Disusun Oleh :
APRILIA WINDASARI
2008116
BATUK EFEKTIF
PENGERTIAN Batuk efektif merupakan cara untuk melatih pasien yang tidak
memiliki kemampuan batuk secara efektif.
PENGERTIAN Mengukur dan mengetahui tekanan darah diatas normal atau dibawah
normal
TUJUAN 1. Mengetahui tekanan darah
KEBIJAKAN 1. Pasien orang dewasa
PETUGAS Perawat
PERALATAN 1. Stetoskop
2. Sfignomanometer air raksa atau aneroid dengan balon udara
dan manset
3. Buku catatan dan alat tulis
PROSEDUR A. FASE ORIENTASI
PELAKSANAAN
1. Mengucapkan salam
2. Memperkenalkan diri
3. Menjelaskan tujuan tindakan
4. Menjelaskan langkah dan prosedur
5. Menanyakan kesiapan pasien
B. FASE KERJA
1. Mencuci tangan
2. Memakai handscon
3. Atur posisi nyaman bagi pasien, penderita dapat dalam
keadaan duduk atau berbaring
4. Lengan dalam keadaan bebas dan relaks, bebaskan dari
tekanan oleh karena pakaian
5. Pasang manset sedemikian rupa sehingga melingkari lengan
atas secara rapi dan tidak terlalu ketat, kira-kira 2,5 – 5 cm di
atas siku.
6. Carilah arteri brachialis, biasanya terletak di sebelah medial
tendo biseps.
7. Dengan tiga jari meraba a.brachialis, pompa manset dengan
cepat sampai kira-kira 30 mmhg di atas tekanan ketika pulsasi
a.brachialis menghilang.
8. Turunkan tekanan manset perlahan-lahan sampai denyutan
a.brachialis teraba kembali. Inilah tekanan sistolik palpatoir.
9. Sekarang ambillah stetoskop, pasangkan corong bel stetoskop
pada a.brachialis
10. Pompa manset kembali, sampai kurang lebih 30 mmHg di
atas tekanan sistolik palpatoir
11. Secara perlahan turunkan tekanan manset dengan kecepatan
kira-kira 2-3 mmHg perdetik. Perhatikan saat dimana
denyutan a.brachialis terdengar. Inilah tekanan sistolik.
Lanjutkanlah penurunan tekanan manset sampai suara
denyutan melemah dan kemudian menghilang. Tekanan pada
saat itu adalah tekanan diastolik
12. Apabila menggunakan tensimeter air raksa, usahakan agar
posisi manometer selalu vertikal, dan pada waktu membaca
hasilnya, mata harus berada segaris horisontal dengan level
air raksa.
13. Dapat melaporkan tekanan darah sistolis dan diastolis 16.
Melepas manset dan mengembalikannya dan disimpan selalu
dalam keadaan tertutup
14. Mencuci tangan
C. FASE TERMINASI
1. Melakukan evaluasi
2. Menyampaikan rencana tindak lanjut
3. Berpamitan
INTERPRETASI 1. Ciptakan lingkungan yang nyaman dan bersih disekitar pasien
PROSEDUR
2. Hindari pengukuran pada ekstremitas yang terpasang infuse,
adanya trauma, tertutup gips
3. Dorong pasien tidak melakukan latihan dan merokok selama
30 menit selama pengukuran
4. Jika ada prosedur pengulangan, tunggu 30 detik
5. Komunikasi harus baik dan sopan
6. Ramah, Teliti,
DOKUMEN 1. Buku Keterampilan Pengukuran Tanda-tanda Vital Syakib
TERKAIT
Bakri Rini Rachmawarni Bachtiar Fakultas Kedokteran
Universitas Hasanuddin 2014
PENGUKURAN NADI
PERAWATAN COLESTOMI
BLADDER TRAINING
KONSELING ODHA
C. FASE TERMINASI
1. Melakukan evaluasi
2. Menyampaikan rencana tindak lanjut
3. Berpamitan
INTERPRETASI 1. Ciptakan lingkungan yang nyaman dan bersih disekitar
PROSEDUR
pasien
2. Komunikasi harus baik dan sopan
3. Ramah, Teliti
4. Tahap penerimaan pasien
5. Respon pasien
6. Kerahasiaan pasien
DOKUMEN 1. https://www.academia.edu/35039912/
TERKAIT
SOP_HIV_DAN_SOP_PAL
PERAWATAN LUKA
DOKUMEN 1. https://www.blogperawat.net/2020/04/sop-pemberian-
TERKAIT
obat-pada-mata.
TRANSFUSI DARAH
PENGERTIAN Transfusi darah adalah prosedur yang dilakukan pada orang yang
mengalami kekurangan sel darah merah dalam tubuh. Kondisi ini
bisa terjadi akibat perdarahan atau produksi sel darah merah yang
kurang memadai.
TUJUAN Memenuhi kebutuhan HB
KEBIJAKAN 1. Menjalani operasi besar yang menyebabkan pasien
kehilangan banyak darah
2. Mengalami perdarahan yang parah karena trauma atau cedera
3. Mengalami perdarahan pada saluran cerna, contohnya akibat
tukak
4. Menderita penyakit tertentu yang bisa menyebabkan kondisi
anemia, seperti leukemia, penyakit hati, dan gangguan ginjal
kronis
5. Mengidap kelainan pembekuan darah yang membutuhkan
transfusi plasma atau trombosit
PETUGAS Perawat
PERALATAN 1. Transfusi Set
2. Cairan NaCL
3. Persediaan darah yang sesuai dengan golongan darah pasien,
sesuai dengan kebutuhan
PROSEDUR A. FASE ORIENTASI
PELAKSANAAN
1. Mengucapkan salam
2. Memperkenalkan diri
3. Menjelaskan tujuan tindakan
4. Menjelaskan langkah dan prosedur
5. Menanyakan kesiapan pasien
B. FASE KERJA
1. Bawa alat-alat danbahan dekat pasien
2. Cuci tangan
3. Memakai handscoeen,
4. Atur posisi pasien senyaman mungkin
5. Buat jalur intravena, gunakan slang infus yang memiliki
filter dengan tipe- Y
6. Berikan cairan NaCL terlebih dahulu, kemudian darahnya.
7. Atur tetesan darah per menit sesuai dengan program.
8. Lepasa sarung tangan dan cuci tangan
C. FASE TERMINASI
1. Melakukan evaluasi
2. Menyampaikan rencana tindak lanjut
3. Berpamitan
INTERPRETASI Perhatian
PROSEDUR
1. Periksa apakah suhu darah dalam botol, sesuai dengan suhu
tubuh normal dengan cara meraba bagaian luar botolnya.
2. Sebelum pemeberian darah, cocokan label/etiket botol dengan
yang tercantum pada status pasien
3. Perhatikan keadaan darah. Jika terdapat gumpalan, darah
tidak bole dimasukan
4. Ketika akan diberikan, cairan darah harus bercampur merata
(secara homogen) dengan cara membalikan botol perlahan-
lahan. Darah tidak bole dikocok atau dipanaskan
5. Awasi reaksi pasien terhadap transfusi yang meliputi reaksi
menggigil, sesak napas, urtikaria, suhu meningkat. Jika
terjadi, slang transfusi di klem dan laporkan kepada dokter.
6. Catat tanggal, jam dan reaksi pasien
DOKUMEN 2. Pedoman Prektik Laboratorium Yang benarDepkes RI Tahun
TERKAIT
2014
PENGERTIAN Otot adalah jaringan dalam tubuh manusia yang berfungsi sebagai
alatgerak aktif yang menggerakkan tulang. Otot menyebabkan
adanya pergerakan suatu organisme maupun pergerakan dari organ
dalamorganisme tersebut.
TUJUAN Untuk mengukur kenormalan fungsi otot
KEBIJAKAN Pasien tidak sadar
Pasien dengan gangguan menelan
Pasien dengan keracunan
Pasien dengan muntah darah
PETUGAS Perawat
PERALATAN 1. Kertas pengkajian klien.
2. Alat tulis3.
3. Handscoon4.
4. Midline
A. FASE ORIENTASI
PROSEDUR 1. Mengucapkan salam
PELAKSANAAN 2. Memperkenalkan diri / Menanyakan nama pasien
3. Menjelaskan tujuan tindakan
4. Menjelaskan langkah dan prosedur
5. Menanyakan kesiapan pasien
B. FASE KERJA
1. Menyiapkan posisi nyaman klien dan meminta klien
melemaskan ekstremitas yang akan diperiksa.
2. Mencuci tangan dan menggunakan handscoon.
PENGUKURAN TONUS OTOT
Menggunakan kedua tangan untuk menggerakkan secara
pasif lengan bawah sendi siku secara berulang kali secara
perlahan kemudian secara cepat.
Menggunakan kedua tangan untuk menggerakkansecara
pasif tungkai bawah sendi lutut secara berulang kalisecara
perlahan kemudian secara cepat.
Tahanan yang terasa oleh pemeriksa sewaktu menekuk
danmeluruskan bagian anggota tubuh harus dapat dinilai
dengan skala tonus otot
0 = Negatif
+1 = Lemah
+2 = Normal
+3 = Meningkat
+4 = Hiperaktif
PENGUKURAN KEKUATAN OTOT
Ada dua cara untuk mengukur kekuatan otot:
Perawat meminta klien untuk menggerakkan bagian
ekstremitas dan perawat menahan gerakan tersebut
Perawat menggerakkan bagian ekstremitas dan minta klien
untuk menahannya
Skala kekuatan otot:
5 = normal, ROM bebas, bisa menahan gravitasi, bisa
mengangkat beban berat, bisa mengikuti perintah
4 = bisa menahan gravitasi, bisa mengangkat beban ringan,
adata hanan ringan, bisa mengikuti perintah
3 = bisa menahan gravitasi, tanpa tahanan
2 = tidak bisa menahan gravitasi, ada gerakan sendi dan
otot (gerakan meremas), lemas
1 = tidak bisa menahan gravitasi, ada gerakan otot saja
(gerakan jari)
0 = tidak ada gerakan
PENGUKURAN MASSA OTOT
1. Mengukur lingkar paha kiri dan kanan klien
lalumembandingkan keduanya.
2. Mengukur lingkar betis kanan dan kiri klien
lalumembandingkan keduanya.
3. Mengukur lingkar lengan atas kanan dan kiri klien
lalumembandingkan keduanya.
Dari ketiga langkah diatas, pemeriksa harus memperhitungkan
atrofi dan hipertrofi dengan penilaian:
Menghitung selisih lingkar kanan dan kiri. Apabila selisihnya <
1,maka normal. Begitu juga sebaliknya, apabila selisihnya > 1,
makadinyatakan hipertrofi
C. FASE TERMINASI
1. Melakukan evaluasi
2. Menyampaikan rencana tindak lanjut
3. Berpamitan
1. Mencegah infeksi
TUJUAN
2. Membantu penyembuhan luka
KEBIJAKAN Pasien yang mempunyai luka diabetik
PETUGAS Perawat
PERALATAN 1. Bak instrumen yang berisi :
a. pinset anatomi
b. pinset chirugis
c. gunting debridemand
d. kasa steril
e. kom 3 buah
2. Peralatan lain terdiri dari :
a. sarung tangan (handscun)
b. gunting plaster
c. plaster atau perekat
d. alkohol 70% atau wash bensin
e. desinfektan
f. NaCl 0,9%
g. bengkok 2 buah, 1 berisi desinfektan
h. verban
i. obat luka sesuai kebutuhan
A. Fase Orientasi
1. Mengucapkansalam
2. Memperkenalkan diri
3. Menanyakannamapasien
4. Menjelaskantujuantindakan
5. Menjelaskanlangkah danprosedur
B. Fase Kerja
1. Mencuci tangan
2. Memakai sarung tangan
3. Dekatkan alat didekat pasien
4. Menjaga privasi
5. Mengatur posisi pasien sehingga luka dapat terlihat jelas
6. Membuka peralatan
7. Membasahi plaster dengan alkohol dan buka menggunakan
dengan pinset
PROSEDUR 8. Membuka balutan lapis terluar
PELAKSANAAN 9. Membersihkan sekitar luka dan bekas plaster
10. Membuka balutan lapis terdalam
11. Menekan tepi luka (sepanjang luka) untuk mengeluarkan
pus
12. Melakukan debridement
13. Membersihkan luka dengan cairan NaCl
14. Melakukan kompres desinfektant dan tutuo dengan kassa
15. Memasang plaster dan verban
16. Merapikan pasien
17. Membereskan alat
18. Melepas handscon
19. Mencuci tangan
C. Fase Terminasi
1. Melakukanevaluasi
2. Menyampaikanrencanatindaklanjut
3. Berpamitan
A. Hasil Pemeriksaan :
INTERPRETASI Dilakukan tindakan ini untuk membersihkan sekitar luka agar
PROSEDUR mengeluarkan pus dan kulit mati.
B. Patient safety:
Pada proseduriniterlihatadanyakonfirmasiindetitaspasien pada
orientasi dan pada fasekerjaselalumenjagakeamaanpasien dan
cermatdalammengambillangkah- langkahtindakankeperawatan
C. Komunikasi :
Melakukankomunikasiterapeutik dan tidaktergesa –
gesadalamberkomunikasidenganpasien .
D. Dokumentasi :
Melakukan
dokumentasi]andalamprosedurinidipergunakanuntukmengkonfir
masiidentitaspasien. Selainitusemua data yang
didapatkanbaikdaripengkajianmaupunevaluasi juga
didokumentasikan pada dokumentasikeperawatan
Komunkasi:
Komonikasi yang dilakukan adalah komunikasi teraupetik
Dokumentasi:lampirkan prosedur pelaksanaan sesuai tindakan
DOKUMENTASI EniKusyati, 2012, BukuPraktekLaboratorium Keperawatsan
TERKAIT Dasar. Edisi 2, Jakarta : EGC.
No. Halaman
No. Dokumen
Revisi 2/7
Ditetapkan Oleh
STANDAR Ketua STIKES Karya Husada Semarang
OPERASIONAL Tanggal
PROSEDUR Terbit
Dr. Ns. Fery Agusman MM,
M.Kep,Sp.Kom
PENGERTIAN Alat bantu jalan yaitu alat yang di gunakan untuk membantu klien
supaya dapat berjalan dan bergerak (suratun dkk,2008) Alat bantu
jalan merupakan sebuah alat yang dipergunakan untuk memudahkan
klien dalam berjalan agar terhindar dari resiko cidera dan juga
menurunkan ketergantungan pada orang lain. Alat bantu jalan pasien
adalah alat bantu jalan yang digunakan pada penderita/pasien yang
mengalami penurunan kekuatan otot dan patah tulang pada anggota
gerak bawah serta gangguan keseimbangan. (kozier barbara dkk,
2009) Ada 2 jenis alat bantu :
1. Crutck adalah tongkat atau alat bantu untuk berjalan, biasanya
digunakan secara berpasangan yang di ciptakan untuk mengatur
keseimbangan pada saat akan berjalan.
2. Walker adalah alat bantu berjalan yang terbuat dari logam
(biasanya alumunim) dengan memilki 4 kaki. Alat bantu ini
dapat menopang dan membantu memberikan rasa nyaman pada
paisen
TUJUAN Walker
1. Membantu Mempertahankan keseimbangan
2. Menghindari resiko saat berjalan
3. Mengurangi dampak negatif imobilitas
4. Menopang berat badan pasien
Crutck
1. Membantu Mempertahankan keseimbangan
2. Menghindari resiko saat berjalan
3. Mengurangi dampak negatif imobilitas
KEBIJAKAN Walker
a. Pasien dengan kelemahan kaki
b. Post stroke.
c. Obesitas
d. Pasien tirah baring lama
e. Pasien yang terdapat fraktur pada kaki
Crutck
a. Pasien dengan fraktur ekstremitas bawah.
b. Pasien dengan post op amputasi ekstremitas bawah.
c. Pasien dengan kelemahan kaki / post stroke.
PETUGAS Perawat
PERALATAN Alat Bantu Walker
Alat Bantu Crutck
Sandal yang sesuai dengan prosedur
B. Fase Kerja
2. Stetoskop
PROSEDUR A. FASEORIENTASI
PELAKSANAAN 1. Mengucapkansalam
2. Memperkenalkan diri / Menanyakan namapasien
3. Menjelaskan tujuantindakan
4. Menjelaskan langkah danprosedur
5. Menanyakan kesiapanpasien
B. FASEKERJA
Sebelum menggunakan alat pacu jantung, Anda mungkin harus
melalui beberapa pemeriksaan untuk memastikan perlunya
penggunaan alat ini. Beberapa pemeriksaan yang mungkin
dilakukan adalah:
Pemeriksaan fisik umum
Ekokardiogram
Elektrokardiografi
Stress test
Hoter monitoring test
Setelah dipasang, alat seukuran kotak korek api ini akan
mengirimkan dorongan listrik kepada jantung melalui kabel-
kabel kecil yang terhubung antar keduanya. Alat pacu jantung
bisa diatur sedemikian rupa agar gelombang listrik yang
dikeluarkan untuk membuat jantung berkontraksi dapat sesuai
dengan kebutuhan tubuh. Jika tidak terdapat kelainan pada detak
jantung, alat pacu jantung pun tidak akan memberikan sinyal.
Namun, jika alat pacu jantung mendeteksi adanya perubahan
pada irama detak jantung Anda, misalnya jantung berdetak
terlalu lambat, alat ini akan akan mengirimkan sinyal dan
membantu jantung kembali berdetak normal. Sebuah alat pacu
jantung dapat memiliki beberapa kabel timah tergantung dari
jenisnya. Alat pacu jantung juga memerlukan baterai untuk
dapat menerima sinyal dan mengirimkan aliran listrik dengan
baik kepada jantung. Baterai dapat bertahan hingga sekitar 7–10
tahun, tergantung pemakaian. Namun, dokter akan memeriksa
alat pacu jantung setiap 3–6 bulan sekali untuk memastikan
perangkat Anda berfungsi dengan baik. Penggantian baterai
dilakukan melalui prosedur operasi, seperti ketika alat pacu
jantung pertama kali dipasang.
C. FASETERMINASI
Melakukanevaluasi setelah melakukan tindakan
INTERPRETASI a. HASIL PEMERIKSAAN
PROSEDUR Dalam kondisi normal, kontraksi atrium memompa darah ke
dalam ventrikel dan kontraksi ventrikel memompa darah dari
dalam jantung ke seluruh tubuh. Kontraksi yang dikenal
dengan nama denyut jantung ini diatur oleh impuls
listrik.Impuls listrik tersebut dihasilkan oleh sel di bagian
atrium jantung.
Impuls listrik ini dialirkan ke sepanjang otot jantung untuk
berdenyut dan memompa darah.Ketika terjadi aritmia, impuls
listrik pada jantung mengalami gangguan, sehingga jantung
akan berdenyut tidak teratur.
Aritmia dapat menyebabkan beberapa gejala berupa:
Rasa lelah
Kelemahan tubuh
Pingsan
Denyut jantung yang cepat
Sesak napas
Nyeri dada
b. PATIENT SAFETY
Petugas membereskan peralatan dan alat tulis serta buku,
jangan sampai tertinggal di tempat tidur pasien
Petugas memastikan keamanan dan kenyamanan pasien
setelah tindakan
c. KOMUNIKASI
Komunikasi yang efektif antara petugas dan pasien (komunikasi
teraupetik)
d. DOKUMENTASI
Petugas mencatat hasil pelaksanaan prosedur pada dokumentasi
keperawatan.
DOKUMEN http://dokterpost.com/indikasi-pemasangan-pacu-jantung
TERKAIT
F. PATIENT SAFETY
Perawat perlu untuk melakukan verifikasi klien terlebih
dahulu sebelum tindakan dilakukan
Perawat harus mencuci tangan sebelum dan sesudah
melakukan tindakan terhadap klien.
Pastikan perawat memeriksa status terapi klien, meliputi
riwayat klien melakukan kemoterapi, jangka waktu klien
melakukan terapi, jenis kemoterapi yang dilakukan, serta
obat-obat yang digunakan, sehingga perawat dapat
memahami efek samping yang sekiranya dirasakan oleh
klien, sehingga perawat dapat memutuskan tindakan yang
tepat untuk mengatasi efek samping dari kemoterapi.
G. KOMUNIKASI
Melakukan komunikasi terapeutik dan membina hubungan saling
percaya dengan klien.
PERSIAPAN KEMO TERAPI
No. Dokumen No. Revisi Halaman
2/4
Tanggal Ditetapkan Oleh
STANDAR Terbit Ketua STIKES Karya Husada Semarang
OPRASIONAL H. DOKUMENTASI
PROSEDUR Dokumentasikan hasil observasi
Dr. Ns.dan wawancara
Fery Agusmanterhadap
MM, klien
pada catatan keperawatan, meliputi adanya keluhan atau efek
M.Kep,Sp.Kom
PENGERTIAN samping setelah
Kemoterapi kemoterapi
adalah (cytostatika)
penggunaan dilakukan.
zat kimia untuk perawatan
DOKUMEN Hidayat, M.Y.Dalam
penyakit. (2013).penggunaan
Bandung Controversies and Consensus
moderennya, istilah ini hampir in
TERKAIT Obstetricssecara
merujuk & Gynecology: Prinsip
eksklusif kepada obatDasar Kemoterapi.
sitostatik yang
Bandung:untuk
digunakan CV Sagung Seto.
merawat kanker
TUJUAN Sebagai acuan penerapan langkah-langkah untuk mengetahui
kadar gula darah pada pasien
KEBIJAKAN Kemoterapi digunakan untuk menghancurkan sel kanker yang
berbahaya bagi tubuh.
PETUGAS Perawat
PERALATAN SOPSampah
1. Tempat INHALASI UAP/NEBULIZER
khusus Kemo
2. Fume hood
No. Dokumen No. Revisi Halaman
3. Biosafety cabinet
1/3
4. Sarung tangan Nitrile
PROSEDU TanggalTerbit
R 5. Kaca mata Pelindung
6. Gaun panjang DitetapkanOleh
OPERASIO
NAL 7. Spuit dengan Ketuajarum
STIKES KaryaHusada
yang Semarang
otomatis
STAND dapat masuk kedalam setelah digunakan
Dr. Ns. Fery Agusman, M.Kep, Sp.Kom
AR 8. Pelindung wajah
PROSEDUR A. Langkah – langkah :
PELAKSANAAN
PENGERT a. uap
Pemberian inhalasi Tindakan
denganawal pada pemberian
obat/tanpa kemoterapi
obat menggunakan nebulator
IAN b. Cek kembali intruksi pemberian obat
TUJUA c. Intruksi
1. Mengencerkan sekret pemberian
agar mudahobat meliputi rute pemberianjalan
dikeluarkanMelonggarkan obat,nafas
N dosis, kecepatan tetes infus, durasi pemberian obat.
KEBIJA d. mengalami
1. Pasien yang Verifikasi kesulitan
kembali tinggi badan klien,
mengeluarkan sekret berat badan,
2. Pasien yang mengalami penyempitan
dan perhitungan dosis, jalan nafas
KAN
PETUG Perawat e. Pemberian obat kemoterapi harus di verifikasi oleh
dua orang perawat (double check)
B. Penjelasan kepada keluarga:
1. Rasional tindakan kemoterapi
2. Efek samping yang mungkin muncul
AS
1. Set nebulizer
2. Obat bronkodilator
PERAL 3. Bengkok 1 buah
4. Tissue
ATAN 5. Spuit 5 cc
6. Aquades
7. Tissue
A. TahapOrientasi
G. Mengucapkansalam
H. Memperkenalkandiri
I. Menjelaskantujuantindakan
J. Menjelaskanprosedurtindakan
K. Menyampaikankontrakwaktu
L. Memvalidasikesiapanpasien
B. FaseKerja
1. Menjaga privacy pasien
2. Mengatur pasien dalam posisi duduk
3. Menempatkan meja/troly di depan pasien yang berisi set nebulizer
PROSED
4. Mengisi nebulizer dengan aquades sesuai takaran
UR
5. Memastikan alat dapat berfungsi dengan baik
PELAKSA
6. Memasukkan obat sesuai dosis
NAAN
7. Memasang masker pada pasien
8. Menghidupkan nebulizer dan meminta pasien nafas dalam sampai
obat habis
9. Bersihkan mulut dan hidung dengan tissue
C. FaseTerminasi
1. Melakukanevaluasi
2. Menyampaikanrencanatindaklanjut
3. Mencucitangan
4. Berpamitan
D. PenampilanSelamaTindakan
1. Melakukankomunikasiterapeutik
2. Melakukantindakandenganaman
3. Tindakandilakukansecarasistematis
4. Ketenangandalammelakukantindakan
1. Patient safety
Semuatindakanselalumemperhatikankeselamatanpasiendengancaramelak
ukanidentifikasipadapasiensepertiidentitasdantanggallahir
INTERP 2. Komunikasi
RETASI Komunikasidilakukandarifaseorientasiyaitumemperkenalkandiri,
PROSED menanyakannamapasien, menjelaskantujuantindakan,
UR menjelaskanlangkahdanprosedursertamenanyakankesiapanpasiensertame
lakukanevaluasi di faseterminasi
3. Dokumentasi
Semuatindakandidokumentasikandalamrekammedik
SOP IRIGASI LAMBUNG
1. Membuangracun yang
tidakterabsorbsisetelahracunmasuksaluranpencernaan
TUJU 2. Mendiagnosaperdarahanlambung
AN 3. Membersihkanlambungsebelumprosedur endoscopy
4. Membuangcairanataupartikeldarilambung
AKAN dilakukanuntukmembersihkandanmengosongkanisilambung.
PETU Perawat
GAS
PERA 8. Bakiberisiselang NGT (ukurandewasa 14 – 20 dananak-anak 8 – 16)
LATA 9. 2 buahbaskom
N 10. Perlakdanhandukpengalas
11. Stetoskop
12. Spoit 10 cc
13. Plester
14. Nierbeken
15. Kompenampung
16. Air hangat
17. Kassa/tissue
18. Jelly
19. Hanscune
20. Pinset
21. Spatel
22. Corong
23. Gelasukur
M. TahapOrientasi
PROSE N. Mengucapkansalam
DUR O. Memperkenalkandiri
PELAKS P. Menjelaskantujuantindakan
ANAAN Q. Menjelaskanprosedurtindakan
R. Menyampaikankontrakwaktu
S. Memvalidasikesiapanpasien
T. FaseKerja
1. Bantu klienuntukposisisemifowler (bilamemungkinkan)
2. Berdirilahdisisikanantempattidurklienbilaandabertangandomina
nkanan (atausisikiribilaandabertangandominankiri)
3. Periksadanperbaikikepatenan nasal :
Bersihkanmukusdansekresidarihidungdengan tissue
lembabataulidikapas
4. Tempatkanhandukmandidiatas dada klien. Pertahankan tissue
wajahdalamjangkauanklien
5. Gunakansarungtangan
6. Tentukanpanjang slang yang
akandimasukkandanditandaidenganplester.
7. Ukurjarakdarilubanghidungkedauntelinga,
denganmenempatkanujungmelingkar slang padadauntelinga;
Lanjutkanpengukurandaridauntelingaketonjolan sternum;
tandailokasitonjolan sternum di sepanjang slang
denganplesterkecil
8. Ujung atas NGT diolesi jelly, danbagianujungbawah di klem.
9. Mintaklienmenengadahkankepala (bilamemungkinkan),
masukkanselangkedalamlubanghidung yang paling bersih
10. Padasaatandamemasukkan slang lebihdalamkehidung,
mintaklienmenahankepaladanleherlurusdanmembukamulut
(bilakliendalamkeadaansadar)
11. Ketika slang terlihatdanklienbisamerasakan slang dalam faring,
instruksikanklienuntukmenekukkepalakedepandanmenelan
(bilakliendalamkeadaansadar)
12. Masukkan slang
lebihdalamkeesofagusdenganmemberikantekananlembuttanpam
emaksasaatklienmenelan (jikaklienbatukatau slang menggulung
di tenggorokan, tarik slang ke faring danulangilangkah-
langkahnya),
diantaraupayatersebutdorongklienuntukbernafasdalam
13. Ketikatandaplesterpadaselangmencapaijalanmasukkelubanghidu
ng,
hentikaninsersiselangdanperiksapenempatannya:mintaklienmem
bukamulutuntukmelihat slang,
Aspirasidenganspuitdanpantaudrainaselambung,
tarikudarakedalamspuitsebanyak 10-20 ml
masukkankeselangdandorongudarasambilmendengarkanlambun
gdenganstetoskopjikaterdengargemuruh, fiksasi slang.
14. Untukmengamankan slang:
guntingbagiantengahplestersepanjang 2 inchi, sisakan 1
incitetaputuh, tempelkan 1 inchiplesterpadalubanghidung,
lilitkansalahsatuujung, kemudian yang lain,
satusisiplesterlilitanmengitari slang
15. Setelah NGT masukpasiendiaturdenganposisi miring
tanpabantalataukepalalebihrendahselanjutnyaklemdibuka.
16. Corongdipasangdiujungbawah NGT, air
hangatdituangkankedalamcorongjumlahcairansesuaikebutuhan
(+ 500 cc). Cairan yang
masuktadidikeluarkandanditampungdalambaskom
17. Pembilasanlambungdilakukanberulang kali sampai air yang
keluardarilambungsudahjernih.
18. Jika air yang keluarsudahjernihselang NGT dicabutsecarapelan-
pelandandiletakkandalambaki.
19. Setelahselesaipasien di rapikan,
mulutdansekitarnyadibersihkandengan tissue.
20. Perawatmencucitangan
21. Pendokumentasian
C. FaseTerminasi
1. Melakukanevaluasi
2. Menyampaikanrencanatindaklanjut
3. Mencucitangan
4. Berpamitan
D. PenampilanSelamaTindakan
1. Melakukankomunikasiterapeutik
2. Melakukantindakandenganaman
3. Tindakandilakukansecarasistematis
E. Ketenangandalammelakukantindakan
4. Patient safety
Semuatindakanselalumemperhatikankeselamatanpasiendengancaramelak
ukanidentifikasipadapasiensepertiidentitasdantanggallahir
INTER
5. Komunikasi
PRETA
Komunikasidilakukandarifaseorientasiyaitumemperkenalkandiri,
SI
menanyakannamapasien, menjelaskantujuantindakan,
PROSE
menjelaskanlangkahdanprosedursertamenanyakankesiapanpasiensertam
DUR
elakukanevaluasi di faseterminasi
6. Dokumentasi
Semuatindakandidokumentasikandalamrekammedik
SOP MEMAKAI JAS OPERASI
Halaman
No. Dokumen No. Revisi
1/3
Ditetapkan oleh
PETUGAS Perawat
Jas steril yang ditempatkan dimeja yang sudah tertutup dengan kain
PERALATAN
alas steril.
PROSEDUR A. Tahap Orientasi
PELAKSANAAN 1. Mengucapkan salam atau perkenalan
2. Cek identitas keselamatan pasien
3. Menjelaskan tujuan
4. Jelaskan prosedur yang akan dilaksanakan
5. Menanyakan kesiapan pasien
B. Fase Kerja
1. Perawat sirkuler membuka set jas steril.
2. Waktu memasuki kamar operasi ke dua tangan selalu lebih
tinggi daripada siku menuju ke meja jas.
3. Angkathandukyangterlipatdarikemasannyatanpamenyentuhsar
ungtanganataupembungkus kertas yang steril.
4. Menjauhlah dari kemasan, buka handuk seluruhnya, pegang
handuk agak menjauh sehingga tidak terkontaminasi oleh
sentuhan baju atau pakaian yang tidak steril lalu keringkan
kedua telapak dan punggung tangan.
5. Dengan hati-hati lipat handuk bentuk segitiga teruskan
keringkan keatas pergelangan tangan sampai siku, jangan
kembali kedaerah yang sudah dikeringkan.
6. Setelahlenganpertamakering,balikkan handukdangunakan
bagian sisanya untuk mengeringkan tangan yang lain.
7. Jatuhkanhanduk kedalam keranjang sampah atau keranjang
untuk pakaian kotor.
8. Pegang tepi lipatan jas yang ada, buka jas didepan anda tetapi
hanya menyentuh bagian dalam jas.
9. Pastikan bahwa anda berada dalam ruangan yang cukup luas
untuk membuka jas tanpa menyentuh peralatan.
10. Masukkan lengan tangan menelurusi lengan jasdan manset
sebagai pembatas jari jari.
11. Sirkulating ners untuk mengikat area belakang.
12. Ikat tali dibungkung dengan kertas sarung tangan yg masih
steril, kemudian sirkulating ners memegang kertas dan
memutar 90derajat, simpul depan diikat dengan simpul yg
mudah di lepas.
13. Pastikan area jas operasi belakang overslag/ saling menumpu.
C. FaseTerminasi
1. Melakukan evaluasi
2. Menyampaikan rencana tindakan lanjutan
3. Mencuci tangan
4. Berpamitan
Ditetapkan oleh
Ketua STIKes Karya Husada Semarang
PROSEDUR
Tanggal Terbit
OPERASIONAL
27 Juni 2021
STANDAR
Dr. Ns. Fery Agusman, M.Kep., Sp.Kom
Melepas Jas operasi adalah suatu kegiatan melepas jas steril setelah
PENGERTIAN
selesai pembedahan dikamar operasi
Agar petugas terbebas dari Jaz steril yang sudah terkontaminasi dari
TUJUAN
pasien selama pembedahan
KEBIJAKAN Melepas jas steril harus segera dilakukan setelah selesai pembedahan
PETUGAS Perawat
B. Fase Kerja
1. Lepas tali gaun operasi bisa minta bantuan orang lain
2. Tarik dan longgarkan lengan jas dengan mangset terap di
pergelangan tangan
3. Lepas gaun operasi dengan cara menarik kearah depan
4. Lepas kedua lengan dan gulung gaun operasi dari daerah tali
kearah daerah yang tidak menempel pada tubuh kita,
sehingga akan terjadi posisi dimana gaun yang menempel
pada tubuh kita berada diluar gulungan
5. Gulung gaun operasi dari daerah leher gaun ke bawah
6. Letakkan gaun ke dalam plastik yang telah disediakan
7. Lepas sarung tangan setelah selesai operasi sesuai prosedur
C. FaseTerminasi
1. Melakukan evaluasi
2. Menyampaikan rencana tindakan lanjutan
3. Mencuci tangan
4. Berpamitan
INTERPRESTASI - Evaluasi
PROSEDUR 1. Tangan terjaga dari kontaminasi
2. Perawat melakukan tindakan dengan prinsip
aseptic
- Dokumentasi
DOKUMENTASI
1. Suryanto, Sugeng . 2008. Buku Panduan Dasar-
Dasar Keterampilan Bagi Perawat Kamar Bedah.
Jakarta : HIPKABI Press , 2008
2. Kusyati, Eni. Dkk. 2011. Ketrampilan & Prosedur
Laboratorium Keperawatan Dasar Edisi 2: Jakarta.
Buku Kedokteran EGC
1. Menyediakanobatataunutrisi yang
memberireaksilebihcepatdibandingkanpemberianobatmelalui
rute lain
Prosedurhanyadilakukanolehtenagakesehatan
KEBIJAKAN
Diberikan paa pasien baru atau rawat inap
PETUGAS Perawat
U. TahapOrientasi
PROSEDUR 13. Mengucapkansalam
PELAKSANAAN 14. Memperkenalkandiri
15. Menjelaskantujuantindakan
16. Menjelaskanprosedurtindakan
17. Menyampaikankontrakwaktu
18. Memvalidasikesiapanpasien
V. FaseKerja
1. Cucitangan
2. Siapkanperalatan
3. Periksa label
obatdansesuaikandengancatatanpemberianobat,
gunakanprinsippemberianobat “12”
benarketikamelakukanpemeriksaan
4. L;akukan penghitungan dosis jika perlu
5. Pegang ampul dan turunkan larutan dari leher ampul
dengan cara menjentikkan jari tabnagn pada leher ampul
beberapa kali atau dengan memutar ampul searah jarum
jam
6. Bungkus leher ampul dengan kassa steril, kemuadian
patahkan leher ampul dengan arah menjauhi anda dan
orang disekitar. Jika ampul sulit dipatahkan dengan cara
biasa, gunakan gergaji ampul
7. Buang leher ampul paa tempat sampah medis khusus benda
tajam
8. Letakkanampulpadapermukaan yang datar
9. Bukatutupjarumspuit,
kemudianmasukkanjarumtepatkebagiantengahampul
10. Aspirasicariranampulsesuaidosis yang dubutuhkan
11. Keluarkan jarum ari ampul dan tutup kembali jarum spuit
dengan tekhnik yang benar
12. Jika terdapat gelmbung udara di dalam spuit : pegang spuit
secara vertikal engan jarum menghadap ke ats lalu tarik
plunger ke bawah kemudian jentikkan spiuit dengan jari
hingga gelembung uara yang melekat di dinding spuit
terlepasm lalu dorong plunger secara perlahan ke atas untuk
mengeluarkan udara
13. Periksa kembali jumlah larutan yang ada di spuit sesuai
yang dibutuhkan
14. Bandingkan label obatdengancatatanpemberianobat
15. Beri label padaspuitsesuaidengan label obat
16. Letakkan spuit didalam bak spuit, bersama dengan kaps
alkohol dan kartu obat atas nama pasien
17. Buang peralatan sekali pakai dan simpan peralatan yang
tidak diperlukan
18. Cuci tangan
W. FaseTerminasi
13. Melakukanevaluasi
14. Menyampaikanrencanatindaklanjut
15. Mencucitangan
16. Berpamitan
X. PenampilanSelamaTindakan
5. Melakukankomunikasiterapeutik
6. Melakukantindakandenganaman
7. Tindakandilakukansecarasistematis
8. Ketenangandalammelakukantindakan
7. Hasil
INTERPRETASI
Diharapkan setelah dilakukan terapi pemberian nutrisi
parenteral akan memenuhi kebutuhan nutrisi pasien
8. Patient safety
- Selalu mencuci tangan
- Mempertahankan prinsip steril dan bersih
- Mencegah terjadinya infeksi
9. Komunikasi
- Menjelaskan prosedur sebelum dilakukan
PROSEDUR
- Berkomunikasi selama melakukan tinakan
- Selalu melakukan inform concent dengan menggunakan
komunikasi yang efektif
10. Dokumentasi
- Mencatat tindakan yang dilakukan dan catat respon
pasien
- Mencatat kondisi irigasi bledder
- Mencatat tanggal dan waktu pelaksanaan
Untukmembukakembalijalannapas yang
TUJU
menyempitatautertutupsamasekalidenganmelakukanbeberapateknikpemijatanatau
AN
penekananpada dada
KEBIJA RJP dilakukandenganbenardapatmenyelamatkannyawaseseorang,
makakitawajibmengetahuibagaimanacaramelakukannya
KAN
PETUG Perawat
AS
1. Alatpelindungdiri (masker, handscoen)
2. Trolly emergency yang berisi :
3. Laryngoscope lurusdanbengkok (anakdandewasa)
4. Magil force
5. Pipatrakheaberbagaiukuran
6. Trakhea tube berbagaiukuran
7. Gudelberbagaiukuran
8. CVP set
PERA 9. Infus set/blood set
LATA 10. Papanresusitasi
11. Guntingverband
N
12. Bag resuscitator lengkap
13. Semprit 10 cc – jarum no. 18
14. Set therapy oksigenlengkapdansiappakai
15. Set penghisapsekresilengkapdansiappakai
16. EKG record
17. EKG monitor bilamemungkinkan
18. DC shock lengkap
A. TahapOrientasi
PROSE 1. Mengucapkansalam
DUR 2. Memperkenalkandiri
3. Menjelaskantujuantindakan
4. Menjelaskanprosedurtindakan
5. Menyampaikankontrakwaktu
6. Memvalidasikesiapanpasien
B. FaseKerja
1. Mencucitangan
2. Memakaihandscon
3. Menepukbahupasienuntukmengecekkesadaran
4. Memintabantuan
5. Memeriksanadikarotisdannafaskurangdr 10 detik
6. Mengaturposisisupinasi
7. Melakukan RJP denganteknikberikut
8. Meletakkanpangkaltelapaktanganpadatitikkompresi
9. Tanganposisilurus, sikuterkunci (tidakmenekuk) bahudiatas
sternum
PELAKS 10. Melakukankompressedalam 4-5 cm padadewasa /1,5 – 3 cm
ANAAN padaanak, kecepatan minimal 100x/menit. Menimalinterupsi
11. Melakukankompresidanventilasidenganrasio 30:2
12. Memeriksanadikarotisdanpernafasan ( setelah RJP 5 siklus)
13. Mengaturposisipasienpadaposisistabil (sim’s)
14. Melepas hand scoon
C. FaseTerminasi
1. Melakukanevaluasi
2. Menyampaikanrencanatindaklanjut
3. Mencucitangan
4. Berpamitan
D. PenampilanSelamaTindakan
1. Melakukankomunikasiterapeutik
2. Melakukantindakandenganaman
3. Tindakandilakukansecarasistematis
4. Ketenangandalammelakukantindakan
11. Patient safety
Semuatindakanselalumemperhatikankeselamatanpasiendengancaramelaku
kanidentifikasipadapasiensepertiidentitasdantanggallahir
INTERP 12. Komunikasi
RETASI Komunikasidilakukandarifaseorientasiyaitumemperkenalkandiri,
PROSE menanyakannamapasien, menjelaskantujuantindakan,
DUR menjelaskanlangkahdanprosedursertamenanyakankesiapanpasiensertamela
kukanevaluasi di faseterminasi
13. Dokumentasi
Semuatindakandidokumentasikandalamrekammedik
4. Dokumentasi
PROSED TanggalTerbit
UR
DitetapkanOleh
OPERASI
Ketua STIKES KaryaHusada Semarang
ONAL
STAND Dr. Ns. Fery Agusman, M.Kep, Sp.Kom
AR
Y. TahapOrientasi
PROSE 19. Mengucapkansalam
DUR 20. Memperkenalkandiri
PELAKS 21. Menjelaskantujuantindakan
ANAAN 22. Menjelaskanprosedurtindakan
23. Menyampaikankontrakwaktu
24. Memvalidasikesiapanpasien
Z. FaseKerja
1. Cucitangan
2. Oplosobat yang diberikansesuaidenganperhitungan yang mudah,
dengansyring ( spuit)
3. Sambungkansyring ( spuit ) denganinjectomat line dansambungkanke
Three Way Stop Cock danExtentionTube
4. Isi extention tube dengancairan
5. Bukabalutandanplesterpada intra vena cateter ( infus)/ kateter venapusat
6. Lepas intra vena line ( infus ) dansambungkanextentionpadaintra vena
cateter/ kateter venapusat.
7. Sambungkan intra vena line ( infus ) pada Three Way Stop Cock.
8. Pasangsyring( Spuit ) 20 cc atau 50 cc padasyringpump.
9. Tekan power On danpadaalat
10. Tekantombol rate ( Tandapanah ^/v ) sesuaiangka yang dikehendaki
11. Tekan start – Buat label dantempelkan
12. Tekan stop dan Three Way Stop Cock jikaakanmengganticairan ( obat)
13. Tekan start kembalidan Three Way Stop
CockdibukaCatatpadacatatanperawatanataulembarmonitoring
AA. FaseTerminasi
17. Melakukanevaluasi
18. Menyampaikanrencanatindaklanjut
19. Mencucitangan
20. Berpamitan
BB. PenampilanSelamaTindakan
9. Melakukankomunikasiterapeutik
10. Melakukantindakandenganaman
11. Tindakandilakukansecarasistematis
12. Ketenangandalammelakukantindakan
14. Setelahdilakukanterapititrasi
Setelahdilakukanpemberianterapititrasidapatmembantumemberikanobatme
laluisyring pump sesuaidosis
15. Patient safety
Semuatindakanselalumemperhatikankeselamatanpasiendengancaramelaku
INTERP
kanidentifikasipadapasiensepertiidentitasdantanggallahir
RETASI
16. Komunikasi
PROSE
Komunikasidilakukandarifaseorientasiyaitumemperkenalkandiri,
DUR
menanyakannamapasien, menjelaskantujuantindakan,
menjelaskanlangkahdanprosedursertamenanyakankesiapanpasiensertamela
kukanevaluasi di faseterminasi
17. Dokumentasi
Semuatindakandidokumentasikandalamrekammedik
https://pdfcoffee.com/qdownload/sop-prosedur-pemberian-therapi-titrasi-pdf-
DOKU
free.html
MEN
(SOP RS Ananda Purwokerto)
TERKA
IT