Anda di halaman 1dari 26

ASUHAN KEPERAWATAN PADA Ny.

I DENGAN
KATARAK DIABETIK DI RUANG ALAMANDA 2
RSUD Dr. GONDO SUWARNO UNGARAN

Pembimbing Klinik : Yeni Ari Dwi Wardhani, S.Kep., Ns

Disusun Oleh :
119046 HELDA DELIA

PROGRAM STUDI S1 KEPERAWATAN SEMESTER 6


SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN TELOGOREJO
SEMARANG 2022
F019/SOP/018-023/AKD

ASUHAN KEPERAWATAN PADA Ny. I


DENGAN KATARAK DIABETIK DI RSUD
Dr. GONDO SUWARNO UNGARAN

Unit : Rawat Inap Tanggal Pengkajian : 11 Juli 2022


Ruang/Kamar : Alamanda 2/618 Waktu Pengkajian : 15.00 WIB
Tanggal Masuk : 11 Juli 2022 Auto Anamnese : √
Jam : 11.30 WIB
Allo Anamnese : -

I. IDENTIFIKASI
A. PASIEN
Nama : Ny. I
Umur : 60 tahun
Jenis Kelamin : Perempuan
Status Perkawinan : Menikah
Agama/Suku : Islam / Jawa
Warga Negara : Indonesia
Bahasa yang digunakan : Bahasa Jawa
Pendidikan : SD
Pekerjaan : IRT
Alamat Rumah : Ungaran
Dx. Medik : OD Katarak Diabetik

B. PENANGGUNG JAWAB
Nama : Tn. M
Alamat : Ungaran
Hubungan dengan pasien : Suami

C. RIWAYAT KESEHATAN
1. Keluhan Utama : Pasien mengatakan pandangan mata kanan kabur
2. Riwayat Kesehatan Sekarang : Ny. I berusia 60 tahun dibawa ke RSUD dr.
Gondo Suwarno Ungaran oleh keluarganya pada hari senin 11 Juli 2022 pukul
08.00 WIB ke poli mata dengan keluhan pandangan mata sebelah kanan kabur
disertai dengan vertigo. Selama pasien di poli mata dilakukan pengukuran tanda-
tanda vital didapatkan hasil TD: 140/90 Nadi: 78 x/menit Suhu: 36,5 ℃, RR: 20
x/menit Setelah dari Poli Mata pasien dipindahkan ke Alamanda 2 pada pukul
11.30 dan dilakukan pemeriksaan Tanda-tanda vital didapatkan hasil TD: 173/98
mmHg, Nadi: 74 x/menit, Suhu: 36 ℃ RR: 22 x/menit. SpO2: 97%, GDS: 158
mg/dL dan diberikan therapy infus RL 20tpm.
3. Riwayat Kesehatan Lalu : Pasien mengatakan mempunyai riwayat penyakit
Diabetes Melitus sejak 6 tahun yang lalu sampai saat ini.
4. Riwayat Kesehatan Keluarga : Pasien mengatakan dalam keluarganya tidak ada
yang memiliki penyakit serupa atau penyakit yang lainnya.

GENOGRAM (Tiga generasi)

X
°

Keterangan:

: Perempuan

: Laki - laki

: Pasien

: Meninggal

: Tinggal serumah
Ny. I mengatakan bahwa ayah dan ibu dari kedua orang tuanya sudah meninggal. Ny.
I merupakan anak ke 4 dari 7 bersaudara. Tn. M merupakan anak pertama dari 5
bersaudara. Ny. I menikah dengan Tn. M dan memiliki 1 orang anak laki-laki dan 3
anak perempuan, anak perempuan yang ke 3 meninggal, Ny. I hanya tinggal berdua
bersama Tn. M karena anak-anaknya sudah menikah dan tinggal dirumahnya masing-
masing.
PEMERIKSAAN FISIK
D. TANDA-TANDA VITAL
1. Kesadaran
Kualitatif : Compos Mentis √ Somnolen
Soporocomatous Koma

Kuantitatif :
Skala Coma Glasgow : - Respon Motorik :6
- Respon Bicara :5
- Respon Membuka Mata : 4
Kesimpulan : M : 6 V:5 E:4
2. Tekanan Darah : 173/98 mmHg
MAP : 123 mmHg

3. Suhu : 36 ˚C Oral √ Axillar Rectal

4. Pernapasan : Frekuensi 22 ×/menit


Irama : √ Reguler Irreguler
Jenis : √ Dada Perut

5. Nadi : 74 ×/menit

E. ANTROPOMETRI
1. Lingkar Lengan Atas : 23 cm
2. Tinggi Badan : 155 cm Berat Badan : 50 kg
3. I.M.T (Indeks Massa Tubuh) : 20,83 kg/m2

4. Z Score :-
Kesimpulan : Setelah dilakukan pemeriksaan antropometri didapatkan hasil lingkar
lengan atas 23 cm, tinggi badan 155 cm, berat badan 50 kg, dan IMT 20,83 kg/m2.

F. PEMERIKSAAN FISIK (head to toe)


1. Kepala :
- Bentuk : Bentuk Mesocephal
- Kulit kepala : Kulit kepala bersih tidak ada ketombe dan lesi
- Rambut : Rambut bergelombang hitam, sedikit beruban
2. Mata :
- Konjungtiva : Tidak Anemis
- Sklera : Keruh
- Kornea : Tidak dapat memfokuskan cahaya
3. Hidung :
- Kebersihan : Tidak terdapat sekresi
- Cuping hidung : Tidak terdapat pernapasan cuping hidung
4. Telinga : Simetris antara kanan dan kiri, tidak terdapat
benjolan, dapat mendengar bunyi/suara dengan
jelas pada bagian telinga tidak terdapat serumen
5. Mulut :
- Rongga Mulut : Kotor
- Gusi : Berwarna merah tua dan tidak ada
pembengkakan
- Gigi : tidak memiliki gigi
- Mukusa bibir : Kering dan pucat. Tidak terjadi sianosis
6. Leher : Tidak ada pembesaran kelenjar tiroid maupun
limfe
7. Thorax (Paru-paru) :
- Inspeksi : Tidak terdapat retraksi dinding dada, dada kiri
lebih besar, irama napas normal.
- Palpasi : Tidak ditemukan adanya benjolan dan masa.
Ekspansi dada seirama. Focal fremitus seimbang
- Perkusi : Suara paru terdengar sonor. Tidak ada tanda-tanda
penumpukan cairan
- Auskultasi : Vesikuler dan tidak terdapat bunyi tambahan
8. Jantung :
- Inspeksi : Ictus kordis tampak. Bentuk dada
simetris antara kiri dan kanan
- Palpasi : Ictus kordis teraba kuat dan lambat
- Perkusi : Suara perkusi normal
- Auskultasi : Irama reguler. Bunyi Jantung 1/S1- bunyi jantung
2/S2 lup-dub.
9. Abdomen :
- Inspeksi : Tidak ada lesi
- Auskultasi : Terdengar bising usus 16 ×/menit
- Palpasi : Tidak terdapat distensi, tidak terdapat massa
- Perkusi : Terdapat bunyi timpani
10. Ekstremitas :
- Edema : tidak ada edema atau pembengkakan
- Capilary refill : Kembali < 3 detik
- Turgor Kulit : Elastis
- Luka : tidak ada luka
5555 5555
- Kekuatan Otot : ∨
5555 5555

II. PENGKAJIAN POLA KESEHATAN


A. POLA PERSEPSI KESEHATAN-PEMELIHARAAN KESEHATAN
Pasien mengatakan tidak memiliki alergi obat, pasien selalu memeriksakan
kesehatannya ke puskesmas tiap kali sakit.
B. POLA NUTRISI METABOLIK
- Di Rumah : Pasien mengatakan makan 2x sehari porsi makan dihabiskan
- Di Rumah Sakit : selama di Rs. Pasien mengatakan tidak ada perubahan yang
mempengaruhi atau menghambat makannya, pasien makan 2x dan porsi makan
dihabiskan.
C. POLA ELIMINASI
- Di Rumah : Pasien mengatakan selama di rumah BAB lancerfeses lembek
berwarna kuning dan selalu BAB dipagi hari, BAK lancar berwarna kuning jernih.
- Di Rumah Sakit : Selama di rumah sakit pasien belum BAB
D. POLA AKTIVITAS DAN LATIHAN
- Di Rumah : Pasien mengatakan semua aktivitasnya dilakukan secara
mandiri ( level 0 ) dengan mulai dari toileting, mandi,
mobilitas, dan memakai baju. Tn. S selalu memanfaatkan
waktunya untuk bekerja.
- Di Rumah Sakit : Selama sakit aktivitas Ny. I dibantu oleh suami dan perawat
( level 3 ) mulai dari toileting, mandi, mobilitas, dan memakai
baju.
Keterangan :
 Level 0 : mandiri
 Level 1 : membutuhkan penggunaan alat bantu
 Level 2 : membutuhkan supervisi/pengawasan orang lain
 Level 3 : membutuhkan bantuan dari orang lain
 Level 4 : ketergantungan/tidak berpartisipasi

E. POLA ISTIRAHAT TIDUR


- Di Rumah : Pasien mengatakan selama di rumah tidak ada gangguan tidur,
selalu tidur cukup 6-7 jam perhari.
- Di Rumah Sakit : Pasien mengatakan selama di rumah sakit mengalami
gangguan tidur sering terbangun Karena merasa tidak nyaman berada di rumah
sakit.
F. POLA PERSEPSI KOGNITIF
- Di Rumah : Pasien mengatakan penglihatan kabur, dan tidak dapat melihat
dengan jelas.
- Di Rumah Sakit : Pasien mengalami gangguan penglihatan katarak akibat
penyakit diabetes yang dialami sejak 6 tahun yang lalu.
G. POLA PERSEPSI DAN KONSEP DIRI
- Di Rumah : Pasien mengatakan sangat khawatir dan sedih dengan
kondisinya yang membuat penglihatannya menjadi buram.
- Di Rumah Sakit : Pasien mengatakan sangat khawatir dan sedih dengan
kondisinya saat ini. Pasien sering bertanya kondisinya dan bertanya apakah akan
lama dirawat di RS dan kapan pasien dapat segera pulang.
H. POLA PERAN DAN HUBUNGAN
- Di Rumah : Pasien mengatakan dapat menjalin komunikasi dengan
baik terhadap anggota keluarga dan masyarakat.
- Di Rumah Sakit : Pasien mengatakan tidak ada yang mempengaruhi
komunikasinya baik dengan keluarga maupun perawat rumah sakit.
I. POLA REPRODUKSI-SEKSUAL
- Di Rumah : Pasien mengatakan tidak memiliki masalah pada alat
reproduksinya
- Di Rumah Sakit : Pasien berjenis kelamin perempuan dan memiliki 4 orang
anak
J. POLA MEKANISME KOPING DAN TOLERANSI TERHADAP STRES
- Di Rumah : Pasien mengatakan jika ada masalah atau setelah melakukan
aktivitas sehari-hari selalumenceritakan kepada suaminya.
Suami pasien sangat mendukung apa yang dilakukan pasien.
- Di Rumah Sakit :
K. POLA SISTEM NILAI KEPERCAYAAN
- Di Rumah : Keluarga mengatakan pasien tidak mengalami gangguan
beribadah, pasien beragama islam dan rajin menunaikan
ibadahnya bersama suaminya.
- Di Rumah Sakit : Pasien tidak mengalami hambatan dalam beribadah

III.DATA PENUNJANG
A. PEMERIKSAAN LABORATORIUM
1. Pemeriksaan Laboratorium Tanggal : 11 Juli 2022 Pukul 16.04 WIB

Nilai
Pemeriksaan Hasil Satuan Metode
Rujukan
HEMATOLOGI
Darah Lengkap
Hemoglobin L 8,3 g/dL 11,7 – 15,5 flowcytometri
Lekosit 5,45 10 ̂ 3 / uL 3,6 – 11 flowcytometri
Trombosit 200 10 ̂ 3 / uL 150 – 440 flowcytometri
Hematokrit L 23,5 % 35-47 flowcytometri
Eritrosit L 2,78 10 ̂ 6 / uL 3,8 – 5,2 flowcytometri
MCV 84,5 fL 80 – 100 flowcytometri
MCH 29,9 pg 26 – 34 flowcytometri
MCHC 35,3 g/dL 32 – 36 flowcytometri
Hitung Jenis (diff)
Eosinofil H 4,4 % 0–3 Flowcytometri
Basofhil 0,4 % 0–1 Flowcytometri
Neutrofil 52,8 % 28 – 78 Flowcytometri
Limfosit 36,0 % 25 – 40 Flowcytometri
Monosit 6,4 % 2–8 Flowcytometri
IMUNOLOGI
Sars-cov2 Antigen Negative Negative Rapid
KIMIA KLINIK
HBa1c H 8.0 % 4,0-6,5 Chromatography
Ureum 24 mg/dL <42 GLDH
Creatinin 1.00 Mg/dL 0,45-1.00 Jaffe
ELEKTROLIT
Natrium 140,7 mmol/L 135-147 ISE
Kalium L 3,15 mmol/L 3,5 – 5,0 ISE
Chlorida 106,7 Mmol/L 98-107 ISE
B. TERAPI
Cara
No Obat Dosis Indikasi
Pemberian
1 Infus Ringer 500 ml Bolus IV Mengganti cairan yang hilang
Laktat (20 tpm) dan sebagai sumber elektrolit
dan air.
2 Flamar 50 mg Oral Untuk mengurangi nyeri,
gangguan inflamasi, nyeri
ringan sampai sedang
3 Floxa 6 tetes Obat tetes Untuk mengobati infeksi pada
mata disebabkan oleh bakteri
4 Nonemi 2x sehari 1 tablet Oral Untuk mencegah dan
mengobati anemia defisiensi
Fe dan defisiensi Vit. B
5 Metformin 500 mg per 8 jam Oral Untuk pengobatan diabetes
mellitus tipe 2 juntuk
menurunkan kadar gula darah
6 Candesartan 16 mg per 24 jam Oral Untuk menangani hipertensi
7 Adalat oros 30 mg per 24 jam Oral Untuk merelaksasikan otot-
otot jantung dan pembuluh
darah
8 Clonidine 0,15 mg per 8 jam Oral Untuk mengatasi tekanan
darah tinggi (Hipertensi)
9 KSR 600 mg per 12 jam Oral Untuk mencegah kalium yang
rendah dalam darah
10 Molcin 6x tetes Obat tetes Terapi keratitis bacterial

IV. ANALISA DATA

HARI, TTD,
NO DATA ETIOLOGI MASALAH
TGL NAMA
1 Senin, Ds: Pasien mengatakan Gangguan Gangguan
11 Juli penglihatan kabur pada penglihatan persepsi
2022 mata kanan sensori
Do: Saat dilakukan Helda Delia
pemeriksaan TTV
didapatkan hasil:
TD: 183/104 mmHg,
Nadi: 76 x/menit
Suhu: 36 ℃
SpO2: 97%
HB: 8,3 g/dL
GDS: 158 mg/dL
Terpasang infush RL
20tpm.

2 Selasa, Ds: Pasien mengatakan Perubahan Penurunan


12 Juli kepala pusing, nyeri afterload curah
2022 skala 3 jantung
Do: Saat dilakukan Helda Delia
pemeriksaan TTV
didapatkan hasil:
TD: 188/110 mmHg,
Nadi: 72 x/menit
SpO2: 97%
GDS: 158 mg/dL
Terpasang infus RL
20tpm.

3 Rabu, Ds: Pasien mengatakan Agen Nyeri akut


13 Juli sesak napas dan nyeri pencedera
2022 dada skala 3 fisiologis
P: Nyeri dada akibat Helda Delia
sesak napas
Q: Nyeri seperti tertekan
R: Dibagian dada
S: Skala nyeri 3
T: Nyeri muncul pada
hari rabu sore, nyeri baru
pertama kali dirasakan
saat merasakan sesak
napas
Do: Saat dilakukan
pemeriksaan TTV
didapatkan hasil:
TD: 110/70 mmHg
Nadi: 85 x/menit
SpO2: 95 %
RR: 24 x/menit
GDS: 130 mg/dL
Terpasang infus RL
20tpm.

V. DIAGNOSA KEPERAWATAN
N
O
DIAGNOSA KEPERAWATAN
D
K
1 Gangguan persepsi sensori b.d Gangguan penglihatan d.d konsentrasi buruk, melihat
kesatu arah
2 Perfusi perifer tidak efektif b.d penurunan konsentrasi hemoglobin d.d akral teraba
dingin, warna kulit pucat
3 Nyeri akut b.d Agen pencedera fisiologis d.d pola napas berubah

VI. INTERVENSI KEPERAWATAN

No DX SLKI SIKI TTD


1 Gangguan persepsi Luara utama: Setelah Intervensi utama:
sensori b.d dilakukan tindakan Minimalisasi
Gangguan selama 3x24 jam rangsangan
penglihatan d.d diharapkan persepsi O: - Periksa status Helda Delia
konsentrasi buruk, sensori membaik dengan mental, status
melihat kesatu kriteria hasil: snesori, dan
arah - Verbalisasi melihat tingkat
bayangan dari 2 cukup kenyamanan
meningkat ke 4 cukup T: - Diskusikan
menurun tingkat toleransi
- Konsentrasi dari 2 terhadap beban
cukup memburuk ke 4 sensori (mis.
cukup membaik Terlalu terang)
- Orientasi dari 2 cukup - Batasi stimulus
memburuk ke 4 cukup lingkungan (mis.
membaik Cahaya, suara,
aktivitas)
Luaran tambahan: - Jadwalkan
Setelah dilakukan aktivitas harian
tindakan selama 3x24 dan waktu istirahat
jam diharapkan status E: - Ajarkan cara
neurologis membaik meminimalisasi
dengan kriteria hasil: stimulus (mis.
- Reaksi pupil dari 2 Mengatur
cukup menurun ke 4 oencahayaan
cukup meningkat ruangan)
- Orientasi kognitif dari K: Kolaborasi
2 cukup menurun ke 4 dalam
cukup meningkat meminimalisasi
- Sakit kepala dari 2 prosedur/tindakan
cukup meningkat ke 4
cukup menurun Intervensi
- Pandangan kabur dari 1 pendukung:
meningkat ke 3 sedang Edukasi perawatan
- Tekanan darah sistolik diri
dari 2 cukup menigkat ke O: - Identifikasi
4 cukup menurun kemampuan
- Ukuran pupil dari 2 membaca, status
cukup memburuk ke 4 kognitif,
cukup membaik psikologis, tingkat
- Gerakan mata dari 2 kecemasan dan
cukup memburuk ke 4 budaya
cukup membaik - Identifikasi
- Gerakan mata dari 2 masalah dan
cukup memburuk ke 4 hambatan
cukup membaik perawatan diri
- Pola napas dari 2 cukup yang dialami
memburuk ke 4 cukup T: - Rencanakan
membaik strategi edukasi,
- Pola istirahat tidur dari termasuk tujuan
2 cukup memburuk ke 4 yang realistis
cukup membaik - Jadwalkan waktu
dan intensitas
pembelajaran
sesuai penyakit
T: Ajarkan
perawatan diri,
praktik perawatan
diri, dan aktivitas
kehidupan sehari-
hari

2 Perfusi perifer Luaran utama: Setelah Intervensi utama:


tidak efektif b.d dilakukan tindakan Perawatan
penurunan selama 3x24 jam sirkulasi
konsentrasi diharapkan perfusi O: - Periksa Helda Delia
hemoglobin d.d perifer meningkat sirkulasi perifer
akral teraba dengan kriteria hasil: mis. Nadi perifer,
dingin, warna kulit - denyut nadi perifer dari warna, suhu)
pucat 3 sedang ke 4 cukup - Identifikasi factor
meningkat risiko gangguan
- warna kulit pucat dari 2 sirkulasi (mis.
cukup meningkat ke 4 Diabetes,
cukup menurun hipertensi, kadar
- tekanan darah sistolik kolesterol tinggi)
dari 2 cukup memburuk T: - Hindari
ke 4 cukup membaik pemasangan infus
- tekanan darah diastolic atau pengambilan
dari 2 cukup memburuk darah diarea
ke 4 cukup membaik keterbatasan
Luaran tambahan: perfusi
Setelah dilakukan - Hindari
tindakan selama 3x24 pengukuran
jam diharapkan tingkat tekanan darah pada
perdarahan menurun ekstremitas dengan
dengan kriteria hasil: keterbatasan
- hemoglobin dari 2 perfusi
cukup memburuk ke 4 - Lakukan
cukup membaik pencegahan infeksi
- hematocrit dari 2 cukup E: - Anjurkan
memburuk ke 4 cukup menggunakan obat
membaik penurun tekanan
- tekanan darah dari 2 darah jika perlu
cukup memburuk ke 4 - Anjurkan minum
cukup membaik obat pengontrol
tekanan darah
secara teratur
- informasikan
tanda dan gejala
darurat yang harus
dilaporkan

Intervensi
pendukung:
Pemantauan tanda
vital
O: - Monitor tekan
darah
- Monitor nadi
- Monitor
oksimetri nadi
- Identifikasi
penyebab
perubahan tanda
vital
T: - Atur interval
pemantauan sesuai
kondisi pasien
- Dokumentasikan
hasil pemantauan
E: - Jelaskan
tujuan dan
prosedur
pemantauan
- Informasikan
hasil pemantauaan,
jika perlu
3 Nyeri akut b.d Luara utama: Setelah Intervensi utama:
Agen pencedera dilakukan tindakan Manajemen nyeri
fisiologis d.d pola selama 3x24 jam O: -Identifikasi
napas berubah diharapkan tingkat nyeri lokasi, Helda Delia
menurun dengan kriteria karakteristik,
hasil: durasi, frekuensi,
- Kemampuan kualitas, intensitas
menuntaskan aktivitas nyeru
dari 2 cukup menurun ke - identifikasi skala
4 cukup meningkat nyeri
- Keluhan nyeri dari 2 - identifikasi factor
cukup meningkat ke 4 yang memperberat
cukup menurun dan memperingan
- Kesulitan tidur dari 2 nyeri
cukup meningkat ke 4 T: - Berikan teknik
cukup menurun farmakologis
- Tekanan darah dari 2 untuk mengurangi
cukup memburuk ke 4 rasa nyeri (mis.
cukup membaik TENS, hypnosis,
- Pola napas dari 2 cukup akupresur, terapi
memburuk ke 4 cukup music, terapi pijat,
membaik teknik imajinasi
terbimbing)
Luaran tambahan: - Kontrol
Setelah dilakukan lingkungan yang
tindakan selama 3x24 memperberat rasa
jam diharapkan control nyeri
nyeri meningkat dengan - fasilitasi istirahat
kriteria hasil: tidur
- melaporkan nyeri - anjurkan
terkontrol dari 2 cukup menggunakan
menurun ke 4 cukup analgetik secara
meningkat tepat
- kemampuan mengenali K: Kolaborasi
onset nyeri dari 2 cukup pemberian
menurun ke 4 cukup analgetik, jika
meningkat perlu
- kemampuan mengenali
penyebab nyeri dari 2 Intervensi
cukup menurun ke 4 pendukung:
cukup meningkat Teknik relaksasi
- kemampuan O: - Identifikasi
menggunakan teknik penurunan tingkat
nonfarmakologis dari 2 energy,
cukup menurun ke 4 ketidakmampuan
cukup meningkat berkonsentrasi,atau
- keluhan nyeri dari 2 gejala lain yang
cukup meningkat ke 4 mengganggu
cukup menurun kemampuan
- penggunaan analgesic kognitif
dari 2 cukup meningkat - Identifikasi
ke 4 cukup menurun teknik relaksasi
uyang pernah
efektif digunakan
- monitor respins
terhadap terapi
relaksasi
T: - Ciptakan
lingkungan yang
tenang dan tanpa
gangguan dengan
pencahayaan dan
suhu ruang
nyaman
- gunakan pakaian
longgar
- gunakan relaksasi
sebagai strategi
penunjang dengan
analgetik atau
tindakan medis
lain
E: Jelaskan tujuan,
manfaat, batasan,
dan jenis relaksasi
yang tersedia
- anjurkan
mengambil posisi
yang nyaman
- anjurkan rileks
dan merasakan
teknik relaksasi

VII. IMPLEMENTASI
Nama/Umur : Ny. I / 60 tahun
Ruang/Unit : Alamanda 2/618

TANGGAL DK JAM IMPLEMENTASI RESPON PASIEN TTD


Senin, 11 Juli 1,2,3 15.00 Melakukan Ds: Pasien mengatakan
2022 pemasangan infus sakit setelah dipasang
infus
Do: Terpasang infus RL Helda Delia
20 tpm

1,2,3 16.30 Mengukur tanda- Ds: Pasien mengatakan


tanda vital sedikit sakit saat
dilakukan pengukuran
tekanan darah
Do: Didapatkan hasil
183/104 mmHg, Nadi: 76
x/menit
Suhu: 36 ℃
SpO2: 97%
1 17.00 Melakukan Ds: Pasien mengatakan
pengecekan gula tidak terasa sakit saat
darah sewaktu dilakukan pengecekan
(GDS) GDS ataupun setelah
dilakukan
Do: Didapatkan hasil
GDS: 158 mg/dL

1,2,3 20.00 Melakukan Ds: Pasien mengatakan


pemberian obat oral obat sudah diminum
Do: Obat berhasil
diminum dengan dosis
yang telah ditentukan
- Nonemi 2x sehari 1
tablet
- Metformin 500 mg per
8 jam
- Candesartan 16 mg per
24 jam
- Adalat oros 30 mg per
24 jam
- Clonidine 0,15 mg per
8 jam
- KSR 600 mg per 12
jam
Selasa, 12 1,2,3 06.00 Melakukan Ds: Pasien mengatakan
Juli 2022 pemberian obat oral obat sudah diminum
Do: Obat berhasil
diminum dengan dosis Helda Delia
yang telah ditentukan
- Floxa 6x
- Flamar 50 mg per 12
jam
- Metformin 500 mg per
8jam
- Clonidine 0,15 mg per
8 jam

3 08.00 Mengajarkan pasien Ds: Pasien mengatakan


teknik relaksasi nyeri berkurang dari
napas dalam skala 3 ke 2
P: Nyeri dada akibat
sesak napas
Q: Nyeri seperti tertekan
R: Dibagian dada
S: Skala nyeri 2
T: Nyeri muncul pada
hari rabu sore, nyeri baru
pertama kali dirasakan
saat merasakan sesak
napas

Do: Pasien tampak lebih


tenang

1,2,3 09.00 Mengganti cairan Ds: pasien mengatakan


infus lemas
Do: terpasang cairan
infus RL 20 tpm

1,2,3 10.00 Melakukan Ds: Pasien mengatakan


pengukuran tanda- sebelumnya tidak punya
tanda vital riwayat hipertensi
Do: Saat dilakukan
pemeriksaan TTV
didapatkan hasil:
TD: 188/110 mmHg,
Nadi: 72 x/menit
SpO2: 97%

2,3 Melakukan Ds: Pasien mengatakan


14.00
pemberian obat oral obat sudah diminum
Do: Obat berhasil
diminum dengan dosis
yang telah ditentukan
- Metformin 500 mg per
8 jam
- Clonidine 0,15 mg per
8 jam

1,2,3 16.00 Melakukan Ds: Pasien mengatakan


pengukuran tanda- pusing
tanda vital Do: didapatkan hasil
pengukuran tekanan
darah
TD: 105/70 mmHg
Nadi: 76 x/menit
SpO2: 96 %
RR: 20 x/menit

1,2,3 22.00 Melakukan Ds: Pasien mengatakan


pemberian obat oral obat selalu diminum rutin
Do: Obat berhasil
diminum dengan dosis
yang telah ditentukan
- Metformin 500 mg per
8 jam
- Candesartan 16 mg per
24 jam
- Adalat oros 30 mg per
24 jam
- Clonidine 0,15 mg per
8 jam
- KSR 600 mg per 12
jam

Rabu, 13 juli 1,2,3 Melakukan Ds: Pasien mengatakan


2022 06.00 pemberian obat oral obat selalu diminum rutin
Do: Obat berhasil
diminum dengan dosis
yang telah ditentukan
- Metformin 500 mg per
8 jam
- Candesartan 16 mg per
24 jam
- Adalat oros 30 mg per
24 jam
- Clonidine 0,15 mg per
8 jam
- KSR 600 mg per 12
jam

1,2,3 08.00 Mengajarkan pasien Ds: Pasien mengatakan


teknik relaksasi sudah tidak terasa nyeri
napas dalam Do: Pasien tampak lebih
tenang Helda Delia
Mengecek GDS Ds: Pasien mengatakan
10.00
pasien tidak terasa sakit saat
dilakukan pengecekan
GDS ataupun setelah
dilakukan
Do: Didapatkan hasil
GDS: 130 mg/dL

Melakukan Ds: Pasien mengatakan


10.30
pengukuran tanda- sudah tidak terasa nyeri
tanda vital Do: saat dilakukan
pengukuran TTV
didapatkan hasil:
TD: 110/70 mmHg
Nadi: 85 x/menit
SpO2: 95 %
RR: 24 x/menit

VIII. EVALUASI KEPERAWATAN


Nama/Umur : Ny. I / 60 tahun
Ruang/Unit : Alamanda 2/618

TANGGAL/ CATATAN PERKEMBANGAN TTD,


DK
JAM ( EVALUASI ) NAMA
Senin, 11 juli 1 DATA FOKUS
2022 Ds : Pasien mengatakan penglihatan kabur pada mata
kanan
Do : TTV: Helda Delia
TD:183/104 mmHg
Nadi: 76 x/menit
Suhu: 36 ℃
SpO2: 97%
GDS : 158 mg/dL
SOAP DATANG
S : Pasien mengatakan penglihatan buram dan
mempunyai riwayat DM
O : GDS : 158 mg/dL
A : Masalah belum teratasi
P : Lanjutkan intervensi dx 1
- Monitor GDS
- Monitor kondisi umum
- Ajarkan perawatan diri, praktik perawatan
diri, dan aktivitas kehidupan sehari-hari

SOAP PULANG
S : Pasien mengatakan penglihatan buram dan
mempunyai riwayat DM
O : Pasien tampak gelisah
A : Masalah belum teratasi
P : Lanjutkan intervensi

Selasa, 12 2 DATA FOKUS


Juli 2022 Ds : Pasien mengatakan pusing
Do: Saat dilakukan pemeriksaan TTV didapatkan
hasil: Helda Delia
TD: 188/110 mmHg
Nadi: 72 x/menit
SpO2: 97%

SOAP PULANG
S : Pasien mengatakan pusing berkurang
O : Pasien tampak lebih tenang
TD: 150/90 mmHg
A : Masalah belum teratasi
P : Lanjutkan intervensi
- Monitor keadaan umum pasien
- Monitor TTV

Rabu, 13 Juli 3 DATA FOKUS


2022 Ds : Pasien mengatakan pusing, sesak napas dan nyeri
dada
Do: Saat dilakukan pemeriksaan TTV didapatkan Helda Delia
hasil:
TD: 110/70 mmHg
Nadi: 85 x/menit
SpO2: 95 %
RR: 24 x/menit
GDS: 130 mg/dL

SOAP DATANG
S : Pasien mengatakan pusing, sesak napas dan nyeri
dada
P: Nyeri dada akibat sesak napas
Q: Nyeri seperti tertekan
R: Dibagian dada
S: Skala nyeri 3
T: Nyeri muncul pada hari rabu sore, nyeri baru
pertama kali dirasakan saat merasakan sesak napas
O : Pasien tampak sesak dan memegangi dadanya
A : Masalah belum teratasi
P : Lanjutkan intervensi
- Monitor keadaan umum pasien
- Monitor TTV
- Lakukan teknik relaksasi napas dalam

SOAP PULANG
S: Pasien mengatakan nyeri berkurang dari skala 3 ke
2
P: Nyeri dada akibat sesak napas
Q: Nyeri seperti tertekan
R: Dibagian dada
S: Skala nyeri 2
T: Nyeri muncul pada hari rabu sore, nyeri baru
pertama kali dirasakan saat merasakan sesak napas
O: Pasien tampak lebih rileks
A: Masalah belum teratasi
P: Lanjutkan intervensi:
- Monitor keadaan umum pasien
- Monitor TTV
- Lakukan teknik relaksasi napas dalam

Anda mungkin juga menyukai