Anda di halaman 1dari 5

Operasi tangkap tangan pertama menyasar

1. Bupati Mesuji periode 2017-2022 Khamami, pada 23 Januari 2019

dugaan suap proyek pembangunan infrastruktur di Kabupaten Mesuji tahun 2018. Ia menerima
sekurangkurangnya uang suap Rp1,58 miliar dari pihak swasta

2. Sri Wahyumi Maria Manalip Bupati Kabupaten Talaud periode 2014-2019. Itu terjadi pada
30 April 2019.

dugaan suap pengadaan barang dan jasa revitalisasi pasar di Kabupaten Talaud.

3. Selanjutnya pada 10 Juli 2019, tim penindakan lembaga antirasuah KPK menangkap
Gubernur Kepulauan Riau periode 2016-2021 Nurdin Basirun.

pidana korupsi memberikan atau menerima hadiah atau janji terkait dengan izin prinsip dan lokasi
pemanfaatan laut, proyek reklamasi di wilayah pesisir dan pulau-pulau kecil Kepulauan Riau tahun
2018/2019 dan gratifikasi yang berhubungan dengan jabatan.

4. Tamzil, Bupati Kudus menjadi 'pesakitan' berikutnya. Ia ditangkap pada 26 Juli 2019 kasus
dugaan korupsi terkait jual beli jabatan di Kabupaten Kudus, Jawa Tengah.Tak terima hal
tersebut, ia mengajukan praperadilan ke Pengadilan Negeri

sebelumnya pernah menjabat Bupati melakukan korupsi terkait dana bantuan sarana dan prasarana
pendidikan Kabupaten Kudus untuk tahun anggaran 2004 yang ditangani Kejaksaan Negeri Kudus

5. Bupati Kabupaten Muara Enim, Ahmad Yani. Ia ditangkap pada 2 September 2019. Tim
Penindakan KPK menyita US $35 ribu dari OTT tersebut. Diduga uang itu terkait dugaan suap
proyek Dinas Pekerjaan Umum Kabupaten Muara Enim.

6. Bupati Kabupaten Bengkayang Suryadman Gidot ke Kantor KPK di Jakarta. kasus dugaan
suap proyek pemerintah di Kabupaten Bengkayang Kalimantan Barat. Suryadman disebut
menerima uang Rp336 juta dari sejumlah pihak swasta melalui Kepala Dinas PUPR
Kabupaten Bengkayang, Alexius. Ia pun saat ini sedang menjalani masa tahanan di rumah
tahanan Polres Jakarta Pusat.

7. Bupati Lampung Utara, Agung Ilmu Mangkunegara kasus dugaan suap terkait Proyek di Dinas
PUPR dan Dinas Perdagangan Kabupaten Lampung Utara. memperoleh pendapatan di luar
penghasilan resminya.
NO. 1

DESKRIPSI KASUS MASALAH POKOK :

BELUM OPTIMALNYA PENEREPAN CORE VALUE ASN BERAKHLAK DI KALANGAN KEPALA DAERAH DI
INDONESIA PERIODE JANUARI-OKTOBER TAHUN 2019

pada periode januari-oktober 2019 dilaporkan oleh KPK telah melakukan Operasi Tangkap Tangan
kepada 7 kepala daerah di beberapa wilayah NKRI. Dari 7 kepala daerah yang telah ditangkap oleh
KPK sebagian besar kasus nya adalah tindak pidana suap kepada kepala-kepala daerah dengan
tujuan memperlancar kepentingan pribadi maupun golongan. Bagi pejabat terkait tindakan ini
bertujuan memperoleh pendapatan tambahan diluar pendapatan resminya sebagai kepala daerah.
okmnum-oknum kepla daerah ini dapat merusak citra ASN/pejabat publik menunjukan bahwa ASN
masih dinilai belum mampu menjadi contoh masyarakat menerapkan perilaku yang baik sesuai
dengan arahan presiden core valu BERAKHLAK.

--------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------

AKTOR YANG TERLIBAT DAN PERAN

1. Khamami, tertangkap tangan oleh KPK pada 23 Januari 2019 sebagai penerima dugaan suap
proyek pembangunan infrastruktur di Kabupaten Mesuji tahun 2018. Ia menerima
sekurangkurangnya uang suap Rp1,58 miliar dari pihak swasta.

2. Sri Wahyumi Maria Manalip Bupati Kabupaten Talaud sebagai dugaan suap pengadaan barang
dan jasa revitalisasi pasar di Kabupaten Talaud.

3. Gubernur Kepulauan Riau Nurdin Basirun sebagai penerima atau pemberi hadiah dalam izin
prinsip dan lokasi pemnfaatan laut pesisir kepulauan Riau. hal ini pelanggaran jabatan, gratifikasi
dalam pelaksanaan jabatan.

4. Tamzil, Bupati Kudus terkait jual beli jabatan di kab. Kudus. ini bukan kasus pertama sebelumnya
melakukan korupsi terkait dana bantuan sarana dan prasarana pendidikan Kabupaten Kudus tahun
2004

5. Bupati Kabupaten Muara Enim, Ahmad Yani sebagai penerima dugaan suap proyek Dinas
Pekerjaan Umum Kabupaten Muara Enim.

6. Suryatman Gidot, bupati kabupaten Bengkayang peran sebagai penerima suap beberapa proyek
pemerintah di Kab. Bengkayang
7. Bupati Lampung Utara, Agung Ilmu Mangkunegara kasus dugaan suap terkait Proyek di Dinas
PUPR dan Dinas Perdagangan Kabupaten Lampung Utara

8. Lembaga KPK sebagai pihak pemerintah melaksanakan kebijakan menangkap para pejabat
yang melakukan tindak pidana korupsi

Nomer 2

A. BENTUK PENERAPAN DAN PELANGGARAN TERHADAP NILAI DASAR ASN setiap aktor

1. Khamami : bentuk pelanggaran nilai bertentangan dengan nila PNS : akuntabel, dalam hal ini
menyalahgunakan wewenang dan jabatan. nilai yang lain yang dilanggar adalah loyal, karena tidak
sesuai dengan ideologi pancasila mementingkan kepentingan pribadi dan golongan

2. Sri Wahyumi Maria Manalip Bupati Kabupaten Talaud pelanggaran nilai loyal dan akuntabel
sebagai pejabat publik ia bekerja dengan tidak jujur tidak menjunjung nilai-nilai pancasila .

3. Gubernur Kepulauan Riau Nurdin Basirun spelanggaran terhadap nilai ASN Akuntabel, dengan
menyalahgunakan wewenang jabatan nya untuk menjajkan izin lokasi pemanfaatan laut di kep.
Riau.

4. Tamzil, Bupati Kudus terkait jual beli jabatan di kab. Kudus melanggar nilai ASN akuntabel dengan
menyalah gunakan wewenang jabatan, bekerja tidak jujur dan bertanggung jawab. serta melanggar
nilai loyal .

5. Bupati Kabupaten Muara Enim, Ahmad Yani melanggar nilai akuntabel tidak jujur dalam
melaksanakan tugas dan menyalahgunakan wewenang jabantannya.

6. Suryatman Gidot, bupati kabupaten Bengkayang peran nya sebagai bupati yang menerima suap
beberapa proyek pemerintah di Kab. Bengkayang melanggar nilai akuntabel dan loyal

7. Bupati Lampung Utara, Agung Ilmu Mangkunegara melanggar nilai akuntabel dan loyal.

aktor 1 sampai 7 melanggar tugas dan fungsi sebagai pelayan publik, mereka tidak menjalankan
fungi dan peran untuk memberikan pelayanan publik yang profesional dan berkualitas, karena
mereka hanya mementingkan kepentingan pribadi
8. Lembaga KPK menunjkan perilaku penerapan nilai berorientasi pelayanan,: cekatan solutif dapat
diandalkan dalam menangkap koruptor. akuntabel, bekerja penuh tanggung jawab , kompeten,
loyal, dan adaptif dengan bertindak proaktif melalui upaya OTT .

Lembaga KPK telah melaksanakan fungsi dan peran nya sebagai pelaksana kebijakan publik dan
memeberikan tindakan profesional kepada yang melanggar kebijakan

A. BENTUK PENERAPAN DAN PELANGGARAN TERHADAP NILAI DASAR ASN setiap aktor

1. Khamami : bentuk pelanggaran nilai bertentangan dengan nila PNS : akuntabel, dalam hal ini
menyalahgunakan wewenang dan jabatan. nilai yang lain yang dilanggar adalah loyal, karena tidak
sesuai dengan ideologi pancasila mementingkan kepentingan pribadi dan golongan

2. Sri Wahyumi Maria Manalip Bupati Kabupaten Talaud pelanggaran nilai loyal dan akuntabel
sebagai pejabat publik ia bekerja dengan tidak jujur tidak menjunjung nilai-nilai pancasila .

3. Gubernur Kepulauan Riau Nurdin Basirun spelanggaran terhadap nilai ASN Akuntabel, dengan
menyalahgunakan wewenang jabatan nya untuk menjajkan izin lokasi pemanfaatan laut di kep.
Riau.

4. Tamzil, Bupati Kudus terkait jual beli jabatan di kab. Kudus melanggar nilai ASN akuntabel dengan
menyalah gunakan wewenang jabatan, bekerja tidak jujur dan bertanggung jawab. serta melanggar
nilai loyal .

5. Bupati Kabupaten Muara Enim, Ahmad Yani melanggar nilai akuntabel tidak jujur dalam
melaksanakan tugas dan menyalahgunakan wewenang jabantannya.

6. Suryatman Gidot, bupati kabupaten Bengkayang peran nya sebagai bupati yang menerima suap
beberapa proyek pemerintah di Kab. Bengkayang melanggar nilai akuntabel dan loyal

7. Bupati Lampung Utara, Agung Ilmu Mangkunegara melanggar nilai akuntabel dan loyal.

aktor 1 sampai 7 melanggar tugas dan fungsi sebagai pelayan publik, mereka tidak menjalankan
fungi dan peran untuk memberikan pelayanan publik yang profesional dan berkualitas, karena
mereka hanya mementingkan kepentingan pribadi

8. Lembaga KPK menunjkan perilaku penerapan nilai berorientasi pelayanan,: cekatan solutif dapat
diandalkan dalam menangkap koruptor. akuntabel, bekerja penuh tanggung jawab , kompeten,
loyal, dan adaptif dengan bertindak proaktif melalui upaya OTT .
Lembaga KPK telah melaksanakan fungsi dan peran nya sebagai pelaksana kebijakan publik dan
memeberikan tindakan profesional kepada yang melanggar kebijakan

-----------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------

B. DAMPAK TIDAK DITERAPKAN NILAI DASAR ASN

dalam kasus tersebut nilai yang tidak diterapkan antara lain, akuntabel, berorientasi pelayanan, loyal
dan tidak menjalankan pelayan publik secara profesional. akibatnya adalah merugikan
perekonomian negara, merugikan masyarakat terkait dengan proyek-proyek yang seharusnya dapat
berjalan optimal dan baik menjadi macet atau berkurang kualitasnya karena adanya korupsi di
pendanaan nya

dampak lain Hilangnya kepercayaan masyarakat terhadap pejabat dan ASN sebagai pelayan publik.
masyarakat akan selalu menagaggap bahwa dalam birokrasi pemerintahan selalu diwarnai dengan
korupsi dan gratifikasi.

Anda mungkin juga menyukai