Anda di halaman 1dari 8

Lex Crimen Vol. VII/No.

6 /Ags/2018

PENGATURAN HUKUM TENTANG TANAH sejak didaftar oleh Kantor Pertanahan dalam
YANG DAPAT DIBERIKAN HAK PAKAI DITINJAU buku tanah sesuai ketentuan peraturan
DARI PP No. 10 TAHUN 1996 TENTANG HGU, perundang-undangan yang berlaku. Pemberian
HGB DAN HAK PAKAI ATAS TANAH1 Hak Pakai atas tanah Hak Milik, wajib
Oleh: Muhammad Safir Ramadhan Usup2 didaftarkan dalam buku tanah pada Kantor
Dosen Pembimbing: Pertanahan.
Godleib N. Mamahit, SH,MH Kata kunci: Penganturan hukum, tanah, hak
Berlian Manoppo, SH,MH pakai.

ABSTRAK PENDAHULUAN
Tujuan dilakukannya penelitian ini asdalah A. Latar Belakang Permasalahan
untuk mengetahui bagaimanakah pengaturan Diundangkan dan diberlakukannya Undang-
hukum tentang tanah yang dapat diberikan Hak Undang Pokok Agraria No. 5 Tahun 1960, maka
Pakai ditinjau dari PP No.10 Tahun 1996 sebagian ketentuan dalam Buku II Kitab
tentang HGU, HGB dan Hak Pakai atas tanah Undang-Undang Hukum Perdata telah
dan bagaimanakah bentuk pemanfaatan tanah dinyatakan tidak berlaku. UU Pokok Agraria
yang dapat diberikan Hak Pakai ditinjau dari PP menyatakan bahwa mencabut :3
No.10 Tahun 1996 tentang HGU, HGB dan Hak 1. Agrarische Wet (s. 1870-55) sebagai yang
Pakai atas tanah beserta permasalahannya. termuat dalam Pasal 51 Wet op de
Dengan menggunakan metode penelitian Staatsinrichting van Nederlands Indie (S.
yuridis normatif, disimpulkan: 1. Hak pakai 1925-447) dan ketentuan dalam ayat-ayat
berdasarkan Pasal 41 ayat (1) UUPA adalah hak lainnya dari pasal itu.
untuk menggunakan dan/atau memungut hasil 2. a. Domeinverklaring tersebut dalam Pasal 1
dari tanah yang dikuasai langsung oleh negara Agrarisch Besluit (S.1870-118);
atau tanah milik orang lain, yang memberi b. Algemene Domeinverklaring tersebut
wewenang dan kewajiban yang ditentukan dalam S. 1875-119a;
dalam keputusan pemberiannya oleh pejabat c. Domeinverklaring untuk Sumatera
yang berwenang memberikannya atau dalam tersebut dalam Pasal 1 dari S. 1874-
perjanjian dengan pemilik tanahnya yang bukan 94f;
perjanjian sewa-menyewa atau perjanjian d. Domeinverklaring untuk keresidenan
pengolahan tanah, segala sesuatu asal tidak Manado tersebut dalam Pasal 1 dari S.
bertentangan dengan jiwa dan ketentuan- 1877-55;
ketentuan Undang-undang ini. Pasal 41 e. Domeinverklaring untuk residentie
PP.No.10 Tahun 1996 mengatur bahwa tanah Zuider en Oosterafdeling van Borneo
yang dapat diberikan Hak Pakai adalah: Tanah tersebut dalam Pasal 1 dari S. 1888-58;
Negara; Tanah Hak pengelolaan; dan Tanah Hak 3. Koninklijk Besluit tanggal 16 April 1872 No.
Milik. 2. Pemanfaatan tanah yang dapat 29 (S. 1872-117) dan peraturan
diberikan Hak Pakai dapat dilakukan dengan pelaksanaannya;
syarat bahwa: Hak Pakai atas Tanah Negara 4. Buku II Kitab Undang-undang Hukum
diberikan dengan keputusan pemberian hak Perdata Indonesia, sepanjang yang
oleh Menteri atau Pejabat yang ditunjuk; Hak mengenai bumi, air serta kekayaan alam
Pakai atas Hak Pengelolaan diberikan dengan yang terkandung didalamnya, kecuali
keputusan pemberian hak oleh Menteri atau ketentuan-ketentuan mengenai hipotek
pejabat yang ditunjuk berdasarkan usul yang masih berlaku pada mulai berlakunya
pemegang Hak Pengelolaan; Hak Pakai atas undang-undang ini.
tanah Hak Milik terjadi dengan pemberian Undang-undang Pokok Agraria mencabut
tanah oleh pemegang Hak Milik dengan akta sampai ke akar-akarnya seluruh ketentuan
yang dibuat oleh PPAT. Hak Pakai atas tanah mengenai hukum agraria, yang dalam hal ini
Negara dan atas tanah Hak Pengelolaan terjadi meliputi bumi, air dan kekayaan alam yang
terkandung di dalam bumi, yang berlaku dan
1
Artikel Skripsi
2 3
Mahasiswa pada Fakultas Hukum Unsrat, NIM. A.P. Parlindungan, Beberapa Pelaksanaan Kegiatan Dari
14071101030 UUPA, Mandar Maju, Bandung, 1992, hlm. 12.

58
Lex Crimen Vol. VII/No. 6 /Ags/2018

dikeluarkan selama masa penjajahan Hindia B. Perumusan Masalah


Belanda. Bahkan dengan diundangkan dan 1. Bagaimanakah pengaturan hukum
diberlakukannya UU No. 4 Tahun 1996 tentang tentang tanah yang dapat diberikan Hak
Hak Tanggungan Atas Tanah Beserta Benda- Pakai ditinjau dari PP No.10 Tahun 1996
Benda Yang Berkaitan Dengan Tanah, praktis tentang HGU, HGB dan Hak Pakai atas
ketentuan mengenai hipotek yang diatur dalam tanah?
Buku II KUH Perdata, sepanjang mengenai 2. Bagaimanakah bentuk pemanfaatan
tanah dan benda-benda yang berkaitan dengan tanah yang dapat diberikan Hak Pakai
tanah menjadi tidak berlaku lagi. ditinjau dari PP No.10 Tahun 1996
Masalah pertanahan tidak terlepas dari tentang HGU, HGB dan Hak Pakai atas
masalah hak milik atas tanah, sebagai bentuk tanah beserta
pengakuan pemerintah terhadap tanah yang
dimiliki oleh seseorang atau sebuah lembaga. C. Metode Penelitian
Untuk memperoleh pengakuan pemerintah Penelitian ini menggunakan metode
terhadap tanah tersebut harus didaftarkan, penelitian yang termasuk jenis penelitian
kepada petugas kantor pertanahan. Melalui yuridis normatif, di mana penulis meneliti dan
pendaftaran tanah ini, nantinya diharapkan mempelajari norma yang terdapat dalam
dapat diperoleh kepastian hukum hak atas peraturan perundang-undangan ataupun
tanah. Namun demikian setelah diterbitkannya norma yang mengatur tentang tanah yang
sertifikat oleh kantor pertanahan, masih dapat diberikan Hak Pakai ditinjau dari PP No.
dimungkinkan untuk melakukan gugatan 10 Tahun 1996 tentang HGU, HGB dan Hak
terhadap sertifikat tanah yang telah diterbitkan Pakai atas tanah, atau peraturan lainnya yang
tersebut.4 Hal ini ditujukan untuk dapat berkaitan dengan judul sehingga dalam
memberikan perlindungan hukum terhadap pelaksanaannya sesuai dengan peraturan
rakyat kecil, untuk memperoleh kembali hak- perundang-undangan yang berlaku.
hak atas tanahnya, apabila ternyata terdapat
kekeliruan dalam penerbitan sertifikat tersebut. PEMBAHASAN
Pada masyarakat agraris, sering kita melihat A. Pengaturan Hukum Tentang Tanah Yang
tanah-tanah baik pertanian maupun Dapat Diberikan Hak Pakai ditinjau dari PP.
perkebunan yang digunakan oleh orang lain No.10 Tahun 1996 tentang HGU, HGB dan
(bukan pemilik tanah) untuk dikelola dengan Hak Pakai Atas Tanah
perjanjian tertentu. Demikian juga tidak jarang Untuk mengatur tata kelola tanah, agar
kita melihat bahwa, ada tanah-tanah negara dapat memberikan kepastian hukum maka
yang digunakan dan dipungut hasilnya oleh pemerintah telah membuat dan mengesahkan
orang lain atau badan tertentu yang bukan diberlakukannya Undang-undang Nomor 5
pemilik. Namun dalam praktiknya, seiring Tahun 1960 Tentang Peraturan Dasar Pokok
waktu karena penggunaan yang lama maka Agraria (UUPA). Dengan diundangkannya
terjadi permasalahan-permasalahan dalam UUPA, berarti sejak saat itu Indonesia telah
penggunaan hak pakai, misalnya sudak tidak memiliki Hukum Agraria Nasional yang
ditepatinya perjanjian dengan pemilik merupakan warisan kemerdekaan setelah
tanahnya, adanya klaim sepihak dari pemakai pemerintah kolonial Belanda.
tanah, dll permasalahan yang tentunya hal ini Di dalam Undang-undang Nomor 5 Tahun
harus dapat diatur oleh hukum secara khusus, 1960 tentang Peraturan Dasar Pokok Agraria,
dalam konteks ini melalui Peraturan menegaskan peranan kunci tanah, bahwa bumi,
Pemerintah (PP) No.10 Tahun 1996 tentang Hak air, dan ruang angkasa mempunyai fungsi yang
Guna Usaha, Hak Guna Bangunan dan Hak amat penting untuk membangun masyarakat
Pakai atas tanah akan dilakukan pengkajian yang adil dan makmur. Dalam konteks ini,
secara khusus, baik dari sisi aturan hukum penguasaan dan penghakkan atas tanah
maupun praktik yang terjadi pada masyarakat. terutama tertuju pada perwujudan keadilan
dan kemakmuran dalam pembangunan
masyarakat.
4
BF. Sihombing, Evolusi Kebijakan Pertanahan Dalam
Hukum Tanah Indonesia, Gunung Agung, 2005, hlm. 31.

59
Lex Crimen Vol. VII/No. 6 /Ags/2018

Undang-undang Nomor 5 Tahun 1960 c. Departemen, Lembaga Pemerintah


tentang Peraturan Dasar Pokok-pokok Agraria, Non Departemen, dan Pemerintah
dimaksudkan untuk mengadakan Hukum Daerah;
Agraria Nasional yang berdasarkan atas hukum d. Badan-badan keagamaan dan sosial;
adat tentang tanah. Dengan lahirnya undang- e. Orang asing yang berkedudukan di
undang ini, tercapailah suatu keseragaman Indonesia;
mengenai hukum tanah, sehingga tidak ada lagi f. Badan hukum asing yang mempunyai
ada hak atas tanah menurut hukum barat perwakilan di Indonesia;
disamping hak atas tanah menurut hukum adat. g. Perwakilan negara asing dan
Hak pakai diatur dalam Pasal 41 – 43 perwakilan badan Internasional.
Undang-Undang Nomor 5 Tahun 1960 tentang 3. Hak Guna Usaha
Peraturan Dasar Pokok-Pokok Agraria. Pasal 41 Pasal 30 ayat (1) UUPA menentukan
ayat (1) UUPA menentukan sebagai berikut: bahwa yang dapat mempunyai hak guna
Hak pakai adalah hak untuk menggunakan usaha adalah :7
dan/atau memungut hasil dari tanah yang a. Warganegara Indonesia;
dikuasai langsung oleh negara atau tanah milik b. Badan hukum yang didirikan menurut
orang lain, yang memberi wewenang dan hukum Indonesia dan berkedudukan
kewajiban yang ditentukan dalam keputusan di Indonesia.
pemberiannya oleh pejabat yang berwenang 4. Hak Guna Bangunan
memberikannya atau dalam perjanjian dengan Pasal 36 ayat (1) UUPA menentukan
pemilik tanahnya yang bukan perjanjian sewa- bahwa yang dapat mempunyai hak guna
menyewa atau perjanjian pengolahan tanah, bangunan adalah:8
segala sesuatu asal tidak bertentangan dengan a. Warganegara Indonesia;
jiwa dan ketentuan-ketentuan Undang-undang b. Badan hukum yang didirikan menurut
ini. hukum Indonesia dan berkedudukan di
Pengaturan hak-hak penguasaan atas tanah Indonesia.
dalam hukum tanah dibagi menjadi 2 (dua),
yaitu :5 Terjadinya Hak Milik, Hak Pakai, Hak Guna
1. Hak penguasaan atas tanah sebagai Usaha, dan Hak Guna Bangunan :9
Lembaga Hukum. 1. Hak Milik
Hak penguasaan atas tanah ini belum Terjadinya hak milik dapat disebabkan
dihubungkan antara tanah dan orang karena (Pasal 22 UUPA) :
atau badan hukum tertentu sebgai a. Hukum adat, misalnya melalui
pemegang haknya. pembukaan tanah.
2. Hak penguasaan atas tanah sebagai b. Penetapan pemerintah, yaitu melalui
hubungan hukum yang konkret permohonan yang diajukan kepada
Hak penguasaan atas tanah ini sudah instansi yang mengurus tanah.
dihubungkan antara tanah tertentu c. Ketentuan undang-undang, yaitu atas
sebagai obyek dan orang atau badan dasar ketentuan konversi.10
hukum tertentu sebagai subyek atau 2. Hak Pakai
pemegang haknya. Sebagaimana ditentukan dalam Pasal 41
Pasal 42 UUPA menentukan bahwa yang PP. No.40 Tahun 1996, ada tiga jenis tanah
dapat mempunyai hak pakai adalah yang dapat diberikan dengan hak pakai,
(Pasal 39 PP. No.40 Tahun 1996) :6 yaitu :
a. Warganegara Indonesia; a. Tanah Negara;
b. Badan hukum yang didirikan menurut b. Tanah hak pengelolaan;
hukum Indonesia dan berkedudukan c. Tanah hak milik.
di Indonesia;

7
Pasal 30 ayat (1) UUPA.
8
Pasal 36 ayat (1) UUPA.
5 9
Urip Santoso, Op.Cit, hlm. 50. Adrian Sutedi, Peralihan Hak….Op.Cit, hlm. 55.
6 10
Pasal 42 UUPA. Ibid, hlm. 60-61.

60
Lex Crimen Vol. VII/No. 6 /Ags/2018

Terjadinya hak pakai atas tanah negara atau dalam perjanjian pemberian hak
adalah melalui keputusan pemberian hak oleh pakai atas tanah hak milik;
menteri atau pejabat yang ditunjuk. b. Menggunakan tanah sesuai dengan
Terjadinya hak pakai atas hak pengelolaan peruntukannya dan persyaratan
adalah melalui keputusan pemberian hak oleh sebagaimana ditetapkan dalam
menteri atau pejabat yang ditunjuk keputusan pemberiannya, atau
berdasarkan usul pemegang hak pengelolaan. perjanjian penggunaan tanah hak
Sedangkan untuk hak pakai atas tanah hak milik pengelolaan atau perjanjian
terjadi melalui pemberian tanah oleh pemberian hak pakai atas tanah hak
pemegang hak milik dengan akta yang dibuat milik;
oleh Pejabat Pembuat Akta Tanah. Setiap c. Memelihara dengan baik tanah dan
pemberian hak pakai tersebut wajib bangunan yang ada di atasnya serta
didaftarkan dalam buku tanah pada Kantor menjaga kelestarian lingkungan
Pertanahan. hidup;
d. Menyerahkan kembali tanah yang
B. Pemanfaatan Tanah Yang Dapat Diberikan diberikan dengan hak pakai kepada
Hak Pakai Ditinjau Dari PP No. 10 Tahun negara, pemegang hak pengelolaan
1996 tentang HGU, HGB dan Hak Pakai Atas atau pemegang hak milik sesudah hak
Tanah pakai tersebut hapus;
Terhadap pemanfaatan tanah memiliki e. Menyerahkan sertifikat hak pakai
implikasi pada hak dan kewajiban terutama yang telah hapus kepada Kepala
menyangkut Hak Pakai, Hak Guna Usaha, Hak Kantor Pertanahan.
Guna Bangunan, yaitu: f. Pasal 51 PP No. 40 Tahun 1996
1. Hak Milik menentukan kewajiban tambahan
Tidak diatur bagi pemegang hak yang tanahnya
2. Hak Pakai mengurung atau menutup
Menurut ketentuan Pasal 52 PP No. 40 pekarangan atau bidang tanah lain
Tahun 1996 tentang Hak Guna Usaha, dari lalu lintas umum atau jalan air
Hak Guna Bangunan dan Hak Pakai Atas juga wajib memberikan jalan keluar
Tanah, hak dari pemegang hak pakai atau jalan air atau kemudahan lain
adalah :11 bagi pekarangan atau bidang tanah
a. Pemegang hak pakai berhak yang terkurung tersebut.
menguasai dan mempergunakan
tanah yang diberikan dengan hak 3. Hak Guna Usaha
pakai selama waktu tertentu untuk Pemegang hak guna usaha berhak untuk
keperluan pribadi atau usahanya serta menguasai dan menggunakan tanah yang
untuk memindahkan hak tersebut dipunyainya untuk melaksanakan usaha
kepada pihak lain dan di bidang pertanian, perkebunan,
membebaninya, atau selama perikanan dan atau peternakan. Untuk
digunakan untuk keperluan tertentu. mendukung usahanya tersebut, maka
Pasal 50 PP No. 40 Tahun 1996 tentang pemegang hak guna usaha berhak untuk
Hak Guna Usaha, Hak Guna Bangunan menguasai dan menggunakan sumber air
dan Hak Pakai atas tanah mengatur dan sumber daya alam lainnya yang
kewajiban pemegang hak pakai adalah terdapat di atas tanah tersebut dengan
sebagai berikut :12 memperhatikan ketentuan yang berlaku
a. Membayar uang pemasukan yang dan kepentingan masyarakat sekitar.
jumlah dan cara pembayarannya
ditetapkan dalam keputusan 4. Hak Guna Bangunan
pemberian haknya, perjanjian Pasal 32 PP No. 40 Tahun 1996 tentang
penggunaan tanah hak pengelolaan hak guna usaha, hak guna bangunan, hak
pakai atas tanah menentukan bahwa
11
Pasal 52 PP No. 40 Tahun 1996. pemegang hak guna bangunan berhak
12
Pasal 50 PP No. 40 Tahun 1996.

61
Lex Crimen Vol. VII/No. 6 /Ags/2018

untuk menguasai dan mempergunakan subyek hak milik. Sehingga peralihannya


tanah yang diberikan dengan hak guna menjadi batal demi hukum dan tanahnya
bangunan selama jangka waktu tertentu jatuh kepada negara.
untuk mendirikan dan mempunyai 2. Hak Pakai
bangunan untuk keperluan pribadi atau Hak pakai atas tanah negara yang
usahanya serta untuk mengalihkan hak diberikan untuk jangka waktu tertentu
tersebut kepada pihak lain dan dan hak pakai atas tanah hak
membebaninya. pengelolaan dapat beralih dan dialihkan
kepada pihak lain. Sedangkan hak pakai
3. Hak Guna Usaha atas tanah hak milik hanya dapat
Hak guna usaha diberikan untuk pertama dialihkan apabila hal ini dimungkinkan
kalinya paling lama 35 tahun dan dapat dalam perjanjian pemberian hak pakai
diperpanjang paling lama 25 tahun. atas tanah hak milik tersebut. Adapun
Setelah jangka waktu dan cara peralihannya adalah sebagai
perpanjangannya berakhir, kepada berikut:15
pemegang hak dapat diberikan a. Jual beli;
pembaruan hak di atas tanah yang sama b. Tukar menukar;
(Pasal 8 PP No. 40 Tahun 1996 juncto c. Penyertaan dalam modal;
Pasal 29 UUPA).13 d. Hibah;
e. Pewarisan.
4. Hak Guna Bangunan 3. Hak Guna Usaha
Hak guna bangunan yang berasal dari Hak guna usaha dapat beralih atau
tanah negara dan tanah hak pengelolaan dialihkan kepada pihak lain dengan cara :
diberikan untuk jangka waktu paling lama a. Jual beli;
tiga puluh tahun dan dapat diperpanjang b. Tukar menukar;
untuk jangka waktu paling lama dua c. Penyertaan dalam modal;
puluh tahun. Setelah jangka waktu d. Hibah;
tersebut berakhir, hak guna bangunan e. Pewarisan.
tersebut dapat diperbarui. 4. Hak Guna Bangunan
Untuk hak guna bangunan yang berasal Hak Guna Bangunan dapat beralih atau
dari tanah hak pengelolaan, diperlukan dialihkan kepada pihak lain dengan cara :
persetujuan dari pemegang Hak a. Jual beli;
Pengelolaan. Permohonan perpanjangan b. Tukar menukar;
atau pembaruan Hak Guna Bangunan c. Penyertaan dalam modal;
diajukan selambat-lambatnya dua tahun d. Hibah;
sebelum jangka waktunya berakhir dan e. Pewarisan.
wajib dicatat dalam buku tanah pada Hapusnya Hak Milik, Hak Pakai, Hak Guna
Kantor Pertanahan. Usaha dan Hak Guna Bangunan:
Beralihnya Hak Milik, Hak Pakai, Hak Guna 1. Hak Milik
Usaha dan Hak Guna Bangunan :14 Menurut ketentuan Pasal 27 UUPA, hak
1. Hak Milik milik hapus karena :16
Hak milik dapat dialihkan kepada pihak a. Tanahnya jatuh kepada negara:
lain dengan cara jual beli, hibah, tukar- b. Karena pencabutan hak berdasarkan
menukar, pemberian dengan wasiat dan Pasal 18 UUPA;
perbuatan-perbuatan lain yang c. Karena penyerahan dengan sukarela
dimaksudkan untuk memindahkan hak oleh pemiliknya;
milik. Perlu diperhatikan bahwa hak milik d. Karena diterlantarkan;
tidak dapat dialihkan kepada orang asing e. Karena ketentuan Pasal 21 ayat (3)
atau badan hukum karena orang asing dan Pasal 26 ayat (2) UUPA.
dan badan hukum tidak dapat menjadi f. Tanahnya musnah.

13 15
Pasal 8 PP No. 40 Tahun 1996 juncto Pasal 29 UUPA. Ibid, hlm. 22.
14 16
Adrian Sutedi, Peralihan hak…Op.Cit, hlm. 20. Pasal 27 UUPA.

62
Lex Crimen Vol. VII/No. 6 /Ags/2018

g. Selain itu hak milik juga hapus apabila


terjadi pelanggaran terhadap 3. Hak Guna Usaha
ketentuan-ketentuan peraturan Hak guna usaha hapus karena (Pasal 34
landreform yang mengenai UUPA) :18
pembatasan maksimum dan larangan a. Jangka waktunya berakhir dan tidak
pemilikan tanah/pertanian secara diperpanjang atau diperbarui;
absentee. b. Dilepaskan oleh pemegang haknya
sebelum jangka waktunya berakhir;
2. Hak Pakai c. Dicabut untuk kepentingan umum
Hak pakai hapus karena (Pasal 55 PP No. (berdasarkan Undang-Undang Nomor
40 Tahun 1996) :17 20 Tahun 1961 tentang Pencabutan
a. Jangka waktunya berakhir dan tidak Hak-Hak Atas Tanah dan Benda-Benda
diperpanjang atau diperbarui; yang Ada di Atasnya);
b. Dibatalkan oleh pejabat yang d. Diterlantarkan;
berwenang, pemegang hak e. Tanahnya musnah;
pengelolaan atau pemegang hak milik f. Orang atau badan hukum yang
sebelum jangka waktunya berakhir mempunyai hak guna usaha tidak lagi
karena: memenuhi syarat sebagai pemegang
c. Tidak dipenuhinya kewajiban- hak (wajib melepaskan atau
kewajiban pemegang hak dan/atau mengalihkan haknya paling lambat
dilanggarnya ketentuan-ketentuan satu tahun).
mengenai hak dan kewajiban Terhadap tanah yang hak guna usahanya
pemegang hak pakai; hapus karena ketentuan tersebut, maka
d. Tidak dipenuhinya syarat-syarat atau tanahnya menjadi tanah negara.
kewajiban-kewajiban yang diatur 4. Hak Guna Bangunan
dalam perjanjian pemberian hak pakai Hapusnya Hak Guna Bangunan atas
antara pemegang hak pakai dan tanah negara mengakibatkan tanah
pemegang hak milik atau perjanjian tersebut menjadi tanah negara.
penggunaan hak pengelolaan; Hapusnya hak guna bangunan atas tanah
e. Putusan Pengadilan yang telah hak pengelolaan mengakibatkan
mempunyai kekuatan hukum yang tanahnya kembali ke dalam penguasaan
tetap; pemegang hak pengelolaan. Hapusnya
f. Dilepaskan oleh pemegang haknya hak guna bangunan atas tanah hak milik
sebelum jangka waktunya berakhir; mengakibatkan tanah tersebut kembali
g. Dicabut untuk kepentingan umum ke dalam penguasaan pemegang hak
(berdasarkan Undang-Undang Nomor milik.
20 Tahun 1961 tentang Pencabutan
Hak-Hak Atas Tanah dan Benda-Benda PENUTUP
yang Ada di Atasnya); A. Kesimpulan
h. Diterlantarkan; 1. Hak pakai berdasarkan Pasal 41 ayat (1)
i. Tanahnya musnah; UUPA adalah hak untuk menggunakan
j. Orang atau badan hukum yang dan/atau memungut hasil dari tanah
mempunyai hak pakai tidak lagi yang dikuasai langsung oleh negara atau
memenuhi syarat sebagai pemegang tanah milik orang lain, yang memberi
hak (wajib melepaskan atau wewenang dan kewajiban yang
mengalihkan haknya paling lambat ditentukan dalam keputusan
satu tahun). pemberiannya oleh pejabat yang
k. Terhadap tanah yang hak pakainya berwenang memberikannya atau dalam
hapus karena ketentuan tersebut, perjanjian dengan pemilik tanahnya yang
maka tanahnya menjadi tanah negara. bukan perjanjian sewa-menyewa atau

17 18
Pasal 55 PP No. 40 Tahun 1996. Pasal 34 UUPA.

63
Lex Crimen Vol. VII/No. 6 /Ags/2018

perjanjian pengolahan tanah, segala kesadaran masyarakat akan manfaat


sesuatu asal tidak bertentangan dengan tanah bagi kehidupannya.
jiwa dan ketentuan-ketentuan Undang-
undang ini. Pasal 41 PP.No.10 Tahun DAFTAR PUSTAKA
1996 mengatur bahwa tanah yang dapat Adrian Sutedi, Hukum Hak Tanggungan, Sinar
diberikan Hak Pakai adalah: Tanah Grafika, Jakarta, 2010.
Negara; Tanah Hak pengelolaan; dan ___________, Peralihan Hak Atas Tanah dan
Tanah Hak Milik. Pendaftarannya, Cet. 5, Sinar Grafika,
2. Pemanfaatan tanah yang dapat diberikan Jakarta, 2013.
Hak Pakai dapat dilakukan dengan syarat Anonimous, Seminar Hukum Jaminan,
bahwa: Hak Pakai atas Tanah Negara Binacipta, Bandung, 1981.
diberikan dengan keputusan pemberian A.P. Parlindungan, Komentar Atas Undang-
hak oleh Menteri atau Pejabat yang undang Pokok Agraria, Mandar Maju,
ditunjuk; Hak Pakai atas Hak Pengelolaan Bandung, 1991.
diberikan dengan keputusan pemberian _______________, Beberapa Pelaksanaan
hak oleh Menteri atau pejabat yang Kegiatan Dari UUPA, Mandar Maju,
ditunjuk berdasarkan usul pemegang Hak Bandung, 1992.
Pengelolaan; Hak Pakai atas tanah Hak BF. Sihombing, Evolusi Kebijakan Pertanahan
Milik terjadi dengan pemberian tanah Dalam Hukum Tanah Indonesia,
oleh pemegang Hak Milik dengan akta Gunung Agung, 2005.
yang dibuat oleh PPAT. Hak Pakai atas Boedi Harsono, Hukum Agraria Indonesia;
tanah Negara dan atas tanah Hak Sejarah Pembentukan Undang-
Pengelolaan terjadi sejak didaftar oleh undang Pokok Agraria, Isi dan
Kantor Pertanahan dalam buku tanah Pelaksanaannya, Jilid 1, Cet. IX (Edisi
sesuai ketentuan peraturan perundang- Revisi), Djambatan, Jakarta, 2003.
undangan yang berlaku. Pemberian Hak C.S.T. Kansil, Pengantar Ilmu Hukum dan Tata
Pakai atas tanah Hak Milik, wajib Hukum Indonesia, Balai Pustaka,
didaftarkan dalam buku tanah pada Jakarta, 1986.
Kantor Pertanahan Darwin Ginting, Kepastian Hukum Hak Atas
Tanh Bagi Penanaman Modal Bidang
B. Saran Agribisnis di Indonesia, Unpad Press,
1. Untuk memberikan kepastian hukum 2009.
bagi pemakai tanah, maka sebaiknya Djuhaendah Hasan, Lembaga Jaminan
Pemilik dan calon Pemegang Hak Pakai Kebendaan Bagi Tanah dan Benda
atas tanah Hak Milik dilakukan dengan Lainnya Yang Melakat Pada Tanah
pemberian tanah oleh pemegang Hak Dalam Konsepsi Peneraan Asas
Milik dan dibuatkan akta tanah yang Pemisahan Horisontal, Citra Aditya
dibuat melalui PPAT, kemudian segera Bakti, Bandung, 1996.
mendaftarkan dalam buku tanah pada Eko Endarmoko, Tesaurus Bahasa Indonesia,
Kantor Pertanahan setempat. Gramedia Pustaka Utama, Jakarta,
2. Sebaiknya Pemerintah atau Pemerintah 2007.
daerah lebih aktif melakukan sosialisasi Lawrence Mier Friedman yang terpetik dalam
tentang pemilikan, penguasaan dan Achmad Ali, Keterpurukan Hukum di
pemanfaatan tanah pada masyarakat Indonesia (Penyebab dan Solusinya),
termasuk terhadap Hak Pakai, sehingga Ghalia Indonesia, Ciawi-Bogor, 2005.
dimasa mendatang akan tercipta tertib di Mariam Darus Badrulzaman, Perjanjian Kredit
bidang hukum pertanahan, administrasi Bank, Cetakan Pertama, Alumni,
pertanahan, penggunaan tanah, ataupun Bandung, 1980.
pemeliharaan tanah dan lingkungan Miriam Budiardjo, Dasar-dasar Ilmu Politik, Cet.
hidup, sehingga kepastian hukum di XXI, Granedia Pustaka Utama, Jakarta,
bidang pertanahan pada umumnya dapat 2000.
ter wujud melalui meningkatnay

64
Lex Crimen Vol. VII/No. 6 /Ags/2018

Oloan Sitorus & H.M. Zaki Sierrad, Hukum Perkembangannya, Makalah


Agraria di Indonesia : Konsep Dasar Dipresentasikan di STHB, Bandung,
dan Implementasinya, Mitra 2006.
Kebijakan Tanah Indonesia, Supraba Sekarwati W (Ketua Tim Penyusun), 70
Yogyakarta, 2006. Tahun Prof. Dr. Djuhaendah Hasan,
R. Soebekti & R. Tjitrosudibio, Kitab Undang- SH, Guru Besar Fakultas Hukum
undang Hukum Perdata, Pradnya Universitas Padjadjaran;
Paramita, Jakarta, 1983. Pembangunan Hukum Bisnis Dalam
Rusadi Kantaprawira, Sistem Politik Indonesia; Kerangka Sistem Hukum Nasional,
Suatu Model Pengantar, Tribisana Panitia Peringatan 70 Tahun Prof. Dr.
Karya, Bandung, 1977. Djuhaendah Hasan, SH, 2007,
Satjipto Raharjo, Ilmu Hukum, Citra Aditya Bandung.
Bakti, Bandung, 2001. Rafaka, Perbandingan Hak Milik, Hak Guna
S. Pamudji, Teori Sistem dan Penerapannya Usaha, Hak Guna Bangunan dan Hak
Dalam Management, Ichtiar-Baru-van Pakai.
Hoeve, Jakarta, 1981. mdjiung.blogspot.co.id/2011/01/perb
Sri Soedewi Maschoen Sofwan, Hukum Jaminan andingan-hak-milik-hak-guna-
di Indonesia dan Jaminan Perorangan, usaha.html. Diakses tanggal 02
Liberty, Yogyakarta, 1980. Januari 2018.
R. Subekti, Jaminan-jaminan Untuk Pemberian Tim Penyusun Kamus Pusat Pembinaan Bahasa,
Kredit Menurut Hukum Indonesia, Kamus Besar Bahasa Indonesia,
Alumni, Bandung, 1978. Departemen Pendidikan dan
Sudikono Mertokusumo, Hukum dan Politik Kebudayaan Bekerja Sama Dengan
Agraria, Karunika & Universitas Balai Pustaka, 2006.
Terbuka, Jakarta, 1988.
___________________, Mengenal Hukum,
Suatu Pengantar, Cet. III, Yogyakarta,
Liberty, Yogyakarta, 2002.
Sutan Remy Sjahdeini, Hukum Jaminan
Indonesia, Pendaftaran Agunan dan
Hak Tanggungan, Seri dasar Hukum
Ekonomi, 4, ELIPS & F.H. UI, Jakarta,
1998.
Theo Hjubers, Filsafat Hukum, Kanisius,
Yogyakarta, 1992.
Umar Said Sugiharto, Suratman, Noorhudha
Muchsin, Hukum Pengadaan Tanah,
Setara Press, Malang, 2015.
Utrecht, Pengantar Dalam Hukum Indonesia,
Cet. IX, Universitas, Jakarta, 1966.
Urip Santoso, Hukum Agraria dan Hak-hak Atas
Tanah, Kencana dan Prenada Media,
Jakarta, 2005.

Sumber Lain :
Bagir Manan, Pemahaman Mengenai Sistem
Hukum Nasional, Makalah Pada Kuliah
Prapasca Program Ilmu Hukum
Pascasarjana Universitas Padjadjaran,
Bandung, 1 Oktober 1994.
Supraba Sekarwati Widjayani, Politik Hukum
Pertanahan Nasional Dalam

65

Anda mungkin juga menyukai