Anda di halaman 1dari 11

Monik Ajeng Puspitoarum D.W / JIAP Vol. 3 No.

1 (2017) 51-61

JIAP Vol. 3, No. 1, pp 51-61, 2017


© 2017 FIA UB. All right reserved
ISSN 2302-2698
e-ISSN 2503-2887
Jurnal Ilmiah Administrasi Publik (JIAP)
U R L : h t t p : / / e j o ur n a l f i a . ub . a c . i d / i n d e x. p h p / j i a p

Perencanaan Pembangunan Pertanian Tanaman Pangan Kabupaten Cilacap

Monik Ajeng Puspitoarum D.W a 


a
Badan Pusat Statistik Kota Makassar, Sulawesi Selatan, Indonesia

IN FO R M AS I AR T IK E L AB S TR AC T

Article history: This paper examines the process of agricultural development planning of food
Dikirim tanggal: 02 Maret 2017 crops in Cilacap Regency and application of innovation in planning. Result of this
Revisi pertama tanggal: 13 Juli 2017 research indicates that planning process in Cilacap Regency is dominated by
Diterima tanggal: 22 Agustus 2017
technocratic and top-down approach through ‘musrenbang’. The proposed
Tersedia online tanggal: 31 Agustus 2017
programs and activities generated by technocratic approach are more in numerous
comparing to those delivered by musrenbang process. Lack of farmer groups
Keywords: Planning, Development, Food involvement in planning process cause this problem. Development planning of
Crops, Musrenbang, Innovation food crops agriculture in Cilacap has not considered innovation optimally in the
planning process. The application of technology is carried out as a routine
program implementation.

INTISARI
Tulisan ini menganalisis proses perencanaan pembangunan pertanian tanman
pangan Kabupaten Cilacap dan penerapan inovasi dalam perencanaan tersebut.
Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa proses perencanaan pembangunan
pertanian tanaman pangan di Kabupaten Cilacap didominasi pendekatan
teknokratik dan top down. Usulan program dan kegiatan hasil teknokratik lebih
banyak jika dibandingkan usulan hasil musrenbang, hal tersebut diakibatkan
karena kurangnya keterlibatan kelompok tani dalam proses perencanaan.
Perencanaan Pembangunan pertanian tanaman pangan di Kabupaten Cilacap
belum mempertimbangkan inovasi secara optimal dalam proses perencanaannya.
Penerapan teknologi dilakukan sebagai pelaksanaan program yang bersifat
rutinitas.

2017 FIA UB. All rights reserved.

1. Pendahuluan Teori perencanaan sendiri merupakan subjek studi


yang sulit dipahami. Pemahaman tentang teori
Perencanaan yang baik diyakini dapat mendorong perencanaan (planning theory) mengalami perdebatan
tercapainya tujuan yang telah ditetapkan dalam yang panjang dan luas, karena pemahamannya menjadi
pembangunan. Hal tersebut sesuai dengan pernyataan semakin melebar dan kompleks. Dalam
Todaro (2006) bahwa kegagalan pembangunan atau perkembangannya, ternyata teori perencanaan tidak
perkembangan yang memprihatinkan bersumber dari dapat berdiri sendiri untuk merespon kejadian-kejadian
kegagalan proses perencanaan itu sendiri. Untuk tak terduga tersebut. Teori perencanaan membutuhkan
mencapai tujuan pembangunan secara optimal kontribusi disiplin ilmu lain sebagai modal observing
———
dibutuhkan perencanaan yang baik.
 Corresponding author. Tel.: +62-853-9988-5705; e-mail: eh_momon@yahoo.com

51
Monik Ajeng Puspitoarum D.W / JIAP Vol. 3 No. 1 (2017) 51-61

sekaligus media penjelas, seperti: ilmu sosial, sektor. Dari aspek pertanian, para petani harus bersaing
matematika, lingkungan, civil engineering, arsitektur tidak hanya dengan petani dalam negeri tetapi juga
dan lain-lain. Penyerapan substansi metode dari disiplin dengan petani negara lain. Karena globalisasi tidak
ilmu lain sering disebut sebagai substantive theory atau memungkinkan suatu negara untuk menutup pasar
dalam teori perencanaan dikenal dengan theory in dalam negeri mereka bagi produk-produk pertanian luar
planning. Sementara teori perencanaan disebut sebagai negeri. Untuk dapat survive para petani harus berani
teori prosedural atau theory of planning (Faludi, 1973). mengambil resiko dalam berinovasi. Inovasi akan
Perencanaan yang efektif merupakan suatu kolaborasi menjamin peningkatan produktivitas, yang akan
antara perencanaan prosedural dengan perencanaan mempengaruhi tingkat survival jika harus bersaing
substantif. dengan negara lain. Selain itu juga diperlukan dukungan
Perencanaan prosedural lebih mengarah pada pemerintah terutama dalam hal visi dan kebijakan.
perencanaan teknokratik di mana perencana merasa Untuk mencapai keberhasilan dalam hal pembangunan
bahwa dengan teknik-teknik yang dimilikinya mereka pertanian dibutuhkan perubahan visi dan kebijakan dari
mampu memecahkan berbagai masalah karena dapat pemerintah dan aparat pelaksana dalam memahami
melihat kerumitan masalah dengan lebih rasional. proses-proses yang hakiki dari suatu pembangunan
Namun, pengidentifikasian masalah yang dilakukan oleh pertanian, yaitu proses pokok yang mendasar yang dapat
perencana dianggap belum cukup tepat dalam mempengaruhi pembangunan pertanian.
menentukan masalah yang terjadi sebenarnya. Oleh Penulis tertarik menganalisis mengenai
karena itu, perlu didukung dengan perencanaan perencanaan pembangunan pertanian tanaman pangan
substantif di mana masyarakat sebagai sasaran atau karena pertanian merupakan sektor utama perekonomian
aktor lain yang terkait dan lebih mengetahui keadaan di Kabupaten Cilacap. Kabupaten Cilacap mempunyai
yang mereka alami dapat memberikan masukan dalam lahan sawah terluas di Jawa Tengah dengan potensi
proses perencanaan. pertanian yang cukup tinggi terutama tanaman pangan.
Dengan ditetapkannya Undang-Undang Nomor 23 Kabupaten Cilacap merupakan Kabupaten yang
Tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah, setiap tingkat berkontribusi besar dalam ketahanan pangan di Jawa
pemerintahan memiliki porsi kewenangan masing- Tengah. Dalam era globalisasi dan persaingan bebas,
masing dalam perencanaan pembangunan. Dalam pemerintah dan masyarakat dituntut untuk lebih fokus
Undang-undang tersebut disebutkan bahwa daerah dan inovatif dalam pembangunan. Pembangunan
sesuai dengan kewenangannya menyusun rencana pertanian tanaman pangan di Kabupaten Cilacap diawali
pembangunan daerah sebagai satu kesatuan dalam satu dengan perencanaan. Perencanaan pembangunan
sistem perencanaan pembangunan nasional. pertanian tanaman pangan Kabupaten Cilacap
Permasalahan yang dihadapi oleh pemerintah diharapkan dapat menghadirkan perbaikan yang lebih
daerah dalam melaksanakan pembangunannya bukan baik di masa depan.
semata-semata karena keterbatasan sumber dana
pembangunan atau terbatasnya sumber daya alam atau 2. Teori
lemahnya sumber daya manusia yang dimiliki, tetapi 2.1 Perencanaan Pembangunan Daerah
faktor manajemen pembangunan yang diterapkan turut
memberikan kontribusi. Manajemen pembangunan tidak Teori perencanaan merupakan subjek studi yang
terlepas dari sistem perencanaan dan kemampuan sulit dipahami. Pemahaman tentang teori perencanaan
pemerintah daerah untuk membuat kebijakan (planning theory) mengalami perdebatan yang panjang
pembangunan yang menstimulasi terjadi pertumbuhan, dan luas, karena pemahamannya menjadi semakin
baik dalam ekonomi, sosial budaya, dan pelayanan melebar dan kompleks. Apa itu teori perencanaan
publik. menjadi sulit didefinisikan secara pasti karena beberapa
Sektor pertanian merupakan sektor yang sangat alasan, diantaranya (Campbell. S & Fainstein. S, 1996):
penting peranannya di dalam perekonomian. Salah satu a) Teori perencanaan memiliki over-lap dengan
subsektor pertanian yang memegang peranan strategis berbagai disiplin ilmu lain (ilmu sosial, politik,
dalam memelihara stabilitas ekonomi nasional adalah ekonomi, arsitektur, dll);
pertanian tanaman pangan. Tanaman pangan memegang b) Batasan profesi perencana dan profesi lainnya sering
peranan penting sebagai pemasok kebutuhan konsumsi tidak jelas, di mana perencana tidak hanya membuat
penduduk. rencana dan bukan perencana dapat mengerjakan
Dalam era globalisasi dan persaingan bebas, perencanaan;
pemerintah dan masyarakat dituntut untuk lebih fokus c) Ruang perencanaan terbagi atas pola ruang dan
dan inovatif dalam mencapai pembangunan. Tantangan lingkungan alam yang luas; dan
pembangunan menjadi lebih komplek dalam berbagai

52
Monik Ajeng Puspitoarum D.W / JIAP Vol. 3 No. 1 (2017) 51-61

d) Banyak pendekatan yang dapat dipakai dalam melakukan perubahan menuju arah perkembangan yang
perencanaan dengan meminjam alat analisis, metode, lebih baik bagi suatu komunitas masyarakat,
dan teori dari bidang ilmu pengetahuan lainnya. pemerintah, dan lingkungannya dalam wilayah/daerah
Masalah ketidakjelasan teori perencanaan tersebut tertentu, dengan memanfaatkan atau mendayagunakan
menimbulkan dualisme dalam teori perencanaan yaitu berbagai sumber daya yang ada, dan harus memiliki
theory of planning dan theory in planning. Theory in orientasi yang bersifat menyeluruh, lengkap, tapi tetap
planning disebut sebagai substantive theory berpegang pada azas prioritas.
membutuhkan kontribusi disiplin ilmu lain sebagai Perencanaan pembangunan daerah bukanlah
modal observing sekaligus media penjelas, seperti; ilmu perencanaan dari suatu daerah, melainkan perencanaan
sosial, matematika, lingkungan, civil engineering, untuk suatu daerah. Perencanaan pembangunan daerah
arsitektur dan lain-lain. Sementara teori perencanaan dapat dianggap sebagai perencanaan untuk
disebut sebagai teori prosedural atau theory of planning. memperbaiki penggunaan sumber daya publik yang
Hal ini sesuai yang dikemukan oleh Faludi (1973) dalam tersedia di daerah tersebut dan untuk memperbaiki
bukunya Planning Theory. Dalam praktek, seharusnya kapasitas sektor swasta dalam menciptakan nilai sumber
tidak dipisahkan antara theory of planning dan theory in daya swasta secara bertanggung jawab (Kuncoro, 2012).
planning. Justru diharapkan keduanya akan membentuk Perencanaan pembangunan daerah merupakan
suatu kolaborasi yang oleh Faludi (1973) disebut urusan wajib yang menjadi kewenangan daerah dalam
sebagai perencanaan efektif. rangka penyelenggaraan pemerintahan daerah sebagai
Teori perencanaan dapat dijadikan kerangka satu kesatuan dalam sistem perencanaan pembangunan
berpikir dalam memahami makna dan definisi nasional. Hal tersebut sesuai dengan yang dikemukakan
perencanaan. Berdasarkan teori yang telah dibahas oleh Abe (2005), perencanaan daerah merupakan proses
tersebut, perencanaan dianggap sebagai kumpulan menyusun langkah-langkah yang akan diselenggarakan
prosedur. Perencanaan merupakan aplikasi dari metode oleh pemerinatah daerah, dalam rangka menjawab
ilmiah untuk membuat kebijakasanaan. Pemikiran kebutuhan masyarakat untuk mencapai suatu tujuan
tersebut dikemukakan oleh Abe (2005), perencanaan tertentu. Perencanaan daerah dapat dipandang sebagai
adalah susunan (rumusan) sistematik mengenai langkah- formulasi (rumusan) mengenai aspirasi masyarakat
langkah yang akan dilakukan di masa depan, dengan setempat, dalam rangka mencapai suatu kehidupan baru
pertimbangan-pertimbangan yang seksama atas potensi- yang lebih baik dan bermakna melalui langkah-langkah
potensi, faktor-faktor internal dan pihak-pihak yang pembangunan.
berkepentingan dalam mencapai tujuan tertentu. Undang-undang Nomor 25 Tahun 2004 tentang
Perencanaan juga merupakan proses suatu Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional dalam
rangkaian kegiatan. Perencanaan sebagai proses berarti penjelasannya menerangkan bahwa: Sistem perencanaan
bahwa perencanaan tidak hanya terfokus pada akhir pembangunan daerah mencakup lima pendekatan dalam
proses itu sendiri tetapi pada keseluruhan proses seluruh rangkaian perencanaan, yaitu:
kegiatan. Seperti yang dikemukakan oleh Reiner dan a) Pendekatan Politik
Davidoff dalam Faludi (1986), perencanaan adalah Pendekatan politik adalah pendekatan perencanaan
suatu proses untuk menentukan tindakan masa depan pembangunan yang berasal dari proses politik.
yang tepat melalui serangkaian pilihan-pilihan. Di dalam b) Pendekatan Teknokratik
perencanaan, proses merupakan sesuatu yang Perencanaan dengan pendekatan teknokratik
bersinambungan (planning is a continuous proces). dilaksanakan dengan menggunakan metode dan
Proses perencanaan Conyers dan Hills terbagi kerangka berpikir ilmiah oleh lembaga atau satuan kerja
menjadi 6 tahap perencanaan. Dalam setiap tahap yang secara fungsional bertugas untuk itu.
perencanaan memiliki tujuan-tujuan tertentu. Sehingga c) Pendekatan Partisipatif
penting untuk memahami setiap tahap yang ada dalam Perencanaan dengan pendekatan partisipatif
proses perencanaan: (a) The decision to adopt planning, dilaksanakan dengan melibatkan semua pihak yang
(b) Collect and analyse data, (c) Identifying alternatives berkepentingan (stakeholders) terhadap pembangunan.
course of action, (d) Plan and project appraisal, (e) d) Pendekatan Top-Down
Implement, (f) Monitoring and evaluation. Hasil perencanaan diselaraskan melalui
Dalam hubungannya dengan suatu daerah sebagai musyawarah yang dilaksanakan secara hirarki
area pembangunan di mana terbentuk konsep pemerintahan dari atas ke bawah.
perencanaan pembangunan daerah, dapat dinyatakan e) Pendekatan Bottom-Up
bahwa perencanaan pembangunan daerah menurut Hasil perencanaan diselaraskan melalui
Riyadi dan Bratakusumah (2004) yaitu suatu proses musyawarah yang dilaksanakan secara hirarki
perencanaan pembangunan yang dimaksudkan untuk pemerintahan dari bawah ke atas. Proses top-down

53
Monik Ajeng Puspitoarum D.W / JIAP Vol. 3 No. 1 (2017) 51-61

versus bottom-up lebih mencerminkan proses perubahan sosial penduduk secara terus menerus
perencanaan di dalam pemerintahan yaitu dari lembaga/ terutama diarahkan pada segi-segi pertanian,
departemen dan daerah ke pemerintah Pusat. masyarakatnya diajak maju sehingga semakin pandai,
Riyadi dan Bratakusumah (2004) menyebutkan semakin terampil, bersemangat, dan tekun sehingga
bahwa, faktor-faktor yang dapat mempengaruhi tingkat produktivitas pertanian semakin meningkat.
keberhasilan suatu program perencanaan pembangunan Pembangunan sering kali diartikan sebagai pertumbuhan
daerah meliputi: dan perubahan. Soekarwati (1995) menyatakan bahwa
a) Faktor Lingkungan pembangunan pertanian dapat berhasil jika terjadi
Faktor-faktor lingkungan dapat berasal dari dari pertumbuhan sektor pertanian yang tinggi dan sekaligus
luar (eksternal) maupun dari dalam (internal), yang terjadi perubahan masyarakat tani menjadi lebih baik.
mencakup bidang sosial, budaya, ekonomi dan politik. Pembangunan pertanian dimulai dengan
b) Faktor Sumber Daya Manusia Perencana perencanaan pembangunan pertanian. Perencanaan
Perencana selaku sumber daya manusia pembangunan pertanian merupakan perencanaan
perencanaan merupakan faktor utama yang pembangunan daerah dari segi pertanian. Proses
menggerakkan pelaksanaan perencanaan. Kualitas perencanaan pembangunan pertanian sejalan dengan
perencanaan yang baik sangat tergantung pada proses perencanaan pembangunan daerah. Banoewidjojo
kemampuan, keahlian dan keluwesan dari para (1983) mengemukakan tahapan rencana pembangunan
perencananya selain teknik dan metode yang pertanian sebagai berikut: (a) Menetapkan tujuan atas
digunakannya. dasar pertimbangan keadaan; (b) Membuat analisa
c) Faktor Sistem Yang Digunakan masalah-masalah yang akan timbul, sehubungan dengan
Sistem perencanaan pembangunan biasanya tujuan yang telah ditetapkan; (c) Memecahkan
dipengaruhi oleh ideologi yang dianut oleh suatu negara, masalah-masalah dan memilih alternatif yang paling
baik ditinjau dari segi ekonomi maupun politik. Sistem memungkinkan di antara jawaban masalah-masalah
perencanaan yang dimaksud merupakan aturan-aturan tersebut; (d) Mengatur segala sarana berdasarkan
atau kebijakan-kebijakan yang digunakan oleh suatu alternatif jawaban masalah-masalah yang telah
daerah sebagai landasan atau dasar pelaksanaan dipilihnya itu, dengan tepat menurut jenis, jumlah,
pembangunannya. tempat dan waktu dalam bentuk rencana; (e) Mencoba
d) Faktor Perkembangan Ilmu dan Teknologi melaksanakan rencana; dan (f) Membuat perubahan-
Ilmu pengetahuan dan teknologi menjadi faktor perubahan berdasarkan hasil-hasil percobaan.
penting dan berperan dalam upaya pencapaian
2.3 Inovasi dan Sistem Inovasi
pembangunan. Ilmu pengetahuan dan teknologi dan
pembangunan saling mempengaruhi satu sama lain Rogers dalam Noor (2013) berpendapat bahwa
tanpa mengenal batas akhir. inovasi merupakan perubahan yang direncanakan yang
e) Faktor pendanaan bertujuan untuk memperbaiki praktek-praktek. Inovasi
Pada dasarnya pendanaan merupakan faktor yang organisasi tidak perlu harus menemukan sesuatu yang
sudah given, yaitu faktor yang memang harus ada dalam baru atau proses yang mereka adopsi untuk dikatakan
melakukan suatu kegiatan atau program. inovatif. Inovasi dapat saja perbaikan terhadap
2.2 Perencanaan Pembangunan Pertanian Tanaman organisasi yang diterapkan dan diimplementasikan di
Pangan organisasi tersebut.
Dapat dikatakan bahwa inovasi merupakan proses
Hakekat pembangunan menurut Banoewidjojo atau hasil kreativitas pembaruan/ perbaikan yang dapat
(1983) adalah terciptanya terus menerus perubahan- memberikan manfaat. Melalui inovasi kita dapat
perubahan sosial/ struktur sosial serta pertumbuhan menghasilkan sesuatu yang lebih baik dari sesuatu yang
ekonomi yang dipercepat. Dalam rangka pembangunan, bernilai kurang untuk mencapai hasil yang bernilai lebih
segala kegiatan harus ditumpahkan demi pembaharuan besar. Inovasi dapat dikembangkan pada level individu,
sosial serta pertumbuhan ekonomi atau kehidupan yang institusi dan kebijakan (Noor, 2013).
lebih baik. Inovasi merupakan faktor yang dapat berpengaruh
Dibidang pertanian, dapat dikatakan bahwa pada tercapainya perencanaan pembangunan. Inovasi
pembangunan pertanian merupakan suatu proses merupakan isu strategis yang sangat penting dalam
perubahan tingkat kehidupan ekonomi dan sosial bagi perencanaan pembangunan pertanian. Perencanaan
masyarakat petani, serta menimbulkan pertumbuhan efektif dengan mempertimbangkan inovasi dapat
ekonomi yang berasal dari kegiatan bidang pertanian. berkontribusi pada kreativitas dan keberhasilan inovasi
Lebih lanjut, pembangunan pertanian menurut (Mumford et al, 2008).
Banoewidjojo (1983) adalah proses penciptaan

54
Monik Ajeng Puspitoarum D.W / JIAP Vol. 3 No. 1 (2017) 51-61

Strategi pembangunan inovasi di Indonesia 3. Metode Penelitian


dilaksanakan melalui penguatan sistem inovasi. BPPT
(2012) mengutip Freeman (1987) menyebutkan bahwa Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif
sistem inovasi adalah jejaring kelembagaan dalam dengan jenis deskriptif. Penelitian ini dilakukan untuk
sektor publik dan swasta dimana kegiatan-kegiatan dan mengetahui bagaimana proses perencanaan
interaksi-interaksinya memulai, mendatangkan, pembangunan pertanian tanaman pangan dan faktor-
mengubah, dan mendifusikan teknologi-teknologi baru. faktor yang dapat mendukung pembangunan pertanian
Kemudian Taufik (2010) mendefinisikan sistem inovasi tanaman pangan serta kendala-kendala atau masalah-
adalah suatu kesatuan dari sekumpulan entitas pelaku masalah yang dapat menghambat perencanaan
(aktor), kelembagaan, jaringan, hubungan, interaksi, dan pembangunan pertanian tanaman pangan. Penelitian ini
proses produktif yang yang mempengaruhi arah juga menganalisis tentang inovasi dalam perencanaan
perkembangan inovasi dan difusinya, serta proses pembangunan pertanian tanaman pangan di Kabupaten
pembelajarannya. Sebagaimana pendapat Leeuwis Cilacap.
(2004) yang menyatakan bahwa perubahan dan inovasi Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam
bukan merupakan hasil dari perencanaan. Perubahan dan penelitian ini adalah teknik wawancara dan telaah
inovasi merupakan sesuatu yang kacau, rumit, dan tidak dokumen. Teknik wawancara dilakukan dengan cara
bisa diprediksi sehingga tidak bisa direncanakan. tanya jawab langsung dengan informan dengan beberapa
Kesulitan dalam merencanakan inovasi dapat disiasati pertanyaan terbuka, sedangkan telaah dokumen
melalui sistem inovasi. dilakukan dengan mengumpulkan dan menganalisis
Dalam tataran regional atau kabupaten, sistem data-data sekunder yang berkaitan dengan fokus
inovasi dikembangkan melalui konsep Sistem Inovasi penelitian. Data yang digunakan dalam penelitian ini
Daerah yang merupakan turunan dari Sistem Inovasi bersumber dari informan dan dokumen. Informan
Nasional. Pengembangan sistem inovasi daerah (SIDa) merupakan orang atau responden yang dianggap
merupakan salah satu strategi utama dalam sistem mengetahui permasalahan pembangunan pertanian
inovasi nasional yang mewadahi proses interaksi antara tanaman pangan. Informan dalam penelitian ini adalah
komponen penguatan sistem inovasi. pegawai Dinas Pertanian dan Peternakan Kabupaten
Lahirnya Peraturan Bersama Menteri Riset dan Cilacap yaitu Kepala Dinas Pertanian dan Peternakan,
Teknologi, dan Menteri Dalam Negeri Republik Kasubag Perencanaan, Kabid Pengelolaan Lahan, Air,
Indonesia No. 3 Tahun 2012 dan No. 36 Tahun 2012 Sarana dan Prasarana, Kasi Sarana dan Prasarana, dan
tentang Penguatan Sistem Inovasi Daerah menjadi Kepala UPT Majenang. Informan lainnya adalah
instrumen pemerintah dalam menumbuhkembangkan pegawai Bappeda Kabupaten Cilacap yang teridir dari
peningkatan produktivitas daya saing nasional maupun Kepala Bappeda, Kasubag Perencanaan, Staf
daerah yang menuntut adanya peningkatan kapasitas Perencanaan serta Kasubbid Litbang. Selanjutnya adalah
inovatif. Sistem Inovasi Daerah (SIDa) adalah informan dari pegawai Kecamatan yaitu Camat
keseluruhan proses dalam satu sistem untuk menumbuh Karangpucung, dan Staf Kecamatan Karangpucung serta
kembangkan inovasi yang dilakukan antar institusi unsur petani aatau kelompok tani. Dokumen yang
pemerintah, pemda, lembaga kelitbangan, lembaga digunakan adalah dokumen yang berkaitan dengan
pendidikan, lembaga penunjang inovasi, dunia usaha, masalah dan fokus penelitian antara lain perundang-
dan masyarakat di daerah. undangan, peraturan daerah, kebijakan pemerintah
Dalam konteks pembangunan pertanian terutama daerah, laporan-laporan dan arsip-arsip tentang
pertanian tanaman pangan, keunggulan bersaing perencanaan pembangunan pertanian tanaman pangan
merupakan salah satu syarat mutlak bagi eksistensi dan seperti RPJMD, Renstra Dinas Pertanian dan Peternakan
pertumbuhan berkelanjutan pertanian dalam tatanan Periode 2012 - 2017, dan Rencana Kerja Dispertanak
pasar persaingan bebas era globalisasi. Daya saing pada Tahun 2016, Dokumen petunjuk teknis penyelenggaraan
dasarnya ialah kemampuan lebih baik dari pesaing Musrenbang 2016 Kabupaten Cilacap. Melalui dokumen
dalam hal menghasilkan barang dan jasa sesuai dilakukan pengambilan data yang terkait dengan
preferensi konsumen. Preferensi konsumen dicerminkan perencanaan pembangunan tanaman pangan.
oleh atribut produk seperti : jenis, mutu, volume, waktu Uji keabsahan data dilakukan dengan cara
dan harga. Semua ini sangat ditentukan oleh basis triangulasi melalui pengecekan data hasil wawancara
kegiatan produksi. Keberhasilan pembangunan pertanian dengan dokumen yang diperoleh. Analisis yang
membutuhkan inovasi yang sangat ditentukan oleh digunakan dalam penelitian ini mengacu pada Miles,
penerapan ilmu pengetahuan dan teknologi. Huberman dan Saldana (2014) dengan model interaktif
melalui tiga alur kegiatan yang terjadi secara bersamaan,

55
Monik Ajeng Puspitoarum D.W / JIAP Vol. 3 No. 1 (2017) 51-61

yaitu: kondensasi data, penyajian data dan penarikan mengenai ketersediaan anggaran juga dijadikan dasar
kesimpulan/ verifikasi. dalam perencanaan pembangunan pertanian tahun
berikutnya. Data juga bisa didapatkan melalui proposal
4. Hasil Penelitian dan Pembahasan yang diajukan oleh masyarakat.
4.1 Hasil Penelitian Proses perencanaan dengan pendekatan bottom up
merupakan salah satu bentuk upaya pemerintah untuk
Proses perencanaan pembangunan pertanian mendorong partisipasi masyarakat dalam perencanaan
termasuk tanaman pangan di Kabupaten Cilacap pembangunan khususnya pertanian tanaman pangan.
menggunakan beberapa pendekatan antara lain: Pendekatan tersebut dilakukan melalui forum koordinasi
pendekatan teknokratik, pendekatan top down, musrenbang dari mulai tingkat desa/ kelurahan hingga
pendekatan bottom up, dan pendekatan partisipatif. tingkat kabupaten.
Pendekatan teknokratik dari perencanaan pembangunan Tabel 1 Jadwal Pelaksanaan Musrenbang
pertanian dilakukan Dinas Pertanian dan Peternakan Kabupaten Cilacap Tahun 2016
Kabupaten Cilacap dalam menyusun rancangan awal Tahapan
Waktu Penanggung
rencana kerja yang akan dijadikan acuan dalam No Kegiatan
Pelaksanaan Jawab
musrenbang. Pendekatan top down, bottom up dan Musrenbang
partisipatif dalam perencanaan pembangunan pertanian Bulan
Musrenbang Kepala Desa /
1. Januari
tanaman pangan dapat dilihat dari kegiatan musrenbang Desa / Kelurahan Kelurahan
(2016)
mulai dari tingkat desa/ kelurahan hingga tingkat Bulan
kabupaten yang dilaksanakan secara partisipatif dengan Musrenbang Januari-
melibatkan partisipasi stakeholder yang terkait dalam 2. Camat
Kecamatan Februari
perencanaan pembangunan pertanian yang tetap 2016
mengacu pada visi dan misi pemerintah daerah Tim
Forum Satuan Bulan
Kabupaten Cilacap. Penyelenggara
3. Kerja Perangkat Februari-
Perencanaan pembangunan pertanian merupakan dan Kepala
Daerah (SKPD) Maret 2016
perencanaan pembangunan daerah di sektor atau bidang SKPD
Tim
pertanian. Perencanaan pembangunan pertanian di Dinas Musrenbang
Bulan Maret Penyelenggara
Pertanian dan Peternakan Kabupaten Cilacap dituangkan 4. Daerah
2016 dan Kepala
dalam dokumen perencanaan, antara lain Rencana Kabupaten
Bappeda
Strategis dan Rencana Kerja Dinas Pertanian dan Sumber: Keputusan Bupati Cilacap Nomor:
Peternakan Kabupaten Cilacap. Substansi Rencana 050/158/27/Tahun 2016 Tentang Pembentukan Tim
Strategis dan Rencana Kerja Dinas Pertanian dan Perencana Pelaksanaan Musrenbang Tahun 2016 Kabupaten
Peternakan Kabupaten Cilacap mengacu pada RPJMD, Cilacap
RPJPD, dan RKPD Kabupaten Cilacap
Rencana Strategis yang dijadikan sebagai dasar dari Penentuan program dan kegiatan pembangunan
perencanaan merupakan Rencana Strategis Dinas dilakukan karena adanya keterbatasan sumber daya yang
Pertanian dan Peternakan Kabupaten Cilacap Tahun diimiliki sehingga dibutuhkan prioritas mana yang
2012-2017 yang didalamnya tertuang visi, misi, tujuan, penting dan mendesak. Dispertanak Kabupaten Cilacap
sasaran dan kebijakan pembangunan pertanian. melakukan forum koordinasi dalam menentukan
Penyusunan rencana strategis sangat penting karena prioritas program dan kegiatan. Forum tersebut
merupakan langkah awal dalam penentuan tujuan bertujuan untuk membahas dan mencari kesepakatan
pembangunan pertanian. Tujuan tersebut digunakan usulan-usulan yang akan dijadikan prioritas program
sebagai arah dan dasar dalam pelaksanaan program dan dan kegiatan Dinas. Penentuan skala prioritas ini
kegiatan pembangunan pertanian. berdasarkan data, informasi dan hasil verifikasi di
Tahap kedua dalam proses perencanaan adalah lapangan.
pengumpulan data yang akan dijadikan sebagai bahan Perencanaan pembangunan pertanian di Kabupaten
analisis dalam perencanaan. Data merupakan faktor Cilacap Tahun 2016 menghasilkan program dan
yang sangat penting dalam proses perencanaan. Proses kegiatan yang mengacu pada Rencana Strategis
pengumpulan dan analisis data yang dilakukan Dispertanak Kabupaten Cilacap Tahun 2012-2017
Dispertanak Kabupaten Cilacap merupakan pendekatan sebanyak 11 program. Program dan kegiatan tersebut
teknokratik. Proses tersebut dilakukan oleh bidang dan terbagi menjadi satu urusan wajib dan 10 urusan pilihan.
UPT yang ada di Dispertanak. Untuk yang berhubungan langsung dengan
Selain data yang berasal dari lapangan, evaluasi pembangunan pertanian tanaman pangan sebanyak 4
program dan kegiatan tahun sebelumnya serta informasi program yaitu satu program urusan wajib dan tiga

56
Monik Ajeng Puspitoarum D.W / JIAP Vol. 3 No. 1 (2017) 51-61

urusan pilihan. Program dan kegiatan prioritas pada Perda Kabupaten Cilacap Nomor 8 Tahun 2014 tentang
perencanaan pembangunan pertanian tanaman pangan di Prosedur Penyusunan Perencanaan Pembangunan
Kabupaten Cilacap Tahun 2016 lebih banyak pada Daerah.
peningkatan sarana dan prasarana.
4.2 Pembahasan
Tabel 2 Program Pembangunan Pertanian Tanaman
Pangan Dispertanak Tahun 2016 Dispertanak Kabupaten Cilacap sebagai SKPD
Jumlah Pagu yang mempunyai tugas pokok melaksanakan urusan
No. Program
(Rupiah)
Program peningkatan penerapan teknologi
pemerintahan dan tugas pembantuan bidang pertanian
pertanian dan peternakan ikut bertanggung jawab dalam
- Pengadaan sarana dan prasarana tercapainya pembangunan pertanian termasuk tanaman
1 teknologi pertanian 14.896.000.000
- Pengadaan alsintan pangan di Kabupaten Cilacap. Perencanaan
- Peningkatan infrastruktur lahan dan pembangunan pertanian termasuk tanaman pangan
air
diperlukan sebagai pedoman dan arah pembangunan
Program peningkatan produksi pertanian pertanian di Kabupaten Cilacap. Dispertanak melakukan
- Rehabilitasi dan Pembuatan JITUT perencanaan pembangunan pertanian melalui
- Penyediaan Sarana Produksi untuk
Pengendalian OPT Utama
penyusunan rencana strategis yang merupakan rencana
2 12.800.000.000 jangka menengah dan rencana tahunan dalam bentuk
- Pengadaan Pupuk
- Penyusunan Detail Enginering rencana kerja. Perencanaan pembangunan pertanian
Design (DED)
- Pengembangan Bibit Unggul termasuk tanaman pangan merupakan bagian dari
perencanaan pembangunan daerah Kabupaten Cilacap.
Oleh karenanya, secara normatif mekanisme
Program peningkatan ketahanan pangan
pertanian perencanaan mengikuti mekanisme perencanaan
- Penyusunan database potensi pembangunan daerah yang mengacu pada Undang-
produksi pangan
- Pemanfaatan pekarangan untuk
undang Nomor 25 Tahun 2004 tentang SPPN.
3 3.900.000.000 Perencanaan pembangunan pertanian tanaman
pengembangan pangan
- Penanganan pasca panen dan pangan di Kabupaten Cilacap didominasi oleh
Pengolahan hasil pertanian
- Pengembangan pertanian pada lahan pendekatan teknokratik dan top down planning.
kering Pendekatan teknokratik terlihat dari usulan program dan
kegiatan Dispertanak hampir 90 persen merupakan
Program peningkatan kesejahteraan petani usulan dari Dinas sedangkan sisanya sekitar 10 persen
- Peningkatan kemampuan lembaga merupakan usulan stakeholder yang dapat diakomodir
petani
4 - Peningkatan kemampuan lembaga 300.000.000 Dinas. Perencanaan pembangunan pertanian pertanian
petani P3A, GP3A, dan IP3A tanaman pangan Kabupaten Cilacap melibatkan
- Peningkatan kemampuan lembaga stakeholder yang terkait dalam pembangunan pertanian
petani UPJA
melalui suatu forum musrenbang. Musrenbang
Sumber : Dispertanak Kabupaten Cilacap, 2016 dilaksanakan di tingkat desa hingga tingkat kabupaten
untuk menjaring usulan dan kebutuhan masyarakat yang
Perencanaan pembangunan pertanian tanaman
berkaitan dengan pertanian tanaman pangan. Agar
pangan di Kabupaten Cilacap mengacu pada beberapa
usulan dan kebutuhan sesuai dengan koridor
peraturan, antara lain Undang-undang Nomor 25 Tahun
pembangunan pertanian maka forum tersebut harus
2004 tentang SPPN, Peraturan Pemerintah Nomor 8
mengacu pada visi dan misi pertanian Kabupaten
Tahun 2008 tentang Tahapan, Tata Cara Penyusunan,
Cilacap. Hal ini menunjukkan bahwa musrenbang masih
Pengendalian dan Evaluasi Pelaksanaan Rencana
didominasi perencanaan top down karena sebagian besar
Pembangunan Daerah dan Permendagri Nomor 54
usulan merupakan usulan dari Dinas bukan dari
Tahun 2010 tentang Pelaksanaan PP Nomor 8 Tahun
masyarakat. Dapat disimpulkan bahwa perumusan
2008 serta Undang-undang Nomor 17 Tahun 2003
tujuan perencanaan pembangunan pertanian termasuk
tentang Keuangan Negara. Selain peraturan yang
tanaman pangan Kabupaten Cilacap mengacu pada
dikeluarkan oleh pemerintah pusat tersebut, ada
RPJMD dan visi dan misi Rencana Strategis Dinas
beberapa peraturan daerah yang dijadikan sebagai dasar
Pertanian dan Peternakan Kabupaten Cilacap.
perencanaan pembangunan daerah secara umum, yaitu
Pengumpulan dan analisis data yang relevan dan
Perda Provinsi Jawa Tengah Nomor 8 Tahun 2006
mendukung perencanaan pembangunan pertanian
tentang Tata Cara Penyusunan Perencanaan
tanaman pangan Kabupaten Cilacap perlu
Pembangunan Daerah dan Pelaksanaan Musyawarah
mempertimbangkan potensi daerah Kabupaten Cilacap,
Perencanaan Pembangunan Provinsi Jawa Tengah; serta
hasil evaluasi program dan kegiatan tahun sebelumnya,

57
Monik Ajeng Puspitoarum D.W / JIAP Vol. 3 No. 1 (2017) 51-61

data lapangan yang diperoleh UPT, proposal yang menjembatani keinginan masyarakat dengan
diajukan masyarakat, anggaran dan regulasi serta orientasi tujuan pembangunan pertanian.
strategi dan kebijakan yang ada dalam penyusunannya. d) Simplifikasi, Forum musrenbang pertanian tanaman
Dalam aktivitas perencanaan pembangunan pangan di Kabupaten Cilacap mampu menjadi ajang
pertanian tanaman pangan di Kabupaten Cilacap, untuk menyederhanakan berbagai kepentingan
penerapan prinsip-prinsip koordinasi adalah sebagai pembangunan pertanian tanaman pangan yang
berikut: berasal dari usulan-usulan berbagai stakeholder.
a) Komunikasi, Prinsip komunikasi yang baik Mekanisme simplifikasi kepentingan atau kegiatan
merupakan usaha dimana semua stakeholder yang ini dilakukan dengan berdasarkan atau mengacu pada
terlibat dapat menyampaikan berbagai ide agar arah kebijakan pembangunan pertanian nasional dan
diperoleh persamaan persepsi. Komunikasi sudah daerah, asas kemanfaatan bagi masyarakat petani
dilakukan dalam proses perencanaan pembangunan secara luas, skala prioritas (tingkat urgensitas), dan
pertanian tanaman pangan di Kabupaten Cilacap, ketersediaan anggaran. Prinsip ini dapat terlihat dari
yang dibuktikan dengan proses musrenbang yang proses seleksi usulan program dan kegiatan yang
dilakukan secara berjenjang dari tingkat desa/ disesuaikan dengan maksud dan tujuan Dispertanak
kelurahan hingga kabupaten. Pada pelaksanaan Kabupaten Cilacap. Melalui seleksi usulan kegiatan
musrenbang tersebut segenap stakeholder yang dipilih berdasarkan tingkat urgensi atau skala
terlibat menyampaikan ide-ide dan usulan-usulannya prioritas dan azas kemanfaatan bagi masyarakat.
untuk mencapai titik temu bersama dan memiliki Perencanaan partisipatif dengan pendekatan top
persamaan persepsi. down dan bottom up memungkinkan masyarakat untuk
b) Integrasi, Prinsip integrasi dalam proses perencanaan dapat memberikan usulan kegiatan sesuai dengan
pembangunan pertanian tanaman pangan di permasalahan dan kebutuhan mereka. Tetapi tidak
Kabupaten Cilacap dituangkan dalam bentuk semua usulan kegiatan dapat terealisasi menjadi
kegiatan-kegiatan yang dilakukan secara integratif kegiatan perencanaan, karena adanya keterbatasan
antara Dispertanak dengan BP2KP. Meskipun sumber daya. Jadi, dari berbagai usulan yang masuk
demikian, dalam praktiknya, integrasi kegiatan antara perlu ditentukan kegiatan prioritas yang memang lebih
Dispertanak dan BP2KP masih belum berjalan penting dan mendesak.
dengan optimal akibat adanya kendala di lapangan. Penentuan program dan kegiatan prioritas
Beberapa PPL (BP2KP) masih susah diajak merupakan hasil kesepakatan semua peserta
kerjasama dengan UPT (Dispertanak) karena faktor musyawarah melalui pembahasan dalam rapat
ego sektoral seperti dalam hal pengumpulan data koordinasi. Penentuan prioritas ini dilakukan untuk
dasar pertanian di wilayah Kecamatan. memilih program dan kegiatan yang dianggap lebih
c) Sinkronisasi, Prinsip sinkronisasi dalam proses penting dan perlu untuk didahulukan jika dibandingkan
perencanaan pembangunan pertanian tanaman dengan program dan kegiatan lainnya.
pangan di Kabupaten Cilacap ditunjukkan melalui Penentuan program dan kegiatan prioritas
kegiatan musrenbang yang merangkul berbagai merupakan hasil kesepakatan semua peserta
stakeholder dan mampu menjembatani musyawarah melalui pembahasan dalam rapat
(mensinkronisasikan) berbagai kepentingan dari para koordinasi. Penentuan prioritas ini dilakukan untuk
stakeholder tersebut. Akan tetapi, prinsip sinkronisasi memilih program dan kegiatan yang dianggap lebih
masih belum sepenuhnya diterapkan secara penting dan perlu untuk didahulukan jika dibandingkan
komprehensif dalam pelaksanaan musrenbang dengan program dan kegiatan lainnya.
mengingat masih adanya stakeholder vital yang Usulan program dan kegiatan Dispertanak
justru belum dilibatkan dalam musrenbang, yakni merupakan solusi yang diajukan untuk mengatasi
kelompok tani. Pelaksanaan Musrenbang di permasalahan pembangunan pertanian tanaman pangan.
Kabupaten Cilacap melibatkan masyarakat secara Sebagaimana telah dibahas pada subbab sebelumnya,
umum seperti tokoh masyarakat akan tetapi belum permasalahan pembangunan pertanian tanaman pangan
melibatkan petani atau kelompok tani secara khusus. di Kabupaten Cilacap lebih banyak mengenai sarana dan
Perlunya dilakukan sinkronisasi adalah sebagai prasarana pertanian. Oleh karena itu, prioritas program
upaya untuk menyesuaikan atau menyelaraskan dan kegiatan Dispertanak mengarah pada peningkatan
keiatan-kegiatan seingga diperoleh keserasian dalam sarana dan prasarana pertanian yaitu rehabilitasi dan
pelaksanaan tugas/ kerja. Sebagai akibat dari belum pembuatan irigasi.
dilibatkannya petani atau kelompok tani, aspirasi Faktor-faktor yang mendukung perencanaan
dari masyarakat belum terakomodir dengan baik. pembangunan pertanian tanaman pangan di Kabupaten
Oleh karena itu, perlunya koordinasi untuk Cilacap adalah:

58
Monik Ajeng Puspitoarum D.W / JIAP Vol. 3 No. 1 (2017) 51-61

a) Aspek hukum, yaitu regulasi atau peraturan yang kondisi keuangan yang tersedia yaitu keterbatasan
dijadikan dasar atau acuan dalam perencanaan dana untuk proses pembangunan ini, maka akan
pembangunan pertanian tanaman pangan. Adanya menimbulkan hambatan bagi perencanaan itu sendiri.
regulasi dan peraturan ini mendukung terlaksananya Adanya keterbatasan dana yang disediakan untuk
perencanaan pembangunan pertanian tanaman pembangunan bidang pertanian tanaman pangan
pangan. Sehingga perencanaan pembangunan Kabupaten Cilacap menyebabkan tidak semua usulan
menjadi lebih jelas dan terarah. Selain itu, kegiatan dari masyarakat dapat dilaksanakan. Dana
mendorong partisipasi masyarakat dalam proses yang dibutuhkan dalam pembangunan pertanian
perencanaan. Perencanaan pembangunan pertanian tanaman pangan sejumlah dengan usulan kegiatan
tanaman pangan Kabupaten Cilacap mengacu pada yang telah direncanakan dalam satu tahun. Akan
peraturan mengenai perencanaan pembangunan tetapi dari usulan yang diajukan tidak sampai separuh
daerah antara lain: Undang-undang Nomor 25 Tahun dana yang dapat diterima dan dipertimbangkan
2004 tentang SPPN, Peraturan Pemerintah Nomor 8 dalam perencanaan. Di sinilah peran musrenbang
Tahun 2008 tentang Tahapan, Tata Cara Penyusunan, sangat berpengaruh dalam menentukan program dan
Pengendalian dan Evaluasi Pelaksanaan Rencana kegiatan yang harus diprioritaskan. Kegiatan
Pembangunan Daerah dan Permendagri Nomor 54 pembangunan di lingkungan Dispertanak sifatnya
Tahun 2010 tentang Pelaksanaan PP Nomor 8 Tahun berkelanjutan, hal ini dikarenakan kemampuan
2008 serta Undang-undang Nomor 17 Tahun 2003 pemerintah untuk membiayai pembangunan terbatas,
tentang Keuangan Negara, Perda Provinsi Jawa maka perencanaan kegiatan tahunan yang
Tengah Nomor 8 Tahun 2006 tentang Tata Cara dilaksanakan biasanya didasarkan pada perencanaan
Penyusunan Perencanaan Pembangunan Daerah dan tahun sebelumnya dengan menyesuaikan aspirasi dan
Pelaksanaan Musyawarah Perencanaan perkembangan yang terjadi di lapangan.
Pembangunan Provinsi Jawa Tengah; serta Perda c) Aspek Sumber Daya Manusia, yaitu sumber daya
Kabupaten Cilacap Nomor 8 Tahun 2014 tentang manusia perencana dan masyarakat sebagai pelaku
Prosedur Penyusunan Perencanaan Pembangunan pembangunan pertanian tanaman pangan Kabupaten
Daerah. Cilacap. Kurangnya sumber daya manusia perencana
b) Aspek geografis dan demografis, yaitu sumber daya secara kualitas dan kuantitas di lingkungan
alam dan penduduk Kabupaten Cilacap. Kabupaten pemerintah daerah terutama Dispertanak Kabupaten
Cilacap merupakan kabupaten terluas di Jawa Cilacap dapat menghambat proses perencanaan
Tengah dengan potensi pertanian yang cukup tinggi. pembangunan pertanian tanaman pangan. Mengingat
Lahan sawah di Kabupaten Cilacap cukup luas telah diberlakukannya jabatan fungsional perencana
mencapai 30 persen dari keseluruhan wilayah dan penyelenggaraan diklat perencana oleh
Kabupaten Cilacap yang sangat berpotensi untuk Bappenas, maka instansi perencana di daerah sudah
pertanian tanaman pangan. Sebagian besar penduduk dapat mengembangkan sumberdaya aparat
Kabupaten Cilacap bekerja di bidang pertanian Hal perencana. Kondisi yang ada pada saat ini,
tersebut mengindikasikan bahwa sektor pertanian Dispertanak Kabupaten Cilacap masih belum
terutama tanaman pangan masih memegang peranan memiliki tenaga fungsional perencana, sehingga
penting dalam kehidupan masyarakat Kabupaten kualitas perencanaan pembangunan pertanian yang
Cilacap. Ada kesesuaian antara sumber daya alam selama ini dilakukan juga belum optimal. Kurangnya
yang ada dengan pemanfaatannya untuk sumberdaya manusia (aparatur) pada Dispertanak
kesejahteraan masyarakat. Aspek geografis dan tidak hanya terjadi pada tenaga fungsional perencana,
demografis Kabupaten Cilacap merupakan faktor namun juga kurangnya aparatur yang bertugas di
lingkungan yang berasal dari dalam wilayah UPT-UPT. Dengan potensi pertanian Kabupaten
Kabupaten Cilacap sendiri (internal) yang dapat Cilacap yang cukup besar, sudah seharusnya setiap
mendukung perencanaan pembangunan pertanian kecamatan memiliki UPT tersendiri sebagai
tanaman pangan di Kabupaten Cilacap. perwakilan Dispertanak di tingkat kecamatan. Selain
Dalam perencanaan pembangunan pertanian sumber daya manusia perencana, masyarakat
tanaman pangan Kabupaten Cilacap masih ditemukan Kabupaten Cilacap terutama petani yang sebagian
beberapa kendala yang dapat menghambat proses besar masih pendidikannya rendah juga menjadi
tersebut. Faktor-faktor yang dapat menghambat dalam penghambat dalam perencanaan pembangunan
perencanaan pembangunan pertanian tanaman pangan pertanian tanaman pangan. Pada kenyataannya petani
Kabupaten Cilacap: sebagai pelaku pembangunan tidak paham akan
a) Aspek Pendanaan, yaitu dana yang disediakan untuk pentingnya musrenbang sehingga sebagian besar
pembangunan pertanian tanaman pangan. Dengan kegiatan yang diusulkan masih bersifat fisik dan

59
Monik Ajeng Puspitoarum D.W / JIAP Vol. 3 No. 1 (2017) 51-61

sangat sedikit yang berhubungan dengan pertanian diperoleh UPT, proposal yang diajukan masyarakat,
itu sendiri. anggaran dan regulasi serta strategi dan kebijakan
d) Koordinasi Lapangan, kurangnya koordinasi antar yang ada dalam penyusunannya;
petugas lapangan dapat menghambat perencanaan. c) Koordinasi dalam perencanaan pembangunan antar
Masih ada beberapa PPL yang tidak mau bekerja stakeholder melalui musrenbang masih ditemukan
sama sehingga mempersulit pegawai UPT dalam beberapa kendala yaitu kurangnya keterlibatan
pengumpulan data. Hal tersebut dikarenakan adanya kelompok tani sebagai stakeholder vital dan
ego sektoral pada masing-masing instansi karena kurangnya integrasi antara Dispertanak dan BP2KP
memang keduanya tidak terhubung oleh garis sehingga perlu melibatkan kelompok tani dalam
komando secara langsung. Sebagian PPL proses perencanaan pembangunan pertanian tanaman
menganggap bahwa mereka tidak memiliki tanggung pangan. Karena kelompok tani merupakan wadah
jawab langsung kepada UPT maupun Dispertanak. komunitas masyarakat petani yang menjadi pusat
Sebaliknya UPT juga tidak memiliki kewenangan semua aktivitas petani mulai dari musrenbang,
untuk memaksa PPL agar bersedia bekerja sama dan pendampingan program-program dan kegiatan
berkoordinasi dengannya. pembangunan pertanian;
e) Teknologi dan Inovasi; Salah satu upaya yang d) Penentuan program dan kegiatan prioritas; Penentuan
penting untuk diperhatikan dalam proses program dan kegiatan prioritas merupakan hasil
perencanaan adalah harus mengikuti perkembangan kesepakatan semua peserta musyawarah melalui
yang ada, baik perkembangan yang terjadi di pembahasan dalam rapat koordinasi; dan
lingkungan masyarakat maupun perkembangan ilmu e) Faktor-faktor yang mendukung proses perencanaan
pengetahuan dan teknologi. Berbagai perkembangan adalah aspek regulasi, aspek geografis dan
tersebut juga menuntut para perencana pembangunan demografis dari Kabupaten Cilacap. Sedangkan
untuk terus berinovasi. Inovasi dan penggunaan faktor-faktor yang menghambat proses perencanaan
teknologi bukan hanya sekadar pada penggunaan adalah aspek pendanaan, aspek sumber daya
alat, melainkan juga pada teknik dan pendekatan manusia, koordinasi lapangan serta teknologi dan
manajemen yang digunakan. Satu hal yang mutlak inovasi. Oleh karena itu, perlu penambahan kuantitas
diperlukan dalam mendorong lahirnya inovasi- dan peningkatan kualitas sumber daya manusia,
inovasi dan penerapan teknologi adalah kemampuan terutama sumber daya manusia perencana di Dinas
sumberdaya manusia yang mendukung dan mampu Pertanian dan Peternakan Kabupaten Cilacap serta
berimprovisasi secara optimal. Penggunaan inovasi pegawai tingkat UPT. Penambahan sumber daya
dan teknologi yang ada selama ini masih belum manusia perencana dapat dilakukan dengan
optimal karena belum diimplementasikan secara mengikutsertakan pegawai pada Dispertanak
massal. Penggunaan inovasi dan teknologi masih Kabupaten Cilacap melalui Diklat Jabatan
parsial dan masih bersifat sebagai pilot project, Fungsional Perencana. Selain itu, perlu melakukan
belum terbangun secara sistemik dan komprehensif, pemetaan potensi pertanian tanaman pangan sebagai
sehingga belum terlihat dampak nyata penggunaan penunjang sehingga mempermudah dalam analisis
inovasi dan teknologi terhadap kemajuan data. Pemetaan potensi digunakan sebagai dasar
pembangunan pertanian di Kabupaten Cilacap. penentuan Satuan Wilayan Pembangunan dalam
dokumen Rencana Tata Ruang Wilayah.
5. Kesimpulan Perencanaan pembangunan pertanian tanaman
Proses perencanaan pembangunan pertanian pangan Kabupaten Cilacap belum mempertimbangkan
tanaman pangan di Kabupaten Cilacap didominasi oleh inovasi teknologi secara optimal.
pendekatan teknokratik dan top down planning. Proses a) Kabupaten Cilacap belum memiliki sistem inovasi
perencanaan melalui beberapa tahapan, yaitu: teknologi pertanian tanaman pangan karena sistem
a) Perumusan tujuan perencanaan; Perumusan tujuan inovasi daerah yang dijadikan sebagai acuan belum
perencanaan pembangunan pertanian Kabupaten ada; dan
Cilacap mengacu pada RPJMD dan visi dan misi b) Inovasi belum diterapkan secara optimal dalam
Rencana Strategis Dinas Pertanian dan Peternakan perencanaan pembangunan pertanian tanaman
Kabupaten Cilacap; pangan di Kabupaten Cilacap. Sehingga perlu dibuat
b) Pengumpulan dan analisis data; Perencanaan roadmap SIDa Kabupaten Cilacap khususnya yang
pembangunan pertanian tanaman pangan Kabupaten terkait dengan inovasi teknologi pertanian tanaman
Cilacap perlu mempertimbangkan potensi daerah pangan. Selain itu, perlu disususn grand design,
Kabupaten Cilacap, hasil evaluasi program dan mempersiapkan sumber daya manusia dan sumber
kegiatan tahun sebelumnya, data lapangan yang daya manusia dan sumber daya teknologi, serta

60
Monik Ajeng Puspitoarum D.W / JIAP Vol. 3 No. 1 (2017) 51-61

infrastruktur pendukung lainnya, sehingga ke depan


SIDa dapat digunakan sebagai sistem inovasi, yang
salah satu tujuannya adalah mengembangkan
perencanaan pembangunan pertanian tanaman
pangan.

Daftar Pustaka

Abe, Alexander. (2005). Perencanaan Daerah


Partisipatif. Yogyakarta: Pembaruan.
Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi. (2012).
Pengantar Penguatan Sistem Inovasi. Makalah
dalam Seminar ‘Penguatan Sistem Inovasi di
Kabupaten Malang’, Malang, 2 Mei 2012.
Banoewidjojo, Moeljadi. (1983). Pembangunan
Pertanian. Surabaya: Usaha Nasional.
Campbell, Scott and Fainstein, Susan. (1996). Readings
in Planning Theory. UK: Blackwell Publisher.
Faludi, Andreas. (1973). Planning Theory. Oxford:
Pergamon Press.
Kuncoro. (2012). Perencanaan Daerah: Bagaimana
Membangun Ekonomi Lokal, Kota, dan
Kawasan?. Jakarta: Salemba Empat.
Leeuwis, Cees. (2004). Communication for rural
Innovation: Rethinking Agriculture Extension.
UK: Blackwell Science Ltd.
Miles, Matthew B., Huberman, A. Michael, & Saldana,
Johnny. (2014). Qualitative Data Analysis: A
Methods Sourcebook. Edition 3. California: Sage
Publications, Inc.
Mumford et al. (2008). Planning for Innovation: a
Multi-level Perspective. Research in Multi-Level
Issues, Volume 7, pp. 107-154.
Noor, Irwan. (2013). Desain Inovasi Pemerintah
Daerah. Malang: Universitas Brawijaya Press.
Riyadi dan Deddy Supriady Bratakusumah. (2004).
Perencanaan Pembangunan Daerah: Strategi
Menggali Potensi dalam Mewujudkan Otonomi
Daerah. Jakarta: PT. Gramedia Pustaka Utama.
Soekartawi. (19950. Pembangunan Pertanian. Jakarta:
PT Raja Grafindo Persada.
Taufik, TA. (2010). Kemitraan Dalam Penguatan
Sistem Inovasi Nasional. Jakarta: Dewan Riset
Nasional.
Todaro, Michael P., and Smith, Stephen C. (2006).
Pembangunan Ekonomi. Edisi Kesembilan Jilid 1.
Terjemahan Munandar. Jakarta: Penerbit
Erlangga.

61

Anda mungkin juga menyukai