Anda di halaman 1dari 12

Pendidikan Gratis Di Era Kapitalis Dalam Usaha Pemerataan Hak Atas

Pendidikan

Anggi Novella Permatasari


Pendidikan Agama Islam, Fakultas Tarbiyah dan Keguruan, Universitas Islam
Negeri Sunan Ampel, Surabaya
e-mail korespondensi: D91219100@student.uinsby.ac.id,

Abstrak : Pendidikan merupakan hak setiap orang mendapatkan kesempatan untuk


mengembangkan potensi diri melalui proses bernama pembelajaran yang
dikabarkan mampu menjadi pemutus rantai kemiskinan. Namun, apakah di
Indonesia penerapan statement tersebut sudah berjalan sesuai dengan semestinya?
Bahwa setiap warga negara mendapatkan hak yang sama berupa kesempatan untuk
mengenyam bangku sekolah hingga ke perguruan tinngi? Apakah “Education for
All” hanyalah sebuah program kosong? Konsep dasar persamaan kesempatan
mengenyam pendidikan yang difokuskan kepada equality in education dan equity
in education sepertinya masih belum berjalan dengan ideal atau bahkan saling
berhalangan. Deskriminasi masyarakat atas dasar status dan golongan untuk
mendapatkan privilege dalam mendapatkan kesempatan pendidikan juga masih
menjadi musuh terbesar bagi dasar education for all. Segala macam argumen
diungkapkan mulai dari peraturan-peraturan pemerintah yang sering kali berganti,
rendahnya kesadaran masyarakat akan pentingnya pendidikan, tangga pendidikan
yang yang dirasa perlu mengorbankan banyak sekali uang, dan kebijakan
pendidikan gratis yang terkadang tidak sesuai dengan realita dan harapan
masyarakat. Dengan melalui metode library research, jurnal ini sedikit banyak akan
membahas mengenai bagaimana asas pendidikan gratis sering dijumpai
bertentangan dengan praktik kapitalisme pendidikan yang begitu marak berlipat
ganda di tengah era 4.0 yang justru menuntut para generasi muda dari mulai
kalangan bawah sampai kalangan atas untuk terus mengembangkan dan terus
menggali potensi mereka melalui pendidikan.
Kata Kunci : Persamaan, Pendidikan Gratis, Praktik Kapitalis

Abstract Education is the right of everyone to get the opportunity to develop their
potential through a process called learning which is said to be able to break the
chain of poverty. However, has the implementation of this statement been running
properly in Indonesia? That every citizen has the same rights in the form of the
opportunity to attend school to university? Is “Education for All” just an empty
program? The basic concept of equal opportunity to receive education which is
focused on equality in education and equity in education seems to have not worked
out ideally or even hindered each other. Discrimination of society on the basis of
status and class to obtain privileges in obtaining educational opportunities is also
still the biggest enemy for the basis of education for all. All kinds of arguments were
expressed, ranging from government regulations that change frequently, low public
awareness of the importance of education, the education ladder that feels the need
to sacrifice a lot of money, and free education policies that sometimes do not match
the reality and expectations of the community. By going through the library research
method, this journal will more or less discuss how the principle of free education is
often found contradicting the practice of educational capitalism which is so
rampantly multiplying in the middle of the 4.0 era which actually requires the
younger generation from the lower classes to the upper classes to continue to
develop and continue to explore their potential through education.
Keywords: Equality, Free Education, Capitalist Practices

PENDAHULUAN kebijakan pendidikan gratis


berdasarkan ketentuan UU No. 11
Perubahan kehidupan manusia Tahun 2009. Namun pendidikan
yang disebabkan oleh globalisasi gratis banyak dipandang sebagai
sangat tentu sangat berarti, teutama kebijakan politik oleh banyak pihak.
untuk meningkatkan kualitas sumber Akibatnya, politik menjadi kurang
daya manusia. Orang yang lahir dari penting untuk pelaksanaan
proses pendidikan sangat tergantung pendidikan itu sendiri. Publisitas
pada gaya dan jenis pendidikan yang "pendidikan gratis" sendiri juga telah
diberikan. Gaya dan jenis pendidikan menyebabkan argumen dan harapan
ditentukan oleh kebijakan dan bahwa yang mendapatkannya
peraturan pemerintah, peran memang benar-benar tidak
masyarakat, dan peran penyelenggara mengeluarkan uang sepeser pun
pendidikan. Namun keterlibatan untuk bersekolah, padahal sebenarnya
pemerintah melebihi masyarakat dan tidak. Karena biaya kebutuhan
praktisi pendidikan dikarenakan pada pendidikan individu mulai dari uang
dasarnya kebijakan pemerintah pendaftaran , biaya buku, kontribusi
memiliki peran yang dominan dalam pembangunan dan sebagainya justru
pelaksanaan proses pendidikan. dikhawatirkan akan menambah
Sebuah ketentuan UUD 195 membuat jumlah anak yang terpaksa putus
pemerintah bertanggung jawab atas sekolah karena ketidakmampuan
mencerdaskan kehidupan bangsa dan orang tua mereka untuk membiayai
kesejahteraan umum. Maka dari itu pendidikan.
berdasarkan UU No. 32 Tahun 200 Di sisi lain, dengan adanya
dan PP No. 25 Tahun 2005, bahwa pergeseran paradigma dari
setiap warga negara Indonesia berhak sentralisasi ke desentralisasi serta
atas pendidikan dan pendidikan tanpa pembagian kewenangan pengelolaan
kecuali. pendidikan antara pemerintah pusat
Dari peraturan-peraturan dan pemerintah daerah cukup banyak
itulah pemerintah dituntut untuk memunculkan masalah baru. Karena
mewujudkan pemerataan dalam hal tersebut, pemerintah daerah
pendidikan. Salah satunya yakni terdorong untuk melaksanakan
program wajib belajar sembilan tahun kebijakan pemerintah pusat
yang dituangkan dalam Instruksi (pendidikan gratis) sesuai dengan
Presiden No. 5/2006 Selain itu, kondisi dan situasi yang ada di
pemerintah juga telah mengeluarkan
daerah. Masalah baru yang mungkin akses pendidikan dan putus sekolah.
muncul adalah perlunya peningkatan Ketiga, praktik di dalam ranah
pendapatan pokok per daerah (PAD) pendidikan mudah terjerumus ke
dan peningkatan kesejahteraan dalam perilaku untung-rugi yang
masyarakat di semua tingkatan, hanya menghitung untung-rugi
pemerataan pendidikan. Hal tersebut dengan kedok infrastruktur
tentu memaksa pemerintah daerah pendidikan yang mahal.
untuk berpartisipasi dalam Menurut
meningkatkan kinerja pendidikan. Isu Laporan Kementerian Pendidikan,
lainnya adalah kebutuhan dunia usaha Kebudayaan, Riset, dan Teknologi
dan industri (DUDI) dan pemangku (Kemendikbudristek) menunjukkan
kepentingan berupa peningkatan bahwa ada sekitar 75.303 anak yang
keterampilan lulusan siap kerja. Hal terpaksa putus sekolah pada satu
ini tentunya akan berdampak pada tahun terakhir (2021). Jumlah anak
model pendidikan, dimana sekolah putus sekolah yang berada di tingkat
harus mampu merancang program sekolah dasar (SD) merupakan yang
unggulan. Karena meningkatnya tertinggi, yakni sebanyak 38.716
persaingan antar sekolah, sejumlah anak. Jumlah ini menurun 13,02%
penawaran, komposisi, penawaran, dari tahun sebelumnya, 2020, yang
dan program unggulan berjumlah 44.516 orang anak.
dipertontonkan satu sama lain, Sedangkan jumlah anak putus sekolah
bahkan ketika biaya pendidikan terus di tingkat sekolah menengah pertama
meningkat. Tentu saja, ini akan (SMP) yakni sebanyak 15.042 orang.
mengarah pada elitisme pendidikan Jumlah ini naik 32,20% dari tahun
populer. Pendidikan kini menjadi sebelumnya yang sebanyak 11.378
arena komersial yang hanya dimiliki orang. Berikutnya, sebanyak 12.063
kapitalisme. Mereka, kaum kapitalis, orang anak putus sekolah di tingkat
akan menggunakan sekolah menengah kejuruan (SMK).
slogan/jargon/atau adendum “sekolah Jumlah ini turun 13,53%
Islam terpadu, tinggi, dan semakin dibandingkan tahun sebelumnya yang
terpadu” hanya untuk menarik sebanyak 13.951 orang. Untuk
simpati dan menjadi alat manipulasi jenjang sekolah menengah atas
yang tepat untuk meraup keuntungan (SMA), sebanyak 10.022 orang anak
calon murid baru. putus sekolah. Jumlah ini turun
Meski sudah banyak diulas, 27,90% dari tahun 2020 yang
tulisan ini masih dianggap urgen sebanyak 13.879 orang. Secara tren,
untuk dibahas dengan alasan, jumlah anak putus sekolah cenderung
pertama, penciptaan dan peningkatan menurun selama enam tahun terakhir.
layanan pendidikan bagi seluruh Penurunan tajam terlihat semenjak
warga negara harus terus dilakukan pandemi Covid-19 terjadi yakni pada
sebagai usaha meningkatkan kualitas 2020. Meski demikian, angka putus
SDM (sumber daya manusia). Kedua, sekolah siswa sekolah dasar (SD)
tidak semua anak di tanah air bisa
bersekolah karena tidak mampu
memenuhi biaya belajar sehingga
mengakibatkan siswa tidak memiliki
masih tergolong yang paling tinggi keuntungan dan kerugian terhadap
dalam tiga tahun berturut-turut.1 pendapatan ketika memasuki dunia
Berdasarkan survei tersebut, kerja bagi yang lain? Maka dari itu
bisa dilihat bahwa asih banyak anak- penulis ingin membahas lebih lanjut
anak di tanah air yang tidak mengenai apakah benar dalam
mendapatkan kesempatan untuk pendidikan terjadi kapitalisme.
bersekolah, karena biaya sekolah
yang terlalu tinggi dan merasa METODE
kehidupan semakin rumit dan sulit. Penelitian jurnal ini menggunakan
Mau tidak mau, keadaan ini jenis penelitian studi kepustakaan
meningkatkan jumlah orang miskin (library research), yaitu serangkaian
tanpa akses pendidikan dan seolah- kegiatan yang untuk mendapatkan
olah menunjukkan bahwa pendidikan data informasi dengan memanfaatkan
hanya bisa dinikmati dan diakses oleh literatur-literatur yang telah tersedia
golongan elit sehingga bisa dikatakan seperti buku, berita, dan jurnal
bahwa elitisme pendidikan memang penelitian terdahulu yang masih
eksis dan bisa dibenarkan. berkaitan dengan objek yang diteliti
Selain itu, kondisi semakin oleh penulis.
parah dengan munculnya
komersialisme dalam pendidikan. HASIL DAN PEMBAHASAN
Semua proses penyelesaian penelitian Definisi Pemerataan Pendidikan
termasuk fasilitas yang harus Menurut Riant Nugroho, isu
dilengkapi selalu melibatkan uang mengenai pemerataan di ranah
dan uang. Jadi tidak jarang hanya dia pendidikan adalah penurunan dari
yang dibesarkan. Pendidikan bukan “pemerataan pembangunan”.2 Radius
kelompok nirlaba? Memang, sekolah Prawiro menulis sebuah buku sejarah
bukanlah monster yang haus uang, zaman presiden Soeharto berjudul
tetapi sekolah selalu membutuhkan “Pergulatan Indonesia Membangun
uang. Dalam hal ini, kekejaman yang Ekonomi: Pragmatisme dalam Aksi”
hadir dalam pendidikan, dalam tahun 1998, dan merupakan buku
bentuk investasi, atau dalam bentuk pertama yang membahas
bantuan hanya mendapatkan problematika pemerataan
keuntungan sepihak dan mengabaikan pembangunan, yang kemudian
manfaat dan tujuan pendidikan yang melahirkan konsep baru berjudul
diberikan, khususnya pendidikan “Trilogi Pembangunan”, yakni
untuk mencerdaskan bangsa dan pertumbuhan, pemerataan dan
membentuk moralitas bangsa. anak- stabilitas yang tentunya berpijak pada
anak negara. Bagaimana ini bisa pertumbuhan. Lalu pertumbuhan
dicapai jika siswa dan wali murid tersebut dibagi dan disamaratakan.
harus terus khawatir tentang Oleh karena itu, pembangunan
kerumitan biaya pendidikan untuk konteks pendidikan dan ekonomi
beberapa orang dan menghitung mengalami problematika yang sama.

1
Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, 2
Riant Nugroho,. Public Policy: Dinamika
Riset, dan Teknologi (Kemendikbudristek), Kebijakan, Analisis Kebijakan, Manajemen
2022 Kebijakan, (Jakarta: PT Elex Media
Komputindo, 2008), 34.
Selain trilogi pembangunan, pemerintah melakukan program
konsep lain untuk pemerataan yakni subsidi yang dimulai dari
gagasan pendidikan untuk semua pendidikan dasar hingga
(education for all). Gagasan ini ditingkatkan pada jenjang
mengandung semangat masyarakat program pendidikan di atasnya.
untuk memenuhi dan mengedepankan 3. GNOTA (Gerakan Nasional
rasa keadilan di bidang pendidikan, Orang Tua Asuh)
karena pendidikan merupakan hak Tahapan selanjutnya dengan
dasar yang mutlak harus diperoleh pemberian beasiswa dan melalui
oleh semua orang tanpa kecuali, gerakan GNOTA yang
singkatnya pemerataan pendidikan. melibatkan partispasi
Semua orang berhak mendapatkan masyarakat. Gerakan Nasional
pendidikan setinggi dan sejauh Orang Tua Asuh (GNOTA)
kemampuan yang dimilikinya untuk adalah sebuah organisasi sosial
menyatakan bahwa pendidikan tidak nirlaba, independen dan
hanya dapat diakses oleh sekelompok transparan yang didirikan pada
orang atau elit tertentu. Usaha tanggal 29 Mei 1996. Ini adalah
pemerintah Indonesia dalam upaya sebuah gerakan inisiatif dari
pemerataan pendidikan tercatat masyarakat untuk menjaga agar
melalui beberapa program yang anak-anak Indonesia
dikeluarkan, yakni: mendapatkan pendidikan dasar
1. Program Wajib Belajar 9 Tahun sebagai landasan meraih masa
Pemerataan pendidikan pertama depan yang lebih baik.3
kali secara formal diupayakan Pemerintah juga mengajak
oleh Pemerintah Indonesia kemitraan masyarakat untuk serta
dimulai pada tahun 1984 dengan memikirkan dan mendukung
program wajib belajar sembilan pembiayaan pendidikan terutama
tahun sejak 1994. pada sekolah yang diselenggarakan
2. BOS (Bantuan Operasional oleh masyarakat (swasta). Namun di
Sekolah) tengah upaya penggalangan
Sejalan dengan hal itu kini kemitraan tersebut isu kebijakan
pemerintah juga telah membuat pendidikan gratis meretas saat
program bantuan operasional pemerataan pendidikan belum
sekolah (BOS) untuk membantu sepenuhnya terwujud. Dampaknya
penyelenggaran pendidikan yang sekolah-sekolah swasta saling
berkaitan seluruh kepentingan berlomba mempertahankan proses
yang berkaitan dengan pendidikannya dengan berbagai
keberlangsungan pendidikan upaya yang amat sulit di tengah
bagi siswa agar tidak terhenti di dilema pendidikan gratis.
tengah perjalanan. Menyadari Cakupan penting dalam
bahwa anggaran pendidikan pemerataan pendidikan terdiri dari
secara nasional belum optimal, equality dan equity. Equality atau
maka langkah antisipasinya persamaan bermakna persamaan

3
GNOTA, Tentang GNOTA diakses dalam
http://www.gn-ota.or.id/ pada 30 Juni 2022.
kesempatan memperoleh pendidikan, meningkatkan harkat dan martabat
sedangkan equity bermakna keadilan bangsa. Dalam UU 1945 juga
dalam memperoleh kesempatan tercermin tekad pemerintah dalam
pendidikan yang sama diantara mewujudkan usaha mencerdaskan
berbagai kelompok dalam kehidupan bangsa sekaligus
masyarakat. Akses terhadap merealisasikan konsep pendidikan
pendidikan yang merata berarti semua untuk semua. Akan tetapi, Education
penduduk usia sekolah telah for All yang dirilis pada tahun 1990
memperoleh kesempatan pendidikan, melalui konferensi internasional di
sementara itu akses terhadap Thailand-dteruskan pada sidang
pendidikan telah adil jika antar UNESCO di Dakkar tahun 2000 ini,
kelompok bisa menikmati pendidikan dirasa masih belum berjalan dengan
secara sama didukung oleh anggaran baik dan sempat mengalami
pendidikan. kegagalan. Karena dalam realitanya
4

Konsep Pendidikan Gratis yang pendidikan yang gratis dan tidak


Digalakkan Pemerintah mengeluarkan biaya sepeserpun itu
Pendidikan gratis yang telah tidak mungkin ada. Namun, jika
digalakkan pemerintah, berdasar pada pendidikan gratis yang dimaksud
Undang-Undang Sisdiknas Nomor 20 pemerintah adalah dengan sama
tahun 2003 pasal 34 berbunyi: a) sekali tidak adanya beban orang tua
Pemerintah dan pemerintah daerah atas biaya pendidikan anaknya untuk
menjamin terselenggaranya wajib tingkat pendidikan dasar, maka hal itu
belajar minimal pada jenjang bukanlah hal yang mustahil, apalagi
pendidikan dasar tanpa memungut anggaran pendidikan pada tahun 2022
biaya dan; b) wajib belajar merupakan ini naik menjadi 621, 3 triliun rupiah
tanggung jawab negara yang untuk memenuhi mandator alokasi
diselenggarakan oleh lembaga 20% anggaran pendidikan terhadap
pendidikan Pemerintah, pemerintah belanja negara.5
daerah, dan masyarakat, serta UU No. Peninjauan Adanya Kapitalisme
11 tahun 2009 tentang hakekat Pendidikan
kesejahteraan sosial adalah menjamin Akhir-akhir ini banyak kritik
setiap warga negara untuk memenuhi dan gugatan kepada eksistensi
kebutuhan dasarnya. sekolah karena budaya kapitalis telah
Salah satu kebutuhan dasar masuk dalam ranah pendidikan yang
warga negara adalah mendapatkan cenderung hanya berbicara uang dan
pendidikan yang layak atau bahkan keuntungan materiil. Pendidikan
gratis untuk mereka yang memiliki dikuasai oleh pemilik uang, orang
ekonomi kurang. Penerapan kaya menjadi kelompok elit dalam
pendidikan gratis di Indonesia tentu dunia pendidikan. Sementara
saja berkaitan dengan hak asasi kelompok miskin menjadi kelompok
manusia yang bertujuan

4
H. A. R. Tilaar, Perubahan Sosial dan Apa Saja?, diakses dalam
Pendidikan. (Jakarta: Rineka Cipta, 2012), https://www.cnbcindonesia.com/news/20220
49. 520153518-4-340537/anggaran-pendidikan-
5
Lidya Julita Sembiring, Anggaran 2022-naik-jadi-rp-621-t-buat-apa-saja pada
Pendidikan 2022 Naik jadi RP 621 T, Buat 30 Juni 2022.
termarginalkan yang hanya menjadi kaum elit saja yang bisa memasuki
penonton. program unggulan tersebut.
Munculnya kapitalisme Sejalan dengan hal tersebut,
pendidikan tidak akan lepas dari mu’arif mengatakan bahwa bahwa
aspek politik dan ekonomi. Secara dengan adanya otonomi pendidikan
politis akibat berakhirnya perang mendorong manajemen sekolah
dunia dan politik negara adi daya dilakukan dengan sistem manajemen
yang diperolopori oleh Amerika. Para profit. Dengan begitu orang kaya
negara maju yang tergabung dalam menanggung biaya pendidikan lebih
World Trade Organization (WTO) ringan dari pada orang miskin.7
menandatangani General Agreement Padahal, pendidikan semestinya
on Trade and Service (GATS) pada bukan lahan basah untuk merenggut
akhir Mei 2005 yang mengatur profit, melainkan sebagai instrumen
liberalisasi perdagangan 12 sektor membebaskan manusia dari belenggu
jasa, salah satunya pendidikan tinggi. kebodohan, kemiskinan dan amoral
Dari konsensus internasional tersebut sehingga dapat menempatkan
mendorong para investor bisa manusia dalam esensi dan martabat
memasuki dunia pendidikan yang kemanusiaanya yang sejati.
mengarah pada komersialisasi. Dunia Pendidikan memang tidak berdiri
pendidikan dipandang sebagai arena sendiri. Pendidikan sangat terkait
bisnis yang cukup bagus untuk dengan berbagai kepentingan pihak
meraup keuntungan. Di sisi lain dominan, terutama para pemegang
perubahan kebijakan sentralistik kekuasaan politik dan kekuasaan
menuju desentralistik dipandang modal. Dalam kaitannya dengan
memicu timbulnya kapitalisme industrialisasi, kepentingan
pendidikan. Sentrasilasi yang dapat kapitalisme dalam dunia pendidikan
mengakibatkan stupidifikasi telah bisa disaksikan sejak tahun era
pendidikan lokal akan jauh lebih baik 1970-an. Sejak tahun itu, bersamaan
dari pada desentralisasi yang dengan tegaknya pilar ideologi
memunculkan kapitalisasi pendidikan pembangunanisme
yang menganggap bahwa jasa (developmentalism) yang dibawa oleh
layanan pendidikan merupakan pemerintahan orde baru, pendidikan
komoditas yang dapat diperjual- mulai kehilangan rohnya sebagai satu
belikan. Maka yang terjadi adalah pilar utama peningkatan SDM yang
pendidikan kurang melayani memiliki visi mencerdaskan
kelompok miskin dan lebih kehidupan bangsa. Pola hubungan
mementingkan kelompok elit. . Hal
6
pendidikan harus selalu
ini didukung pula dengan kebijakan menyesuaikan dengan proses
pemerintah agar sekolah di daerah industrialisasi. Pendidikan selalu
menyelenggarakan program sekolah diarahkan pada kepentingan-
unggulan yang menuntut pembiayaan kepentingan dagang atau politik,
yang tidak sedikit. Akibatnya hanya bukan lagi kepentingan

6
Mujahidun, “Pemerataan Pendidikan Anak 7
Mu’arif, Liberalisasi Pendidikan:
Bangsa”, Jurnal Tarbiyatuna, Vol. 7, No. 1, Menggadaikan Kecerdasan Kehidupan
(Juni, 2016), 45. Bangsa, (Yogyakarta: Pinus Book Publisher,
2008), 18-19.
mencerdaskan kehidupan bangsa harus melaksanakan kebijakan
sebagaimana misi sejatinya yang di pendidikan sesuai dengan apa
amanahkan UUD 1945. Di bawah yang sebenarnya disyaratkan
tekanan industrialisasi dan politisasi oleh undang-undang. Dalam hal
pendidikan inilah para peserta didik ini, pemerataan pendidikan harus
kemudian hanya bisa menjadi mesin- mencakup dua aspek penting:
mesin industri yang harus tunduk dan equity dan equality. Pendidikan
patuh pada kepentingan pragmatis.8 adalah adil jika penduduk dari
Dengan adanya kapitalisme semua usia sekolah mendapat
dalam pendidikan, Eko Prasetyo kesempatan pendidikan, dan jika
memaparkan akibat yang ditimbulkan semua kelompok (semua langkah
dalam buku yang berjudul “ Orang kehidupan) memiliki akses yang
Miskin Dilarang Sekolah”, sama terhadap pendidikan.
mencerminkan bahwa liberalisasi Dalam mengembangkan
pendidikan hanya akan membuat kebijakan pendidikan gratis,
sekolah meluluskan para pemerintah juga harus
pengangguran yang pada akhirnya mengalokasikan anggaran
akan menambah populasi kemiskinan pendidikan (minimal 20%) yang
yang tak ada ujungnya. Ia juga cukup dapat dipenuhi oleh
menggambarkan orang miskin di program tersebut. Jangan jadikan
siksa di negeri mereka sendiri dengan program pendidikan gratis
sindiran “kenapa aku tidak boleh sebagai janji manis dengan
sekolah pak”, tutur orang miskin.9 slogan-slogan yang sering
Dalam upaya mencari jalan digunakan saat pemilihan kepala
keluar terhadap problematika yang daerah dan pemilihan presiden.
berkaitan dengan pemerataan Program wajib belajar sembilan
pendidikan, Mujahidun menganalisis tahun harus ditanggapi serius
menggunakan pendekatan struktur oleh pemerintah dengan secara
analisis PEST (politik, ekonomi, aktif dan pasif melibatkan
sosial, dan teknis) yang dikemukakan berbagai lapisan masyarakat
Matthew Housden, dalam bukunya dalam mengelola akses
“Successful Marketing Research In A pendidikan dasar dan pra-sekolah
Week”. Keempat bidang analisis yang secara bersamaan. Wajib belajar
dimaksud adalah sebagai berikut: 10 merupakan kebijakan simultan
1. Bidang Politik dari pemerintah pusat dan daerah,
Secara politis, kebijakan baik dari golongan kurang
pembinaan dan pengaturan mampu atau golongan elit.
pendidikan seharusnya menjadi 2. Bidang Ekonomi
tanggung jawab pemerintah. Banyaknya anak yang
Oleh karena itu, pemerintah berusia 7 sampai 15 tahun yang

8
Muhammad Solihin, “Kapitalisme Mujahidun, “Pemerataan Pendidikan Anak
10

Pendidikan”, Jurnal Nur El-Islam, Vol. 2, No. Bangsa”..., 47-50.


2 (Oktober, 2015), 66.
9
Eko Prasetyo, Orang Miskin Dilarang
Sekolah, (Yogyakarta: Resist Book, 2011),
30.
harus putus sekolah hendaknya universitas berarti bahwa mereka
segera ditanggulangi baik oleh memiliki sarana keuangan untuk
pemerintah maupun masyarakat menyekolahkan anak-anak
dengan memberikan dukungan mereka di rumah dan telah
dengan berbagai cara. Bantuan menarik orang-orang yang tidak
administrasi sekolah (BOS) dan perlu lagi pergi ke luar negeri.
beasiswa dari pemerintah saat ini Hal ini mencegah devisa negara
harus lebih ditingkatkan dan kita masuk ke luar negeri dan
ditingkatkan, baik dalam sangat membantu perekonomian
kuantitas dan kualitasnya untuk Indonesia.
membantu orang miskin 3. Bidang Sosial
memiliki kesempatan pendidikan Untuk mendukung
yang sama seperti orang kaya. program kelulusan sembilan
Dengan maraknya tahun, pemerintah juga harus
pendidikan yang cenderung berupaya melibatkan masyarakat
mahal akhir-akhir ini, dari berbagai kalangan di tanah
pemerintah melakukan revolusi air untuk mengubah gaya hidup,
dengan menggalakkan kemitraan cara berpikir dan perilaku mereka
dengan berbagai sponsor, yang belakangan ini dituduh
terutama lembaga swasta, dan malas. Masyarakat saat ini
memberikan subsidi kepada dicirikan oleh sikap praktis dan
masyarakat yang kurang mampu konsumtif terhadap kehidupan.
untuk menyelesaikan pendidikan Orang terkadang bahkan tampak
anaknya. menghabiskan uang untuk
Karena pendidikan membeli barang-barang rumah
mutlak membutuhkan uang, tangga secara berlebihan. Gaya
pemerintah juga harus berupaya hidup yang didominasi hiburan
memperkuat masyarakat dunia juga menimbulkan pemborosan.
usaha agar lulusan SMA dan Misalnya, mereka yang berjuang
perguruan tinggi tidak menjadi secara finansial hanya untuk
seorang pengangguran. Dalam bersenang-senang, atau mereka
hal ini, kesempatan kerja harus yang bangga mendekorasi diri.
diciptakan bersama antara Untuk memenuhi kebutuhan
lembaga negara dan swasta. pendidikan anak-anaknya,
Oleh karena itu, masyarakat akan mereka terus melawan dan
meningkatkan kemandirian mengakui bahwa mereka tidak
untuk mendukung mampu membelinya. Cara
terselenggaranya pendidikan berpikir orang telah berubah
dasar dan prasekolah. Kita perlu menjadi mental pengemis.
mendukung komersialisasi jenis Karena orang kaya
pendidikan ini karena kita perlu hanya menginginkan kepuasan
menyadari bahwa masyarakat sendiri (hedonisme individu),
kita terdiri dari banyak segmen sulit untuk mencapai rasa hidup
ekonomi yang berbeda. sosial dan saling membantu
Memberikan standar yang mahal sebagai tetangga, dan terutama
dan internasional kepada dengan mereka yang
membutuhkan. Dari sinilah peraturan yang berlaku, terlepas
ketimpangan sosial (kesenjangan dari diskriminasi.
antara si kaya dan si miskin) Menurut Isjoni (2006:),
semakin terlihat, dan mudah kemitraan antara pemerintah
terjadi anarki, kejahatan dan daerah dan swasta (dalam hal ini
penindasan terhadap si miskin. dunia usaha) perlu ditingkatkan.
Sikap masyarakat cenderung Menurut Isjoni (2006:), pelaku
pada tindakan yang mengarah bisnis memiliki naluri manusia
pada negara gagal, dan rasa untuk mengembangkan
persatuan dan saling pendidikan. Di masyarakat, itu
menghormati sesama warga termasuk dukungan untuk
menjadi semakin mahal. membantu bantuan yang
Untuk itu, diperlukan diperlukan dan lembaga
kearifan pemerintah dalam pendidikan.
menghadapi persoalan sosial
yang lebih kompleks dan SIMPULAN
kompleks dari sebelumnya. Pendidikan merupakan salah
Terkait penyaluran dana bantuan satu aspek yang penting untuk
pendidikan, pemerintah belum mencerdaskan kehidupan bangsa dan
mengandalkan peraturan mewujudkan kesejahteraan
perundang-undangan yang ada masyrakat, maka dari itu, setiap
untuk menangani pelaku bully warga negara berhak untuk
pendidikan secara konsisten dan mendapatkannya sama rata.
adil. Cakupan penting dalam
4. Bidang Teknik pemerataan pendidikan terdiri dari
Penyelesaian program equality dan equity. Equality atau
pembelajaran dan pemerataan persamaan bermakna persamaan
pendidikan pada semua kesempatan memperoleh pendidikan,
jenjang/jenjang dari PAUD sedangkan equity bermakna keadilan
hingga perguruan tinggi harus dalam memperoleh kesempatan
benar-benar dilindungi, dipantau pendidikan yang sama diantara
dan dipantau dengan melibatkan berbagai kelompok dalam
pemerintah dengan komponen masyarakat. Usaha pemerintah
masyarakat Hmm. Demikian Indonesia dalam upaya pemerataan
pula seluruh bagian terkait pendidikan tercatat melalui beberapa
pemerintah dan negara bertindak program yang dikeluarkan, yakni:
jujur, adil dan tegas dalam Program Wajib Belajar 9 Tahun,
mengawasi penyaluran program program BOS (Bantuan Operasional
pendidikan gratis dan BOS. Sekolah), GNOTA (Gerakan Nasional
Penting untuk mencegah korupsi Orang Tua Asuh), dan mengajak
dan pengumpulan biaya kemitraan masyarakat untuk serta
pendidikan secara ilegal memikirkan dan mendukung
(pemerasan) dan, jika perlu, pembiayaan pendidikan terutama
untuk mengambil tindakan tegas pada sekolah yang diselenggarakan
sesuai dengan hukum dan oleh masyarakat (swasta). Namun di
tengah upaya penggalangan
kemitraan tersebut isu kebijakan
pendidikan gratis meretas saat pendidikan kepada sekolah swasta
pemerataan pendidikan belum untuk memungkinkan sekolah swasta
sepenuhnya terwujud. Penerapan menyelenggarakan pendidikan yang
pendidikan gratis di Indonesia tentu bermutu dan pelayanan pendidikan
saja berkaitan dengan hak asasi yang dapat dijangkau masyarakat
manusia yang bertujuan luas, menyelenggaraan pendidikan
meningkatkan harkat dan martabat alternatif, khususnya masyarakat
bangsa. kurang mampu (masyarakat miskin,
Namun budaya kapitalis telah perantau, terpencil, nomaden, area
masuk dalam ranah pendidikan yang bermasalah termasuk terasing,
cenderung hanya berbicara uang dan minoritas, dan anak jalanan),
keuntungan materiil. Pendidikan memberikan beasiswa untuk siswa
semestinya bukan lahan basah untuk berprestasi bagi yang keluarga kurang
merenggut profit, melainkan sebagai mampu baik kepada siswa laki-laki
instrumen membebaskan manusia atau perempuan.
dari belenggu kebodohan, kemiskinan
dan amoral sehingga dapat DAFTAR RUJUKAN
menempatkan manusia dalam esensi GNOTA. Tentang GNOTA diakses
dan martabat kemanusiaanya yang dalam http://www.gn-ota.or.id/
sejati. Dengan adanya kapitalisme pada 30 Juni 2022.
dalam pendidikan, akibat yang Kementerian Pendidikan,
ditimbulkan yakni adanya liberalisasi Kebudayaan, Riset, dan
pendidikan yang akan membuat Teknologi
sekolah meluluskan para (Kemendikbudristek), 2022
pengangguran yang pada akhirnya Mu’arif. Liberalisasi Pendidikan:
akan menambah populasi kemiskinan Menggadaikan Kecerdasan
yang tak ada ujungnya. Kehidupan Bangsa.
Maka dari itu, untuk Yogyakarta: Pinus Book
menyelsaikan problematika tentang Publisher, 2008.
pemerataan pendidikan, pemerintah Mujahidun. “Pemerataan Pendidikan
hendaknya mengupayakan perluasan Anak Bangsa”, Jurnal
dan pemerataan kesempatan Tarbiyatuna, Vol. 7, No. 1, Juni,
pendidikan yang bermutu tinggi bagi 2016.
seluruh rakyat Indonesia, Nugroho, Riant. Public Policy:
memperkuat lembaga pendidikan Dinamika Kebijakan, Analisis
baik di sekolah maupun di luar Kebijakan, Manajemen
sekolah sebagai pusat pengembangan Kebijakan. Jakarta: PT Elex
nilai, sikap dan keterampilan, Media Komputindo, 2008.
didukung oleh sarana dan prasarana Prasetyo, Eko. Orang Miskin
yang memadai, serta meningkatkan Dilarang Sekolah. Yogyakarta:
peran serta keluarga dan masyarakat, Resist Book, 2011.
mengembangkan kualitas bakat sedini Sembiring, Lidya Julita. Anggaran
mungkin secara terarah, terpadu dan Pendidikan 2022 Naik jadi RP
komprehensif melalui berbagai upaya 621 T, Buat Apa Saja?, diakses
proaktif dan responsif di seluruh dalam
tanah air, memberikan subsidi https://www.cnbcindonesia.co
m/news/20220520153518-4-
340537/anggaran-pendidikan- Islam, Vol. 2, No. 2, Oktober,
2022-naik-jadi-rp-621-t-buat- 2015.
apa-saja pada 30 Juni 2022. Tilaar, H. A. R. Perubahan Sosial dan
Solihin, Muhammad. “Kapitalisme Pendidikan. Jakarta: Rineka
Pendidikan”, Jurnal Nur El- Cipta, 2012.

Anda mungkin juga menyukai