Setelah keluar dari tahanan Orde Baru, tanpa pengadilan dan pembuktian
atas kesalahannya, dia hidup dan bekerja secara sera butan di Jakarta dan
kemudian Bekasi, Jawa Barat. Setelah rumah dan warungnya digusur, sejak
tahun 2004 hingga kini dia tinggal di kota kelahirannya, mendirikan dan
mengelola Perpustakaan Pramoedya Ananta Toer Anak Semua Bangsa (Pataba)
di rumah warisan keluarga besar Mastoer, Jalan Pramoedya Ananta Toer nomor
40 Jetis, Blora, bersama sang istri, Suratiyem, dan anak se mata wayang. Bence
Santoso. Dia menanami pekarangan rumah seluas sekitar 3.000 meter persegi
dengan pohon jati dan segala tanaman yang menghasilkan untuk menghidupi
keluarga, memeli hara kambing, ayam, serta menjadi pemulung segala apa yang
bisa ditemukan.