Anda di halaman 1dari 4

Lampiran

Bahan Ajar

Larutan Elektrolit dan Non Elektrolit

1. Pengertian Larutan Elektrolit dan Non Elektrolit


Larutan elektrolit adalah larutan yang dapat menghantarkan listrik,
sedangkan larutan non elektrolit adalah larutan yang tidak dapat menghantarkan listrik.
Larutan elektrolit dapat dibedakan menjadi elektrolit kuat dan elektrolit lemah. Elektrolit kuat
mempunyai daya hantar yang relatif tinggi walaupun konsentrasinya relatif kecil, sedangkan
elektrolit lemah mempunya daya hantar yang relatif rendah walaupun konsentrasinya relatif
besar. Aki (akumulator) sebagai sumber arus listrik yang dapat diisi ulang adalah komponen
yang penting dalam kendaraan bermotor. Sebagai sel elektrokimia, aki terdiri dari komponen
elektroda dan larutan elektrolit. Larutan elektrolit yang terdapat dalam aki adalah larutan
asam sulfat yang biasanya dikenal sebagai air aki accuzuur.

Hasil uji hantaran listrik dari larutan elektrolit kuat (kiri), elektrolit lemah (tengah), dan
larutan non elektrolit (kanan)
(Sumber: Kotz, John C., Treichel, Paul M., & Townsend, John R. 2012. Chemistry &
Chemical Reactivity (8th edition). California: Brooks/Cole)

2. Mekanisme Hantaran Listrik Melalui Larutan


Menurut teori ionisasi Arrhenius, larutan elektrolit dapat menghantarkan listrik karena
terdapat ion-ion yang bergerak bebas dalam larutan. Ion-ion tersebut yang berperan dalam
menghantarkan arus listrik melalui larutan. Sebagai contoh, larutan NaCl merupakan larutan
elektrolit. Zat terlarut NaCl di dalam pelarut air akan terdisosiasi (terurai) menjadi ion
Na+ dan ion Cl−. Dalam eksperimen hantaran listrik larutan elektrolit dengan menggunakan
sumber arus listrik searah, lampu, dan dua elektroda, ion-ion bermuatan positif akan bergerak
ke arah elektroda yang terhubung ke kutub negatif (katoda) sedangkan ion-ion bermuatan
negatif akan bergerak ke arah elektroda yang terhubung ke kutub positif (anoda).
Pada larutan non elektrolit, zat non elektrolit yang terlarut tidak dapat terurai menjadi ion-ion,
sehingga tidak terdapat ion-ion bebas yang dapat menghantarkan arus listrik. Sebagai contoh,
larutan gula sukrosa (C12H22O11) merupakan larutan non elektrolit. Zat terlarut sukrosa di
dalam pelarut air tidak dapat terurai menjadi ion, sehingga tidak terdapat ion bebas yang
dapat menghantarkan listrik.

Daya Hantar Listrik dan Ikatan Kimia


Kemampuan menghantarkan listrik dari suatu larutan bergantung pada zat terlarut. Jenis
ikatan kimia pada zat terlarut merupakan faktor utama yang mempengaruhi daya hantarnya.
Ditinjau dari ikatan kimia, senyawa kimia dapat dibedakan menjadi senyawa ionik dan
senyawa kovalen.

1. Senyawa ionik
Senyawa ionik adalah senyawa yang terdiri dari ion-ion positif dan negatif yang bergabung
oleh karena adanya gaya tarik-menarik elektrostatis. Contoh senyawa ionik antara lain NaCl,
KBr, CuCl2, Ca(NO3)2, (NH4)2S, NaOH, BaSO4, dan AgCl. Dalam bentuk padat (kristal), ion-
ion tersebut berada dalam posisi tetap pada kisi kristalnya sehingga tidak dapat bergerak
bebas. Oleh karena itu, padatan senyawa ionik tidak dapat menghantarkan listrik. Jika
padatan tersebut dilelehkan atau dilarutkan dalam air, maka ion-ion tersebut dapat terurai dari
kisinya dan bergerak bebas sehingga dapat menghantarkan arus listrik. Ketika senyawa ionik
dilarutkan dalam air, ion-ion positif dan ion-ion negatif akan dikelilingi oleh molekul-
molekul air sehingga terjadi stabilisasi muatan oleh proses pelarutan (solvasi) oleh air.
Berikut beberapa contoh persamaan reaksi yang dapat dituliskan dari proses pelarutan
beberapa senyawa ionik oleh air.

Ilustrasi pelarutan padatan senyawa ionik (kiri) dalam air: ion positif dan ion negatif dari
senyawa ionik tersebut dikelilingi oleh molekul-molekul air (kanan)
(Sumber: Petrucci, Ralph H. et al. 2017. General Chemistry: Principles and Modern
Applications (11th edition). Toronto: Pearson Canada Inc.)

Pada umumnya semua senyawa ionik yang mudah larut dalam air, seperti NaCl, KBr, CuCl 2,
Ca(NO3)2, (NH4)2S, dan NaOH adalah elektrolit kuat. Namun, untuk senyawa ionik yang
cenderung sukar larut dalam air seperti CaC 2O4, SrCO3, BaSO4 dan AgCl, daya hantarannya
akan cenderung lebih lemah.
2. Senyawa kovalen
Senyawa kovalen adalah senyawa yang terdiri dari satuan-satuan diskrit yang disebut
molekul-molekul, yang terdiri dari beberapa atom nonlogam yang berikatan kovalen.
Senyawa kovalen ada yang bersifat polar dan adapula yang nonpolar. Senyawa kovalen polar
ada yang dapat mengalami ionisasi bila dilarutkan dalam air, sehingga membentuk ion-ion
bebas yang dapat menghantarkan listrik misalnya HCl, H2SO4, H2C2O4, CH3COOH, dan NH3.
Senyawa-senyawa tersebut merupakan zat elektrolit. Berikut beberapa contoh persamaan
reaksi yang dapat dituliskan dari proses pelarutan beberapa senyawa kovalen polar terionisasi
oleh air.

Namun, adapula senyawa kovalen polar yang tidak dapat terionisasi, misalnya aseton,
sehingga tidak dapat menghantarkan listrik. Semua senyawa kovalen nonpolar, seperti
Br2 dan CH4, juga tidak dapat terionisasi. Jadi, senyawa kovalen polar yang tidak terionisasi
dan senyawa kovalen nonpolar merupakan zat non elektrolit.
Larutan Elektrolit Kuat dan Larutan Elektrolit Lemah
Perbedaan utama larutan elektrolit kuat dan elektrolit lemah adalah daya hantarnya ketika
konsentrasi kedua jenis elektrolit sama. Pada elektrolit kuat, elektrolit dapat terurai sempurna
atau hampir sempurna menjadi ion-ion dalam pelarutnya. Contoh larutan elektrolit kuat yaitu
senyawa-senyawa garam mudah larut dalam air, basa kuat, dan asam kuat, seperti NaCl, KBr,
CuCl2, Ca(NO3)2, (NH4)2S, NaOH, Ba(OH)2, HCl, dan H2SO4. Sedangkan, pada elektrolit
lemah, elektrolit hanya dapat terurai sebagian kecil menjadi ion-ion dalam pelarutnya.
Contoh larutan elektrolit lemah yaitu senyawa-senyawa asam lemah dan basa lemah, seperti
H2C2O4, CH3COOH, N2H4, dan NH3. Secara kuantitatif, kuat lemahnya elektrolit dapat
dinyatakan sebagai derajat ionisasi / derajat disosiasi, α.

Pada larutan elektrolit kuat yang terionisasi/terdisosiasi sempurna, nilai α = 1, sedangkan


yang terionisasi hampir sempurna, nilai α mendekati 1. Pada larutan non elektrolit, nilai α =
0. Jadi, batas nilai α untuk larutan elektrolit lemah adalah 0 < α < 1.
Purba, Michael. 2006. Kimia 1B untuk SMA Kelas X. Jakarta: Erlangga
Retnowati, Priscilla. 2004. SeribuPena Kimia SMA Kelas X Jilid 1. Jakarta: Erlangga
Petrucci, Ralph H. et al. 2017. General Chemistry: Principles and Modern

Anda mungkin juga menyukai