Anda di halaman 1dari 35

KAJIAN TEORITIS KARAKTERISTIK DAN STRATEGI

OPTIMASI PARKIR PADA PASAR SWALAYAN

Oleh:

Putu Preantjaya Winaya

PROGRAM STUDI TEKNIK


SIPIL FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS UDAYANA
2018

1
ABSTRAK

Tingginya penggunaan sepedamotor dan kendaraan ringan sebagai angkutan


pribadi mengakibatkan kebutuhan parkir meningkat, baik parkir pada badan Jalan
(On Street Parking) dan parkir di luar badan jalan (Off Street Parking), parkir
pada badan jalan lebih berpengaruh pada hambatan samping lalulintas jalan,
namun parkir di luar badan jalan disamping berpengaruh pada hambatan samping
jalan juga berpengaruh terhadap jumlah tarikan perjalanan khususnya pada pasar
swalayan.
Pasar swalayan yang biasanya berada di dalam kota mengalami dilemma,
antara penyediaan lahan parkir yang luas untuk melayani pelanggan yang datang
dan harga lahan yang tinggi. Terbatasnya lahan dan harga lahan yang tinggi di
daerah perkotaan, membutuhkan mengelolaan parkir, sehingga pengunjung
swalayan mendapat kemudahan untuk mendapatkan tempat parkir, dan lahan
parkir yang terbatas dapat dikelola seoptimal mungkin.
Tujuan dari penelitian ini adalah (1) mengidentifikasi karakteristik parkir
yang dibutuhkan untuk optimasi, dan (2) untuk membuat strategi optimasi parkir
pada swalayan.
Tinjauan teoritis ini mengkaji rumus-rumus pada analisis karakteristik
parkir, dan penggunaannya pada penelitian parkir di luar badan jalan (off street
parking), khususnya pada pasar swalayan, sehingga dapat dibuat strategi pada
optimasi parkir, sesuai dengan tujuan penggunaan parkir sebagai salah satu
fasilitas untuk mendukung daya tarik berbelanja pada pasar swalayan.
Karakteristik Parkir yang paling menentukan pada optimasi parkir pada
pasar swalayan adalah; Akumulasi parkir (Parking Accumulation), Lama Parkir
(Parking Duration), Indeks Parkir (Parking Index), Penyediaan Parkir (Parking
Supply), Jalur Sirkulasi Parkir (Parking Circulation), Kapasitas Parkir Dinamis
(Dynamic Parking Capasity)
Strategi optimasi parkir pada pasar swalayan disusun berdasarkan jaminan
mutu pelayanan pada pasar swalayan yang terdiri dari; Optimasi parkir dalam
pengelolaan bisnis pasar swalayan dapat dilakukan melalui perancangan
penempatan jenis usaha, barang, dan potongan harga, Optimasi dalam pengelolaan
parkir pada pasar swalayan, dapat dilakukan dengan perancangan ulang jalur
sirkulasi, tata letak dan sirkulasi parkir.

Kata kunci: parkir di luar badan jalan, parkir swalayan, karakteristik parkir,
strategi optimasi parkir.

1
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Tingginya penggunaan sepedamotor dan kendaraan ringan sebagai
angkutan pribadi mengakibatkan kebutuhan parkir meningkat, baik parkir pada
badan Jalan (On Street Parking) dan parkir di luar badan jalan (Off Street
Parking), parkir pada badan jalan lebih berpengaruh pada hambatan samping
lalulintas jalan, namun parkir di luar badan jalan disamping berpengaruh pada
hambatan samping jalan juga berpengaruh terhadap jumlah tarikan perjalanan
khususnya pada pasar swalayan.
Pasar swalayan yang biasanya berada di dalam kota mengalami dilema,
antara penyediaan lahan parkir yang luas untuk melayani pelanggan yang datang
dan harga lahan yang tinggi. Terbatasnya lahan dan harga lahan yang tinggi di
daerah perkotaan, membutuhkan mengelolaan parkir, sehingga pengunjung
swalayan mendapat kemudahan untuk mendapatkan tempat parkir, dan lahan
parkir yang terbatas dapat dikelola seoptimal mungkin.
1.2 Rumusan Masalah
Dari uraian latar belakang di atas, rumusan masalah yang ditimbulkan
adalah sebagai berikut:
1. Karakteristik parkir apa saja yang dibutuhkan untuk optimasi, pada pasar
swalayan ?
2. Bagaimanakah strategi optimasi parkir pada pasar swalayan ?

1.3 Tujuan Penelitian


Adapun tujuan penelitian ini:
1. Mengidentifikasi Karakteristik parkir yang dibutuhkan untuk optimasi,
pada pasar swalayan.
2. Menyusun strategi optimasi parkir pada pasar swalayan

1.4 Manfaat Penelitian


Adapun manfaat penelitian ini:
1. Bagi pemerintah daerah dan instansi terkait, hasil studi ini diharapkan
menjadi acuan dan kebijakan dalam menentukan standar jumlah stall

2
parkir yang dibutuhkan pada pasar swalayan dalam penyusunan analisis
dampak lalulintas pada pasar swalayan.
2. Bagi pengelola pasar swalayan, hasil studi ini diharapkan dapat menjadi
acuan dalam peningkatan fungsi fasilitas pendukung daya tarik pasar
swalayan, dan mengurangi hambatan samping pada jalan pada jalan
masuk pasar swalayan.
3. Bagi para konsultan perencana lalulintas pemula, yang mendapat pekerjaan
untuk merancang parkir di luar badan jalan, sebagai fasilitas pendukung pasar
swalayan, studi ini dapat menjadi inspirasi perancangan parkir.

3
TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Pengertian Parkir


Parkir kendaraan adalah suatu kondisi pemberhentian kendaraan, dimana
sopir/pengendaranya (driver) meninggalkan kendaraannya untuk keperluan
tertentu. Biasanya kendaraan ditempatkan pada bahu jalan (on street parking),
atau di luar badan jalan (off street parking),.
Parkir merupakan keadaan tidak bergerak dari suatu kendaraan dengan
pengemudi meninggalkan kendaraan, sedangkan berhenti adalah keadaan
kendaraan tidak bergerak untuk sementara dengan pengemudi tidak
meninggalkan kendaraan. (Direktorat Jenderal Perhubungan Darat, 1998),
kebutuhan tempat parkir terdekat dari tempat yang dituju, merupakan kebutuhan
dan keinginan bagi pemilik kendaraan.
Tempat pemberhentian (parkir) kendaraan sementara, merupakan parkir
yang membutuhkan waktu relatif sementara/singkat seperti untuk menaikkan dan
menurunkan penumpang atau untuk bongkar barang, tetapi ada juga kendaraan
yang berhenti untuk waktu yang relatif lama, misalnya untuk kegiatan belanja, ke
kantor, ke sekolah dan kegiatan lainnya, sehingga dibutuhkan tempat parkir
khusus bagi kendaraan-kendaraan yang akan berhenti dan dimana pengendaranya
harus meninggalkan kendaraan tersebut.
Beberapa istilah dalam perparkiran, diperlukan pemahaman agar dalam
pembahasan tidak terjadi gagal paham, diantaranya sebagai berikut:
1. Kapasitas Parkir: merupakan kapasitas parkir (nyata)/kapasitas perkir yang
terpakai dalam satu-satuan waktu atau banyaknya parkir yang disediakan
(parkir kolektif) oleh pihak pengelola parkir, biasanya satuan waktunya
jam.
2. Lama parkir/Durasi Parkir: merupakan rata-rata lamanya suatu kendaraan
parkir pada stall parkir pada suatu lokasi dalam satu jam dalam satu hari.
3. Kawasan Parkir: Luasan areal yang memanfaatkan lahan di luar badan
jalan sebagai fasilitas dan pengendalian parkir melalui pintu masuk, dan
pintu keluar.

4
4. Kebutuhan Parkir: jumlah ruang parkir (stall), yang dibutuhkan untuk
parkir yang besarnya dipengaruhi oleh berbagai faktor seperti tingkat
penggunaan kendaraan pribadi, tingkat kesulitan menuju daerah yang
bersangkutan (aksesibilitas), ketersediaan angkutan umum, dan tarif
parkir.
5. Puncak Parkir: akumulasi parkir rata-rata tertinggi dengan satuan
kendaraan, selama pengamatan.
6. Jalur Sirkulasi: merupakan jalur yang digunakan untuk pergerakan
kendaraan yang masuk, pergerakan untuk mencari tempat parkir yang
tersedia dan untuk keluar dari fasilitas parkir.
7. Jalur Gang: merupakan jalur dari dua deretan ruang parkir yang
berdekatan.
8. Retribusi Parkir: pungutan yang dikenakan pada pemakai kendaraan yang
memarkir kendaraannya di ruang parkir.

2.2 Jenis – Jenis dan Klasifikasi Parkir


Jenis–jenis parkir dapat dibedakan dan diklasifikasikan menurut kebutuhan
dan fungsi parkir, baik parkir pada badan jalan (On Street Parking), atau parkir di
luar badan jalan (Off Street Parking), adalah sebagai berikut:

2.2.1 Menurut Penenempatannya


Menurut cara penempatannya, penataan parkir dibagi menjadi dua yaitu:

a. Parkir di Badan Jalan (On street Parking)


Menurut Ditjen Perhubungan Darat (1998) pengertian fasilitas parkir pada
badan jalan adalah fasilitas parkir yang menggunakan pinggir/tepi badan jalan/
bahu jalan. Fasilitas parkir pada badan jalan, merupakan areal yang memanfaatkan
badan jalan sebagai fasilitas parkir, hanya dapat digunakan pada kawasan parkir
dimana terdapat pengendalian parkir melalui pintu masuk.
Walaupun hanya beberapa kendaraan saja yang parkir di badan jalan tetapi
kendaraan tersebut secara efektif telah mengurangi badan jalan. Kendaraan yang
parkir di sisi jalan merupakan faktor utama dari 50% kecelakaan yang terjadi pada
ruas jalan didaerah pertokoan. Hal ini terutama disebabkan karena berkurangnya

5
kebebasan pandangan, kendaraan berhenti dan atau keluar dari tempat parkir di
depan kendaraan-kendaraan yang lewat secara mendadak (Ditjen Perhubungan
Darat, 1998).
Meskipun terdapat berbagai kerugian, namun parkir badan jalan masih sangat
diperlukan karena banyak tempat (pertokoan, sekolah, tempat ibadah, dll) yang
tidak mempunyai tempat parkir yang memadai. Parkir pada badan jalan sangat
dipengaruhi oleh sudut parkir, lokasi parkir dan panjang jalan yang digunakan
untuk parkir.

b. Parkir di luar Badan Jalan (Off Street Parking)


Fasilitas parkir di luar badan jalan, adalah fasilitas parkir kendaraan yang tidak
berada pada badan jalan atau langsung menempati pada badan jalan, tetapi berada
di luar badan jalan yang dibuat khusus. Parkir jenis ini mengambil tempat di
pelataran parkir umum, tempat parkir khusus yang juga terbuka untuk umum dan
tempat parkir khusus yang terbatas untuk keperluan sendiri seperti: kantor, pusat
perbelanjaan, dan sebagainya (Ditjen Perhubungan Darat, 1998).
Sistemnya dapat berupa pelataran/taman parkir dan bangunan bertingkat
khusus parkir. Secara ideal lokasi yang dibutuhkan untuk parkir di luar badan
jalan (off street parking) harus dibangun tidak terlalu jauh dari tempat yang dituju
oleh pemarkir. Jarak parkir terjauh ke tempat tujuan tidak lebih dari 400 meter.
Bila lebih dari itu pemarkir akan mencari tempat parkir lain sebab keberatan untuk
berjalan jauh (Warpani,1990). Dalam penempatan fasilitas parkir di luar badan
jalan dapat dikelompokkan atas dua bagian, yakni:
a. Fasilitas untuk umum yaitu tempat parkir berupa gedung parkir atau taman
parkir untuk umum yang diusahakan sebagai kegiatan sendiri.
b. Fasilitas parkir penunjang yaitu berupa gedung parkir atau taman parkir
yang disediakan untuk menunjang kegiatan pada bangunan utama.

2.2.2 Menurut Jenis Kendaraannya


Menurut jenis kendaraan parkir, terdapat beberapa golongan parkir yaitu:
a. Parkir untuk kendaraan roda dua tidak bermesin (sepeda)
b. Parkir untuk kendaraan beroda dua bermesin (sepeda motor)

6
c. Parkir untuk kendaraan beroda tiga, beroda empat atau lebih. (mobil, truk,
bemo, dan lain-lain)
Pemisahan tempat parkir menurut jenisnya mempunyai tujuan agar
pelayanan lebih mudah.

a. Parkir di tepi jalan (on street parking) b. Parkir di luar jalan (off street parking)
Gambar 2.1 Model-model pola parkir
Sumber: Miro (1997)

2.2.3 Menurut Tujuan Parkir


Menurut jenis tujuan parkir dapat digolongkan menjadi
a. Parkir penumpang yaitu parkir untuk menaikturunkan penumpang
b. Parkir barang yaitu parkir untuk bongkar muat barang
Keduanya sengaja dipisahkan agar satu sama lain kegiatan tidak saling
mengganggu.

2.2.4 Menurut Kepemilikan dan Pengoperasiannya


Menurut kepemilikan dan pengoperasiannya dapat digolongkan menjadi:
a. Parkir milik dan pengoperasiannya adalah milik swasta
b. Parkir milik pemerintah daerah dan pengelolaanya adalah pihak swasta
c. Parkir milik dan pengoperasiannya adalah pihak pemerintah.

2.3 Satuan Ruang Parkir


Satuan Ruang Parkir adalah ukuran luas efektif untuk meletakkan kendaraan
(mobil penumpang, bus/truk, atau sepeda motor) termasuk ruang bebas dan lebar
bukaan pintu. Ukuran satuan ruang parkir merupakan unit ukuran yang diperlukan
untuk memarkir kenderaan.
Untuk mengukur kebutuhan parkir digunakan Satuan Ruang Parkir (SRP).
Menurut pedoman Perencanaan dan Pengoperasian Fasilitas Parkir, penentuan
besar SRP didasarkan atas pertimbangan sebagai berikut:

7
a) Dimensi kendaraan standar
Dimensi Kendaraan Standar, merupakan ruang batas arah lateral dan
memanjang yang diperlukan untuk memarkirkan suatu kendaraan. Dimensi
kendaraan standar adalah kendaraan penumpang, dimana menurut standar
menurut Dirjen Perhubungan Darat adalah dengan ukuran 1,70 m x 4,70 m,
dengan rincian perbandingan ukuran seperti tertera pada Gambar 2.2.

Gambar 2.2 Dimensi kendaraan standar untuk mobil penumpang


Sumber: Ditjen Perhubungan Darat (1998)
b) Ruang bebas kendaraan parkir
Berupa arah lateral dan arah longitudinal kendaraan. Ruang bebas arah
lateral ditetapkan pada posisi kendaraan dibuka dan diukur dari ujung paling
luar pintu ke badan kendaraan yang ada di sampingnya pada saat
penumpang turun dari kendaraan. Jarak bebas arah lateral sebesar 5 cm dan
jarak bebas arah longitudinal sebesar 30 cm, dengan rincian bagian depan 10
cm dan bagian belakang sebesar 20 cm (Gambar 2.3).

8
Gambar 2.3 Satuan Ruang Parkir (SRP) untuk mobil penumpang (dalam cm)
Sumber: Ditjen Perhubungan Darat (1998)

Dimensi dari SRP untuk kendaraan ringan memiliki ukuran yang berbeda-
beda berdasarkan jenis golongan kendaraan. Kendaraan penumpang dibagi
atas 3 (tiga) golongan yaitu golongan I, golongan II, dan golongan III.
Dimana ukuran tiap dimensi pada Gambar 2.2 dapat diperoleh dari Tabel 2.1
berikut.
Tabel 2.1 Dimensi gambar dalam cm
B = 170 a1 = 10 Bp = 230 = B + O + R
Gol I O = 55 L = 470 Lp = 500 = L + a1 + a2
R=5 a2 = 20
B = 170 a1 = 10 Bp = 250 = B + O + R
Gol II O = 75 L = 470 Lp = 500 = L + a1 + a2
R=5 a2 = 20
B = 170 a1 = 10 Bp = 300 = B + O + R
Gol III O = 80 L = 470 Lp = 500 = L + a1 + a2
R=5 a2 = 20
Sumber: Ditjen Perhubungan Darat (1998)

Satuan Ruang Parkir (SRP) untuk sepeda motor dapat dilihat pada Gambar
2.3 berikut.

9
Gambar 2.4 Satuan Ruang Parkir (SRP) untuk sepeda motor (dalam cm)
Sumber: Ditjen Perhubungan Darat (1998)

Penentuan satuan ruang parkir (SRP) untuk masing-masing jenis kendaraan


telah dianalisis sedemikian rupa dan dengan beberapa pendekatan. Penentuan SRP
dibagi atas tiga jenis kendaraan dan berdasarkan penentuan SRP untuk mobil
penumpang diklasifikasikan menjadi 3 (tiga) golongan seperti pada tabel di bawah
ini:

Tabel 2.2 Penentuan Satuan Ruang Parkir (SRP)


Pengguna dan/untuk Satuan Ruang
No Jenis Kendaraan
peruntukan fasilitas parker Parkir (m2)

a. Mobil Penumpang Karyawan/pekerja kantor,


Untuk Golongan I tamu/pengunjung pusat
kegiatan perkantoran, 2,30 x 5,00
perdagangan, pemerintahan,
universitas.

b. Mobil Penumpang Pengunjung tempat olahraga,


1
Untuk Golongan II pusat hiburan rekreasi, hotel,
pusat perdagangan 2,50 x 5,00
eceran/swalayan, rumah sakit,
bioskop.

c. Mobil Penumpang Orang cacat. 3,00 x 5,00


Untuk Golongan III

2 Sepeda Motor 0,75 x 2,00

Sumber: Ditjen Perhubungan Darat (1998)

1
Tabel 2.3 Lebar bukaan pintu kendaraan
Penggunaan dan/atau peruntukan
Jenis bukaan pintu Gol.
fasilitas parkir

Pintu depan/belakang terbuka tahap  Karyawan/pekerja kantor


awal 55 cm
 Tamu/pengunjung pusat
I
kegiatan perkantoran,
perdagangan, pemerintah,
universitas

Pintu depan/belakang terbuka penuh 75  Pengunjung tempat olahraga,


cm pusat hiburan/rekreasi, hotel, II
pusat perdagangan, rumah
sakit, dan bioskop

Pintu depan terbuka penuh dan  Orang cacat


III
ditambah untuk pergerakan kursi

Sumber: Ditjen Perhubungan Darat (1998)

Mobil penumpang diklasifikasikan menjadi tiga golongan yang didasarkan atas


lebar bukaan pintu kendaraan yang dapat dilihat pada tabel di atas ini:

2.4 Inventarisasi Fasilitas Parkir dan Pola Parkir


Untuk keteraturan kendaraan yang di parkir biasanya kendaraan ditempatkan
pada tempat-tempat parkir (stall) yang sudah disediakan dalam bentuk luasan
bersegi empat. Tempat-tempat parkir ini digambarkan secara khusus pada lantai
parkir kendaraan sehingga dapat dilihat secara jelas dan mudah.
Inventarisasi fasilitas parkir dalam studi parkir selalu dimulai dari keadaan
yang ada sekarang. Inventarisasi fasilitas parkir berguna untuk mengetahui jumlah
petak parkir yang ada pada daerah studi, yang berkaitan dengan kapasitas parkir.
Pada pelataran parkir yang tidak terdapat marka dari petak parkir, maka untuk
menentukan ukuran petak parkir dipakai standar fasilitas parkir (Warpani, 1990).
Untuk melakukan suatu kebijakan yang berkaitan dengan parkir terlebih
dahulu dipikirkan pola parkir yang akan diinplementasikan. Pola parkir tersebut
akan baik apabila sesuai dengan kondisi yang ada.
Bila ditinjau posisi parkir dapat dibagi menjadi; parkir sejajar dengan sumbu
jalan atau yang bersudut 180o atau 0o (Gambar 2.5), parkir bersudut 30o (Gambar
2.6), parkir bersudut 45o (Gambar 2.7), parkir bersudut 60o (Gambar 2.8), serta

1
parkir tegak lurus terhadap sumbu jalan atau bersudut 90o (Gambar 2.9). Parkir
dengan sudut tegak lurus mampu menampung kendaraan lebih banyak dari parkir
sejajar atau bersudut dibawah 90o, tetapi lebih banyak mengurangi lebar jalan.
Gambar dan ketentuan-ketentuan untuk berbagai sudut parkir ditunjukkan dalam
Tabel 2.5, Tabel 2.6, Tabel 2.7, dan Tabel 2.8.

1. Parkir Paralel
Pola parkir pararel menampung kendaraan lebih sedikit dibandingkan dengan
pola parkir bersudut. Pola parkir ini memiliki jarak antara awal dan akhir
persimpangan dengan stall sebesar 6 meter, dengan minimal kerb 0,2 meter.
Ukuran stall untuk pola parkir ini adalah 6m x 2,3 m (minimal).

Gambar 2.5 Parkir paralel pada daerah datar


Sumber: Ditjen Perhubungan Darat (1998)

2. Parkir Menyudut
Pola pakir meyudut akan menampung lebih banyak kendaraan dibandingkan
pola parkir pararel. Pola parkir ini memiliki jarak antara awal persimpangan
dengan stall sebesar 9 m, antara akhir persimpangan dengan stall adalah
sebesar 12 m.
a. Membentuk Sudut 30°, 45°, 60°
Kemudahan dan kenyamanan pengemudi melakukan maneuver masuk
dan keluar ruangan parkir lebih besar jika dibandingkan dengan pola
parkir dengan sudut 90°.
b. Membentuk sudut 90°
Pola parkir ini mempunyai daya tampung lebih banyak jika dibandingkan
dengan pola parkir pararel.

1
c. Lebar ruang parkir, ruang parkir efektif dan ruang manuver berlaku untuk
jalan kolektor dan lokal.
d. Lebar ruang parkir, ruang parkir efektif dan ruang manuver berbeda.
Pola parkir menyudut dengan sudut 30° dapat dilihat pada Gambar 2.6 berikut.

Gambar 2.6 Parkir menyudut dengan sudut 30°


Sumber: Ditjen Perhubungan Darat (1998)

Pada Gambar 2.6 pola parkir menyudut 30° memiliki ukuran yang berbeda-
beda berdasarkan golongan kendaraan penumpang. Ukuran dan dimensi SRP
dengan pola parkir menyudut 30° dapat diperoleh dari Tabel 2.4 berikut.

Tabel 2.4 Ketentuan parkir menyudut dengan sudut 30°


Golongan A B C D E

I 2,30 4,60 3,45 4,70 7,60

II 2,50 5,00 4,30 4,85 7,75

III 3,00 6,00 5,35 5,00 7,90

Sumber: Ditjen Perhubungan Darat (1998)

Pola parkir menyudut dengan sudut 45° dapat dilihat pada Gambar 2.7 berikut.

Gambar 2.7 Parkir menyudut dengan sudut 45°


Sumber: Ditjen Perhubungan Darat (1998)

1
Pada Gambar 2.7 pola parkir menyudut 45° memiliki ukuran yang berbeda-
beda berdasarkan golongan kendaraan penumpang. Ukuran dan dimensi SRP
dengan pola parkir menyudut 45° dapat diperoleh dari Tabel 2.5 berikut.

Tabel 2.5 Ketentuan parkir menyudut dengan sudut 45°


Golongan A B C D E

I 2,30 3,50 2,50 5,60 9,30

II 2,50 3,70 2,60 5,65 9,35

III 3,00 4,50 3,20 5,75 9,45

Sumber: Ditjen Perhubungan Darat (1998)

Pola parkir menyudut dengan sudut 60° dapat dilihat pada Gambar 2.8 berikut.

Gambar 2.8 Parkir menyudut dengan sudut 60°


Sumber: Ditjen Perhubungan Darat (1998)

Pada Gambar 2.8 pola parkir menyudut 60° memiliki ukuran yang berbeda-
beda berdasarkan golongan kendaraan penumpang. Ukuran dan dimensi SRP
dengan pola parkir menyudut 60° dapat diperoleh dari Tabel 2.6 berikut.

Tabel 2.6 Ketentuan parkir menyudut dengan sudut 60°


Golongan A B C D E

I 2,30 2,90 1,45 5,95 10,55

II 2,50 3,00 1,50 5,95 10,55

III 3,00 3,70 1,85 6,00 10,60

Sumber: Ditjen Perhubungan Darat (1998)

1
Pola parkir menyudut dengan sudut 90° dapat dilihat pada Gambar 2.9 berikut.

Gambar 2.9 Parkir menyudut dengan sudut 90°


Sumber: Ditjen Perhubungan Darat (1998)

Pada Gambar 2.9 pola parkir menyudut 90° memiliki ukuran yang berbeda-
beda berdasarkan golongan kendaraan penumpang. Ukuran dan dimensi SRP
dengan pola parkir menyudut 90° dapat diperoleh dari Tabel 2.7 berikut.

Tabel 2.7 Ketentuan parkir menyudut dengan sudut 90°


Golongan A B C D E

I 2,30 2,30 - 5,40 11,20

II 2,50 2,50 - 5,40 11,20

III 3,00 3,00 - 5,40 11,20

Sumber: Ditjen Perhubungan Darat (1998)

Keterangan:
A = lebar ruang parkir (m) B = lebar kaki ruang parkir (m)
C = selisih panjang ruang parkir (m) D = ruang parkir efektif (m)
M = ruang manuver (m)
E = ruang parkir efektif ditambah ruang manuver (m)

3. Pola Parkir Sepeda Motor


Tata cara dan pola parkir untuk sepeda motor dapat dilihat pada Gambar 2.10
berikut.

1
Gambar 2.10 Tata cara parkir sepeda motor
Sumber: Ditjen Perhubungan Darat (1998)

2.5 Karakteristik Parkir


Karakteristik parkir merupakan analisis dasar yang dapat menggambarkan
secara kuantitatif penilaian terhadap pelayanan parkir dan masalah yang terjadi
pada perparkiran pada daerah studi. Berdasarkan karakteristik parkir, akan dapat
dipahami kondisi perparkiran yang terjadi pada saat studi di daerah studi seperti
mencakup volume parkir, akumulasi parkir, lama waktu parkir, pergantian parkir,
kapasitas parkir, indeks parkir, dan penyediaan parkir.

2.5.1 Volume Parkir


Volume parkir adalah jumlah kendaraan yang termasuk dalam beban parkir
(yaitu jumlah kendaraan per periode waktu tertentu, biasanya per hari). Waktu
yang digunakan untuk parkir dihitung dalam menitan atau jam-jaman, menyatakan
lamanya parkir. Perhitungan volume parkir dapat digunakan sebagai petunjuk
apakah ruang parkir yang tersedia dapat memenuhi kebutuhan parkir kendaraan
atau tidak. Berdasarkan volume tersebut maka dapat direncanakan besarnya ruang
parkir yang diperlukan apabila akan dibuat pembangunan ruang parkir baru
(Hobbs, 1995). Rumus yang digunakan:

(2.1)
Keterangan:
Ei : Jumlah kendaraan yang masuk (kend)
X : Kendaraan yang sudah ada sebelum waktu survei (kend)

1
2.5.2 Akumulasi Parkir
Akumulasi parkir adalah jumlah kendaraan yang sedang berada pada suatu
lahan parkir pada selang waktu tertentu dan dibagi sesuai dengan kategori jenis
maksud perjalanan, dimana integrasi dari akumulasi parkir selama periode tertentu
menunjukkan beban parkir (jumlah kendaraan parkir) dalam satuan jam kendaraan
per periode waktu tertentu (Hobbs, 1995). Informasi ini dapat diperoleh dengan
cara menjumlahkan kendaraan yang telah menggunakan lahan parkir ditambah
dengan kendaraan yang masuk serta dikurangi dengan kendaraan yang keluar.
Perhitungan akumulasi parkir dapat menggunakan persamaan seperti di bawah ini.

(2.2)

dimana:
Ei : Entry (jumlah kendaraan yang masuk pada lokasi parkir)
(kend) Ex : Exit (kendaraan yang keluar pada lokasi parkir) (kend)
X : jumlah kendaraan yang ada sebelumnya (kend)

2.5.3 Durasi Parkir


Lama waktu parkir atau durasi adalah rata-rata lama waktu yang dihabiskan
oleh pemarkir pada ruang parkir. Menurut waktu yang digunakan, maka parkir
dapat diklasifikasikan sebagai berikut:
1. Parkir Waktu Singkat (Short Parkers), yaitu pemarkir yang menggunakan
ruang parkir kurang dari 1 jam dan untuk keperluan berdagang (Busines Trip).
2. Parkir Waktu Sedang (Middle Parkers), yaitu pemarkir yang menggunakan
Antara 1 – 4 jam dan untuk keperluan berbelanja.
3. Parkir Waktu Lama (Long Parkers), yaitu pemarkir yang menggunakan ruang
parkir lebih dari 4 jam, biasanya untuk keperluan bekerja.
Untuk mengetahui rata-rata lamanya parkir dari seluruh kendaraan selama
waktu survei, dapat diketahui dengan rumus berikut (Hobbs, 1995):

(2.3)

Keterangan:
D : Rata-rata lama parkir/durasi (jam)

1
Nx : Jumlah kendaraan yang parkir selama interval waktu survei (kend)
x : Jumlah dari interval
I : Interval waktu survei (jam)
Nt : Jumlah total kendaraan selama waktu survei (kend)

Dari hasil perhitungan durasi dapat diketahui rata-rata lama penggunaan


ruang parkir oleh pemarkir. Durasi ini mengindikasikan apakah diperlukan suatu
pembatasan waktu parkir (dilihat dari rata-rata durasi waktu parkirnya), dapat
dilihat pada Tabel 2.8.
Menurut Hobbs (1995), lama waktu parkir sesuai dengan maksud perjalanan
terkait dengan jumlah penduduk suatu kota. Untuk kota dengan jumlah penduduk
50.000 – 250.000 jiwa, lama waktu parkir untuk belanja dan bisnis sekitar 0,9
jam,untuk bekerja sekitar 3,8 jam, untuk perjalanan sekitar 1,5 jam, sedangkan
untuk tujuan lain-lain sekitar 1,1 jam. Durasi tersebut akan meningkat seiring
dengan peningkatan jumlah penduduk.

Tabel 2.8 Lama waktu parkir sesuai dengan maksud perjalanan

Jumlah Penduduk Lama Waktu Parkir (dalam jam) Tiap Maksud Perjalanan

(ribuan jiwa) Belanja dan Bisnis Bekerja Lain-lain Perjalanan

50 < X < 250 0,9 3,8 1,1 1,5

250 ≥ X ≤ 500 1,2 4,8 1,4 1,9

X > 500 1,5 5,2 1,6 2,6

Sumber: Hobbs (1995)

2.5.4 Pergantian Parkir (Parking Turn Over)


Tingkat pergantian parkir akan menunjukkan tingkat penggunaan ruang
parkir yang diperoleh dari pembagian antara jumlah kendaraan yang parkir selama
waktu pengamatan. Rumus yang digunakan untuk menyatakan pergantian parkir
adalah sebagai berikut (Oppenlander, 1976):

(2.4)

1
Keterangan:
TR : Angka pergantian parkir (kend/SRP/jam)
Nt : Jumlah total kendaraan selama waktu survei (kend)
S : Jumlah total stall (SRP)
Ts : Lama periode analisis/waktu survei (jam)

2.5.5 Kapasitas Parkir


Kapasitas ruang parkir merupakan kemampuan maksimum ruang tersebut
dalam menampung kendaraan, dalam hal ini adalah volume kendaraan pemakai
fasilitas parkir tersebut. Kendaraan pemakai fasilitas parkir ditinjau dari prosesnya
yaitu datang, berdiam diri (parkir), dan pergi meninggalkan fasilitas parkir.
Tinjauan dari kejadian-kejadian diatas akan memberikan besaran kapasitas dari
fasilitas parkir. Hal ini disebabkan karena dari masing-masing proses mempunyai
karakteristik yang berbeda sehingga proses-proses tersebut tidak memberikan
suatu besaran kapasitas yang sama. Disamping itu bahwa proses yang satu sangat
berpengaruh terhadap proses yang lainya. Volume di ruang parkir akan sangat
tergantung dari volume kendaraan yang datang dan pergi.
Ada dua macam kapasitas parkir yaitu, kapasitas dinamis dan kapasitas
statis. Kapasitas dinamis yaitu kapasitas yang diperoleh dari jumlah petak dibagi
oleh durasi parkir, sedangkan kapasitas statis adalah kapasitas parkir dimana
kapasitas sama dengan jumlah petak. Akan tetapi rumus kapasitas yang biasa
digunakan dalam perhitungan parkir adalah kapasitas dinamis. Rumus yang
digunakan untuk menyatakan kapasitas dinamis adalah Persamaan 2.5 dan rumus
untuk kapasitas Statis adalah Persamaan 2.6 berikut:

(2.5)

KP = S (2.6)
Keterangan:
KP : Kapasitas parkir (SRP/jam)
S : Jumlah total stall (SRP)
D : Waktu rata-rata lama parkir (jam)

1
2.5.6 Penyediaan Parkir
Penyediaan ruang parkir merupakan batas ukuran yang memberikan
gambaran mengenai banyaknya kendaraan yang dapat di parkir pada daerah studi
selama periode survei. Hal ini dimaksudkan untuk mengetahui seberapa besar
daya tampung dari ruang parkir yang tersedia atau seberapa banyak kendaraan
yang dapat parkir di daerah studi selama periode survei (parking supply). Fasilitas
parkir yang diatur dengan baik sangat diperlukan khususnya di daerah dimana
jumlah kendaraan sangat besar dengan diiringi keterbatasan lahan yang dapat
digunakan untuk parkir bagi penduduknya. Penggunaan badan jalan sebagai
tempat parkir jelas memperkecil kapasitas jalan karena sebagian besar lebar jalan
digunakan sebagai tempat parkir.
Pada saat tidak digunakan di jalan maka sebuah kendaraan berhenti di suatu
tempat untuk sementara, Oleh karena itu penyediaan fasilitas khusus dimana
kendaraan berhenti pada saat tidak digunakan merupakan satu bagian dari sistem
lalu lintas secara keseluruhan sama seperti penyediaan fasilitas jalan. Artinya
bahwa kendaraan yang berhenti tersebut haruslah cukup aman baik bagi lalu lintas
kendaraan lainya maupun dari segi keamanan terhadap tindakan kriminal serta
mudahnya akses oleh pengguna kendaraan tersebut saat diperlukan. Parking
Supply dapat dihitung dengan persamaan (Oppenlander, 1976):

(2.7)
Keterangan:
P : Penyediaan parkir (SRP)
S : Jumlah total stall (SRP)
Ts : Periode analisis/waktu selama survei (jam)
D : Waktu rata-rata lama parkir (jam)
F : Faktor pengurangan akibat pergantian parkir (Insufficiency factor = 0,85 –
0,95)

2.5.7 Indeks Parkir (IP)


Indeks parkir adalah perbandingan antara akumulasi kendaraan yang parkir
dengan kapasitas parkir yang tersedia. Indeks parkir ini dipergunakan untuk
mengetahui apakah jumlah petak parkir tersedia di lokasi penelitian memenuhi

2
atau tidak untuk menampung kendaraan yang parkir dapat dirumuskan sebagai
berikut:

(2.8)

Sebagai pedoman besaran nilai IP adalah:


Nilai IP > 1 artinya kebutuhan parkir melebihi daya tampung / jumlah petak
parkir.
Nilai IP < 1 artinya kebutuhan parkir di bawah daya tampung / jumlah petak
parkir.
Nilai IP = 1 artinya kebutuhan parkir seimbang dengan daya tampung / jumlah
petak parkir.

2
HASIL DAN PEMBAHASAN

3.1 Karakteristik Parkir Pada Pasar Swalayan


Karakteristik parkir terdiri dari antrian pada pintu masuk parkir, volume
parkir, akumulasi parkir, tingkat pergantian parkir, durasi parkir, kapasitas parkir,
penyediaan parkir, serta indeks parkir. Parkir di luar badan jalan (Off Street
Parking) pada pasar swalayan, dianalisis mulai antrian pada pintu masuk pasar
swalayan, sampai keluar pasar swalayan. Dari analisis karakteristik parkir akan
dapat dipahami permasalahan parkir yang ada di daerah studi.

3.1.1 Antrian pada Pintu Masuk Swalayan


Antrian pada pintu masuk pasar swalayan diusahakan tidak ada, agar tidak
mengganggu arus lalulintas pada ruas jalan di depan pasar swalayan, hal tersebut
sangat tergantung pada jalur sirkulasi parkir dan jalur gang yang tersedia sebagai
penyangga (buffer) agar kendaraan tidak mengantri sampai keluar pintu masuk
pada saat pengendara mencari tempat parkir yang lowong.

3.1.2 Inventarisasi Fasilitas Parkir


Ruang parkir yang ada pada daerah studi terdiri dari ruang parkir untuk
kendaraan ringan (roda empat) dan sepeda motor. Garis atau marka dan Rambu
parkir dari pintu masuk, pada areal parkir dan pada pintu keluar parkir
Tabel 3.1 Inventarisasi fasilitas parkir pada jalan sumatera
Sudut
Penempatan Jumlah Ukuran
No Jenis Kendaraan Parkir
pada areal Petak Petak
(derajat)
1 Kendaraan Ringan -
2 Sepeda Motor -
Sumber: Hasil Analisis (2018)

Isian pada Tabel 3.1, merupakan jumlah petak parkir maksimum dari
jumlah kendaraan ringan pada saat ruang parkir khusus kendaraan ringan dan
ruang parkir khusus kendaraan sepedamotor terisi penuh yaitu sebanyak satuan
ruang parkir yang tersedia. Sudut petak parkir yang digunakan adalah sesuai
dengan hasil perancangan petak parkir, dimana dapat digunakan 0o, 60o, 90o,

2
sesuai jumlah petak parkir yang dibutuhkan untuk kendaraan mobil penumpang.
Sudut petak parkir sepeda motor yang digunakan adalah 90°.

3.1.3 Volume Parkir


Volume parkir adalah jumlah kendaraan yang termasuk dalam beban parkir
yaitu jumlah kendaraan per periode waktu tertentu. Dari hasil pengolahan data
survei, diperoleh volume parkir kendaraan baik kendaraan ringan maupun sepeda
motor pada lokasi parkir selama jam pengamatan. Hasil volume parkir pada parkir
di luar badan jalan pada pasar swalayan dapat dilihat pada Tabel 4.2.

Tabel 4.2 Volume kendaraan yang parkir


Jumlah Kendaraan Jumlah Kendaraan
No. Jenis Kendaraan
(Jam Pengamatan) Rata-rata per Jam
1. Kendaraan Ringan

2. Sepeda Motor
Sumber: Hasil Analisis (2018)

Isian pada Tabel 4.2 menggambarkan jumlah kendaraan ringan yang parkir
di pasar swalayan dengan rata-rata jumlah kendaraan yang parkir disetiap jam
pengamatan dengan satuan kend/jam. Jumlah kendaraan sepeda motor yang parkir
di pasar swalayan, dengan rata-rata kendaraan parkir tiap jam pengamatan dengan
satuan kend/jam. Berdasarkan Tabel 4.2 selanjutnya dapat dibuat grafik jumlah
kumulatif pada masing-masing lokasi parkir.

Volume parkir menggambarkan laju kendaraan yang parkir atau yang


masuk ke arial parkir pada setiap jam atau pada periode waktu tertentu.

3.1.4 Akumulasi Parkir


Akumulasi parkir merupakan jumlah kendaraan yang berada pada sistem
parkir di pasar swalayan pada interval waktu tertentu. Dari hasil survei akan
diketahui fluktuasi kendaraan yang melakukan pergerakan untuk mendapatkan
parkir dan yang sedang parkir, pada setiap interval waktu tertentu (15 menit) , atau
dapat juga digunakan interval waktu setiap 1 jam. Dapat diketahui pula interval
puncak per jam dengan melihat akumulasi parkir tertinggi atau akumulasi parkir
puncak, baik untuk kendaraan ringan maupun sepeda motor.

2
Dari grafik tersebut dapat dianalisis jumlah kumulatif kendaraan ringan
yang berada pada system parkir pada pasar swalayan selama jam pengamatan, dan
jumlah kendaraan yang masuk dan jumlah kendaraan yang keluar dari lahan
parkir. Pola pada grafik akumulasi parkir dapat digunkan pada analisis jumlah
satuan ruang parkir yang dibutuhkan, dimana jumlah satuan tempat parkir yang
dibutuhkan merupakan rata-rata dari jumlah akumulasi tertinggi dan terendah.

Tabel 3.3 Akumulasi parkir tertinggi kendaraan


Lokasi Parkir Jenis Kendaraan Waktu (Jam) Akumulasi

Jalan Sumatera Kendaraan Ringan

Denpasar Sepeda Motor

Sumber: Hasil Analisis (2018)

Pada isian Tabel 3.3 diisi akumulasi tertinggi pada pasar swalayan untuk
kendaraan ringan maupun akumulasi tertinggi untuk sepeda motor Selanjutnya
dari Tabel 3.3 dapat dibuat grafik akumulasi kendaraan di pasar swalayan.

3.1.5 Lama Parkir (Durasi Parkir)


Durasi parkir adalah waktu yang digunakan untuk parkir oleh suatu
kendaraan pada waktu tertentu tanpa berpindah-pindah. Analisis rata-rata lama
parkir keseluruhan tiap interval waktu untuk setiap kendaraan ringan dan sepeda
motor, dan dari hasil pengolahan data-data tersebut dapat dibuat Tabel 3.4.
Tabel 3.4 Durasi parkir di Jalan Sumatera Denpasar
Durasi Parkir
Lokasi Parkir Jenis Kendaraan
(Jam)
Jalan Sumatera Kendaraan Ringan
Denpasar Sepeda Motor
Sumber: Hasil Analisis (2018)

Dari isian Tabel 3.4 dapat dilihat berapa jam rata-rata lama parkir untuk
kendaraan ringan dan sepeda motor pada setiap jam.

2
3.1.6 Distribusi Waktu Parkir
Distribusi waktu parkir kendaraan selama waktu pengamatan dapat disusun
berdasarkan frekuensi lama waktu parkir untuk setiap jenis kendaraan baik
kendaraan ringan maupun sepeda motor.
Dari distribusi waktu parkir kendaraan ringan maupun kendaraan sepeda
motor pada pasar swalayan dapat dianalisis prosentase kendaraan yang parkir
pada periode waktu parkir tertentu.

3.1.7 Tingkat Pergantian Parkir (Parking Turnover)


Tingkat pergantian parkir menunjukkan tingkat penggunaan satu satuan
ruang parkir yang diperoleh dari pembagian antara jumlah kendaraan yang parkir
selama waktu pengamatan. Tingkat pergantian parkir diperoleh dengan membagi
jumlah total kendaraan yang parkir selama waktu survei dengan jumlah petak
parkir yang tersedia dikalikan lama waktu survei.

Tabel 3.5 Distribusi waktu parkir di Jalan Sumatera Denpasar


Waktu Parkir % Jumlah Kendaraan Parkir di Jalan Sumatera Denpasar
(Jam) Kendaraan Ringan Sepeda Motor
0–1
1–2
2–3
3–4
4–5
5–6
6–7
7–8
8–9
9 – 10
10 – 11
11 – 12
12 – 13
13 – 14
14 – 15
15 – 16
Sumber: Hasil Analisis (2018)

2
Dari data hasil survei dapat dicari tingkat pergantian parkir dengan
Persamaan 2.4. baik kendaraan ringan dan sepeda motor di pasar swalayan dengan
membuat Tabel 3.6.
Tabel 3.6 Tingkat pergantian parkir kendaraan di Jalan Sumatera Denpasar
Jumlah Jumlah Lama Tingkat
Kendaraan Petak Survei Pergantian
Jenis Kendaraan
(Nt) (S) (Ts) TR=Nt/(S.Ts)
Kendaraan SRP Jam Kend/SRP/Jam
Kendaraan Ringan
Sepeda Motor
Sumber: Hasil Analisis (2018)

Dari Tabel 3.6 dapat dilihat berapa tingkat pergantian parkir di pasar
swalayan untuk kendaraan ringan maupun pada sepeda sepeda motor dengan
satuan Kendaraan/SRP/Jam. Tingkat pergantian parir dapat menggambarkan
berapa kali pergantian parkir kendraan pada setiap 1 (satu) jam.

3.1.8 Kapasitas Parkir


Kapasitas parkir merupakan kemampuan maksimum ruang parkir dalam
menampung kendaraan. Rumus kapasitas parkir dapat dicari dengan
menggunakan Persamaan 2.5 dan Persamaan 2.6. Dari hasil survei serta analisis
data, maka dapat diketahui kapasitas parkir dinamis dan kapasitas parkir statis
untuk kendaraan yang parkir pada lokasi survei dapat dilihat pada Tabel 3.7.
Tabel 3.7 Kapasitas Parkir pada Pasar Swalayan
Kapasitas Kapasitas
Parkir Parkir
Durasi Parkir
Jumlah Petak (Kapasitas (Kapasitas
Jenis Kendaraan (D)
(S) SRP Dinamis) Statis)
Jam/Kendaraan
KP=S/D KP = S
SRP/Jam SRP
Kendaraan Ringan
Sepeda Motor
Sumber: Hasil Analisis (2018)

Isian Tabel 3.7 memperlihatkan kapasitas parkir kendaraan ringan dan


sepeda motor, baik kapasitas parkir dinamis dengan satuan SRP/jam, sedangkan
untuk kapasitas parkir statis dengan satuan SRP.

2
3.1.9 Penyediaan Parkir
Penyediaan ruang parkir (Parking Supply) merupakan batas ukuran
banyaknya kendaraan yang dapat parkir pada lokasi survei selama jam
pengamatan. Perhitungan daya tampung menggunakan Persamaan 2.7. Dari hasil
analisis data, besarnya parking supply di lokasi studi dapat dilihat pada Tabel 3.8.
Tabel 3.8 Penyediaan ruang parkir di pasar swalayan
Insuffiency Parking
Lamanya Durasi Jumlah Factor Supply
Jenis Survei Parkir Petak Akibat
No. Ps=(S.T.f)/
Kendaraan (T) (D) (S) Pergantian D
Jam Jam SRP Parkir Kendaraan
(f)
1 Kendaraan Ringan
2 Sepeda Motor
Sumber: Hasil Analisis (2018)

Dari isian Tabel 3.8 dapat dilihat besarnya jumlah kendaraan pada
penyediaan parkir (parking supply) di pasar swalayan.

3.1.10 Indeks Parkir


Indeks Parkir merupakan perbandingan antara akumulasi dengan kapasitas
parkir. Kapasitas yang digunakan yaitu kapasitas dinamis. Indeks Parkir
menggambarkan efisiensi penggunaan satuan ruang parkir., Indeks Parkir juga
dapat dijadikan ukuran penilaian kebutuhan ruang parkir apakah kapasitas ruang
parkir yang ada masih bisa menampung permintaan parkir. Nilai indeks parkir
dapat dihitung dengan Persamaan 2.8.
Tabel 3.9 Indeks parkir eksisting berdasarkan akumulasi puncak menggunakan
kapasitas dinamis
Indeks
Jenis Akumulasi Kapasitas
Lokasi Waktu Parkir
Kendaraan (Kend/Jam) (Kend/Jam)
(IP)
Jalan Kendaraan
Sumatera Ringan
Denpasar Sepeda Motor
Sumber: Hasil Analisis (2018)

Dari isian Tabel 3.9 di atas dapat dilihat bahwa kondisi parkir eksisting
berdasarkan akumulasi puncak pada pasar swlayan.
Arti dari indeks parkir adalah; Jila nilai Indeks Parkir kurang dari 1(satu)
maka penempatan kendaraan pada petak-petak parkir tidak tepat atau tidak sesuai

2
dengan marka yang terpasang pada petak parkir. Sedangkan jika lebih dari
1(satu), maka penggunaan petak satuan ruang parkir sangat efisian jika sirkulasi
kendaraan yang keluar/masuk pada kotak/stall parkir dan sirkulasi jalur parkir
tidak terganggu.

3.2 Menyusun strategi optimasi parkir pada pasar swalayan

Strategi optimasi parkir pada pasar swalayan disusun berdasarkan prinsip


penjaminan mutu (Quality Essurance) pelayanan.berbelanja di pasar swalayan,
sehingga terjadi keseimbangan pelayanan pada pengelolaan bisnis pada pasar
swalayan dan pengelolaan parkir untuk mendukung fungsi pasar swalayan.
Prinsip optimasi parkir dalam pengelolaan bisnis pasar swalayan dapat
dilakukan melalui perancangan penempatan jenis usaha, barang, dan potongan
harga, sebagai berikut;
1. Penempatan Jenis usaha seperti kebutuhan rumah tangga sehari-hari,
dikelompokkan menjadi satu kelompok jenis usaha, usaha kuliner dan tempat
permainan anak-anak juga dikelompokkan pada kelompok yang lain, sehingga
yang berbelanja dapat memilih barang dan jasa dengan cepat, sehingga hal ini
dapat mengurangi lama parkir kendaraan.
2. Sistem pembayaran melalui loket/counter pembayaran agar diatur jumlah
loket/counternya dan sistem antreannya, sehingga berbelanja atau waktu
berkunjung ke swalayan lebih cepat, sehingga dapat mengurangi lama parkir
dan meningkatkan pergantian parkir (parking turn over).
3. Pada pola akumulasi parkir dapat dilihat jam-jam puncak parkir, sehingga pada
jam akumulasi parkir yang rendah dapat dilakukan potongan/discount harga,
sehingga pada jam-jam sepi terjadi peningkatan akumulasi parkir sehingga
menyeimbangkan kebutuhan parkir dan penyediaan tempat parkir (parking
supply).
Prinsip optimasi dalam pengelolaan parkir dapat dilakukan dengan
perancangan ulang tata letak dan sirkulasi parkir sebagai berikut;
1. Perancangan pintu masuk dan keluar parkir, pengaturan tata letak, jalur parkir
dan gang parkir bertujuan untuk memberikan pelayanan pada pengunjung pasar
swalayan yang menggunakan kendaraan pribadi, sehingga pengguna parkir

2
merasa aman, mudah dan tidak mengganggu lalulintas di depan pasar
swalayan.
2. Jika pengguna parkir relative lama pada pekerja pasar swalayan, seperti pekerja
yang bekerja sebagai pelayan, pekerja administrasi dan pekerja lainnya yang
menggunakan kendaraan pribadi, agar ditempatkan pada areal parkir yang
terjauh dari pasar swalayan agar tidak memperkecil kapasitas parkir dinamis.
3. Jika indeks parkir kurang dari 1 (satu), maka perlu diperhitungkan penggunaan
tukang/Juru parkir, untuk mengatur kendaraan yang parkir, sehingga indeks
parkir lebih dari 1 (satu), namun sirkulasi dan kendaraan yang keluar /masuk
petak parkir dapat lancer.
4. Optimasi parkir pada perubahan perancangan ulang dapat dilihat melalui Tabel
3.11 dan perubahan nilai karakteristik dapat dilihat padaTabel 3.12.
Tabel 3.10 Perbandingan petak parkir eksisting dengan petak parkir setelah
dirancang kembali
Jumlah Petak Jumlah Petak
No Jenis Kendaraan Sudut Parkir
Eksisting Rancangan Baru
1 Kendaraan Ringan 0°
2 Kendaraan Ringan 60°
3 Kendaraan Ringan 90°
3 Sepeda Motor 90°
Sumber: Hasil Analisis (2018)

Dari isian Tabel 3.11 dapat dilihat perbedaan jumlah petak parkir kendaraan
ringan eksisting dan setelah dirancang ulang. Untuk sepeda motor jumlah petak
parkir eksisting dan setelah dirancang ulang, Jumlah petak parkir dapat lebih
sedikit pada perancangan ulang, namun sirkulasi dan indeks parkir dapat
meningkat.
Hasil analisis karakteristik parkir setelah dilakukan rancang ulang petak
parkir dapat dibuat Tabel 3.12, untuk dapat menganalisis perubahan karakteristik
parkir.

2
Tabel 3.11 Hasil analisis karakteristik parkir setelah dirancang ulang petak parkir
Karakteristik Kendaraan Ringan Sepeda Motor
No Satuan
Parkir Existing Ulang Existing Ulang
Tingkat (Kend/SRP/
1
Pergantian Parkir jam)
Kapasitas Parkir
2 (SRP/jam)
Dinamis
Penyediaan Parkir
3 (Parking Supply) (Kendaraan)
Indeks Parkir
dengan Kapasitas
4 -
Dinamis (saat jam
puncak tertinggi)
Sumber: Hasil Analisis (2018)

3
SIMPULAN DAN SARAN

4.1. Simpulan
Sesuai tujuan penelitian maka :
1. Karakteristik Parkir yang paling menentukan pada optimasi parkir pada pasar
swalayan adalah sebagai berikut;
a. Akumulasi parkir (Parking Accumulation)
b. Lama Parkir (Parking Duration)
c. Indeks Parkir (Parking Index)
d. Penyediaan Parkir (Parking Supply)
e. Jalur Sirkulasi Parkir (Parking Circulation)
f. Kapasitas Parkir Dinamis (Dynamic Parking Capasity)
2. Strategi optimasi parkir pada pasar swalayan disusun berdasarkan jaminan
mutu pelayanan pada pasr swalayan yang terdiri dari;
a. Optimasi parkir dalam pengelolaan bisnis pasar swalayan dapat dilakukan
melalui perancangan penempatan jenis usaha, barang, dan potongan harga,
b. Optimasi dalam pengelolaan parkir pada pasar swalayan, dapat dilakukan
dengan perancangan ulang jalur sirkulasi, tata letak dan sirkulasi parkir.

4.2 Saran
Berdasarkan kesimpulan yang diperoleh dari hasil penelitian, dapat
diberikan beberapa saran sebagai berikut:
1. Diperlukan penelitian lebih lanjut peneerapan pelayan Jasa Valet. Untuk areal
parkir yang jauh dari pasar swalayan
2. Diperlukan penelitian lanjutan untuk penerapan pemasangan CCTV dari sisi
kelancaran lalulintas dan kinerja jalannya.

3
DAFTAR PUSTAKA

Adler, M. and Dumas, B. 1984. Exposure to Currency Risk: Definition and


Measurement. Financial Management/Summer.
Badan Pusat Statistik Kota Denpasar. 2016. Denpasar Dalam Angka 2016. Berita
Resmi Statistik. Denpasar: Katalog BPS.
Detiknews. 2017. Terminal Parkir Elektronik Diluncurkan.
http://news.detik.com/foto-news.
Diakses tanggal 05/01/2017
Ditjen Perhubungan Darat. 1998. Pedoman Perencanaan dan Pengoperasian
Fasilitas Parkir. Jakarta: Departemen Perhubungan.
Encyclopedia. 2016. Parking Meters, https://en.wikipedia.org/wiki/Parking_meter.
Diakses tanggal 25/12/2016
Ensiklopedia. 2016. Meter Parkir, https://id.wikipedia.org/wiki/Meteran_parkir.
Diakses tanggal 25/12/2016
e-catalouge. 2016. Katalog, https:// ekatalog.lkpp.go.id/ backend/ katalog/
lihat_produk/275406
Diakses tanggal 24/12/2016
Gayatri, P. A. 2009. Analisis Karakteristik Dan Pengelolaan Parkir Di Pasar
Badung Yang Berdampak Terhadap Kondisi Jalan Disekitar (Studi Kasus
Gedung Parkir Di Pasar Payuk Jalan Gajah Mada Denpasar). Denpasar:
Universitas Udayana.
Giatman, M. 2006. Ekonomi Teknik. Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada.
Hobbs, F. D. 1995. Perencanaan dan Teknik Lalu Lintas. Edisi Kedua.
Yogyakarta: Penerbit Gajah Mada University Press.
Kompas.com. 2017. Inilah Keunggulan Terminal Parkir Elektronik.
http://megapolitan.kompas.com/read.
Diakses tanggal 08/01/2017
LPKM-ITB. 1997. Modul Pelatihan Studi Kelayakan Proyek Transportasi
(Lembaga Pengabdian kepada Masyarakat ITB bekerjasama dengan
Kelompok Bidang Keahlian Rekayasa Transportasi Jurusan Teknik Sipil
ITB) . Bandung: LPKM-ITB.
Madona M., G. Y. 2013. Analisis Kinerja Ruas Jalan Hayam Wuruk Denpasar
Akibat Adanya Parkir Pinggir Jalan Di Depan English First. Denpasar:
Universitas Udayana.
Miro, F. 1997. Sistem Transportasi Kota Bandung: Bandung: Tarsito Bandung.
Oppenlander, J. C. 1976. Manual of Trafic Engineering Studies, 4th edition.
Washington, DC: Institute of Transportation Engineers.
Republika. 2016. Parkir Meter Dongkrak PAD, http://www.republika.co.id/
berita/koran/urbana/14/10/08/nd40kh37-parkir-meter-dongkrak-pad
Diakses tanggal 26/12/2016
Setijowarno, D. dan Frazila, R. B. 2001. Pengantar Sistim Transportasi.
Semarang: Universitas Katolik Soegijopranata.
Subayu, I M. 2006. Studi Karakteristik Dan Kebutuhan Parkir Dengan Alternatif
Pengendalian Melalui Rencana Gedung Patkir Pasar Badung. Denpasar:
Universitas Udayana.
Warpani, S. 1990. Merencanakan Sistem Perangkutan. Bandung: Penerbit ITB.

3
Wordpress.com. 2008. Break Even Point. http://syelviapoe3.files.wordpress.com
/2008/04/grf_bep.jpg.
Diakses tanggal 10/17/201.

3
3

Anda mungkin juga menyukai