1905026014
LAPORAN PRAKTIKUM KIMIA DASAR
PERCOBAAN 2
PEMBUATAN LARUTAN
Disusun oleh:
Nama : Vivi Monica Ramadhani
NIM : 1905026014
Kelompok : II (Dua)
Kelas : Reguler A
Program Studi : Pendidikan Kimia
LABORATORIUM KIMIA
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS MULAWARMAN
SAMARINDA
2020
HALAMAN PENGESAHAN
LAPORAN PRAKTIKUM KIMIA KIMIA
A. Tujuan Percobaan
Untuk memperlajari cara pembuatan larutan dari bahan cair dan padat
dengan konsentrasi tertentu ( 4 hal 10 ).
B. Dasar Teori
Campuran zat-zat terlarut dan pelarut yang komposisinya merata atau
serba sama (homogen) disebut dengan larutan. Suatu larutan dapat terdiri
dari satu zat terlarut atau lebih dan satu macam pelarut, tetapi umumnya
terdiri dari satu jenis zat terlarut dan satu pelarut ( 5 hal 1-2).
Pelarut adalah medium tempat suatu zat lain melarut. Pelarut dikenal
juga sebagai zat pendispersi, yaitu tempat menyebarnya partikel-partikel
zat terlaurt. Zat terlarut adalah zat yang terdispersi di dalam pelarut. Fase
larutan yaitu solvent atau solute dapat berupa gas, zat cair, atau zat padat.
Perbedaan antara pelarut dan zat terlarut sebenarnya relative. Suatu zat
pada saat tertentu dapat berupa zat terlarut dan pada saat yang lain berupa
zat pelarut. Biasanya zat yang paling banyak sebagai pelarut dan yang
sedikit sebagai zat terlarut.
Kepekatan suatu larutan adalah sejumlah zat yang terlarut dalam suatu
larutan. Larutan pekat adalah larutan yang memiliki kepekatan tinggi,
yaitu larutan yang mengandung cukup banyak zat terlarut per satuan
jumlah larutan. Larutan encer adalah larutan yang memiliki kepekatan
rendah, yaitu larutan yang di dalamnya mengandung sedikit zat terlarut.
Larutan jenuh adalah larutan yang mengandung zat terlarut dengan
jumlah maksimum. Pada larutan jenuh terdapat kesetimbangan antara
partikel yang melarut dan partikel yang tidak melarut. Larutan yang
mengandung zat terlarut dengan jumlah lebih sedikit dibandingkan dengan
kemampuan pelarutnya disebut larutan tidak jenuh, sedangkan larutan
2
berat, dengan satuan berat yang sama, misalnay mg per mg atau gram per
gram dan seterusnya.
berat zat terlarut
ppm= ×1.000.000
berat larutan
Pada ppb, konsentrasi dinyatakan sebagai jumlah bagian zat terlarut
dalam 1.000.000.000 bagian larutan. Satuan yang dipakai sama dengan
pada ppm, yaitu berat per berat.
berat zat terlarut
ppb= ×1.000.000.000
berat larutan
( 6 hal 505)
Kemolaran atau konsentrasi Molar, M, suatu larutan menyatakan
jumlah mol spesi zat terlarut dalam 1 liter larutan atau jumlah milimol
dalam 1mL larutan.
mol zat terlarut
Kemolaran ( M ) =
Liter larutan
( 1 hal 8)
Normalitas didefinisikan sebagai jumlah mol ekuivalen dari suatu zat
per liter larutan. Sehingga rumus normalitas dapat ditulis.
mol ekuivalen
Normalitas =
liter larutan
( 5 hal 17)
Molalitas menyatakan jumlah mol zat terlarut dalam 1 kilogram
pelarut, dan dilambangkan dengan huruf m. Dalam perhitungan molalitas
terdapat hubungan antara tiga satuan, yaitu mol, kg pelarut, dan molal.
Hubungan ini secara sederhana dapat dinyatakan dengan persamaan:
mol zat terlarut
m =
Kg larutan
( 6 hal 504)
Proses pembuatan larutan dari suatu zat padat disebut pelarutan; dan
proses pembuatan larutan suatu zat yang berasal dari cairan pekatnya
disebut pengenceran. Pembuatannya harus melakukan perencanaan
(termasuk perhitungan) sesuai dengan kebutuhan atau sifat analisis yang
4
Satuan Vawal dan Vakhir harus sama (milliliter atau liter) dalam
proses perhitungan, pastikan bahwa Mawal > Makhir dan Vakhir > Vawal.
Prosedur penyiapan larutan yang molaritasnyaa diketahui.
1. Sejumlah tertentu zat terlarut padat dimasukkan ke dalam labu
volumetric; lalu air ditambahkan melalui corong.
2. Padatan dilarutkan dengan cara menggoyangkan labu secara perlahan-
lahan.
5
F. Prosedur Kerja
1. Pembuatan 100 larutan CuSO4 4% dari padatan CuSO4.5H2O
a. Dihitung padatan CuSO4.5H2O kemudian timbang padatan
tersebut.
b. Dilarutkan dengan sedikit aquades di dalam gelas kimia, aduk
sampai semua padatan larut.
c. Dimasukkan ke dalam labu takar 100 ml dan tambahkan aquades
sampai tanda batas.
d. Dihomogenkan dan dimasukkan ke dalam botol yang telah dicuci
bersih dan kering.
e. Diberi label pada botol tersebut sesuai dengan nama, konsentrasi,
tanggal pembuatan dan sifat larutan.
2. Pembuatan 100 ml larutan NaOH 2M dari padatan NaOH
a. Dihitung berat padatan NaOH yang dibutuhkan dalam membuat
100 ml larutan NaOH 2M.
b. Ditimbang padatan NaOH sejumlah hasil perhitungan (gunakan
botol timbang).
c. Dimasukkan padatan NaOH yang telah ditimbang ke dalam gelas
kimia, tambahkan aquades dan aduk sampai larut.
d. Dibilas botol timbang dengan aquades dan hasil bilasan
dimasukkan ke dalam gela skimia yang berisi larutan natrium
hidroksida.
e. Didinginkan larutan dan dimasukkan ke dalam labu ukur 100 ml,
ditambahkan aquades sampai tanda batas.
f. Dihomogenkan dan dipindahkan larutan ke botol yang telah dicuci
bersih dan kering.
g. Diberi label pada botol tersebut sesuai dengan nama, konsentrasi,
tanggal pembuatan dan sifat larutan.
3. Pembuatan 50 ml larutan NaOH 0.5 M dari larutan NaOH 2 M.
8
G. Hasil Pengamatan
1. Pembuatan 100 mL larutan CuSO4 4% dari padatan CuSO4.5H2O
Kadar CuSO4 = 4%
= 159,5 g/mol
= 249,5 g/mol
Penyelesaian :
Massa CuSO 4
Kadar CuSO 4 = x 100%
Volume larutan
MassaCuSO 4
%= x 100 %
Volume larutan
Massa CuSO4
4% = x 100%
100 mL
4% x 100 mL
Massa CuSO 4 =
100%
= 4 gram
CuSO 4 .5 H 2 O→ CuSO 4 +5 H 2 O
1 mol 1 mol
V NaOH = 100 mL
= 40 g/mol
Penyelesaian :
massa 1000
M = ×
Mr V (mL)
2M
massa NaOH =
0 ,25 g M
= 8 gram
V NaOH1 = 50 mL
M NaOH2 = 0,5 mL
12
Penyelesaian :
V1 x M1 = V2 x M2
V1 x 2 M = 50 mL x 0,5 M
25 mL M
V1 =
2M
= 12,5 mL
N1 HCl =2N
ρ HCl = 1, 19 Kg/L
% HCl = 37%
= 36, 5 g/mol
Penyelesaian :
2N = M1 HCl x 1
M1 =2M
% x ρ x 10
M2 =
Mr
37 x 1,19 kg/L x 10
=
g
36,5
mL
= 12,06 M
M1 x V1 = M2 x V2
13
2 M x 100 mL = 12,06 M x V2
200 M ml
V2 =
12,06 M
= 16,58 mL
= 16,6 mL
M1 H2SO4 =2M
ρ H2SO4 = 1, 84 Kg/L
% H2SO4 = 96%
Mr H2SO4 = ( 2 . Ar H) + (Ar S) + (4 . Ar O)
= 98 g/mol
Penyelesaian :
% × ρ ×10
M 2 H2 SO 4 =
Mr
M2 H2SO4 = 18,02 M
200 mmol
V2 H2 SO 4 =
18,02 M
V2 H2SO4 = 11,1 mL
14
% CH3COOH = 1%
% CH3COOH = 25%
Mr CH3COOH = (2 . Ar C) + (4 . Ar H) + (2 . Ar O)
= 60 g/mol
Penyelesaian :
% × ρ × 10
M 1 CH 3 COOH =
Mr
1 × 1,05 Kg/L× 10
=
60 g/mol
= 0,175 M
% × ρ × 10
M 2 CH 3 COOH =
Mr
25 × 1,05 Kg/L × 10
=
60 g/mol
= 4,375 M
M1 x V1 = M2 x V2
0,175 M x 50 mL = 4,375 M x V2
8,75 M mL
V2 =
4,375 M
V2= 2 mL
15
E. Pertanyaan
1. Tuliskan langkah-langkah pembuatan larutan dari bahan cair dan padat.
Jawab :
a. Cara pembuatan larutan dari bahan cair
1) Hitung dan ukur volume larutan yang dibutuhkan dengan
menggunakan pipet.
2) Masukkan dan encerkan larutan sampai dengan volume yang
dibutuhkan dengan aquades.
3) Homogenkan larutan.
b. Cara pembuatan larutan dari bahan padat.
1) Hitung massa dari berat padatan yang dibutuhkan.
2) Timbang bahan sesuai perhitungan.
3) Larutkan padatan dengan aquades hingga bahan larut.
4) Encerkan larutan sampai volume yang dibutuhkan.
5) Homogenkan larutan.
2. Tentukan massa CuSO4.5H2O dalam 100 mL CuSO4 4% dan tentukan
kadar larutan tersebut dalam bpj, molaritas, dan normalitas.
Jawab :
a. Menentukan massa CuSO4.5H2O
Diketahui : Kadar CuSO4 = 4%
Mr CuSO4 = (Ar Cu) + (Ar S) + (4 . Ar O)
= (63,5) + (32) + (64)
= 159,5 g/mol
Mr CuSO4.5H2O = (Mr CuSO4) + [5(2 . Ar H + Ar O)]
= 159,5 + 90
= 249,5
Ditanya : Massa padatan CuSO4.5H2O
Penyelesaian :
massa CuSO 4
Kadar CuSO 4 = ×100%
volume larutan
berat zat terlarut
% ( b/v ) = ×100%
volume larutan
berat zat terlarut
4% = ×100%
volume larutan
4% ×100 mL
berat zat terlarut=
100%
Berat zat terlarut = 4 gram
CuSO4.5H2O CuSO4 + 5 H2O
1 mol 1 mol
Mol CuSO4 = mol CuSO4.5H2O
16
Penyelesaian :
17
% × ρ×10
M HCl=
Mr
96 ×1,19 Kg/mol×10
M HCl=
36,5 g/mol
M HCl= 31,29 M
18
F. Pembahasan
Percobaan kali ini mengenai pembuatan larutan yang bertujuan untuk
memperlajari cara pembuatan larutan dari bahan cair dan padat dengan
konsentrasi tertentu. Dalam percobaan ini akan dilakukan beberapa proses
pembuatan larutan. Percobaan-percobaan yang dilakukan diantaranya
pembuatan 100 ml larutan CuSO4 4% dari padatan CuSO4.5H2O,
pembuatan 100 ml larutan NaOH 2 M dari padatan NaOH, pembuatan 50
ml larutan NaOH 0,5 M dari larutan NaOH 2 M, pembuatan 100 ml
larutan HCl 2 N dari larutan HCl pekat, pembuatan 100 ml larutan H 2SO4 2
M dari larutan H2SO4 pekat, pembuatan 50 ml larutan CH3COOH 1% dari
larutan CH3COOH 25%.
Dalam melakukan percobaan pembuatan larutan, sebaiknya memahami
terlebih dahulu mengenai larutan. Larutan merupakan campuran homogen
antara dua zat. Larutan terdiri atas zat pelarut dan satu atau lebih zat
terlarut. Fase dalam larutan dapat berupa gas, zat cair dan zat padat.
Dalam pembuatan larutan sangat diperlukan neraca analitik. Neraca
analitik digunakan untuk menimbang zat cair atau zat padat dengan akurat.
Dalam menggunakan neraca analitik sebaiknya dilakukan dengan prosedur
yang tepat agar didapatkan hasil yang sesuai. Cara menggunakan neraca
analitik yaitu, pertama pastikan bahwa neraca analitik diletakkan pada
posisi yang tepat agar tidak ada hal yang bias mempengaruhi hasil
pengukuran, kemudian nyalakan neraca analitik dengan menekan tombol
power, selanjutnya letakkan kaca arloji tepat di atas neraca analitik,
kemudian atur timbangan hingga menunjukkan angka nol, kemudian
letakkan bahan yang akan ditimbang pada kaca arloji sebanyak yang
diinginkan, kemudian bersihkan kaca arloji dan dimatikan jika tidak
digunakan kembali.
Dalam percobaan kali ini terdapat beberapa percobaan. Percobaan
pertama yaitu pembuatan larutan dari padatan tembaga dua sulfat
pentahidrat. Langkah pertama yang dilakukan yaitu menimbang padatan
19
Pada pembuatan larutan salah satu alat yang dibutuhkan adalah botol
reagen. Botol reagen tersebut berfungsi untuk menyimpan larutan yang
telah dibuat. Botol reagen dapat terbuat dari kaca atau plastik. Dalam
pemilihan botol reagen dianjurkan untuk memilih botol reagen yang
berwarna gelap. Hal tersebut bertujuan agar larutan-larutan yang bersifat
pada saat tertentu, seperti larutan yang jika terkena sinar matahari akan
mengalami perubahan. Untuk menghindari hal tersebut maka larutan yang
telah dibuat dimasukkan ke dalam botol reagen berwarna gelap.
Larutan yang telah dimasukkan ke dalam botol reagen harus diberikan
label pada botol tersebut. Hal itu bertujuan untuk mendapatkan informasi
mengenai lautan yang ada pada botol tersebut. Sehingga praktikan yang
akan melakukan percobaan tidak melakukan kesalahan dalam
menggunakan atau menangani larutan tersebut. Label yang diberikan
berisikan informasi-informasi penting seperti nama larutan, konsentrasi
dan sifat dari larutan tersebut.
23
G. Kesimpulan
Berdasarkan percobaan yang telah dilkukan, didapatkan kesimpulan
bahwa pembuatan larutan dari bahan cair dapat menggunakan rumus
pengenceran, dan pembuatan larutan dari bahan padat dapat
menggunakan rumus % (b/v), molaritas. Pembuatan larutan dari bahan
padat harus dilarutkan terlebih dahulu lalu diencerkan.
DAFTAR PUSTAKA
Achmad, Hiskia. 1996. Penuntun Belajar Kimia Dasar Kimia Larutan. Bandung:
PT Citra Aditya Bakti. Hal 2-5, 8.
Chang, Raymond. 2005. Kimia Dasar: Konsep-Konsep Inti Jilid 1 Edisi Ketiga.
Jakarta: Erlangga. Hal. 107-109.
HAM, Mulyono. 2006. Membuat Reagen Kimia Di Laboratorium. Jakarta: PT
Bumi Aksara. Hal. 26-27.
Kumsumaningtyas, Pintaka dan Sukemi. 2020. Penuntun Praktikum Kimia Dasar.
Samarinda: Laboratorium Kimia Fakultas Keguruan dan Ilmu
Pendidikan Universitas Mulawarna. Hal. 10-13.
Rusman, Rahmayani, Ratu Fazlia Inda dan Mukhlis. 2018. Buku Ajar Kimia
Larutan. Banda Aceh: Syiah Kuala University Press. Hal. 1-2, 17.
Sumardjo, Damin. 2009. Pengantar Kimia: Buku Panduan Kuliah Mahasiswa
Kedokteran dan Program Strata 1 Fakultas Bioeksakta. Jakarta: Penerbit
Buku Kedokteran EGC. Hal. 489, 504-505.