Peraturan Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat Republik
Indonesia Nomor 14 Tahun 2020 tentang Standar dan Pedoman Pengadaan Jasa Konstruksi Melalui Penyedia menyebutkan : - Pasal 13 Ayat (7) Huruf f Penyedia sebagaimana dimaksud pada ayat (1) bertanggung jawab atas penerapan Keselamatan Konstruksi. - Pasal 40 Huruf i Reviu dokumen persiapan pengadaan meliputi uraian pekerjaan, identifikasi bahaya, dan penetapan resiko Pekerjaan Konstruksi terkait Keselamatan Kostruksi pada Pekerjaan Konstruksi
Kegiatan penyelenggaraan K3 antara lain:
1. Penyiapan Rencana Keselamatan Konstruksi ( RKK ) 2. Sosialisasi, promosi dan pelatihan 3. Alat Pelindung Kerja ( APK ) dan Alat Pelindung Diri ( APD ) 4. Asuransi dan Perizinan 5. Personel K3 Konstruksi 6. Fasilitas, sarana, prasarana dan alat kesehatan 7. Rambu-rambu yang diperlukan 8. Konsultasi dengan ahli terkait Keselamatan Konstruksi sesuai lingkup pekerjaan dengan kebutuhan lapangan 9. Lain-lain terkait pengendalian resiko Keselamatan Konstruksi 1. Rencana Keselamatan Konstruksi ( RKK ) (terlampir) 2. Sosialisasi, promosi dan pelatihan Sosialisasi dan promosi dalam Sistem Manajemen Keselamatan Konstruksi pekerjaan ini berupa pemasangan spanduk keselamatan konstruksi yang menginformasikan bahwa proyek pekerjaan yang sedang berlangsung telah menerapkan Sistem Manajemen Keselamatan Konstruksi 3. Alat Pelindung Kerja ( APK ) dan Alat Pelindung Diri ( APD ) Keselamatan bekerja adalah hal yang wajib diprioritaskan bagi seluruh perusahaan. Alat Pelindung Kerja ( APK ) dan Alat Pelindung Diri ( APD ) adalah komponen alat yang mampu memberi perlindungan ekstra pada pekerja dan lingkungan kerja dari resiko kecelakaan kerja. Penggunaannya disesuaikan dengan tingkat bahaya serta resiko yang harus dihadapi, baik oleh para pekerja maupun orang-orang di sekelilingnya, sehingga diharapkan proses kerja dapat berlangsung aman untuk semua pihak. 3.1 Alat Pelindung Kerja ( APK ) Alat Pelindung Kerja ( APK ) yang akan digunakan dalam pekerjaan ini berupa: a. Tali Keselamatan ( Life Line ) Pekerjaan yang menggunakan tali keselamatan antara lain: - Pekerjaan naik dan turun pada permukaan dinding gedung, menara struktur baja. - Pekerjaan secara horizontal di ketinggian pada jembatan dan atap bangunan - Pekerjaan penelitian pada pengamatan dari atas pohon. Menggunakan dua tali, yaitu tali kerja ( working line ) dan tali keselamatan ( safety line ) - Terdapat dua penambatan ( anchorage ) pada masing-masing tali - Menggunakan alat bantu lainnya ( accender, descender, rope grab, lanyard, dll ) b. Pembatas Area Sebagai pengaman dan pembatas area proyek digunakan pagar sementara yang mengelilingi proyek dengan menggunakan material seng dan kayu 5/7 untuk rangka pagar. Alat Pelindung Kerja ( APK ) harus dalam kondisi baru dan mengikuti standar yang berlaku. 3.2 Alat Pelindung Diri ( APD ) Alat Pelindung Diri ( APD ) yang akan digunakan dalam pekerjaan ini berupa: a. Helm Pelindung ( Safety Helmet ) Tujuan penggunaan helm adalah untuk menghindari benturan benda tajam dan berat yang dapat melukai kepala. Helm digunakan utamanya pada pekerjaan konstruksi, karena kemungkinan dari bahaya material- material bangunan yang jatuh dari atas bangunan. Standar warna helm yang dipergunakan sesuai SE Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat Nomor 11/SE/M/2019 tentang Petunjuk Teknis Biaya Penyelenggaraan Sistem Manajemen Keselamatan Konstruksi, sebagai berikut: - Tamu proyek, warna putih polos - Tim proyek: • Pelaksana, warna putih polos dilengkapi dengan 1 strip (8 mm); • Kepala pelaksana, warna putih polos dilengkapi dengan 2 strip (2 x 8 mm); • Kepala proyek, warna putih polos dilengkapi dengan 3 strip berukuran @ 8mm, dan 1 strip 15 mm di bagian paling atas. - Pekerja pada Unit K3, warna merah - Pekerja pada Unit Kerja Sipil, warna kuning - Pekerja pada Unit kerja Mekanikal Elektrikal ( ME ), warna biru - Pekerja pada Unit kerja Lingkungan, warna hijau - Jika ada logo perusahaan, ditempatkan di bagian tengah dan depan pelindung kepala. b. Pelindung Mata ( Safety Glasses ) Kacamata dapat menjaga mata, baik dari paparan debu maupun asap yag dapat membuat mata iritasi, percikan cairan kimia yang umumnya terjadi di dalam laboratorium, atau cahaya yang sangat terang dan panas seperti di area pengelasan. - Safety spectacles, digunakan untuk melindungi mata dari partikel yang beterbangan. Dapat juga digunakan untuk menghalau panas berlebihan yang tak dapat ditoleransi oleh mata; - Safety goggles, dipakai ketika lokasi kerja yang dihadapi terpapar uap, asap atau kabut yang mengganggu penglihatan. c. Tameng Muka ( Face Shield ) Face shield atau alat pelindung wajah adalah komponen APD yang penting untuk mengurangi kemungkinan wajah terpapar cemaran air atau udara, zat kimia berbahaya ataupun goresan benda tajam lainnya. Biasanya alat ini digunakan pada aktivitas pengelasan. d. Pelindung Pernafasan dan Mulut ( Masker ) Masker pernafasan memiliki fungsi untuk menyaring cemaran bahan kimia, partikel debu, mikroorganisme, asap, uap, aerosol, atau kotoran lain yang mengotori udara. Sehingga kesehatan organ pernafasan dapat lebih terjaga dan sehat. e. Sarung Tangan ( Safety Gloves ) Beberapa pekerjaan yang berhubungan dengan proses pemanasan ataupun komponen benda tajam, umumnya mengharuskan pemakaian sarung tangan secara intensif mengingat tingginya resiko cedera. Beberapa jenis sarung tangan yang paling banyak digunakan adalah: - Cotton gloves (sarung tangan berbahan dasar katun), berguna untuk memberi proteksi dari goresan, sayatan, atau luka lainnya; - Leather gloves (sarung tangan kulit), memiliki fungsi sama seperti sarung tangan katun. Namun, material kulit umumnya lebih nyaman untuk digunakan dan lebih kuat menahan benda yang berpotensi melukai tangan; - Rubber gloves (sarung tangan karet), berfungsi untuk melindungi kulit dari kontak langsung dengan minyak dan bahan perekat.Pekerjaan di laboratorium juga kerap menggunakan sarung tangan karet; serta - Sarung tangan yang didesain khusus agar mampu melindungi tangan ketika harus bekerja di lokasi yang memiliki aliran listrik, baik tegangan rendah maupun tinggi. f. Sepatu Keselamatan ( Rubber Safety Shoes ) Tanpa sepatu yang sesuai, kaki akan rentan terluka oleh benda tajam di tanah ataupun kejatuhan benda berbahaya dari atas. Karena itu, menggunakan sepatu boot berfungsi untuk melindungi kakidari tusukan benda tajam, bahan kimia berbahaya, cairan yang terlalu dingin atau panas, dan lain-lain. g. Rompi Keselamatan ( Safety Vest ) Rompi sebagai komponen APD yang baik adalah yang berbahan poliester dan mampu memantulkan cahaya karena telah didesain secara khusus dengan tambahan reflektor. Salah satu fungsi utama menggunakan alat ini adalah supaya pekerja dapat terlihat dengan jelas pada waktu malam hari atau ketika penerangan tak terlalu memadai. 4. Asuransi dan Perizinan Penyedia diwajibkan untuk mengasuransikan personel lapangan terhadap bahaya kecelakaan dan kesehatan yang mungkin terjadi sewaktu pelaksanaan konstruksi berupa BPJS Ketenagakerjaan. 5. Personel K3 Konstruksi Petugas K3 Konstruksi adalah petugas di dalam organisasi Pengguna Jasa dan/atau organisasi Penyedia Jasa yang telah mengikuti pelatihan/bimbingan teknis Sistem Manajemen Keselamatan Konstruksi bidang Pekerjaan Umum, dibuktikan dengan surat keterangan mengikuti pelatihan/bimbingan teknis Sistem Manajemen Keselamatan Konstruksi Bidang Pekerjaan Umum. 6. Fasilitas, sarana, prasarana dan alat kesehatan Fasilitas kesehatan yang harus ada di lokasi pekerjaan yaitu peralatan P3K Berdasarkan Permenaker No. PER.15/MEN/VIII/2008, standar isi kotak P3K adalah sebagai berikut: a. Kasa steril b. Perban ( lebar 5 cm ) c. Perban ( lebar 10 cm ) d. Plester ( lebar 1.25 cm ) e. Plester cepat f. Kapas g. Kain segitiga / mittela h. Gunting i. Peniti j. Sarung tangan sekali pakai k. Sarung tangan sekali pakai berpasangan l. Masker m. Pinset n. Lampu senter o. Gelas cuci mata p. Kantong plastik bersih q. Aquades ( 10 ml larutan saline ) r. Povidone Iodin ( 60 ml ) s. Alkohol 70% t. Buku panduan P3K di tempat kerja u. Buku catatan dan daftar isi kotak P3K
7. Rambu-rambu yang diperlukan
Sesuai regulasi nasional terkait keselamatan kerja, pemasangan safety sign atau rambu keselamatan merupakan salah satu kewajiban yang harus dipenuhi penyedia jasa untuk menjamin keselamatan dan kesehatan pekerja, kontraktor, dan semua pihak yang berada di area proyek. Rambu keselamatan memainkan peranan penting untuk menciptakan lingkungan kerja yang aman. Pada hierarki pengendalian risiko, memasang rambu keselamatan termasuk ke dalam upaya pengendalian administratif yang bertujuan untuk menghilangkan atau meminimalkan timbulnya risiko atau bahaya. Rambu K3 berguna untuk: - Mengingatkan pekerja atau penghuni gedung tentang potensi bahaya dan bagaimana menghindari bahaya yang terdapat di area kerja. - Memberi petunjuk ke lokasi tempat penyimpanan peralatan darurat. - Membantu pekerja atau penghuni gedung lainnya saat proses evakuasi dalam keadaan darurat. - Poin plus saat audit K3, membantu penyedia untuk mendapatkan sertifikasi Sistem Manajemen Keselamatan dan Kesehatan Kerja (SMK3), ISO, OHSAS, dll. - Memenuhi persyaratan peraturan keselamatan kerja. a. Warna Rambu Berikut ragam warna yang terdapat dalam rambu K3 berdasarkan standar internasional: - Warna MERAH mengidentifikasi DANGER/BAHAYA, FIRE/KEBAKARAN, dan STOP. Paling sering digunakan untuk identifikasi bahan kimia cair mudah terbakar, emergency stop, dan alat pemadam kebakaran/keselamatan kebakaran. Sedangkan warna merah yang mengindikasikan bahaya digunakan untuk menunjukkan adanya situasi bahaya yang dapat mengakibatkan kematian atau cedera serius. PENTING: Menurut standar terbaru OSHA/ANSI, rambu K3 bahaya di area kerja sebaiknya memuat informasi mengenai: • Sifat bahaya • Konsekuensi pekerja bila berinteraksi dengan sumber bahaya • Bagaimana menghindari bahaya - Warna ORANYE menunjukkan WARNING/PERINGATAN/AWAS. Digunakan untuk menunjukkan situasi bahaya yang bisa mengakibatkan kematian atau cedera serius. Biasanya sering dipasang di dekat peralatan kerja berbahaya, seperti bor listrik, gergaji jigsaw, mesin gerinda, dll. - Warna KUNING menunjukkan CAUTION/WASPADA. Digunakan untuk menunjukkan situasi bahaya fisik secara langsung (seperti tersandung, terpeleset, terjatuh, atau di area penyimpanan bahan yang mudah terbakar) yang bisa mengakibatkan luka ringan atau sedang. - Warna HIJAU - menunjukkan EMERGENCY/SAFETY. Digunakan untuk menunjukkan lokasi penyimpanan peralatan keselamatan, peralatan P3K dan instruksi-instruksi umum yang berhubungan dengan praktik kerja yang aman. - Warna BIRU menunjukkan NOTICE/ PERHATIAN. Digunakan untuk menunjukkan instruksi tindakan/informasi keselamatan (bukan bahaya), seperti penggunaan APD atau kebijakan perusahaan.
b. Bentuk dan Simbol Rambu
- Triangle atau diamond shape: digunakan untuk menunjukkan bahaya. Rambu dengan bentuk triangle ini dirancang dengan piktogram berwarna hitam, warna dasar kuning atau oranye, dan garis tepi berwarna hitam. - Round shape: digunakan untuk mandatory sign atau berisi instruksi keselamatan yang wajib dipatuhi pekerja, seperti penggunaan APD. Rambu dengan bentuk lingkaran ini dirancang dengan piktogram berwarna putih dan warna dasar biru. - Rectangular atau square shape: digunakan untuk menunjukkan jalan keluar saat kondisi darurat, lokasi penyimpanan peralatan keselamatan, dan peralatan P3K. Rambu dengan bentuk persegi panjang atau persegi ini dirancang dengan piktogram berwarna putih dan warna dasar hijau. - Untuk prohibition sign atau rambu yang berisi larangan dirancang dengan piktogram berwarna hitam, warna dasar putih, garis tepi berwarna merah dan garis diagonal pada bagian tengah berwarna merah. c. Material Berikut beberapa faktor penting yang harus Anda pertimbangkan ketika memilih material rambu K3 antara lain: - Penempatan rambu di dalam atau di luar ruangan - Tahan air, tahan pudar, dan ketahanan terhadap goresan - Daya rekat tinggi - Temperatur suhu di area kerja - Kondisi pencahayaan/penerangan - Kondisi pencahayaan darurat (kemungkinan perlu menggunakan bahan luminous/photoluminescent atau glow in the dark untuk rambu K3 tertentu, seperti rambu petunjuk arah jalan keluar/jalur evakuasi) sehingga masih dapat terlihat jelas dalam kondisi ruangan gelap - Kontaminasi bahan kimia di area kerja. d. Lokasi Pemasangan Berikut rekomendasi lokasi pemasangan rambu K3: - Posisikan rambu K3 di lokasi yang mudah dilihat dengan jelas - Posisikan rambu K3 dalam jarak pandang yang tepat sehingga informasinya terbaca jelas - Pastikan posisi rambu K3 tidak tertutup atau tersembunyi - Posisikan rambu K3 di lokasi di mana karyawan memiliki waktu yang cukup untuk membaca pesan yang disampaikan, sehingga bisa menghindari bahaya dan melakukan tindakan yang diperlukan untuk menjaga keselamatan - Pastikan rambu K3 di area kerja mendapat penerangan yang memadai agar pesan terlihat jelas - Posisikan rambu K3 yang berhubungan secara bersebelahan - Hindari menempatkan lebih dari empat rambu dalam area yang sama - Posisikan rambu K3 petunjuk arah/jalur evakuasi secara berurutan sehingga rute keluar menuju titik kumpul menjadi jelas.
Rambu-rambu yang diperlukan dalam pelaksanaan pekerjaan ini antara lain:
a. Rambu petunjuk Rambu yang digunakan untuk memandu pekerja dan orang yang berada di area proyek dan atau untuk memberikan informasi lain yang berguna, sebagai contoh adanya pengalihan arus lalu lintas. b. Rambu peringatan Rambu peringatan adalah rambu yang mengisyaratkan sebuah bahaya, rintangan atau kondisi potensial yang mengharuskan perhatian khusus, sebagai contoh peringatan adanya lubang galian. c. Rambu informasi Rambu yang memberikan informasi kepada pekerja dan orang yang ada di sekitar area proyek, sebagai contoh informasi lokasi proyek. d. Tongkat pengatur lalu lintas ( Warning Lights Stick ) Tongkat pengatur lalu lintas digunakan untuk mengatur arus lalu lintas di sekitar proyek, seperti keluar masuknya kendaraan material. e. Lampu putar ( Rotary Lamp ) Lampu putar digunakan untuk memberikan peringatan kepada lingkungan sekitar tentang keberadaan lokasi proyek, agar masyarakat di sekitar lebih berhati-hati. 8. Konsultasi dengan ahli terkait Keselamatan Konstruksi Konsultasi dengan Ahli terkait Keselamatan Konstruksi dilaksanakan untuk pekerjaan segmentasi pemaketan menengah dan besar, sedangkan untuk pemaketan segmentasi kecil dilaksanakan apabila diperlukan. Konsultasi dengan ahli terkait Keselamatan Konstruksi sesuai lingkup pekerjaan dengan kebutuhan lapangan, antara lain: a. Ahli Lingkungan; b. Arsitek; c. Ahli Teknik Jalan; d. Ahli Teknik Jembatan; dan/atau e. Ahli Teknik Bangunan Gedung 9. Lain-lain terkait pengendalian resiko Keselamatan Konstruksi Pengendalian resiko Keselamatan Konstruksi lainnya berupa bendera K3. Bendera K3 adalah bendera dengan warna dasar putih dan memiliki ukuran standar 135 x 90 cm. Pada kedua muka bendera terdapat lambing palang dilingkari roda bergerigi warna hijau serta logo “Utamakan Keselamatan dan Kesehatan Kerja”. Bendera ini dapat dipasang di lingkungan proyek sebagai perlengkapan kampanye program K3 sekaligus sebagai simbol bahwa penyedia telah menerapkan program K3 di lingkungan kerja.