GOUT ARTHRITIS
Pembimbing :
Penyusun :
PUSKESMAS SAITNIHUTA
HUMBANG HASUNDUTAN
2022
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 DEFINISI
Menurut American College of Rheumatology, gout adalah suatu penyakit
dan potensi ketidakmampuan akibat radang sendi yang sudah dikenal sejak lama,
gejalanya biasanya terdiri dari episodik berat dari nyeri infalamasi satu sendi.1
Penyakit artritis gout adalah salah satu penyakit inflamasi sendi yang
paling sering ditemukan, ditandai dengan penumpukan kristal monosodium urat di
dalam ataupun di sekitar persendian. Monosodium urat ini berasal dari
metabolisme purin. Hal penting yang mempengaruhi penumpukan kristal adalah
hiperurisemia dan saturasi jaringan tubuh terhadap urat. Apabila kadar asam urat
di dalam darah terus meningkat dan melebihi batas ambang saturasi jaringan
tubuh, penyakit artritis goutini akan memiliki manifestasi berupa penumpukan
kristal monosodium urat secara mikroskopis maupun makroskopis berupa tophi
(Mandel, 2008).1
Dua etiologi yang menyebabkan keadaan hiperurisemia adalah ekskresi
asam urat menurun (90% pasien) atau sintesis asam urat meningkat (10% pasien).
Keadaan ekskresi asam urat yang menurun terdapat pada pasien-pasien dengan
penyakit ginjal, penyakit jantung, terapi obat-obatan seperti diuretik, dan
penurunan fungsi ginjal karena usia. Sedangkan keadaan sintetis asam urat
meningkat terdapat pada pasien-pasien dengan predisposisi genetik, diet tinggi
purin, dan konsumsi alkohol.1
BAB II
TINJAUAN PUSTAKAN
1.1 Definisi
Menurut American College of Rheumatology, gout adalah suatu
penyakit dan potensi ketidakmampuan akibat radang sendi yang sudah
dikenal sejak lama, gejalanya biasanya terdiri dari episodik berat dari nyeri
infalamasi satu sendi.
1
1.2 Epidemiologi
Dalam beberapa dekade terakhir, prevalensi penyakit ini meningkat
hampir 2 kali lipat di Amerika. Di Cina, penduduk Cina yang mengalami
keadaan hiperurisemia berjumlah hingga 25%. Hal ini mungkin disebabkan
karena gaya hidup seperti diet purin tinggi, konsumsi alkohol yang
berlebihan, dan medikasi-medikasi lain (Wortman, 2002). 5
1.3 Etiologi
1.2.1 Hiperurisemia dan Gout Primer
Hiperurisemia primer adalah kelainan molekular yang masih belum
jelas diketahui. Berdasarkan data ditemukan bahwa 99% kasus adalah gout
dan hiperurisemia primer. Gout primer yang merupakan akibat dari
hiperurisemia primer, terdiri dari hiperurisemia karena penurunan ekskresi
(80-90%) dan karena produksi yang berlebih (10-20%). Hiperurisemia
karena kelainan enzim spesifik diperkirakan hanya 1% yaitu karena
peningkatan aktivitas varian dari enzim phosporibosylpyrophosphatase
(PRPP) synthetase, dan kekurangan sebagian dari enzim hypoxantine
phosporibosyltransferase (HPRT). Hiperurisemia primer karena
penurunan ekskresi kemungkinan disebabkan oleh faktor genetik
dan menyebabkan gangguan pengeluaran asam urat yang menyebabkan
hiperurisemia. 6
1.3.4 Penyakit-Penyakit
Penyakit-penyakit yang sering berhubungan dengan hiperurisemia.
Mis. Obesitas, diabetes melitus, penyakit ginjal, hipertensi, dislipidemia,
dsb. Adipositas tinggi dan berat badan merupakan faktor resiko yang kuat
untuk gout pada laki-laki, sedangkan penurunan berat badan adalah faktor
pelindung. (Purwaningsih, 2005) 6
1.3.5 Obat-Obatan
Beberapa obat-obat yang turut mempengaruhi terjadinya
hiperurisemia. Mis. Diuretik, antihipertensi, aspirin, dsb. Obat-obatan juga
mungkin untuk memperparah keadaan. Diuretik sering digunakan untuk
menurunkan tekanan darah, meningkatkan produksi urin, tetapi hal tersebut
juga dapat menurunkan kemampuan ginjal untuk membuang asam urat.
Hal ini pada gilirannya, dapat meningkatkan kadar asam urat dalam darah
dan menyebabkan serangan gout. Gout yang disebabkan oleh pemakaian
diuretik dapat "disembuhkan" dengan menyesuaikan dosis. Serangan Gout
juga bisa dipicu oleh kondisi seperti cedera dan infeksi.hal tersebut dapat
menjadi potensi
memicu asam urat. Hipertensi dan penggunaan diuretik juga
merupakan faktor risiko penting independen untuk gout. (Luk, 2005) 6
1.5 Diagnosis
Gold standard dalam menegakkan gout arthritis adalah
ditemukannya kristal urat MSU (Monosodium Urat) di cairan sendi atau
tofus. Untuk memudahkan diagnosis gout arthritis akut, dapat digunakan
kriteria dari ACR (American College Of Rheumatology) tahun 1977
sebagai berikut :
A. Ditemukannya kristal urat di cairan sendi, atau
B. Adanya tofus yang berisi Kristal urat, atau
C. Terdapat 6 dari 12 kriteria klinis, laboratoris, dan radiologis
sebagai berikut :
1. Terdapat lebih dari satu kali serangan arthritis akut
2. Inflamasi maksimal terjadi dalam waktu 1 hari
3. Arthritis monoartikuler
4. Kemerahan pada sendi
5. Bengkak dan nyeri pada MTP-1
6. Arthritis unilateral yang melibatkan MTP-1
7. Arthritis unilateral yang melibatkan sendi tarsal
8. Kecurigaan terhadap adanya tofus
9. Pembengkakan sendi yang asimetris (radiologis)
10. Kista subkortikal tanpa erosi (radiologis)
11. Kultur mikroorganisme negative pada cairan sendi 7
1.6 Penatalaksanaan
Secara umum, penanganan gout arthritis adalah memberikan
edukasi, pengaturan diet, istirahat sendi dan pengobatan. Pengobatan
dilakukan secara dini agar tidak terjadi kerusakan sendi ataupun
komplikasi lain. Pengobatan gout arthritis akut bertujuan menghilangkan
keluhan nyeri sendi dan peradangan dengan obat-obat, antara lain: kolkisin,
obat antiinflamasi nonsteroid (OAINS), kortikosteroid atau hormon ACTH.
Obat penurun asam urat penurun asam urat seperti alupurinol atau obat
urikosurik tidak dapat diberikan pada stadium akut. Namun, pada pasien
yang secara rutin telah mengkonsumsi obat penurun asam urat, sebaiknya
tetap diberikan. Pada stadium interkritik dan menahun, tujuan pengobatan
adalah menurunkan kadar asam urat, sampai kadar normal, guna mencegah
kekambuhan. Penurunan kadar asam urat dilakukan dengan pemberian diet
rendah purin dan pemakaian obat alupurinol bersama obat urikosurik yang
lain. (Putra, 2009)8
Penelitian terbaru telah menemukan bahwa konsumsi tinggi dari
kopi, susu rendah lemak produk dan vitamin C merupakan faktor pencegah
gout.(Doherty, 2009)8
BAB III
LAPORAN KASUS
A. IDENTITAS PASIEN
Nama Penderita : Tn. MS
Jenis Kelamin : Laki-laki
Tanggal Lahir : 20 Oktober 1953 (68 tahun)
Tanggal Pemeriksaan : 23/04/2022
Anamnesis : Autoanamnesis
B. ANAMNESIS
Anamnesis Terpimpin :
Bengkak dan nyeri pada persendian kaki kanan dialami sejak 3 hari yang lalu.
Nyeri pada lutut dan kaki terutama bila digerakkan. Nyeri sebelumnya ada, tapi
tidak berat semenjak 3 tahun yang lalu. Riwayat demam ada, dialami 2 hari yang
lalu, bersamaan dengan timbulnya nyeri pada sendi-sendi. Saat ini nyeri kepala
(-). batuk (-) batuk darah (-), sesak nafas (-), nyeri dada (-), riwayat sesak dan
nyeri dada sebelumnya (-), mual (-), muntah (-), nyeri ulu hati (-), riwayat
nyeri ulu hati (-), nafsu makan biasa. Buang air besar saat ini lancar 2 kali sehari
berwarna kuning konsistensi lunak. Buang air kecil lancar berwarna kuning jernih.
C. PEMERIKSAAN FISIS
Status Present:
Sakit Sedang/Gizi Cukup/ Compos mentis
BB= 74,5 kg; TB= 160 cm;
Tanda Vital:
Tensi : 110/80 mmHg
Nadi : 80 kali/ menit (Reguler, kuat angkat)
Pernapasan : 22 kali/ menit (Thoracoabdominal)
Suhu : 36,2oC (axilla)
Kepala:
Ekspresi : Normal
Simetris Muka : Simetris kiri dan kanan
Mata:
Eksoptalmus/ Enoptalmus: (-)
Gerakan : Kesegala arah
Tekanan Bola Mata : Tidak dilakukan pemeriksaan
Kelopak Mata : Edema palpebra (-), ptosis (-)
Konjungtiva : Anemis (+)
Sklera : Ikterus (-)
Kornea : Jernih, reflex kornea (+)
Pupil : Bulat, isokor
Telinga:
Pendengaran : Tidak ada kelainan
Nyeri Tekan di Proc. Mastoideus : (-)
Hidung:
Perdarahan : (-)
Sekret : (-)
Mulut:
Bibir : Kering (-), stomatitis (-)
Gigi Geligi : Karies (-)
Gusi : Candidiasis oral (-), perdarahan (-)
Farings : Hiperemis (-)
Tonsil : T1 – T1, hiperemis (-)
Lidah : Kotor (-)
Leher:
Kel. Getah Bening: Tidak teraba, nyeri tekan (-)
Kel. Gondok : Tidak ada pembesaran, nyeri tekan (-)
DVS : R+2 cmH2O
Pembuluh Darah : Bruit (-)
Kaku Kuduk : (-)
Tumor : (-)
Dada:
- Inspeksi : Simetris hemithoraks kiri dan kanan
- Bentuk : Normothoraks
- Pembuluh Darah : Bruit (-)
- Buah Dada : Tidak ada kelainan
- Sela Iga : Tidak ada pelebaran
- Lain-lain : Barrel chest (-), pigeon chest (-), massa tumor (-)
Paru:
o Palpasi:
Fremitus Raba : Kiri = Kanan
Nyeri Tekan : (-)
o Perkusi:
Paru Kiri : Sonor
Paru Kanan : Sonor
Batas Paru Hepar : ICS V-VI anteriordextra
Batas Paru Belakang Kanan :Vertebra thorakal X dextra
Batas Paru Belakang Kiri :Vertebra thorakal XI sinistra
o Auskultasi:
Bunyi Pernapasan :Vesikuler
Bunyi Tambahan : Ronkhi -/- Wheezing -/-
Jantung:
o Inspeksi : Ictus cordis tidak tampak
o Palpasi : Ictus cordis tidak teraba
o Perkusi : Pekak, batas jantung kesan normal (batas jantung kanan:linea
parasternalis dextra, batas jantung kiri: linea midclavicularis sinistra)
o Auskultasi :
BJ I/II : Murni regular
Bunyi Tambahan : Bising (-)
Perut:
o Inspeksi : Datar, ikut gerak napas
o Palpasi : Massa tumor (-), nyeri tekan epigastrik (-)
o Hati : Tidak teraba
o Limpa : Tidak teraba
o Ginjal : Ballotement (-)
Ekstremitas
Tampak benjolan pada manus dextra sinistra, kontraktur digiti I,II,III,IV,V
manus dextra, genu dextra sinistra, dan pedis dextra sinistra. Nyeri tekan pada
benjolan (+)
Tanggal 23/04/22
Asam Urat : 9,5
F. Terapi :
o Allupurinol 100 mg 1 x 1 tab
o Kolkisin 1 mg 2 x 1 tab
o Prednison 5 mg 3 x 1 tab
o Diet rendah purin, garam, kalium, dan protein 1 gr/ kgBB/ hari
G.Follow Up
Ekstremitas
bawah :
Oedem (+/-)
Tanggal Subjektif Objektif Assesment Planning
KU : Tanda Vital : Gout - Allupurinol
23-04- Bengkak TD : 110/80 Arthritis 100mg tablet
2022 pada kedua mmHg 1x1
kaki dan HR : 80 x/menit - Calcium
terasa nyeri RR : 22x/menit laktat 500mg
(+) T :36,2 C tablet 2x1
TB : 160cm - Vitamin B1
BB : 74,5 kg tablet 1x1
Hasil
Pemeriksaan
Penunjang :
Glucosa : 88
mg/dl
Asam Urat : 9,5
mg/dl
BAB Iv
DISKUSI
Nyeri merupakan keluhan utama pasien rematik, dalam hal ini gout
arthritis. Nyeri pada penyakit rematik umumnya karena inflamasi. Untuk
menghilangkan dan meringankan keluhan ini digunakanlah obat yang
mampu menghambat proses inflamasi dan memiliki efek analgesik serta
anti piretik yang diklasifikasikan sebagai Obat Anti Inflamasi Non Steroid
(OAINS). Penggunaan OAINS yang kurang tepat dapat menyebabkan
gastropati.
4