Anda di halaman 1dari 1

WAWASAN KEBANGSAAN

Wawasan kebangsaan sebagai sudut pandang suatu bangsa dalam memahami kebaradaan jati diri dan
lingkungannya yang pada dasarnya merupakan penjabaran dari falsafah bangsa itu sesuai dengan keadaan
wilayah suatu Negara dan sejarah yang dialaminya. Wawasan ini menentukan cara suatu bangsa
memanfaatkan kondisi geografis, sejarah, sosial budayanya dalam mencapai cita-cita dan menjamin
kepentingan nasionalnya serta bagaimana bangsa itu memandang diri dan lingkungannya baik ke dalam
maupun ke luar.

Istilah Wawasan Kebangsaan terdiri dari dua suku kata yaitu “Wawasan” dan “Kebangsaan”. Secara etimologi
menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (1989) istilah wawasan berarti (1) hasil mewawas; tinjauan;
pandangan dan dapat juga berarti (2) konsepsi cara pandang. Singkatnya wawasan adalah cara pandang,
tentang diri dan lingkungan.

Selanjutnya mengenai istilah “kebangsaan” yang berasal dari kata “bangsa” dapat mengandung arti “ciri-ciri
yang menandai golongan bangsa tertentu”, dan dapat pula mengandung arti “kesabaran diri sebagai warga dari
suatu bangsa” (KKBI, 1989). Menurut Ernest Renan, pengertian bangsa adalah jiwa yang mengandung
kehendak untuk bersatu atau seperti yang ditegaskan oleh Bung Hatta pada sidang BPUPKI 1945 yang secara
ringkas disebut sebagai himpunan masyarakat yang memiliki keinsyafan sebagai suatu persekutuan yang
tersusun menjadi satu, karena percaya akan nasib dan tujuan. Sedangkan Bung Karno (BPUPKI, 1945)
memperluas pengertian “Bangsa” sebagai himpunan masyarakat yang bersama sama tinggal dalam suatu
wilayah yang merupakan satu kesatuan geopolitik.

Sehingga dapat dinyatakan bahwa wawasan kebangsaan Indonesia adalah cara memandang diri dan
lingkungan (orang-orang, suku, agama, ras, kebudayaan, kelompok, golongan, dan lain-lain) dari Sabang sampai
ke Merauke sebagai satu kesatuan atau sebagai sebuah keluarga besar yang disebut Indonesia.

Wawasan Kebangsaan adalah cara pandang bangsa Indonesia dalam rangka mengelola kehidupan berbangsa
dan bernegara yang dilandasi oleh 4 (empat) konsesus dasar berbangsa dan bernegara yaitu Pancasila, Undang
– Undang Dasar 1945, Bhinneka Tunggal Ika, dan Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI)

Perjuangan bangsa Indonesia untuk mewujudkan persatuan dan kesatuan demi kemerdekaan Indonesia
tidaklah mudah. Salah satu cara perjuangan mewujudkan bangsa Indonesia adalah dengan perjuangan fisik
yang dilakukan oleh para pahlawan kemerdekaan Indonesia. Perjuangan fisik merupakan perjuangan yang
dilakukan dengan menggunakan senjata atau mengandalkan kekuatan militer yang biasanya dapat
menimbulkan banyak korban berjatuhan. Salah satu contoh dari perjuangan fisik adalah pertempuran 10
November 1945 yang terjadi di Surabaya, yang kemudian setiap tanggal 10 November diperingati sebagai Hari
Pahlawan. Adapun tokoh yang terlibat adalah Bung Tomo, Gubernur Suryo, dan Kolonel Sungkono.

Namun, apa yang terjadi sekarang seolah tidak menghargai perjuangan para pahlawan yang rela berkorban
nyawa demi mewujudkan bangsa Indonesia yang merdeka. Banyaknya kasus korupsi yang terjadi di Indonesia
adalah salah satu bukti bahwa wawasan kebangsaan yang dimiliki rakyat Indonesia mulai luntur. Selain kasus
korupsi, masih banyak lagi perbuatan – perbuatan yang merugikan bangsa Indonesia seperti penebangan liar
dan kebakaran hutan yang dilakukan dengan sengaja. Belum lagi kondisi pemuda jaman sekarang yang banyak
melakukan tindakan – tindakan tidak terpuji seperti tawuran, mengkonsumsi alkohol bahkan narkoba.

Namun, setelah

Anda mungkin juga menyukai