Anda di halaman 1dari 3

Hepatitis Alkoholik

SISTEM HEPATOBILIER BLOK 14 Nama: Fransiskus Friky Hindiarto NIM: 10.2009.185 Kelompok: C5 Email: frikyhindiarto@yahoo.com

FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS KRISTEN KRIDA WACANA JAKARTA BARAT


2011/2012

Bab I Pendahuluan

1.1 Latar Belakang Dalam kehidupan sehari-hari tak jarang kita jumpai penyakit hepatitis, yang dalam bahasa awam disebut penyakit kuning. Penyakit hepatitis dapat sebabkan oleh banyak factor, antara lain karena virus, obat-obatan dan alcohol. Seperti pada kasus yang penulis dapatkan ini. Nn. A 25 tahun, datang ke UGD dengan keluhan demam mendadak, sejak 4 hari yang lalu, disertai mual dan muntah 3-5x sehari berisi makanan. Pasien sedang mengalami pengobatan TBC sejak 3 bulan yang lalu. Riwayat minum alcohol sejak 2 tahun yang lalu, kira-kira 34 botol bir/bulan. Pemeriksaan fisik KU: tampak sakit sedang, kesadaran compos mentis, nadi: 98x permenit, frekuensi nafas 24x/menit, TD: 120/90 mmHg, suhu 38,6 celcius, mata : ikterik +/+, anemis -/-, hati teraba 1 jari dibawah arcus costae, 2 jari bawah processus xiphoideus. Lien tidak teraba, nyeri tekan + region epigastrium. Dari kasus ini penulis akan membahas mulai dari anamnesis sampai pada prognosisnya. Serta kemungkinan penyebab lain dari penyakit hepatitis.

1.2 Tujuan Penulisan Sebagai bahan pembelajaran dan agar lebih menguasai materi tersebut yang nantinya digunakan dalam praktek kehidupan sehari-hari.

1.3 Metode Penulusan Pustaka

Bab II Pembahasan

2.1 Dalam hal ini kita dapat menanyakan beberapa hal: 1. Identities pasien yang meliputi nama,(Nn A), umur (25th), jenis kelamin(wanita). 2. Keluhan utama yang dirasakan pasien tersebut adalah: demam mendadak sejak 4 hari yang lalu, disertai mual dan muntah 3-5x/hari berisi makanan. 3. Riwayat penyakit sekarang: sudah terjadi 5 hari yang lalu dan sedang menajdi pengobatan TBC 4. Riwayat penyakit masa lalu: tidak ada tapi, sejak 2 tahun lalu minum alcohol 5. Riwayat penyakit dalam keluarga, adakah kakak atau adik dalam 1 keluarga yang menderita penyakit yang sama? 6. Latar belakang social dan pekerjaan Setelah kita melakukan anamnesis dengan lengkap, maka selanjutnya kita lakukan pemeriksaan fisik dan kemudian kita lakukan pemeriksaan penunjang. 2.2 Pemeriksaan Fisik Pemeriksaan fisik untuk menegakan diagnostic yang dapat kita lakukan: 1. Inspeksi Yang perlu di perhatikan adalah keadaan umum, kesadaran, melihat ada tidaknya ikterik. Pada kasus ini ditemukan 2. Aukultasi 3. Palpasi 4. Perkusi

Anda mungkin juga menyukai