Anda di halaman 1dari 13

MAKALAH

FUNGSI AGAMA DALAM KEHIDUPAN INDIVIDU

Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah

SOSIOLOGI AGAMA

Yang dibina oleh: Ir. H. Fatkhur Rosyadi, M. Pd.

Disusun oleh : 1. Taufikur Romadhoni

2. Putri Ayu Solecha

3. Eka Nur Laela

PENDIDIKAN AGAMA ISLAM ULUWIYAH MOJOKERTO

FAKULTAS TARBIYAH

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN AGAMA ISLAM

21 MARET 2022
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur tim penulis panjatkan kepada Allah SWT atas berkat
Rahmat-Nya sehingga tim penulis dapat menyelesaikan makalah yang berjudul
“Fungsi Agama Dalam Kehidupan Individu”. Makalah ini disusun untuk
memenuhi tugas mata kuliah Sosiologi Pendidikan Islam. Dalam penulisan
makalah ini, tidak lepas dari bantuan serta bimbingan dari pihak lain.

Tim penulis menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari kata sempurna
karena masih banyak kekurangan. Oleh karena itu, tim penulis dengan segala
kerendahan hati meminta maaf dan mengharapkan kritik serta saran yang
membangun untuk perbaikan dan penyempurnaan ke depannya. Akhirnya tim
penulis mengucapkan selamat membaca dan semoga materi yang ada dalam
makalah ini dapat bermanfaat sebagaimana mestinya.

Mojokerto, 21 Maret 2022

Penulis
DAFTAR ISI

Cover……………………………………..…….………………………………i

Kata Pengantar…………………………….………………………………….ii

Daftar Isi…………………………………..………………………………......iii

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang………………………………………………………………..1

    BAB II PEMBAHASAN

A. Pengertian Agama…………………….…………..……………….……….2
B. Fungsi Agama bagi manusia………………………………..…...3

BAB II PENUTUP

A. Kesimpulan………………………………………………………………..8
B. Daftar Pustaka…………………………………………………………….10
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

 Manus ia merupakan makhluk hidup yang sangat istimewa,


Karena manusia berbeda dengan makhluk yang lainnya. Manusia diberi
akal dan pikiran untuk bertindak sesuai dengan etika dan nilai-nilai moral
yang berlaku sesuai dengan kehendaknya, Lingkungan dan ajaran agama
yang dianutnya. Nilai-nilai dan norma-norma yang memberikan arah dan
makna bagi manusia dalam bertindak ialah agama.

Agama sebagai bentuk keyakinan manusia terhadap sesuatu yang


bersifat Adikordrati (Supernatural) ternyata seakan menyertai manusia
dalam ruang lingkup kehidupan yang luas. Agama memiliki nilai-nilai
bagi kehidupan manusia sebagai orang per orang maupun dalam
hubungannya dengan kehidupan bermasyarakat. Selain itu agama juga
memberi dampak bagi kehidupan sehari-hari.

Dari uraian diatas, kami mencoba menguraikannya lebih jelas lagi


dalam judul makalah “ Fungsi Agama bagi manusia”
BAB II

PEMBAHASAN

A. Pengertian Agama

Merumuskan pengertian agama bukan suatu perkara mudah, dan


ketidak sanggupan manusia untuk mendefinisikan agama karena disebabkan
oleh persoalan-persoalan yang berkaitan dengan kepentingan mutlak dan tidak
dapat ditawar-tawar lagi. Sumber terjadinya agama terdapat dua kategori yaitu
agama Samawi dari langit meliputi Yahudi, Kristen dan Islam. dan agama
Ardhi atau agama bumi yang juga disebut agama budaya yang diperoleh
berdasarkan kekuatan pikiran atau akal budi manusia.

 Beberapa acuan yang berkaitan dengan kata “Agama” pada umumnya:


Pengertian agama dari segi bahasa diberikan Harun Nasution, kata agama
dikenal pula kata din dari bahasa arab dan kata religi dalam bahasa Eropa.
Agama berasal dari bahsa Sanskerta yang menunjukkan adanya keyakinan
manusia berdasarkan Wahyu Ilahi dari kata A-GAM-A. Awalan A berarti
“tidak” dan GAM berarti pergi atau berjalan, sedangkan akhiran A bersifat
menguatkan yang kekal dengan demikian “agama berarti pedoman hidup yang
kekal.” Atau a:tidak, gama: kacau artinya tidak kacau atau adanya keteraturan
dan peraturan untuk mencapai arah atau tujuan tertentu.

 Agama menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia adalah sistem yang


mengatur tata keimanan (kepercayaan) dan peribadatan kepada Tuhan serta
tata kaidah yang berhubungan dengan pergaulan manusia dan manusia serta
lingkungannya.

1. Agama ialah sikap manusia yang percaya adanya Tuhan, dewa, dan
manusia yang percaya tersebut menyembah serta berbhakti kepada-
Nya serta melaksanakan berbagai macam atau bentuk kewajiban yang
berkaitan dengan kepercayaan tersebut.
2. Agama ialah percaya adanya Tuhan Yang Maha Esa dan hukum-
hukum Nya. Hukum-hukum Tuhan tersebut diwahyukan kepada
manusia melalui utusan-utusan-Nya.
B. Fungsi Agama bagi manusia
Peranan agama bisa dilihat dari beberapa aspek:
1. Aspek keagamaan (religius): agama menyadarkan manusia tentang siapa
penciptanya.
2. Secara asal usul (antropologis): agama memberitahukan kepada manusia
tentang siapa, dari mana, dan mau kemana manusia.
3. Dari segi kemasyarakatan (sosiologis): sarana keagamaan sebagai lambang
masyarakat yang keadaannya bersumber pada kekuatan yang dinyatakan
berlaku oleh seluruh masyarakat. Fungsi: untuk memperkuat rasa
solidaritas.
4. Secara kejiwaan (psikologis): agama bisa menenteramkan, menenangkan
dan membahagiakan kehidupan jiwa seseorang.
5. Dan secara moral (Ethics): menunjukkan tata nilai dan norma yang baik
dan buruk serta mendorong manusia berprilaku baik.

Ada beberapa alasan tentang mengapa agama sangat penting dalam


kehidupan manusia, antara lain adalah:

 Karena agama merupakan petunjuk kebenaran.


 Karena agama merupakan sumber moral.
 Karena agama memberikan bimbingan rohani bagi manusia.
 Karena agama merupakan sumber informasi tentang masalah
metafisika.
1. Fungsi agama bagi kehidupan individu
1)  Agama sebagai pembentuk kata hati
Pada diri manusia telah ada sejumlah potensi untuk memberi arah
dalam kehidupan manusia. Potensi tersebut adalah naluriah, inderawi,
nalar, agama. Melalui pendekatan ini, maka agama sudah menjadi
potensi fitrah yang dibawa sejak lahir. Pengaruh lingkungan terhadap
seseorang adalah memberi bimbingan kepada potensi yang dimilikinya
itu. Berdasarkan pendekatan ini, maka pengaruh agama dalam
kehidupan individu adalah memberi kemantapan batin, rasa bahagia,
rasa sukses dan rasa terlindung.
2) Agama sebagai sumber nilai dalam menjaga kesusilaan menurut:
Elizabeth K. Nottingham mengatakan bahwa setiap individu
tumbuh menjadi dewasa memerlukan suatu sistem nilai sebagai tuntunan
umum untuk mengarahkan aktifitas dalam masyarakat yang berfungsi
sebagai tujuan akhir pengembangan kepribadiannya. Dengan
mempedomani sistem nilai maka kesusilaan akan terjaga namun nilai
tersebut tidak akan berfungsi tanpa melalui pendidikan.
3) Agama sebagai sarana untuk memuaskan keinginantahuan
      Agama maupun memberi jawaban atas kesukaran intelektual, sejauh
kesukaran itu diresapi oleh keinginan dan kebutuhan manusia akan
orientasi dalam kehidupan, agar dapat menempatkan diri secara berarti
dan bermakna di tengah-tengah alam semesta ini. Tanpa agama, manusia
tidak mampu menjawab pertanyaan yang sangat mendasar dalam
kehidupannya, yaitu dari mana manusia datang, apa tujuan manusia
hidup, dan mengapa manusia ada, dan kemana manusia kembalinya
setelah mati.
4)  Agama sebagai sarana untuk mengatasi prustasi
Manusia mempunyai kebutuhan dalam kehidupan ini, mulai dari
kebutuhan fisik seperti makanan, pakaian, istirahat, sampai kebutuhan
psikis. Menurut pengamatan psikolog bahwa keadaan frustasi itu dapat
menimbulkan tingkah laku keagamaan. Orang yang mengalami frustasi
tidak jarang bertingkah laku religius atau keagamaan, untuk mengatasi
frustasinya. Untuk itu ia melakukan pendekatan kepada Tuhan melalui
ibadah.
5) Agama sebagai sarana untuk mengatasi ketakutan
Ketakutan yang dimaksud dalam kaitannya dengan agama sebagai
sarana untuk mengatasinya, adalah ketakutan yang tidak ada obyeknya.
Bentuk ketakutan tanpa objek hampir tidak bisa diteliti secara positif,
karena ketakutan tersebut biasanya tersembunyi dalam gejala-gejala lain
yang merupakan manifestasi terselubung dari ketakutan, misalnya dalam
bentuk gejala malu, rasa bingung, takut kecelakaan, dan takut mati.
Timbulnya motivasi agama salah satunya karena adanya rasa takut.
2. Fungsi agama dalam kehidupan masyarakat
Nilai-nilai dan norma-norma yang memberikan arah dan makna
bagi kehidupan masyarakat ialah agama. Masalah agama tidak akan
mungkin dapat dipisahkan dari kehidupan bermasyarakat, karena agama
itu sendiri ternyata diperlukan dalam kehidupan masyarakat. Dalam
prakteknya fungsi agama dalam masyarakat antara lain:
1) Berfungsi Edukatif
Manusia mempercayakan fungsi edukatif kepada agama yang
mencakup tugas mengajar dan tugas bimbingan. Lain dari instansi
(institusi profan) agama dianggap sanggup memberikan pengajaran
yang otoritaf, bahkan dalam hal-hal yang “sakral” tidak dapat salah.
Agama menyampaikan ajarannya dengan perantaraan petugas-
petugasnya baik di dalam khotbah, renungan, dan pendalaman rohani.
Untuk melaksanakan tugas itu ditunjuk sejumlah fungsionaris seperti:
Nabi dan kyai. Tugas bimbingan yang diberikan petugas-petugas
agama juga dibenarkan dan diterima berdasarkan pertimbangan yang
sama. Ajaran agama secara yuridis berfungsi menyuruh dan melarang.
Kedua unsur dan larangan ini mempunyai latar belakang mengarahkan
bimbingan pribadi penganutnya menjadi baik dan terbiasa dengan
yang baik menurut ajaran agama masing-masing.
2) Berfungsi penyelamat
Tanpa atau dengan penelitian ilmiah, cukup berdasarkan
pengalaman sehari-hari, dapat dipastikan bahwa setiap manusia
menginginkan keselamatannya baik dalam hidup sekarang ini maupun
sesudah mati. Jaminan untuk itu mereka temukan dalam agama.
Terutama karena agama mengajarkan dan memberikan jaminan
dengan cara-cara yang khas untuk mencapai kebahagiaan yang
terakhir, yang pencapaiannya mengatasi kemampuan manusia secara
mutlak, karena kebahagiaan itu berada di luar batas kekuatan manusia.
Orang berpendapat bahwa hanya manusia agama yang dapat mencapai
titik itu. Dalam mencapai keselamatan itu agama mengajarkan para
penganutnya untuk mengenal terhadap sesuatu yang sacral yang
disebut supernatural. berkomunikasi dengan supernatural dilaksanakan
dengan berbagai cara sesuai dengan ajaran agama itu sendiri.
3) Berfungsi sebagai pendamaian
Melalui agama seseorang yang bersalah atau berdosa dapat
mencapai kedamaian bathin tuntunan agama. Rasa berdosa dan
bersalah akan segera menjadi hilang dari batinnya apabila seseorang
yang bersalah telah menebus dosanya melalui: tobat atau penebusan
dosa.
4) Berfungsi sebagai pengawasan social
Pada umumnya manusia mempunyai keyakinan yang sama, bahwa
kesejahteraan kelompok sosial khususnya dan masyarakat besar
umumnya tidak dapat dipisahkan dari kesetiaan kelompok atau
masyarakat itu kepada kaidah-kaidah susila dan hukum-hukum
rasional yang telah ada pada kelompok atau masyarakat itu. Agama
merasa ikut bertanggung jawab atas adanya norma-norma susila yang
baik yang diberlakukan atas masyarakat manusia umumnya. Maka
agama menyeleksi kaidah-kaidah susila yang ada dan mengukuhkan
yang baik sebagai kaidah yang baik dan menolak kaidah yang buruk
untuk ditinggalkan sebagai larangan.
5) Berfungsi sebagai pemupuk rasa solidaritas
Para penganut agama yang sama secara psikologis akan merasa
memiliki kesamaan dalam satu kesatuan dalam iman dan kepercayaan.
Rasa kesatuan ini akan menimbulkan rasa solidaritas dalam kelompok
maupun perorangan, bahkan kadang-kadang dapat membina rasa
persaudaraan yang kokoh. Bahkan rasa persaudaraan (solidaritas) itu
bahkan dapat mengalahkan rasa kebangsaan.
6)   Berfungsi Transformatif
Kata transformatif berasal dari kata Latin “transformare” artinya
mengubah bentuk. Jadi fungsi transformatif (yang dilakukan kepada
agama) berarti mengubah bentuk kehidupan masyarakat lama dalam
bentuk kehidupan baru. Ini berarti pula mengganti nilai-nilai lama
dengan menanamkan nilai-nilai baru. Ajaran agama dapat merubah
kehidupan seseorang atau kelompok menjadi kehidupan baru sesuai
dengan ajaran agama yang dianutnya.
7) Berfungsi Kreatif
Ajaran agama mendorong dan mengajak para penganutnya untuk
bekerja produktif bukan saja untuk kepentingan dirinya sendiri, tetapi
juga untuk kepentingan orang lain. Penganut agama bukan saja
disuruh bekerja secara rutin dalam pola hidup yang sama, akan tetapi
juga dituntut untuk melakukan inovasi dan penemuan baru dalam
pekerjaan yang dilakukannya.
BAB III

PENUTUP

A. KESIMPULAN
Agama ialah sikap manusia yang percaya adanya Tuhan, dewa,
dan manusia yang percaya tersebut menyembah serta berbhakti kepada-
Nya serta melaksanakan berbagai macam atau bentuk kewajiban yang
berkaitan dengan kepercayaan tersebut. Kewajiban atau hukum-hukum
tersebut diwahyukan kepada manusia melalui utusan-Nya.

Peranan agama bisa dilihat dari beberapa aspek yaitu Aspek


keagamaan (religius), Secara asal usul (antropologis), dari segi
kemasyarakatan (sosiologis), Secara kejiwaan (psikologis), Dan secara
moral (Ethics).

Ada beberapa alasan tentang mengapa agama sangat penting dalam


kehidupan manusia, antara lain adalah:

 Karena agama merupakan petunjuk kebenaran


 Karena agama merupakan sumber moral.
 Karena agama memberikan bimbingan rohani bagi manusia
 Karena agama merupakan sumber informasi tentang masalah metafisika.

Fungsi agama bagi kehidupan individu:


1. Agama sebagai pembentuk kata hati.
2. Agama sebagai sumber nilai dalam menjaga kesusilaan.
3. Agama sebagai sarana untuk memuaskan keingintahuan.
4. Agama sebagai sarana untuk mengatasi prustasi.
5. Agama sebagai sarana untuk mengatasi ketakutan.

Fungsi agama dalam kehidupan masyarakat:


1. Berfungsi Edukatif
2. Berfungsi penyelamat
3.  Berfungsi sebagai pendamaian
4.  Berfungsi sebagai pengawasan social
5. Berfungsi sebagai pemupuk rasa solidaritas
6. Berfungsi Transformatif
7. Berfungsi kreatif
DAFTAR PUSTAKA

Hendropuspito, Sosiologi Agama,  Jakarta: Kanisius, 1983


http abdulqodir147.blogspot.co.id/2013/02/peran agama
Http issadiyah.blogspot.co.id/ 2012/10/peran dan fungsi agama

Anda mungkin juga menyukai