Sistem Komunikasi Seluler Komponen Fundamental Dari Suatu Sistem GSM Global System
Sistem Komunikasi Seluler Komponen Fundamental Dari Suatu Sistem GSM Global System
Komponen fundamental dari suatu sistem GSM (Global System for Mobile
kemudian disebut Base Tranceiver Station (BTS) dalam GSM. Sebuah BTS terdiri
dari perangkat transmitter dan receiver seperti antena, amplifier dan komponen
dan protokol level link untuk pensinyalan pada jalur radio diputuskan disini.
1
Universitas Sumatera Utara
Untuk menjaga agar ukuran BTS tidak terlalu besar maka bagian kontrol
yang penting dilakukan oleh Base Station Controller (BSC). Sebuah BSC terdiri
dari fungsi kontrol untuk kanal radio, pengaturan kanal dan pengaturan handover.
Umumnya beberapa BTS dikontrol oleh sebuah BSC. Pada prakteknya, BTS dan
disebut juga Mobile Switching Center (MSC). Pada MSC dilakukan pencarian
jalur, pengolahan data dan segala fungsi switching dari sebuah node switching
pada sebuah jaringan telepon tetap seperti pada jaringan Integrated Services
Digital Network (ISDN). Perbedaan utama ISDN dan MSC adalah pada MSC
harus diperhitungkan alokasi dan administrasi dari kanal radio dan mobilitas dari
pengguna. Selain itu, sebuah MSC harus menyediakan fungsi tambahan untuk
registrasi lokasi pengguna dan handover dari sebuah koneksi apabila pengguna
Sebuah jaringan seluler dapat memiliki beberapa MSC dengan setiap MSC
atau daerah metropolitan yang mempunyai trafik padat. Panggilan yang berasal
dari jaringan telepon lokal akan ditangani oleh Gateway MSC (GMSC). Bagian
yang mengatur hubungan antara jaringan telepon lokal (PSTN) dengan jaringan
seluler (ISDN) adalah Interworking Function (IWF) dimana pada bagian ini
dilakukan pemetaan protokol dari jaringan seluler dengan jaringan telepon lokal.
2
Universitas Sumatera Utara
Sambungan antara MS dengan jaringan internasional dilakukan oleh International
Location Register (HLR) dan Visitor Location Register (VLR) menyimpan lokasi
terkini dari sebuah MS. Ini diperlukan karena jaringan harus mengetahui dimana
posisi sel yang digunakan oleh pengguna untuk membangun panggilan ke BTS
yang tepat. Sebagai tambahan, register ini menyimpan profil dari pengguna, yang
dengan keamanan seperti kunci yang digunakan untuk enkripsi dan autentikasi;
pusat yang disebut sebagai Operation and Maintenance Center (OMC). Fungsi
dari OMC adalah sebagai administrasi dari pengguna, terminal, data pembayaran,
Sebuah jaringan GSM dapat dibagi menjadi tiga subjaringan yaitu: Radio
Access Network, Core Network dan Management Network ketiga subjaringan ini
biasa disebut subsistem dalam jaringan GSM. Ketiga subsistem ini disebut juga
3
Universitas Sumatera Utara
2.2 Prinsip Seluler
hanya mempunyai sedikit kanal yang tersedia. Sebagai contohnya, sistem GSM
mempunyai alokasi bandwidth sebesar 25 Mhz pada jangkauan 900 Mhz, dimana
kanal maksimum yang dapat dipergunakan hanya 125 kanal dengan bandwidth
tiap kanal 200 khz. Dengan delapan kali multipleks dapat disediakan 1000 kanal
yang kemudian dikurangi dengan kanal kontrol pada spektrum frekuensi dan
overhead yang terjadi pada saat signalling. Untuk melayani ratusan bahkan ribuan
a. Area yang dilayani oleh sebuah BTS dibagi menjadi sel. Sel ini biasanya
4
Universitas Sumatera Utara
Gambar 2.2 Model dari jaringan seluler dengan penggunaan frequency reuse[1]
sel ke sel lainnya, akan terjadi pergantian frekuensi secara otomatis atau
percakapan.
sinyal yang diterima dengan daya interferensi yang diterima karena co-channel
(2.1)
5
Universitas Sumatera Utara
Intensitas dari interferensi sangat bergantung pada jarak D dari frequency
reuse. Dari sudut pandang MS, interferensi co-channel diakibatkan karena BTS
yang berada pada jarak D dari BTS yang sedang melayaninya. Pada keadaan
terburuk untuk level CIR, sebuah MS sedang berada pada jarak R yang
merupakan ujung dari suatu area cakupan dari sebuah BTS dan diasumsikan enam
dari sel yang bersebelahan mentransmisikan daya yang sama, dapat dilihat pada
persamaan 2.2 :
(2.2)
Dengan daya yang dikirim adalah sama kita dapatkan kondisi terburuk dari
CIR dengan fungsi jari-jari sel yaitu R, maka pada persamaan 2.3 jarak reuse D
(2.3)
Nilai dari CIR sangat bergantung pada rasio R/D. Dengan syarat ini untuk
frequency reuse agar interferensi akibat co-channel dapat tetap berada di batas
ambang.[1]
Sebuah cluster adalah kumpulan dari sel dimana sel-sel dalam satu cluster
tidak boleh menggunakan frekuensi yang sama dan sel yang berada di cluster
yang lain bisa menggunakan kembali frekuensi tersebut. Ukuran dari suatu cluster
dikarakteristik dengan jumlah sel dalam setiap cluster atau dinotasikan dengan k,
yang menentukan jarak frequency reuse D, ketika jari-jari dari sel diberikan R.
6
Universitas Sumatera Utara
Gambar 2.3 menunjukkan contoh dari cluster dan penggunaan frequency reuse
a. Sebuah cluster dapat berisi semua frekuensi yang terdapat dalam sistem
komunikasi radio.
b. Dalam sebuah cluster tidak boleh digunakan frekuensi yang sama dalam
setiap selnya.
c. Semakin besar ukuran sebuah cluster, maka jarak frequency reuse dan
nilai CIR juga akan semakin besar dan semakin banyak nilai k, maka
jumlah kanal yang tersedia akan semakin sedikit dan jumlah pengguna
dengan model segi-enam dan bergantung pada nilai k dan jari-jari dari sel :
(2.4)
7
Universitas Sumatera Utara
Nilai CIR dapat diperoleh sebagai persamaan 2.5:
(2.5)
optimum dengan memasukkan nilai (C/I) yang minimum dengan rumus pada
persamaan 2.6:
(2.6)
(2.7)
(2.8)
Model seluler yang dibahas sejauh ini sangat ideal untuk analisis dan
ilustrasi, akan tetapi pada kenyataanya sel bukanlah berupa lingkaran maupun
propagasi yang sangat acak. Pada Gambar 2.4 dapat dilihat gambaran nyata dari
suatu jaringan dan dapat dilihat pembagian dari kanal yang dialokasikan beserta
frequency reuse. Perbedaan ukuran dari tiap sel bergantung pada area dari sel itu
sendiri apakah merupakan daerah perkotaan, pinggiran ataupun jalur lintas. [1]
8
Universitas Sumatera Utara
Gambar 2.4 Gambaran nyata dari sel[1]
ideal di ruang bebas dengan pola radial simetris. Daya yang diterima
berbanding terbalik dengan pangkat dua dari jarak dari pemancar. Secara
spesifik, daya yang diterima dapat dijabarkan dalam model ruang bebas sebagai
fungsi dari daya yang dipancarkan, jarak dan panjang gelombang dari sinyal
(2.9)
dimana dan adalah gain pemancar dan penerima. Rumus 2.9 belum
pepohonan, dan permukaan air. Pada sisi penerima, sinyal yang diterima
9
Universitas Sumatera Utara
sinyal yang dipantulkan dan kemudian dapat ditulis pada persamaan 2.10
(2.10)
Gain kanal dapat dibagi menjadi 3 komponen seperti pada persamaan 2.11 :
(2.11)
(2.12)
merupakan efek fluktuasi dari daya yang diterima di nilai rata-ratanya, ini
10
Universitas Sumatera Utara
dengan model statistik, menjabarkan gain shadowing ( ) sebagai variabel
2.13 :
(2.13)
diterima berasal dari sinyal yang diterima dari beberapa jalur propagasi.
superposisi dari sinyal destruktif dan konstruktif terjadi. Hasil dari variasi
persamaan 2.14 :
(2.14)
tidak ada hubungan line of sight antar pemancar dan penerima, maka
11
Universitas Sumatera Utara
2.4 Handover
kapan pun telah menciptakan sebuah dimensi baru dalam sistem komunikasi
wireless dimana pengguna dapat bergerak dari satu tempat ke tempat lain ketika
menggantikannya dengan koneksi yang baru dimana pengguna itu berada yang
kualitas sinyal yang diterima mobile daribase station berkurang di bawah batas
tertentu.
alokasi ketersediaan sinyal radio pada sel tujuan dan pelepasan kanal yang tepat
suatu handover.
Ketika jaringan tidak berhasi membangun koneksi dengan sel tujuan maka
handover tersebut dinyatakan gagal. Kegagalan handover terjadi ketika tidak ada
ketersediaan kanal baru di sel tujuan atau terjadinya dropped call. Dropped call
terjadi ketika kualitas sinyal radio telah jatuh dibawah batas tertentu sebelum
berhasil tersambung dengan sel tujuan dan sering terjadi pada sistem GSM.
12
Universitas Sumatera Utara
2.4.1 Jenis Handover
Ada beberapa jenis handover yaitu hard handover, soft handover dan
softer handover. Proses handover dimulai ketika MS mendeteksi sinyal pilot yang
secara signifikan lebih kuat dibandingkan dengan kanal trafik forward lain yang
kanal trafik yang baru. Perbedaan dari masing-masing jenis handover [6]:
a. Hard Handover
Hard handover terjadi pada dua frekuensi yang berbeda. Pada hard handover ini,
terjadi proses “break before make” yang berarti hubungan mobile station dengan
base station yang lama harus diputuskan terlebih dahulu sebelum membangun
hubungan kembali dengan base station yang baru. Hard handover dapat
Multiple Access), sistem TDMA (Time Division Multiple Access), dan sistem
b. Soft Handover
Pada soft handover terjadi proses “make before break” yang berarti mobile
station harus membangun hubungan dengan base station yang baru terlebih
dahulu sebelum memutuskan hubungan dengan base station yang lama. Soft
handover dapat dilakukan pada sistem CDMA (Code Division Multiple Access)
13
Universitas Sumatera Utara
karena handover pada sistem CDMA terjadi antara dua code channel yang
c. Softer Handover
Softer Handover hanya terjadi di antar sektor pada base station yang melayani
Begitu mobile bergerak menuju batas terluar dari area cakupan yang dilayani base
station maka kualitas dan kuat sinyal yang diterima oleh mobile akan menurun.
Pada saat yang sama, ketika mobile berada di batas terluar dari cell, mobile
tersebut menerima sinyal yang lebih kuat dari base station di sekitarnya. Pada
tahap ini kontrol dari mobile akan dialihkan ke base station baru, peristiwa ini
disebut juga handover. Terdapat beberapa jenis keputusan handover dalam sistem
seluler yaitu[3]:
Mobile Phone System (AMPS) dimana pusat switching mobile bertanggung jawab
14
Universitas Sumatera Utara
2. Mobile Assisted Handover (MAHO)
Pada NCHO beban dari jaringan akan sangat berat karena jaringan
pengukuran kuat sinyal yang diterima dan mengirimkannya kepada base station.
dilakukan atau tidak. Sistem MAHO digunakan pada sistem GSM ( Global System
detik.
fungsi kontrol pada mobile. Mobile dan base station bersama-sama melakukan
pengukuran dan base station akan mengirimkan hasil pengukuran kepada mobile.
informasi yang diterima dari base station. Sistem MCHO digunakan pada DECT
sebelum koneksi dengan BS yang baru dibangun. Sinyal yang diterima dapat
15
Universitas Sumatera Utara
dari base station yang lama (BS1) ke base station yang baru (BS2) dan melewati
base station yang berada di antara BS1 dan BS2. Kuat sinyal rata-rata dari BS1
menurun ketika MS menjauh dari BS1. Kuat sinyal rata-rata dari BS2 meningkat
ketika MS mendekati BS2. Sedangkan kuat sinyal rata-rata dari BS3 meningkat
pada pertengahan dari jalur yang dilalui oleh MS. Melalui Gambar 2.5 , beberapa
a. Relative signal strength, selalu memilih sinyal terkuat yang diterima dari
Gambar 2.5, handover akan terjadi pada posisi A. Karena adanya fluktuasi
sinyal yang diterima maka metode ini terlihat menimbulkan terlalu banyak
memadai. Handover yang tidak perlu ini disebut juga sebagai efek ping-
threshold) dan sinyal dari BS lain lebih kuat dari sinyal BS sekarang. Jika
threshold lebih rendah dari nilai T2 pada Gambar 2.5, MS akan menunda
Pada kasus T2, penundaan mungkin cukup lama karena MS bergerak jauh
ke dalam sel baru. Hal ini mengurangi kualitas link komunikasi dan dapat
16
Universitas Sumatera Utara
c. Relative signal strength dengan hysteresis, membolehkan user untuk
sebesar nilai hysteresis yang sudah ditetapkan. Pada kasus ini, apabila MS
saat ini dikelola oleh BS1 maka handover akan terjadi pada titik C dan
apabila MS dikelola oleh BS3 maka handover akan terjadi pada titik E.
berulang kali di antara base station akibat fluktuasi yang cepat pada kuat
handoverkan user ke BS baru hanya jika kuat sinyal sekarang jatuh / turun
hysteresis margin yang diberikan. Pada Gambar 2.5, handover akan terjadi
Kuat
Sinyal
Pilot (dB)
Hysteresis
T1
T2
Jarak
A B C D E
17
Universitas Sumatera Utara
e. Teknik prediksi, keputusan handover berdasarkan pada perkiraan nilai
kuat sinyal terima untuk waktu berikutnya. Sebuah teknik yang telah
relative signal strength baik dengan atau tanpa hysteresis dan threshold.
lain-lain.
Pada Tugas Akhir ini, akan dibahas tiga pendekatan nonstandard yaitu
18
Universitas Sumatera Utara