Anda di halaman 1dari 8

PERTEMUAN VIII

TRANSIEN SALURAN TRANSMISI


8.1 UMUM

Tegangan lebih transien (transient overvoltages) yang terjadi pada suatu sistem tenaga
dapat disebabkan oleh faktor luar (misalnya petir) atau ditimbulkan dari dalam oleh kerja
switching. Pada umumnya transien pada sistem transmisi disebabkan oleh setiap
perubahan yang mendadak pada kondisi kerja atau konfigurasi (configuration, susunan)
sistem. Petir selalu merupakan ancaman bahaya pada peralatan sistem tenaga, tetapi
kerja switching dapat juga menyebabkan kerusakan pada perlengkapan. Pada tegangan
sampai kira-kira 230 kV tingkat isolasi saluran dan peralatan ditentukan oleh perlunya
perlindungan terhadap petir. Pada sistem dengan tegangan antara 230 kV dan 700 kV,
baik kerja switching maupun petir mungkin menyebabkan kerusakan pada isolasi. Pada
tegangan-tegangan di atas 700 kV surja switching (switching surges) adalah faktor yang
paling menentukan untuk tingkat isolasinya.

Kabel-kabel bawah tanah sudah tentu kebal terhadap serangan petir langsung dan
dapat dilindungi terhadap transien yang berasal dari saluran atas-tiang. Tetapi karena
alasan ekonomis dan teknis, saluran atas-tiang pada tingkat tegangan transmisi adalah
jauh lebih banyak, kecuali pada keadaan yang luar biasa dan untuk jarak pendek seperti
misalnya untuk di bawah sungai.

Dalam banyak hal saluran atas-tiang dapat dilindungi dari serangan petir yang
langsung oleh satu atau beberapa kawat dengan potensial tanah yang tergantung pada
penghantar saluran daya seperti dilukiskan dalam gambar 8.1. Kawat pelindung ini, yang
juga dinamakan kawat tanah, terhubung ke tanah melalui menara transmisi yang
menopang saluran. Daerah yang dianggap aman biasanya adalah 30° di sebelah menye-
belah bidang tegak di bawah kawat tanah; jadi saluran daya harus berada di dalam sektor
60° ini. Dalam kebanyakan kasus kawat-kawat tanahlah yang menerima serangan petir,
dan bukannya saluran daya.

PUSAT PENGEMBANGAN BAHAN AJAR-UMB Dr. Ir. Hamzah Hillal M.Sc ANALISA SISTEM TENAGA LISTRIK II 1
Gambar 8.1 Saluran transmisi

Sambaran petir yang menghantam kawat tanah atau penghantar daya


menyebabkan suatu injeksi arus yang terbagi dua, setengahnya mengalir ke satu arah
dan setengahnya lagi ke arah yang lain. Nilai puncak arus pada penghantar yang terkena
petir banyak berbeda karena intensitas sambaran petir itupun berbeda-beda. Nilai-nilai
yang sering didapatkan adalah 10.000 A atau lebih. Dalam kasus-kasus di mana saluran
daya langsung terkena petir, kerusakan perlengkapan pada ujung-ujung saluran
disebabkan oleh tegangan antara saluran dan tanah yang diakibatkan oleh muatan-
muatan yang diinjeksikan yang bergerak sepanjang saluran sebagai arus. Tegangan-
tegangan ini biasanya sampai lebih dari satu juta volts. Sambaran petir pada kawat tanah
dapat juga menyebabkan surja tegangan-tinggi pada saluran daya karena induksi
elektromagnetis.

8.1 KARAKTERISTIK SALURAN

Gambar 5.1 Saluran panjang

Untuk mempelajari karakteristik saluran khususnya saluran panjang, maka terlebih


dahulu perlu mengamati representasinya seperti diberikan pada gambar 8.1.
Pembahasan tentang saluran panjang pada kuliah terdahulu telah menelorkan
persamaan-persamaan tegangan dan arus sebagai fungsi dari:

PUSAT PENGEMBANGAN BAHAN AJAR-UMB Dr. Ir. Hamzah Hillal M.Sc ANALISA SISTEM TENAGA LISTRIK II 2
dan 
− ZY x
 ZY x

dimana:

 = ZY = konstanta propagasi

 =  + j

 = konstanta redaman (neper per satuan panjang)

 = konstanta pergeseran fasa (radian per satuan panjang) atau konstanta panjang
gelombang,

atau panjang elektrik per satuan panjang.


 ZY x
=  x  jx

dimana:

 x menyatakan bila x bertambah besar  x bertambah besar.

 −x menyatakan bila x bertambah besar  −x bertambah kecil.

 jx menyatakan rotasi, sudut fasa maju dengan bertambahnya x.

 − jx menyatakan rotasi, sudut fasa mundur dengan bertambahnya x.

Dengan demikian:
x
 jx −x
− jx
V = 12 (VR + Z k I R ) + 12 (VR − Z k I R )
(5.19)

I = Vf II = Vr

dimana suku pertama (I) bertambah besar dan fasanya maju dengan bertambahnya x
(forward wave). Sebaliknya bila berangkat dari ujung kirim dan maju ke ujung beban x
berkurang, jadi tegangan berkurang dan fasanya mundur ke belakang (reflected wave).
Inilah karakteristik dari gelombang berjalan (traveling wave). Suku pertama (I) disebut
gelombang datang atau incident wave, dan suku kedua (II) disebut gelombang refleksi
atau reflected wave

Pada suatu titik jumlah tegangan adalah superposisi dari gelombang datang dan
gelombang refleksi.

Kecepatan propogasi dinyatakan oleh:

PUSAT PENGEMBANGAN BAHAN AJAR-UMB Dr. Ir. Hamzah Hillal M.Sc ANALISA SISTEM TENAGA LISTRIK II 3
2f
v = f =

dinana:

λ = panjang gelombang

f = frekuensi gelombang

8.3 ANALISIS TRANSIEN: GELOMBANG JALAN

Studi surja pada saluran transmisi dari mana pun asalnya adalah sangat kompleks dan
yang dipelajari disini hanyalah kasus saluran yang tanpa rugi (lossless line).

Saluran tanpa rugi adalah representasi yang baik dari saluran frekuensi tinggi di
mana L dan C menjadi sangat besar dibandingkan dengan R dan G. Untuk surja petir
pada saluran transmisi daya, studi saluran tanpa rugi merupakan penyederhanaan
sehingga gejala-gejalanya memungkinkan dipahami tanpa terlalu melibatkan diri pada
teori-teori yang sulit.

Pendekatan yang dipilih untuk persoalan ini sama seperti yang telah digunakan
untuk menurunkan hubungan tegangan dan arus dalam keadaan tetap (steady state)
untuk saluran yang panjang dengan konstanta yang tersebar merata (distributed
constants). Disini akan diukur jarak x sepanjang saluran dari ujung pengirim (bukan dari
ujung penerima seperti biasanya) ke elemen diferensial dengan panjang x seperti yang
diperlihatkan pada gambar 8.2 dimana skema elemen saluran transmisi ini menunjukkan
satu fasa dan jalur kembali yang netral.

Gambar 8.2 Diagram skema suatu elemen saluran transmisi

Tegangan v dan arus i adalah fungsi-fungsi x dan t secara bersama-sama, sehingga


turunan sebagian (partial derivative) perlu digunakan. Jatuh tegangan seri di sepanjang

PUSAT PENGEMBANGAN BAHAN AJAR-UMB Dr. Ir. Hamzah Hillal M.Sc ANALISA SISTEM TENAGA LISTRIK II 4
elemen saluran adalah:

i
i ( Rx) + ( Lx)
t

dan dapat ditulis hubugan:

v  i 
x = − Ri + L x (8.1)
x  t 

Tanda negatif diperlukan karena v+(v/x)x harus kurang dari v untuk nilai
positif dari i dan i/t. Demikian juga:

i  v 
x = − Gv + C x (8.2)
x  t 

Bila persamaan (8.1) dan (8.2) dibagi dengan x dan karena disini yang dibahas
hanya saluran tanpa rugi atau R dan G akan sama dengan nol, sehingga dapat ditulis
persamaan baru menjadi:

v i
= −L (8.3)
x t

dan

i v
= −C (8.4)
x t

Sekarang i dapat dihilangkan dengan menghitung turunan sebagian kedua suku


dalam persamaan (8.2) terhadap x dan turunan sebagian kedua suku dalam persamaan
(8.1) terhadap t. Prosedur ini menghasilkan 2i/x t pada kedua persamaan yang
dihasilkan, dan dengan mengeliminir turunan sebagian kedua (second partial derivative)
dari i ini dari kedua persamaan, didapatkan

1  2v  2v
= (8.5)
LC x 2 t 2

Persamaan (8.5) ini dinamakan persamaan gelombang-jalan (traving wave) saluran


transmisi tanpa rugi. Penyelesalan persamaan ini adalah fungsi dari (x-vt), dan
tegangannya dinyatakan dengan:

v = f ( x − t ) (8.6)

Fungsi di atas adalah tidak tertentu tetapi harus bernilai tunggal. Konstanta ν
(kecepatan) harus mempunyai dimensi dalam meter per detik jika x dalam meter dan t
dalam detik. Kebenaran penyelesaian ini dapat diperiksa dengan memasukkan rumus ini

PUSAT PENGEMBANGAN BAHAN AJAR-UMB Dr. Ir. Hamzah Hillal M.Sc ANALISA SISTEM TENAGA LISTRIK II 5
sebagai ganti v (tegangan) ke dalam persamaan (8.5) untuk menentukan ν (kecepatan).
Pertama-tama adalah membuat suatu perubahan dalam variabel

u = x − vt (8.7)

dan dapat dituliskan

v( x, t ) = f (u ) (8.8)

Jadi:

v f (u ) u f (u )
= = −v (8.9)
t u t u

dan

 2v 2  f (u )
2
= v (8.10)
t 2 u 2

Demikian pula dapat diperoleh:

 2 v  2 f (u )
= (8.11)
x 2 u 2

Dengan memasukkan turunan sebagian kedua dari v ini ke dalam persamaan


(8.5) dihasilkan:

1  2 f (u ) 2  f (u )
2
=v (8.12)
LC u 2 u 2

dan dapat dilihat bahwa persamaan (8.6) adalah suatu penyelesaian dari persamaan (8.5)
jika:

1
v= (8.13)
LC

Tegangan seperti yang dinyatakan oleh persamaan (8.6) adalah suatu gelombang
yang berjalan pada arah x yang positif. Gambar 8.3 menunjukkan suatu fungsi dari (x-vt);
yang mirip dengan bentuk suatu gelombang yang berjalan di sepanjang saluran yang
sudah terkena sambaran petir. Fungsi itu diperlihatkan untuk dua nilai waktu t1 dan t2 di
mana t2>t1 .

PUSAT PENGEMBANGAN BAHAN AJAR-UMB Dr. Ir. Hamzah Hillal M.Sc ANALISA SISTEM TENAGA LISTRIK II 6
Gambar 8.3 Suatu gelombang tegangan yang merupakan

fungsi dari (x-vt) diperlihatkan untuk nilai t dengan t1 dan t2

Seorang pengamat yang berjalan bersama gelombang dan tetap berada pada titik
yang sama pada gelombang itu, tidak akan melihat perubahan tegangan pada titik itu.
Untuk pengamat itu

x-vt = suatu konstanta

dan dari sini didapatkan:

dx 1
=v= m/det (8.14)
dt LC

untuk L dan C berturut-turut dalam H/m dan F/m. Jadi gelombang tegangan berjalan
pada arah x positif dengan kecepatan v.

Suatu fungsi dari (x+vt) dapat juga diperlihatkan sebagai penyelesaian dari
persamaan (8.5), dan dengan jalan pikiran yang sama, dapat dengan benar diartikan
sebagai suatu gelombang yang berjalan pada arah x negatif. Dengan demikian
penyelesaian umum persamaan (8.5) adalah

v = f1 ( x −t ) + f 2 ( x +t ) (8.15)

yang merupakan suatu penyelesaian untuk terjadinya komponen-komponen ke depan


(forward) dan kebelakang (backward) secara bersamaan pada saluran.

Jika gelombang yang berjalan ke depan, yang juga disebut gelombang datang
dinyatakan dengan:

v + = f1 ( x −t ) , (8.16)

suatu gelombang arus akan ditimbulkan oleh muatan yang bergerak dan dapat
dinyatakan dengan:

PUSAT PENGEMBANGAN BAHAN AJAR-UMB Dr. Ir. Hamzah Hillal M.Sc ANALISA SISTEM TENAGA LISTRIK II 7
f1 (x − t )
1
i+ = (8.17)
LC

yang dapat diperiksa kebenarannya dengan memasukkan nilai-nilai tegangan dan arus ini

ke dalam persamaan (8.3) dan mengingat juga bahwa ν sama dengan 1/ LC.

Demikian juga untuk gelombang tegangan yang berjalan ke belakang di mana:

v − = f 2 ( x + t ) (8.18)

arus yang ditimbulkan adalah:

1
i− = − f 2 ( x + t ) (8.19)
L/C

Dari persamaan (8.16) dan (8.17) terlihat bahwa:

v+ L
+
= (8.20)
i C

dan dari persamaan (8.18) dan (8.19) terihat bahwa:

v− L

=− (8.21)
i C

Jika tadi diputuskan untuk menganggap bahwa arah arus positif untuk i- adalah
sama dengan arah gerak gelombang yang berjalan ke belakang, tanda-tanda minus
dalam persamaan (8.19) dan (8.20) akan berubah menjadi tanda plus. Tetapi tetap dipilih
arah x positif sebagai arah arus positif baik untuk gelombang berjalan ke depan maupun
ke belakang.

Perbandingan antara v+ dan i+ dinamakan impedansi karakteristik Zc dari saluran.


Sebelum telah dijumpai juga impedansi karakteristik dalam penyelesaian untuk saluran

panjang pada keadaan tetap, di mana Zc didefinisikan sebagai ZC yang sama dengan

L / C jika R dan G sama dengan nol.

PUSAT PENGEMBANGAN BAHAN AJAR-UMB Dr. Ir. Hamzah Hillal M.Sc ANALISA SISTEM TENAGA LISTRIK II 8

Anda mungkin juga menyukai