Anda di halaman 1dari 2

KEJU RENDAH LEMAK

Penyakit degenerative memang telah menjadi permasalahan bagi tiap negara


termasuk Indonesia. Menurut WHO, diperkirakan banyak negara mengalami kerugian
hingga milliar dolar hanya untuk menanggulangi permasalahan tersebut. WHO
menyatakan bahwa penyakit degenerative adalah penyebab kematian terbesar didunia.
Hampir 17 orang juta meninggal lebih awal setiap tahun akibat epidemic global penyakit
degeneratif.

Dengan adanya permasalah yang semakin meningkat tersebut, pola hidup dan
konsumsi pangan yang baik mulai diterapkan oleh masyarakat. Sekarang ini,
masyarakat cenderung memilih pangan fungsional sebagai pangan yang sehat.

Pangan fungsional yang berada di Indonesia sangatlah banyak sekali. Baru-baru


ini, peneliti mulai mengembangkan keju rendah lemak sebagai alternatif penggunaan
keju lemak sedang atau keju yang biasa digunakan oleh masyarakat. Menurut FAO,
keju adalah produk segar ataupun hasil pemeraman yang didapatkan dengan penirisan
setelah terjadi koagulasi susu segar, krim, dan skim atau campurannya.

Secara umum, keju rendah lemak merupakan keju dengan kandungan lemak
lebih rendah daripada keju lemak sedang. Umumnya keju rendah lemak ini memiliki
intensitas flavor yang rendah, rasa pahit, serta tekstur keras dan kenyal seperti karet.
Namun, karakteristik dari keju rendah lemak tersebut dapat dimodifkasi dengan
tambahan gum, karagenan, selulosa, gelatin, dan pati. Selain itu, penambahan emulsi
minyak nabati seperti minyak jagung, minyak wijen, minyak bekatul, minyak kanola dan
minyak kedelai dapat menghasilkan keju lemak rendah yang sifatnya setara keju lemak
penuh, selain menyeimbangkan kandungan asam lemak jenuh dan asam lemak tidak
jenuh. Kandungan asam lemak tidak jenuh yang berasal dari minyak nabati dapat
menurunkan resiko terjadinya penyakit kardiovaskular.

Berdasarkan hasil uji klinis yang dilakukan pada penderita hiperkolesterol


dewasa menunjukkan bahwa konsumsi keju lemak rendah dengan emulsi minyak
jagung dan emulsi minyak bekatul menurunkan kadar kolesterol total lebih kurang 21%
dan menurunkan kadar trigliserida darah. Konsumsi keju lemak rendah minyak jagung
juga dapat menurunkan kolesterol LDL, namun tidak demikian halnya dengan minyak
bekatul.

Berdasarkan paparan diatas, keju lemak rendah dapat dimanfaatkan oleh masyarakat
yang berisiko terkena penyakit degeneratif.

REFERENSI

Juniawati, dkk. 2015. Pengembangan Keju Lemak Rendah Sebagai Pangan


Fungsional. Jurnal: Fakultas Ekologi Manusia. Institut Pertanian Bogor.

Handajani, Adianti. 2009. Faktor-Faktor Yang Berhubungan Dengan Pola Kematian


Pada Penyakit Degeneratif di Indonesia. Jurnal: Buletin Penelitian Sistem Kesehatan –
Vol. 13 No. 1

Anda mungkin juga menyukai