Anda di halaman 1dari 13

PENINGKATAN KEMAMPUAN PEREKAM MEDIS DALAM

PENYIMPANAN DAN PENYUSUNAN FILE REKAM MEDIS di


RAK FILING

Rekam Medis

Rekam medis adalah keterangan baik yang tertulis maupun terekam tentang identitas,
anamnesa, penentuan fisik , laboratorium, diagnosa segala pelayanan dan tindakan medik yang
diberikan kepada pasien dan pengobatan baik yang dirawat inap, rawat jalan maupun yang
mendapatkan pelayanan gawat darurat.

Kalau diartikan secara sederhana, rekam medis seakan-akan hanya merupakan catatan
dan dokumen tentang keadaan pasien, namun kalau dikaji lebih dalam rekam medis mempunyai
makna yang lebih luas dari pada catatan biasa, sesudah tercermin segala informasi menyangkut
seorang pasien yang akan dijadikan dasar didalam menentukan tindakan lebih lanjut dalam upaya
pelayanan maupun tindakan medis lainnya yang diberikan kepada seseorang pasien yang datang
ke rumah sakit. (Protap RM, 1999: 56)

Rekam medis mempunyai pengertian, yang sangat luas tidak hanya sekedar kegiatan
pencatatan. Akan tetapi mempunyai pengertian sebagai suatu sistem penyelenggaraan rekam
medis. Sedangkan kegiatan pencatatan sendiri hanya merupakan salah satu kegiatan dari pada
penyelenggaraan rekam medis. Penyelenggaraan rekam medis adalah merupakan proses kegiatan
yang dimulai pada saat diterimanya pasien di rumah sakit, diteruskan kegiatan pencatatan data
medik pasien selama pasien itu mendapat pelayanan medik di rumah sakit. Dan dilanjutkan
dengan penanganan berkas rekam medis yang meliputi penyelenggaraan penyimpanan serta
pengeluaran berkas dari tempat penyimpanan untuk melayani permintaan / peminjaman apabila
dari pasien atau untuk keperluan lainnya. (Protap RM, 1999: 56)

Yang bertanggung jawab atas pemilikan dan pemanfaatan Rekam Medis adalah Direktur
Rumah Sakit, pihak Direktur bertanggung jawab atas hilang, rusak, atau pemalsuaannya,
termasuk penggunaannya oleh badan atau orang yang tidak berhak. Isi rekam medis dimiliki oleh
pasien yang wajib dijaga kerahasiaanya, terutama oleh petugas kesehatan yang bertugas di
ruangan selama pasien dirawat, tidak seorangpun diperbolehkan mengutip sebagian atau seluruh
Rekam Medik sebuah Rumah Sakit untuk kepentingan pihak-pihak lain atau perorangan, kecuali
yang ditentukan oleh peraturan perundang-undangan yang berlaku. (Protap RM, 1999: 57)

Berkas rekam medik sebuah rumah sakit tidak boleh dikirimkan ke tempat keperawatan
lain jika seandainya pasien dirujuk untuk mendapatkan perawatan lanjutan di institusi atau rumah
sakit lain, yang dikirimkan cukup resume (kesimpulan) saja. Kelalaian dalam pengelolaan dan
pemanfaatan rekam medis dapat dikenankan saksi oleh Dirjen Yanmed atau Direktur Rumah
Sakit yang bersangkutan. (Buku Pedoman Catatan Medik seri 7 revisinya dibuat berdasarkan
Permenkes No. 749 a / Menkes / Per / XII / 1998)

Sistem Penomoran Berkas Rekam Medis

Sistem penomoran di unit rekam medis adalah suatu hal yang penting dalam melakukan
registrasi pasien, karena sistem penomoran adalah salah satu identitas pasien yang dapat
membedakan antara pasien satu dengan pasien yang lain.

Pengelolaan penomoran rekam medis dapat menunjang tercapainya tertib administrasi


dalam pencapaian tujuan rumah sakit sehingga penomoran berkas rekam medis perlu
diperhatikan agar pelayanan yang diberikan oleh unit rekam medis dapat berjalan lancar.
Penomoran rekam medis dengan sistem yang baik, sumber daya manusia yang bermutu dan
prosedur atau tata kerja yang baik serta sarana atau fasilitas yang memadai menjadi salah satu
kunci keberhasilan manajemen rekam medis dari suatu pelayanan kesehatan.

Terdapat beberapa faktor yang mempengaruhi duplikasi penomoran rekam medis di


rumah sakit, yaitu :

Dari Faktor man

1. Kurangnya jumlah petugas pendaftaran yang berlatar belakang D3 Rekam medis dan
Informasi Kesehatan

2. Kurangnya pengetahuan petugas mengenai sistem penomoran rekam medis

3. Petugas belum menerapkan sistem penomoran sesuai prosedur yang berlaku

Dari Faktor methode

1. Tidak adanya KIUP (Kartu Indeks Utama Pasien)

2. Belum terdapat SPO (Standar Prosedur Operasional) tentang sistem penomoran rekam medis.
NOMOR PRIMER 1 DIGITE WARNA
0 Ungu
1 Kuning
2 Hijau Tua
3 Orange
4 Biru Muda
5 Coklat
6 Merah Muda
7 Hijau Muda
8 Merah
9 Hitam
KODE WARNA PADA NOMOR REKAM MEDIS

Berikut adalah alur pengembalian berkas Rekam Medis Rawat Inap dan Rawat Jalan

Gbr:alur pemulangan berkas RM rawat jala gbr: alur pemulangan berkas RM rawatinap
Sistem Penyimpanan

Penyimpanan adalah kegiatan menyimpan, penataan, atau penyimpanan berkas rekam


medis untuk mempermudah pengambilan kembali.

Bagian penyimpanan berfungsi sebagai penjaga keamanan dan kerahasiaan dokumen


rekam medis.Menyimpan dokumen rekam medis yang sudah lengkap dengan metoda
penyimpanan angka akhir dan diurutkan sesuai nomor urutnya.Mencarikan dokumen atau
menyediakan dokumen rekam medis untuk keperluan pelayanan dan keperluan lainnya dengan
langkah–langkah sebagai berikut :

1. Menerima tracer yang sudah terisi.


2. Mencari nomor rekam medis.
3. Menyelipkan tracer pada dokumen rekam medis yang sudah diambil.
4. Mengambil dokumen rekam medis yang sudah ditemukan.
5. Mencatat penggunaan dokumen rekam medis dalam buku peminjaman.
6. Manandatangi dan meminta tanda tangan penerima dokumen rekam medis.
7. Melakukan retensi dokumen rekam medis menjadi dokumen aktif dan non aktif.
8. Membantu dalam penilaian nilai guna rekam medis.
9. Menyimpan dokumen rekam medis yang diabadikan.
10. Mengusulkan pemusnahan dokumen rekam medis.
11. Membantu dalam pelaksanaan pemusnahan formulir rekam medis.
12. Melindungi dokumen rekam medis dari bahaya kerusakan fisik, kimiawi dan bilogi.
13. Melakukan penyisiran dokumen rekam medis yang salah letak dengan melihat kode
warna.

Melakukan retensi dokumen rekam medis, langkahnya :

1. Mencatat nomor yang sudah waktunya diretensi dan mengambil dokumen yang akan
disimpan in-aktif.
2. Bersama Tim Pemusnah melaksanakan pemusnahan.
3. Menghitung tingkat penggunaan dokumen rekam medis perbulan atau per triwulan.
4. Menghitung tingkat ketidaklengkapan.
5. Menghitung tingkat kehilangan dokumen rekam medis

Aturan Prosedur Penyimpanan


Aturan-aturan dan prosedur di dalam penyimpanan dokumen rekam medis, seorang
petugas perekam medis khususnya dibagian penyimpanan harus dapat melakukan hal-hal
seperti berikut ini :
1. Ketika dokumen rekam medis dikembalikan di URM (bagian Assembling) harus
disortir terlebih dahulu, sebelum disimpan.
2. Dokumen rekam medis yang foldernya sudah rusak atau robek harus segera diganti /
diperbaiki.
3. Harus selalu melakukan audit dokumen rekam medis secara cln untuk mencari
dokumen rekam medis yang salah letak.
4. Memeriksa arsip di buku peminjaman dokumen (untukmengetahui dokumen rekam
medis sudah dikembalikan atau belum atau untuk mengetahui tingkat kehilangan
dokumen rekam medis).
5. Dokumen rekam medis yang melibatkan kasus hukum tidak boleh diletakkan.
6. Setiap petugas penyimpanan, masing-masing harus bertanggung jawab memelihara
kerapian dan keteraturan rak-rak file. Jika file berantakan memungkinkan terjadinya
salah letak.
7. Dokumen rekam medis yang sedang diproses atau masih digunakan oleh pegawai harus
berada diatas meja.
8. Harus ada prosedur tetap dan tugas pokok kerja tertulis untuk masing-masing staff.
9. Sistem dan Metode Penyimpanan
10. Dalam pengelolaan rekam medis, cara penyimpanan rekam medis terdiri
dari :mengetahui dokumen rekam medis sudah dikembalikan atau belum atau untuk
mengetahui tingkat kehilangan dokumen rekam medis).
11. Dokumen rekam medis yang melibatkan kasus hukum tidak boleh diletakkan.
12. Setiap petugas penyimpanan, masing-masing harus bertanggung jawab memelihara
kerapian dan keteraturan rak-rak file. Jika file berantakan memungkinkan terjadinya
salah letak.
13. Dokumen rekam medis yang sedang diproses atau masih digunakan oleh pegawai harus
berada diatas meja.
14. Harus ada prosedur tetap dan tugas pokok kerja tertulis untuk masing-masing staff.
15. Sistem dan Metode Penyimpanan
16. Dalam pengelolaan rekam medis, cara penyimpanan rekam medis terdiri
dari :mengetahui dokumen rekam medis sudah dikembalikan atau belum atau untuk
mengetahui tingkat kehilangan dokumen rekam medis).
17. Dokumen rekam medis yang melibatkan kasus hukum tidak boleh diletakkan.
18. Setiap petugas penyimpanan, masing-masing harus bertanggung jawab memelihara
kerapian dan keteraturan rak-rak file. Jika file berantakan memungkinkan terjadinya
salah letak.
19. Dokumen rekam medis yang sedang diproses atau masih digunakan oleh pegawai harus
berada diatas meja.
20. Harus ada prosedur tetap dan tugas pokok kerja tertulis untuk masing-masing staff.

Sistem dan Metode Penyimpanan

Dalam pengelolaan rekam medis, cara penyimpanan rekam medis terdiri dari :

A. Sentralisasi
Semua berkas rekam medis pasien disimpan dalam satu berkas dan satu tempat, baik untuk
rawat jalan maupun rawat inap.

Kelebihannya :

1. Mengurangi terjadinya duplikasi dalam pemeliharaan dan penyimpanan.


2. Mengurangi jumlah pembiayaan, untuk peralatan dan pembuatan ruangan.
3. Peningkatan efesiensi petugas dalam penyimpanan atau penemuan kembali dokumen
rekam medis.
4. Lebih efektif didalam pelaksanaan koordinasi dan kontrol didalam penyimpanan.
5. Penggunaan alat dan prosedur lebih mudah diseragamkan.
6. Dokumen rekam medis lebih terjamin keselamatan baik fisik maupun informasinya.
7. Memudahkan didalam pelaksanaan penyusutan dokumen rekam medis.
8. Lebih mudah dalam menjaga hubungan data, baik data rawat jalan, rawat inap dan UGD.

Kekurangannya :

1. Petugas lebih sibuk, karena menangani rawat jalan dan rawat inap.
2. Sistem penerimaan pasien harus 24 jam.
3. Jika tempat / unit kerja berjauhan, maka akan menimbulkan permasalahan bagi
pengguna atau pemakai dokumen rekam medis, sehingga nilai akan accesibility kurang
terpenuhi.
4. Sudah hampir semua rumah sakit di Indonesia menerapkan cara penyimpanan ini,
karena dinilai sudah sangat efektif.

B. Desentralisasi
Sistem penyimpanan berkas yang dibuat terpisah antar data yang satu dengan
yang lain. Didalam sistem desentralisasi penyimpanan dokumen rekam medis ada
beberapa rumah sakit di Indonesia untuk pelayanan dibagian poliklinik disimpan di
bagian pendaftaran atau unit kerja rekam medis rawat jalan dan dokumen rekam medis
rawat inap disimpan dibagian pencatatan medis atau unit rekam medis rawat inap.

Kelebihannya :

1. Efesiensi waktu, sehingga pasien lebih cepat mendapatkan pelayanan.


2. Beban kerja petugas lebih ringan.

Kekurangannya:

1. Banyak terjadi duplikasi data rekam medis.


2. Biaya untuk pembuatan rak dan ruangan lebih banyak.
3. Membutuhkan rak dan ruangan yang banyak.
4. Membutuhkan banyak tenaga pelaksana.

C. Sistem Penjajaran
Sistem penjajaran yaitu sistem penyusunan dokumen rekam medis yang sejajar
antara dokumen rekam medis yang satu dengan yang lainnya. Sistem penjajaran ada 3
yaitu :

Straight Numerical Filing System

Straight Numerical Filing Systemyaitu sistem penyimpanan dokumen rekam


medis dengan mensejajarkan folder dokumen rekam medis berdasarkan urutan langsung
nomor rekam medis pada rak penyimpanan.

Kelebihan :

1. Memudahkan kita mengambil dokumen rekam medis secara banyak dan berurutan untuk
keperluan pendidikan, penelitian atau untuk di nonaktifkan.
2. Mudah dalam melatih petugas dalam penyimpanan.

Kekurangan :

1. Mudah terjadinya kekeliruan dalam menyimpan.


2. Pengawasan kerapihan penyimpanan sangat sukar dilakukan.

Terminal Digit Filing System

Terminal Digit Filing Systemyaitu sistem penyimpanan dokumen rekam medis


dengan mensejajarkan folder dokumen rekam medis berdasarkan urutan nomor rekam
medis pada 2 angka atau 2 digit kelompok terakhir.

Kelebihan :

1. Penambahan jumlah dokumen rekam medsi selalu tersebar secara merata didalam rak
penyimpanan .
2. Petugas penyimpanan tidak akan berdesakan ditempat penyimpanan.
3. Petugas dapat diserahi tanggung jawab untuk jumlah section tertentu.
4. Pekerjaan akan terbagi secara merata.
5. Dokumen rekam medis yang dapat diambil dirak penyimpanan disetiap section.
6. Jumlah dokumen rekam medis untuk setiap section terkontrol.
7. Memudahkan perencanaan peralatan penyimpanan.
8. Kekeliruan menyimpan dapat tercegah.

Kekurangan :

1. Latihan dan bimbingan untuk petugas lebih lama.


2. Membutuhkan biaya awal lebih besar.

Midel Digit Filing System

Midel Digit Filing Systemyaitu sistem penyimpanan dokumen rekam medis


dengan mensejajarkan folder dokumen rekam medis berdasarkan urutan nomor rekam
medis pada 2 angka kelompok tengah.

Kelebihan :

1. Penambahan jumlah folder dokumen rekam medis selalu tersebar secara merata di dalam
rak penyimpanan.
2. Petugas penyimpanan tidak akan berdesakan di tempat penyimpanan.
3. Petugas dapat diserahi tanggung jawab untuk jumlah section tertentu.
4. Pekerjaan akan terbagi secara merata.
5. Dokumen rekam medis yang dapat diambil dirak penyimpanan disetiap section.
6. Jumlah dokumen rekam medis untuk setiap section
7. Memudahkan perencanaan peralatan penyimpanan.

Perlengkapan Penyimpanan

 Almari Atau Rak Penyimpanan


        Perlengkapan utama dari ruang penyimpanan adalah almari atau rak penyimpanan. Di
dalam memilih atau menentukan almari / rak penyimpanan dokumen rekam medis juga harus
memperhatikan struktur atau bentuk folder dari dokumen rekam medis yang akan disimpan, baik
dari tinggi maupun lebar dokumen rekam medis.
 Rak Sortir
        Rak sortir adalah suatu rak yang berguna untuk memisah-misahkan dokumen rekam medis
yang diterima dari unit lain lalu kemudian diproses, dikirimkan atau disimpan ke dalam folder
masing-masing.
 
 Petunjuk Penyimpanan
        Petunjuk penyimpanan biasanya berupa tanda nomor atau angka akhir penyimpanan
dokumen rekam medis. Penggunaan nomor rekam medis dalam petunjuk penyimpanan bisa
menggunakan satu angka akhir atau dua angka digite terakhir. Hal ini digunakan untuk
mempercepat pencarian dokumen rekam medis dan mengurangi kesalahan didalam penyimpanan
dokumen rekam medis.
 Guide Card
        Guide card ( tanda batas / sekat penunjuk ) adalah alat yang terbuat dari karton atau plastik
tebal yang berfungsi sebagai penunjuk, pembatas, atau penyangga deretan folder yang ada di
belakangnya. Di dalam penyimpanan dokumen rekam medis penyekat atau pembatas antar
nomor rekam medis, bisa dibuat dari bahan kayu, seng dan besi. Tujuan diberi suatu penyekat
antara lain agar supaya dokumen rekam medis jika jumlah dokumen rekam medis maih sedikit
dapat tersusun rapi, sehingga dokumen rekam medis dapat berdiri secara tegak. Selain itu di
dalam memilih penyekat atau pembatas antar dokumen sebaiknya menggunakan bahan kayu atau
dari bahan yang tidak mudah melukai tangan dari petugas penyimpanan pada saat dokumen
rekam medis tersebut diambil dari almari penyimpanan, dengan cara menghilangkan sudut lancip
dari pembatas tersebut.
      Penyekat dokumen yang terbuat dari triplek atau logam yang terbuat dari seng seperti
penyekat pada buku, dan ini mempunyai sifat sementara, sehingga jika dokumen rekam medis
tersebut bertambah, maka pembatas ini dapat dengan mudah digeser menyesuaikan dari volume
rak di dalam almari penyimpanan dokumen rekam medis.
 Folder
        Folder adalah map-map berupa lipatan karton atau bahan lainnya yang memakai kawat
penjepit atau tidak. Fungsinya digunakan untuk menyimpan arsip-arsip atau dokumen rekam
medis. Selain itu folder atau map dapat bermanfaat antara lain  untuk :
1. Memelihara keutuhan susunan lembar rekam medis.
2. Meminimalisir terjadinya sobek pada formulir / lembar rekam medis.
3. Melindungi berkas rekam medis.
 Map
        Map adalah sampul dari kertas tebal yang digunakan untuk menyimpan lembar-lembar
surat. Ada 4 macam map yaitu :
1. Brief Ordner
Brief Ordner adalah map besar yang terbuat dari kertas karton tebal yang di dalamnya terdapat
penjepit dokumen yang terbuat dari logam dan dapat menampung formulir dalam jumlah banyak.
1. Stof Map
Stof Map adalah berkas lipatan berdaun yang terbuat dari kertas tebal atau plastik.
1. Snelhecter
     Snelhecter adalah map yang terbuat dari kertas tebal atau plastik yang di dalamnya terdapat
alat penjepit formulir yang terbuat dari logam.
1. Hanging Map ( Map Gantung )
     Hanging map yaitu map tanpa penjepit yang digantung pada gawang penyimpanan lemari
kaca.
 Petunjuk Keluar(Traser)
        Petunjuk Keluar(Traser) adalah alat yang digunakan sebagai alat petunjuk keluar jika
dokumen rekam medis diambil atau dipinjam untuk digunakan pihak pasien atau petugas
kesehatan didalam pelayanan kesehatan.
 Kode Warna
        Penggunaan kode warna juga bisa digunakan untuk mempercepat pencarian dokumen
rekam medis dan mengurangi kesalahan di dalam penyimpanan dokumen rekam medis.
NOMOR PRIMER 1 DIGITE WARNA
0 Ungu
1 Kuning
2 Hijau Tua
3 Orange
4 Biru Muda
5 Coklat
6 Merah Muda
7 Hijau Muda
8 Merah
9 Hitam

 Kartu Indeks
Kartu indeks adalah kartu yang mempunyai ukuran 15×10 cm dan mempunyai fungsi sebagai
alat bantu untuk memudahkan penemuan kembali dokumen rekam medis. Fungsinya untuk
memudahkan penemuan pasien jika pasien tersebut lupa atau tidak membawa katu berobat.

 Mesin Penghancur Kertas / Paper Shredder


      Mesin penghancur kertas ini sangat berguna dalam proses pemusnahan dokumen rekam
medis di pelayanan kesehatan, akan tetapi tidak semua rumah sakit memiliki alat tersebut
dikarenakan harga alat tersebut terbilang mahal dan penggunaannya tidak setiap hari dipakai.

Ruang Penyimpanan Rekam Medis

 Luas ruang penyimpanan


Kebanyakan beberapa rumah sakit di Indonesia, ruang penyimpanan dokumen rekam medisnya
masih banyak memanfaatkan ruangan bekas atau bangunan lama, sehingga luas ruangan tempat
penyimpanan tidak diperhitungkan, untuk berapa almari yang nanti akan digunakan didalam
penyimpanan dokumen rekam medis. Luas ruang penyimpanan harus memadai (baik untuk rak
dokumen rekam medis aktif dan in-aktif). Persyaratan ruangan khususunya dibagian
penyimpanan yaitu :

1. Struktur bangunan harus kuat, terpelihara, bersih, dan tidak memungkinkan terjadinya
gangguan kesehatan dan kecelakaan bagi petugas penyimpanan.
2. Lantai terbuat dari bahan yang kuat, kedap air, permukaan rata, tidak licin dan bersih.
3. Setiap petugas penyimpanan mendapatkan ruang udara minimal 10 m³/petugas.
4. Dinding bersih dan berwarna terang, langit-langit kuat, bersih, ketinggian minimal 2,5-3 m
dari lantai.
5. Atap kuat dan tidak bocor.
6. Luas jendela, kisi-kisi atau dinding gelas kaca untuk masuknya cahaya minimum 1/6 kali
luas lantai.
 Suhu
        Untuk suhu udara di ruang penyimpanan atau filing berkisar antara 18⁰C-28⁰C sedang
kelembaban 40%-60%, karena negara kita negara tropis, untuk perawatan dokumen rekam medis
tidak begitu merepotkan, berbeda dengan negara-negara eropa dimana suhu disana begitu dingin,
maka didalam perawatan dokumen rekam medis juga harus lebih hati-hati agar supaya dokumen
rekam medis tidak begitu lembab, maka kita bisa menambahkan alat pengatur suhu ruangan agar
ruangan penyimpanan dokumen rekam medis tidak begitu lembab sehingga akan mempengaruhi
kualitas dari bahan atau formulir rekam medis yang disimpan akan cepat rusak. Agar ruang kerja
perkantoran memenuhi persyaratan kesehatan perlu dilakukan upaya-upaya sebagai berikut :
1. Tinggi langit-langit dari lantai minimal 2,5 m.
2. Bila suhu udara > 28⁰C perlu menggunakan alat penata udara seperti Air Conditioner (AC),
kipas angin, dll.
3. Bila suhu udara luar < 18⁰C perlu menggunakan pemanas ruang.
4. Bila kelembaban udara ruang kerja > 60% perlu menggunakan alat dehumidifier.
5. Bila kelembaban udara ruang kerja < 40% perlu menggunakan humidifier (misalnya : mesin
pembentuk aerosol).
 Jarak
Selain luas ruangan untuk menyimpan dokumen rekam medis kita juga harus bisa mendesain
ruangan di penyimpanan agar petugas dibagian penyimpanan tidak terlalu sempit sehingga akan
mempengaruhi kenyamanan petugas. Jarak antara rak penyimpanan yang satu dengan yang
lainnya harus kita perhitungkan jangan sampai terlalu sempit atau terlalu lebar, sehingga akan
memakan ruangan yang banyak. Jarak ideal untuk akses jalan petugas antara alamari satu dengan
alamari yang lain kurang lebih 1.80-200 cm, sedang lorong dibagian subrak kurang lebih 80-100
cm.

 Keamanan
Ruang penyimpanan harus aman (untuk melindungi dokumen rekam medis dari kerusakan,
kehilangan atau digunakan oleh pihak yang tidak berwenang). Selain itu petugas dapat
memberikan tanda peringatan “SELAIN PETUGAS DILARANG MASUK” didepan pintu
penyimpanan.

 Pencahayaan
Menurut Kepmenkes No.1405 Tahun 2002, tentang Pencahayaan adalah jumlah penyinaran pada
suatu bidang kerja yang diperlukan untuk melaksanakan kegiatan secara efektif. Faktor
pencahayaan dalam ruangan sangat penting dan akan sangat mendukung kinerja dalam bekerja
dilingkungan ruang kerja yang sehat dan nyaman. Intensitas cahaya diruang kerja minimal 100
lux. Pencahayaan dibagi menjadi dua yaitu : pencahayaan alami (natural lighting) dan
pencahayaan buatan (atrifical lighting).
1. Pencahayaan alami (natural lighting)
     Pencahayaan alami di ruang penyimpanan sebaiknya dioptimalkan ke dalam bangunan atau
ruang kerja penyimpanan, sehingga anda akan mendapatkan manfat dari adanya pencahayaan ini.

1. Pencahayaan buatan (atrifical lighting)


     Cara yang paling bagus dan sesuai untuk diterapkan ke dalam sistem pencahayaan ini adalah
dengan memberikan pencahayaan diffuse atau indirect lighting atau pencahayaan tidak langsung
kedalam ruangan. Pencahayaan ini diterapkan dengan memberikan lampu atau efek cahaya yang
terdifusi atau terrefleksi terlebih dahulu sebelum akhirnya menyinari area ruangan yang ada
disekitarnya. Metode ini sangat bagus karena efek glare dan silau yang terjadi pada proses
pencahayaan didalam ruangan bisa direduksi dengan metode pencahayaan atau efek difuse
didalam ruangan.

     Agar pencahayaan di ruang penyimpanan memenuhi persyaratan kesehatan perlu dilakukan
suatu tindakan sebagai berikut :

 Pencahayaan alam maupun buatan di upayakan agar tidak menimbulkan kesilauan dan
memiliki intensitas sesuai dengan kebutuhannya.
 Kontras sesuai dengan kebutuhan, hindarkan terjadinya kesilauan atau bayangan.
 Penempatan bola lampu dapat menghasilkan penyinaran yang optimum dan bola lampu
sering dibersihkan
 Bola lampu yang mulai tidak berfungsi dengan baik untuk segera di ganti.
 Debu

Debu diruang penyimpanan juga harus kita perhatikan, karena jika diruang penyimpanan
terlalu banyak debu akan mempengaruhi kinerja petugas penyimpanan, baik dari segi kesehatan
maupun kenyamanan. Kebanyakan petugas jika ditempatkan dibagian penyimpanan banyak
menolak atau tidak nyaman dikarenakan ruangan penyimpanan di rumah sakit maupun di
pelayanan kesehatan yang lain diperhatikan.

Anda mungkin juga menyukai