KIMIA FISIKA
ACC
30 Juni 2020
Gistanya Lindar
DISUSUN OLEH :
KELOMPOK 5 :
1. NELLY YUNITASARI NPM : 08.2018.1.01831
2. ELLY IMANSARI NPM : 08.2018.1.01833
LEMBAR PENGESAHAN
Oleh :
Kelompok 5
Mengetahui,
Kepala Laboratorium Dasar Teknik Kimia
KATA PENGANTAR
Segala puji bagi Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat Nya dan atas
karunia-Nya kami dapat menyelesaikan Laporan Praktikum Kimia Fisika yang
berjudul Sifat Koligatif Larutan. Laporan praktikum ini dibuat untuk memenuhi
tugas Praktikum Kimia Fisika. Di samping itu, kami juga berharap laporan
praktikum ini mampu memberikan kontribusi dalam menunjang pengetahuan
para mahasiswa khususnya dan pihak lain pada umumnya.
Dalam penyusunan laporan praktikum ini, kami tidak dapat menyelesaikannya
dengan baik dan benar tanpa adanya bantuan dorongan dari berbagai pihak yang
berupa petunjuk, bimbingan, pengarahan maupun fasilitas yang di peroleh. Untuk
itu pada kesempatan kali ini dengan segala kerendahan hati dan ketulusan hati
penulis menyampaikan terima kasih kepada :
1. Ibu Erlinda Ningsih, S.T., M.T. selaku dosen pengampu.
2. Asisten laboratorium kimia fisika 2020.
3. Teman-teman yang membantu kami baik secara langsung maupun
tidak langsung dalam menyelesaikan laporan praktikum ini.
Untuk lebih menyempurnakan laporan praktikum ini, kami memerlukan kritik
dan saran dari pembacanya, sehingga dapat digunakan untuk membantu
memperbaiki laporan praktikum ini. Akhir kata, kami mohon maaf apabila dalam
penyusunan laporan praktikum ini terdapat kesalahan dan harapan kami semoga
laporan praktikum ini dapat bermanfaat bagi semua pihak yang membutuhkan.
Penyusun
ABSTRAK
Sifat koligatif larutan merupakan sifat larutan yang tidak bergantung pada jenis zat yang
terlarut melainkan bergantung pada jumlah partikel zat terlarutnya. Tujuan praktikum ini adalah
mengetahui kenaikan titik didih dan penurunan titik beku, mengetahui nilai tetapan kenaikan titik
didih dan tetepan penurunan titik beku, serta mengetahui hubungan antara konsentrasi terhadap
titik didih dan titik beku. Praktikum ini dimulai dengan melakukan standarisasi termometer,
melakukan percobaan sifat koligatif pada larutan NaCl lalu melakukan percobaan sifat koligatif
pada larutan urea. Hasil dari praktikum diketahui bahwa kenaikan titik didih berbanding lurus
dengan konsentrasi larutan NaCl dan larutan urea dimana titik didih akan terus meningkat pada
konsentrasi larutan yang semakin besar, penurunan titik beku berbanding lurus dengan konsentrasi
larutan NaCl dan larutan urea dimana titik beku akan menurun pada konsentrasi yang semakin
besar.
Kata kunci : Sifat koligatif larutan, kenaikan titik didih, dan penurunan titik beku.
DAFTAR ISI
COVER ............................................................................................................. i
LEMBAR PENGESAHAN ............................................................................. ii
KATA PENGANTAR ....................................................................................... iii
ABSTRAK ......................................................................................................... iv
DAFTAR ISI ...................................................................................................... v
DAFTAR TABEL ............................................................................................. vi
DAFTAR GAMBAR ......................................................................................... vii
BAB I PENDAHULUAN .................................................................................. 1
1.1 Latar Belakang.................................................................................... 1
1.2 Tujuan Percobaan ............................................................................... 2
BAB II TINJAUAN PUSTAKA....................................................................... 3
2.1 Larutan ................................................................................................. 3
2.2 Sifat Koligatif Larutan ......................................................................... 3
2.3 Kenaikan Titik Didih ........................................................................... 4
2.4 Penurunan Titik Beku .......................................................................... 5
BAB III METODE PERCOBAAN .................................................................. 6
3.1 Skema Percobaan Sifat Koligatif Larutan ........................................... 6
3.1.1 Skema Percobaan Standarisasi Termometer ................................. 6
3.1.2 Skema Percobaan Sifat Koligatif pada Larutan NaCl ................... 7
3.1.3 Skema Percobaan Sifat Koligatif pada Larutan Urea .................... 8
3.2 Alat dan Bahan ................................................................................... 9
3.2.1 Alat Percobaan .............................................................................. 9
3.2.2 Bahan Percobaan ........................................................................... 9
3.3 Gambar Alat......................................................................................... 9
BAB IV DATA HASIL PERCOBAAN DAN PEMBAHASAN .................... 12
4.1 Data Hasil Percobaan ........................................................................... 12
4.2 Hasil Perhitungan................................................................................. 13
4.3 Pembahasan ......................................................................................... 13
4.3.1 Pembahasan oleh Nelly Yunitasari ................................................ 13
4.3.2 Pembahasan oleh Elly Imansari ..................................................... 15
DAFTAR GAMBAR
Gambar 3.1 Skema Percobaan Standarisasi Termometer ................................ 6
Gambar 3.2 Skema Percobaan Sifat Koligatif Pada Larutan NaCl ................. 7
Gambar 3.3 Skema Percobaan Sifat Koligatif Pada Larutan Urea .................. 8
Gambar 3.4 Beaker Glass 1000 mL ................................................................ 9
Gambar 3.5 Gelas ukur 25 mL ........................................................................ 9
Gambar 3.6 Kompor ........................................................................................ 10
Gambar 3.7 Panci ............................................................................................ 10
Gambar 3.8 Pengaduk ..................................................................................... 10
Gambar 3.9 Tabung reaksi............................................................................... 10
Gambar 3.10 Termometer ................................................................................. 10
Gambar 3.11 Timbangan ................................................................................... 10
Gambar 3.12 Labu ukur 10 mL ......................................................................... 11
Gambar 3.13 Kaca arloji.................................................................................... 11
Gambar 4.1 Grafik Hubungan Konsentrasi terhadap Titik Beku .................... 13
Gambar 4.2 Grafik Hubungan Konsentrasi terhadap Titik Didih ................... 14
Gambar 4.3 Grafik Hubungan Konsentrasi terhadap Titik Beku .................... 16
Gambar 4.4 Grafik Hubungan Konsentrasi terhadap Titik Didih ................... 17
DAFTAR TABEL
Tabel 4.1 Data Hasil Percobaan Sifat Koligatif Larutan .................................... 12
Tabel 4.2 Data Hasil Perhitungan ∆Tb dan ∆Tf .................................................. 12
Tabel 4.3 Data Hasil Perhitungan Kb dan Kf ...................................................... 13
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Dalam kehidupan sehari-hari larutan selalu dapat ditemukan. Larutan adalah
campuran homogen dari molekul, atom, ataupun ion dari dua zat atau lebih.
Menurut Keenan (1999), suatu larutan disebut suatu campuran karena susunannya
dapat berubah-ubah dan disebut homogen karena susunannya begitu seragam
sehingga tidak dapat diamati adanya bagian-bagian yang berlainan, bahkan
dengan mikroskop optis sekalipun. Menurut Karyadi (1994), larutan dapat berupa
padat dan gas karena molekul-molekul gas berpisah jauh dan molekul-molekul
dalam campuran gas berbaur secara acak. Semua gas adalah larutan. Sedangkan
salah satu contoh terbaik larutan adalah udara. Larutan memiliki 3 sifat yaitu sifat
koligatif, sifat aditif dan sifat konstitutif. Pada praktikum ini, akan dibahas
mengenai salah satu sifat larutan yaitu sifat koligatif.
Sifat koligatif ialah sifat larutan yang ditentukan berdasarkan jumlah partikel
yang terlarut pada larutan tersebut. Sifat koligatif terdiri atas empat sifat, yaitu
penurunan tekanan uap, kenaikan titik didih, penurunan titik beku, serta tekanan
osmotik. Sifat koligatif memiliki perbedaan pada larutan elektrolit dan non-
elektrolit. Hal ini disebabkan pada larutan elektrolit akan terjadi ionisasi, sehingga
jumlah partikelnya menjadi lebih banyak. Larutan elektrolit memiliki derajat
ioninasi yang menjadi pembedanya dengan larutan non-elektrolit. Pada
kesempatan kali ini akan dilakukan percobaan mengenai penurunan titik beku dan
kenaikan titik didih.
Penerapan sifat koligatif larutan sangat membantu dalam kehidupan sehari-
hari, oleh karena itu penting untuk mengetahuinya. Salah satu contoh penerapan
sifat kenaikan titik didih ialah penambahan bumbu setelah air mendidih saat
memasak. Sedangkan salah satu contoh penerapan penurunan titik beku ialah
penambahan garam pada es batu saat membuat es putar. Praktikum kali ini akan
menggunakan dua bahan yaitu NaCl dan Urea. NaCl merupakan contoh elektrolit
dan urea merupakan contoh non-elektrolit.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Larutan
Larutan didefinisikan sebagai campuran homogen antara dua atau lebih zat
yang terdispersi baik sebagai molekul, atom, maupun ion yang komposisinya
dapat bervariasi. Menurut Baroroh (2004), larutan dapat berupa gas, cairan, atau
padatan. Larutan encer adalah larutan yang mengandung sejumlah kecil solute dan
relatif terhadap jumlah pelarut. Sedangkan larutan pekat adalah larutan yang
mengandung sebagian besar solute. Solute adalah zat terlarut, sedangkan pelarut
adalah medium dalam solute terlarut. Menurut Gunawan (2004), pada umumnya
zat yang digunakan sebagai pelarut adalah air, selain air yang berfungsi sebagai
pelarut adalah alkohol amoniak, kloroform, benzena, minyak, asam asetat, akan
tetapi kalau menggunakan air tidak disebutkan.
Menurut Syukri (1999), larutan gas dibuat dengan mencampurkan suatu gas
dengan gas lainnya. Semua gas bercampur dalam semua perbandingan, maka
setiap campuran gas adalah homogen dan merupakan larutan. Larutan cairan
dibuat dengan melarutkan gas, cairan, atau padatan dalam suatu cairan. Jika
sebagian cairan adalah air, maka larutan disebut larutan berair. Larutan padatan
adalah padatan-padatan dalam mana satu komponen terdistribusi tak beraturan
pada atom atau molekul dari komponen lainnya. Menurut Khopkar (2003), faktor-
faktor yang mempengaruhi kelarutan yaitu temperatur, sifat pelarut, efek ion
sejenis, efek ion berlainan, pH, hidrolisis, pengaruh kompleks, dan lain- lain.
2.2 Sifat Koligatif Larutan
Sifat koligatif larutan adalah sifat larutan yang tidak tergantung pada
macamnya zat terlarut tetapi semata-mata hanya ditentukan oleh banyaknya zat
terlarut (konsentrasi zat terlarut). Menurut Oxtoby (2001), banyaknya partikel
dalam larutan ditentukan oleh konsentrasi larutan dan sifat Larutan itu sendiri.
Jumlah partikel dalam larutan non-elektrolit tidak sama dengan jumlah partikel
dalam larutan elektrolit, walaupun konsentrasi keduanya sama. Hal ini
dikarenakan larutan elektrolit terurai menjadi ion-ionnya, sedangkan larutan non-
elektrolit tidak terurai menjadi ion-ion. Dengan demikian sifat koligatif larutan
dibedakan atas sifat koligatif larutan non-elektrolit dan sifat koligatif larutan
elektrolit. Sifat-sifat ini disebut sifat koligatif sebab sifat-sifat tersebut memiliki
sumber yang sama, dengan kata lain, semua sifat tersebut bergantung pada
banyaknya partikel zat yang ada. Menurut Chang (2004), dalam pembahasan
mengenai sifat koligatif larutan non-elektrolit, perlu diingat bahwa yang dibahas
adalah larutan yang relatif encer, yang berarti larutannya memiliki konsentrasi ≤
0,2 m.
Menurut Keenan (1992), bila suatu zat terlarut dilarutkan dalam suatu pelarut,
sifat larutan itu berbeda dari pelarut murni. Terdapat empat sifat fisika yang
penting, yang berubah secara perbandingan lurus dengan banyaknya partikel zat
terlarut yang terdapat, yaitu :
1. Tekanan uap (∆TP).
2. Titik beku (∆Tf).
3. Titik didih (∆Tb).
4. Tekanan osmotik (π).
2.3 Kenaikan Titik Didih
Menurut Purba (2007), titik didih zat cair adalah suhu tetap pada saat zat cair
mendidih. Pada suhu ini tekanan uap zat cair sama dengan tekanan udara di
sekitarnya. Hal ini menyebabkan terjadinya penguapan di seluruh bagian zat cair.
Titik didih zat cair diukur pada tekanan 1 atmosfer. Dari hasil penelitian, ternyata
titik didih larutan selalu lebih tinggi dari titik didih pelarut murninya. Perbedaan
titik didih larutan dengan titik didih pelarut murni disebut kenaikan titik didih
yang dinyatakan dengan (ΔTb) yang dirumuskan dalam persamaan, yaitu :
ΔTb = Kb x m x i
ΔTb = Tb larutan – Tb pelarut
i = 1 + (n – 1)α
Keterangan :
ΔTb = Kenaikan titik didih (oC)
Kb = Ketapan kenaikan titik didih molal (oC/molal)
m = Molalitas larutan (molal)
i = Faktor Van’t Hoff
BAB III
METODE PERCOBAAN
Gambar 3.4 Beaker Glass 1000 Gambar 3.5 Gelas ukur 100 mL
mL
BAB IV
DATA HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1 Data Hasil Percobaan
Tabel 4.1 Data Hasil Percobaan Sifat Koligatif Larutan
5 0,03 -1 101 -1 99
1. 0,2 5 4 3 2
2. 0,15 3 2 2 2
3. 0,1 2 3 2 1
4. 0,06 1 3 2 1
5. 0,03 1 1 1 -1
1. 0,2 12,5 10 15 10
3. 0,1 10 15 20 10
4.3 Pembahasan
4.3.1 Pembahasan oleh Nelly Yunitasari
Dalam praktikum sifat koligatif larutan ini bahan yang digunakan yaitu
larutan NaCl dan urea, masing-masing dengan 5 konsentrasi berbeda yaitu 0,03
m; 0,06 m; 0,1 m; 0,15 m; dan 0,2 m. Tujuan dari praktikum ini yaitu untuk
mengetahui nilai kenaikan titik didih dan nilai penurunan titik beku, untuk
mengetahui nilai ketetapan titik didih dan nilai ketetapan titik beku, untuk
mengetahui hubungan konsentrasi larutan dengan titik didih dan titik beku.
Larutan yang digunakan yaitu larutan elektrolit dan non-elektrolit. Berikut
adalah grafik hubungan antara konsentrasi terhadap titik beku NaCl dan urea.
Konsentrasi (m)
0
0 0,1 0,2 0,3
-1
-2 Titik Beku (Tf)
Suhu (oC)
Urea
-3
Titik Beku (Tf)
-4 NaCl
-5
-6
105
104
103
Suhu (oC)
Konsentrasi (m)
0
0 0,1 0,2 0,3
-1
-2 Titik Beku (Tf)
Suhu (oC)
Urea
-3
Titik Beku (Tf)
-4 NaCl
-5
-6
105
104
103
Suhu (oC) 102 Titik Didih (Tb)
101 Urea
100 Titik Didih (Tb)
99 NaCl
98
0 0,1 0,2 0,3
Konsentrasi (m)
BAB V
PENUTUP
5.1 Kesimpulan
Kesimpulan yang dapat diambil dari praktikum ini adalah sebagai berikut :
1. Nilai kenaikan titik didih tertinggi larutan NaCl terjadi pada konsentrasi
0,2 m yaitu 105oC dan terendah pada konsentrasi 0,03 m yaitu 101oC.
Nilai penurunan titik beku terbesar terjadi pada larutan dengan konsentrasi
0,2 m yaitu terjadi penurunan sebesar 5oC dan terkecil pada konsentrasi
0,06 m dan 0,03 m yaitu sebesar 1oC.
Nilai kenaikan titik didih tertinggi pada larutan urea terjadi pada
konsentrasi 0,2 m yaitu 102oC dan terendah pada konsentrasi 0,03 m yaitu
99oC. Nilai penurunan titik beku terbesar terjadi pada larutan dengan
konsentrasi 0,2 m yaitu terjadi penurunan sebesar 3oC dan terkecil pada
konsentrasi 0,03 m yaitu sebesar 1oC.
2. Nilai tetapan kenaikan titik didih terbesar larutan NaCl terdapat pada
konsentrasi 0,6 m yaitu sebesar 25 oC/molal dan terendah pada konsentrasi
0,2 m yaitu sebesar 10 oC/molal. Nilai tetapan penurunan titik beku
terbesar terjadi pada konsentrasi 0,3 m yaitu sebesar 16,66 oC/molal dan
terkecil pada konsentrasi 0,6 m yaitu sebesar 8,333 oC/molal.
Nilai tetapan kenaikan titik didih terbesar larutan Urea terdapat pada
o
konsentrasi 0,6 m yaitu sebesar 16,66 C/molal dan terendah pada
konsentrasi 0,03 m yaitu sebesar -33,33 oC/molal. Nilai tetapan penurunan
titik beku terbesar terjadi pada konsentrasi 0,06 m dan 0,3 m yaitu sebesar
33,333 oC/molal dan terkecil pada konsentrasi 0,15 m yaitu sebesar 13,33
o
C/molal.
3. Kenaikan titik didih berbanding lurus dengan konsentrasi larutan NaCl dan
larutan urea dimana titik didih akan terus meningkat pada konsentrasi
larutan yang semakin besar.
Penurunan titik beku berbanding lurus dengan konsentrasi larutan NaCl
dan larutan urea dimana titik beku akan menurun pada konsentrasi yang
semakin besar.
5.2 Saran
Adapun saran yang dapat diambil dari praktikum ini adalah :
1. Pada saat meletakkan termometer ke dalam tabung reaksi, pastikan
termometer tidak menyentuh dinding tabung reaksi.
2. Selalu mengecek suhu oil bath agar tidak melebihi suhu 1200C.
DAFTAR PUSTAKA
APPENDIKS
1. Pembuatan Larutan NaCl
Larutan NaCl 0,2 m
Diketahui :
Molalitas dibutuhkan : 0,2 m
Mr NaCl : 58,5
Massa pelarut : 10 gram
Ditanya :
Massa zat terlarut
Jawaban :
massa zat terlarut 1000
Molalitas = x
Mr massa pelarut
massa zat terlarut 1000
0,2 = x
58,5 10
Ditanya :
Massa zat terlarut
Jawaban :
massa zat terlarut 1000
Molalitas = x massa pelarut
Mr
massa zat terlarut 1000
0,1 = x
58,5 10
Ditanya :
Massa zat terlarut
Jawaban :
massa zat terlarut 1000
Molalitas = x massa pelarut
Mr
massa zat terlarut 1000
0,1 = x
60 10
Ditanya :
ΔTb
Jawaban :
ΔTb = Tb larutan - Tb pelarut
= (103 – 100)oC
= 3 oC
Larutan NaCl 0,06 m
Diketahui :
Konsentrasi : 0,06 m
Tb pelarut (air) : 100 oC
Tb larutan : 103 oC
Ditanya :
ΔTb
Jawaban :
ΔTb = Tb larutan - Tb pelarut
= (103 – 100)oC
= 3 oC
Larutan NaCl 0,03 m
Diketahui :
Konsentrasi : 0,03 m
Tb pelarut (air) : 100 oC
Tb larutan : 101 oC
Ditanya :
ΔTb
Jawaban :
ΔTb = Tb larutan - Tb pelarut
= (101 – 100)oC
= 1 oC
Ditanya :
ΔTb
Jawaban :
ΔTb = Tb larutan - Tb pelarut
= (101 – 100)oC
= 1 oC
Larutan urea 0,06 m
Diketahui :
Konsentrasi : 0,06 m
Tb pelarut (air) : 100 oC
Tb larutan : 101 oC
Ditanya :
ΔTb
Jawaban :
ΔTb = Tb larutan - Tb pelarut
= (101 – 100)oC
= 1 oC
Larutan urea 0,03 m
Diketahui :
Konsentrasi : 0,03 m
Tb pelarut (air) : 100 oC
Tb larutan : 99 oC
Ditanya :
ΔTb
Jawaban :
ΔTb = Tb larutan - Tb pelarut
= (99 – 100)oC
= -1 oC
Ditanya :
ΔTf
Jawaban :
ΔTf = Tf pelarut - Tf larutan
= ( 0 - (-2 ))oC
= 2 oC
Larutan NaCl 0,06 m
Diketahui :
Konsentrasi : 0,06 m
Tf pelarut (air) : 0 oC
Tf larutan : -1 oC
Ditanya :
ΔTf
Jawaban :
ΔTf = Tf pelarut - Tf larutan
= ( 0 - (-1 ))oC
= 1 oC
Larutan NaCl 0,03 m
Diketahui :
Konsentrasi : 0,03 m
Tf pelarut (air) : 0 oC
Tf larutan : –1 oC
Ditanya :
ΔTf
Jawaban :
ΔTf = Tf pelarut - Tf larutan
= ( 0 - (-1 ))oC
= 1 oC
Ditanya :
ΔTf
Jawaban :
ΔTf = Tf pelarut - Tf larutan
= ( 0 - (-2 ))oC
= 2 oC
Larutan urea 0,06 m
Diketahui :
Konsentrasi : 0,06 m
Tf pelarut (air) : 0 oC
Tf larutan : -2 oC
Ditanya :
ΔTf
Jawaban :
ΔTf = Tf pelarut - Tf larutan
= ( 0 - (-2 ))oC
= 2 oC
Larutan urea 0,03 m
Diketahui :
Konsentrasi : 0,03 m
Tf pelarut (air) : 0 oC
Tf larutan : -1 oC
Ditanya :
ΔTf
Jawaban :
ΔTf = Tf pelarut - Tf larutan
= ( 0 - (-1 ))oC
= 1 oC
= 10 oC/molal
Larutan NaCl 0,15 m
Diketahui :
Konsentrasi : 0,15 m
ΔTb : 2 oC
Ditanya :
Tetapan titik didih (Kb)
Jawaban :
ΔTb = Kb x m x i
ΔTb
Kb = mxi
2
= 0,15 x 2
= 6,666 oC/molal
Larutan NaCl 0,1 m
Diketahui :
Konsentrasi : 0,1 m
ΔTb : 3 oC
Ditanya :
Tetapan titik didih (Kb)
Jawaban :
ΔTb = Kb x m x i
ΔTb
Kb = mxi
3
= 0,1 x 2
= 15 oC/molal
Larutan NaCl 0,06 m
Diketahui :
Konsentrasi : 0,06 m
ΔTb : 3 oC
Ditanya :
Tetapan titik didih (Kb)
Jawaban :
ΔTb = Kb x m x i
ΔTb
Kb = mxi
3
= 0,06 x 2
= 25
Larutan NaCl 0,03 m
Diketahui :
Konsentrasi : 0,03 m
ΔTb : 1 oC
Ditanya :
Tetapan titik didih (Kb)
Jawaban :
ΔTb = Kb x m x i
ΔTb
Kb = mxi
1
= 0,03 x 2
= 16,666 oC/molal
8. Menghitung Kb larutan Urea
Larutan urea 0,2 m
Diketahui :
Konsentrasi : 0,2 m
ΔTb : 2 oC
Ditanya :
Tetapan titik didih (Kb)
Jawaban :
ΔTb = Kb x m
ΔTb
Kb =
m
2
= 0,2
= 10 oC/molal
Larutan urea 0,15 m
Diketahui :
Konsentrasi : 0,15 m
ΔTb : 2 oC
Ditanya :
Tetapan titik didih (Kb)
Jawaban :
ΔTb = Kb x m
ΔTb
Kb = m
2
= 0,15
= 13,333 oC/molal
= 10 oC/molal
Larutan urea 0,06 m
Diketahui :
Konsentrasi : 0,06 m
ΔTb : 1 oC
Ditanya :
Tetapan titik didih (Kb)
Jawaban :
ΔTb = Kb x m
ΔTb
Kb = m
1
= 0,06
= 16,666 oC/molal
Larutan urea 0,03 m
Diketahui :
Konsentrasi : 0,03 m
ΔTb : -1 oC
Ditanya :
Tetapan titik didih (Kb)
Jawaban :
ΔTb = Kb x m
ΔTb
Kb = m
−1
= 0,03
= -33,333 oC/molal
9. Menghitung Kf larutan NaCl
Diketahui :
Derajat ionisasi (α) :1
Jumlah ion NaCl (n) : 2
Ditanya :
Faktor Van’t Hoff (i)
Jawaban :
i = 1 + (n – 1) α
= 1 + (2 – 1) 1
=2
Larutan NaCl 0,2 m
Diketahui :
Konsentrasi : 0,2 m
ΔTf : 5 oC
Ditanya :
Tetapan titik beku (Kf)
Jawaban :
ΔTf =Kxmxi
ΔTf
Kf = mxi
5
= 0,2 x 2
= 12,5 oC/molal
Larutan NaCl 0,15 m
Diketahui :
Konsentrasi : 0,15 m
ΔTf : 3 oC
Ditanya :
Tetapan titik beku (Kf)
Jawaban :
ΔTf = Kf x m x i
ΔTf
Kf = mxi
3
= 0,15 x 2
= 10 oC/molal
Larutan NaCl 0,1 m
Diketahui :
Diketahui :
Konsentrasi : 0,1 m
ΔTf : 2 oC
Ditanya :
Tetapan titik beku (Kf)
Jawaban :
ΔTf = Kf x m x i
ΔTf
Kf = mxi
2
= 0,1 x 2
= 10 oC/molal
Larutan NaCl 0,06 m
Diketahui :
Konsentrasi : 0,06 m
ΔTf : 1 oC
Ditanya :
Tetapan titik beku (Kf)
Jawaban :
ΔTf = Kf x m x i
ΔTf
Kf = mxi
1
= 0,06 x 2
= 8,333 oC/molal
Larutan NaCl 0,03 m
Diketahui :
Diketahui :
Konsentrasi : 0,03 m
ΔTf : 1 oC
Ditanya :
Tetapan titik beku (Kf)
Jawaban :
ΔTf = Kf x m x i
ΔTf
Kf = mxi
1
= 0,03 x 2
= 16,666 oC/molal
10. Menghitung Kf larutan Urea
Larutan urea 0,2 m
Diketahui :
Konsentrasi : 0,2 m
ΔTf : 3 oC
Ditanya :
Tetapan titik beku (Kf)
Jawaban :
ΔTf = Kf x m
ΔTf
Kf = m
3
= 0,2
= 15 oC/molal
Larutan urea 0,15 m
Diketahui :
Konsentrasi : 0,15 m
ΔTf : 2 oC
Ditanya :
Tetapan titik beku (Kf)
Jawaban :
ΔTf = Kf x m
ΔTf
Kf = m
2
= 0,15
= 13,333 oC/molal
Larutan urea 0,1 m
Diketahui :
Konsentrasi : 0,1 m
ΔTf : 2 oC
Ditanya :
Tetapan titik beku (Kf)
Jawaban :
ΔTf = Kf x m
ΔTf
Kf = m
2
= 0,1
= 20 oC/molal
Larutan urea 0,06 m
Diketahui :
Konsentrasi : 0,06 m
ΔTf : 2 oC
Ditanya :
Tetapan titik beku (Kf)
Jawaban :
ΔTf = Kf x m
ΔTf
Kf = m
2
= 0,06
= 33,333 oC/molal
= 33,333 oC/molal
PENULISAN
30 Juni 2020
BAB 4
Gistanya Lindar
Gistanya Lindar