DISUSUN OLEH
KELAS : A2
TINGKAT 1/SEMESTER 2
2020/2021
A. Anatomi Fisiologi
B. Fisiologi Oksigen
Peristiwa bernapas terdiri dari 2 bagian:
a. Menghirup udara (inpirasi)
Inspirasi adalah terjadinya aliran udara dari sekeliling masuk
melalui saluran pernapasan sampai ke paru-paru. Proses inspirasi :
volume rongga dada naik/lebih besar, tekanan rongga dada turun/lebih
kecil.
b. Menghembuskan udara (ekspirasi)
Tidak banyak menggunakan tenaga, karena ekspirasi adalah suatu
gerakan pasif yaitu terjadi relaxasi otot-otot pernapasan. Proses
ekspirasi : volume rongga dada turun/lebih kecil, tekanan rongga dada
naik/lebih besar.
Proses pemenuhan oksigen di dalam tubuh terdiri dari atas tiga
tahapan:
1. Ventilasi
Merupakan proses keluar masuknya oksigen dari atmosfer ke
dalam alveoli atau dari alveoli ke atmosfer. Proses ini di pengaruhi oleh
beberapa faktor:
Adanya kosentrasi oksigen di atmosfer. Semakin tingginya suatu
tempat, maka tekanan udaranya semakin rendah.
Adanya kondisi jalan nafas yang baik.
Adanya kemampuan toraks dan alveoli pada paru-paru untuk
mengembang di sebut dengan compliance. Sedangkan recoil adalah
kemampuan untuk mengeluarkan CO² atau kontraksinya paru-paru.
C. Etiologi
Adapun faktor-faktor yang menyebabkan klien mengalami gangguan
oksigenasi menurut NANDA (2013), yaitu hiperventilasi, hipoventilasi,
deformitas tulang dan dinding dada, nyeri, cemas, penurunan energy atau
kelelahan, kerusakan neuromuscular, kerusakan muskoloskeletal, kerusakan
kognitif atau persepsi, obesitas, posisi tubuh, imaturitas neurologis
kelelahan otot pernafasan dan adanya perubahan membrane kapiler-alveoli.
D. Faktor Predisposisi
a. Faktor Fisiologi
c. Faktor Perilaku
Nutrisi : misalnya pada obesitas mengakibatkan penurunan ekspansi
paru, gizi yang buruk menjadi anemia sehingga daya ikat oksigen
berkurang, diet yang tinggi lemak menimbulkan arterioklerosis.
Exercise akan meningkatkan kebutuhan oksigen.
Merokok : nikotin menyebabkan vasokontriksi pembuluh darah
perifer dan koroner.
E. Patofisiologi
Proses pertukaran gas dipengaruhi oleh ventilasi, difusi dan
trasportasi. Proses ventilasi (proses penghantaran jumlah oksigen yang
masuk dan keluar dari dan ke paru-paru), apabila pada proses ini terdapat
obstruksi maka oksigen tidak dapat tersalur dengan baik dan sumbatan
tersebut akan direspon jalan nafas sebagai benda asing yang menimbulkan
pengeluaran mukus. Proses difusi (penyaluran oksigen dari alveoli ke
jaringan) yang terganggu akan menyebabkan ketidakefektifan pertukaran
gas. Selain kerusakan pada proses ventilasi, difusi, maka kerusakan pada
transportasi seperti perubahan volume sekuncup, afterload, preload, dan
kontraktilitas miokard juga dapat mempengaruhi pertukaran gas (Brunner &
Suddarth, 2002).
I. Penatalaksanaan
a. Bersihan Jalan Nafas Tidak Efektif
Pembersihan jalan nafas
Latihan batuk efektif
Suctioning
Jalan nafas buatan
b. Pola Nafas Tidak Efektif
Atur posisi pasien ( semi fowler )
Cuci tangan
Jelaskan pada pasien mengenai prosedur yang akan dilakukan
Atur posisi (duduk atau terlentang)
Anjurkan untuk mulai latihan dengan cara menarik napas terlebih
dahulu melalui hidung dengan mulut tertutup.
Kemudian anjurkan pasien untuk menahan napas sekitar 1-1,5 detik
dan disusul dengan menghembuskan napas melalui bibir dengan
bentuk mulut seperti orang meniup.
Catat respon yang terjadi
Cuci tangan
Cuci tangan
Jelaskan pada pasien mengenai prosedur yang akan dilakukan
Pemberian oksigen
Pemberian oksigen merupakan tindakan memberikan oksigen ke
dalam paru-paru melalui saluran pernapasan dengan alat bantu oksigen.
Pemberian oksigen pada pasien dapat melalui tiga cara yaitu melalui
kanula, nasal, dan masker. Pemberian oksigen tersebut bertujuan untuk
memenuhi kebutuhan oksigen dan mencegah terjadinya hipoksia.
Persiapan Alat dan Bahan :
Cuci tangan
Jelaskan pada pasien mengenai prosedur yang akan dilakukan
Cek flowmeter dan humidifier
Hidupkan tabung oksigen
Atur posisi semifowler atau posisi yang telah disesuaikan dengan
kondisi pasien.
Berikan oksigen melalui kanula atau masker
Fisioterapi Dada
Fisioterapi dada merupakan tindakan melakukan postural
drainage, clapping, dan vibrating pada pasien dengan gangguan sistem
pernapasan untuk meningkatkan efisiensi pola pernapasan dan
membersihkan jalan napas.
Persiapan Alat dan Bahan :
Cuci tangan
Jelaskan pada pasien mengenai prosedur yang akan dilaksanakan
Miringkan psien ke kiri (untuk membersihkan bagian paru-paru
kanan)
Miringkan pasien ke kanan (untuk membersihkan bagian paru-paru
kiri)
Miringkan pasien ke kiri dengan tubuh bagian belakang kanan
disokong satu bantal (untuk membersihkan bagian lobus tengah)
Lakukan postural drainage ± 10-15 menit
Observasi tanda vital selama prosedur
Setelah pelaksanaan postural drainage, dilakukan clapping, vibrating,
dan suction.
Lakukan hingga lendir bersih
Cuci tangan
Jelaskan pada pasien mengenai prosedur yang akan dilaksanakan
Atur posisi pasien sesuai dengan kodisinya
Lakukan clapping dengan cara kedua tangan perawat menepuk
punggung pasien secara bergantian hingga ada rangsangan batuk.
Bila pasien sudah batuk, berhenti sebentar dan anjurkan untuk
menampung sputum pada pot sputum.
Lakukan hingga lendir bersih
Catat respon yang terjadi
Cuci tangan
Vibrating
Cuci tangan
Jelaskan pada pasien mengenai prosedur yang akan dilaksanakan
Atur posisi pasien sesuai dengan kondisinya
Lakukan vibrating dengan menganjurkan pasien untuk menarik napas
dalam dan meminta pasien untuk mengularkan napas perlahan-lahan.
Untuk itu, letakkan kedua tangan di atas bagian samping depan dari
cekungan iga dan getarkan secara perlahan-lahan. Hal tersebut
dilakukan secara berkali-kali hingga pasien ingin batuk dan
mengeluarkan sputum.
Bila pasien sudah batuk, berhenti sebentar dan anjurkan untuk
menampung sputum di pot sputum.
Lakukan hingga lendir bersih
Catat respon yang terjadi
Cuci tangan
Pengisapan Lendir
Prosedur Kerja :
Cuci tangan
Jelaskan pada pasien mengenai prosedur yang akan dilaksanakan.
Atur pasien dalam posisi terlentang dan kepala miring ke arah perawat
Gunakan sarung tangan
Hubungakan kateter penghisap dengan selang penghisap
Hidupkan mesin penghisap
Lakukan penghisapan lendir dengan memasukan kateter pengisap ke
dalam kom berisi akuades atau NaCl 0,9% untuk mencegah trauma
mukosa.
Masukkan kateter pengisap dalam keadaan tidak mengisap
Tarik lendir dengan memutar kateter pengisap sekitar 3-5 detik
Bilas kateter dengan akuades atau NaCl 0,9%
Lakukan hingga lendir bersih
Catat respon yang terjadi
Cuci tangan.
Tidak berbeda dengan sungkup yang lain, hanya saja pada pemakaian
sungkup dengan reservoir non rebreathing ini dapat dicapai tekanan
partial oksigen pada inspirasi lebih tinggi yaitu 90 %. Digunakan aliran
oksigen 10-12 L/menit
Keuntungan:
Mudah terlepas
Tidak dapat memberikan konsentrasi oksigen lebih dari 44%
Suplai oksigen berkurang jika klien bernafas lewat mulut
Mengiritasi selaput lender, nyeuri sinus
C. Nebulizer Mask
Fungsi nebulizer :
Cara pemakaian :
D. Rebreathing Mask
Teknik pemberian oksigen dengan konsentrasi oksigen
mencapai 99% dengan aliran 8 – 12 liter/mnt dimana udara
inspirasi tidak bercampur dengan udara ekspirasi
Keuntungan :
Konsentrasi oksigen yang diperoleh dapat mencapi 100%, tidak
mengeringkan selaput lendir.
Kerugian
Kantong oksigen bisa terlipat.
masker non rebreathing
L.
Gangguan Ketidakefektifan Gangguan pola
pertukaran jalan napas napas
M.
gas
M. Pengkajian
A. Biodata
1. Identitas Pasien
Pengkajian meliputi indentitas pribadi pasien seperti
nama, tanggal lahir/umur, jenis kelamin, alamat, status
perkawinan dan lain-lain dan status sosial pasien sosial, ekonomi
dan budaya pasien seperti, agama, pendidikan, pekerjaan,
identitas orang tua, identitas penanggung
2. Catatan masuk
Alasan pasien dirawat di Rumah Sakit, contoh : karena
adanya gangguan oksigenasi.
3. Riwayat keperawatan
Neurologis bandingkan
Monitor TD,
nadi, RR,
sebelum, selama,
dan setelah