Anda di halaman 1dari 7

PENGARUH BI RATE, FED RATE, DAN KURS RUPIAH TERHADAP INDEKS

HARGA SAHAM GABUNGAN (IHSG)


(Studi pada Bursa Efek Indonesia Periode 2008-2015)
Ria Wijayaningsih
Sri Mangesti Rahayu
Muhammad Saifi
Fakultas Ilmu Administrasi
Universitas Brawijaya
Malang
Email: ria.wijayaningsih@gmail.com

ABSTRACT

The purpose of this study to examine the effect of BI Rate, FED Rate, and Kurs Rupiah simultaneously,
partially, and dominant variabels affect on Composite Stock Price Index by using multiple linier regression
analysis. This study uses data monthly of January 2008 to December 2015 with 96 sample of data time series
for each independent and dependet variabel. Simoultan analysis shows BI Rate, FED Rate, and Kurs Rupiah
significantly affect Composite Stock Price Index. Partial analysis shows: first, BI Rate affect negative on
Composite Stock Price Index; second, FED Rate does not affect Composite Stock Price Index; third, Kurs
Rupiah affect negative on Composite Stock Price Index. Variables dominant affect on Composite Stock Price
is variable Kurs Rupiah . The finding in this study idicate the diversity information about changes in FED Rate
so that investors tend to be confident on the self evaluation to decide on stock investing.

Keywords: BI Rate, FED Rate, Kurs Rupiah, IHSG

ABSTRAK

Penelitian ini bertujuan untuk menguji pengaruh BI Rate, FED Rate, dan Kurs Rupiah secara simultan, parsial,
dan pengaruh variabel yang dominan terhadap Indeks Harga Saham Gabungan dengan menggunakan analisis
regresi linier berganda. Data yang digunakan adalah data bulanan dari Januari 2008 hingga Desember 2015
dengan jumlah sampel 96 data time series untuk setiap variabel bebas dan terikat. Secara simultan, hasil
analisis menunjukkan BI Rate, FED Rate, dan Kurs Rupiah berpengaruh signifikan terhadap Indeks Harga
Saham Gabungan. Secara parsial hasil analisis menunjukkan pertama, BI Rate menunjukkan pengaruh negatif
terhadap Indeks Harga Saham Gabungan; kedua, FED Rate tidak berpengaruh terhadap Indeks Harga Saham
Gabungan; ketiga, Kurs Rupiah menunjukkan pengaruh negatif terhadap Indeks Harga Saham Gabungan.
Variabel yang berpengaruh dominan terhadap Indeks Harga Saham Gabungan adalah variabel Kurs Rupiah.
Temuan dalam penelitian ini mengidentifikasikan adanya keragaman informasi pada perubahan FED Rate
sehingga investor cenderung percaya diri pada penilaian diri sendiri untuk memutuskan berinvestasi saham.

Kata kunci: BI Rate, FED Rate, Kurs Rupiah, Indeks Harga Saham Gabungan.

Jurnal Administrasi Bisnis (JAB)|Vol. 33 No. 2 April 2016| 69


administrasibisnis.studentjournal.ub.ac.id
PENDAHULUAN harga saham di BEI menurun yang dicerminkan
Pasar modal mempunyai dua fungsi, yaitu fungsi melalui Indeks Harga Saham Gabungan yang
ekonomi dan fungsi keuangan. Fungsi pasar modal menunjukkan pergerakan harga saham secara
tersebut mencerminkan bahwa pasar modal keseluruhan perusahaan yang terdaftar di BEI.
tumbuh menjadi leading indikator bagi FED Rate juga merupakan informasi yang dapat
perekonomian suatu negara. Penilaian pasar modal diperhatikan oleh investor karena FED Rate dapat
tidak bisa dilepaskan dari penilaian keseluruhan mempengaruhi jumlah uang yang beredar (dalam
situasi ekonomi secara makro. Secara teori, kondisi hal ini dollar AS sebagai mata uang global) dan
pasar modal sangat dipengaruhi oleh penampilan kredit dengan tujuan stabilitas ekonomi yang dapat
ekonomi secara agregat, hubungan antar pasar diukur melalui neraca pembayaran internasional,
modal dengan ekonomi makro menunjukkan kestabilan harga, dan kesempatan kerja. Pada saat
korelasi positif (dalam arti, situasi ekonomi begitu BI Rate lebih tinggi daripada FED Rate, akan
besar pengaruhnya terhadap pasar modal) menimbulkan perkiraan depresiasi rupiah serta
(Widoatmodjo, 2009:9). Kondisi ekonomi yang apresiasi dollar sehingga menyebabkan investor
memberikan dampak bagi pasar modal dapat domestik (dalam negeri) maupun investor luar
dilihat dari kebijakan moneter suatu negara. negeri akan tertarik memegang aset domestik dan
Menurut Rahardja dan Manurung (2008:437) begitupun sebaliknya.
kebijakan moneter adalah upaya mengendalikan Informasi BI Rate dan FED Rate dapat menjadi
atau mengarahkan perekonomian makro ke kondisi pertimbangan sekaligus informasi yang dapat
yang diinginkan (yang lebih baik) dengan dijadikan pertimbangan dalam pengambilan
mengatur jumlah uang yang beredar. Sehingga keputusan dalam berinvestasi saham. Namun,
sebagai investor sebaiknya memperhatikan kondisi investor juga harus memperhatikan nilai tukar
ekonomi sebelum berinvestasi di dalam pasar khususnya nilai tukar dollar AS pada rupiah (Kurs
modal. Investor dapat berinvestasi di pasar modal Rupiah). Kurs harus diperhatikan karena kurs
yang diotorisasi oleh Bursa Efek Indonesia (BEI) mempengaruhi harga barang-barang yang
dengan memperdagangkan surat berharga (efek). diproduksi di dalam negeri yang dijual diluar
Surat berharga (efek) yang paling banyak diminati negeri dan biaya dari barang-barang luar negeri
adalah saham, karena saham dapat menunjukkan yang dibeli di negara domestik. Pada saat nilai
penyertaan atas kepemilikan suatu perusahaan dollar AS tinggi dan rupiah melemah investor akan
dengan return berupa peningkatan harga dan lebih menyukai investasi dalam bentuk dollar AS
deviden. dibandingkan dengan investasi pada surat-surat
Sebagai investor sebaiknya memperhatikan berharga yang merupakan investasi jangka
kondisi ekonomi sebelum memutuskan untuk panjang. Begitu sebaliknya, jika dollar AS turun
berinvestasi saham ataupun efek lainnya. Informasi dan rupiah menguat maka investor akan lebih
tersebut, yaitu suku bunga dan nilai tukar yang menyukai investasi saham. Meningkatnya investasi
merupakan salah satu mekanisme transmisi saham akan menimbulkan perubahan harga saham
kebijakan moneter. Suku bunga merupakan salah di BEI yang akan tercermin dalam Indeks Harga
satu instrument dalam kebijakan moneter yang Saham Gabungan.
ditentukan oleh bank sentral. Suku bunga yang Keputusan investor sebelum melakukan
ditentukan bank sentral merupakan salah satu investasi saham dengan melihat suku bunga dan
variabel ekonomi yang diamati oleh berbagai pihak nilai tukar menjadi sangat penting, karena dengan
dalam perekonomian karena dampaknya yang luas. mempertimbangkan informasi tersebut investor
Suku bunga yang dapat menjadi pertimbangan akan mengetahui keadaan emiten di BEI sehingga
investor dalam berinvestasi saham di BEI adalah keputusan investor untuk membeli saham
suku bunga Indonesia atau disebut BI Rate dan berdampak pada perubahan harga saham.
suku bunga Amerika yang disebut FED Rate. Jika Perubahan harga saham yang terjadi juga akan
BI Rate mengalami kenaikan akan berdampak pada berdampak pada pergerkan Indeks Harga Saham
naiknya biaya transaksi perusahaan dalam proyek Gabungan, karena Indeks Harga Saham Gabungan
investasi, menarik pihak yang memiliki kelebihan mencerminkan indikator yang menunjukkan
dana dalam hal ini adalah investor untuk pergerakan harga saham keseluruhan emiten yang
mengalihkan dana ke instrument investasi lain terdaftar di BEI. Penurunan Indeks Harga Saham
yang lebih aman seperti sukuk, deposito, surat Gabungan pada tahun 2015 dimulai pada pertengan
utang (obligasi) negara, dan lain-lain. Sehingga, bulan Agustus 2015 di BEI hingga mencapai titik
jika BI Rate tinggi dan sebagian besar investor terendah pada 4111.111. Bahkan pada bulan
memilih berinvestasi pada instrument lain, maka September 2015 Indeks Harga Saham Gabungan
Jurnal Administrasi Bisnis (JAB)|Vol. 33 No. 2 April 2016| 70
administrasibisnis.studentjournal.ub.ac.id
sempat mengalami penurunan hingga 4033.587 di Kurs Rupiah
BEI. Penurunan Indeks Harga Saham Gabungan Menurut Mishkin (2011b:136) nilai tukar atau
membuat investor melakukan aksi lepas saham. kurs adalah harga dari mata uang suatu negara
Penurunan Indeks Harga Saham Gabungan yang dalam harga mata uang dengan negara lainnya.
terjadi akibat adanya spekulasi mengenai kebijakan Sehingga kurs rupiah merupakan nilai tukar mata
yang akan diambil bank sentral AS atau The FED uang Amerika Serikat dengan Indonesia. Kurs
di tahun 2015 yang berkaitan dengan kenaikkan penting karena kurs mempengaruhi harga barang-
tingkat suku bunga dan menguatnya dollar AS barang yang diproduksi di dalam negari yang dijual
sehingga investor mulai menjadikan dollar AS di luar negeri dan biaya dari barang-barang luar
sebagai salah satu investasi secara fisik yang dapat negeri yang dibeli di negara domestik.
digunakan pada kondisi tersebut. Keadaan seperti
ini yang menyebabkan melambatnya Indeks Harga Saham Gabungan
perekonomian Indonesia pada triwulan kedua. Menurut Anoraga dan Pakarti (2006:101) indeks
Menurut Laporan Kebijakan Moneter Bank harga saham gabungan menunjukkan pergerakan
Indonesia Triwulan kedua Tahun 2015, harga saham perusahaan yang tercatat di bursa efek
perlambatan ekonomi Indonesia terutama secara umum. Pada pasar modal Indeks Harga
disebabkan oleh melambatnya pertumbuhan Saham Gabungan paling banyak digunakan dan
invetasi dan konsumsi pemerintah, serat masih dipakai sebagai acuan tentang perkembangan
lemahnya kinerja ekspor. Perlambatan tersebut kegiatan ekonomi di pasar modal.
diakibatkan karena ketidakpastian kenaikkan suku
bunga FED Rate di AS yang masih terus berlanjut
Suku Bunga
dan ekonomi Tiongkok yang masih melambat yang
akhirnya berdampak pula pada nilai tukar rupiah Indeks Harga
sehingga mengalami depresiasi (Bank Saham
Indonesia:2015c). Nilai Tukar

KAJIAN PUSTAKA Mata Uang


BI Rate Gambar 1. Model Konseptual
Menurut Bank Indonesia (2015a) BI Rate adalah
suku bungan yang mencerminkan sikap atau stance
kebijakan moneter yang ditetapkan oleh Bank BI Rate
Indonesia (BI) dan diumumkan kepada publik. BI
Rate ditetapkan oleh Dewan Gubenur Bank IHSG
Indonesia dengan mempertimbangkan FED Rate
rekomendasi BI Rate yang dihasilkan oleh fungsi
reaksi kebijakan dalam model ekonomi untuk Kurs
pencapaian sasaran inflasi. Selain itu BI Rate
Rupiah
ditetapkan juga memperhatian berbagai informasi
lainnya seperti leading indikator, survei, informasi Gambar 2. Kerangka Hipotesis
anecdotal, variabel informasi, expert opinion,
asesmen faktor risiko dan ketidakpastian serta METODE PENELITIAN
hasil-hasil riset ekonomi dan kebijakan moneter Jenis penelitian yang digunakan adalah jenis
(Bank Indonesia, 2015b). penelitian eksplanatif dengan pendekatan
kuantitatif untuk mengetahui pengaruh variabel BI
FED Rate Rate, FED Rate, dan Kurs Rupiah terhadap Indeks
FED Rate adalah besarnya tingkat bunga yang Harga Saham Gabungan di BEI. Teknik
dikeluarkan oleh bank Sentral Amerika Serikat pengambilan sampel dalam penelitian ini
(The FED) sebagai suku bunga acuan yang dapat menggunakan teknik sampel jenuh atau sensus.
digunakan antar lembaga penyimpanan dalam Adapun sampel dalam penelitian ini adalah data
waktu semalam atau di Indonesia sebagai PUAB time series bulanan dengan jumlah sampel 96 dari
O/N yang diotorisasi oleh The FED. Suku bunga bulan Januari 2008 hingga Desember 2015. Teknik
The FED merupakan tingkat bunga yang pengumpulan data dalam penelitian ini adalah
diterapkan bank Sentral Amerika Serikat untuk teknik dokumentasi dengan cara menulusuri data
meminjam dana kepada perbankan umum yang ada historis dari Bank Indonesia, Federal Reserve, dan
di Amerika Serikat (The FED:2015). Bursa Efek Indonesia. Teknik analisis dalam
Jurnal Administrasi Bisnis (JAB)|Vol. 33 No. 2 April 2016| 71
administrasibisnis.studentjournal.ub.ac.id
penelitian ini menggunakan analisis statistik simultan terdapat pengaruh yang signifikan antara
deskriptif dan analisis statistik inferensial (uji nilai kurs dollar AS (USD) dan tingkat suku bunga
asumsi klasik, analisis regresi linier berganda, uji Indonesia terhadap Indeks Harga Saham
F, uji t, dan analisis koefisien determinasi). Gabungan. Sedangkan untuk hasil suku bunga
Amerika Serikat mendukung hasil penelitian
HASIL DAN PEMBAHASAN Suyanto (2009) bahwa suku bunga Amerika
Pengaruh Simultan BI Rate, FED Rate, dan Serikat atau dikenal FED Rate memiliki pengaruh
Kurs Rupiah terhadap Indeks Harga Saham dominan terhadap Indeks Harga Saham Gabungan
Gabungan pada saat krisis global pada tahun 2007-2008,
namun suku bungan Amerika Serikat memiliki
Tabel 1. ANOVA Indeks Harga Saham Gabungan pengaruh secara tidak langsung.
Model Sum of df Mean F Sig
Squares Squa Pengaruh Parsial BI Rate, FED Rate, dan Kurs
re Rupiah terhadap Indeks Harga Saham
Regression .216 3 .072 35.573 .000b
Gabungan
1 Residual .184 91 .002
Total .401 94 Tabel 2. Koefisien Regresi Indeks Harga Saham
a. Dependent Variabel: IHSG Gabungan
b. Predictors: (Constant), KURS RUPIAH, FED RATE, Model Unstandardized Standardized t Sig.
BI RATE Coefficients Coefficients
Sumber: Output SPSS diolah, 2016. B Std.
Berdasarkan hasil uji F dan nilai signifikansi, Error
(Constant) .014 .005 2.978 .004
secara simultan variabel BI Rate, FED Rate, dan
BI RATE -.583 .205 -.209 - .006
Kurs Rupiah berpengaruh signifikan terhadap 2.836
Indeks Harga Saham Gabungan di BEI. Hal ini 1 FED .003 .023 .023 .132 .089
berarti bahwa H0 ditolak dan H1 diterima sehingga RATE
investor harus memperhatikan informasi BI Rate, KURS - .142 .142 -.656 .000
FED Rate, dan Kurs Rupiah sebelum berinvestasi RUPIAH 1.273
a. Dependent Variabel: IHSG
di BEI. Hal ini sesuai dengan teori klasik dalam
Nopirin (2012:167) menyatakan bahwa jika tingkat Sumber: Output SPSS diolah, 2016.
bunga semakin tinggi maka keinginan investor Berdasarkan hasil uji t dan nilai signifikansi,
untuk menabung akan semakin tinggi, sehingga secara parsial variabel BI Rate berpengaruh
keinginan masyarakat untuk berinvestasi semakin signifikan terhadap Indeks Harga Saham
rendah. Sehingga dapat disimpulkan apabila suku Gabungan di BEI. Hasil secara parsial
bunga tinggi banyak investor yang menunjukkan BI Rate berpengaruh negatif atau
menginvestasikan dananya disektor perbankan terbalik terhadap Indeks Harga Saham Gabungan
sehingga perdagangan saham di BEI sepi dan lesu di BEI. Hal ini berarti pada saat BI Rate naik maka
yang akhirnya mengakibatkan penurunan Indeks Indeks Harga Saham Gabungan menurun begitu
Harga Saham Gabungan di BEI. Demikian pula sebaliknya. Hal ini sesuai dengan teori klasik
apabila apabila suku bunga rendah kecenderungan dalam Nopirin (2012:167) menyatakan bahwa jika
investor untuk menabung menjadi lebih kecil, tingkat bunga semakin tinggi maka keinginan
investor lebih tertarik untuk menginvestasikan investor untuk menabung akan semakin tinggi,
dananya di BEI karena lebih menguntungkan sehingga keinginan masyarakat untuk berinvestasi
sehingga permintaan saham di BEI meningkat yang semakin rendah. Sehingga dapat disimpulan bahwa
akan meningkatkan Indeks Harga Saham semakin tingginya BI Rate membuat keinginan
Gabungan di BEI. masyarakat untuk menabung semakin tinggi,
Informasi Kurs Rupiah juga harus diperhatikan namun semaikin rendah keinginan masyarakat
investor karena saat Kurs Rupiah mengalami untuk berinvestasi yang akan mengakibatkan
apresiasi, investor akan tertarik untuk berinvestasi menurunnya harga saham secara umum yang dapat
pada surat berharga. Demikian pula, disaat Kurs dilihat pada Indeks Harga Saham Gabungan di
Rupiah mengalami depresiasi maka dollar AS akan BEI. Selain itu, hal ini juga didukung oleh
menjadi alternatif investasi yang menjanjikan Tandelilin (2010:103) bahwa berubahnya tingkat
sehingga berdampak pada penurunan investasi di suku bunga akan mempengaruhi harga saham
secara terbalik dengan keadaan ceteris paribus
BEI. Hasil penelitian ini mendukung hasil
penelitian dari Saputra (2011) bahwa secara (pada saat suku bunga meningkat, harga saham
akan menurun dalam keadaan ceteris paribus, yaitu
Jurnal Administrasi Bisnis (JAB)|Vol. 33 No. 2 April 2016| 72
administrasibisnis.studentjournal.ub.ac.id
tidak melihat perubahan FED Rate dan Kurs maka Indeks Harga Saham di BEI menurun. Hal ini
Rupiah). Hasil penelitian ini juga mendukung hasil dikarenakan jika nilai dollar AS tinggi atau rupiah
penelitian terdahulu dari Saputra (2011) bahwa melemah maka investor akan lebih tertarik
secara parsial tingkat suku bunga SBI berpengaruh menyukai investasi dalam bentuk dollar AS
terhadap Indek Harga Saham Gabungan di BEI. dibandingkan investasi pada surat-surat berharga
Berdasarkan hasil uji t dan nilai signifikansi, yang merupakan investasi jangka panjang.
variabel FED Rate secara parsial tidak berpengaruh Menurut Tandelilin (2010:344) Kurs Rupiah
signifikan terhadap Indeks Harga Saham merupakan sinyal positif bagi perekonomian yang
Gabungan. Tidak berpengaruhnya FED Rate mengalami inflasi dan menurunnya Kurs Rupiah
karena ada keragaman informasi yang berdampak pada meningkatnya biaya impor bahan
menyebabkan perbedaan pengambilan keputusan baku dan peralatan yang dibutuhkan emiten,
yang dilakukan investor. Keragaman informasi ini meningkatnya biaya produksi, dan banyak emiten
karena adanya investor yang tidak hanya melihat yang memiliki hutang luar negeri apabila Kurs
perubahan FED Rate saja, namun juga melihat Rupiah menurun akan meningkatkan beban hutang
selisish BI Rate dengan FED Rate sesuai teori yang ditanggung emiten karena harus membayar
paritas suku bunga. Mishkin (2011a:121) dengan dollar AS yang menguat namun rupiah
menyatakan pada saat suku bunga domestik (dalam melemah sehingga nilai tukarnya besar. Hasil
negeri) lebih tinggi daripada suku bunga luar penelitian ini juga mendukung hasil penelitian
negeri, hal ini berarti mata uang asing mengalami Dyani (2009) dan Saputra (2011) yang menyatakan
perkiraan apresiasi positif yang akan memberikan bahwa nilai tukar rupiah memberikan pengaruh
kompensasi penuruanan suku bunga luar negeri yang signifikan terhadap Indeks Harga Saham
lebih rendah. Hal ini dapat disimpulakan bahwa Gabungan di BEI.
jika BI Rate lebih tinggi daripada FED Rate, maka
terjadi perkiraan depresiasi rupiah dan apresiasi Variabel yang Berpengaruh Dominan terhadap
dollar yang akan berdampak pada investor Indeks harga Saham Gabungan.
domestik maupun investor luar negeri akan tertarik Berdasarkan hasil regresi linier berganda
memegang aset domestik. Peningkatan selisih variabel BI Rate, FED Rate, dan Kurs Rupiah yang
antara BI Rate dengan FED Rate akan mendorong dilihat dari nilai Standardized Coefficient Beta,
investor untuk menanamkan modal ke pasar variabel yang dominan berpengaruh terhadap
keuangan di Indonesia karena investor akan Indeks Harga Saham Gabungan adalah variabel
mendapatkan return yang lebih tinggi. Tidak Kurs Rupiah. Hal ini dikarenakan investor saham
signifikannya variabel FED Rate terhadap Indeks cenderung menunggu informasi tentang Kurs
Harga Saham Gabungan juga didukung Rupiah, karena menurut Mishkin (2011b:110)
mendukung penelitian Suyanto (2009) bahwa ketika mata uang suatu negara terapresiasi, barang
pengaruh perubahan tingkat suku bunga Amerika yang dihasilkan oleh negara tersebut di luar negeri
Serikat terhadap pergerakan Indeks Harga Saham menjadi lebih mahal dan barang-barang luar negeri
Gabungan lebih banyak dijelaskan oleh pengaruh di negara tersebut menjadi lebih murah (asumsi
secara tidak langsung. Selain itu berdasarkan hasil harga domestik konstan dikedua negara). Demikian
penelitian Noerdiasyah (2009) tidak pula, ketika mata uang negara terdepresiasi,
berpengaruhnya FED Rate terhadap Indeks Harga barang-barang negara tersebut yang di luar negeri
Saham Gabungan karena FED Rate mempengaruhi menjadi lebih murah dan barang-barang luar negeri
melalui kegiatan ekspor, selain itu meskipun FED di negara tersebut menjadi lebih mahal. Alasan
Rate tidak memiliki pengaruh secara signifikan tersebutlah yang menjadikan Kurs Rupiah
tetapi masih memiliki hubungan positif dengan berpengaruh dominan terhadap Indeks Harga
investasi. Saham Gabungan di BEI.
Berdasarkan hasil uji t dan nilai signifikansi, Hasil peneliti ini juga mendukung penelitian
secara parsial variabel Kurs Rupiah berpengaruh Dyani (2009) bahwa variabel yang dominan
signifikan terhadap Indeks Harga Saham menpengaruhi Indeks Harga Saham Gabungan
Gabungan di BEI. Hasil secara parsial menunjukan adalah variabel nilai tukar rupiah. Namun
Kurs Rupiah berpengaruh negatif atau terbalik berdasarkan hasil penelitian Saputra (2011) tingkat
terhadap Indeks Harga Saham Gabungan di BEI. suku bunga Indonesia yang memberikan pengaruh
Hal ini berarti pada saat dollar AS terapresiasi dan dominan terhadap Indeks Harga Saham Gabungan.
rupiah terdepresiasi maka Indek Harga Saham Hal ini berarti bahwa investor harus
Gabungan di BEI naik, begitu sebaliknya pada saat memperhatikan kebijakan moneter yang berkaitan
dollar AS terdepresiasi dan rupiah terapresiasi dengan suku bunga dan nilai tukar, karena kedua
Jurnal Administrasi Bisnis (JAB)|Vol. 33 No. 2 April 2016| 73
administrasibisnis.studentjournal.ub.ac.id
kebijakan tersebut saling berkaitan untuk menjaga DAFTAR PUSTAKA
stabilitas perekonomian negara yang ditentukan Anoraga, P dan Pakarti, P. Pengantar Pasar
oleh bank sentral. Modal. 2006. Jakarta: PT. Rineka Cipta.
Bank Indonesia. 2015a. Penjelasan BI Rate
KESIMPULAN DAN SARAN Sebagai Suku Bunga Acuan, diakses pada
Kesimpulan Tanggal 05 September 2015 dari
1. Secara simultan BI Rate, FED Rate, dan Kurs
http://www.bi.go.id/id/moneter/bi-
Rupiah berpengaruh signifikan terhadap Indeks rate/penjelasan/Contents/Defalut.aspx.
Harga Saham Gabungan di BEI.
2. Secara parsial BI Rate berpengaruh signifikan _____________. 2015b. Penetapan BI Rate,
terhadap Indeks Harga Saham Gabungan di diakses pada Tanggal 05 September 2015 dari
BEI, Secara parsial FED Rate tidak berpengaruh http://www.bi.go.id/id/moneter/bi-
signifikan terhadap Indeks Harga Saham rate/penetapan/Contents/Defalut.aspx.
Gabungan di BEI, dan secara parsial Kurs _____________. 2015c. Laporan Kebijakan
Rupiah berpengaruh signifikan terhadap Indeks Moneter Triwulan II 2015, diakses pada
Harga Saham Gabungan di BEI. Tanggal 01 Desember 2015 dari
3. Variabel yang dominan berpengaruh tehadap http://publikasi/kebijakan-
Indeks Harga Saham Gabungan di BEI adalah moneter/tinjauan/pages/Laporan-Kebijakan-
variabel Kurs Rupiah. Moneter-Triwulan-II2015.aspx.

Saran Dyani, D. A. M. 2009. Pengaruh Variabel


1. Bagi investor, sebaiknya memperhatikan BI Ekonomi Makro terhadap Indeks Harga Saham
Rate, FED Rate, dan Kurs Rupiah sebelum Gabungan (IHSG) (Periode Juli 2005-Juni
mengambil keputusan untuk berinvestasi di 2008. Fakultas Ilmu Administrasi: Universitas
BEI. Selain itu investor juga harus Brawijaya.
memperhatikan perubahan BI Rate dan FED Federal Reserve. 2015. Federal Open Market
Rate terkait dengan kebijakan moneter dan Committee, diakses pada Tanggal 05 September
transmisi kebijakan moneter yang akan berlaku 2015 dari
sehingga tidak terjadi keragaman informasi dan http://www.dallasfed.org/research/basic/growth
tidak mengambil keputusan berdasarkan insting .cfm
pribadi. Tetapi menghitung dan memperhatikan
risiko sebelum pengambilan keputusan. Mishkin, F. S. 2011a. Ekonomi Uang, Perbankan,
2. Bagi peneliti selanjutnya, saran yang dapat dan Pasar Keuangan. Buku 1. Edisi Kedelapan.
diberikan peneliti, a)menambahkan variabel Jakarta:Salemba Empat.
makroekonomi seperti inflasi dan GDP, ___________. 2011b. Ekonomi Uang, Perbankan,
menggunakan teknik analisis lain untuk dan Pasar Keuangan. Buku 2. Edisi Kedelapan.
mengukur pengaruh dan hubungan variabel Jakarta: Salemba Empat.
FED Rate terhadap Indeks Harga Saham di BEI
Noerdiasyah Luthfi. 2007. Pengaruh Variabel
agar diperoleh hasil analisis yang baik;
Makro Ekonomi, Suku Bunga The FED, dan
b)membandingkan variabel makroekonomi
Volume Perdagangan Saham terhadap Harga
domestik dengan internasional untuk melihat
Saham Perbankan Tahun 2004-2006 di Bursa
pengaruhnya terhadap pasar keungan di
Efek Jakarta (BEJ). Fakultas Ekonomi dan
Indonesia.
Bisnis: Universitas Brawijaya.
Nopirin. 2012. Pengantar Ilmu Ekonomi Mikro-
Makro. Yogyakarta: BPFE.
Rahardja, P dan Manurung, M. 2008. Pengantar
Ilmu Ekonomi Mikroekonomi dan
Makroekonomi. Jakarta: Fakultas Ekonomi
Universitas Indonesia.
Saputra, Adi. 2011. Analisis Pengaruh Nilai Kurs
Dollar AS (USD) dan Tingkat Suku Bunga SBI
terhadap Indeks Harga Saham Gabungan di

Jurnal Administrasi Bisnis (JAB)|Vol. 33 No. 2 April 2016| 74


administrasibisnis.studentjournal.ub.ac.id
Bursa Efek Indonesia. Fakultas Ekonomi dan Fakultas Ekonomi dan Bisnis: Universitas
Bisnis: Universitas Brawijaya. Brawijaya.
Suyanto, 2009. Analisis Pengaruh Perubahan Suku Tandelilin, Eduardus. 2010. Portofolio dan
Bunga Internasional terhadap Indeks Harga Investasi-teori dan Aplikasi. Yogyakarta:
Saham Gabungan pada Bursa Efek Indonesia Kanisius.
Selama Terjadi Krisis Keuangan Global.
Widiatmodjo, Sawidji. 2009. Pasar Modal
Indonesia. Jakarta: Gha;ia Indonesia.

Jurnal Administrasi Bisnis (JAB)|Vol. 33 No. 2 April 2016| 75


administrasibisnis.studentjournal.ub.ac.id

Anda mungkin juga menyukai