KERJA PRAKTEK
Disusun Oleh :
410017091
YOGYAKARTA
2021
HALAMAN PENGESAHAN
PENELITIAN KERJA PRAKTEK
Disusun sebagai salah satu syarat untuk menyusun skripsi Sarjana Teknik Geologi
pada Program Studi Teknik Geologi, Fakultas Teknologi Mineral, Institut
Teknologi Nasional Yogyakarta
Teddy T willar
410017091
Mengetahui Menyetujui,
Dosen Pembimbing Kerja Praktek I Dosen Pembimbing Kerja Praktek II
Ignatius Adi Prabowo, S.T., M.Si. Dr. Ir. Setyo Pambudi, M.T
NIK. 1973 0251 NIK. 1973 0058
1. Bapak Dr. Ir. H. Ircham, M.T., selaku Rektor Institut Teknologi Nasional
Yogyakarta.
2. Bapak Dr. Ir. Setyo Pambudi, M.T., selaku Dekan Fakultas Teknologi
Mineral, Institut Teknologi Nasional Yogyakarta.
3. Bapak Ignatius Adi Prabowo, S.T., M.Si., selaku Ketua Program Studi Teknik
Geologi, Fakultas Teknologi Mineral, Institut Teknologi Nasional
Yogyakarta.
4. Bapak Ignatius Adi Prabowo, S.T., M.Si., selaku dosen pembimbing I atas
bimbingan, waktu, serta ilmu yang telah diberikan kepada penulis.
5. Bapak Dr. Ir. Setyo Pambudi, M.T., selaku dosen pembimbing II atas
bimbingan, waktu, serta ilmu yang telah diberikan kepada penulis.
6. Teman-teman Pacific 2017 serta teman-teman Jabiger yang telah banyak
berbagi ilmu yang bermanfaat dalam penyusunan skripsi.
7. Semua pihak yang telah membantu dan tidak dapat penulis sebutkan satu
persatu hingga Skripsi ini dapat diselesaikan dengan baik
Gambar 1.1. Lokasi Penelitian, Pulau Miang Besar Kecamatan Sangkulirang, Kabupaten
Kutai Timur, Provinsi Kalimantan Timur (Google Maps) ................................................................ 22
Gambar 2.1. Skema Alur Penelitian ............................................................................................................ 28
Gambar 3.1. Fisiografi Regional Kalimantan (Biantoro dkk., 1992) ............................................................ 33
Gambar 3.2. Peta Geologi Regional Lembar A.Peta Geologi. B.Geologi
Daerah Penelitian. C Stratigrafi Regional
(Sukardi, N. Sikumbang, I. Umar & R. Sunaryo. 1995) ................................................................................ 22
Gambar 3.3. Tektonik dan Struktur Regional (Allen & Chambers, 1998) .............................................. 33
Gambar 3.4. Rekonstruksi skema Tektonik Kalimantan Timur
(Ott, 1987) ................................................................................................................................ 22
Gambar 3.5. Peta CAT Kalimantan Timur .................................................................................................. 28
Gambar 3.6. Skema pergerakan airtanah di batuan karbonat
(Kodoatie, 2012) ................................................................................................................................ 33
Gambar 3.7. Jenis-jenis mata air dkidasarkan kontrol geologi dan
topografi (Fetter, 1994) ........................................................................................................... 22
Gambar 4.1. Stratigrafi Daerah Penelitian .................................................................................................. 28
Gambar 4.2. Satuan Batugamping Terumbu Formasi Golok, LP 2,
arah Lensa kamera S-N. ........................................................................................................... 33
Gambar 4.3. Satuan Kalkarenit Formasi Golok, LP 54, arah kamera E-W. ................................................ 22
Gambar 4.4. Satuan Endapan Kuarter, LP 65, arah lensa
kamera N-W. ............................................................................................................................................... 28
Gambar 4.5. Analisis Struktur Lipatan, Antiklin Miang Besar ..................................................................... 33
Gambar 4.6. Pengukuran dan pengambilan sampel airtanah pada
sumur (S2) LP 2, daerah penelitian.Satuan Kalkarenit Formasi
Golok, LP 54, arah lensa ............................................................................................................................. 22
Gambar 4.7. Pengukuran dan pengambilan sampel airtanah pada
sumur (S3) LP 2, daerah penelitian.Satuan Kalkarenit Formasi
Golok, LP 13, arah lensa ............................................................................................................................. 22
Gambar 4.8. Pengukuran dan pengambilan sampel airtanah pada
sumur (S7) LP 62, daerah penelitian.Satuan Kalkarenit Formasi Golok, LP 54, arah lensa ....................... 22
Dasar Pelaksanaan Kuliah Kerja Praktik mengacu kepada Pasal 13 ayat 1-3
dan pasal 27 butir E Peraturan Pemerintah Indonesia No. 60 tahun 1999 tentang
Pendidikan Tinggi.
1.4 Mengumpulkan berbagai data dan informasi geologi teknik permukaan dan
bawah permukaan yang mencakup: sebaran serta sifat fisik batuan, kondisi
stratifikasi tanah, morfologi dan bahaya geologi.
1.6 Mengetahui kondisi geologi daerah penelitian yang meilputi litologi, stratigrafi
dan struktur.
1.7 Mengetahui kualitas airtanah pada lokasi penelitian yang didapatkan melalui
karakterisasi dari sifat fisik, dan kimia
1.8 Mengetahui tingkat kelayakan dari airtanah daerah penelitian sebagai sarana
air bersih. Adapun manfaat dari penelitian ini yakni diharapkan penulis dapat
menyelesaikan tugas akhir yang sedang dijalani sekarang, dan data yang telah
didapatkan nantinya dapat berguna bagi warga setempat baik untuk edukasi
kepada warga secara langsung maupun sebagai data pendukung untuk
pemerintah setempat.
Gambar 3.2. Peta Geologi Regional Lembar A.Peta Geologi. B.Geologi Daerah
Penelitian. C Stratigrafi Regional
(Sukardi, N. Sikumbang, I. Umar & R. Sunaryo. 1995)
Stratigrafi umum pada Cekungan Kutai bagian utara dari yang berumur tua
hingga muda (Sukardi dkk, 1995) adalah sebagai berikut :
1) Formasi Maluwi, terdiri dari batulempung, batulempung pasiran dengan
sisipan napal, serpih kelabu, serpih pasiran, sedikit karbonan, ke arah atas
berangsur menjadi batugamping dengan sisipan napal dan batulempung
Secara regional, urutan aktivitas tektonik pada Cekungan Kutai adalah sebagai
berikut:
1) Paleosen Akhir, Eosen Tengah – Oligosen Awal.
cekungan secara intensif mengalami penurunan, melibatkan rifting pada
batuan dasar (Darman & Sidi, 2000). Proses ini menghasilkan sistem sesar
ekstensional dan membentuk half graben.
2) Oligosen.
interupsi penurunan cekungan oleh proses pengangkatan di daerah
Kalimantan bagian tengah. Kemudian terjadi lagi proses penurunan
cekungan secara tepat melalui mekanisme sagging (Darman & Sidi, 2000)
3) Oligosen Akhir:
terjadi proses pengangkatan di bagian tepi cekungan. Di bagian utara
cekungan Kutai juga terjadi proses pengangkatan yaitu pada punggungan
Mangkalihat. Menurut Biantoro dkk, (1992), pengangkatan di bagian
utara ini terjadi dalam dua tahap. Tahap pertama menghasilkan pola
kelurusan sesar Bengalun berarah hampir timur – barat dan tahap kedua
yang menghasilkan bagian tertinggi dari pengangkatan yaitu di daerah
teluk Sangkulirang. Hasil proses tektonik ini yaitu: Punggungan
Mangkalihat, Sesar Bengalun, dan Sangkulirang di batas bagian utara
memisahkan Cekungan Kutai dengan Cekungan Tarakan. Selama Eosen –
Oligosen, Cekungan Kutai ini diinterpretasikan terbuka ke arah barat (Ott,
1987).
4) Miosen Awal:
terjadi pemekaran di laut Cina Selatan yang memacu proses subduksi
sepanjang batas baratlaut Kalimantan (Palawan Trough) dengan gaya
kompresi berarah baratlaut – tenggara. Proses ini juga menghasilkan
pengangkatan di Pegunungan Kalimantan bagian tengah (Tinggian
1) Warna
Warna pada air dapat disebabkan oleh material koloid maupun dari
kandungan mineral yang terkandung didalam tanah/batuan. Adapun warna
putih keruh yang terdapat pada beberapa sumur di lapangan, bisa
dikarenakan oleh pengkayaan kandungan mineral besi (Fe) yang terdapat di
dalam batuan / tanah yang sifatnya lempung (clay).
2) Kekeruhan
Tingkat kekeruhan air disebabkan oleh material-material lepas yang
terbawa naik ke atas permukaan air dikarenakan gesekan yang terjadi pada
4) Batas Muka Air tanah Bebas (Free Surface Boundary) batas muka
air tanah bebas merupakan batas cekungan air tanah, pada batas
tersebut diketahui tekanan hidrauliknya sebesar tekanan udara luar.
Muka air tanah bebas atau muka freatik, merupakan batas vertikal
bagian atas cekungan air tanah.
3) Fracture Artesian Springs (Mata Air Rekahan), yaitu mata air yang
dihasilkan oleh akuifer tertekan yang terpotong oleh struktur
impermeabel.
4) Sinkhole Springs (Mata Air Sinkhole), yaitu mata air yang terjadi
akibat pelarutan batuan oleh air tanah.
5) Fault Springs (Mata Air Patahan), yaitu mata air yang terjadi akibat
adanya struktur patahan pada suatu lapisan akuifer tertekan.
6) Joint Springs (Mata Air Kekar), yaitu mata air yang dihasilkan dari
celah-celah kekar pada suatu lapisan akuifer tertekan
Gambar 3.7. Jenis-jenis mata air dkidasarkan kontrol geologi dan topografi
(Fetter, 1994)
HASIL
BAKU
PARAMETER SATUAN
MUTU SUMUR 2 SUMUR 3 SUMUR 7 KETERANGAN
pH
- 6,5 – 8,5 7.35 7.81 7.91
Sesuai
Besi (Fe)
1 <0.43 <0.43 <0.43
mg/L Sesuai
Fluorida
1,5 0.80 0.30 0.49
mg/L Sesuai
Kesadahan
(CaCO3) 500 152.4 41.66 134.63
mg/L Sesuai
Standar
Parameter Baku Mutu Sumur 2 Sumur 3 Sumur 7 Keterangan
No. Unit
Wajib (kadar
maksimum)
Total Positive Positive Positive Sesuai
1 CFU/100ml 50
coliform (>2419.6) (>2419.6) (>2419.6)
Positive Positive Positive Sesuai
2 E. coli CFU/100ml 0
(>2419.6) (>2419.6) (>2419.6)
Nitrat (NO3+)
10 0.46 0.46 2.21
mg/L Sesuai
Nitrit (NO2+)
1 0.04 0.04 0.03
mg/L Sesuai
sulfat
0,1 4.78 3.62 15.24
mg/L Sesuai
Zat organic
0,05 3.72 3.10 3.10
mg/L Sesuai
Tabel 4.4 Parameter Biologi dalam Standar Baku Mutu Kesehatan Lingkungan
untuk Media Air untuk Keperluan Higiene Sanitasi
Hasil analisis Biologi dapat dilihat pada (Tabel 4.4.) Parameter biologi dari hasil
analisis dapat ditentukan oleh beberapa parameter dibawah ini:
a) Total coliform
adalah suatu kelompok bakteri yang digunakan sebagai indikator adanya polusi
kotoran. Total colifrom yang berada pada sumur2,sumur3 dan sumur7
menunjukan hasil positive dan sesuai dalam Standar Baku Mutu Kesehatan
Lingkungan untuk Media Air untuk Keperluan Higiene Sanitasi dan masih layak
bagi masyarakat.
b) E. coli
adalah bakteri flora normal yang sering dijumpai pada usus manusia, bersifat unik
karena dapat menyebabkan infeksi primer seperti diare (Karsinah dkk, 2011).
Menurut buku yang di karang oleh Radji (2011), Escherichia coli atau E.coli
adalah bakteri Gram negatif yang termasuk dalam family Enterobacteriaceae,
yang ada di dalam tubuh manusia. Bergerak menggunakan flagel dan berbentuk
batang pendek atau biasa disebut kokobasil. Dan dari hasil analisis pada
4.2 Pembahasan
4.1.4. Tahap Kerja Analisis kualitas Air tanah
1) Penentuan Titik Pengambilan Sampel Airtanah
Penentuan titik pengambilan sampel yang dilakukan dilapangan yaitu berdasarkan
sumur-sumur dengan metode pengambilan secara random sampling yang
mewakili sebaran area penelitian maupun sebaran satuan batuan dengan jumlah
sumur yang didapat sebanyak 3 sumur (S2, S3, S7)
2) Pengukuran Ketinggian muka Airtanah
Pengukuran ketinggian muka airtanah yang dilakukan mengacu pada peta
topografi dan dilakukan plotting titik ketinggian berdasarkan kondisi satuan
batuan yang berbeda serta mewakili daerah tersebut.
3) Pengambilan Sampel Airtanah.
Pengambilan sampel airtanah dilakukan pada sumur milik penduduk yang telah
diukur ketinggian muka airtanahnya. Dalam pengambilan sampel pada sumur (S2,
S3, S7) yang dilihat pada gambar (4.6. 4.7. 4.8)., diambil sesuai standar yang
berlaku mengacu pada SNI 06-2412-1991 tentang metode pengambilan contoh
kualitas air.
Gambar 4.7. Pengukuran dan pengambilan sampel airtanah pada sumur (S3)
LP13, daerah penelitian.
Gambar 4.8. Pengukuran dan pengambilan sampel airtanah pada sumur (S7) LP
62, daerah penelitian.
Secara analisis kimia dari hasil pengukuran didapatkan bahwa ketiga sumur
memiliki kandungan Zat organik yang masing-masing sumur2 (3.72 mg/L) dan
sumur3 (3.10 mg/L),sumur7 (3.10 mg/L). Baku mutu kadar besi sebagai sumber
air bersih sebesar 1,0 mg/l. Sehingga untuk kadar besi pada sumur gali yang ada
masih tergolong aman dan memenuhi syarat sebagai air bersih. yang ada di daerah
penelitian masih memenuhi syarat sebagai bahan baku air bersih untuk kebutuhan
sehari-hari. Karakteristik fisik berdasarkan hasil uji laboratorium masih dibawah
ambang batas yang ditetapkan sehingga layak untuk digunakan.
Allen, G.P. and Chambers, J.L.C. 1998. Sedimentation in The Modern and
Miocene Mahakam Delta. Indonesian Petroleum Association: Jakarta.
Effendi, Hefni. 2003. Telaah kualitas air bagi pengelolaan sumber daya dan
lingkungan perairan. Yogyakarta : Kanisius
Fawell, J., Bailey, K., Chilton, J., Dahi, E., Fewtrell, L., dan Magara, Y. (2006).
Fluoride in Drinking Water. London: Iwa Publishing. (Published on behalf of the
WHO).
Kodoatie, Robert, J. 2012. Tata Ruang Air Tanah. Yogyakarta : Penerbit ANDI
Lapisan Pembawa Airtanah Daerah Kebakalan dan Sekitarnya, Kebumen-Jawa
Tengah. Jurnal Natural B, 3(4), 303-311.
Mareta, N., & Hidayat, E. (2016). Hubungan Kondisi Geologi Lingkungan dan
Sumber : https://geochemsurvey.com/download-peta-cat-cekungan-air-tanah-
indonesia/