Anda di halaman 1dari 1

CONTOH TEKS ANEKDOT

Kisah Pemulung

Pada siang hari di sebuah komplek perumahan yang kelihatan mewah terjadi perdebatan
yang seru antara Pak RT dan pak Pemulung. Masalah yang mereka debatkan adalah hal remeh,
yaitu di lingkungan perumahan itu. Memang sudah banyak ditempel papan dengan tulisan
“Pemulung Dilarang Masuk”, tetapi masi saja ada pemulung yang tidak menaati aturan
tersebut.
Pak RT : “Pak. Lagi nyari apa di tempat sampah itu?”
Pemulung : “Ya sudah tentu cari barang bekas atau botol plastik yang bisa didaur ulang.”
Pak RT : “Maaf ya, Pak. Bapak bisa baca tulisan yang ada di depan pintu gerbang
perumahan ini, tidak?”
Pemulung : “Emang ada tulisan apa, Pak?”
Pak RT : “Di papan itu tertulis Pemulung Dilarang Masuk, lantas kenapa Bapak nekat
masuk di perumahan ini?”
Pemulung : “Ya … Pak RT ini gimana sih, kalau saya bisa baca tulisan yang ada di papan
itu, tentu saya tidak akan jadi pemulung Pak!
Pak RT kemudian terdiam membisu dan berpikir ada benarnya juga. Pemulung tadi
berarti ternyata buta huruf, jelaslah tidak bisa membaca larangan yang dituliskan di papan.
- Anekdot di atas berupa kritik sosial, yaitu masih adanya lapisan masyarakat yang berprofesi
sebagai pemulung dan betapa belum ramahnya perlakuan kita terhadap mereka.
- Dari segi isi cerita ini mungkin dapat dikatakan lucu. Cerita ini berkisah tentang tentang
seorang pemulung yang ternyata tidak bisa membaca sehingga peraturan yang
dipublikasikan secara tertulis tidak dapat dipahami olehnya. Kesalah pahaman antara Pak
RT dan Pak Pemulung pun tidak bisa dihindari. Pak RT mengira pemulung tersebut
melanggar peraturan yang ia buat, padahal pemulung tersebut sama sekali tidak mengetahui
adanya peraturan tersebut.
- Dari segi makna, cerita ini dapat diinterpretasi sebagai hal yang menarik. Banyak amanat
yang dapat diteladani dari anekdot tersebut. Ternyata, angka buta huruf di sekitar kita masih
tinggi sehingga upaya untuk menekan angka buta huruf harus lebih ditingkatkan. Alangkah
lebih baik jika kalangan bawah diperlakukan secara bermartabat dan manusiawi.

Anda mungkin juga menyukai