Anda di halaman 1dari 22

LAPORAN PRAKTIKUM

MATA KULIAH DASAR TEKNIK


“PEMASANGAN POMPA AIR, PEMASANGAN BATU BATA DAN
PENGUKURAN THEODOLIT”

DISUSUN OLEH :
KELOMPOK 1

1. Dian Avriska Wulandari (P07133117011)


2. Dinda Ristiani Putri (P07133117012)
3. Erlita Lindasari (P07133117013)
4. Fauziyah Ramadhanti (P07133117014)
5. Fikri Habibi Daroziqi (P07133117015)
6. Firmanti Rizki Yunanti (P07133117016)
7. Maharani Cutra Dewanti (P07133117023)
8. Villianur Riska Widjayanti (P07133117037)
9. Wenni Surya Dwiwati (P07133117038)

KEMENTERIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA


POLITEKNIK KESEHATAN KEMENTERIAN KESEHATAN YOGYAKARTA
JURUSAN KESEHATAN LINGKUNGAN
2019
LAPORAN PRAKTIKUM DASAR TEKNIK

PEMASANGAN POMPA LISTRIK

A. Latar Belakang
Mesin pompa air adalah alat yang digunakan manusia sebagai alat
memindahkan cairan (fluida) dari suatu tempat ke tempat yang lain, melalui media
pipa (saluran) dengan cara menambahkan energi pada cairan yang dipindahkan dan
berlangsung terus-menerus. Dewasa kini, manusia menjadi sangat membutuhkan
mesin pompa air untuk mempermudah memenuhi kebutuhan air, baik sebagai irigasi
maupun untuk kebutuhan air bersih, maka kondisi mesin pun menjadi hal vital ketika
terjadi gangguan apalagi kerusakan.
Selain akibat dari cacatnya instalasi pemipaan air menuju (sebelum) mesin
pompa air tidak adanya air dari sumber air ketika mesin pompa air dihidupkan dalam
jangka yang lama dapat mengakibatkan kerusakan atau setidaknya mengurangi umur
dari mesin pompa air itu sendiri hingga menyebabkan terbakarnya kumparan stator
motor pada mesin pompa air tersebut, sehingga dapat menyebabkan arus bocor
(menyengat) akibat dari kumparan yang telah terbakar, hal ini juga dapat
menimbulkan korsleting listrik dan juga panasnya saluran instalasi listrik terdekat,
selain berdampak pada alat atau mesin pompa air itu sendiri dan juga lingkungan atau
instalasi sekitar keadaan ini juga berdampak pada terbuangnya daya listrik tanpa
menghasilkan air yang diharapkan. Kebanyakan konsumen menangani kerusakan
pompa air yang telah terbakar kumparannya dengan membawa mesin pompa airnya
ke tukang servis mesin pompa air untuk di rewinding.
B. Tujuan :
1. Mahasiswa dapat mempraktikan pemasangan pipa pada pompa
2. Mahasiswa dapat mengetahui cara kerja pompa air sumur.

C. Dasar Teori

Pompa secara umum merupakan sebuah alat sebagai fasilitas pemindahan


cairan berupa air, adonan, kimia dan lainnya ke tempat yang lebih tinggi, lebih rendah
atau ke tempat yang hendak di tuju. Perpindahan ini menggunakan mekanisme
dorongan dari mesin berupa elektro motor, engine dan tenaga listrik lainnya yang
memutar impeler dalam pompa berputar mendorong cairan yang masuk ke dalam
pompa tersebut. Kecepatan dan kekuatan dorongan tergantung dari besar kecil pompa,
diameter input output dan kekuatan tenaga pemutar yang digunakan.

Pompa merupakan salah satu jenis mesin yang berfungsi untuk memindahkan
zat cair dari suatu tempat ke tempat yang diinginkan. Zat cair tersebut contohnya
adalah air, oli atau minyak pelumas, serta fluida lainnya yang tak mampu mampat.
Industri-industri banyak menggunakan pompa sebagai salah satu peralatan bantu yang
penting untuk proses produksi. Sebagai contoh pada pembangkit listrik tenaga uap,
pompa digunakan untuk menyuplai air umpan ke boiler atau membantu sirkulasi air
yang akan diuapkan d iboiler.

Pada pompa akan terjadi perubahan dari dari energi mekanik menjadi energi
fluida. Pada mesin-mesin hidrolik termasuk pompa, energy fluida ini disebut head
atau energi persatuan berat zat cair. Ada tiga bentuk head yang mengalami perubahan
yaitu head tekan, kecepatan dan potensial. Prinsip Kerja Pompa, pada pompa terdapat
sudu-sudu impeler yang berfungsi sebagai tempat terjadi proses konversi energi dari
energy putaran mejadi energi fluida head. Impeler dipasang pada poros pompa yang
berhubungan dengan motor pengerak, biasanya motor listrik atau motor bakar.

D. Pelaksanaan Kegiatan
1. Hari,tanggal : Senin, 24 Juni 2019
2. Tempat : Lab Rekayasa
3. Judul praktikum : Pemasangan pompa listrik dan reservoir
4. Alat dan Bahan :
a. Pompa air
b. Foot klep diameter 1 inch
c. Elboe diameter 1 inch
d. Pipa PVC diameter 1 inch
e. Adaptor
f. Bak reservoir/Ember/Tong
g. Tba
h. Drag luar
i. Tee
5. Prosedur Kerja
a. Menyiapkan alat dan bahan
b. Memasang foot klep pada sambungan pipa, dan dipasang stop valve
c. Stop valve dihubungkan dengan pipa dan tee
d. Sambungan tee yang atas ditutup dop, dan sambungan yang tegak lurus
dipasang pipa diameter 1 inch disambungkan dengan pompa air dan diberi
lem untuk mencegah kebocoran
e. Sambungan pipa dari pompa dinaikan untuk reservoir, sambungan pipa
dipasang elbow dan dipasang pipa pvc kembali
f. Dipastikan semua sambungan pipa dan acecoris telah terpasang rapat, agar
tidak terjadi kebocoran
g. Memasukan air dalam pipa sebagai pancingan agar air cepat naik untuk
dipompa
h. Menyambungkan listrik pada pompa air
i. Saat pompa nyala, ditunggu hingga air naik dan keluar dari pipa menuju
reservoir.
Contoh rangkaian pemasangan pompa air :

6. Pembahasan :
Pemasangan pompa listrik air menggunakan merk DAB/DAP, rangkaian
perpipaan dipasang dengan rapat dan dilem untuk mencegah terjadinya kebocoran air
dan head loss. Fotklep yang dipasang pada dalam sumur harus emmiliki jarak 50 cm
dari dasar sumur untuk mencegar terserapnya pasir pada dasar sumur. Tujuan
pemasangan footklep adalah sebagai filter air. Seteah semua rangkaian terpasang,
memasukan air sebagai pancingan agar air dapat cepat diserap oleh pompa dan naik
ke reservoir.

7. Kesimpulan :
Rangkaian pompa listrik telah terpasang dan air dapat mengalir sampai reservoir.
Lampiran
LAPORAN PRAKTIKUM DASAR TEKNIK

PEMASANGAN BATU BATA

A. Latar Belakang

Pada zaman yang serba maju ini,banyak sekali tempat-tempat yang akan digunakan
untuk pembangunan sehingga banyak membutuhkan tenaga professional. Maka dari itu sejak
sekarang para mahasiswa dilatih untuk menjadi seorang konstruksi bangunan yang
professional dan handal. Dengan melalui peraktek dibengkel ini lah para mahasiswa diajarkan
untuk tujuan melatih ketrampilan para mahasiswa.

B. Tujuan Praktik
1. Untuk mengetahui kemampuan mahasiswa kerja di lapangan
2. Mengetahui dan menggunakan alat dengan baik dan benar.
3. Memberi pengajaran tentang kerja di lapangan
4. Mengetahui keselamatan kerja
C. Manfaat praktik 
 Dapat mengetahui nama alat dan cara memakainya.
 Mengetahui cara pemasangan batu bata,plesteran,pasang keramik dengan baik dan
benar.
 Dapat mengetahui cara memilih bahan bangunan yang baik dan bermutu.
 Mengetahui cara membuat bangunan yang baik,benar dan kuat.
D. Metode
Metode yang digunakan, dalam praktek berikut dengan menggunakan metode manual
yaitu yang bertujuan untuk mengetahui seberapa kemampuan kita dalam pemasangan
batu bata secara manual sehingga kita dapat mengerjakan dengan baik dan benar.

E. Dasar teori K3

Dalam pekerjaan dibengkel ini kita gunakan dasar teori tentang keselamatan kerja
adalah bagaimana caranya kita dapat menjaga keselamatan diri kita dari kecelakaan-
kecelakaan yang tak terduga. Banyak peralatan banyak peralatan yang dapat kita gunakan
untuk melindungi pada saat bekerja,antara lain:

1. Sarung tangan yang digunakan untuk melindungi dari bahan semen dan kapur. 
2. Sepatu boot digunakan untuk melindungi kaki dari benda-benda tajam yang ada
dibawah dan yang tak terduga.
3. Helm digunakan untuk melindungi kepala.
4. Masker digunakan untuk menutup hidung dari debu pada saat menuang kapur.

Apabila sewaktu-waktu terjadi kecelakaan yang dapat kita lakukan yaitu : Menolong dengan
p3k dan melaporkan pada instruktur , terus apabila sewaktu-waktu terjadi kebakaran yang
dapat kita lakukan yaitu :

 Padamkan dengan karung basah 


 Dengan tabung pemadam kebakaran 
 Dengan pasir 

Dan dengan cara inilah kita dapat mengantisipasi terjadinya kecelakaan maupun kebakaran
pada saat kita bekerja.

F. Dasar teori bahan


     Jenis Bahan
a.       Batu Bata
Bata adalah suatu bahan yang terbuat dari tanah liat, kemudian dicetak dalam ukuran
tertentu.Berbentuk balok yang dikeraskan melalui pembakaran. Standar ukuran bata di
Indonesia adalah
52 mm x 115 mm x 240 mm
50 mm x 110 mm x 230 mm
Penyimpanannya: pada dasarnya batu dilapangan harus diberi alas agar air
dibawahnya tidak meresap, karena bata mempunyai daya serap yang tinggi. Sebaiknya di
atasnya ditutupi dengan terpal atau plastik agar terlindung dari cuaca yang akan mengurangi
mutu bata itu sendiri.
b.      Kapur
Kapur berasal dari pembakaran baru kapur, kemudian dilebur dalam air sehingga
menjadi tepung.Sifat dari kapur adalah menyerap air. Justru itu kapur harus disimpan
terhindar dari kelembapan.Kapur berfungsi sebagai bahan pengikat dan perekat dalam
adukan.Agar kapur tetap mempunyai daya ikat yang baik maka penyimpanan kapur
dilapangan harus di tempat kering dan di usahakan beratap agar terhindar dari hujan,
penimbunan kapur ini juga harus lebih tinggi dari permukaan banjir daerah tersebut.
c.      Pasir
Pasir adalah suatu bahan bangunan yang berasal dari sungai, gunung, dan juga
gilingan batu. Fungsinya pada pasangan sebagai pengisi. Penyimpanannya: setiap
penumpukan pasir harus diberi pagar atau duri-duri disetiap sisinya agar tidak dijangkau oleh
kucing, ayam, dan hewan lainnya.
d.       Air
Air yang digunakan untuk pengaturan mortar hendaknya air bersih atau air yang dapat
di minum.Air berfungsi untuk menyatukan adukan mortar, merendam bata, dan
membersihkan pasangan sebelum disambung dan lain-lain. Tidak dibenarkan memakai air
yang mengandung minyak, alkali, dan garam untuk mengaduk mortar, sebab ini akan
mengurangi kekuatan pasangan dan jangan memakai air yang mengandung zat besi atau
tingkat keasamannya tinggi.
G. Pelaksanaan Kegiatan
1. Hari, Tanggal : Senin, 24 Juni 2019
2. Pukul : 10.00 WIB - Selesai

3. Alat dan bahan :

a). Alat

1. Sendok Semen
2. Waterpass atau meteran
3. Ember
4. Benang Kenur
5. Cangkul
6. Saringan Pasir
7. Terpal

b). Bahan

1. Batu Bata

2. Pasir

3. Batu Gamping

4. Cara kerja

1) Mengambil pasir sebanyak 8 ember dan disaring dengan saringan pasir


2) Kemudian diayak hingga pasir tidak terdapat batu
3) Mengambil dua ember batu gamping atau kohort
4) Campurkan 2 ember batu gamping atau kohort dengan pasir dan ditambahkan
sedikit air
5) Aduk campuran tersebut hingga merata
6) Masukkan campuran kedalam ember
7) Mengukur panjang bangunan yang akan dipasang batu bata dengan meteran
misalnya dengan panjang 1 meter
8) Kemudian ujung kanan dan ujung kiri yang telah diukur dengan meteran
dipasang bambu
9) Kemudian ikat kan bambu dengan tali kenur
10) Buat spasi tali kenur dengan tanah dengan spasi 1 cm
11) Letakkan atau menyusun batu bata dengan ukuran yang sesuai menggunakan
adonan pasir yang telah tercampur gamping atau kohort
12) Dilakukan berulang kali
5. Hasil dan Pembahasan

Perhitungan batu bata :

Batu bata SNI standar 1

Panjang : 230 ml = 23 cm

Lebar : 150 ml = 15cm

Tebal : 50 ml = 5 cm

Jarak (spaci) 1 – 2 cm yang memeperngaruhi luas pekerjaan adalah lebar batu bata. Dengan
perbandingan 2 kapur : 1 semen ; 8 pasir

As = p x t
= (23 + 1) x (5 + 1)
= 24 x 6 = 144cm2
Jumblah batu bata
100 x 100 : 144 cm2 = 69,4 biji = 70 biji batu bata(tergantung ukuran
batubata)
1100 biji batu adalah ketentuan SNI
Jumlah Pasir dan Jumlah Kapur Dengan perhitungan jumlah spesi atau volume spesi
dari dinding tembok dapat dihitung menggunakan perbandingan yang ada :

•Tebal siar 

•Lebar siar menurut lebar batu bata

•Panjang siar menurut batu bata

Vspesi = 0,05 x 0,15 x 0,23 = 0,001725 m3

Perbandingan kapur dengan pasir = 2 : 8


Jadi, kapur = 2/8 x 0,001725(Vspesi) = 0,000345 m2
Sedangkan pasir = 8/10 x 0,001725 (Vspesi) = 0,00138 m2
6. Kesimpulan

Pekerjaan pemasangan merupakan pekerjaan yang sangat penting dalamsuatu


konstruksi bangunan. Oleh karena itu, pemasangan yang baik dan benar sangat
mempengaruhi kualitas dan kuantitas mutu bangunan tersebut. Kesimpulan yang di dapat
dari laporan ini antara lain :

1) Keselamatan kerja harus diperhatikan dan dilaksanakan dengan baik.


2) Perencanaan dan perhitungan pemasangan membutuhkan ketelitian dankesabaran
yang tinggi untuk memperoleh hasil yang lebih baik.
3) Pada saat pemasangan harus dilkukan dengan hati-hati agar hasilnya sesuaidengan
yang kita inginkan.
4) Untuk spesi atau campuran harus selalu diperhatikan atau sesuai yangdiberikan oleh
instruktur.
5) Pada saat plesteran harus diperhatikan penuh, karena dalam pekerjaan ini perlu
kesabaran yang penuh.

7. Saran

Dalam pemasangan batu bata yang baik dibutuhkan ketelitian,kejelihan dankesabaran


karena dengan itu kita dapat menghasilkan pekerjaan yang baik dan hasilyang maksimal
sesuai yang kita inginkan. Begitu pula dalam pemilihan bahan bangunan, kita harus
mengetahui ciri – ciri bahan bangunan yang baik dan berkualitas. Serta dalam menentuka
takaran campuran spesi harus dengan perbandingan yang sesuai dengan perencanaan, bahan
kapur dan pasir harus bersihdan berkualitas.
LAMPIRAN
LAPORAN PRAKTIKUM DASAR TEKNIK

PEMASANGAN THEODOLIT

A. Latar Belakang
Ilmu ukur tanah merupakan ilmu terapan yang mempelajari dan menganalisis
bentuk topografi permukaan bumi beserta obyek-obyek di atasnya untuk keperluan
pekerjaan-pekerjaan konstruksi. Ilmu Ukur Tanah menjadi dasar bagi beberapa mata
kuliah lainnya seperti rekayasa jalan raya, irigasi, drainase dan sebagainya. Dalam
kegiatan hibah pengajaran ini. Misalnya semua pekerjaan teknik sipil tidak lepas dari
kegiatan pengukuran pekerjaan konstruksi seperti pembuatan jalan raya, saluran
drainase, jembatan, pelabuhan, jalur rel kereta api dan sebagainya memerlukan data
hasil pengukuran agar konstruksi yang dibagun dapat dipertanggungjawabkan dan
terhindar dari kesalahan konstruksi.
Untuk memperoleh hasil pengukuran yang baik dan berkualitas baik ditinjau
dari segi biayanya yang murah dan tepat waktu juga dari segi kesesuaian dengan
spesifikasi teknis yang dibutuhkan diperlukan metode pengukuran yang tepat serta
peralatan ukur yang tepat pula. Pengukuran-pengukuran menggunakan waterpas,
theodolit. Total station dan sebagainya dapat mengasilkan data dan ukuran yang dapat
dipertanggungjawabkan.

B. Tujuan
1. Mengukur beda tinggi dengan alat teodolit
2. Menanamkan kemampuan menggunakan alat teodolit
3. Melatih cara mengukur beda tinggi dan jarak
4. Mengolah data lapangan dari alat sifat datar untuk gambar profil lapangan
C. Manfaat
1. Mahasiswa dapat mengukur beda tinggi dengan menggunakan alat Teodolit
2. Mahasiswa dapat menggunakan alat Teodolit lapangan
3. Mahasiswa dapat mengukur beda tinggi dan jarak
4. Mahasiswa dapat mengolah data lapangan

D. Landasan Teori
Theodolit adalah salah satu alat ukur tanah yang digunakan untuk
menentukan tinggi tanah dengan sudut mendatar dan sudut tegak. Berbeda dengan
water passyanghanya memiliki sudut mendatar saja. Di dalam theodolit sudut yang
dapat di baca bias sampai pada satuan sekon (detik). Di dalam pekerjaan-pekerjaan
yang berhubungan dengan ukur tanah, theodolit sering digunakan dalam bentuk
pengukuran polygon, pemetaansituasi, maupun pengamatan matahari. Theodolit juga
bias berubah fungsinya menjadi seperti Pesawat Penyipat Datar bila sudut verticalnya
dibuat 90º. Dengan adanya teropong padat heodolit, maka theodolit dapat dibidikkan
kesegalaarah. Di dalam pekerjaan bangunan gedung, theodolit sering digunakan untuk
menentukan sudut siku-siku pada perencanaan / pekerjaanpondasi, theodolit juga
dapat digunakan untuk  mengukur ketinggian suatu bangunan bertingkat.
Secaraumum, konstruksi theodolit terbagi atas dua bagian :
1. Bagianatas, terdiridari :
a. Teropong / Teleskope
b. Nivotabung
c. Sekrup Okuler dan Objektif 
d. Sekrup Gerak Vertikal
e. Sekrup gerak horizontalf.
f. Teropong bacaan sudut vertical dan horizontal
g. Nivokotak 
h. Sekrup pengunci teropongi.
i. Sekrup pengunci sudut vertical 
j. Sekrup pengatur menit dan detik 
k. Sekrup pengatur sudut horizontal dan vertical
2. Bagian Bawah terdiri dari :
a. Statif / Trifoot
b. Tiga sekrup penyetel nivo kotak 
c. Unting-unting
d. Sekrup repitisi
e. Sekrup pengunci pesawat dengan statif 

Macam Theodolit berdasarkan konstruksinya, dikenal dua macamya itu:

1. Theodolit Reiterasi ( Theodolitsumbutunggal )


Dalam theodolitini, lingkaran skala mendatar menjadi satu dengan
kiap, sehingga bacaan skala mendatarnya tidak bisa di atur. Theodolit
yang di maksud adalah theodolit type T0 (wild) dan type DKM-2A
(Kem)
2. Theodolite Repitisi
Konsruksinya kebalikan dari theodolit reiterasi, yaitu bahwa lingkaran
mendatarnya dapat diatur dan dapt mengelilingi sumbu tegak.
Akibatnya dari konstuk siini, maka bacaan lingkaran skala mendatar
0º, dapat ditentukan kearah bdikan / target myang dikehendaki.
Theodolit yang termasuk kedakm jenis ini adalah theodolit type TM 6
dan TL 60-DP (Sokkisha ), TL 6-DE (Topcon), Th-51(Zeiss).
Theodolite merupakan alat yang paling canggih di antara peralatan yang
digunakan dalam survei. Pada dasarnya alat ini berupa sebuah teleskop yang
ditempatkan pada suatu dasar berbentuk membulat (piringan) yang dapat diputar-putar
mengelilingi sumbu vertikal, sehingga memungkinkan sudut horizontal untuk dibaca.
Teleskop tersebut juga dipasang pada piringan kedua dan dapat diputar putar
mengelilingi sumbuh orisontal, sehingga memungkinkan sudut vertical untuk dibaca.
Kedua sudut tersebut dapat dibaca dengan tingkat ketelitian sangat tinggi (Farrington
1997).
Survei dengan menggunakan theodolite dilakukan bila situs yang akan
dipetakan luas dan atau cukup sulit untuk diukur, dan terutama bila situs tersebut
memiliki relief atauperbedaanketinggian yang besar. Dengan menggunakan alat ini,
keseluruhan kenampakan atau gejala akan dapat dipetakan dengan cepat dan efisien
(Farrington1997). Alat survey theodolite yang menjadi modern, akurat dalam
instrumen 1787 dengan diperkenalkannya Jesse Ramsden alat survey theodolite besar
yang terkenal, yang diabuat menggunakan mesin pemisah sangat akurat dari desain
sendiri. Di dalam pekerjaan-pekerjaan yang berhubungan dengan ukur tanah, theodolit
sering digunakan dalam bentuk pengukuran polygon, pemetaan situasi, maupun
pengamatan matahari.Theodolit juga bias berubah fungsi nya menjadi seperti Pesawat
Penyipat Datar bila sudut verticalnya dibuat 90º. Dengan adanya teropong pada
theodolit, maka theodolit dapat dibidikkan kesegala arah. Di dalam pekerjaan
bangunan gedung, theodolit sering digunakan untuk menentukan sudut siku-siku pada
perencanaan / pekerjaan pondasi,theodolit juga dapat digunakan untuk mengukur
ketinggian suatu bangunan bertingkat.
E. Pelaksanaan Kegiatan
1. Tempat dan Waktu
Tempat : Selatan Rel Kereta Api
Waktu : 26 Juni 2019
2. Alat dan Bahan
- Theodolit
- Rol meter
- Meteranroda
- Kaki tiga/tripot
- Rambuukur
- Payung
- Alattulis
3. Cara Kerja
1) Menentukan lokasi lapangan yang akan diukur beda tinggi danjaraknya
2) Menyiapkan alat dan bahan yang akan digunakan untu pengukuran
3) Menentul antitik yang akan diukur beda tinggi dan jaraknya
4) Mengukur dengan mengunakan rol meter sejauh kurang dari 30 meter
5) Menyiapkan alat Teodolit dengan cara :
a. Menyiapkan peramgkat Teodolit
b. Memasang bak
c. Memasang tripot/kaki tiga
d. Memasang pesawat diatas kepalastatif
e. Menyetel nivo kotak dengan cara memutar scrub AB secara bersama
hingga gelembung nivo kearah garis scrub C
f. Memutar scrub C kekanan/kiri hingga gelembung nivo bergerak ketengah
g. Menyetel nivo tabung dengan scrub penyetel nivo tabung
h. Memfokuskan bidikan pada bak/ rambu kemudian memutar scrub
penguncinya.
i. Setelah itu membaca benang atas, tengah dan bawah
j. Melakukan secara berulang prosedur kerja di titik yang kedua dan ketiga.
4. Hasil
Patok Pembacaan Beda tinggi Jarak Tinggi Patok
Ba (MSL)
Bt
Bb
P1 1250 13m 120
0185
0120
P2 1300 -1,030 m 17m 118,97
1215
1130
P3 0600 0,715 m 20 m 119,685
0500
0400

Latihan soal theodolit

Patok Pembacaan Beda tinggi Jarak Tinggi Patok


Ba (MSL)
Bt
Bb
P1 1475 12,2 m 25
1414
1353
P2 1451 0,106 m 40,8 m 25,106
1308
1165
P3 1167 0,165 m 45,6 m 25,271
1143
1119
P4 0360 0,86 m 61 m 26,131
0283
0206
P5 2410 1,707 m 145 m 27,838
1990
1570
P6 1588 0,4605 m 156,7 m 28,2985
1529,5
1471
P7 0729 1,0505 m 206,7 m 29,349
0479
0229
P8 0541 -0,848 m 49,5m 28,501
1327
2113

5. Pembahasan
Dari hasil Pratik yang telah dilakukan dapat di hitung :
1. Beda Tinggi 1: BTp2 – BTp1
:1215 -0185
: -1,030 m
2. Beda Tinggi 1: BTp3 – BTp2
:0,0500 -1215
: 0,715 m
Jadi beda tinggi di titik pertama sampai di titik kedua pada jarak 30m adalah -
1.030m dan pada titik ke sampai pada titik ke 3 pada jarak 37 m yaitu 0,715m.
6. Kesimpulan

Dari hasil Pembahasan di atas dapat di simpulkan

1. Beda tinggi di titik pertama sampai yang kedua yang di ukur pada jarak 30 m adalah -
1.030m
2. Pada titik ke sampai pada titik ke 3 pada jarak 37 m yaitu 0,715m.

7. Saran

Untuk menghindari kesalahan-kesalahan yang besar sebaiknya dalam menjalankan


praktikum, praktikan harus dibimbing sebaik-baiknya mengingat praktikan baru pertama kali
melakukan pengukuran seperti ini dan pada saat Praktik alat yang di gunakan agar selalu
dipayung untuk menghindari kerusakan pada alat.

Lampiran

Anda mungkin juga menyukai