Anda di halaman 1dari 13

MAKALAH

SEDIMENTASI

DOSEN PENGAMPU:

TIM DOSEN PRAKTIKUM SATUAN OPERASI

DISUSUN OLEH:

INTAN RACHMAWATI 1803300018

UNIVERSITAS PEMBANGUNAN NASIONAL “VETERAN” JAWA


TIMUR

FAKULTAS TEKNIK

PROGRAM STUDI TEKNOLOGI PANGAN

2020
BAB 1

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Dalam pengolahan bahan pangan dilakukan berbagai macam sistem


operasi, yang masing-masing sistem memiliki peranan dan fungsi tersendiri
bagi pengendalian mutu produk. Salah satu sistem operasi yang penting yaitu
pemisahan mekanis yang mekanis dapat diakukan dengan cara sedimentasi
(pengendapan), sentrifugsasi (pemusingan), filtrasi (penyaringan) dan lain
sebagainya.
Sedimentasi merupakan salah satu cara pemisahan antara komponen atau
partikel berdasarkan perbedaan densitasnya melalui medium alir. Oleh karena
itu, biasanya pemisahan tersebut berlangsung lama, terutama jika perbedaan
densitas antar komponen tersebut tidak berbeda jauh. Dalam praktek,
sedimentasi dapat dilakukan secara batch (terputus-putus untuk setiap satuan
volume atau berat bahan yang akan dipisahkan per satuan waktu) atau secara
kontinyu (terus menerus).
Proses sedimentasi ini banyak digunakan pada proses pemisahan kimia,
metalurgi, maupun pada proses – proses pengurangan polusi dari air limbah
industri. Di dalam kehidupan sehari-hari sering dijumpai proses sedimentasi
(pengendapan) yang diterapkan pada proses pengolahan air minum. Dimana
air yang berasal dari sumber air sebelum langsung digunakan, air tersebut
terlebih dahulu ditampung untuk disaring dan untuk mengendapkan partikel-
partikel yang masih ada dalam air. Biasanya keberadaan partikel-partikel
tersebut dapat menurunkan tingkat kebersihan dari air tersebut.
BAB II
SEDIMENTASI
Sedimentasi yaitu proses pengendapan bahan padat dari air olahan. Proses
sedimentasi adalah pemisahan bagian padat dengan memanfaatkan gaya gravitasi
sehingga bagian yang padat berada di dasar kolam pengendapan, sedangkan air
murni berada di atas. Untuk mempercepat proses pengendapan perlu ditambahkan
bahan koagulan seperti tawas agar terbentuk flock yang dapat mengendap dan
kapur agar tercipta suasana basa pada air limbah. Air olahan yang akan disaring
berupa cairan mengandung butiran halus atau bahan-bahan yang terlarut. Dengan
demikian, bahan-bahan tersebut dapat dipisahkan dari cairan melalui filtrasi
(Asmadi,2012)
Sedimentasi merupakan salah satu operasi pemisahan campuran padatan
dan cairan (slurry) menjadi cairan bening dan slurry yang memiliki konsentrasi
tinggi dengan menggunakan gaya gravitasi. Proses sedimentasi berperan penting
dalam berbagai proses industri,misalnya pada proses pemurnian air limbah,
pengolahan air sungai, pengendapan partikel padatan pada bahan makanan cair,
pengendapan kristal dari larutan induk, pengendapan partikel terendap pada
industri minuman beralkohol, dan lain-lain. Ketika suatu partikel padatan berada
pada jarak yang cukup jauh dari dinding atau partikel padatan lainnya, kecepatan
jatuhnya tidak dipengaruhi oleh gesekan dinding maupun dengan partikel lainnya,
peristiwa ini disebut free settling. Ketika partikel padatan berada pada keadaan
saling berdesakan maka partikel akan mengendap pada kecepatan rendah,
peristiwa ini disebut hindered settling. Pada hindered settling, kecepatan endapan
yang turun ke bawah akan semakin lama, sehingga untuk memperoleh hasil
sedimentasi sampai proses pengendapan berhenti memerlukan waktu yang cukup
lama pula. Guna menghasilkan proses sedimentasi yang optimum maka perlu
menentukan waktu pengendapan yang efektif. Waktu pengendapan yang efektif
dapat diasumsikan sebagai batas saat terjadi perubahan pengendapan dari free
settlingke hindered settling(Geankoplis, 2003).
Dalam proses sedimentasi (pengendapan) terdapat tiga gaya yang dapat
mempengaruhi gerak jatuhnya partikel bahan, yaitu:
1. Gaya gravitasi
Gaya ini menyebabkan suspense jatuh bebas, dimana semakin besar gaya
tersebut, maka pengendapan partikel bahan semakin cepat.
2. Gaya apung
Gaya ini berhubungan dengan berat bahan, dimana semakin ringan partikel
bahan, maka gaya apung nya semakin besar dan pengendapannya semakin
lama.
3. Gaya gesek partikel
Partikel yang mempunyai bentuk yang kasar akan semakin memperbesar
nilai hambatan partikel untuk mengendap.
(Ahmed, 2010)

Pada umumnya proses sedimentasi dilakukan setelah proses koagulasi dan


flokulasi, tujuannya adalah untuk memperbesar partikel padatan sehingga menjadi
lebih berat dan dapat tenggelam dalam waktu lebih singkat. Ukuran dan bentuk
partikel akan mempengaruhi rasio permukaan terhadap volume partikel,
sedangkan konsentrasi partikel mempengaruhi pemilihan 2 tipe bak sedimentasi,
dan temperature mempengaruhi viskositas dan berat jenis cairan. Semua faktor
yang disebutkan di atas mempengaruhi kecepatan mengendap partikel pada bak
sedimentasi. Oleh karena itu dibutuhkan data kecepatan turunnya partikel untuk
mendesain bak sedimentasi yang efektif dan efisien (A.Didit, 2008)
Proses sedimentasi dapat dilakukan dengan tiga macam cara :

1.) Cara Basah

Cara ini cocok dilakukan untuk skala laboratorium karena sedimentasi


batch paling mudah dilakukan pengamatan dan penurunan ketinggian.

2.) Cara Kontinyu

Pada cara ini ada cairan slurry yang masuk dalam beningan yang
dikeluarkan secara kontinyu saat steady state ketinggian tiap zona akan konstan.

3.) Cara Semi Basah


Pada sedimentasi semi basah hanya ada cairan keluar saja atau cairan
masuk saja. Jadi kemungkinan yang ada bisa berupa slurry yang masuk atau
beningan yang keluar. (Septiani,2011).

Kecepatan sedimentasi dipengaruhi oleh besar kecilnya ukuran partikel.


Semakin besar partikel dan semakin besar kandungan zat padat, maka kecepatan
(laju) sedimentasi juga akan semakin tinggi. Sebaliknya, semakin tinggi viskositas
suatu sistem suspenoid, maka kecepatan (laju) sedimentasi semakin kecil. Hal ni
dapat dilihat dari persamaan stokes di bawah ini:

Vm =

(Hasanah,2010)

Hukum stokes menyatakan bahwa bila fluida sempurna yang viskositasnya


0 mengalir melewati sebuah bola atau apabila sebuah bola bergerak dalam suatu
pola yang simetrisnya sempurna di kelilingi pola itu, tetapi jika fluida itu
mempuanyai kekentalan akan ada seretan kekentalan terhadap bola ini.
(Gravin,2007).

Semakin kecil ukuran partikel yang digunakan maka membutuhkan waktu


sedimentasi semakin lama karena kecepatan benda yang jatuh bebas dipengaruhi
oleh massa partikel. Semakin kecil konsentrasi maka kecepatan sedimentasi
semakin besar karena peluang tumbukan antar partikel semakin kecil
(Rossiana,2014).

Dalam slurry yang memiliki partikel partikel yang lebih besar akan
mengendap lebih cepat dan mulai menumpuk di zona yang paling bawah.
(Geankoplis,2003).

Laju pengendapan partikel-partkel dalam air tergantung pada jenis, bentuk,


dan ukuran dari partikel tersebut dan viskositas cairan yang digunakan. Adanya
pengendapan zat uji kemungkinan besar mempengaruhi laju pengendapan
sehingga dapat ditentukan lajunya dan mengetahui pengaruh zat uji tersebut.
Partikel yang mempunyai ukuran yang besar dan kasar akan sangat mudah
mngendap daripada partikel halus untuk padatan yang halus diusahakan
menggumpal menjadi partikel yang lebih besar agar cepat mengendap. (Parikesit,
1986).

Viskositas yaitu ukuran kekentalan fluida yang menyatakan besar kecilnya


gesekan didalam fluida. Semakin besar indeks viskositas fluida,maka semakin
besar gaya gesek yang ditimbulkan sehingga mnghambat benda untuk bergerak
didala fluida. Dalam zat cair,viskositas dihasilkan oleh gaya kohesi antara
molekul zat cair. Jika semakin kental suatu fluida, maka gaya gesek yang
dihubungkan juga semakin besar. Dalam hal ini gaya gesek berbanding lurus
dengan vsikositas (Yanuary, 2014)

Faktor-faktor yang mempengaruhi viskositas adalah sebagai berikut :

a.) Tekanan

Viskositas cairan naik dengan naiknya tekanan.

b.) Temperatur

Viskositas cairan naik dengan naiknya suhu

c.) Kehadiran zat lain

Adanya bahan tambahan seperti suspensi menaikkan viskositas air.

d.) Ukuran dan berat molekul

Viskositas naik dengan naiknya berat molekul.(Anjani, 2012).

Partikel yang mempunyai densitas lebih besar daripada densitas medium


apabila dimasukkan kedalam medium tersebut, partikel akan jatuh mengendap
dipercepat oleh gaya gravitasi. karena pengaruh percepatan tersebut medium akan
memberi tahanan gesek yang besarnya sesuai dengan percepatan gravitasi
sehingga tidak ada percepatan. Dalam keadaan tersebut partikel akan jatuh atau
mengendap dengan kecepatan yang tetap. Kecepatan tersebut dikenal dengan
“Terminal Settling Velocity” atau sebagai kecepatan maksimum (Suyitno,1989).

CONTOH KASUS :

Mengetahui Karakteristik Sedimentasi Pati Ubi Jalar

Hal pertama yang harus dilakukan adalah dengan membuat pati ubi jalar
dengan cara memarut kemudian diendapkan, endapan tersebut kemudian
dikeringkan. Langkah selanjutnya memasukkan air ke dalam gelas ukur 2000 ml
lalu memasukkan pati dengan konsentrasi yang berbeda – beda mulai dari 1%
sampai dengan 21%. Melihat pola pengendapan yang terjadi pada gelas ukur
tersebut lalu membedakan konsentrasi setiap padatan pati yang sudah diuji. Jika
padatan pati yang dijatuhkan ke dalam gelas ukur jatuh cepat dan membentuk
endapan yang teratur sampai pada akhirnya maka pati termasuk ke dalam
konsentrasi rendah namun jika padatan pati yang dijatuhkan ke dalam gelas ukur
jatuh lama dan pembentukan endapannya tidak teratur maka pati termasuk
kedalam konsentrasi tinggi.

Kemudian dilakukan penentuan pola pengendapan ubi jalar. Pada


penelitian ini pola pengendapan pati ubi jalar dibagi ke dalam tiga, yaitu pola
pengendapan bebas, pola pengendapan antara dan pola pengendapan tidak bebas.
Pola pengendapan bebas adalah dimana ketika suatu partikel melalui sebuah
fluida, sejumlah gaya akan mempengaruhi partikel. Pada pengendapan bebas,
gerakan antara partikel tidak saling mempengaruhi. Pola pengendapan anatara
merupakan pola pengendapan yang tidak dapat terlihat dengan jelas fenomenanya,
dimana cara pengendapannya terjadi secara tiba-tiba dan pada waktu yang tidak
konstan. Pada pengendapan tidak bebasadalah suatu keadan dimana setiap partikel
mengelilingi partikel yang lain, sehingga kecepatan pengendapan terpengaruh
oleh kehadiran partikel yang lainnya disini konsentrasi pati yang digunakan adalh
15%, 9% dan 23%, dalam jurnal tersebut hasil yang didapatkan endapan
terbanyak adalah pada konsentrasi 23%,semakin besar konsentrasi patinya maka
semakin banyak pula endapan yang terbentuk hal ini dikarenakan partikel yang
terdapat didalamnya semakin banyak. Dan untuk waktu pengendapan yang paling
cepat adalah pada konsentrasi 9%, semakin kecik konsentrasi maka pengendapan
semakin cepathal ini dikarenakan tumbukan antar partikel semain kecil sehingga
mudah jatuh ke bawah, pola pengendapan pada konsentrasi 9% ini dinamakan
pola pengendapan bebas karena pergerakan partikel tidak dipengaruhi oleh
patrikel disebelahnya. (Teguh Kurniawan dkk,2012)
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
1. Sedimentasi merupakan proses pengendapan atau pemisahan
campuran padatan dan cairan
2. 3 gaya yang mempengaruhi gerk jatuh partikel adalah gaya gravitasi,
gaya apung, dan gaya gesek partikel
3. Cara yang dikunakan untuk sedimentasi ada 3 yaitu cara basah,cara
kontinyu dan cara semi basah
4. Semakin besar partikel dan semakin besar kandungan zat padat, maka
kecepatan (laju) sedimentasi juga akan semakin tinggi
5. semakin tinggi viskositas suatu sistem suspenoid, maka kecepatan
(laju) sedimentasi semakin kecil
6. Semakin kecil konsentrasi maka kecepatan sedimentasi semakin besar
karena peluang tumbukan antar partikel semakin kecil
7. Semakin besar indeks viskositas fluida,maka semakin besar gaya gesek
yang ditimbulkan sehingga mnghambat benda untuk bergerak didala
fluida. Faktor factor yang mempengaruhi viskositas yaitu Tekanan,
temperature, kehadiran zat lain, ukuran dan berat molekul

8. Pati singkong memiliki karakteristik sedimentasi yang berbeda sesuai


dengan konsentrasi yang digunakan
DAFTAR PUSTAKA
A.Didit. 2008. “Sedimentasi”. Laboratorium Operasi Teknik Kimia Jurusan.
Teknik Kimia Universitas Sultan Ageng Tirtayasa Cilegon.

Ahmed,A.,2010. Formulation and Invitro Evaluation of Readyuse Suspension of


Ampiill in Trilhydrate. International Journal of Applied Pharamaceuhics
Vol2.

Anjani,M,R. Formulasi Suspensi Doksisiklin Menggunakan Suspending Agent


Pulurs Gummi Arabici. Fakultas Farmasi Universitas Muhammadiyah
Surakarta; Surakarta.

Asmadi dan Suharno. 2012. Dasar-Dasar Teknologi pengolahan Air Limbah.


Gosyen Publishing : Yogyakarta.

Gavin,S. 2007. Meansuring Sherviscisity Using Correalation USA : Wayne State


University.

Geankoplis,C.J. 2003. Transport Processes and Separation Processes Principles, 4


ed Pearson. Boston : Education internasional.

Hasanah,N. 2010. Formulasi Suspensi Doksisilin menggunakan suspending Agent


Puvis Gummi Arabici Uji Stabilitas Fisik dan Daya Antibakteri. Jurnal
Farmasi. Vol 4 No.3.

Kurniawan, T dkk. 2012. Karakteristik Sedimentasi Pati Ubi Jalar. Jurnal Teknik
Kimia Universitas Sultan Ageng Tirtayasa : Banten

Parikesit,F. 1985. Proses Sedimentasi pada Pengolahan Air Over Flow Cooling
Tower di PT.PLN (Persero) wilayah VIII. Jakarta : UI Press.

Roessiana,D.L., Setiyadi dan Sandy,B.H. 2014. Model Persamaan Faktor Koreksi


pada Proses Sedimentasi dalam Keadaan Free Settling. Jurnal Sains dan
Teknologi Lingkungan. Vol 6 No.2.

Septiani,M. 2011. Diktat Teknologi Pengolahan. Jember : UNEJ.


Suyitno,dkk. 1989. Petunjuk Laboratorium Rekayasa Pangan. Yogyakarta : UGM
Press.

Yanuary,A.T., dan Ramelan. 2014. Media Pembelajaran Alat Uji Kekentalan


Minyak Pelumas Bola Baja Jatuh Bebas Menggunakan Mikrokontroler.
Jurnal Pendidikan Teknik Mesin. Vol. 14 (2) : 17-23.
TUGAS PRAKTIKUM SATUAN OPERASI PARALEL A
MATERI SEDIMENTASI
1. Pada praktikum menghitung kecepatan benda jatuh bebas pada berbagai
ukuran dan berbagai medium alir. Sebuah kelereng dijatuhkan dari atas
tabung yang berisi minyak hingga menyentuh dasar tabung (Lihat gambar 1).
Dari hasil pengukuran, waktu kelereng untuk mencapai dasar adalah 2,5
detik. Dari hasil pengukuran sebelumnya diketahui bahwa

panjang tabung 1 meter, diameter kelereng 0,5 cm, densitas kelereng adalah
2330 kg/m3, ketetapan (K) 0,485 dan densitas minyak 920 kg/m 3. Hitung
berapa viskositas minyak tersebut! (Perhatikan satuan yang digunakan!)

Kelereng

h=1meter

Gambar 1. Tabung berisi minyak


Diketahui:

t = 2,5 s ρp (kelereng) = 2330 kg/m³ v = =0,4 m/s

h=1m ρf (minyak) = 920 kg/m³ K = 0,485

G = 9,8 g/m² D = 0,5 cm = 0,005 m

Ditanya :

minyak ?
Jawab:

V=

V=

0,4 =

0,4 =

= 0.41875 P
≈ 0. 42 Pa.s

Anda mungkin juga menyukai