Jelajahi eBook
Kategori
Jelajahi Buku audio
Kategori
Jelajahi Majalah
Kategori
Jelajahi Dokumen
Kategori
Oleh:
1
ABSTRAK
Kata kunci: parkir di luar badan jalan, parkir swalayan, karakteristik parkir,
strategi optimasi parkir.
1
PENDAHULUAN
2
parkir yang dibutuhkan pada pasar swalayan dalam penyusunan analisis
dampak lalulintas pada pasar swalayan.
2. Bagi pengelola pasar swalayan, hasil studi ini diharapkan dapat menjadi
acuan dalam peningkatan fungsi fasilitas pendukung daya tarik pasar
swalayan, dan mengurangi hambatan samping pada jalan pada jalan
masuk pasar swalayan.
3. Bagi para konsultan perencana lalulintas pemula, yang mendapat pekerjaan
untuk merancang parkir di luar badan jalan, sebagai fasilitas pendukung pasar
swalayan, studi ini dapat menjadi inspirasi perancangan parkir.
3
TINJAUAN PUSTAKA
4
4. Kebutuhan Parkir: jumlah ruang parkir (stall), yang dibutuhkan untuk
parkir yang besarnya dipengaruhi oleh berbagai faktor seperti tingkat
penggunaan kendaraan pribadi, tingkat kesulitan menuju daerah yang
bersangkutan (aksesibilitas), ketersediaan angkutan umum, dan tarif
parkir.
5. Puncak Parkir: akumulasi parkir rata-rata tertinggi dengan satuan
kendaraan, selama pengamatan.
6. Jalur Sirkulasi: merupakan jalur yang digunakan untuk pergerakan
kendaraan yang masuk, pergerakan untuk mencari tempat parkir yang
tersedia dan untuk keluar dari fasilitas parkir.
7. Jalur Gang: merupakan jalur dari dua deretan ruang parkir yang
berdekatan.
8. Retribusi Parkir: pungutan yang dikenakan pada pemakai kendaraan yang
memarkir kendaraannya di ruang parkir.
5
kebebasan pandangan, kendaraan berhenti dan atau keluar dari tempat parkir di
depan kendaraan-kendaraan yang lewat secara mendadak (Ditjen Perhubungan
Darat, 1998).
Meskipun terdapat berbagai kerugian, namun parkir badan jalan masih sangat
diperlukan karena banyak tempat (pertokoan, sekolah, tempat ibadah, dll) yang
tidak mempunyai tempat parkir yang memadai. Parkir pada badan jalan sangat
dipengaruhi oleh sudut parkir, lokasi parkir dan panjang jalan yang digunakan
untuk parkir.
6
c. Parkir untuk kendaraan beroda tiga, beroda empat atau lebih. (mobil, truk,
bemo, dan lain-lain)
Pemisahan tempat parkir menurut jenisnya mempunyai tujuan agar
pelayanan lebih mudah.
a. Parkir di tepi jalan (on street parking) b. Parkir di luar jalan (off street parking)
Gambar 2.1 Model-model pola parkir
Sumber: Miro (1997)
7
a) Dimensi kendaraan standar
Dimensi Kendaraan Standar, merupakan ruang batas arah lateral dan
memanjang yang diperlukan untuk memarkirkan suatu kendaraan. Dimensi
kendaraan standar adalah kendaraan penumpang, dimana menurut standar
menurut Dirjen Perhubungan Darat adalah dengan ukuran 1,70 m x 4,70 m,
dengan rincian perbandingan ukuran seperti tertera pada Gambar 2.2.
8
Gambar 2.3 Satuan Ruang Parkir (SRP) untuk mobil penumpang (dalam cm)
Sumber: Ditjen Perhubungan Darat (1998)
Dimensi dari SRP untuk kendaraan ringan memiliki ukuran yang berbeda-
beda berdasarkan jenis golongan kendaraan. Kendaraan penumpang dibagi
atas 3 (tiga) golongan yaitu golongan I, golongan II, dan golongan III.
Dimana ukuran tiap dimensi pada Gambar 2.2 dapat diperoleh dari Tabel 2.1
berikut.
Tabel 2.1 Dimensi gambar dalam cm
B = 170 a1 = 10 Bp = 230 = B + O + R
Gol I O = 55 L = 470 Lp = 500 = L + a1 + a2
R=5 a2 = 20
B = 170 a1 = 10 Bp = 250 = B + O + R
Gol II O = 75 L = 470 Lp = 500 = L + a1 + a2
R=5 a2 = 20
B = 170 a1 = 10 Bp = 300 = B + O + R
Gol III O = 80 L = 470 Lp = 500 = L + a1 + a2
R=5 a2 = 20
Sumber: Ditjen Perhubungan Darat (1998)
Satuan Ruang Parkir (SRP) untuk sepeda motor dapat dilihat pada Gambar
2.3 berikut.
9
Gambar 2.4 Satuan Ruang Parkir (SRP) untuk sepeda motor (dalam cm)
Sumber: Ditjen Perhubungan Darat (1998)
1
Tabel 2.3 Lebar bukaan pintu kendaraan
Penggunaan dan/atau peruntukan
Jenis bukaan pintu Gol.
fasilitas parkir
1
parkir tegak lurus terhadap sumbu jalan atau bersudut 90o (Gambar 2.9). Parkir
dengan sudut tegak lurus mampu menampung kendaraan lebih banyak dari parkir
sejajar atau bersudut dibawah 90o, tetapi lebih banyak mengurangi lebar jalan.
Gambar dan ketentuan-ketentuan untuk berbagai sudut parkir ditunjukkan dalam
Tabel 2.5, Tabel 2.6, Tabel 2.7, dan Tabel 2.8.
1. Parkir Paralel
Pola parkir pararel menampung kendaraan lebih sedikit dibandingkan dengan
pola parkir bersudut. Pola parkir ini memiliki jarak antara awal dan akhir
persimpangan dengan stall sebesar 6 meter, dengan minimal kerb 0,2 meter.
Ukuran stall untuk pola parkir ini adalah 6m x 2,3 m (minimal).
2. Parkir Menyudut
Pola pakir meyudut akan menampung lebih banyak kendaraan dibandingkan
pola parkir pararel. Pola parkir ini memiliki jarak antara awal persimpangan
dengan stall sebesar 9 m, antara akhir persimpangan dengan stall adalah
sebesar 12 m.
a. Membentuk Sudut 30°, 45°, 60°
Kemudahan dan kenyamanan pengemudi melakukan maneuver masuk
dan keluar ruangan parkir lebih besar jika dibandingkan dengan pola
parkir dengan sudut 90°.
b. Membentuk sudut 90°
Pola parkir ini mempunyai daya tampung lebih banyak jika dibandingkan
dengan pola parkir pararel.
1
c. Lebar ruang parkir, ruang parkir efektif dan ruang manuver berlaku untuk
jalan kolektor dan lokal.
d. Lebar ruang parkir, ruang parkir efektif dan ruang manuver berbeda.
Pola parkir menyudut dengan sudut 30° dapat dilihat pada Gambar 2.6 berikut.
Pada Gambar 2.6 pola parkir menyudut 30° memiliki ukuran yang berbeda-
beda berdasarkan golongan kendaraan penumpang. Ukuran dan dimensi SRP
dengan pola parkir menyudut 30° dapat diperoleh dari Tabel 2.4 berikut.
Pola parkir menyudut dengan sudut 45° dapat dilihat pada Gambar 2.7 berikut.
1
Pada Gambar 2.7 pola parkir menyudut 45° memiliki ukuran yang berbeda-
beda berdasarkan golongan kendaraan penumpang. Ukuran dan dimensi SRP
dengan pola parkir menyudut 45° dapat diperoleh dari Tabel 2.5 berikut.
Pola parkir menyudut dengan sudut 60° dapat dilihat pada Gambar 2.8 berikut.
Pada Gambar 2.8 pola parkir menyudut 60° memiliki ukuran yang berbeda-
beda berdasarkan golongan kendaraan penumpang. Ukuran dan dimensi SRP
dengan pola parkir menyudut 60° dapat diperoleh dari Tabel 2.6 berikut.
1
Pola parkir menyudut dengan sudut 90° dapat dilihat pada Gambar 2.9 berikut.
Pada Gambar 2.9 pola parkir menyudut 90° memiliki ukuran yang berbeda-
beda berdasarkan golongan kendaraan penumpang. Ukuran dan dimensi SRP
dengan pola parkir menyudut 90° dapat diperoleh dari Tabel 2.7 berikut.
Keterangan:
A = lebar ruang parkir (m) B = lebar kaki ruang parkir (m)
C = selisih panjang ruang parkir (m) D = ruang parkir efektif (m)
M = ruang manuver (m)
E = ruang parkir efektif ditambah ruang manuver (m)
1
Gambar 2.10 Tata cara parkir sepeda motor
Sumber: Ditjen Perhubungan Darat (1998)
(2.1)
Keterangan:
Ei : Jumlah kendaraan yang masuk (kend)
X : Kendaraan yang sudah ada sebelum waktu survei (kend)
1
2.5.2 Akumulasi Parkir
Akumulasi parkir adalah jumlah kendaraan yang sedang berada pada suatu
lahan parkir pada selang waktu tertentu dan dibagi sesuai dengan kategori jenis
maksud perjalanan, dimana integrasi dari akumulasi parkir selama periode tertentu
menunjukkan beban parkir (jumlah kendaraan parkir) dalam satuan jam kendaraan
per periode waktu tertentu (Hobbs, 1995). Informasi ini dapat diperoleh dengan
cara menjumlahkan kendaraan yang telah menggunakan lahan parkir ditambah
dengan kendaraan yang masuk serta dikurangi dengan kendaraan yang keluar.
Perhitungan akumulasi parkir dapat menggunakan persamaan seperti di bawah ini.
(2.2)
dimana:
Ei : Entry (jumlah kendaraan yang masuk pada lokasi parkir)
(kend) Ex : Exit (kendaraan yang keluar pada lokasi parkir) (kend)
X : jumlah kendaraan yang ada sebelumnya (kend)
(2.3)
Keterangan:
D : Rata-rata lama parkir/durasi (jam)
1
Nx : Jumlah kendaraan yang parkir selama interval waktu survei (kend)
x : Jumlah dari interval
I : Interval waktu survei (jam)
Nt : Jumlah total kendaraan selama waktu survei (kend)
Jumlah Penduduk Lama Waktu Parkir (dalam jam) Tiap Maksud Perjalanan
(2.4)
1
Keterangan:
TR : Angka pergantian parkir (kend/SRP/jam)
Nt : Jumlah total kendaraan selama waktu survei (kend)
S : Jumlah total stall (SRP)
Ts : Lama periode analisis/waktu survei (jam)
(2.5)
KP = S (2.6)
Keterangan:
KP : Kapasitas parkir (SRP/jam)
S : Jumlah total stall (SRP)
D : Waktu rata-rata lama parkir (jam)
1
2.5.6 Penyediaan Parkir
Penyediaan ruang parkir merupakan batas ukuran yang memberikan
gambaran mengenai banyaknya kendaraan yang dapat di parkir pada daerah studi
selama periode survei. Hal ini dimaksudkan untuk mengetahui seberapa besar
daya tampung dari ruang parkir yang tersedia atau seberapa banyak kendaraan
yang dapat parkir di daerah studi selama periode survei (parking supply). Fasilitas
parkir yang diatur dengan baik sangat diperlukan khususnya di daerah dimana
jumlah kendaraan sangat besar dengan diiringi keterbatasan lahan yang dapat
digunakan untuk parkir bagi penduduknya. Penggunaan badan jalan sebagai
tempat parkir jelas memperkecil kapasitas jalan karena sebagian besar lebar jalan
digunakan sebagai tempat parkir.
Pada saat tidak digunakan di jalan maka sebuah kendaraan berhenti di suatu
tempat untuk sementara, Oleh karena itu penyediaan fasilitas khusus dimana
kendaraan berhenti pada saat tidak digunakan merupakan satu bagian dari sistem
lalu lintas secara keseluruhan sama seperti penyediaan fasilitas jalan. Artinya
bahwa kendaraan yang berhenti tersebut haruslah cukup aman baik bagi lalu lintas
kendaraan lainya maupun dari segi keamanan terhadap tindakan kriminal serta
mudahnya akses oleh pengguna kendaraan tersebut saat diperlukan. Parking
Supply dapat dihitung dengan persamaan (Oppenlander, 1976):
(2.7)
Keterangan:
P : Penyediaan parkir (SRP)
S : Jumlah total stall (SRP)
Ts : Periode analisis/waktu selama survei (jam)
D : Waktu rata-rata lama parkir (jam)
F : Faktor pengurangan akibat pergantian parkir (Insufficiency factor = 0,85 –
0,95)
2
atau tidak untuk menampung kendaraan yang parkir dapat dirumuskan sebagai
berikut:
(2.8)
2
HASIL DAN PEMBAHASAN
Isian pada Tabel 3.1, merupakan jumlah petak parkir maksimum dari
jumlah kendaraan ringan pada saat ruang parkir khusus kendaraan ringan dan
ruang parkir khusus kendaraan sepedamotor terisi penuh yaitu sebanyak satuan
ruang parkir yang tersedia. Sudut petak parkir yang digunakan adalah sesuai
dengan hasil perancangan petak parkir, dimana dapat digunakan 0o, 60o, 90o,
2
sesuai jumlah petak parkir yang dibutuhkan untuk kendaraan mobil penumpang.
Sudut petak parkir sepeda motor yang digunakan adalah 90°.
2. Sepeda Motor
Sumber: Hasil Analisis (2018)
Isian pada Tabel 4.2 menggambarkan jumlah kendaraan ringan yang parkir
di pasar swalayan dengan rata-rata jumlah kendaraan yang parkir disetiap jam
pengamatan dengan satuan kend/jam. Jumlah kendaraan sepeda motor yang parkir
di pasar swalayan, dengan rata-rata kendaraan parkir tiap jam pengamatan dengan
satuan kend/jam. Berdasarkan Tabel 4.2 selanjutnya dapat dibuat grafik jumlah
kumulatif pada masing-masing lokasi parkir.
2
Dari grafik tersebut dapat dianalisis jumlah kumulatif kendaraan ringan
yang berada pada system parkir pada pasar swalayan selama jam pengamatan, dan
jumlah kendaraan yang masuk dan jumlah kendaraan yang keluar dari lahan
parkir. Pola pada grafik akumulasi parkir dapat digunkan pada analisis jumlah
satuan ruang parkir yang dibutuhkan, dimana jumlah satuan tempat parkir yang
dibutuhkan merupakan rata-rata dari jumlah akumulasi tertinggi dan terendah.
Pada isian Tabel 3.3 diisi akumulasi tertinggi pada pasar swalayan untuk
kendaraan ringan maupun akumulasi tertinggi untuk sepeda motor Selanjutnya
dari Tabel 3.3 dapat dibuat grafik akumulasi kendaraan di pasar swalayan.
Dari isian Tabel 3.4 dapat dilihat berapa jam rata-rata lama parkir untuk
kendaraan ringan dan sepeda motor pada setiap jam.
2
3.1.6 Distribusi Waktu Parkir
Distribusi waktu parkir kendaraan selama waktu pengamatan dapat disusun
berdasarkan frekuensi lama waktu parkir untuk setiap jenis kendaraan baik
kendaraan ringan maupun sepeda motor.
Dari distribusi waktu parkir kendaraan ringan maupun kendaraan sepeda
motor pada pasar swalayan dapat dianalisis prosentase kendaraan yang parkir
pada periode waktu parkir tertentu.
2
Dari data hasil survei dapat dicari tingkat pergantian parkir dengan
Persamaan 2.4. baik kendaraan ringan dan sepeda motor di pasar swalayan dengan
membuat Tabel 3.6.
Tabel 3.6 Tingkat pergantian parkir kendaraan di Jalan Sumatera Denpasar
Jumlah Jumlah Lama Tingkat
Kendaraan Petak Survei Pergantian
Jenis Kendaraan
(Nt) (S) (Ts) TR=Nt/(S.Ts)
Kendaraan SRP Jam Kend/SRP/Jam
Kendaraan Ringan
Sepeda Motor
Sumber: Hasil Analisis (2018)
Dari Tabel 3.6 dapat dilihat berapa tingkat pergantian parkir di pasar
swalayan untuk kendaraan ringan maupun pada sepeda sepeda motor dengan
satuan Kendaraan/SRP/Jam. Tingkat pergantian parir dapat menggambarkan
berapa kali pergantian parkir kendraan pada setiap 1 (satu) jam.
2
3.1.9 Penyediaan Parkir
Penyediaan ruang parkir (Parking Supply) merupakan batas ukuran
banyaknya kendaraan yang dapat parkir pada lokasi survei selama jam
pengamatan. Perhitungan daya tampung menggunakan Persamaan 2.7. Dari hasil
analisis data, besarnya parking supply di lokasi studi dapat dilihat pada Tabel 3.8.
Tabel 3.8 Penyediaan ruang parkir di pasar swalayan
Insuffiency Parking
Lamanya Durasi Jumlah Factor Supply
Jenis Survei Parkir Petak Akibat
No. Ps=(S.T.f)/
Kendaraan (T) (D) (S) Pergantian D
Jam Jam SRP Parkir Kendaraan
(f)
1 Kendaraan Ringan
2 Sepeda Motor
Sumber: Hasil Analisis (2018)
Dari isian Tabel 3.8 dapat dilihat besarnya jumlah kendaraan pada
penyediaan parkir (parking supply) di pasar swalayan.
Dari isian Tabel 3.9 di atas dapat dilihat bahwa kondisi parkir eksisting
berdasarkan akumulasi puncak pada pasar swlayan.
Arti dari indeks parkir adalah; Jila nilai Indeks Parkir kurang dari 1(satu)
maka penempatan kendaraan pada petak-petak parkir tidak tepat atau tidak sesuai
2
dengan marka yang terpasang pada petak parkir. Sedangkan jika lebih dari
1(satu), maka penggunaan petak satuan ruang parkir sangat efisian jika sirkulasi
kendaraan yang keluar/masuk pada kotak/stall parkir dan sirkulasi jalur parkir
tidak terganggu.
2
merasa aman, mudah dan tidak mengganggu lalulintas di depan pasar
swalayan.
2. Jika pengguna parkir relative lama pada pekerja pasar swalayan, seperti pekerja
yang bekerja sebagai pelayan, pekerja administrasi dan pekerja lainnya yang
menggunakan kendaraan pribadi, agar ditempatkan pada areal parkir yang
terjauh dari pasar swalayan agar tidak memperkecil kapasitas parkir dinamis.
3. Jika indeks parkir kurang dari 1 (satu), maka perlu diperhitungkan penggunaan
tukang/Juru parkir, untuk mengatur kendaraan yang parkir, sehingga indeks
parkir lebih dari 1 (satu), namun sirkulasi dan kendaraan yang keluar /masuk
petak parkir dapat lancer.
4. Optimasi parkir pada perubahan perancangan ulang dapat dilihat melalui Tabel
3.11 dan perubahan nilai karakteristik dapat dilihat padaTabel 3.12.
Tabel 3.10 Perbandingan petak parkir eksisting dengan petak parkir setelah
dirancang kembali
Jumlah Petak Jumlah Petak
No Jenis Kendaraan Sudut Parkir
Eksisting Rancangan Baru
1 Kendaraan Ringan 0°
2 Kendaraan Ringan 60°
3 Kendaraan Ringan 90°
3 Sepeda Motor 90°
Sumber: Hasil Analisis (2018)
Dari isian Tabel 3.11 dapat dilihat perbedaan jumlah petak parkir kendaraan
ringan eksisting dan setelah dirancang ulang. Untuk sepeda motor jumlah petak
parkir eksisting dan setelah dirancang ulang, Jumlah petak parkir dapat lebih
sedikit pada perancangan ulang, namun sirkulasi dan indeks parkir dapat
meningkat.
Hasil analisis karakteristik parkir setelah dilakukan rancang ulang petak
parkir dapat dibuat Tabel 3.12, untuk dapat menganalisis perubahan karakteristik
parkir.
2
Tabel 3.11 Hasil analisis karakteristik parkir setelah dirancang ulang petak parkir
Karakteristik Kendaraan Ringan Sepeda Motor
No Satuan
Parkir Existing Ulang Existing Ulang
Tingkat (Kend/SRP/
1
Pergantian Parkir jam)
Kapasitas Parkir
2 (SRP/jam)
Dinamis
Penyediaan Parkir
3 (Parking Supply) (Kendaraan)
Indeks Parkir
dengan Kapasitas
4 -
Dinamis (saat jam
puncak tertinggi)
Sumber: Hasil Analisis (2018)
3
SIMPULAN DAN SARAN
4.1. Simpulan
Sesuai tujuan penelitian maka :
1. Karakteristik Parkir yang paling menentukan pada optimasi parkir pada pasar
swalayan adalah sebagai berikut;
a. Akumulasi parkir (Parking Accumulation)
b. Lama Parkir (Parking Duration)
c. Indeks Parkir (Parking Index)
d. Penyediaan Parkir (Parking Supply)
e. Jalur Sirkulasi Parkir (Parking Circulation)
f. Kapasitas Parkir Dinamis (Dynamic Parking Capasity)
2. Strategi optimasi parkir pada pasar swalayan disusun berdasarkan jaminan
mutu pelayanan pada pasr swalayan yang terdiri dari;
a. Optimasi parkir dalam pengelolaan bisnis pasar swalayan dapat dilakukan
melalui perancangan penempatan jenis usaha, barang, dan potongan harga,
b. Optimasi dalam pengelolaan parkir pada pasar swalayan, dapat dilakukan
dengan perancangan ulang jalur sirkulasi, tata letak dan sirkulasi parkir.
4.2 Saran
Berdasarkan kesimpulan yang diperoleh dari hasil penelitian, dapat
diberikan beberapa saran sebagai berikut:
1. Diperlukan penelitian lebih lanjut peneerapan pelayan Jasa Valet. Untuk areal
parkir yang jauh dari pasar swalayan
2. Diperlukan penelitian lanjutan untuk penerapan pemasangan CCTV dari sisi
kelancaran lalulintas dan kinerja jalannya.
3
DAFTAR PUSTAKA
3
Wordpress.com. 2008. Break Even Point. http://syelviapoe3.files.wordpress.com
/2008/04/grf_bep.jpg.
Diakses tanggal 10/17/201.
3
3