Anda di halaman 1dari 5

Perjuangan Mempertahankan dan Mengisi Kemerdekaan

Indonesia

Setiap bangsa pasti merindukan kemerdekaan. karena cita cita itulah


maka pada bulan agustus 1945 atau 65 tahun silam, para pemuda
Indonesia mati matian mendesak soekarno dan Muhammad Hatta segera
memproklamirkan kemerdekaan.
Dan karena cita cita kemerdekaan itu pula, Jendral Soedirman
bersama para pejuang rela tinggal dihutan hutan bergerilya dari satu tempat
ke tempat lain. Mereka mengusir penjajah dengan senjata seadanya
mengorbankan harta, jiwa dan keluarga.
Kini kita telah terbebas dari penjajah. Kita bebas menentukan arah
pembangunan tanpa campur tangan negara asing, kita bebas menentukan
bentuk negara dan memanfaatkan kekayaan alam dan memilih pemimpin.
Kita juga bebas kemana saja mencari ilmu, berkarya dan berkompetisi.

1.1 Masa Revolusi Fisik


Meski kemerdekaan bangsa Indonesia pada tanggal 17 Agustus 1945,
Belanda tetap enggan mengakuinya. Segala upaya yang diambil untuk
menjajah indonesia kembali. Dengan serbuan militer, dan serbuan
diplomasi.
Namun kedatangannya disambut dengan berbagai bentuk perlawanan
oleh bangsa Indonesia, sejak tahun 1945 hingga tahun 1950 telah terjadi
berbagai macam pertempuran antara pihak Indonesia dengan pihak
Belanda yang dibantu oleh pasukan sekutu dan Inggris.
Perlawanan perlawanan dengan senjata itu antara lain:
1. Pertempuran Surabaya 10 November 1945
2. Pertempuran Ambarawa – Magelang
3. Pertempurn Medan area
4. Bandung lautan api
5. Peristiwa merah putih di manado
6. Pertempuran Margarana 20 November 1946
Selain perlawanan dengan senjata pihak Indonesiapun menempuh
jalur diplomasi / perundingan. Dalam melakukan perjanjian perjanjian
dengan pemerintah Indonesia. Dari beberapa perjanjian itu ternyata
hasilnya selalu menguntungkan Belanda dan merugikan Indonesia.
Perundingan perundingan itu antara lain : Perjanjian Linggarjati, Perjanjian
Ren Ville, Perjanjian Roem Royen, Puncaknya terjadi pada perjanjian KMB.
Hasil dari konferensi ini antara lain pemerintah Belanda akan menyerahkan
kedaulatan Indonesia kepada pemerintahan Indonesia atau RIS yang
bersifat federatif.
Ini berarti RIS harus berbentuk federal yang saat itu terdiri dari 16
negara bagian. Negara negara bagian itu antara lain :
1. Negara RI yang berpusat di Yogyakarta 9. Negara Belitong
2. Negara Indonesia Timur 10. Negara Riau
3. Negara Dayak Besar 11. Negara Sumatera Timur
4. Negara Borneo Tenggara 12. Negara Madura
5. Negara Borneo Timur 13. Negara Pasundan
6. Negara Borneo Barat 14. Negara Sumsel
7. Negara Banjar 15. Negara Jatim
8. Negara Bengkulu 16. Negara Jateng
Dengan demikian kekuasaan RI hanya terbatas diwilayah Yogyakarta
dan sekitarnya saja. Akibatnya dari terpecahnya Indonesia ini, kekuatan
Indonesia sebagai sebuah negara juga terpecah. Bahkan satu negara
bagian saling curiga dengan negara bagian lainnya. Perang saudara
diambang pintu.
Sebenarnya tidak semua rakyat indonesia setuju dengan bentuk negara
federal ini. maka terjadilah demontrasi menuntut pembubaran RIS dan
penggabungan kembali Repubik Indonesia.

1.2 Masa Demokrasi Liberal

Pada hakekatnya secara yuridis atau wajar, sebab sesuai konstitusi


yang berlaku saat itu yakni undang undang sementara tahun 1950 yang
bernafaskan semangat liberal. Kondisi seperti itu bahkan sudah dirintis
sejak dikeluarkannya maklumat pemerintah tanggal 16 Oktober 1945
tentang perubahan KNIP dan maklumat tanggal 3 November 1945 tentang
pembentukan partai partai politik di Indonesia. Pembentukan kabinet
Syahrir juga tidak terlepas dari kondisi semacam itu. kemudian terbukti
bahwa demokrasi parlemen atau demokrasi liberal yang memicu sistem
parlementer model Eropa Barat kurang sesuai dengan kondisi politik dan
karakter rakyat Indonesia.
Namum demikian, tercatat indonesia pernah menerapkan sistem
demokrasi liberal. Namun demikian perkembangan pemerintahan pada
pelaksanaan pada sistem demokrasi liberal tidak berjalan seperti yang
diharapkan, bahkan diwarnai dengan jatuh bangunnya kabinet pada waktu
itu. Setiap kabinet tidak dapat menjalankan program pemerintahannya
secara keseluruhan dan akhirnya kabinet itupun jatuh.
Kurun waktu antara tahun 1950 sampai tahun 1959 merupakan masa
berkiprahnya partai partai politik pada pemerintahan indonesia. Pada masa
ini terjadinya pergantian kabinet oleh partai partai politik terkuat mengambil
alih kekuasaan. Dan partai terkuat pada waktu itu ( PNI dan Masyumi ) silih
berganti memimpin kabinet. Hampir setiap tahun terjadi pergantian kabinet
masa pemerintahan kabinet tidak ada yang berumur panjang sehingga
masing masing kabinet yang berkuasa tidak dapat melaksanakan seluruh
programnya keadaan ini menimbulkan ketidakstabilan dalam bidang politik,
ekonomi sosial, dan keamanan. Kabinet kabinet yang pernah berkuasa
setelah penyerahan kedaulatan ditangan belanda adalah sebagai berikut
1. Kabinet Natsir ( 6 september 1950 – 21 maret 1951)
2. Kabinet Sukiman ( 27 april 1951 – 3 april 1952 )
3. Kabinet Wilopo ( 3 april 1952 – 3 juli 1953 )
4. Kabinet Ali Sastroadmijojo (31 juni 1953 – 12 agustus 1955)
5. Kabinet Burhanuddin Harahap ( 12 agustus 1955 – 3 Maret 1956)
6. Kabinet Ali Sastroadmijojo II (20 maret 1956 – 14 maret 1957)
7. Kabinet Karya ( 9 april 1957 – 10 juli 1959 )
Pada masa pemerintahan demokrasi liberal, Indonesia berhasil
melaksanakan pemilihan umum pertama tahun 1955. karena keadaan yang
tidak menentu yaitu kemacetan dalam dewan konstituante, memaksa
presiden Soekarno mengambil sebuah tindakan yang dikenal dengan
sebutan Dekrit Presiden tanggal 5 juli 1959. Berdasarkan Dekrit Presiden
Indonesia melaksanakan sistem demokrasi indonesia terpimpim.

1.3 Masa Orde Lama


Ketegangan ketegangan politik yang terjadi pasca pemilihan umum
1955 membuat situasi politik yang tidak menentu kekacauan politik ini
membuat keadaan negara manjadi dalam kaedaan darurat hal ini
diperparah oleh dewan konstituante yang mengalami kebuntuan dalam
menyusun konstitusi baru, sehingga negara indonesia tidak mempunyai
pijakan hukum yang mantap. Berikut latar belakang penerapan demokrasi
oleh presiden Soekarno
A. Konstituante gagal menyusun undang undang dasar baru
b. Dekrit presiden 1959
Pada masa demokrasi terpimpin presiden memegang kendali penuh
terhadap pemerintahan. PKI berusaha menarik perhatian presiden dengan
mendukung segala bentuk program presiden. PKI berusaha untuk
mendapatkan dukungan seluas luasnya dari masyarakat Indonesia, sampai
akhirnya muncul G30S / PKI tahun 1965.
Sistem demokrasi terpimpin diterapkan dengan tujuan menciptakan
kehidupan berbangsa dan bernegara yang dilandasi oleh pancasila dan
UUD 1945. Akan tetapi, kemimpinan tunggal presiden soekarno
menjerumuskan indonesia kedalam peyimpangan dari landasan ideal dan
konstitusional tersebut.
Bentuk penyimpangan terhadap pancasila berupa pencanangan ajaran
Nasakom. Bentuk penyimpangan terhadap UUD 1945 berupa kerancuan
hubungan antara presiden dan MPR beserta lembaga tinggi negara.
Peningkatan perekonomian menjadi program pemerintah selanjutnya
sarana sarana perekonomian yang dikuasai belanda berusaha dimiliki
kembali oleh bangsa Indonesia. Pemerintah menasionalisasikan De
Javasche Bank menjadi Bank Indonesia selain menasionalisasikan
perusahaan perusahaan Belanda, pemerintah melaksanakan sistem
ekonomi gerakan benteng, yaitu meningkatkan usaha kaum pribumi agar
dapat bersaing dengan pengusaha asing.

1.4 Masa Orde Baru


Muncunya G30S / PKI menurunkan kepercayaan rakyat Indonesia
terhadap pemerintahan Presiden Soekarno. Rakyat bersama mahasiswa
terus bergerak mendesak agar Presiden Soekarno mengambil tindakan
secepatnya kepada kelompok G30S / PKI, melalui Surat Perintah 11 Maret
1966, soeharto mendapat wewenang untuk mengambil segala tindakan
untuk menjamin keamanan, ketenangan, serta kestabilan politik.
Surat Perintah 11 Maret 1966 merupakan titik awal munculnya dan
berkembangnya orde baru, pemerintahan orde baru berupaya untuk
mengatasi keadaan yang serba tidak menentu serta berusaha untuk
meningkatkan kesejahteraan rakyat indonesia melalui revolusi hijau,
pengembangan industri serta program pembangunan nasional. program
pembangunan dilakukan dalam jangka panjang maupun jangka pendek.
Dalam upaya mewujudkan demokrasi pancasila, bangsa indonesia
melaksanakan pemilu yang dijiwai oleh asas langsung, umum, bebas dan
rahasia. Pada tanggal 3 Juli 1971 bangsa indonesia melaksanakan
pemiliham umum yang kedua. Pemilu 1971 itu sekaligus merupakan
pemilihan umum pertama dibawah UUD 1945.

1.5 Masa Reformasi


Reformasi merupakan suatu perubahan tatanan peri kehidupan lama
dengan tatanan peri kehidupan baru dan secara hukum menuju kearah
perbaikan. gerakan reformasi yang terjadi di Indonesia pada tahun 1998
merupakan suatu gerakan untuk mengadakan pembaharuan dan
perubahan, terutama perbaikan dalam perbaikan politik, sosial, ekonomi
dan hukum.
Reformasi merupakan formulasi menuju Indonesia baru dengan tatanan
baru, buah perjuangan dari reformasi ini tidak dapat dipetik dalam waktu
yang singkat namun membutuhkan proses dan waktu. Bahkan hasil
reformasi belum dapat dinikmati oleh masyarakat indonesia secara
bertahap, sehingga perlu adanya agenda reformasi untuk memprioristaskan
mana yang lebih dulu harus dilaksanakan. Lebih lanjut perlu juga dilakukan
kontrol atas reformasi, gar pelaksanaan reformasi tepat pad tujuan dan
sasarannya. Reformasi yang tidak terkendali akan kehilangan arah bahkan
cenderung melanggar norma norma hukum sehingga tidak menambah
perbaikan dalam kehidupan masyarakat Indonesia.
Pengangktan BJ Habibie sebagai presiden Republik Indonesia
menandai berkhirnya kekusaan ORBA. Habibie bertekad melakukan
perbaikan disegala bidang termasuk untuk menghilangkan KKN. Langkah
langkah yang ditempuh Habibie untuk mewujudkan pernyataannya itu
dengan memberikan kebebasan menyampaikan pendapat, mereformasi
bidang hukum, melaksanakan sidang istimewa dan menyelenggarakan
pemilihan umum.
Sementara itu krisis moneter yang melanda indonesia sejak tahun 1997
menyebabkan perekonomian semakin bertambah buruk. Jumlah
pengangguran meningkat dan melemahnya nilai tukar rupiah terhadap
dollar Amerika Serikat.

Anda mungkin juga menyukai