Tegangan lebih transien (transient overvoltages) yang terjadi pada suatu sistem tenaga
dapat disebabkan oleh faktor luar (misalnya petir) atau ditimbulkan dari dalam oleh kerja
switching. Pada umumnya transien pada sistem transmisi disebabkan oleh setiap
perubahan yang mendadak pada kondisi kerja atau konfigurasi (configuration, susunan)
sistem. Petir selalu merupakan ancaman bahaya pada peralatan sistem tenaga, tetapi
kerja switching dapat juga menyebabkan kerusakan pada perlengkapan. Pada tegangan
sampai kira-kira 230 kV tingkat isolasi saluran dan peralatan ditentukan oleh perlunya
perlindungan terhadap petir. Pada sistem dengan tegangan antara 230 kV dan 700 kV,
baik kerja switching maupun petir mungkin menyebabkan kerusakan pada isolasi. Pada
tegangan-tegangan di atas 700 kV surja switching (switching surges) adalah faktor yang
paling menentukan untuk tingkat isolasinya.
Kabel-kabel bawah tanah sudah tentu kebal terhadap serangan petir langsung dan
dapat dilindungi terhadap transien yang berasal dari saluran atas-tiang. Tetapi karena
alasan ekonomis dan teknis, saluran atas-tiang pada tingkat tegangan transmisi adalah
jauh lebih banyak, kecuali pada keadaan yang luar biasa dan untuk jarak pendek seperti
misalnya untuk di bawah sungai.
Dalam banyak hal saluran atas-tiang dapat dilindungi dari serangan petir yang
langsung oleh satu atau beberapa kawat dengan potensial tanah yang tergantung pada
penghantar saluran daya seperti dilukiskan dalam gambar 8.1. Kawat pelindung ini, yang
juga dinamakan kawat tanah, terhubung ke tanah melalui menara transmisi yang
menopang saluran. Daerah yang dianggap aman biasanya adalah 30° di sebelah menye-
belah bidang tegak di bawah kawat tanah; jadi saluran daya harus berada di dalam sektor
60° ini. Dalam kebanyakan kasus kawat-kawat tanahlah yang menerima serangan petir,
dan bukannya saluran daya.
PUSAT PENGEMBANGAN BAHAN AJAR-UMB Dr. Ir. Hamzah Hillal M.Sc ANALISA SISTEM TENAGA LISTRIK II 1
Gambar 8.1 Saluran transmisi
PUSAT PENGEMBANGAN BAHAN AJAR-UMB Dr. Ir. Hamzah Hillal M.Sc ANALISA SISTEM TENAGA LISTRIK II 2
dan
− ZY x
ZY x
dimana:
= ZY = konstanta propagasi
= + j
= konstanta pergeseran fasa (radian per satuan panjang) atau konstanta panjang
gelombang,
ZY x
= x jx
dimana:
Dengan demikian:
x
jx −x
− jx
V = 12 (VR + Z k I R ) + 12 (VR − Z k I R )
(5.19)
I = Vf II = Vr
dimana suku pertama (I) bertambah besar dan fasanya maju dengan bertambahnya x
(forward wave). Sebaliknya bila berangkat dari ujung kirim dan maju ke ujung beban x
berkurang, jadi tegangan berkurang dan fasanya mundur ke belakang (reflected wave).
Inilah karakteristik dari gelombang berjalan (traveling wave). Suku pertama (I) disebut
gelombang datang atau incident wave, dan suku kedua (II) disebut gelombang refleksi
atau reflected wave
Pada suatu titik jumlah tegangan adalah superposisi dari gelombang datang dan
gelombang refleksi.
PUSAT PENGEMBANGAN BAHAN AJAR-UMB Dr. Ir. Hamzah Hillal M.Sc ANALISA SISTEM TENAGA LISTRIK II 3
2f
v = f =
dinana:
λ = panjang gelombang
f = frekuensi gelombang
Studi surja pada saluran transmisi dari mana pun asalnya adalah sangat kompleks dan
yang dipelajari disini hanyalah kasus saluran yang tanpa rugi (lossless line).
Saluran tanpa rugi adalah representasi yang baik dari saluran frekuensi tinggi di
mana L dan C menjadi sangat besar dibandingkan dengan R dan G. Untuk surja petir
pada saluran transmisi daya, studi saluran tanpa rugi merupakan penyederhanaan
sehingga gejala-gejalanya memungkinkan dipahami tanpa terlalu melibatkan diri pada
teori-teori yang sulit.
Pendekatan yang dipilih untuk persoalan ini sama seperti yang telah digunakan
untuk menurunkan hubungan tegangan dan arus dalam keadaan tetap (steady state)
untuk saluran yang panjang dengan konstanta yang tersebar merata (distributed
constants). Disini akan diukur jarak x sepanjang saluran dari ujung pengirim (bukan dari
ujung penerima seperti biasanya) ke elemen diferensial dengan panjang x seperti yang
diperlihatkan pada gambar 8.2 dimana skema elemen saluran transmisi ini menunjukkan
satu fasa dan jalur kembali yang netral.
PUSAT PENGEMBANGAN BAHAN AJAR-UMB Dr. Ir. Hamzah Hillal M.Sc ANALISA SISTEM TENAGA LISTRIK II 4
elemen saluran adalah:
i
i ( Rx) + ( Lx)
t
v i
x = − Ri + L x (8.1)
x t
Tanda negatif diperlukan karena v+(v/x)x harus kurang dari v untuk nilai
positif dari i dan i/t. Demikian juga:
i v
x = − Gv + C x (8.2)
x t
Bila persamaan (8.1) dan (8.2) dibagi dengan x dan karena disini yang dibahas
hanya saluran tanpa rugi atau R dan G akan sama dengan nol, sehingga dapat ditulis
persamaan baru menjadi:
v i
= −L (8.3)
x t
dan
i v
= −C (8.4)
x t
1 2v 2v
= (8.5)
LC x 2 t 2
v = f ( x − t ) (8.6)
Fungsi di atas adalah tidak tertentu tetapi harus bernilai tunggal. Konstanta ν
(kecepatan) harus mempunyai dimensi dalam meter per detik jika x dalam meter dan t
dalam detik. Kebenaran penyelesaian ini dapat diperiksa dengan memasukkan rumus ini
PUSAT PENGEMBANGAN BAHAN AJAR-UMB Dr. Ir. Hamzah Hillal M.Sc ANALISA SISTEM TENAGA LISTRIK II 5
sebagai ganti v (tegangan) ke dalam persamaan (8.5) untuk menentukan ν (kecepatan).
Pertama-tama adalah membuat suatu perubahan dalam variabel
u = x − vt (8.7)
v( x, t ) = f (u ) (8.8)
Jadi:
v f (u ) u f (u )
= = −v (8.9)
t u t u
dan
2v 2 f (u )
2
= v (8.10)
t 2 u 2
2 v 2 f (u )
= (8.11)
x 2 u 2
1 2 f (u ) 2 f (u )
2
=v (8.12)
LC u 2 u 2
dan dapat dilihat bahwa persamaan (8.6) adalah suatu penyelesaian dari persamaan (8.5)
jika:
1
v= (8.13)
LC
Tegangan seperti yang dinyatakan oleh persamaan (8.6) adalah suatu gelombang
yang berjalan pada arah x yang positif. Gambar 8.3 menunjukkan suatu fungsi dari (x-vt);
yang mirip dengan bentuk suatu gelombang yang berjalan di sepanjang saluran yang
sudah terkena sambaran petir. Fungsi itu diperlihatkan untuk dua nilai waktu t1 dan t2 di
mana t2>t1 .
PUSAT PENGEMBANGAN BAHAN AJAR-UMB Dr. Ir. Hamzah Hillal M.Sc ANALISA SISTEM TENAGA LISTRIK II 6
Gambar 8.3 Suatu gelombang tegangan yang merupakan
Seorang pengamat yang berjalan bersama gelombang dan tetap berada pada titik
yang sama pada gelombang itu, tidak akan melihat perubahan tegangan pada titik itu.
Untuk pengamat itu
dx 1
=v= m/det (8.14)
dt LC
untuk L dan C berturut-turut dalam H/m dan F/m. Jadi gelombang tegangan berjalan
pada arah x positif dengan kecepatan v.
Suatu fungsi dari (x+vt) dapat juga diperlihatkan sebagai penyelesaian dari
persamaan (8.5), dan dengan jalan pikiran yang sama, dapat dengan benar diartikan
sebagai suatu gelombang yang berjalan pada arah x negatif. Dengan demikian
penyelesaian umum persamaan (8.5) adalah
Jika gelombang yang berjalan ke depan, yang juga disebut gelombang datang
dinyatakan dengan:
v + = f1 ( x −t ) , (8.16)
suatu gelombang arus akan ditimbulkan oleh muatan yang bergerak dan dapat
dinyatakan dengan:
PUSAT PENGEMBANGAN BAHAN AJAR-UMB Dr. Ir. Hamzah Hillal M.Sc ANALISA SISTEM TENAGA LISTRIK II 7
f1 (x − t )
1
i+ = (8.17)
LC
yang dapat diperiksa kebenarannya dengan memasukkan nilai-nilai tegangan dan arus ini
ke dalam persamaan (8.3) dan mengingat juga bahwa ν sama dengan 1/ LC.
v − = f 2 ( x + t ) (8.18)
1
i− = − f 2 ( x + t ) (8.19)
L/C
v+ L
+
= (8.20)
i C
v− L
−
=− (8.21)
i C
Jika tadi diputuskan untuk menganggap bahwa arah arus positif untuk i- adalah
sama dengan arah gerak gelombang yang berjalan ke belakang, tanda-tanda minus
dalam persamaan (8.19) dan (8.20) akan berubah menjadi tanda plus. Tetapi tetap dipilih
arah x positif sebagai arah arus positif baik untuk gelombang berjalan ke depan maupun
ke belakang.
panjang pada keadaan tetap, di mana Zc didefinisikan sebagai ZC yang sama dengan
PUSAT PENGEMBANGAN BAHAN AJAR-UMB Dr. Ir. Hamzah Hillal M.Sc ANALISA SISTEM TENAGA LISTRIK II 8