Anda di halaman 1dari 66

BAB 2

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Konsep Dasar Tumbuh Kembang Anak

2.1.1 Definisi

Tumbuh kembang merupakan manifestasi yang kompleks dari perubahan

morfologi, biokimia, dan fisiologi yang terjadi sejak konsepsi sampai

maturitas/dewasa.

1. Pertumbuhan (growth) adalah perubahan yang bersifat kuantitatif, yaitu

bertambahnya jumalah, ukuran, dimensi pada tingkat sel, organ, maupun

individu. Anak tidak hanya bertambah besar secara fisik, melainkan juga

ukuran dan struktur organ-organ tubuh dan otak.

2. Perkembangan (development) adalah bertambahnya yang bersifat

kuantitatif dan kualitatif. Perkembangan adalah bertambahnya kemampuan

(skill) struktur dan hasil dari proses pematangan/maturitas. Perkembangan

menyangkut berkembang sedemikian rupa sehingga masing-masing dapat

memenuhi fungsinya. Termasuk juga perkembangan kognitif, bahasa,

motorik, emosi dan perkembangan prilaku sebagai hasil interaksi dengan

lingkungannya. Perkembangan merupakan progresif, terarah, dan

terpadu/kohelen..Progresif mengandung arti bahwa perubahan yang terjadi

mempunyai arah tertentu dan cenderung maju ke depan, tidak mundur

kebelakang. Terarah dan terpadu menunjukkan bahwa terdapat hubungan

9
10

yang pasti antara perubahan yang terjadi saat ini, sebelumnya dan

berikutnya.

2.1.2 Tujuan Umum Ilmu Tumbuh Kembang

Tujuan Umum Ilmu Tumbuh Kembang adalah

1. Memahami pola normal tumbuh kembang anak

2. Memahami faktor-faktor yang terkait dengan tumbuh kembang anak

3. Melakukan upaya-upaya untuk menjaga dan mengoptimalkan tumbuh

kembang fisik,mental/kognitif, kemampuan sosial-emosional.

4. Melakukan deteksi dini terhadap kelainan tumnuh kembang dengan cara

melakukan skrining rutin serta melakukan assessment untuk menegakkan

diagnosis dan mencari penyebab

5. Melakukan tatalaksana yang komperhensif terhadap masalah-masalah

yang terkait dengan tumbuh kembang anak,serta melakukan upaya

pencegahan.

2.1.3 Ciri-Ciri Tumbuh Kembang Anak

Menurut Hurlock EB dalam Soetjiningsih (2016), tumbuh kembang anak

mempunyai cirri-ciri tertentu, yaitu:

1. Perkembangan melibatkan perubahan (Development involves change)

2. Perkembangan awal lebih kritis dari pada perkembangan lanjutannya

(Early development more critical than critical than later development)


11

3. Perkembangan adalah hasil dari maturasi dan proses belajar (Development

is the product of maturation and the leaning)

4. Pola perkembangan dapat diramalkan (the developmental patenrt is

predicable)

5. Pola perkembangan mempenyai karakteristik yang dapat diramalkan(the

developmental pattern has predicable characteristic).

6. Terdapat perbedaan individu dalam suatu perkembangan (there individual

defferences the development)

7. Terdapat periode/tahapan dalam pola perkembangan (there are periods in

the development pattern)

8. Terdapat harapan sosial untuk setiap periode perkembangan (there are

social expectation for every developmental period).

9. Setiap area perkembangan mempunyai potensi resiko (every area of

developmens has potensial hazards).

2.1.4 Tahap Tumbuh Kembang Anak

1. Masa perinatal mulai dari konsepsi sampai lahir. Pada masa ini terjadi

tumbuh kembang yang sangat pesat. Sel telur yang telah dibuahi

mengalami deferenisasi yang berlangsung cepat hinggga terbentuk organ-

organ tubuh yang berfungsi sesuai dengan tugasnya, hanya perlu waktu 9

bulan didalam kandungan. Masa kombrio berlangsung sejak konsepsi

sampai umur 8 minggu (ada yang mengatakan sampai 12 minggu). Pada

saat ini terbentuk organ-organ yang sangat peka terhadap lingkungan. Pada

msa fetus ini, terjadi percepatan pertumbuhan, pembentukan jasad manusia


12

yang sempurna, dan organ-organ tubuh yang telah terbentuk mulai

berfungsi. Sedangkan pada masa fetus lanjut, pertumbuhan berlangsung

pesat dan berkembang fungsi organ-organ tubuh.

2. Pada masa neonatal, terjadi adaptasi lingkungan dari kehidupan intrauteri

ke kehidupan ektrauteri dan terjadi perubhan siklus darah. Organ-organ

tubuh berfungsi sesuai tugasnya di dalam kehidupan ektrauteri. Pada masa

7 hari pertama (neonatal dini), bayi harus mendapatkan perhatian khusus,

karena angka kematia pada masa bayi ini tinggi,

3. Pada masa bayi dan masa anak dini, pertumbuhan anak pesat walaupun

kecepatan telah mengalami deselerasi dan proses maturasi yang

berlangsung, terutama sistem saraf.

4. Pada masa anak prasekolah, kecepatan pertumbuhan lambat dan

berlangsung stabil (plateau) pada masa ini terdapat kecepatan

perkembangan motorik dan fungsi ekskresi. Aktifitas fisik bertambah serta

keterampilan dan proses fikir meningkat.

5. Pada masa praremaja, anak perempuan 2 tahun lebih cepat memasuki

masa remaja bila dibandingkan dengan anak laki-laki. Masa ini merupakan

transisi dari masa anak ke dewasa, pada masa ini terjadi pacu tumbuh berat

badan, tinggi badan dan juga pertumbuhan yang pesat pada alat-alat

kelamin dan timbul tanda-tanda seks sekunder.


13

Tabel 2.1 Tumbuh Kembang utama pada masa anak dan remaja
Tahap/Umur Tumbuh Kembang Utama
Masa prenatal - Pembentukan struktur tubuh asar dan organ-organ
(dari konsepsi - Pertumbuhan fisik tercepat dalam rentang
sampai lahir) kehidupan anak
- Sangat peka terhadap lingkungan
Masa bayi dan - Bayi baru lahir masih tergantung pada orang lain
masa anak (dependent), tetapi mempunyai kompetensi
dini (lahir (competent)
- Semua pancaindera berfungsi pada waktu lahir
sampai umur
- Pertumbuhan fisik dan perkembangan motorik
3 tahun) berlangsung cepat
- Mempunyai kemampuan belajar dan mengingat,
bahkan pada minggu-minggu pertama kehidupan
- Kelekatan terhadap orangtua atau benda lainnya
sampai akhir tahun pertama
- Kesadaran diri (self-awareness) berkembang
dalam tahun kedua
- Komperhensi dan bahasa berkembang pesat
- Rasa tertarik terhadap anak lain meningkat.
Masa - Keluarga masih merupakan fokus dalam
prasekolah (3- hidupnya, walaupun anak lain menjadi lebih
6 hahun) penting
- Ketermpilan motorik kasar dan halus serta
kekuatan meningkat
- Kemandirian, kemampuan mengontrol diri dan
merawat diri meningkat.
- Bermain, kreativitas, dan imajinasi menjadi lebih
berkembang.
- Imaturitas kognitig mengakibatkan pandangan
yang tidak logis terhadap dunia sekitar
- Prilaku pada umumnya masih egosentris, tetapi
pengertian terhadap pandangan orang lain mulai
tumbuh.
Masa - Teman sebaya sangat penting
praremaja (6- - Anak mulai berfikir logis, meskipun masih
12 tahun) konkrit operasional
- Egoisentris berkurang
- Memori dan kemampuan berbahasa meningkat
- Kemampuan kognitif meningkat akibat sekolah
formal
- Konsep diri tubuh yang mempengaruhi harga
dirinya
- Pertumbuhan fisik lambat
- Kekuatan dan kemampun atletik meningkat
Masa remaja - Perubahan fisik cepat dan jelas
14

(12 sampai - maturitas reproduktif dimulai sampai mencapai


sekitar 20 dewasa
tahun) - teman sebaya dapat mempengaruhi perkembangan
dan konsep dirinya
- kemampuan berfikir absrak dan menggunakan
alasan yang bersifat ilmiah dan sudah berkembang
- sifat egoisentris menetap pada beberapa perilaku
- hubungan dengan orang tua pada umumnya baik.

Menurut Kementrian Kesehatan RI (2012) tahap perkembangan anak

menurut umur sebagai berikut:

1. umur 0-3 bulan

a. mengangkat kepala setinggi 45⁰

b. menggerakkan kepala dari kiri/kanan ke tengah

c. melihat dan menatap wajah anda

d. mengoceh spontan atau bereaksi dengan mengoceh

e. suka tertawa keras

f. bereaksi terkejut terhadap suara keras

g. bereaksi tersenyum ketika adiajak bicara atau tersenyum

h. mengenal ibu dengan pengelihatan, penciuman,pendengaran,

kontak.

2. umur 3-6 bulan

a. berbalik dari telungkup ke terlentang

b. mengangkat kepala setinggi 90⁰

c. mempertahankan posisi kepala tatap tegak dan stabil

d. menggenggam pensil

e. meraih benda yang ada dalam jangkauannya


15

f. memegang tangannya sendiri

g. berusaha memperluas pandangan

h. mengarahkan matanya pada benda-benda kecil

i. mengeluarkan suara gembira bernada tinggi atau memekik

j. tersenyum ketika melihat mainan/gambar yang menarik saat

bermain sendiri

3. umur 6-9 bulan

a. duduk (sikap tripoid-sendiri)

b. belajar berdiri, kedua kakinya menyangga sebagian berat

badan

c. merangakak meraih mainan atau mendekati seseorang

d. memindahkan benda dari satu tangan ke tangan yang lainnya

e. memungut 2 benda, masing-masing tangan memegang 1 benda

pada saat bersamaan

f. memungut benda sebesar kacang dengan cara meraup

g. bersuara tanpa arti, mamama, dadada, tatata

h. mencari mainan atau benda yang dijatuhkan

i. bermain tapuk tangan atau ciluk ba

j. bergembira dengan melempar benda

k. makan kue sendiri

4. umur 9-12 bulan

a. mengangkat benda keposisi berdiri

b. belajar berdiri selama 30 detik atau berpegangan dengan kursi


16

c. dapat berajalan dengan dituntun

d. mengulurkan lengan atau badan untuk meraih mainan yang

diingikan

e. menggenggam erat pensil

f. memasukkan benda ke mulut

g. mengulang menirukan bunyi ynag didengar

h. menyebut 2-3 suku kata yang sama tanpa arti

i. mengekplorasikan sekitar, ingin tahu, ingin menyentuh apa

saja

j. bereaksi terhadap suara yang perlahan atau bisikan

k. senang diajak main “ciluk ba”

l. mengenal anggota keluarga, takut pada orang lain yang belum

dikenal

5. umur 12-18 bulan

a. berdiri sendiri tanpa berpegangan

b. membungkuk memungut permainan kemudian berdiri kembali

c. berjalan mundur 5 langkah

d. memanggil ayah dengan kata “papa” memanggil ibu dengan

kata “mama”

e. menumpuk 2 kubus

f. memasukkan kubus di kotak


17

g. menunjukkan apa yang diinginkan tanpa menangis/merengek,

anak bisa mengeluarkan suara yang menyenangkan atau

menarik tangan ibu

h. memperlihatkan rasa cemburu/bersaing

6. umur 18-24 bulan

a. berdiri sendiri tanpa berpegangan 30 detik

b. berjalan tanpa terhuyung-huyung

c. bertepuk tangan, melambai-lambai

d. menumpuk 4 buah kubus

e. memungut benda kecil dengan ibu jari dan jari telunjuk

f. menggelindingkan bola kearah sasaran

g. menyebut 3-6 kata yang mempunyai arti

h. membantu atau menirukan pekerjaan rumah tangga

i. memegang cangkir sendiri, belajar makan-minum sendiri

7. umur 24-36 bulan

a. jalan naik tangga sendiri

b. dapat bermain dan menendang bola kecil

c. coret-coret pensil pada kertas

d. baca dengan baik menggunakan 2 kata

e. dapat menunjuk 1 atau lebih bagian tubuhnya ketika diminta

f. melihat gambar dan dapat menyebut dengan benar nama 2

benda atau lebih


18

g. membantu memungut mainan sendiri atau mengangkat piring

jika diminta

h. melepaskan pakaian sendiri

8. umur 36-48 bulan

a. berdiri 1 kaki 2 detik

b. melompat kedua kaki diangkat

c. menggayuh sepeda roda tiga

d. menggambar garis lurus

e. menumpuk 8 kubus

f. mengenal 2-4 warna

g. menyebut nama umur dan tempat

h. mengerti arti kata di atas, dibawah, di depan

i. mendengarkan cerita

j. mencuci dan mengeringkan tangan sendiri

k. bermain bersama teman, mengikuti aturan permainan

l. mengenakan sepatu sendiri

m. mengenakan celana panjang, kemeja, baju

9. umur 48-60 bulan

a. berdiri satu kaki 6 detik

b. melompat-lompat satu kaki

c. menari

d. menggambar tanda silang

e. menggambar lingkaran
19

f. menggambar orang dengan 3 bagian tubuh

g. mengancing baju atau pakaian boneka

h. menyebut nama lengkap tanpa dibantu

i. senang bertanya tentang sesuatu

j. menjawab pertanyaan dengan kata-kata yang benar

k. bicaranya mudah dimengerti

l. bicara membandingkan atau membedakan sesuatu dari ukuran

dan bentuknya

m. menyebut angka dan menghitung jari

n. menyebut nama-nam hari

o. berpakaian sendiri tanpa bantuan

p. bereaksi tenang dan tanpa rewel ketika ditinggal ibu

10. umur 60-72 bulan

a. berjalan lurus

b. berdiri dengan 1 kaki selama 11 detik

c. menggambar dengan 6 bagian, menggambar orang lengkap

d. menangkap bola kecil dengan kedua tangan

e. menggambar segi empat

f. mengerti arti lawan kata

g. mengerti pembicaraan yang menggunakan 7 kata atau lebih

h. menjawab pertanyaan tentang benda terbuat dari apa dan

kegunaannya

i. mengenal angka, bisa menghitung angka 5-10


20

j. mengenal warna-warni

k. mengungkapkan simpati

l. mengikuti aturan permainan

m. berpakaian sendiri tanpa dibantu

2.1.5 Kebutuhan Dasar Anak

Kebutuhan dasar anak untuk tumbuh kembang, secara umum digolongkan

menjadi 3 kebutuhan dasar (Titi 1993) dalam Soetjiningsih (2016):

1. kebutuhan fisik-biomedis (ASUH)

kebutuhan fisik-biomedis meliputi pangan/gizi (kebutuhan terpenting),

perawatan kesehatan dasar ( antara lain imunisasi, pemberian ASI,

penimbangan bayi/anak yang teratur, pengobatan kalau sakit),

papan/pemukiman yang layak, kebersihan perorangan, sanitasi

lingkungan, sandang, kebugaran jasmani, rekreasi dan lain-lain.

2. Kebutuhan emosi/kasih sayang (ASIH)

Pada tahun pertama kehidupan , hubungan penuh kasih sayang, erat,

mesra, dan selaras antara ibu/pengasuh dan anak merupakan syarat

mutlak untuk menjamin tumbuh kembang yang optimal, baik fisik,

mental, maupun spikososial. Peran dan kehadiran ibu/pengasuh sedini

dan selanggeng mungkin akan menjalin rasa aman bagi bayi.hubungan

ini diwujudkan dengan kontak fisik (kulit/tatap mata) dan psikis sedini

mungkin, misal dengan menyusui bayi secepat mungkin segera setelah

lahir (inisiasi dini), peran ayah dalam memberikan kasih sayang dan

menjaga keharmonisan keluarga juga merupakan media yang bagus


21

untuk tumbuh kembang anak. Kekurangan kesih sayang ibu pada

tahun-tahun pertama kehidupan mempunyai dampak yang negative

pada tumbuh kembang anak secara fisik, mental sosial, emosi, yang

disebut syndrome depriviasi maternal.Kasih sayang dari orangtuanya

(ayah-ibu) akan menciptakan ikatan yang erat dan kepercayaan dasar

(basic trust)

3. Kebutuhan akan stimulasi mental (ASAH)

Stimulasi mental merupakan cikal bakal untuk proses belajar

(pendidikan dan pelatihan) pada anak. Stimulasi mental (ASAH) ini

merangsang mental spikososial; kecerdasan, keterampilan,

kemandirian, kreativitas, agama, kepribadian, moral-etika,

prokduktivitas, dan sebagainya.

2.1.6. Faktor- faktor yang mempengaruhi tumbuh kembang

1. Faktor genetik

Faktor genetik merupakan modal dasar dan mempunyai peran utama

dalam mencapai hasil akhir proses tumbuh kembang anak. Melalui intruksi

genetik yang terkandung dalam sel telur yang telah dibuahi, dapat

ditentukan kualitas dan kuantitas pertumbuhan.Pertumbuhan ditandai

dengan intensitas kecepatan pembelahan, derajat sensitivitas jaringan

terhadap rangsangan, umur pubertas dan berhentinya pertumbuhan tulang.

Faktor genetik antara lain adalah berbagai faktor bawaan yang normal dan

patologik, jenis kelamin, suku bangsa atau bangsa.


22

2. Faktor lingkungan

Lingkungan merupakan faktor yang sangat menentukan tercapai tidaknya

potensi genetik. Lingkungan yang baik akan memungkinkan tercapainya

potensi genetik, sedangkan potensi yang tidak baik akan menghambatnya.

Faktor lingkungan secara garis besar dibagi menjadi:

A. Faktor lingkungan prenatal

Berhubungan dengan berbagai cirri pertumbuhan janin selama dalam

kandungan dan msalah-masalah yang mungkin dapat terjadi, maka

masa prenatal dibagi:

1) Masa embrionik/masa mudigah : sampai 8/12 minggu

2) Masa fetal/masa janin : 12 sampai dengan 40 minggu

a) Periode praviabel : sebelum 24/26 minggu

b) Periode viabel : dari 27/28 sampai dengan 40 minggu

Hal-hal yang perlu diperhatikan meliputi:

1) Gizi ibu pada waktu hamil

Kenaikan berat badan wanita selama kehamilan harus mencapai sekitar

10-12 kg agar tidak terjadi BBLR.Untuk mencapai itu ibu hamil

dianjurkan untuk meningkatkan kalori yang dimakan dengan

menambah 300 kkal/hari atau sekitar satu porsi makan lebih banyak

dari pada sebelum hamil.Suplemen zat besi juga harus diberikan pada

ibu hamil untuk mencegah anemia pada ibu, yang berdampak negatif

pada janin, seperti BBLR dan anemia pada bayi.


23

2) Obat-obatan, toksin, atau zat kimia

Pengaruh obat yang diberikan kepada ibu hamil terhadap janin sangat

tergantung pada umur kehamilan, jumlah obat, serta waktu dan

lamanya pemberian. Bila pada kehamilan trimester I (masa

organogenesis) ibu minum obat teratogenik, akan terjadi keguguran

atau cacat bawaan. Beberapa obat mempunyai efek sinergistik dengan

obat lainnya mungkin akan mempunyai efek teratogenik. Obat tertentu

diberikan pada beberapa minggu terakhir kehamilan atau pada waktu

persalinan dapat mengetahui fungsi organ/sistem enzim tertentu pada

bayi baru lahir.

3) Endokrin

Bayi dari ibu penderita diabetes militus dapat menderita organomegali,

berat lahir di atas 4000 gram, hipertrofi dan hiperplasia sel beta

parenkes janin, dan gangguan metabolik pada neonatus. Diabetes yang

tidak dipantau dengan seksama sering menyebabkan janin mati dalam

kandungan bahkan cacat bawaan.

Demikian pula, angka kejadian cacat bawaan lebih tinggi pada ibu

yang mendapat terapi hormon, pada ibu yang waktu hamil usianya

lebih dari 35 tahun, dan pada kelainan hormon tiroid.

4) Mekanis

Kelainan posisi janin dan kekurangan cairan ketuban dapat

mengakibatkan cacat bawaan, misal kelainan talipes, mikrognatia, dan


24

lainnya. Kesalahan implementasi ovum dapat mengakibatkan

gangguan nutrisi sehingga terjadi retardasi pertumbuhan janin.

5) Penyakit pada ibu

a. Infeksi

Hampir semua infeksi berat yang diderita ibu pada waktu hamil

dapat mengakibatkan keguguran, lahir mati, atau BBLR. Beberapa

mikroorganisme tertentu dapat menyebabkan infeksi pada janin,

gangguan pertumbuhan janin, bahkan cacat bawaan.

b. Bukan infeksi

Pada ibu yang menderita hipertensi yang tidak diobati, mungkin

terjadi retardasi pertumbuhan intrauteri dan lahir mati. Pada ibu

penderita goiterendemik, bayinya bisa menderita hipotiroid

kongenital. Fenilketouria pada ibu hamil yang tidak diobati akan

mengakibatkan keguguran, cacat bawaan, cedera otak pada janin

yang tidak menderita fenilketonuria.

6) Radiasi

Sebelum fase organogenesis, radiasi dengan dosis 10 rd dapat

menyebabkan kematian janin. Sebaiknya, hindari penyinaran waktu

hamil muda karena dapat mengakibatkan malformasi janin, seperti

mikrosefali, spina fibida, dan retardasi janin.

7) Imunitas

Antagonisme rhesus dan ABO sering mengakibatkan hydrops foetalis,

bayi lahir yaitu mati. Pada umumnya, kematian terjadi setelah plasenta
25

terbentuk, yaitu pada trimester II kehamilan. Penatalaksanaannya

adalah melahirkan bayi sebelum waktunya untuk menjaga jangan

sampai terjadi hydrops foetalis, atau melakukan tranfusi sel darah

merah dan Rh negatif intraperioneal, agar janin dapat tumuh sempurna

dan mempunyai kemungkinan hidup lebih besar.

8) Anoreksia

Menurunnya oksigenasi janin karena ganggauan pada plasenta dan tali

pusat dapat mengakibatkan BBLR. Keadaan ini dapat terjadi pada ibu

hamil dengan hipertensi, kehamilan serotinus, kehamilan dengan

penyakit jantung, ginjal, asma, diabetes militus. Ibu yang menderita

toksemia pada waktu hamil akan melahirkan bayi KMK, prematur,

atau terjadi kematian intrauterin.

9) Stres

Keadaan kejiwaan ibu selama hamil dapat mempengaruhi janin yang

dikandungnya. Suatu kehamilan sebaiknya adalah kehamilan yang

benar-benar dikehendaki.

B. Faktor Lingkungan Perinatal

1) Asfiksia

Asfiksia neonatus adalah suatu keadaan ketika bayi tidak dapat

bernafas secara spontan, teratur, dan adekuat. Keadaan ini akan

menyebabkan perubahan biokimiawi dalam darah bayi, yang dapat

menyebabkan kematian atau kerusakan permanen pada SSP,

sehingga bayi bisa cacat seumur hidup. Akibatnya, bayi-bayi ini


26

mempunyai IQ rendah dan bahkan ada yang menderita retardasi

mental.

2) Trauma lahir

Beberapa faktor resiko tinggi terjadinya trauma lahir antara lain

adalah primigravida, letak janin abnormal, penilaian feto-pelvik

yang meragukan, dan oligohidramnion. Demikian pula dengan

jenis prsalinan akan turut menentukan berat ringannya trauma

pasca lahir.

3) Hipoglikemia

Hipoglikemia terjadi bila kadar mukosa darah kurang dari 20 mg%

pada BBLR 30 mg% pada bayi cukup bulan.keadaan ini dapat

disertai dengan oleh gejala klinik dan, bila tidak diobati dengan

segera, dapat menyebabkan kematian atau kerusakan berat pada

otak. Kadar glukosa setiap bayi beresiko tinggi yang baru lahir

harus dimonitor.

4) Hiperbilirubinemia

Hiperbilirubinemia akan berpengaruh buruk apabila bilirubin

indirek telah melewati sawar otak, sehingga bisa terjadi kern

ikterus atau esenfalopati bilarialis yang bisa menyebabkan atetosis

yang disertai dengan gangguan pendengaran dan retardasi mental

di kemudian hari.
27

5) Bayi berat lahir rendah (BBLR = berat badan kurang dari 2500

gram)

BBLR tergolong bayi dengan resiko tinggi, karena angka kesakitan

dan kematiannya tinggi. Oleh sebab itu, pencegahan BBLR sangat

penting, yaitu pemeriksaan pranatal yang baik dan memperhatikan

gizi ibu.

6) Infeksi

Bayi baru lahir, terutama BBLR, sangat peka terhadap infeksi.

Infeksi pada bayi baru lahir ini pada umumnya menyebabkan

mortalitas yang tinggi, sehingga pencegahan sangat penting.

Pencegahan dititiberatkan pada cara kerja aseptik, misalnya alat-

alat minum, alat-alat resusitasi, alat pemberian oksigen yang steril,

perawatan tali pusat yang baik, dan kebiasaan mencuci tangan oleh

petugas di ruang perawatan bayi, baik sebelum maupun sesudah

memeriksa bayi. Ibu perlu diberi kesempatan untuk menyusui

seawal mungkin (inisiasi dini) dan rawat gabung sehingga

morbiditas dan mortalitas perinatal dapat diturunkan.

C. Faktor Lingkungan Pascanatal

1) Gizi anak

Makanan memegang peranan penting dalam tumbuh kembang

anak. Karena anak sedang tumbuh, kebutuhannya akan makanan

berbeda denganorang dewasa. Kekurangan makanan yang bergizi

akan menyebabkan retardasi pertumbuhan anak. Makanan berlebih


28

juga tidak baik, karena akan menyebabkan obesitas. Kedua-duanya

ini dapat meningkatkan morbiditas dan mortalitas anak.

2) Kesehatan anak

Kesehatan anak harus mendapatkan perhatian dari para orangtua

dengan cara segera membawa anaknya yang sakit ke tempat

pelayanan kesehatan yang terdekat. Jangan sampai penyakit anak

sudah menjadi parah, yang bisa membahayakan jiwa anak.

Anak yang sehat pada umumnya akan tumbuh dengan baik.

Berbeda dengan anak yang biasanya sering sakit, biasanya

pertumbuhannya akan terganggu. Pada umumnya anak, anak yang

berpenyakit kronis disertai dengan gangguan kejiwaan akibat stres

yang berkepanjangan karena penyakitnya.

3) Imunisasi

Pemberian imunisasi pada anak penting untuk mengurangi

morbilitasi dan mortalitas terhadap penyakit=penyakit yang bisa

dicegah dengan imunisasi, misalnya penyakit TBC (imunisasi

BCG), rotavirus, diphteria, tetanus, pertusis, polio, campak,

hepatitis B, MMR, HIB, Influenza, demam tifoid, hepatitis A,

cacar air, IPD (invasive pneumococal disease), dan HPV (human

papilloma virus). Dengan dilaksanakannya imunisasi yang

lengkap, kita harapkan dapat dicegah timbulnya penyakit-penyakit

yang menyebabkan cacat dan kematian.


29

4) Perumahan

Keadaan perumahan yang layak, dengan kontruksi pembangunan

yang tidak membahayakan penghuninya, akan menjamin

keselamatan penghininya. Misalnya rumah dengan ventilasi dan

pencahayaan yang cukup, yang tidak sesak dan cukup leluasa bagi

anak untuk bermain serta bebas polusi akan menjamin tumbuh

kembang anak

5) Sanitasi lingkungan

Kebersihan, baik kebersihan perorangan maupun kesersihan

lingkungan, memegang peranan penting pada tumbuh kembang

anak. Kebersihan perorangan yng kurang akan memudahkan

terjadinya penyakit kulit dan saluran pencernaan (diare, cacing, dan

lainya). Sementara itu kebersihan lingkungan erat hubungan

dengan penyakit saluran pernafasan, saluran pencernaan serta

penyakit akibat nyamuk sebagai vektornya (seperti malaria dan

demam berdarah). Oleh karena itu pendidikan kesehatan kepada

masyarakat harus ditunjukkan untuk membuat lingkungan menjadi

layak untuk tumbuh kembang anak, sehingga menciptakan rasa

aman bagi ibu/pengasuh anak dalam menyediakan kesempatan

bagi anaknya untuk mengeksporasi lingkungan.

6) Stimulasi

Perkembangan memerlukan suatu rangsangan/stimulasi khususnya

dalam keluarga, misalnya penyediaan alat permainan, sosialisasi


30

anak dan keterlibatan ibu dan anggota keluarga lainnya terhadap

kegiatan anak. Peran orang tua dalam kegiatan bermain anak sangat

penting sehingga anak akan mendapat stimulasi terarah dan teratur

akan lebih cepat berkembang dibandingkan dengan anak yang

kurang mendapat stimulasi.

Stimulasi adalah salah satu perangsangan yang datang dari

lingkungan luar anak. Stimulasi merupakan hal-hal yang sangat

penting untuk tumbuh kembang anak. Anak yang mandapat

stimulasi yang terarah akan lebih cepat berkembang dibandingkan

dengan anak yang kurang atau bahkan tidak mendapat stimulasi.

Stimulasi juga berfungsi sebagai penguat yang bermanfaat dan

bermanfaat bagi perkembangan anak. Berbagai macam stimulasi

sensori seperti stimulasi visual, verbal, auditif, taktil, dan ras (taste)

dapat mengoptimalkan perkembangan anak. Perhatian dan kasih

sayang juga merupakan stimulasi yang penting pada awal

perkembangan anak, misalnya dengan mengajak anak bercakap-

cakap, membelai, mencium, bermain dan sebagainya.

Morley (1986) mengatakan bahwa perioritas untuk anak

adalah makanan, kesehatan dan bermain. Makanan yang baik,

pertumbuhan yang adekuat, dan kesehatan yang terpelihara

memang penting, tetapi perkembangan intelektual jug perlu.

Bermain merupakan “sekolah” yang berharga bagi anak, sehingga

perkembangan intelektualnya optimal.


31

Untuk perkembangan motorik serta pertumbuhan otot-otot

tubuh, diperlukan stimulasi yang terarah dengan bermain, latihan-

latihan, atau olaraga yang teratur, anak perlu diperkenalkan

olahraga sedini mungkin, karena olahraga tidak hanya membentuk

fisik anak, tetapi juga membentuk mentalnya. Olahraga yang baik

bagi anak harus juga memiliki nilai bermain. Olaraga untuk balita

antara lain adalah melempar/menangkap bola, melompat/main tali,

main “dengkleng/engklek” (bermain dengan menggunakan satu

kaki untuk berjalan), naik sepeda roda tiga. Harus dijaga

kemungkinan terjadi cedera pada saat bermain/melakukan aktivitas.

7) Keluarga berencana

Dengan keluarga berencana (KB), sebuah keluarga dapat

merencana kapan mulai punya anak, berapa jumlah anak yang

diinginkan, berapa tahun jarak antara anak satu dengan anak

lainnya, dan kapan berhenti tidak hamil lagi. Pada masyarakat yang

mempunyai kebiasaan kawin muda, pasangan suami-istri

dianjurkan untuk menunda kehamilannya sampai paling sedikit ibu

berumur 18 tahun. Karena, kehamilan pada umur kurang dari 18

tahun sering melahirkan BBLR dengan angka kematian tinggi.

Disamping itu, resiko terhadap ibunya juga tinggi. Demikian pula,

perlu dianjurkan ibu tidak hamil sesudah usia 35 tahun, karena

resiko terhadap bayi maupun ibunya meningkat.


32

8) Keluarga

Suasana damai dan kasih sayang dalam keluarga sangat penting

dalam tumbuh kembang anak. Interaksi orangtua-anak merupakan

suatu proses majemuk yang dipengaruhi banyak faktor, yaitu

kepribadian orangtua, sifat bawaan anak, kelahiran anak yang lain,

tingkah laku setiap anggota keluarga, interaksi antar anggota

keluarga, dan pengaruh luar. Beberapa faktor yang memiliki

dampak negatif terhadap pola interaksi keluarga adalah perkawinan

yang tidak harmonis, penyakit menahun yang diderita salah satu

anggota keluarga, dan gangguan jiwa pada salah satu anggota

keluarga.

2.1.7. Perkembangan motorik halus

Kemajuan perkembangan motorik halus, khususnya ekstermitas atas,

berlangsung ke arah proksimodistal, dimulai dari bahu menuju ke arah distal

sampai jari. Kemampuan motorik halus dipengaruhi oleh matangnya fungsi

motorik, dan koordinasi neuromuskular yang baik, fungsi visual yang akurat, dan

kemampuan intelek nonverbal.

Keterampilan motorik halus merupakan koodinasi halus pada otot-otot

kecil yang memainkan suatu peran utama, suatu keterampilan menulis huruf “a”

merupakan serangkaian beratus-ratus koordinasi saraf otot. Pergerakan termpil

adalah proses yang sangat kompleks.


33

Variasi perkembangan lotorik halus mencerminkan kemauan dan kesempatan

individu untuk belajar. Anak yang jarang menggunakan krayon, akan mengalami

keterlambatan pada perkembangan memegang pensil.

1. Bayi baru lahir, grasp palmar reflex terjadi untuk mengepal ketika suatu

obyek menyentuh telapak tangan. Perkembangan motorik halus pertama

yang dengan medah dapat dikenali dan merupakan perkembangan sangat

penting adalah kemampuan mengepalkan tangan.

2. Bayi umur 2 bulan, kepalan bayi mulai berkurang, jari-jari bisa terbuka

secara spontan. Bila pada umur 4 bulan (red flag) tangan masih mengepal,

ini merupakan indikasi bayi mengalami disfungsi neuromotorik.

3. Bayi umur 3 bulan, bayi dapat menggapai permainan yang digerakkan, dan

dapat menggapai kearah objek yang tiba-tiba dijauhkan dari

pandangannya. Umur 3-4 bulan, jika sebuah objek ditempatkan di tangan,

objek tersebut akan dpegang dengan tiga jari daerah ulnar dan selanjutnya

jari tangan yang lain akan ikut menggenggam.dengan hialngnya grasp

palmar reflex, bayi dapat meluruskan jari mempertahankan tangan dengan

posisi terbuka pasa umur 4 bulan, sehinggamemudahkan perkembnagan

otik senjutnya. Bayi 3-4 bulan sudah dapat menempatkan tangannya

kebagian tengah tubuhnya. Memainkan jari-jemari, serta memasukkan

tangan kemulutnya.

4. Bayi umur 5 bulan, bayi bisa menggenggam sebuah objek dan

membawanya ke arah garis tengah tuuhnya.sebuah objek didkatkan

ditelapak tangan, jari-jari fleksi bersama-sama dan menggenggam objek.


34

Pada umur 3-6 bulan, bayi mampu eraih benda-benda yang berada dalam

jangkauannya dan mampu memegang pensil.

5. Bayi umur 6 bulan, bayi mampu memindahkan objek melewati garis

tengah tubuhnya dan mampu memindahkan objek dari tangan satu ke

tangan yang lainnya, tanpa disertai gerakan stimultan pada tangan yang

lain. Bayi juga mampu memasukkan balok balok kedalam gelas tapi tidak

bisa mengambil kembali. Bayi umur 6-7 bulan, mampu menjepit dengan

baik menggunakan jari telunjuk dan ibu jari.

6. Bayi umur 8 bulan, bayi mampu mengambil kubus yang diberikan

kepadanya, selanjutnya memindahkan benda yang dipegangnya ke tangan

yang lainnya. Pada umur 6-9 bulan, bayi mampu memungut 2 benda,

masing-masing tangan memegang satu benda pada saat yang bersamaan.

7. Bayi umur 10-12 bulan, bayi mampu mengambil kubus dari dalam gelas.

Bayi juga mampu menggenggam erat pensil dan mengulurkan

lengan/mencondongkan badan untuk meraih mainan yang diinginkan.

Pada umur 10 bulan, bayi mampu menjepit benda-benda kecil, seperti

manik-manik atau makanan kecil.

8. Bayi umur 14 bulan, anak mampu menempatkan satu kubus di atas kubus

yang lain. Tingginya tumpukan kubus meningkat sesuai dengan tingkatan

kontrol manipulatif, tatapi bukan suatu peningkatan pada perkembangan

keterampilan.

9. Bayi umur 15 bulan, anak bisa mencoret-coret. Anak mampu menumpuk 2

kubus, dan selanjutnya menumpuk 3 kubus pada umur 21 bulan.


35

10. Bayi umur 18 bulan, anak mampu memasukkan 10 kubus kedalam gelas.

Anak pertama kali melempar bola.

11. Bayi umur 24 bulan, anak dapat memegang pensil dan menirukan sebuah

coretan. Anak mampu menyusun 4 deretan kubus secara horizontal. Anak

juga mampu memungut 4 kubus dan memungut benda-benda kecil dengan

ibu jari dan jari telunjuk (menjimpit). Anak mencoba melipat kertas dan

mampu melipat kertas menjadi sebuah lipatan pada umur 2,5 tahun.

12. Bayi umur 30 bulan, anak bisa menggambar coretan horizontal dan

vertikal yang spesifik

13. Umur 3 tahun, anak mampu menumpuk 8 buah kubus, anak bisa membuat

jembatan dengan tiga kubus, anak mampu menggambar sebuah lingkaran

dan mulai menggambar gambar manusia.

14. Umur 4 tahun, anak mampu membuat gambar sebuah persegi empat, anak

mampu membuat gerbang dengan 5 kubus.

15. Umur 5 tahun, anak mampu membuat gambar sebuah segitiga dan mampu

membuat tangga dengan 6 kubus.

16. Umur 7 tahun, anak mampu menggambar belah ketupat ventrikal. Pada

umur 9 tahun, anak dapat menggambar silinder, dan pada umur 12 tahun

anak dapat menggambar kubus tiga dimensi.

2.1.8 Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Motorik Anak Usia Dini

1. Sifat genetik dasar

Faktor ini merupakan faktor internal yang berasal dari dalam diri anak dan

merupakan sifat bawaan dari orang tua. Faktor ini ditanadai dengan
36

beberapa kemiripan fisik dan gerakan tubuh anak dengan salahsatu

anggota keluarganya, apakah ayah, ibu, kakek, nenek atau keluarga

lainnya.

2. Kondisi pra lahir ibu

Ketika anak berada dalam kandungan, pertumbuhan fisiknya sangat

tergantung pada asupan suplai gizi yang diperoleh dari ibunya. Jika

kondisi fisik ibu sedang mengandung terganggu karena kurang gizi, maka

anak yang dikandungnya akan mengalami pertumbuhan fisik yang tidak

sempurna.

3. Kondisi lingkungan

Kondisi lingkungan merupakan faktor internal atau faktor luar dari anak.

Kondisi lingkungan yang kurang kondusif dapat menghambat

perkembangan motorik anak, dimana anak kurang dapat keleluasaan

dalam bergerak dan melakukan latihan-latihan.

4. Kesehatan dan gizi

Kesehatan dan gizi anak sangat berpengaruh terhadap optimalisasi

perkembangan motorik anak, mengingat anak berada dalam masa

pertumbuhan dan perkembangan fisik yang sangat pesat. Hal ini ditandai

dengan bertambah vomume dan fungsi tubuh anak.

Dalam kebutuhan fisik/motorik yang pesat ini anak membutuhkan gizi

yang cukup untuk membentuk sel-sel tubuh dan jaringan tubuh yang baru.

Kesehatan anak yang terganggu karena sakit akan memperlambat


37

pertumbuhan/perkembangan fisiknya dan akan merusak sel-sel jaringan

tubuh anak.

5. IQ

Kecerdasan intektual turut mempengaruhi perkembangan motorik anak.

Kecerdasan intelektual yang ditandai dengan tingginya skor Iqsecara tidak

langsung membuktikan tingkat perkembangan otak anak dan perkembagan

otak anak sangat mempengaruhi kemampuan gerakan yang dapat

dilakukan oleh anak, mengingat bahwa salah satu fungsi dari otak adalah

mengatur dan mengendalikan gerakan yang dilakukan anak. Sekecil

apapun gerakan yang dilakukan anak, merupakan hasil kerjasama antara 3

unsur yaitu, otak, urat saraf dan otot, yang berinteraksi secara positif.

6. Adanya stimulasi, dorongan dan kesempatan

Perkembangan motorik halus anak tergantung pada seberapa banyak

stimulasi dan dorongan yang diberikan. Hal ini disebabkan karena otot-

otot haluas maupun kasar belum mencapai kematangan. Gerakan otot yang

dilakukan anak masih sangat kasar. Dengan latihan-latihan yang cukup

akan membantu anak untuk mengendalikan gerakan ototnya sehingga

mencapai kondisi motorik yang sempurna yang ditandainya dengan

gerakan yang lancar dan luwes.

7. Pola asuh keluarga

Ada tiga pola asuh yang dilakukan oleh orang tua yaitu pola asuh otoriter,

demokratis dan permisif. Pola asuh otoriter cenderung tidak memberikan


38

kebebasan kepada anak, dimana anak dianggap sebagai robot yang harus

taat pada semua aturan dan perintah yang diberikan.

Sedangkan pola asuh permisif sangat berlawanan dengan otoriter, yaitu

orang tua cenderung akan memberikan kebebasan tanpa batas pada anak

dan cenderung membiarkan anak untuk bertumbuh dan berkembang

dengan sendirinya tanpa dukungan orang tua.

Pola asuh yang terbaik adalah demokratis dimana orang tua akan

membarikan kebebasan yang terarah artinya orang tua memberikan arahan,

bimbingan, dan stimulasi yang sesuai dengan kebutuhan dan kemampuan

anak, jadi orang tua berusaha memberdayakan anak.

Ketiga pola asuh tentunya akan menentukan suasanan kehidupan yanga

kan dialami anak dalam kesehariannya dan tantu saja akan sangat

mempengaruhi proses perkembangan diantaranya perkembangan motorik.

8. Cacat fisik

Kondisi cacat fisik yang dialami oleh anak akan mempengaruhi

kemampuan gerak anak. Kecacatan ini akan menghambat kelancaran dan

keleluasaan anak dalam bergerak.

2.1.9 Tingkat Pencapaian Perkembangan Anak

Menurut Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik

Indonesia Nomor 137 Tahun 2014 tentang Standar Nasional Pendidikan anak usia

dini sebagai berikut:


39

1. Kelompok Usia Lahir – 12 Bulan

Tabel 2.2 Tingkat Pencapaian Perkembangan Anak Kelompok Usia Lahir – 12


Bulan
Lingkup Tingkat Pencapaian Perkembangan Anak
Perkembangan
3 bulan 3 – 6 bulan 6 – 9 bulan 9 – 12 bulan
I. Nilai Agama Mendengar Melihat dan 1. Mengamati Mengamati
dan Moral berbagai mendengar berbagai kegiatan
do’a, lagu berbagai ciptaan Tuhan ibadah di
religi, dan ciptaan sekitarnya
2.Mendengarka
ucapan baik Tuhan
n berbagai
sesuai dengan (makhluk
do’a, lagu
agamanya hidup)
religi, ucapan
baik serta
sebutan nama
Tuhan
II. 1. Berusaha 1. Tengkurap 1. Tengkurap 1. Berjalan
Fisikmotorik mengangkat dengan dada bolakbalik dengan
A. Motorik kepala saat diangkat dan tanpa bantuan berpegangan
Kasar ditelungkupk kedua tangan
2. Mengambil 2. Bertepuk
an menopang
benda yang tangan
2. Menoleh 2. Duduk terjangkau
ke kanan dan dengan
ke kiri bantuan 3.Memukulmu
kulkan,
3. Berguling 3.Mengangka melempar,
(miring) ke t kedua kaki atau
kanan dan ke saat menjatuhkan
kiri terlentang benda yang
dipegang
4. Kepala 4. Merangkak
tegak ketika ke segala
duduk arah
dengan
bantuan 5. Duduk tanpa
bantuan
6. Berdiri
berpegangan
B. Motorik 1. Memiliki 1. Memegang 1. Memegang 1.
Halus refleks benda dengan benda dengan Memasukkan
menggengga lima jari ibu jari dan jari benda ke
m jari ketika telunjuk mulut
2.Memainkan
telapak (menjumput)
benda dengan 2. Menggaruk
tangannya
40

disentuh tangan 2. Meremas kepala


2. Memainkan 3. Meraih 3.Memindahka 3. Memegang
jari tangan benda di n benda dari benda kecil
dan kaki depannya satu tangan ke atau tipis
tangan yang (misal:
3. Memasukk
lain potongan buah
an jari ke
atau biskuit)
dalam mulut
4.Memindahk
an benda dari
satu tangan ke
tangan yang
lain
C. Kesehatan 1. Berat 1. Berat 1. Berat badan 1. Menjerit
dan Perilaku badan sesuai badan sesuai sesuai tingkat saat merasa
Keselamatan tingkat usia tingkat usia usia tidak aman
2. Tinggi 2. Tinggi 2. Tinggi badan 2. Berat badan
badan sesuai badan sesuai sesuai tingkat sesuai tingkat
tingkat usia tingkat usia usia usia
3. Berat 3. Berat 3. Berat 3. Tinggi
badan sesuai badan sesuai badan sesuai badan sesuai
dengan dengan dengan tingkat usia
standar tinggi standar tinggi standar tinggi
badan badan badan 4. Berat badan
sesuai dengan
4. Lingkar 4. Lingkar 4. Lingkar standar tinggi
kepala sesuai kepala sesuai kepala sesuai badan
tingkat usia tingkat usia tingkat usia
5. Lingkar
5. Telah 5. Telah 5. Telah kepala sesuai
diimunisasi diimunisasi diimunisasi tingkat usia
sesuai jadwal sesuai jadwal sesuai jadwal
6. Telah
6. Bermain 6. Menunjuk diimunisasi
air ketika makanan yang sesuai jadwal
mandi diinginkan
7. Menjerit
7. Merespon 7. Mencari saat merasa
ketika lapar pengasuh atau tidak aman
(misal, orangtua
menangis,
mencari
puting susu
ibu)
8. Menangis
41

ketika
mendengar
suara keras
III. Kognitif 1.Mengenali 1.Memperhat Mengamati Memahami
wajah orang ikan benda berbagai benda perintah
A. Mengenali
terdekat yang ada di yang bergerak sederhana
lingkungan
(ibu/ayah) hadapannya
di sekitarnya
2.Mengenali 2.Mendengar
suara orang kan suara-
terdekat suara di
(ibu/ayah) sekitarnya
Ingin tahu
lebih dalam
dengan benda
yang
dipegangnya
(misal: cara
membongkar,
membanting,
dll)
B. Menunjuk Memperhatik Mengulurkan Mengulurkan 1. Memberi
kan reaksi atas an benda kedua tangan kedua tangan reaksi
rangsangan bergerak atau untuk untuk meminta menoleh saat
suara/mainan meminta (misal: namanya
yang (misal: digendong, dipanggil
menggantung digendong, dipangku,
2. Mencoba
di atas tempat dipangku, dipeluk)
mencari benda
tidur dipeluk)
yang
disembunyika
n
3. Mencoba
membuka/
menutup
gelas/cangkir
IV. Bahasa 1. Menangis 1. Memperhat 1. Mulai 1. Menyatakan
Mengeluark an ikan / menirukan kata penolakan
2. Berteriak
suara untuk mendengarka yang terdiri dengan
menyataka n 3. Bergumam n ucapan dari dua suku menggeleng
keinginan atau orang kata atau menangis
sebagai reaksi 4. Berhenti
menangis 2. Meraban 2. Merespon 2. Menunjuk
atas stimulan
setelah atau permainan benda yang
keinginannya berceloteh
42

terpenuhi (babbling); “cilukba” diinginkan


(misal: seperti ba ba
setelah ba)
digendong
3. Tertawa
atau diberi
kepada orang
susu)
yang
mengajak
berkomunika
si
V. Sosial 1. Menatap 1. Merespon Menempelkan 1. Menyatakan
emosional dan dengan kepala bila keinginan
tersenyum gerakan merasa nyaman dengan
tangan dan dalam pelukan berbagai
2. Menangis
kaki (gendongan) gerakan tubuh
untuk
atau meronta dan ungkapan
mengekspresi 2. Menangis
kalau merasa kata-kata
kan ketidak apabila tidak
tidak nyaman sederhana
nyamanan mendapatkan
(misal, BAK, yang 2. Meniru cara
BAB, diinginkan menyatakan
lingkungan perasaan
panas) 3. Merespon (misal, cara
dengan memeluk,
menangis/ mencium)
menggerakka
n tubuh pada
orang yang
belum
dikenal
VI. Seni Menoleh 1. Mendengar 1. Melakukan 1. Menggerakk
pada berbagai kan berbagai tepuk tangan an tubuh
A. Mampu
suara musik jenis musik sederhana ketika
membedaka n
atau atau bunyi- dengan irama mendengarkan
antara bunyi
bunyibunyian bunyian tertentu musik
dan suara
dengan irama dengan irama
2. Tertarik 2. Memainkan
teratur yang teratur
dengan alat permainan
2. Menjatuhk mainan yang yang
a n benda mengeluarkan mengeluarkan
untuk bunyi bunyi
didengar
suaranya
B. Tertarik 1.Mendengar, 1.Memperhat 1. Anak tertawa 1. Memukul
dengan suara menoleh, , ikan orang ketika benda dengan
atau diperlihatkan
43

atau musik memperhatik berbicara stimulus yang irama teratur


an musik atau lucu/aneh
2. Memalingk 2. Bersuara
suara dari
an kepala 2. Merespon mengikuti
pembicaraan
mengikuti bunyi atau irama musik
orang
suara orang suara dengan atau lagu
tua/orang di
gerakan tubuh
sekitarnya 3. Memperhat
(misal:
2. Melihat ikan jika bergoyang-
obyek yang didengarkan goyang)
diatasnya irama lagu dengan
dari mainan ekspresi wajah
yang bersuara yang sesuai
4. Mengikuti
irama lagu
dengan
suaranya
secara
sederhana
5. Mengamati
obyek yang
berbunyi di
sekitanya
C. Tertarik Melihat ke Menoleh atau Berusaha Mencoret di
dengan gambar atau memalingkan memegang atas media
berbagai benda yang wajah secara benda, alat tulis (misal: kertas,
macam karya ditunjukkan spontan yang diletakkan tembok)
seni 30 cm dari ketika di hadapannya
wajahnya ditunjukkan
foto/
gambar/cermi
n dan
berusaha
menyentuh
44

2. Kelompok Usia 12- 24 Bulan

Tabel 2.3 Tingkat Pencapaian Perkembangan Anak Kelompok Usia 12-24 Bulan
Lingkup Tingkat Pencapaian Perkembangan Anak
Perkembangan
12 – 18 bulan 18 – 24 bulan
I. Nilai Agama Tertarik pada kegiatan ibadah 1. Menirukan gerakan ibadah
dan Moral (meniru gerakan ibadah, dan doa
meniru bacaan do’a)
2. Mulai menunjukkan sikap-
sikap baik (seperti yang
diajarkan agama) terhadap
orang yang sedang beribadah
3. Mengucapkan salam dan
kata-kata baik, seperti maaf,
terima kasih pada situasi yang
sesuai
II. Fisik-motorik 1. Berjalan beberapa langkah 1. Berjalan sendiri tanpa jatuh
A. Motorik tanpa bantuan
Kasar 2. Melompat di tempat
2. Naik turun tangga
atau tempat yang lebih 3. Naik turun tangga
tinggi dengan atau tempat yang lebih
merangkak tinggi dengan bantuan

3. Dapat bangkit dari posisi 4. Berjalan mundur beberapa


duduk langkah

4. Melakukan gerak 5. Menarik dan mendorong


menendang bola benda yang ringan (kursi
kecil)
5. Berguling ke segala arah
6. Melempar bola ke depan
6. Berjalan beberapa langkah tanpa kehilangan
tanpa bantuan keseimbangan
7. Menendang bola ke arah
depan
8. Berdiri dengan satu kaki
selama satu atau dua detik
9. Berjongkok
B. Motorik 1. Membuat coretan bebas 1. Membuat garis vertikal
Halus. atau horisontal
2. Menumpuk tiga kubus ke
2. Membalik halaman buku
45

atas walaupun belum sempurna


3. Memegang gelas dengan 3. Menyobek kertas
dua tangan
4. Memasukkan benda-benda
ke dalam wadah
5. Menumpahkan benda-benda
dari wadah
C.Kesehatan 1. Berat badan sesuai standar 1. Berat badan sesuai standar
dan Perilaku usia usia
Keselamatan
2. Tinggi badan sesuai standar 2. Tinggi badan sesuai standar
usia usia
3. Berat badan sesuai dengan 3. Berat badan sesuai dengan
standar tinggi badan standar tinggi badan
4. Lingkar kepala sesuai 4. Lingkar kepala sesuai
standar pada usia standar pada usia
5. Mencuci tangan dengan 5. Mencuci tangan sendiri
bantuan
6. Makan dengan sendok
6. Merespon larangan walau belum rapi
orangtua namun masih
memerlukan pengawasan dan 7. Menggosok gigi dengan
bantuan bantuan
8. Memegang tangan orang
dewasa ketika di tempat
umum
9. Mengenal beberapa
penanda rasa sakit (misal:
menunjukkan rasa sakit pada
bagian badan tertentu)
III. Kognitif 1. Menyebut beberapa nama 1. Mempergunakan alat
benda, jenis makanan permainan dengan cara
A. Belajar dan
memainkannya tidak
Pemecahan 2. Menanyakan nama benda
beraturan, seperti balok
Masalah yang belum dikenal
dipukul-pukul
3. Mengenal beberapa warna
2. Memahami gambar wajah
dasar (merah, biru, kuning,
orang
hijau)
3. Memahami milik diri
4. Menyebut nama sendiri dan
sendiri dan orang lain seperti:
orangorang yang dikenal
milik saya, milik kamu
46

4. Menyebutkan berbagai
nama makanan dan
rasanya (misal,garam-asin,
gula- manis)
B.Berpikir 1. Membedakan ukuran benda 1.Menyusun balok dari besar
Logis (besarkecil) ke kecil atau sebaliknya
2.Mengetahui akibat dari
2. Membedakan penampilan
suatu perlakuannya (misal:
yang rapi atau tidak
menarik taplak meja akan
3. Merangkai puzzle menjatuhkan barang-barang
sederhana di atasnya)
3.Merangkai puzzle
C. Berpikir Menyebutkan bilangan tanpa Menyebutkan angka satu
Simbolik menggunakan jari dari 1 -10 sampai lima dengan
tetapi masih suka ada yang menggunakan jari
terlewat
IV. Bahasa 1. Menunjuk bagian tubuh 1. Menaruh perhatian pada
yang ditanyakan gambar-gambar dalam buku
A. Memahami
Bahasa 2. Memahami tema cerita yang 2. Memahami kata-kata
didengar sederhana dari ucapan yang
didengar
B.Mengungkapk 1. Merespons pertanyaan 1. Menjawab pertanyaan
an Bahasa dengan jawaban “Ya atau dengan kalimat pendek
Tidak”
2. Menyanyikan
2. Mengucapkan kalimat yang lagu sederhana
terdiri dari dua kata
3. Menyatakan keinginan
dengan kalimat pendek
V. Sosial 1. Menunjukkan reaksi 1. Mengekspresikan berbagai
Emosional marah apabila merasa reaksi emosi (senang, marah,
terganggu, seperti takut, kecewa)
permainannya diambil
2. Menunjukkan reaksi
2. Menunjukkan reaksi yang menerima atau menolak
berbeda terhadap orang kehadiran orang lain
yang baru dikenal
3. Bermain bersama teman
3. Bermain bersama teman dengan mainan yang sama
tetapi sibuk dengan mainannya
sendiri 4. Meniru perilaku orang
dewasa yang pernah
4. Memperhatikan/mengamati dilihatnya
temantemannya yang
47

beraktivitas 5. Makan dan minum sendiri


VI. Seni 1. Bisa menyanyikan lagu 1. Anak mengenali musik dari
hanya kata terakhir (misalnya, program audio visual yang
A. Anak mampu
“burung kakak.....” anak disukai (radio, TV, komputer,
membedakan
hanya menyebutkan kata laptop)
antara bunyi dan
“tua”)
suara 2. Mendengar sesuatu dalam
2. Merespon berbagai waktu yang lama
macam suara orang terdekat,
musik, atau lagu dengan 3. Secara berulang bermain
menggoyangkan badan dengan alat permainan yang
mengeluarkan suara
3. Mengetahui suara binatang
4. Anak tertawa saat
4. Paham adanya perbedaan mendengar humor yang lucu
suara/bahasa orang di
sekitarnya (terutama ibu dan
orang terdekatnya)
B.Tertarik Menirukan bunyi, suara, atau 1. Bertepuk tangan dan
dengan musik, musik dengan irama yang bergerak mengikuti irama dan
lagu, atau nada teratur birama
bicara tertentu
2. Bergumam lagu dengan 4
bait (misalnya, lagu balonku,
bintang kecil, burung kakak
tua)
3. Meniru suara binatang
4. Menunjukkan suatu reaksi
kalau dilarang atau diperintah
C. Tertarik 1. Mencoret - coret 1. Menggambar dari beberapa
dengan karya garis
2. Mengusap dengan tangan
seni dan
pada kertas/kain dengan 2. Membentuk suatu karya
mencoba
menggunakan berbagai media sederhana (berbentuk bulat
membuat suatu
(misal, media bubur aci atau lonjong) dari plastisin
gerakan yang
berwarna, cat air)
menimbulkan 3. Menyusun 4-6 balok
bunyi membentuk suatu model
4. Bertepuk tangan dengan
pola sederhana
48

3. Kelompok Usia 2-4 Tahun

Tabel 2.4 Tingkat Pencapaian Perkembangan Anak Kelompok Usia 2-4 Tahun
Lingkup Tingkat Pencapaian Perkembangan Anak
Perkembangan
2 – 3 tahun 3 – 4 tahun
I. Nilai Agama 1. Mulai meniru gerakan 1. Mengetahui perilaku yang
dan Moral berdoa/sembahyang sesuai berlawanan meskipun belum
dengan agamanya selalu dilakukan seperti
pemahaman perilaku baik-
2. Mulai memahami kapan
buruk, benar-salah, sopan-
mengucapkan salam, terima
tidak sopan
kasih, maaf, dsb
2. Mengetahui arti kasih dan
sayang kepada ciptaan Tuhan
3. Mulai meniru doa pendek
sesuai dengan agamanya
II.Fisik-motorik 1. Berjalan sambil berjinjit 1. Berlari sambil membawa
sesuatu yang ringan (bola)
A. Motorik Kasar 2. Melompat ke depan dan
ke belakang dengan dua 2. Naik-turun tangga atau
kaki tempat yang lebih tinggi
dengan kaki bergantian 3.
3. Melempar dan Meniti di atas papan yang
menangkap bola cukup lebar
4. Menari mengikuti irama 4. Melompat turun dari
5. Naik-turun tangga ketinggian kurang lebih 20
atau tempat yang lebih cm (di bawah tinggi lutut
tinggi/rendah dengan anak)
berpegangan 5. Meniru gerakan senam
sederhana seperti menirukan
gerakan pohon, kelinci
melompat)
6. Berdiri dengan satu kaki
B.Motorik Halus 1. Meremas kertas atau 1. Menuang air, pasir, atau
kain dengan menggerakkan biji-bijian ke dalam tempat
lima jari penampung (mangkuk,
ember)
2. Melipat kain/kertas
meskipun belum rapi/lurus 2. Memasukkan benda kecil
ke dalam botol (potongan
3. Menggunting kertas tanpa lidi, kerikil, biji-bijian)
49

pola 3. Meronce benda yang


cukup besar
4. Koordinasi jari tangan
cukup baik untuk memegang 4. Menggunting kertas
benda pipih seperti sikat mengikuti pola garis lurus
gigi, sendok
C. Kesehatan dan 1. Berat badan 1. Berat badan sesuai Tingkat
Perilaku sesuai Tingkat usia usia
Keselamatan
2. Tinggi badan 2. Tinggi badan sesuai
sesuai Tingkat usia Tingkat usia
3. Berat badan sesuai 3. Berat badan sesuai dengan
dengan standar tinggi badan standar tinggi badan
4. Lingkar kepala 4. Lingkar kepala sesuai
sesuai Tingkat usia Tingkat usia
5. Mencuci, membilas, dan 5. Membersihkan kotoran
mengelap ketika cuci (ingus)
tangan tanpa bantuan
6. Menggosok gigi
6. Memberitahu orang
7. Memahami arti warna
dewasa bila sakit
lampu lalu lintas
7. Mencuci atau mengganti
8. Mengelap tangan dan
alat makan bila jatuh
muka sendiri
9. Memahami kalau berjalan
di sebelah kiri
III. Kognitif 1. Melihat dan menyentuh 1. Paham bila ada bagian
benda yang ditunjukkan yang hilang dari suatu pola
A.Belajar dan
oleh orang lain gambar seperti pada gambar
Pemecahan
wajah orang matanya tidak
Masalah 2. Meniru cara pemecahan
ada, mobil bannya copot, dsb
orang dewasa atau teman
2. Menyebutkan berbagai
3. Konsentrasi dalam nama makanan dan
mengerjakan sesuatu tanpa rasanya (garam, gula atau
bantuan orangtua cabai)
4. Mengeksplorasi sebab dan 3. Menyebutkan berbagai
akibat macam kegunaan dari benda
4. Memahami persamaan
5. Mengikuti kebiasaan antara dua benda
sehari-hari (mandi, makan,
pergi ke sekolah) 5. Memahami perbedaan
antara dua hal dari jenis yang
sama seperti membedakan
antara buah rambutan dan
50

pisang; perbedaan antara


ayam dan kucing
6. Bereksperimen dengan
bahan menggunakan cara
baru
7. Mengerjakan tugas sampai
selesai
8. Menjawab apa yang akan
terjadi selanjutnya dari
berbagai kemungkinan
9. Menyebutkan bilangan
angka 1-10
10. Mengenal beberapa huruf
atau abjad tertentu dari A-z
yang pernah dilihatnya
B. Berpikir Logis 1. Menyebut bagian-bagian 1. Menempatkan benda
suatu gambar seperti dalam urutan ukuran (paling
gambar wajah orang, mobil, kecil-paling besar)
binatang, dsb
2. Mulai mengikuti pola
2. Mengenal bagian-bagian tepuk tangan
tubuh (lima bagian)
3. Mengenal konsep banyak
3. Memahami konsep dan sedikit
ukuran (besarkecil, panjang-
pendek) 4. Mengenali alasan
mengapa ada sesuatu yang
4. Mengenal tiga tidak masuk dalam kelompok
macam bentuk ((( , , ). tertentu
5. Mulai mengenal pola 5. Menjelaskan model/karya
yang dibuatnya
6. Memahami simbol angka
dan maknanya
C. Berfikir 1. Meniru perilaku orang lain 1. Menyebutkan peran dan
Simbolik dalam menggunakan barang tugasnya (misal, koki
tugasnya memasak)
2. Memberikan nama atas
karya yang dibuat 2. Menggambar atau
membentuk sesuatu
3. Melakukan aktivitas konstruksi yang
seperti kondisi nyata (misal: mendeskripsikan sesuatu
memegang gagang telpon) yang spesifik
3. Melakukan aktivitas
bersama teman dengan
51

terencana (bermain
berkelompok dengan
memainkan peran tertentu
seperti yang telah
direncanakan)
IV. Bahasa 1. Memainkan kata/suara 1. Pura-pura membaca cerita
yang didengar dan bergambar dalam buku
A. Memahami
diucapkan berulangulang dengan kata-kata sendiri
Bahasa
2. Hafal beberapa lagu anak2. Mulai memahami dua
sederhana perintah yang diberikan
bersamaan contoh: ambil
3. Memahami cerita/dongeng mainan di atas meja lalu
sederhana berikan kepada ibu pengasuh
4. Memahami perintah atau pendidik
sederhana seperti letakkan
mainan di atas meja, ambil
mainan dari dalam kotak
B.Mengungkapkan 1. Menggunakan kata 1. Mulai menyatakan
Bahasa. tanya dengan tepat (apa, keinginan dengan
siapa, bagaimana, mengucapkan kalimat
mengapa, dimana). sederhana (6 kata)
2. Menggunakan 3 atau 4 2. Mulai menceritakan
kata untuk memenuhi pengalaman yang dialami
kebutuhannya (misal, mau dengan cerita sederhana
minum air putih)
V.Sosial- 1. Memberi salam 1. Mengikuti aktivitas dalam
emosional setiap mau pergi suatu kegiatan besar (misal:
piknik)
A. Kesadaran Diri 2. Memberi rekasi percaya
pada orang dewasa 2. Meniru apa yang
dilakukan orang dewasa
3. Menyatakan perasaan
terhadap anak lain 3. Bereaksi terhadap hal-hal
yang tidak benar (marah bila
4. Berbagi peran dalam suatu diganggu)
permainan (misal: menjadi
dokter, perawat, pasien) 4. Mengatakan perasaan
secara verbal
B.Tanggungjawab 1. Mulai bisa 1. Mulai bisa melakukan
Diri dan Orang mengungkapkan ketika ingin buang air kecil tanpa
lain buang air kecil dan buang bantuan.
air besar
2. Bersabar menunggu gilira.
2. Mulai memahami hak
52

orang lain (harus 3. Mulai menunjukkan sikap


antri, menunggu toleran sehingga dapat
giliran. bekerja dalam kelompo.
3. Mulai menunjukkan sikap 4. Mulai menghargai orang
berbagi, membantu, bekerja lain.
bersam.
5. Mulai menunjukkan
ekspresi menyesal ketika
melakukan kesalahan
C. Perilaku 1. Bermain secara kooperatif 1. Membangun kerjasama
Prososial dalam kelompok
2. Memahami adanya
2. Peduli dengan orang perbedaan perasaan (teman
lain (tersenyum, takut, saya tidak)
menanggapi bicara)
3. Meminjam dan
3. Membagi pengalaman meminjamkan mainan
yang benar dan salah pada
orang lain
4. Bermain bersama
berdasarkan aturan tertentu
VI. Seni Memperhatikan dan 1. Mengenali berbagai
mengenali suara yang macam suara dari kendaraan
A. Anak mampu
bernyanyi atau berbicara
membedakan 2. Meminta untuk
antara bunyi dan diperdengarkan lagu favorit
suara secara berulang
B.Tertarik dengan 1. Menyanyi sampai 1. Mendengarkan atau
kegiatan musik, tuntas dengan irama yang menyanyikan lagu
gerakan orang, benar (nyanyian pendek
2. Menggerakkan tubuh
hewan maupun atau 4 bait)
sesuai irama
tumbuhan
2. Menyanyikan lebih dari
3. Bertepuk tangan sesuai
3 lagu dengan irama yang irama musik
yang benar sampai tuntas
(nyanyian pendek atau 4 4. Meniru aktivitas orang
bait) baik secara langsung maupun
melalui media. (misal, cara
3. Bersama teman- minum/cara bicara/perilaku
teman menyanyikan seperti ibu)
lagu
5. Bertepuk tangan dengan
4. Bernyanyi mengikuti pola yang berirama
irama dengan bertepuk (misalnya bertepuk tangan
tangan atau sambil mengikuti irama
menghentakkan kaki
53

5. Meniru gerakan nyanyian)


berbagai binatang
6. Paham bila orang
terdekatnya (ibu)
menegur
7. Mencontoh gerakan
orang lain
8. Bertepuk tangan sesuai
irama
C. Tertarik dengan 1. Menggambar benda-benda 1. Menggambar dengan
kegiatan atau lebih spesifik menggunakan beragam
karya seni media (cat air, spidol, alat
2. Mengamati dan
menggambar) dan cara
membedakan benda di
(seperti finger painting, cat
sekitarnya yang di
air, dll)
dalam rumah
2. Membentuk sesuatu
dengan plastisin
3. Mengamati dan
membedakan benda di
sekitarnya yang di luar
rumah

4. Kelompok Usia 4-6 Tahun

Tabel 2.5 Tingkat Pencapaian Perkembangan Anak Kelompok Usia 4-6 Tahun
Lingkup Tingkat Pencapaian Perkembangan Anak
Perkembangan
Usia 4 - 5 tahun Usia 5 –6 tahun
I. Nilai Agama 1. Mengetahui agama yang 1. Mengenal agama yang
dan Moral dianutnya dianut
2. Meniru gerakan 2. Mengerjakan ibadah
beribadah dengan urutan
yang benar 3. Berperilaku jujur,
penolong, sopan, hormat,
3. Mengucapkan doa sportif, dsb
sebelum dan/atau sesudah
melakukan sesuatu 4. Menjaga kebersihan diri
dan lingkungan
4. Mengenal perilaku
baik/sopan dan 5. Mengetahui hari besar
buruk agama

5. Membiasakan diri
54

berperilaku baik 6. Menghormati (toleransi)


agama orang lain
6. Mengucapkan salam dan
membalas salam
II. Fisik-motorik 1. Menirukan gerakan 1. Melakukan gerakan tubuh
A. Motorik Kasar binatang, pohon tertiup secara terkoordinasi untuk
angin, pesawat terbang, melatih kelenturan,
dsb keseimbangan, dan
kelincahan
2. Melakukan gerakan
menggantung (bergelayut)
2. Melakukan koordinasi
3. Melakukan gerakan gerakan mata-kakitangan-
melompat, meloncat, dan kepala dalam menirukan
berlari secara terkoordinasi tarian atau senam
4. Melempar sesuatu secara 3. Melakukan permainan
terarah fisik dengan aturan
5. Menangkap sesuatu secara 4. Terampil menggunakan
tepat tangan kanan dan kiri
6. Melakukan gerakan 5. Melakukan kegiatan
antisipasi kebersihan diri
7. Menendang sesuatu secara
terarah
8. Memanfaatkan alat
permainan di luar kelas
B.Motorik Halus 1. Membuat garis vertikal, 1. Menggambar sesuai
horizontal, lengkung gagasannya
kiri/kanan, miring kiri/kanan,
2. Meniru bentuk
dan lingkaran
2. Menjiplak bentuk 3. Melakukan eksplorasi
dengan berbagai media dan
3. Mengkoordinasikan mata kegiatan
dan tangan untuk
melakukan gerakan yang 4. Menggunakan alat tulis
rumit dan alat makan dengan benar
5. Menggunting sesuai
4. Melakukan gerakan dengan pola
manipulatif untuk
menghasilkan suatu bentuk 6. Menempel gambar
dengan menggunakan dengan tepat
berbagai media
5. Mengekspresikan diri 7. Mengekspresikan diri
dengan berkarya seni melalui gerakan
menggunakan berbagai menggambar secara rinci
55

media
6. Mengontrol gerakan
tangan yang meggunakan
otot halus (menjumput,
mengelus, mencolek,
mengepal, memelintir,
memilin, memeras)
C.Kesehatan dan 1. Berat badan sesuai 1. Berat badan sesuai
Perilaku tingkat usia tingkat usia
Keselamatan
2. Tinggi badan 2. Tinggi badan sesuai
sesuai tingkat usia standar usia
3. Berat badan sesuai 3. Berat badan sesuai dengan
dengan standar tinggi badan standar tinggi badan
4. Lingkar kepala 4. Lingkar kepala sesuai
sesuai tingkat usia tingkat usia
5. Menggunakan toilet 5. Menutup hidung dan
(penggunaan air, mulut (misal, ketika batuk
membersihkan diri) dengan dan bersin)
bantuan minimal
6. Membersihkan, dan
6. Memahami berbagai membereskan tempat
alarm bahaya (kebakaran, bermain
banjir, gempa)
7. Mengetahui situasi yang
7. Mengenal rambu membahayakan diri
lalu lintas yang ada di
jalan 8. Memahami tata cara
menyebrang
9. Mengenal kebiasaan
buruk bagi kesehatan (rokok,
minuman keras)
IV. Kognitif 1. Mengenal benda 1. Menunjukkan aktivitas
berdasarkan fungsi (pisau yang bersifat eksploratif dan
A. Belajar dan
untuk memotong, pensil menyelidik (seperti: apa
Pemecahan
untuk menulis) yang terjadi ketika air
Masalah
ditumpahkan)
2. Menggunakan benda-
benda sebagai 2. Memecahkan masalah
permainan simbolik sederhana dalam kehidupan
(kursi sebagai mobil) sehari-hari dengan cara yang
fleksibel dan diterima sosial
3. Mengenal konsep
sederhana dalam kehidupan 3. Menerapkan pengetahuan
56

sehari-hari (gerimis, hujan, atau pengalaman dalam


gelap, terang, temaram, dsb) konteks yang baru
4. Mengetahui konsep 4. Menunjukkan sikap
banyak dan sedikit kreatif dalam menyelesaikan
masalah (ide, gagasan di luar
5. Mengkreasikan sesuatu kebiasaan)
sesuai dengan idenya sendiri
yang terkait dengan
berbagai pemecahan
masalah
6. Mengamati benda dan
gejala dengan rasa ingin tahu
7. Mengenal pola kegiatan
dan menyadari pentingnya
waktu
8. Memahami
posisi/kedudukan dalam
keluarga, ruang, lingkungan
sosial (misal: sebagai
peserta didik/anak/teman)
B.Berfikir Logis 1. Mengklasifikasikan benda 1. Mengenal perbedaan
berdasarkan fungsi, bentuk berdasarkan ukuran: “lebih
atau warna atau ukuran dari”; “kurang dari”; dan
“paling/ter”
2. Mengenal gejala sebab-
akibat yang terkait dengan 2. Menunjukkan inisiatif
dirinya dalam memilih tema
permainan (seperti: ”ayo kita
3. Mengklasifikasikan benda
bermain pura-pura seperti
ke dalam kelompok yang
burung”)
sama atau kelompok yang
sejenis atau kelompok yang 3. Menyusun perencanaan
berpasangan dengan 2 variasi kegiatan yang akan
dilakukan
4. Mengenal pola (misal,
AB-AB dan ABC-ABC) 4. Mengenal sebab-akibat
dan mengulanginya tentang lingkungannya
5. Mengurutkan benda (angin bertiupmenyebabkan
berdasarkan 5 seriasi ukuran daun bergerak, air dapat
atau warna menyebabkan sesuatu
menjadi basah)
5. Mengklasifikasikan benda
berdasarkan warna, bentuk,
dan ukuran (3 variasi)
6. Mengklasifikasikan benda
57

yang lebih banyak ke dalam


kelompok yang sama atau
kelompok yang sejenis, atau
kelompok berpasangan yang
lebih dari 2 variasi
7. Mengenal pola ABCD-
ABCD 8. Mengurutkan
benda berdasarkan ukuran
dari paling kecil ke paling
besar atau sebaliknya
C.Berfikir 1. Membilang banyak benda 1. Menyebutkan lambang
Simbolik satu sampai sepuluh bilangan 1-10
2. Mengenal konsep bilangan 2. Menggunakan lambang
bilangan untuk menghitung
3. Mengenal
lambang bilangan 3. Mencocokkan bilangan
dengan lambang bilangan
4. Mengenal lambang huruf
4. Mengenal berbagai
macam lambang huruf vokal
dan konsonan
5. Merepresentasikan
berbagai macam benda
dalam bentuk gambar atau
tulisan (ada benda pensil
yang diikuti tulisan dan
gambar pensil)
II. Bahasa 1. Menyimak perkataan 1. Mengerti beberapa
orang lain (bahasa ibu perintah secara bersamaan
A. Memahami
atau bahasa lainnya)
bahasa 2. Mengulang kalimat yang
2. Mengerti dua perintah lebih kompleks
yang diberikan bersamaan
3. Memahami aturan dalam
3. Memahami cerita yang suatu permainan
dibacakan
4. Senang dan menghargai
4. Mengenal perbendaharaan bacaan
kata mengenai kata sifat
(nakal, pelit, baik hati,
berani, baik, jelek, dsb)
5. Mendengar dan
membedakan bunyibunyian
dalam Bahasa Indonesia
(contoh, bunyi dan ucapan
58

harus sama)
B.Mengungkapkan 1. Mengulang kalimat 1. Menjawab pertanyaan
Bahasa sederhana yang lebih kompleks
2. Bertanya dengan kalimat 2. Menyebutkan kelompok
yang benar gambar yang memiliki
bunyi yang sama
3. Menjawab pertanyaan
sesuai pertanyaan 3. Berkomunikasi secara
lisan, memiliki
4. Mengungkapkan perasaan
perbendaharaan kata, serta
dengan kata sifat (baik,
mengenal simbol-simbol
senang, nakal, pelit, baik
untuk persiapan membaca,
hati, berani, baik, jelek, dsb)
menulis dan berhitung
5. Menyebutkan kata-kata
4. Menyusun kalimat
yang dikenal
sederhana dalam struktur
6. Mengutarakan pendapat lengkap (pokok kalimat-
kepada orang lain predikatketerangan)
7. Menyatakan alasan 5. Memiliki lebih banyak
terhadap sesuatu yang kata-kata untuk
diinginkan atau mengekpresikan ide pada
ketidaksetujuan orang lain
8. Menceritakan kembali 6. Melanjutkan sebagian
cerita/dongeng yang pernah cerita/dongeng yang telah
didengar diperdengarkan
9. Memperkaya 7. Menunjukkkan
perbendaharaan kata pemahaman konsep-konsep
10. Berpartisipasi dalam dalam buku cerita
percakapan
C.Keaksaraan 1. Mengenal simbol-simbol 1. Menyebutkan simbol-
simbol huruf yang dikenal
2. Mengenal suara–suara
hewan/benda yang ada 2. Mengenal suara huruf
di sekitarnya awal dari nama benda-benda
yang ada di sekitarnya
3. Membuat coretan yang
bermakna 3. Menyebutkan kelompok
gambar yang memiliki
4. Meniru (menuliskan dan
bunyi/huruf awal yang sama.
mengucapkan) huruf A-Z
4. Memahami hubungan
antara bunyi dan bentuk
huruf
59

5. Membaca nama sendiri


6. Menuliskan nama sendiri
7. Memahami arti kata dalam
cerita
V. Sosial- 1. Menunjukkan sikap 1. Memperlihatkan
emosional mandiri dalam memilih kemampuan diri untuk
kegiatan menyesuaikan dengan situasi
A. Kesadaran Diri
2. Mengendalikan perasaan 2. Memperlihatkan kehati-
hatian kepada orang yang
3. Menunjukkan rasa belum dikenal
percaya diri (menumbuhkan kepercayaan
4. Memahami peraturan pada orang dewasa yang
dan disiplin tepat)
5. Memiliki sikap gigih 3. Mengenal perasaan sendiri
(tidak mudah dan mengelolanya secara
menyerah) wajar (mengendalikan diri
secara wajar
6. Bangga terhadap
hasil karya sendiri
B.Rasa tanggung 1. Menjaga diri sendiri 1. Tahu akan hak nya
jawab untuk diri dari lingkungannya
2. Mentaati aturan kelas
sendiri dan orang
2. Menghargai keunggulan (kegiatan, aturan)
lain
orang lain
3. Mengatur diri sendiri
3. Mau berbagi,
4. Bertanggung jawab atas
menolong, dan membantu
perilakunya untuk kebaikan
teman
diri sendiri
C.Perilaku 1. Menunjukan antusiasme 1. Bermain dengan teman
Prososial dalam melakukan permainan sebaya
kompetitif secara positif
2. Mengetahui perasaan
2. Menaati aturan yang temannya dan merespon
berlaku dalam suatu secara wajar
permainan
3. Berbagi dengan orang lain
3. Menghargai orang lain
4. Menghargai
4. Menunjukkan rasa empati hak/pendapat/karya orang
lain
5. Menggunakan cara yang
diterima secara sosial dalam
menyelesaikan masalah
(menggunakan fikiran untuk
60

menyelesaikan masalah)
6. Bersikap kooperatif
dengan teman
7. Menunjukkan sikap
toleran
8. Mengekspresikan emosi
yang sesuai dengan kondisi
yang ada (senang-sedih-
antusias dsb)
9. Mengenal tata krama dan
sopan santun sesuai dengan
nilai sosial budaya setempat
VI. Seni 1. Senang mendengarkan 1. Anak bersenandung atau
berbagai macam musik atau bernyanyi sambil
A.Anak mampu
lagu kesukaannya mengerjakan sesuatu
menikmati
berbagai alunan 2. Memainkan alat 2. Memainkan alat
lagu atau suara musik/instrumen/benda yang musik/instrumen/benda
dapat membentuk irama bersama teman
yang teratur
B.Tertarik dengan 1. Memilih jenis lagu yang 1. Menyanyikan lagu
kegiatan seni disukai dengan sikap yang benar
2. Bernyanyi sendiri 2. Menggunakan berbagai
macam alat musik
3. Menggunakan imajinasi tradisional maupun alat
untuk mencerminkan musik lain untuk menirukan
perasaan dalam sebuah peran suatu irama atau lagu
4. Membedakan peran fantasi tertentu
dan kenyataan 3. Bermain drama sederhana
5. Menggunakan dialog, 4. Menggambar berbagai
perilaku, dan berbagai macam bentuk yang
materi dalam menceritakan beragam
suatu cerita
5. Melukis dengan
6. Mengekspresikan gerakan berbagai cara dan objek
dengan irama yang bervariasi
7. Menggambar objek 6. Membuat karya seperti
di sekitarnya bentuk sesungguhnya
dengan berbagai bahan
8. Membentuk berdasarkan (kertas, plastisin, balok, dll)
objek yang dilihatnya (mis.
dengan plastisin, tanah
liat)
61

9. Mendeskripsikan sesuatu
(seperti binatang) dengan
ekspresif yang berirama
(contoh, anak menceritakan
gajah dengan gerak dan
mimik tertentu)
10.Mengkombinasikan
berbagai warna ketika
menggambar atau
mewarnai

2.2 Konsep Anak Prasekolah

2.2.1 Pengertian

Anak usia pra sekolah adalah anak dengan usia 3-5 tahun (Donna L Wong,

493). Menurut Sugeng dan Weni (2010) Pengkajian tumbuh kembang anak adalah

suatu cara untuk mendapatkan informasi tentang anak dan keluarganya dengan

menggunakan semua panca indra baik subyektif maupun objektif. Menurut

Biechler dan Snowman (1993) dalam Dr.Soemiarti (2003) yang dimaksud dengan

anak prasekolah adalah mereka yang berusia antara 3-6 tahun. Di Indonesia,

umumnya mereka mengikuti program Tempat Penitipan Anak (3 bulan – 5 tahun)

dan kelompok Bermain (usia 3 tahun), sedangkan pada anak usia 4-6 tahun

biasanya mereka mengikuti program Taman Kanak-kanak.

Teori Pieget dalam Hermawati Mansur (2009) yang membicarakan

perkembangan kognitif, perkembangan dari fase sensorimotor (0-2 tahun),

praoperasional (2-7 tahun), operasional konkret (7-12 tahun), dan operasinal

formal (12-15 tahun), maka perkembangan kognitif anak masa prasekolah berada

pada fase praoperasional.


62

2.2.2 Tumbuh Dan Berkembang Anak Prasekolah

Tumbuh berarti bertambah dalam ukuran. Perkembangan anak tidak sama

dengan pertumbuhannya. Bila pertumbuhan menjelaskan perubahan dalam

ukuran, sedangkan perkembangan adalah perubahan dalam kompleksitas dan

fungsinya.

Apabila anak berinteraksi dengan lingkungan berarti sekaligus anak

dipengaruhi dan mempengaruhi lingkungan. Dengan demikian hubungan anak

dengan lingkungan bersifat timbal balik, baik yang berifat perkembangan

psikologis maupun pertumbuhan dan perkembangan fisik. Perkembangan kognitif

dan sosial dipengaruhi oleh pertumbuhan sel otak dan perkembangan hubungan

antar sel otak (Dr.Soemiarti, 2003).

Pada masa ini anak mengalami proses perubahan dalam pola makan dimana

anak pada umumnya mengalami kesulitan untuk makan. Proses eleminasi pada

anak sudah menunjukkan proses kemandirian dan masa ini adalah masa dimana

perkembangan kognitif sudah mulai menunjukkan perkembangan dan anak sudah

mempersiapkan diri untuk memasuki sekolah dean tampak sekali kemampuan

anak belum mampu menilai sesuatu berdasarkan apa yang mereka lihat dan anak

membutuhkan pengalaman belajar dengan lingkungan dan orang tuanya.

Sedangakan perkembangan psikososial anak sudah menunjukkan adanya rasa

inisiatif, konsep diri yang positif serta mampu mengidentifikasi identitas dirinya

(Azis, 2008).
63

2.2.3 Hal- Hal Yang Harus Diperhatikan Pada Anak Prasekolah

Anak yang berusia 1-5 tahun merupakan kelompok yang rawan gizi dan rawan

penyakit. Beberapa kondisi yang menyebabkan usia ini rawan gizi dan rawan

kesehatan, antara lain sebagai berikut.

1. Anak usia 1-5 tahun masih berada dalam masa transisi dari makanan bayi ke

makanan dewasa.

2. Usia ini anak sudah mulai bermain di tanah dan sudah bisa main di luar

rumah sendiri, sehingga lebih terpaksa terpapar dengan lingkungan yang

kotor dan kondisi yang memungkinkan untuk terinfeksi dengan beragai

penyakit.

3. Anak sudah bisa mengurusi dirinya sendiri, dan termasuk dalam hal memilih

makanan. Di pihak lain, ibunya sudah tidak begitu memperhatikan lagi

makanan anaknya, karena dianggap anak sudah dapat makanan sendiri

(Merryana Andriani, 2012;205).

2.2.4 Ciri Tahapan Perkembangan Berdasarkan Aspek Perkembangan Anak

Prasekolah

Terdapat beberapa ciri tahapan perkembangan anak prasekolah menurut

Dr.Soemiarti (2003), yang antara lain sebagai berikut.

1. Perkembangan jasmani

Pada saat anak mencapai tahapan prasekolah (3-6 tahun) ada ciri yang

jelas berbeda antara anak usia bayi dan anak prasekolah. Pada anak
64

prasekolah telah tampak otot-otot tubuh yang berkembang dan

memungkinkan bagi mereka melakukan berbagai ketrampilan.

Pada usia antara 4-5 tahun, biasanya mereka sudah mampu membuat

gambar, gambar orang. Pada usia 4 tahun anak-anak telah memiliki

ketrampilan yang lebih baik, mereka mampu melambungkan bola, melompat

dengan satu kaki, telah mampu menaiki tangga dengan kaki yang berganti-

ganti.

2. Perkembangan Kognitif

Kognitif seringkali diartikan sebagai kecerdasan atau berfikir. Kognitif

adalah pengertian yang luas mengenai berfikir dan mengamati, jadi

merupakan tingkah laku – tingkah laku yang mengakibatkan orang

memperoleh pengetahuan atau yang dibutuhkan untuk menggunakan

pengetahuan. Perkembangan kognitif dinyatakan dengan pertumbuhan

kemampuan merancang, mengingat dan mencari penyesalan masalah yang

dihadapi.

Walaupun pada umumnya usia anak prasekolah dikaitkan dengan tahapan

perkembangan dari Piaget, yakni fase sensikmotorik (0-2 tahun), fase pra-

operasional (3-6 tahun), kecepatan perkembangan anak bersifat pribadi, tidak

selalu sama untuk masing-masing anak.

3. Perkembangan Bahasa

Dalam proses tumbuh kembangnya, seorang anak akan tumbuh dan

berkembang bersama dengan produk bahasa mereka yang akan meningkat

dalam segi kuantitas, keluasan dan kerumitannya. Dalam membicarakan


65

perkembangan bahasa terdapat 3 butir yang perlu dibicaarakan, antara lain

sebagai berikut.

3.1 Ada perbedaan antara bahasa dan kemampuan berbicara. Bahasa

biasanya dipahami sebagai sistem tatabahasa yang rumit dan bersifat

semantik, sedangkan kemampuan bicara terdiri dari ungkapan dalam

bentuk kata-kata. Walaupun bahasa dan kemampuan berbicara sangat

dekat hubungannya, keduanya berbeda.

3.2 Terdapat dua daerah pertumbuhan bahasa yaitu bahasa yang bersifat

pengertian / reseptif (understanding) dan pernyataan atau ekspresif

(producing). Bahasa pengertian (misalnya mendengarkan dan

membaca) menunjukkan kemampuan anak untuk memahami dan

berlaku terhadap komunikasi yang ditujukan kepada anak tersebut.

Bahasa ekspresif (bicara dan tulisan) menunjukkan ciptaan bahasa

yang dikomunikasikan kepada orang lain.

3.3 Komunikasi diri atau bicara dalam hati, juga harus dibalas. Anak akan

berbicara dengan dirinya sendiri apabila berkhayal, pada saat

merencanakan menyelesaikan masalah, dan menyerasikan gerakan

mereka.

Anak prasekolah biasanya telah mampu mengembangkan ketrampilan

bicara melalui percakapan yang dapat memikat orang lain. Sejak anak berusia

dua tahun anak memiliki minat yang kuat untuk menyebutkan berbagai nama

benda. Minat tersebut akan terus berlangsung dan meningkat yang sekaligus

akan menambah perbendaharaan kata yang telah dimiliki. Anak dapat


66

menggunakan bahasa dengan ungkapan yang lain, misalnya : bermain peran,

isyarat yang ekspresif, dan melalui bentuk seni (misalnya menggambar).

Ungkapan tersebut dapat merupakan petunjuk bagaimana anak memandang

dunia dalam kaitan dirinya kepada orang lain.

4. Berkembangan emosi dan sosial

Perkembangan emosi berhubungan dengan seluruh aspek perkembangan

anak. Setiap anak mempunyai emosi rasa senang, marah, jengkel dalam

menghadapi lingkungannya sehari-hari. Pada tahapan ini emosi anak

prasekolah lebih rinci, bernuansa atau disebut teridentifikasi.

Masing-masing anak menunjukkan ekspresi yang berbeda sesuai dengan

suasana hati dan dipengaruhi oleh pengalaman yang diperoleh sepanjang

perkembangannya. Tingkah laku sosialisasi adalah sesuatu yang dipelajari,

bukan sekedar hasil dari kematangan.

2.3 Konsep Dukungan Sosial Keluarga

2.3.1. Pengertian

Dukungan sosial adalah suatu keadaan yang bermanfaat bagi individu yang

diperoleh dari orang lain yang dapat dipercaya, sehingga seorang akan tahu bahwa

ada orang lain yang memperhatikan, menghargai, dan mencintainya (Cohen &

Sme 1996:241).

Dukungan sosial keluarga adalah sebagai suatu proses hubungan antara

keluarga dengan lingkungan sosial (Friedmen, 1998:174).


67

Dukungan keluarga didefinisikan oleh Gottieb (1983) dalam Zainudin

(2002) yaitu informasi verbal, sasaran, bantuan yang nyata atau tingkah laku yang

diberikan oleh orang-orang yang akrab dengan subjek didalam lingkungan

sosialnya atau berupa kehadiran dan hal yang dapat memberi keuntungan

emosional atau pengaruh pada tingkah laku penerimanya.

Dalam semua tahap, dukungan sosial keluarga menjadikan keluarga

mampu berfungsi dengan sebagai kepandaian dan akal, sehingga akan

meningkatkan kesehatan dan adaptasi mereka dalam kehidupan.

2.3.2. Manfaat Dukungan Sosial Keluarga

Dukungan sosial keluarga dapat diperoleh individu melalui ikatan sosial

yang positif yaitu kepedulian orang-orang yang dapat diandalkan, percaya,

menghargai serta mencintai seseorang ketika orang tersebut sedang menghadapi

masalah, Setiadi (2008). Manfaat dari dukungan sosial keluarga terhadap

kesehatan dan kesejahteraan berfungsi bersamaan. Secara lebih spesifik,

keberadaan dukungan sosial yang adekuat terbukti berhubungan dengan

mortalitias, lebih mudah sembuh dari sakit, fungsi kognitif, fisik, dan kesehatan

emosi. Disamping itu, pengaruh positif dari dukungan sosial keluarga adalah pada

penyesuaian terhadap kejadian dalam kehidupan yang penuh dengan stress.

Dukungan keluarga merupakan suatu strategi intervensi preventif yang

paling baik dalam membantu anggota keluarga mengakses dukungan sosial yang

belum digali untuk suatu strategi bantuan yang bertujuan untuk meningkatkan

dukungan keluarga yang adekuat. Dukungan keluarga mengacu pada dukungan

yang dipandang oleh anggota keluarga sebagai suatu yang dapat diakses untuk
68

keluarga misalnya dukungan bisa atau tidak digunakan, tapi anggota keluarga

memandang bahwa orang yang bersifat mendukung selalu siap memberikan

pertolongan dan bantuan jika diperlukan (Friedman, 2010).

Dukungan keluarga telah mengkonseptualisasi dukungan sebagai koping

keluarga, baik dukungan keluarga yang eksternal maupun internal. Dukungan dari

keluarga bertujuan untuk membagi beban, juga memberi dukungan informasional

(Friedman, 2010).

2.3.3 Aspek-aspek Dukungan Sosial Keluarga

Menurut Fridman (2010). Dukungan sosial keluarga merupakan transaksi

interpersonal dapat melibatkan satu atau lebih aspek-aspek berikut ini:

1. Dukungan emosional, merupakan dukungan yang melibat empati, ekspresi

rasa, kehangatan, kepedulian dan perhatian terhadap individu sehingga

individu tersebut merasa ada yang memberikan perhatian dan

mendengarkan keluh kesah orang lain

2. Dukungan penghargaan, merupakan dukungan yang terjadi lewat hormat

(penghargaan) positif untuk orang tersebut, dorongan maju atau

persetujuan dengan gagasan atau perasaan individu dan perbandingan

positif orang itu dengan orang-orang lain yang melibatkan pernyataan

setuju dan penilaian positif terhadap ide-ide, perasaan, penguatan dan

perbandingan sosial yang digunakan untuk dorongan agar maju.

3. Dukungan instrumental, merupakan bentuk dukungan yang melibatkan

bantuan langsung sesuai dengan kebutuhan individu, misalnya berupa


69

bantuan finansial atau bantuan, yang dapat berwujud barang, pelayanan,

dukungan keluarga.

4. Dukungan informatif, merupakan bentuk dukungan berupa nasehat.

Petunjuk-petunjuk, saran atau umpan balik, pemberian informasi

bagaimana cara memecahkan persoalan sehingga individu mendapat jalan

keluar.

Berdasarkan aspek-aspek dukungan sosial di atas dapat

disimpulkan bahwa aspek dukungan sosial meliputi dukungan emosi yaitu

kehangatan, kepedulian dan perhatan terhadap individu sehingga individu

merasa ada yang memberikan perhatian dan mendengarkan keluh kesah,

dukungan penghargaan untuk individu sehingga ada dorongan maju,

penguatan ide-ide yang positif dan perbandingan sosial yang digunakan

untuk dorongan maju, dukungan instrumental melibatkan bantuan

langsung sesuai dengan kebutuhan individu, dan dukungan informatif

berupa nasehat, petunjuk-petunjuk, saran sehingga individu mendapat

jalan keluar.

2.3.4 Sumber-sumber Dukungan Sosial Keluarga

1. Suami

Hubungan perkawinan merupakan hubungan akrab yang diikuti oleh minat yang

sama, kepentingan yang sama, saling membagi perasaan, saling mendukung, dan

menyelesaikan permaslahan bersama.


70

2. Keluarga

Keluarga merupakan sumber dukungan sosial karena dalam hubungan keluarga

tercipta hubungan yang saling mempercayai. Individu sebagai anggota keluarga

akan menjadikan keluarga sebagai kumpulan harapan, tempat bercerita, tempat

bertanya, dan tempat mengeluarkan keluhan-keluhan bilamana individu sedang

mengalami permasalahan.

3. Teman/sahabat

Teman dekat merupakan sumber dukungan sosial karena dapat memberikan rasa

senang dan dukungan selama mengalami suatu permasalahan.

Menurut Santrock (2007) ada dua sumber dukungan sosial antara lain:

1. Sumber dukungan sosial yang didapat secara informal dapat diperoleh

melalui dukungan guru, pelatih atau orang dewasa signifikan lainnya.

2. Sumber dukungan sosial yang didapat secara formal dapat diperoleh

melalui orang tua (bapak ibu), saudara. Orang tua menjad sumber utama

dukungan sosial orang tua karena orang tua yang pertama dikenal.

3. Dari uraian di atas, dapat disimpulkan bahwa orang tua sebagai sumber

dukungan sosial yang dapat memberikan bantuan, dorongan, sokongan,

penerimaan dan perhatian terhadap remaja yang terdiri dari dukungan

emosional, dukungan penghargaa, dukungan informasi/nasehat dan

dukungan instrumental yang dapat berbentuk verbal atau non verbal yang

menyebabkan efek tindakan atau keuntungan emosional bagi penerimanya


71

2.3.5. Faktor-faktor yang mempengaruhi dukungan sosial

Menurut stanley (2007), faktor- faktor yang mempengaruhi dukungan

sosial adalah sebagai berikut :

1. Kebutuhan fisik

Kebutuhan fisik dapat mempengaruhi dukungan sosial. Adapun kebutuhan

fisik meliputi sandang, pangan dan papan. Apabila seseorang tidak

tercukupi kebutuhan fisiknya maka seseorang tersebut kurang mendapat

dukungan sosial.

2. Kebutuhan sosial

Dengan aktualisasi diri yang baik maka seseorang lebih kenal oleh

masyarakat daripada orang yang tidak pernah bersosialisasi di masyarakat.

Orang yang mempunyai aktualisasi diri yang baik cenderung selalu ingin

mendapatkan pengakuan di dalam kehidupan masyarakat. Untuk itu

pengakuan sangat diperlukan untuk memberikan penghargaan.

3. Kebutuhan psikis

Dalam kebutuhan psikis pasien pre operasi di dalamnya termasuk rasa

ingin tahu, rasa aman, perasaan religius, tidak mungkin terpenuhi tanpa

bantuan orang lain. Apalagi jika orang tersebut sedang menghadapi

masalah baik ringan maupun berat, maka orang tersebut akan cenderung

mencari dukungan sosial dari orang- orang sekitar sehingga dirinya merasa

dihargai, diperhatikan dan dicintai.


72

2.3.6. Konsep keluarga

Keluarga adalah unit terkecil dari masyarakat yang terdiri atas kepala

keluarga serta beberapa orang yang berkumpul dan tinggal di satu atap dalam

keadaan saling ketergantungan (Sudiharto, 2007).

Keluarga adalah unit terkecil dari masyarakat yang terdiri dari suami istri

dan anaknya, atau ayah dan anaknya, atau ibu dan anaknya (Suprajitno, 2004).

Menurut Perry dan Potter (2005), keluarga adalah sebagai unit yang terdiri dari

ayah, ibu dan anak-anak mereka dan memperlihatkan pembagian kerja menurut

jenis kelamin.

2.3.7. Macam-macam Keluarga

Friedman (1998) dalam Suprajitno (2004) menyatakan bahwa tipe-tipe

keluarga dibagi atas :

1. Keluarga inti adalah keluarga yang sudah menikah, sebagai orang

tua, atau pemberi nafkah. Keluarga inti terdiri dari suami istri dan

anak mereka baik anak kandung ataupun anak adopsi.

2. Keluarga orientasi (keluarga asal) yaitu unit keluarga yang

didalamnya seseorang dilahirkan.

3. Keluarga besar yaitu keluarga inti ditambah anggota keluarga lain

yang masih mempunyai hubungan darah seperti kakek dan nenek,

paman dan bibi.


73

2.3.8. Tugas Keluarga di Bidang Kesehatan

Suprajitno (2004) menyatakan bahwa fungsi pemeliharaan kesehatan,

keluarga mempunyai tugas di bidang kesehatan yang perlu dipahami dan

dilakukan, meliputi:

1. Mengenal masalah kesehatan keluarga

Kesehatan merupakan kebutuhan keluarga yang tidak boleh diabaikan

karena tanpa kesehatan segala sesuatu tidak akan berarti dan karena

kesehatanlah kadang seluruh kekuatan sumber daya dan dana keluarga

habis. Orang tua perlu mengenal keadaan kesehatan dan perubahan-

perubahan yang dialami anggota keluarga. Perubahan sekecil apapun yang

dialami anggota keluarga secara tidak langsung menjadi perhatian orang

tua/keluarga. Apabila menyadari adanya perubahan keluarga, perlu dicatat

kapan terjadinya, perubahan apa yang terjadi, dan seberapa besar

perubahannya.

2. Memutuskan tindakan kesehatan yang tepat bagi keluarga

Tugas ini merupakan upaya keluarga yang utama untuk mencari

pertolongan yang tepat sesuai dengan keadaan keluarga dengan

pertimbangan siapa diantara keluarga yang mempunyai kemampuan

memutuskan untuk menentukan tindakan keluarga. Tindakan kesehatan

yang dilakukan oleh keluarga diharapkan tepat agar masalah kesehatan

dapat dikurangi atau bahkan teratasi. Jika keluarga mempunyai

keterbatasan dapat meminta bantuan kepada orang di lingkungan tinggal

keluarga agar memperoleh bantuan.


74

3. Merawat keluarga yang mengalami gangguan kesehatan

Seringkali keluarga telah mengambil tindakan yang tepat dan benar, tetapi

keluarga memiliki keterbatasan yang telah diketahui keluarga sendiri. Jika

demikian, anggota keluarga yang mengalami gangguan kesehatan perlu

memperoleh tindakan lanjutan atau perawatan agar masalah yang lebih

parah tidak terjadi.

4. Memodifikasi lingkungan keluarga untuk menjamin kesehatan keluarga.

5. Memanfaatkan fasilitas pelayanan kesehatan disekitarnya bagi keluarga.

2.3.9. Kategori dukungan sosial

Menurut Nursalam (2003), dukungan sosial keluarga dikategorikan

menjadi ;

1. Dukungan sosial tinggi dengan skor 46-60

2. Dukungan sosial sedang dengan skor 31 - 45

3. Dukungan sosial rendah dengan skor 15 – 30

Anda mungkin juga menyukai