Anda di halaman 1dari 15

Konsep Teori

Membantu Pasien Mobilisasi

A. Pengertian
Mobilisasi adalah kemampuan seseorang untuk bergerak secara bebas, mudah dan
teratur yang bertujuan untuk memenuhi kebutuhan hidup sehat. Mobilisasi
diperlukan untuk meningkatkan kesehatan, memperlambat proses penyakit
khususnya penyakit degeneratif dan untuk aktualisasi. Mobilisasi menyebabkan
perbaikan sirkulasi, membuat napas dalam dan menstimulasi kembali fungsi
gastrointestinal normal, dorong untuk menggerakkan kaki dan tungkai bawah
sesegera mungkin. (Nurul,A. 2015)
B. Tujuan
1. Memenuhi kebutuhan dasar manusia
2. Mencegah terjadinya trauma
3. Mempertahankan tingkat kesehatan
4. Mencegah hilangnya fungsi tubuh
C. Faktor- faktor yang mempengaruhi mobilisasi
1. Gaya hidup, mobilitas dipengaruhi oleh latar belakang budaya, nilai-nilai yang
dianut, serta lingkungan tempat tinggal (masyarakat).
2. Ketidakmampuan, kelemahan fisik dan mental akan menghalangi seseorang
untuk melakukan aktivitas hidup sehari-hari.
3. Tingkat energi, energi dibutuhkan untuk banyak hal, salah satunya mobilisasi.
Dalam hal ini cadangan energi yang dimiliki masing-masing individu
bervariasi.
4. Usia : usia berpengaruh terhadap kemampuan seseorang dalam melakukan
mobilisasi. Pada individu lansia, kemampuan untuk melakukan aktifitas dan
mobilisasi menurun sejalan dengan penuaan.(Sumarrah, dkk. 2013)
D. Jenis mobilisasi
1. Mobilisasi penuh : bergerak secara penuh dan bebas sehingga dapat
melakukan interaksi sosial dan menjalankan aktivitas sehari-hari

1
2. Mobilisasi sebagian : bergerak dengan batasan jelas dan tidak mampu
bergerak dengan bebas karena dipengaruhi oleh gangguan saraf motorik dan
sensorik
E. Pemeriksaan penunjang
1. Sinar –X tulang menggambarkan kepadatan tulang, tekstur, dan perubahan
hubungan tulang.
2. CT scan (Computed Tomography) menunjukkan rincian bidang tertentu tulang
yang terkena dan dapat memperlihatkan tumor jaringan lunak atau cidera
ligament atau tendon.
3. MRI (Magnetik Resonance Imaging) adalah tehnik pencitraan khusus,
noninvasive, yang menggunakan medan magnet, gelombang radio, dan
komputer untuk memperlihatkan abnormalitas.
4. Pemeriksaan Laboratorium: Hb menurun pada trauma, Ca menurun pada
imobilisasi lama, Alkali Fospat meningkat, kreatinin dan SGOT meningkat
pada kerusakan otot.
F. Indikasi :
1. Tidak mampu bergerak atau beraktifitas sesuai kebutuhan.
2. Keterbatasan menggerakan sendi.
3. Adanya kerusakan aktivitas.
4. Penurunan ADL dibantu orang lain
G. Komplikasi
1. Perubahan Metabolik 
2. Ketidakseimbangan Cairan dan Elektrolit
3. Gangguan Pengubahan Zat Gizi
4. Gangguan Fungsi Gastrointestinal
5. Perubahan Sistem Pernapasan
6. Perubahan Kardiovaskular
7. Perubahan Sistem Muskuloskeletal
8. Perubahan Sistem Integumen, perubahan sistem integumen yang terjadi
berupa penurunan elastisitas kulit karena menurunnya sirkulasi darah akibat
imobilitas.

2
9. Perubahan Eliminasi, perubahan dalam eliminasi seperti dalam penurunan
jumlah urine.
10. Perubahan Perilaku, perubahan perilaku sebagai akibat imobilitas.
H. Prosedur penatalaksanaan
1. Mobilisasi pasien dari tempat tidur ke tempat tidur lain
a. Pengertian : memindahkan pasien dari satu tempat tidur ke tempat tidur
lain.(Nurul,A. 2015)
b. Prosedur penatalaksanaan :
1) Alat :
a) Brankar
b) Handscoon
2) Prosedur kerja :
a) Informed consent
b) Siapkan alat, dekatkan ke arah pasien
c) Menjaga privasi pasien, menutup sampiran
d) Mencuci tangan, keringkan
e) Memakai handscoon
f) Naikkan posisi tempat tidur sampai lebih tinggi dari brankar
g) Posisikan pasien ditepi tempat tidur, tutupi dengan selimut agar pasien
lebih nyaman
h) Meminta pasien untuk memfleksikan leher, jika memungkinkan dan
melekatkan kedua tangan menyilang diatas dada
i) Melakukan persiapan untuk mengangkat pasien. Petugas pertama
meletakkan kedua tangan dibawah bagian dada dan leher, petugas
kedua meletakkan kedua tangan dibawah pinggul, dan petugas ketiga
meletakkan kedua tangan dibawah kaki pasien
j) Condongkan tubuh ke depan, fleksikan pinggul, lutut dan pergelangan
kaki. Petugas pertama memberikan intruksi kemudian mengangkat
pasien bersama-sama dari tempat tidur ke brankar
k) Atur posisi pasien senyaman mungkin, angkat pagar brankar dan atau
kencangkan sabuk pengaman brankar
l) Rapikan pasien

3
m) Evaluasi tindakan
n) Melepas handscoon
o) Mencuci tangan, keringkan
p) Dokumentasi (Rendy,M.C. 2017)
2. Menaikkan posisi pasien yang melorot ke atas tempat tidur
a. Pengertian : menempatkan kembali posisi klien yang melorot kebagian
bawah tempat tidur ke posisi semula
b. Tujuan :
1) Memenuhi kebutuhan pengaturan posisi yang sesuai
2) Memberikan rasa nyaman
c. Prosedur penatalaksanaan :
1) Alat :
a) Handscoon
b) Rekstok gantung
2) Prosedur kerja :
a) Informed consent
b) Siapkan alat, dekatkan ke arah pasien
c) Menjaga privasi pasien, menutup sampiran
d) Mencuci tangan, keringkan
e) Memakai handscoon
f) Mangatur bagian kepala tempat tidur pada posisi datar
g) Kunci semua roda tempat tidur, dan naikkan pagar tempat tidur
pada sisi terjauh
h) Ambil semua bantal, kemudian letakkan salah satu bantal diatas
kepala tempat tidur untuk melindungi kepala pasien
i) Anjurkan pasien untuk memfleksikan pinggul dan lutut,
menumpukkan telapak kaki diatas tempat tidur
j) Minta pasien untuk berpegangan pada kepala tempat tidur dan
menarik saat dipindahkan
k) Berdiri disamping pasien, letakkan satu tangan dibawah paha klien
dan tangan lainnya dibawah scapula

4
l) Kemudian pindahkan pasien ke atas sambil pasien mendorong
dengan telapak kaki dan menarik dengan kedua tangan pada bagian
kepala tempat tidur
m) Rapikan pasien
n) Evaluasi tindakan
o) Melepas handscoon
p) Mencuci tangan, keringkan
q) Dokumentasi.(Walyanu,E.S. 2014)
3. Memindahkan pasien pada posisi duduk ke tepi tempat tidur
a. Prosedur penatalaksanaan :
1) Alat :
a) Handscoon
2) Prosedur kerja :
a) Informed consent
b) Siapkan alat, dekatkan ke arah pasien
c) Menjaga privasi pasien, menutup sampiran
d) Mencuci tangan, keringkan
e) Memakai handscoon
f) Mengunci semua roda tempat tidur, dan naikkan pagar tempat tidur
pada sisi terjauh
g) Menaikkan posisi tempat tidur secara perlahan-lahan sampai posisi
semi fowler/fowler
h) Berdiri disamping pasien, letakkan salah satu tangan dibawah pinggul
pasien dan tangan lainnya di bawah kedua paha dekat lutut
i) Angkat paha pasien secara perlahan
j) Putar kaki pasien ke arah petugas sampai kedua kaki menyentai dari
tempat tidur, sedangkan tangan yang satunya memegang bahu yang
satunya
k) Tetap pegang pasien hingga memperoleh keseimbangan
l) Rapikan pasien
m) Evaluasi tindakan
n) Melepas handscoon

5
o) Mencuci tangan, keringkan
p) Dokumentasi
4. Memindahkan pasien dari tempat tidur ke kursi roda
a. Pengertian :
Suatu tindakan yang dilakukan pada pasien dengan kelemahan
kemampuan fungsional untuk berpindah tempat tidur ke kursi roda
b. Tujuan :
1) Mempertahankan kenyamanan pasien
2) Memindahkan pasien untuk pemeriksaan
3) Memungkinkan pasien untuk bersosialisasi
4) Memberikan aktivitas pertama (latihan pertama) pada pasien tirah
baring
c. Prosedur penatalaksanaan
1) Alat :
a) Kursi roda
b) Handscoon
c) Sabuk pemindah (jika diperlukan)
2) Prosedur kerja :
a) Informed consent
b) Siapkan alat, dekatkan ke arah pasien
c) Menjaga privasi pasien, menutup sampiran
d) Mencuci tangan, keringkan
e) Memakai handscoon
f) Atur posisi tempat tidur pasien pada posisi paling rendah, sampai
kaki pasien bisa menyentuh lantai
g) Letakkan kursi roda sejajar atau sedekat mungkin dengan tempat
tidur, pastikan kursi roda dalam keadaan terkunci
h) Bantu pasien duduk di tepi tempat tidur
i) Pasang sabuk pengaman bila perlu
j) Berdiri di samping pasien, sejajarkan lutut petugas dengan lutut
pasien
k) Rangkul aksila pasien dan letakkan tangan di scapula pasien

6
l) Angkat pasien sampai berdiri pada hitungan ke-3 dan tetap
mempertahankan lutut agar fleksi
m) Tumpukan pada kaki yang jauh dari kursi
n) Anjurkan pasien untuk menggunakan lengan yang memgang kursi
untuk menyokong
o) fleksikan panggul dan lutut petugas sambil menurunkan pasien ke
kursi
p) posisikan pasien pada posisi yang dipilih
q) Rapikan pasien
r) Evaluasi tindakan
s) Melepas handscoon
t) Mencuci tangan, keringkan
u) Dokumentasi
5. Teknik berjalan dengan tongkat
a. Prosedur penatalaksanaan :
1) Alat :
a) Tongkat
b) Handscoon (bila perlu)
2) Prosedur kerja :
a) Informed consent
b) Siapkan alat, dekatkan ke arah pasien
c) Menjaga privasi pasien, menutup sampiran
d) Mencuci tangan, keringkan
e) Gunakan tongkat pada sisi tubuh pasien yang terkuat
f) Anjurkan Pasien mulai melangkah dengan kaki yag terlemah, bergerak
maju dengan tongkat, sehingga berat badan pasien terbagi antara
tongkat dan kaki yang terkuat
g) Anjurkan kaki yang terkuat maju melangkah setelah tongkat
h) Berjalan disisi bagian tungkai pasien yang lemah
i) Ajak pasien berjalan selama dan sejauh jarak yang telah ditentukan
dalam perawatan
j) Evaluasi tindakan

7
k) Mencuci tangan, keringkan.(Walyanu,E.S. 2014)
6. Teknik berjalan dengan kruk
a. Prosedur penatalaksanaan :
1) Alat :
a) Kruk
b) Handsoon (bila perlu)
2) Prosedur kerja :
a. Informed consent
b. Siapkan alat, dekatkan ke arah pasien
c. Menjaga privasi pasien, menutup sampiran
d. Mencuci tangan, keringkan
e. Pastikan panjang kruk sudah tepat
f. Bantu pasien mengambil posisi segitiga, posisi dasar berdiri
menggunakan kruk sebelum memulai berjalan
g. Ajarkan pasien tentang cara berjalan dengan kruk
h. Perubahan cara berjalan empat titik memberikan kestabilan pada
pasien
i. Perubahan pada cara berjalan tiga titik mengharuskan pasien untuk
menahan semua berat badan pada satu kaki
j. Ajarkan cara berjalan dua titik dengan kruk sebelah kiri dan kaki kanan
maju bersama, kruk sebelah kanan dan kaki kiri maju bersama
k. Ajarkan pasien cara jalan mengayun melewati kruk
l. Ajarkan pasien cara mnaiki dan menuruni tangga
m. Evaluasi tindakan
n. Mencuci tangan, keringkan
o. Dokumentasi
7. Teknik berjalan dengan kursi roda
a. Prosedur penatalaksanaan
1) Alat :
a) Kursi roda
b) Handscoon (bila perlu)

8
2) Prosedur kerja :
a) Informed consent
b) Siapkan alat, dekatkan ke arah pasien
c) Menjaga privasi pasien, menutup sampiran
d) Mencuci tangan, keringkan
e) Atur posisi tempat tidur pasien pada posisi paling rendah, sampai kaki
pasien bisa menyentuh lantai
f) Letakkan kursi roda sejajar atau sedekat mungkin dengan tempat tidur,
pastikan kursi roda dalam keadaan terkunci
g) Bantu pasien turun dari tempat tidur
h) Sementara pasien mendorong badannya untuk berdiri, petugas
membantu mengangkat bagian atas tubuh pasien
i) Biarkan pasien berdiri selama beberapa detik untuk memastikan tidak
adanya rasa pusing
j) Berdiri menghadap pasien lalu memutar tubuh pasien sehingga
membelakangi kursi roda, tetap jaga keseimbangan
k) Bantu pasien untuk duduk dikursi roda
l) posisikan pasien pada posisi yang dipilih
m) Rapikan pasien
n) Evaluasi tindakan
o) Melepas handscoon
p) Mencuci tangan, keringkan
q) Dokumentasi
8. Teknik berjalan dengan walker kruk
a. Prosedur penatalaksanaan :
1) Alat :
a) Kruk
b) Handscoon (bila perlu)
2) Prosedur kerja :
a) Informed consent
b) Siapkan alat, dekatkan ke arah pasien
c) Menjaga privasi pasien, menutup sampiran

9
d) Mencuci tangan, keringkan
e) Pastikan panjang kruk sudah tepat
f) Ketika pasien membutuhkan bantuan maksimal :
(1) Anjurkan dan ajarkan pasien gerakkan walker kedepan kira-kira 15
cm ke depan sementara badan bertumpu pada kedua tungkai
(2) Kemudian gerakkan kaki kanan hingga mendekati walker
sementara berat badan dibebankan pada tungkai kiri dan kedua
tangan
(3) Kemudian gerakkan kaki kiri hingga mendekati kaki kanan
sementara berat badan bertumpu pada tungkai kanan dan kedua
lengan
g) Jika salah satu tungkai pasien lemah :
(1) Ajarkan dan anjurkan pasien untuk menggerakkan tungkai yang
lemah ke depan secara bersamaan sekitar 15cm ke depan sementara
berat badan bertumpu pada tungkai yang kuat
(2) Kemudian, anjurkan gerakkan tungkai yang lebih kuat ke depan
sementara berat badan bertumpu pada tungkai lemah dan kedua
lengan
h) Evaluasi tindakan
i) Mencuci tangan, keringkan
j) Dokumentasi (Sumarrah, dkk. 2013)

10
Konsep Soap

Membantu Pasien Berjalan dengan Kruk Pada Pasien Lumpuh Ringan

Tanggal :

Jam :

Tempat :

No. Register :

A. DATA SUBJEKTIF

1. Identitas Pasien

Nama : Nama Suami :

Umur : Umur :

Pendidikan : Pendidikan :
Agama : Agama :

Pekerjaan : Pekerjaan :

Alamat : Alamat :

2. Keluhan Utama

Pasien merasakan kesemutan, kram, nyeri otot, dan mati rasa

3. Riwayat Kesehatan

a. Riwayat kesehatan sekarang : ada atau tidak ada

b. Riwayat kesehatan yang lalu : ada atau tidak ada

4. Pola Kebiasaan Sehari-hari


a. Nutrisi
1) Makan : normal orang makan 3-4 kali sehari
2) Minum : normal orang minum 8-9 gelas sehari
b. Eliminasi
1) BAB : normal orang BAB 1-2 kali sehari

11
2) BAK : normal orang BAK 7-8 kali sehari
c. Istirahat atau tidur
Normalnya orang tidur 7-8 jam setiap hari
B. DATA OBJEKTIF
1. Pemeriksaan Umum
a. Keadaan Umum
Baik
b. Kesadaran
1) Composmentis : Normal
2) Apatis : Segan, acuh tak acuh terhadap lingkungan.
3) Delirum : Kekacauan motorik, gelisa, kacau
4) Somnoloen : Mengantuk yang masih bisa dipulihkan
5) Sopor : Mengantuk dalam
6) Semi-coma : Tidak memberi respon sama sekali
7) Coma : Penurunan kesadaran sangat dalam
c. TTV
1) Tekanan darah normal :
a) Bayi ≥ 80/50 mmHg ≥ 90/70 mmHg
b) Anak-anak ≥ 100/63 mmHg ≥ 113/74 mmHg
c) Dewasa ≥ 90/60 mmHg ≥ 120/80 mmHg
2) Suhu normal :
a) Bayi dan anak-anak : 36,6 – 37,2 derajat Celcius
b) Remaja dewasa :  36.1 - 37.2 derajat Celcius
c) Lansia diatas 65 tahun : 36,2 derajat Celcius
3) Nadi normal :
a) Bayi ≥ 100×/menit ≥ 160×/menit
b) Anak-anak ≥ 70×/menit ≥ 120×/menit
c) Dewasa ≥ 60×/menit ≥ 100×/menit
4) Pernafasan normal :
a) Bayi : 30-60x/menit
b) Bayi tahun pertama : 25-30 x/menit
c) Bayi pada tahun kedua : 20-26 x/menit

12
d) Anak usia 14 tahun : 20-30 x/menit
e) Wanita dewasa : 18-20 x/menit
f) Laki-laki dewasa : 16-18 x/menit
g) Orang tua 50 tahun : 14-16 x/menit
h) Orang tua 70 tahun : 12-14 x/menit
2. Pemeriksaan Fisik
a. Kepala : Bentuk simetris/tidak, distribusi merata/tidak, warna
hitam/tidak, ketombe (+)/(-), rambut rontok (+)/(-), nyeri tekan (+)/(-)
b. Wajah : Bentuk simetris/tidak, pucat (+)/(-), nyeri tekan (+)/(-), odema
(+)/(-)
c. Mata : Bentuk simetris/tidak, sklera anemis/anemis, conjungtiva
hiperemis, rabun/tidak, nyeri tekan (+)/(-)
d. Telinga : Bentuk simetris/tidak, serumen (+)/(-), nyeri tekan (+)/(-),
pendengaran baik/tidak
e. Hidung : Bentuk simetris/tidak, polip (+)/(-), lendir (+)/(-), nyeri tekan
(+)/ (-), tersumbat (+)/(-) ,cuping hidung (+)/(-)
f. Mulut : Bentuk simetris/tidak, bibir kering (+)/(-), pucat (+)/(-), gigi
lengkap/tidak, karang gigi (+)/(-), karies (+)/(-)
g. Leher : Bentuk simetris/tidak, kelenjar tyroid (+)/(-), kelenjar limfe
(+)/(-), nyeri tekan (+)/(-)
h. Dada : Bentuk simetris/tidak, bunyi nafas weezing (+)/(-), nyeri tekan
(+)/(-)
i. Abdomen: Bentuk simetris/tidak, nyeri tekan (+)/(-), bising usus
(+)/(-)
j. Genetalia : Nyeri tekan (+)/(-)
k. Ekstermitas Atas : Bentuk simetris/tidak, jari lengkap/tidak, nyeri
tekan(+)/(-), odema (+)/(-), warna kuku pucat/tidak
l. Ektremitas Bawah : Bentuk simetris/tidak, jari lengkap/tidak, nyeri
tekan (+), odema (+)/(-), warna kuku pucat(+)/(-)
m. Kulit : Kusam (+)/(-), lembab (+), warna kulit pucat (+)/(-)

C. ANALISA

13
... umur ... tahun dengan lumpuh ringan.
D. PERENCANAAN
1. Lakukan persiapan
2. Lakukan langkah-langkah mobilisasi dengan kruk:
a. Informed consent
b. Siapkan alat, dekatkan ke arah pasien
c. Menjaga privasi pasien, menutup sampiran
d. Mencuci tangan keringkan
e. Pastikan panjang kruk sudah tepat
f. Bantu pasien mengambil posisi segitiga, posisi dasar berdiri
menggunakan kruk sebelum memulai berjalan
g. Ajarkan pasien tentang cara berjalan dengan kruk
h. Perubahan cara berjalan empat titik memberikan kestabilan pada
pasien
i. Perubahan pada cara berjalan tiga titik mengharuskan pasien untuk
menahan semua berat badan pada satu kaki
j. Ajarkan cara berjalan dua titik dengan kruk sebelah kiri dan kaki
kanan maju bersama, kruk sebelah kanan dan kaki kiri maju
bersama
k. Ajarkan pasien cara jalan mengayun melewati kruk
l. Ajarkan pasien cara mnaiki dan menuruni tangga
m. Evaluasi tindakan
n. Mencuci tangan, keringkan
o. Dokumentasi

14
DAFTAR PUSTAKA

Elmeida, Ika Fitriana. 2014. Ketrampilan Dasar Kebidanan I. TIM : Jakarta

Nurul,A. 2015. KDPK Kebidanan. Pustaka Rihama : Yogyakarta

Rendy,M.C. 2017. Ketrampilan Dasar Bidan dan Perawat. Nuha Medika :


Yogyakarta. Kecamatan cilincing pemprov Jakarta.

Sumarrah, dkk. 2013,Keterampilan Dasar Praktik Kebidanan edisi 3.Jakarta

Walyanu,E.S. 2014. KDK 1. Pustaka Baru Press : Yogyakarta

15

Anda mungkin juga menyukai