Anda di halaman 1dari 8

RENUNGAN HARIAN KELUARGA

RENUNGAN HARIAN KELUARGA TANGGAL 3 — 9 APRIL 2022


Pembacaan: Markus 15:1-15

Minggu, 3 April 2022 Markus 15:1


Status Sosial Bukan Jaminan Keteladanan Shalom keluargaku yang dikasihi
dan diberkati Tuhan Yesus. Dunia yang kita diami sekarang ini, banyak
dikuasai oleh kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi, yang berdampak
dalam relasi hidup antar sesama. Keinginan untuk lebih unggul dari yang
lain dalam segala hal, membuat manusia berusaha untuk meraih keinginan
mereka. Tetapi sayang ada yang menempuhnya dengan cara yang tidak
terpuji, antara lain merencanakan yang jahat terhadap orang lain, dengan
memenjarakan orang yang tak bersalah, mengambil hak hidup orang lain,
memfitnah dan lain sebagainya. Firman Tuhan bagi kita saat ini
menggambarkan bagaimana upaya imam-imam kepala, tua-tua, ahli Taurat
dan Para Sanhendrin (70 anggota Mahkamah Agama) berusaha
mengsukseskan keinginan mereka untuk membunuh Yesus, dengan cara
yang telah mereka rencanakan, supaya pemimpin pada waktu itu
mengesahkan tuduhan yang dibuat mereka terhadap Yesus. Sebagai kaum
elit, terpelajar dan terpandang, mereka sepantasnya menjadi teladan, tetapi
tidaklah demikian. Sebab dengan penuh semangat kebencian orang-orang
yang memiliki status sosial terpandang itu justru bermupakat untuk
membinasakan Yesus. Kaum elit itu mengadakan perundingan pada waktu
yang tidak berlaku umum, yaitu pagi-pagi benar, saat hari masih malam,
belum muncul mentari pagi, supaya rencana dan aktifitas jahat mereka tidak
diketahui. Pertemuan itu dipaksakan, untuk memutuskan penghukuman
bagi Yesus, yang dianggap musuh. Yesus tertuduh walau tak bersalah, Dia
digiring oleh kaum terpeiajar dan terpandang, untuk menerima hukuman
dari Pilatus. Keluargaku yang dikasihi Tuhan Yesus, marilah kita malu
melakukan kejahatan apapun dan terhadap siapapun, tetapi baiklah kita
berlomba-lomba melakukan kebaikan dan kebenaran, dalam berbagai
tanggung jawab iman kita kepada Tuhan Yesus, yang sudah menderita
sengsara bagi kita. Sebab salah satu fungsi orang percaya adalah berani
menyuarakan kebenaran dan terns melakukan kebaikan. Terpujilah Tuhan.
Amin. Doa: Terima kasih Tuhan Yesus atas Firman-Mu, yang mengajar kami
untuk tidak berencana maupun berlaku jahat terhadap sesama kami.

1
Mampukan kami untuk menjadi teladan dalam melakukan kebaikan. Amin.
Program Baca Alkitab Setahun— 3 April Kejadian 43 - 45

Senin, 4 April 2022 Markus 15:2


Berani Menyatakan Kebenaran Shalom keluargaku yang tercinta. Sebagai
seorang pemimpin pemerintahan dan masyarakat, Pilatus harus teliti dan
bertindak benar dalam menyelidiki berbagai perkara, termasuk saat
menghadapi kasus yang disampaikan elit agamawi yang berpolitik tentang
Yesus. Politik kekuasaan telah merasuk dan membelengggu para elit
agamawi dan membuat mereka tidak lagi dapat menyuarakan kebenaran,
apalagi bertindak benar. Sehingga Yesus yang tidak bersalah, mereka giring
menghadapi sidang pengadilan agama Yahudi dan pemerintah Romawi.
Dalam persidangan, Pilatus mulai menginterogasi Yesus dan memberi
pertanyaan yang harus dijawab sesuai yang ditanyakan. Tetapi Yesus punya
cara sendiri untuk menjawab Pilatus, yaitu membenarkan apa yang
ditanyakan Pilatus kepada-Nya. Yesus yang benar, tidak gentar menghadapi
persidangan yang penuh dengan konspirasi politik tidak terpuji. Yesus tidak
ragu-ragu untuk membuka identitas dan jatidiri-Nya, walaupun itu sulit
dimengerti oleh Pilatus. Keluargaku yang tercinta, mari kita mencontoh
kepada Tuhan Yesus, yang tidak ragu-ragu untuk menyatakan dan
melakukan yang benar. Waiaupun dalam situasi sulit, Tuhan Yesus tidak
gentar untuk menyatakan apa yang benar. Sekalipun harus berhadapan
dengan penguasa, tapi jangan ragu untuk mengatakan apa yang benar. Untuk
menyuarakan kebenaran Allah memerlukan hikmat dan kebijaksanaan,
maka kita dapat meminta kepada Tuhan, Allah sumber hikmat untuk
memampukan kita menyuarakan dan melakukan kebenaran. Tuhan Yesus
berkati torang semua dengan Firman-Nya. Amin. Doa: Tuhan Yesus,
menyatakan kebenaran bukanlah hal yang mudah, tapi tolonglah kami
supaya tidak ragu-ragu untuk menyuarakan dan melakukan kebenaran.
Maka terpujilah nama-Mu, Tuhan. Dalam nama Yesus. Amin.
Program Baca Alkitab Setahun — 4 April Kejadian 46 - 48

2
Selasa, 5 April 2022 Markus 15:3-5
Diam Bukan Berarti Kalah Apa kabar hari ini, keluargaku terkasih?
Bersyukur karena Tuhan Yesus pe sayang pa torang nyanda abis-abis. Hari
ini, kita berbahagia sebab dapat beribadah kepada Tuhan dan bagian Alkitab
yang kita baca menunjukkan bagaimana Tuhan Yesus dalam diam, tapi
dengan percaya diri dan penuh kesabaran, menyatakan otoritas ke-Ilahi-an-
Nya dihadapan penguasa pemerintah Roma dan para imam kepala yang
hadir dalam sidang pengadilan. Walaupun Yesus tidak lagi bersuara ketika
imam-imam kepala membombardir Dia dengan berbagai tuduhan dan
desakan Pilatus bagi-Nya untuk membela diri, tetapi kuasa kehadiran Yesus
menimbulkan ketakjuban bagi penguasa Roma dan mereka yang hadir.
Pilatus merasa aneh, sebab apapun tuduhan dan pertanyaan yang
disampaikan kepada Yesus, tidak ada satupun yang diresponi dengan
bersuara. Keputusan telah diambil Yesus, yaitu diam, tanpa suara, tapi Roh-
Nya bergumul dalam ke-Tuhan-an-Nya, bahwa status ke-Ilahi-an-Nya dapat
saja membuat Dia membebaskan diri sebagai terdakwa, tetapi Yesus
menunjukkan sikap ketaatan yang paripurna terhadap Bapa, yaitu tetap
setia menanggung penderitaan. Yesus tidak membalas perilaku kejahatan
yang dilakukan Para pemimpin pemerintahan dan pemimpin agama
terhadap-Nya. Walau dihina, dicemooh dan didakwa tanpa alasan yang
benar, Yesus tidak berusaha membela diri. Dia diam seribu bahasa, hingga
suara kebenaran menjadi senyap. Diam bukan berarti kalah, sebab diam
dalam kebenaran, kuasa Tuhan terus bekerja dan kebenaran akan selalu
mencari jalan utuk mengungkapkan dirinya. Keluargaku terkasih, kalau ada
orang yang menghina, meremehkan dan tidak menghargai kita, janganlah
kita memberontak dan membenarkan diri. Walaupun kita pilih untuk diam,
tetaplah berdoa, fokuskan hati dan pikiran kita kepada Tuhan Yesus Kristus.
Diam tidak berarti kalah, tetapi dalam diam demi kebenaran, kuasa Allah
menjadi sempurna untuk membenarkan orang yang hidup dalam
kebenaran. Amin. Doa: Tuhan Yesus, Sang Kebenaran Abadi, kalau kami
disia-siakan karena kebenaran, tolong kami untuk tidak memberontak,
tetapi tetap diam dan terus berdoa, supaya Engkau memampukan kami
untuk men y uarakan dan hidup dalam kebenaran. Amin.
Program Baca Alkitab Setahun — 5 April
Kejadian 49 - 50

3
Rabu, 6 April 2022 Markus 15:6-8
Biasakan yang Benar, Bukan Benarkan yang Biasa Keluargaku yang
berbahagia, apa pendapat kita kalau diberi pilihan antara mempertahankan
tradisi dan menyatakan kebenaran? Yang pasti kita harus memilih dan
bertindak sesuai kehendak Tuhan. Renungan Firman Tuhan bagikita hari ini,
menunjukkan bagaimana Pilatus dalam dilema, antara mempertahankan
tradisi pembebasan tahanan pada hari raya dan mau melakukan tindak
kebenaran. Tetapi sayang, Pilatus lebih tunduk pada tradisi yang saat itu
tidak benar, demi kepentingan kekuasaan. Tindakan Pilatus ini adalah
sebuah perilaku yang tidak terpuji, sebab dia membiarkan orang banyak
untuk berperilaku membenarkan yang biasa daripada membiasakan yang
benar. Demi kepentingan, Pilatus tidak mampu menggiring orang untuk
berbalik dari perilaku membenarkan yang biasa dan mulai membiasakan
yang benar. Akibatnya dorongan dari orang banyak untuk membebaskan
Barabas, si pembunuh dan pemberontak semakin menjadi-jadi. Sebagai
keluarga Kristen, kita wajib untuk selalu bertindak membiasakan yang
benar, bukan membenarkan yang biasa. Kalau kita membenarkan yang
biasa, maka kita tidak mampu untuk bertindak benar. Tetapi kalau
membiasakan yang benar, maka hidup kita menjadi tentram dan menjadi
berkat bagi banyak orang. Memang membiasakan yang benar tidaklah
mudah, banyak tantangan dan bukan tidak mungkin ada banyak yang tidak
menyukai kita. Tetapi kita hams lebih memilih menyenangkan hati Tuhan
Yesus, daripada menyenangkan manusia. Sebab kalau kita hanya suka
menyenangkan manusia, kita pasti akan kecewa, tetapi menyenangkan
Tuhan membuat kita bersukacita senantiasa dan hati, serta hidup kita selalu
selalu merasa tenang dan damai. Keluargaku yang berbahagia, mad kita
membiasakan yang benar sebagai gaya hidup beriman dan berusaha
menghindar dari praktek hidup membenarkan yang biasa. Tuhan Yesus
senantiasa menolong kita untuk melakukan yang benar. Terpujilah Tuhan.
Amin. Doa: Tuhan Yesus, hidup kami berharga di mata-Mu, karena itu
mampukan kami untuk berkomitmen membiasakan yang benar sebagai
gaya hidup percaya kami pada-Mu dan jauhkan godaan untuk membenarkan
yang biasa, yang merugikan kami. Demi Kristus kami berdoa. Amin.
Program Baca Alkitab Setahun — 6 April Keluaran 1- 3

4
Kamis, 7 April 2022 Markus 15:9-10
Hati Nurani Terpasung Oleh Kepentingan Kuasa dan Jabatan Shalom untuk
kita semua. Bersyukur hari ini, sebab oleh perkenanan Tuhan Yesus, kita
dapat beribadah kepada-Nya. Perenungan Firman Tuhan bagi kita saat ini,
menunjukkan bahwa walaupun Pilatus mau berbaik hati untuk
membebaskan Yesus dari ancaman hukuman mati, akibat tuduhan yang
tidak terbukti kesalahan-Nya. Tetapi pada kenyataannya, Pilatus tidak
mampu untuk menghadirkan keadilan dan kebenaran terhadap Yesus.
Pilatus sangat mengetahui bahwa para imam kepala telah merancangkan
sesuatu yang jahat terhadap Yesus, yaitu hukuman mati. Tetapi para imam
dengan hukum Yahudi-nya tidak punya hak untuk menuntut atau memvonis
hukuman mati terhadap siapapun, termasuk kepada Yesus. Sebab vonis
hukuman mati terhadap seseorang hanya dapat dilakukan oleh pemerintah
Roma, menurut tradisi hukum Romawi. Pilatus yang tahu rencana jahat para
imam kepala tidak berusaha mendamaikan hati mereka, supaya
mengurungkan niat untuk membinasakan Yesus. Kepentingan pada kuasa
dan jabatan, telah menutup hati nurani Pilatus untuk bertindak adil dan
menyatakan kebenaran. Sedang para imam kepala tidak dapat menunjukkan
kredibilitas ke-imam-an mereka, sebagai yang pantas diteladani. Iri hati
telah membuat mereka lupa akan jati did dan identitas mereka sebagai imam
kepala, yang punya peran dan fungsi untuk menuntun umat bertindak benar
dan adil. Sebagai pemimpin umat dan rakyat, Pilatus dan para imam kepala
telah menghianati hakekat kedirian mereka sebagai pemimpin adalah
teladan. Kepentingan pada kuasa dan jabatan agamawi maupun
pemerintahan telah membutakan hati nurani Pilatus dan para imam kepala.
Akibatnya mereka tidak dapat mengarahkan masyarakat dan jemaat untuk
melakukan kebenaran. Keluargaku yang Tuhan Yesus kasihi, memaknai
Firman Tuhan ini, marilah kita menjadi pribadi dan keluarga yang dapat
diteladani. Jangan mengabaikan hati nurani, yang rpengingatkan kita untuk
bertindak adil dan benar disetiap langkah hidup kita, supaya kita tidak
memasung hati nurani yang dianugerahkan Tuhan bagi kita dan melalui
teladan hidup kita, Tuhan Yesus dipuji dan dimuliakan. Amin. Doa: Ya Tuhan,
jadikanlah kami pribadi dan keluarga yang selalu melihat dan melakukan
teladan-Mu, serta mengakh hati nurani kami untuk bertindak adil dan benar
di setiap langkah hidup kami. Amin. Program Baca Alkitab Setahun — 7 April
Keluaran 4 - 6

5
Jumat, 8 April 2022 Markus 15:11
Provokator Berjubah Spiritual Shalom keluargaku yang mengasihi Tuhan
Yesus. Kalau kita mendengar istilah provokator, maka yang ada di benak kita
ialah seseorang yang berperilaku negatif. Walaupun kesannya kasar, tetapi
istilah provokator dapat dilabelkan kepada para pemuka agama atau
pemimpin spiritual/rohani yang tidak dapat diteladani, seperti yang
diceritakan dalam bagian Alkitab ini. Dengan balutan pakaian kebesaran
imam kepala, simbol kehormatan dan kehambaan, mereka sepantasnya
membela Yesus yang benar. Tetapi in hati telah membelenggu kebenaran
hati nurani dan merantai kehausan kuasa pun jabatan. Pikiran yang jahat
dan hati yang dikuasai kegelapan, membuat para imam kepala tidak lagi
menghargai peran dan fungsi keimaman mereka untuk bertindak benar dan
menuntun umat melakukan keadilan dan kebenaran. Mereka lebih
memikirkan strategi dan giat berusaha mempertahankan kuasa jabatan,
daripada melayani dengan baik dan benar. Akibatnya mereka mau
membunuh Yesus, yang dianggap membahayakan kuasa dan jabatan
mereka. Ketidakbenaran terstruktur mereka perankan secara giat dan
mempengaruhi Pilatus untuk membunuh Yesus. Dengan hiasan jubah
spiritual, mereka memprovokasi orang banyak untuk memilih Barabas,
seorang terpidana yang melakukan pembunuhan dan kejahatan politik
supaya dibebaskan serta membiarkan Yesus tergiring dalam hukuman mati
Keluargaku yang mengasihi Tuhan Yesus, Firman Tuhan hari ini
mengingatkan kita untuk tidak menjadi provokator atau jangan menjadi
orang yang suka memprovokasi orang lain untuk membenci sesama. Sebab
torang samua ciptaan Tuhan, yang Tuhan so kase ampun dari dosa, Tuhan
sayang dan berkati, supaya kase ampun, sayang deng berkati itu orang lain.
Sebagai anak, orang tua, suami, isteri, kakak beradik, guru, nelayan, tukang,
pengusaha, ojol, pendeta dan apapun profesi kita, marilah kita
melakukannya dengan baik dan hati tulus. Jangan jadi penghasut, tapi jadilah
pendamai maka banyak orang akan memuji dan bergembira di dalam Tuhan
Yesus. Dimuliakanlah nama-Nya. Amin.

Doa: Tuhan Yesus terima kasih atas Firman-Mu yang mengajar kami untuk
bertindak benar dan jangan jadi provokator. Tolong kami untuk menjadi alat

6
damai sejahtera-Mu, supaya semakin banyak orang memuji dan memuliakan
Dikau. Amin.
Program Baca Alkitab Setahun — 8 April
Keluaran 7 - 9

Sabtu, 9 April 2022 Markus 15:12-15


Kepentingan Mengalahkan Kebenaran Shalom, keluarga kebanggaanku. Puji
syukur kepada Tuhan Yesus, untuk saat indah berada di hadirat-Nya.
Memulai perenungan Firman Tuhan ini, ada satu pertanyaan bagi kita, yaitu:
`bagaimana perasaan kita saat tahu bahwa orang benar dan tidak bersalah
dihukum?' Gubernur Pilatus sadar dan sangat tahu bahwa Yesus yang ada
dalam pusaran pengadilannya adalah orang benar dan tidak bersalah, tetapi
ia tidak sepenuh hati membela Yesus. Kepentingan politik dan kuasa jabatan
telah membelenggu dia, sehingga tidak dapat menyuarakan kebenaran.
Kemurahan hatinya hanya sebuah topeng, yang membungkus niat dan
motivasi bawah sadarnya untuk menyenangkan orang banyak, lalu
mengorbankan Yesus yang benar dan tidak bersalah. Jabatan gubernur
adalah sebuah prestise, yang menyebabkan Pilatus takut kehilangan kuasa
dan jabatan tersebut. Itu sebabnya saat ia berada dalam pilihan untuk
membebaskan Yesus atau Barabas, maka yang ia ikuti adalah suara teriakan
orang banyak dan mengabaikan suara hati nuraninya yang membenarkan
Yesus. Walau ia tahu bahwa Yesus adalah orang benar dan tidak bersalah,
tetapi ia tidak sepenuh hati membela Yesus. Kepentingan politik dan kuasa
jabatan telah membelenggu dia, sehingga tidak dapat menyuarakan
kebenaran. Kemurahan hatinya hanyalah sebuah topeng, yang membungkus
niat dan motivasi bawah sadarnya untuk menyenangkan orang banyak, lalu
mengorbankan orang benar dan tidak bersalah. Pilatus yang punya otoritas
untuk memberi keputusan siapa yang akan dibebaskan, justru mengabaikan
hak prerogative itu dan ia lebih mengikuti teriakan orang-orang yang
berpihak pada orang jahat, demi langgengnya sebuah kedudukan. Demi
kepentingan Pilatus tega menyalibkan kebenaran. Keluarga yang ku sayangi,
belajar dari bagian Alkitab ini, marilah kita menjadikan Yesus sebagai model
yang menjadi teladan untuk menyatakan kebenaran, melalui sikap hidup
kita yang berkenan kepada-Nya. Baiklah kita menghindar dari sikap

7
menyenangkan yang salah dan mengorbankan yang benar, serta janganlah
kita memiliki motivasi yang tidak tulus dalam menolong orang lain. jangan
kita dibelenggu oleh kuasa dan jabatan, yang dapat membuat kita bertindak
tidak benar dan mempermalukan Tuhan. Tuhan Yesus kiranya menolong
kita untuk menyuarakan kebenaran. Amin.
Doa: Ya Tuhan, jadikanlah kami pribadi dan keluarga yang selalu melihat dan
melakukan teladan-Mu, dalam menghadirkan kebenaran di setiap langkah
hidup kami. Amin.
Program Baca Alkitab Setahun — 9 April Keluaran 10 - 12

Anda mungkin juga menyukai