Anda di halaman 1dari 8

1. A.

elastisitas harga adalah ukuran seberapa sensitif pembeli atau penjual terhadap


perubahan harga. Selain itu, elastisitas harga merupakan istilah dalam ekonomi mikro
yang memberitahu seberapa sensitif permintaan barang terhadap perubahan harga.
elastisitas harga memberitahu seberapa kuat hubungan suatu produk antara harga dan
kualitas. Dengan kata lain, ini menggambarkan kemiringan kurva penawaran dan
permintaan. Jika elastisitas harga tinggi, maka perubahan kecil dalam harga akan
berdampak besar pada jumlah yang dijual atau dibeli. Namun apabila elastisitas harga
rendah, maka perubahan harga yang signifikan mungkin tidak mengubah banyak volume
penjualan.

Elastisitas harga adalah rasio perubahan persentase harga dan persentase perubahan
kuantitas..

% PERUBAHAN JUMLAH / % PERUBAHAN HARGA = ELASTISITAS HARGA 

Hukum permintaan berbunyi bahwa kenaikan harga untuk menyebabkan penurunan


penjualan. Oleh karena itu, salah satu nilai harus positif dan yang lainnya harus negatif —
Berarti elastisitas harga permintaan hampir selalu merupakan nilai negatif. Nilai yang
mendekati nol menunjukkan item yang tidak terlalu responsif terhadap perubahan harga,
dan nilai negatif yang lebih besar menunjukkan sensitivitas yang lebih besar. Di sisi
penawaran, hubungan harga-kuantitas adalah positif (harga yang lebih tinggi
menghasilkan lebih banyak volume yang disediakan). Jadi, elastisitas harga penawaran
akan menjadi angka positif. Nilai yang mendekati nol tidak terlalu responsif terhadap
perubahan harga, dan nilai yang lebih besar menunjukkan sensitivitas yang lebih besar.

B. Jenis jenis elastisitas harga

1. Elastisitas Sempurna

Elastisitas sempurna menggambarkan kenaikan harga yang sangat kecil dapat mengakibatkan
hilangnya 100% penjualan. Artinya akan menjadi nilai elastisitas harga yang mendekati tak
terhingga.

2. Elastisitas Tidak Sempurna


Pada dasarnya elastisitas tidak sempurna merupakan kebalikan dari elastisitas sempurna.
Kenaikan harga yang sangat besar bisa mengakibatkan tidak ada penjualan yang hilang sama
sekali. Itu akan menghasilkan nilai elastisitas harga nol.

3. Unit Elastisitas

Unit elastisitas terjadi jika suatu produk memiliki respon proporsional antara perubahan harga
dan perubahan kuantitas, misalnya, Kenaikan harga 20% menghasilkan penurunan penjualan
20%.

4. Elastisitas Harga Sendiri (Own-price Elasticity)

Elastisitas harga sendiri terjadi saat menghitung respon volume terhadap perubahan harga dari
produk yang sama.

5. Elastisitas Harga Silang (Cross-price Elasticity)

Jenis elastisitas harga ini terjadi saat ada perbedaan harga satu barang yang dapat mengubah
penjualan barang lainnya.

C. 1.Dalam perhitungan untuk kemiringan, harga berada dalam pembilang sementara permintaan
atau kuantitas berada dalam penyebut.
2.Dalam perhitungan elastisitas (seperti dalam kasus elastisitas harga permintaan), pembilang
memiliki kuantitas sedangkan penyebut memiliki harga.
3.Elastisitas dihitung menggunakan perubahan persentase sehingga hasil bagi menjadi unitless.

4.slope dan elastisitass berbanding terbalik, ketika salah satu dari keduanya (baik kemiringan
atau elastisitas) kecil, yang lain cenderung menjadi besar dan sebaliknya.

2. A. Barang substitusi adalah pengganti atau barang yang bisa ditukar dengan barang lain.
Kehadiran barang ini cukup menguntungkan bagi konsumen, sebab dengan begitu, mereka tidak
bergantung pada satu barang untuk memenuhi keinginan atau kebutuhan tertentu.
Substitusi merupakan produk atau layanan yang cukup mirip dengan produk lain atau barang
dengan fungsi yang sama sehingga bisa digunakan konsumen untuk menggantikan barang
lainnya.
1. Barang substitusi sempurna Barang substitusi sempurna merupakan barang dengan kegunaan
yang identik satu sama lain..
2. Substitusi tidak sempurna

Barang substitusi tipe ini juga dikenal dengan substitusi dekat, sebab tingkat substitusinya lebih
rendah. Tingkat perbedaan antara barang satu dengan lainnya dapat dirasakan dengan mudah
oleh konsumen. Hal ini membuat konsumen cenderung memilih barang yang pertama.

Contoh Barang Substitusi

 Sepeda dan motor

Sepeda bisa menggantikan fungsi motor. Keduanya sama-sama berfungsi sebagai alat
transportasi.

 Beras dan ubi

Ubi bisa menggantikan fungsi beras sebagai bahan pokok makanan. Ubi memiliki fungsi serupa
dengan beras karena mengandung karbohidrat.

 Pensil dan pulpen

Pensil bisa menjadi substitusi pulpen, begitupun sebaliknya. Keduanya memiliki fungsi yang
sama, yaitu untuk menulis.

Harga Barang Subtitusi (Pengganti)


Apabila harga dari barang substitusi lebih murah maka orang akan beralih pada barang substitusi
tersebut. Akan tetapi jika harga barang substitusi naik maka orang akan tetap menggunakan
barang yang semula.

B. Barang komplementer adalah barang yang berfungsi jika dilengkapi barang lain. Bisa juga
dimaknai sebagai dua barang yang berpasangan dan keduanya saling melengkapi. Maka, disebut
barang komplementer ketika produk A dengan produk B memiliki ketergantungan satu sama
lain.Sehingga dari segi kebutuhan, kedua produk sama-sama dibutuhkan. Sementara dari segi
permintaan, barang komplementer mempengaruhi terjadinya permintaan produk satu sama lain
di pasar. Pasalnya, tidak mungkin konsumen hanya membeli satu barang dan meninggalkan
pasangannya. Jika salah satu barang tidak ada, maka barang yang lainnya akan mengalami
penurunan fungsi atau bahkan tidak dapat digunakan sama sekali.
Contoh Barang Komplementer :
1. Pulpen dan tinta adalah barang komplementer. Tinta diperlukan untuk mengisi pulpen,
sehingga dapat digunakan untuk menulis. Begitu juga sebaliknya, tanpa pulpen, tinta mungkin
tidak bisa digunakan sebagai alat menulis.
2. Jam dengan baterainya juga merupakan barang komplementer. Jam adalah barang utama,
dengan baterai sebagai barang komplementer. Jam tidak akan berfungsi tanpa baterai, begitupun
baterai yang tidak bermanfaat jika tidak ada di barang lain.
3. mobil dan bensin. Mobil tidak akan bisa berjalan tanpa diisi bensin, begitu pula bensin yang
tidak bermanfaat tanpa barang utamanya.
Harga Barang Komplementer (Pelengkap)
Barang pelengkap juga dapat memengaruhi permintaan barang/jasa. Misalnya sepeda motor, barang
komplementernya bensin. Apabila harga bensin naik, maka kecenderungan orang untuk membeli sepeda
motor akan turun, begitu juga sebaliknya.
C.
Contoh barang normal : makanan

Penurunan harga makanan memiliki efek pendapatan dan efek substitusi. Konsumen awalnya
berada di A, sesuai anggaran RS. Ketika harga makanan turun, konsumsi naik sebesar F1 F
ketika konsumen beralih ke B. Efek substitusi F 2 1 E (terkait dengan perpindahan dari A ke D)
mengubah harga relatif makanan dan pakaian tetapi menjaga pendapatan (kepuasan) nyata tetap
konstan. Efek pendapatan EF (terkait dengan perpindahan dari D ke B) menjaga harga relatif
konstan tetapi meningkatkan daya beli. Makanan adalah barang normal karena efek pendapatan
EF 2 positif.

• Efek substitusi adalah perubahan konsumsi makanan yang terkait dengan perubahan
harga makanan, dengan tingkat utilitas tetap konstan.

• Efek pendapatan: perubahan konsumsi makanan disebabkan oleh peningkatan daya beli,
dengan harga relatif tetap konstan

3. A. Isoquant (isokuan)

Pengertian isokuan / isoquant adalah kurva yang memberikan tingkat output produksi yang sama
untuk berbagai kombinasi penggunaan dua input variabel. Tenaga kerja dan modal bertindak
sebagai input variabel yang artinya jumlah penggunaannya dapat berubah (bertambah atau
berkurang). Dengan demikian, produsen dapat menggunakan lebih banyak mesin (modal) atau
mungkin sebaliknya lebih banyak tenaga kerja. Namun konsep isoquant menggambarkan
bagaimanapun kombinasi keduanya tetap hasil output yang diproduksi sama.

Isocost

Isocost adalah kurva anggaran produksi yang mencerminkan kombinasi dari dua input (faktor
produksi) yang mempunyai biaya yang sama. Misalkan untuk produksi menggunakan input
tenaga kerja sebanyak X1 dan mesin sebanyak Y1, memiliki biaya yang sama bila menggunakan
komposisi tenaga kerja sebanyak X2 dan mesin sebanyak Y2.

Konsep isocost disini yang perlu digaris bawahi adalah biaya dari penggunaan dua faktor
produksi tersebut mempunyai biaya yang sama. Kalau pada isoquant merujuk pada output yang
sama, meskipun biaya pengunaan inputnya bisa saja tidak sama. Sebaliknya, pada isocost yang
ditekankan adalah penggunaan dua faktor produksi tersebut memberikan biaya yang sama,
meskipun output yang dihasilkan belum tentu sama.

Marginal Rate of Technical Substitution MRTS

Tingkat Subsitusi Marjinal yang semakin menurun, artinya berapa jumlah salah satu input harus
dikompensasikan akibat penambahan satu unit input lainnya, sehingga tingkat output dapat
dipertahankan.MRTS ini merupakan slope kemiringan dari kurva isoquant pada titik tertentu,
yang besarnya sebesar MPPx MPPy.Posisi LCC dalam gambar adalah merupakan titik
persinggungan antara kurva isocost dengan kurva isoquant Px Py = MPPx MPPy =
MRTS .Sehingga masalah perusahaan dapat dirumuskan bahwa setiap perusahaan ingin
mencapai tingkat Isoquant yang tertinggi , apabila Isocostnya ditentukan, artinya perusahaan
akan memproduksi mencapai keseimbangan pada saat slope kurva isocost sama dengan slope
kurva isoquant. Ini berarti bahwa untuk mencapai posisi optimum atau keuntungan maksimum,
maka dalil LCC harus terpenuhi, tetapi sebaliknya , bila dalil LCC terpenuhi, maka tidak berarti
bahwa produsen pasti telah mencapai keuntungan maksimum, terpenuhinya dalil LCC hanya
menunjukkan bahwa produsen telah mencapai posisi ongkos minimum untuk suatu tingkat
output tertentu, akan tetapi keuntungan hanya akan mencapai maksimum bila tingkat outputnya
telah dipilih sedemikian rupa hingga MPP P untuk semua input sama dengan 1 PQ, dimana 1 PQ
adalah hasil yang dapat dilihat setelah output dijual. 

B. Dalam dunia dua komoditas (X dan Y) dan dua faktor (tenaga kerja dan modal). kita
mengatakan bahwa komoditas Y adalah padat modaI-tenaga kerja (K/L) yang digunakan dalam
produk X,Misalnya jika dua unit modal (2k) dan dua unit tenaga kerja (2L) yang dibutuhkan
untuk memproduksi satu untuk komunitas Y. Rasio modal tenaga kerja adalah satu. Artinya, 2/2
dalam produksi Y, jika pada waktu yang sama 1K dan 4L. dibutuhkan untuk memproduksi satu
unit X. K/L =1/4 untuk komoditas X Karena K/L = 1 untuk Y dan K/L : 1/4 untuk X,kita
mengatakan bahwa Y adalah K Intensif dan X adalah L intensif.

• Menurut definisi dalam hal unit fisik, negara 2 memiliki modal yang berlimpah jika rasio
dari jumlah total modal dengan jumlah total tenaga kerja (TK/TL) tersedia di negara 2
lebih besar dari pada di negara 1 (yaitu jika TK/TL untuk negara 2 melebihi TK/TL untuk
negara 1).
• Menurut definisi dari segi harga faktor produksi, negara 2 merupakan negara dengan
modal yang berlimpah jika rasio harga sewa modal dengan harga waktu kerja (PK/PL )
lebih rendah di negara 2 dibandingkan negara 1 (yaitu jika PK/PL di negara 2 lehih kecil
dari PK/PL di negara 1).

efisiensi dan Produksi Optimum Konsep efisiensi dapat dipandang dari dua aspek, yaitu
dari aspek teknis dan dari aspek ekonomis. Konsep efisiensi dari aspek teknis dinamakan
konsep efisiensi teknis. Efisiensi teknis maksimum dicapai pada saat dicapai produk rata-
rata maksimum. Tingkat pemakaian faktor produksi yang menghasilkan produk rata-rata
maksimum, secara teknis dipandang sebagai tingkat produksi optimum. Untuk
menentukan tingkat efisiensi dan produksi optimum secara teknis ini cukup dengan
diketahuinya fungsi produksi.

4. A. Hambatan masuk meningkat di monopoli. Di kedua pasar, pertahanan mendominasi pasar


dan bahkan menjadi pemasok tunggal untuk kasus monopoli. Mereka akan berusaha keras untuk
mempertahankan dominasi dan mencegah pemain baru masuk dengan membangun hambatan dan
memberi sinyal pembalasan yang kuat

Jenis hambatan :

1. Hambatan masuk struktural

2. Hambatan masuk strategis

Hambatan struktural muncul dari sifat pasar dari seperti teknologi, biaya dan permintaan.
Petahana tidak secara sengaja menciptakannya untuk menghambat pesaing lain masuk.
Beberapa contoh dari hambatan masuk struktural adalah efek jaringan, persyaratan
modal, sunk cost yang besar, penguasaan sumber daya, dan skala ekonomi. Faktor lainnya
adalah diferensiasi produk. Itu menciptakan keuntungan bagi petahana karena pendatang
harus mengatasi loyalitas merek.

B. Maksimalisasi Laba di Pasar Monopoli.

Pada pasar monopoli, laba maksimal tercapai ketika jumlah output berada ditingkat dimana
marginal cost (MC) sama dengan marginal revenue (MR).
Dalam pendekatan total, maksimisasi keuntungan sama halnya dengan keadaan yang telah
dijelaskan dalam pasar persaingan murni. Perbedaannya, kalau dalam pasar persaingan sempurna
penerimaan total adalah berbentuk garis lurus diagonal dari sumbu origin ke kanan atas karena
asumsi harga adalah datum, maka dalam pasar monopoli, seorang monopolis dapat menentukan
harga dan output yang akan dijualnya di pasar. Bentuk kurva TR pada pasar monopoli bukan
merupakan garis lurus, tetapi berbentuk U terbalik. Artinya, tingkat output yang keuntungan total
monopolis akan mencapai maksimum adalah lebih kecil dari tingkat output di mana TR pasar
persaingan murni mencapai maksimum

Pada pendekatan marjinal, keuntungan maksimum akan diperoleh pada tingkat output di mana
penerimaan marjinal (marginal Revenue, MR) sama dengan biaya marjinal (marginal cost, MC),
atau MR= MC, dan kemiringan kurva MR lebih kecil lebih kecil dari kurva MR. Apabila MR
dan MC tidak sama akan mengakibatkan tambahan penerimaan akan berbeda dengan tambahan
biaya. Ada dua kemungkinan, yaitu: Pertama, Apabila MR > MC, maka maka tambahan
memproduksi satu-satuan output akan memberikan tambahan keuntungan karena tambahan
penerimaan lebih besar dari tambahan biaya, dan kedua,  apabila MR < MC maka tambahan
memproduksi satu-satuan output akan mengurangi keuntungan karena tambahan penerimaan
lebih kecil dari tambahan biaya.

Anda mungkin juga menyukai