan
a. Pencucian perineum dengan luka hecting

5
1) petugas memberitahukan kepada pasien tentang tindakan yang
akan dilakukan.
2) Petugas melakukan cuci tangan sebelum dan sesudah pemeriksaan.
3) Petugas menyiapkan alat – alat.
4) Petugas mengatur posisi ibu litotomi.
5) Petugas memasang alas bokong.
6) Petugas memakai sarung tangan.
7) Petugas memeriksa keadaan lochea ( jumlah , warna , dan bau ).
8) Petugas mengambil kapas DTT , bersihkan vulva dan perineum.
9) Petugas memperhatikan keadaan perineum ( adakah jahitan lepas,
longgar , bengkak dan merah ).
10) Petugas merawat luka jahitan dengan kassa steril dan betadine.
11) Petugas memasang pembalut dan celana dalam.
12) Petugas mengangkat alas bokong.
13) Petugas menganjurkan ibu untuk ganti pembalut setiap kali basah,
jika ada tanda-tanda infeksi rujuk.
14) Petugas mengajarkan ibu cara perawatan luka.
b. Pencucian perineum tanpa luka hecting
1) Petugas memberitahu pasien tentang tindakan yang akan
dilakukan.
2) Petugas melakukan cuci tangan sebelum dan sesudah pemeriksaan.
3) Petugas menyiapkan alat – alat.
4) Petugas mengatur posisi ibu litotomi.
5) Petugas memasang alas bokong.
6) Petugas memasang alas bokong.
7) Petugas memeriksa keadaan lochea ( jumlah warna dan bau ).
8) Petugas mengambil kapas DTT bersihkan vulva dan perineum .
9) Petugas mengeringkan perineum dengan kassa steril dari arah
depan dan belakang.
10) Petugas memasangkan pembalut dan celana dalam.
11) Petugas mengangkat alas bokong.

6
12) Petugas menganjurkan ibu untuk ganti pembalut setiap kali basah ,
jika ada tanda-tanda infeksi rujuk. (Sumarrah, dkk. 2013)

C. PERAWATAN LUKA POST OPERASI


1. Definisi
Membersihkan luka, mengobati luka, dan menutup kembali luka dengan
teknik steril. (Sumarrah, dkk. 2013)
2. Tujuan
a. Untuk membersihkan luka
b. Mencegah masuknya kuman dan kotoran ke dalam luka
c. Memberikan pengobatan pada luka
d. Memberikan rasa aman dan nyaman pada pasien
e. Mengevaluasi tingkat kesembuhan luka
3. Indikasi
a. Luka baru maupun luka lama
b. Luka post operasi
c. Luka bersih
d. Luka kotor
4. Kontraindikasi
a. Pembalut dapat menimbulkan situasi gelap hangat dan lembap
sehingga mikro organisme dapat hidup
b. Pembalut dapat menyebabkan iritasi pada luka melalui gesekan-
gesekan pembalut. (Sumarrah, dkk. 2013)
5. Persiapan alat
a. Alat-alat steril
1) Pinset anatomis 1 buah
2) Pinset sirugis 1 buah
3) Gunting bedah/jaringan 1 buah
4) Kassa kering dalam kom tertutup secukupnya
5) Kassa desinfektan dalam kom tertutup
6) Sarung tangan 1 pasang
7) Korentang/forcep

7
b. Alat-alat tidak steril
1) Gunting verban 1 buah
2) Plester
3) Pengalas
4) Kom kecil 2 buah (bila dibutuhkan)
5) Nierbeken 2 buah
6) Kapas alkohol
7) Aceton/bensin
8) Sabun cair anti septik
9) NaCl 9 %
10) Cairan antiseptic (bila dibutuhkan)
11) Sarung tangan 1 pasang
12) Masker
13) Air hangat (bila dibutuhkan)
6. Kantong plastik/baskom untuk tempat sampah
Penatalaksaan
a. Jelaskan kepada pasien tentang tindakan yang akan dilakukan
b. Dekatkan alat-alat ke pasien
c. Pasang sampiran
d. Perawat cuci tangan
e. Pasang masker dan sarung tangan yang tidak steril
f. Atur posisi pasien sesuai dengan kebutuhan
g. Letakkan pengalas di bawah area luka
h. Letakkan nierbeken di dekat pasien
i. Buka balutan lama (hati-hati jangan sampai menyentuh luka) dengan
menggunakan pinset anatomi, buang balutan bekas ke dalam
nierbeken.
j. Jika menggunakan plester lepaskan plester dengan cara melepaskan
ujungnya dan menahan kulit di bawahnya, setelah itu tarik secara
perlahan sejajar dengan kulit dan ke arah balutan. (Bila masih terdapat
sisa perekat dikulit, dapat dihilangkan dengan aceton/ bensin)

8
k. Bila balutan melekat pada jaringan di bawah, jangan dibasahi, tapi
angkat balutan dengan perlahan
l. Letakkan balutan kotor ke neirbeken lalu buang ke kantong plastic,
hindari kontaminasi dengan permukaan luar wadah
m. Kaji lokasi, tipe, jumlah jahitan atau bau dari luka
n. Membuka set balutan steril dan menyiapkan larutan pencuci luka dan
obat luka dengan memperhatikan teknik aseptic
o. Buka sarung tangan ganti dengan sarung tangan steril
p. Membersihkan luka dengan sabun anti septic atau NaCl 9 %
q. Memberikan obat atau antikbiotik pada area luka (disesuaikan dengan
terapi)
r. Menutup luka dengan cara:
s. Balutan kering
1) Lapisan pertama kassa kering steril untuk menutupi daerah insisi
dan bagian sekeliling kulit
2) Lapisan kedua adalah kassa kering steril yang dapat menyerap
3) Lapisan ketiga kassa steril yang tebal pada bagian luar
t. Balutan basah – kering
1) Lapisan pertama kassa steril yang telah diberi dengan cairan
fisiologik untuk menutupi area luka
2) Lapisan kedua kasa steril yang lebab yang sifatnya menyerap
3) Lapisan ketiga kassa steril yang tebal pada bagian luar
u. Balutan basah – basah
1) Lapisan pertama kassa steril yang telah diberi dengan cairan
fisiologik untuk menutupi luka
2) Lapisan kedua kassa kering steril yang bersifat menyerap
3) Lapisan ketiga (paling luar) kassa steril yang sudah dilembabkan
dengan cairan fisiologik
v. Plester dengan rapi
w. Buka sarung tangan dan masukan ke dalam nierbeken
x. Lepaskan masker
y. Atur dan rapikan posisi pasien

9
z. Buka sampiran
aa. Evaluasi keadaan umum pasien
bb. Rapikan peralatan dan kembalikan ke tempatnya dalam keadaan
bersih, kering dan rapi
cc. Cuci tangan ( Sumarrah, dkk. 2013)

D. PERAWATAN LUKA TALI PUSAT


1. Definisi
Perawatan tali pusat adalah perbuatan merawat atau memelihara pada tali
pusat bayi setelah tali pusat dipotong atau sebelum puput
Perawatan tali pusat adalah pengobatan dan pengikatan tali pusat yang
menyebabkan pemisahan fisik terakhir antara ibu bayi, kemudian tali pusat
dirawat dalam keadaan steril, bersih, kering, puput dan terhindar dari
infeksi tali pusat
2. Tujuan
a. mencegah terjadinya penyakit tetanus pada bayi baru lahir
b. agar tali pusat tetap bersih
c. kuman-kuman tidak masuk sehingga tidak terjadi infeksi pada tali
pusat bayi.
3. Indikasi
Tali pusar yang baru di potong
4. Kontraindikasi
Tali pusat tidak dirawat dengan baik, kuman-kuman bisa masuk sehingga
terjadi infeksi yang mengakibatkan penyakit Tetanus neonatorum. (Dinkes
RI, 2015)
5. Persiapan alat
a. 2 Air DTT, hangat :
1) 1 untuk membasahi dan menyabuni
2) 1 untuk membilas
b. Washlap kering dan basah
c. Sabun bayi
d. Kassa steril

10
6. 1 set pakaian bayi
1.Pelaksanaan
a) Cuci tangan.
b) Dekatkan alat.
c) Siapkan 1 set baju bayi yang tersusun rapi, yaitu: celana, baju,
bedong yang sudah digelar.
d) Buka bedong bayi.
e) Lepas bungkus tali pusat.
f) Bersihkan/ ceboki dengan washlap 2-3x dari bagian muka sampai
kaki/ atas ke bawah.
g) Pindahkan bayi ke baju dan bedong yang bersih.
h) Bersihkan tali pusat, dengan cara:
1) Pegang bagian ujung
2) Basahi dengan washlap dari ujung melingkar ke batang
3) Disabuni pada bagian batang dan pangkal
4) Bersihkan sampai sisa sabunnya hilang
5) Keringkan sisa air dengan kassa steril
6) Tali pusat tidak dibungkus.
i) Pakaikan popok, ujung atas popok di bawah tali pusat, dan alikan
di pinggir. Keuntungan :
1) Tali pusatnya tidak lembap
2) jika pipis tidak langsung mengenai tali pusat, tetapi ke bagian
popok dulu.
j) Bereskan alat.
k) Cuci tangan. (Sumarrah, dkk. 2013)

11
KONSEP SOAP

PRAKTIK KLINIK KETERAMPILAN DASAR KEBIDANAN

PERAWATAN LUKA

A. Pengkajian
Tanggal :
Jam :
Tempat :
No. Register :
1 DATA SUBJEKTIF
a. Identitas Pasien
Nama : Nama Orang tua :
Umur : Umur :
Pendidikan : Pendidikan :
Agama : Agama :
Pekerjaan : Pekerjaan :
Alamat : Alamat :
a. Keluhan utama :
Ibu mengatakan bahwa merasakan rasa lemas dan nyeri di luka
jahitan. Nyeri datang saat bergerak atau berpindah posisi saat
berbaring, nyeri tajam seperti di tusuk-tusuk, nyeri terasa di daerah
kemaluan dan tidak menyebar, dan nyeri hilang timbul.
b. Riwayat kesehatan
1) Riwayat kesehatan yang sekarang
Ibu mengatakan bahwa merasakan rasa lemas dan nyeri di luka
jahitan. Nyeri datang saat bergerak atau berpindah posisi saat
berbaring, nyeri tajam seperti di tusuk-tusuk, nyeri terasa di
daerah kemaluan dan tidak menyebar, dan nyeri hilang timbul
2) Riwayat penyakit yang lalu:
ibu mengatakan bahwa tidak memiliki penyakit menular
ataupun menurun seperti hipertensi, TBC, asma, DM, jantung,
ginjal, HIV/AIDS

12
3) Riwayat Penyakit Keluarga:
Ibu mengatakan bahwa dari keluarga tidak pernah menderita
penyakit menular ataupun menurun seperti hipertensi, diabetes,
dan ginjal

2. DATA OBJEKTIF
a. Pemeriksaan umum
1) Keadaan umum : Baik/Lemah
2) Kesadaran :
Composmentis/Apatis/Delirium/Somnolen/Sopor/Semi-
coma/Coma
3) TTV
TD : 95-130 Sistol
60-80 Diastol
N : 60-100x/menit
S : 36,5-37,5℃
P :12-20x/menit
BB : 50kg TB : 155 cm

b. Pemeriksaan fisik
1) Kepala : Bersih atau tidak, tidak atau ada
benjolan
2) Muka : Pucat atau tidak, ada atau tidak nyeri
3) Mata : Simetris atau tidak, konjugtiva pucat
atau tidak
4) Hidung : Bersih atau tidak
5) Mulut atau gusi : Bersih atau tidak
6) Leher : Bersih atau tidak, tidak atau ada
pembengkakan
7) Dada : Bersih atau tidak, ada atau tidak
pembengkakan

13
8) Abdomen : Simetris atau tidak, ada atau tidak
benjolan
9) Ekstermitas atas : ekstermitas atas pasien dapat di gerakkan secara
normal. Tidak terdapat kelainan mauppun odema pada
ekstermitas pasien kekuata otot
10) Ekstermitas bawah : Tidak ada oedema, tidak ada
varices, tungkai tidak berbentuk O dan X
11)
3. ANALISA
… dengan usia … tahun, dengan keadaan umum baik, kesadaran
composmetris, dengan masalah nyeri akut, dan resiko infeksi terdapat
luka rupture perineum derajat 2 dengan jahitan jelujur sebanyak 7
jahitan, dari hasil rekam medis perineum berwarna merah, bengkak,
berair.

4. PENATALAKSANAAN
Memberikan penkes tentang perawatan luka perineum

14
DAFTAR PUSTAKA

Alimul, Aziz A. 2015. Ketrampilan Dasar Praktik Kebidanan edisi 2. Salemba


Medika : Jakarta.

Delmafildasari, 2013,Laporan Perawatan Luka,salembamedika: Bandung

Hamidah, 2017. Buku panduan praktik keterampilan klinik praktik bidan. Fakultas
Kedokteran dan Kesehatan Universitas Muhammadiyah. Jakarta

Anonim. 2014. Laporan Pendahuluan Perawatan Luka.http://veryromanisti.


blogspot.com/ 2011/laporan-pendahuluan-perawatan-luka (diakses pada 20
Oktober 2014)

Sumarrah, dkk. 2013),Keterampilan Dasar Praktik Kebidanan edisi 3.Jakarta

15

Anda mungkin juga menyukai