Anda di halaman 1dari 13

MAKALAH BANK DAN LEMABAGA KEUANGAN LAINNYA

”ANALISA TERHADAP KREDIT PERBANKAN DI INDONESIA


AKIBAT DAMPAK CORONAVIRUS DISEASE 2019
(COVID-19)”

Disusun oleh:
Redika Juliani Putri (201810315194)

Dosen Pengampu:
Matdio Siahaan, S.E, M.M

PROGRAM AKUNTANSI
FAKULTAS EKONOMI
UNIVERSITAS BHAYANGKARA JAKARTA RAYA
Kata Pengantar

Puji dan syukur kita panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa (YME) atas rahmat dan
hidayah-Nya sehingga saya dapat menyelesaikan makalah ini dengan tepat waktu.
Adapun tujuan dari penulisan dari makalah ini adalah untuk memenuhi tugas dari bapak
Matdio Siahaan, S.E, M.M pada bidang studi Bank dan Lembaga Keuangan Lainnya. Selain itu,
makalah ini juga bertujuan untuk menambah wawasan tentang dampak kredit pada perbankan
bagi para pembaca dan juga bagi penulis.
Saya mengucapkan terima kasih kepada bapak Matdio Siahaan, S.E, M.M, selaku dosen
di bidang studi Bank dan Lembaga Keuangan Lainnya yang telah memberikan tugas ini sehingga
dapat menambah pengetahuan dan wawasan sesuai dengan bidang studi yang saya tekuni.
Saya menyadari, makalah yang saya tulis ini masih jauh dari kata sempurna. Oleh karena
itu, kritik dan saran yang membangun akan saya nantikan demi kesempurnaan makalah ini.

Bekasi, 4 April 2020


Penulis

Redika Juliani Putri


Daftar Isi

Kata Pengantar............................................................................................................................................2
Daftar Isi......................................................................................................................................................3
BAB I..........................................................................................................................................................4
PENDAHULUAN...................................................................................................................................4
A. Latar Belakang.............................................................................................................................4
B. Rumusan Masalah........................................................................................................................4
C. Tujuan Masalah...........................................................................................................................4
BAB II.........................................................................................................................................................5
PEMBAHASAN.....................................................................................................................................5
A. Pengertian Kredit.........................................................................................................................5
B. Unsur-Unsur Kredit.....................................................................................................................5
C. Syarat-Syarat Kredit....................................................................................................................7
D. Jenis-Jenis Kredit.........................................................................................................................7
E. Dampak Pandemi COVID-19 Terhadap Kredit Perbankan..........................................................8
F. Solusi Pemerintah untuk Kredit Bank Akibat Dampak Pandemi COVID-19..............................9
BAB III......................................................................................................................................................12
PENUTUP.............................................................................................................................................12
A. Kesimpulan................................................................................................................................12
B. Saran..........................................................................................................................................12
DAFTAR PUSTAKA................................................................................................................................13
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Beberapa bulan belakangan ini, muncul virus bernama Coranavirus Disease 2019
(COVID-19) atau virus Korona. Pada awalnya, virus ini menyebar dari pusatnya di Kota
Wuhan, Provinsi Hubei, Tiongkok.
Virus yang menyerang saluran pernapasan manusia, dan dapat menyebabkan
kematian. Korban yang terkonfirmasi COVID-19 di seluruh dunia sudah menyampai
1,203,485 orang, korban yang sembuh mencapai 247,001 orang, dan yang meninggal
sudah mencapai 64,784 orang. Di Indonesia sendiri, korban yang terkonfirmasi COVID-
19 sudah mencapai 2,092 orang, korban yang sembuh mencapai 150, dan yang meninggal
sudah mencapai 191 orang. Sampai saat ini, obat untuk menyembuhkan COVID-19,
belum ditemukan.
Solusi pemerintah untuk memberhentikan penyaluran virus ini dengan meliburkan
sekolah, kerja, dan aktifitas sehari-hari yang biasa masyarakat lakukan diluar rumah
(lockdown). Oleh karena itu, tentu aktifitas ekonomi pun melemah. Perkreditan
perbankan tak luput dari efek lockdown tersebut. Dalam makalah ini, akan dijelaskan
bagaimana perkreditan bank terpengaruh oleh pendemi COVID-19, dan apa solusi
pemerintah untuk hal tersebut.

B. Rumusan Masalah
1. Apa pengertian kredit?
2. Apa saja unsur-unsur kredit?
3. Apa saja syarat-syarat kredit?
4. Apa jenis-jenis kredit?
5. Apa dampak yang ditimbukan pandemic COVID-19 terhadap kredit perbankan?
6. Apa solusi pemerintah untuk mengatasi pengaruh pandemic COVID-19 terhadap
kredit perbankan?

C. Tujuan Masalah
1. Menjelaskan pengertian kredit perbankan.
2. Mendeskripsikan unsur-unsur kredit.
3. Menjelaskan syarat-syarat kredit.
4. Mendeskripsikan jenis-jenis kredit.
5. Menganalisis dampak terhadap kredit perbankan akibat pandemic COVID-19.
6. Menjelaskan apa saja solusi yang dibuat oleh pemerintah untuk mengatasi
pengaruh pandemic COVID-19 terhadap kredit perbankan.
BAB II
PEMBAHASAN

A. Pengertian Kredit
Pengertian Kredit, Jenis Kredit dan Syarat-syarat, Kata kredit berasal dari bahasa latin
yaitu credere yang berarti kepercayaan. Pemilik uang atau barang (kreditor) memberi
kepercayaan kepada pihak peminjam (debitor) untuk menggunakan uang atau barangnya
selama waktu tertentu. Peminjaman ini disertai pula dengan kepercayaan bahwa sang debitor
dapat mengembalikan uang atau barang yang dipinjamkan. Dengan demikian, kredit adalah
pemberian pemakaian pemakaian suatu uang atau barang kepada orang lain dalam jangka
waktu tertentu dengan jaminan atau tanpa jaminan, dengan pemberian jasa bunga atau tanpa
bunga.
Menurut UU. No.10 Tahun 1998 tentang perbankan, disebutkan bahwa kredit adalah
suatu penyediaan uang atau tagihan yang dapat disamakan dengan itu, berdasarkan
persetujuan atau kesepakatan pinjam-meminjam antara bank dan pihak lain yang mewajibkan
pihak peminjam untuk melunasi utangnya setelah jangka waktu tertentu dengan pemberian
bunga. Dari uraian ini dapat kita simpulkan bahwa kredit diberikan kepada seseorang
atau lembaga dengan pertimbangan kepercayaan, resiko, waktu, dan prestasi. Kepercayaan
berarti kredit yang diberikan akan dikembalikan dalam jangka waktu yang telah disepakati
beserta imbalan (prestasi) dari pemberi kredit tersebut. Resiko antara lain mengacu pada
kenyataan bahwa nilai uang sekarang akan berbeda dengan nilai uang ketika dikembalikan.

B. Unsur-Unsur Kredit

Berikut ini merupakan unsur-unsur yang terdapat dalam kredit:


1. Kepercayaan
Keyakinan pihak bank selaku pemberi kredit terhadap prestasi yang di berikan
kepada nasabah debitur untuk melunasi cicilan sesuai jangka waktu yang telah
ditentukan.
2. Jangka Waktu
Adanya jangka waktu yang telah disepakati bersama mengenai pemberian kredit
oleh pihak bank dan pelunasan kredit oleh pihak nasabah debitur.
3. Prestasi
Prestasi boleh dikatakan sebagai objek berupa bunga atau imbalan yang telah
disepakati bank dan nasabah debitur.
4. Risiko
Untuk menghindari risiko buruk dalam perjanjian kredit, diadakan pengikatan
angunan atau jaminan yang dibebankan pada pihak nasabah debitur atau peminjam.

Tujuan Kredit
Berikut ini merupakan beberapa tujuan kredit.
1. Bank selaku pemberi kredit mendapatkan keuntungan berupa bunga, biaya
administrasi, imbalan, provisi, dan biaya-biaya lain yang dibebankan pada
nasabah debitur atau peminjam.

2. Usaha nasabah debitur atau peminjam akan meningkat. Dengan pemberian kredit
investasi maupun kredit modal, peminjam diharapkan dapat meningkatkan
usahanya.

3. Banyaknya kredit yang disalurkan bank mampu meningkatkan pelaksanaan


pembangunan di sektor ekonomi. Dengan demikian, pemberian kredit dapat
membantu tugas pemerintah.

Fungsi Kredit
Selain memiliki tujuan, kredit memiliki fungsi-fungsi sebagai berikut:
- Meningkatkan daya guna uang.
- Meningkatkan jumlah peredaran uang serta lalu lintas uang.
- Meningkatkan nilai atau daya guna barang.
- Meningkatkan peredaran atau penyebaran barang.
- Sebagai alat penunjang stabilitas perekonomian.
- Mengaktifkan dan meningkatkan kegunaan atau potensi ekonomi yang ada.
- Sebagai salah satu jembatan peningkatan pemerataan pendapatan nasional.
- Sebagai salah satu alat untuk menjalin hubungan internasional.
C. Syarat-Syarat Kredit

Untuk mendapatkan kredit harus melalui prosedur yang telah ditentukan oleh bank
lembaga keuangan. Agar kegiatan pelaksanaan perkreditan dapat berjalan dengan sehat
dan layak, dikenal dengan 6 C yaitu :

1. Character ( kepribadian / Watak )


Character adalah tabiat serta kemauan dari pemohon untuk memenuhi kewajiban
yang telah dijanjikan. Yang diteliti adalah sifat – sifat, kebiasaan, kepribadian, gaya
hidup dan keadaan keluarga.
2. Capacity ( kemampuan )
Capacity adalah kesanggupan pemohon untuk melunasi kewajiban dari kegiatan
usaha yang dilakukan atau kegiatan yang ditinjau dengan kredit dari bank. Jadi
maksud dari penilaian kredit terhadap capacity ini untuk menilai sampai dimana hasil
usaha yang diperolehnya akan mampu untuk melunasinya pada waktunya sesuai
dengan perjanjian kredit yang telah disepakati.
3. Capital ( modal )
Capital adalah modal yang dimiliki calon debitur pada saat mereka mengajukan
permohonan kredit pada bank.
4. Collateral ( jaminan )
Collateral adalah barang – barang yang diserahkan pada bank oleh peminjan atau
debitur sebagai jaminan atas kredit yang diberikan. Barang jaminan diperlukan agar
kredit tidak mengandung resiko.
5. Condition of Economic ( kondisi ekonomi )
Condition of Economic adalah situasi dan kondisi, sosial, ekonomi, budaya dan
lainnya yang mempengaruhi keadaan perekonomian pada suatu saat maupun untuk
satu kurun waktu tertentu yang kemungkinannya akan dapat mempengaruhi
kelancaran usaha dari perusahaan yang memperoleh kredit.

D. Jenis-Jenis Kredit

1) Berdasarkan skema

 Kredit Investasi
Kredit jangka menengah dan panjang untuk investasi barang modal seperti
pembangunan pabrik, pembelian mesin, pembelian ruko/toko, renovasi
pabrik/ruko/toko/kontrakan, dsbnya. Skema angsurannya menurun dan efektif.

 Kredit Modal Kerja


Kredit jangka pendek atau menengah yang diberikan untuk
pembiayaan/pembelian bahan baku produksi. Skema angsurannya tetap atau
menurun dan efektif.

 Kredit Konsumsi
Kredit untuk perorangan untuk pembiayaan barang-barang pribadi seperti
rumah (Kredit Pemilikan Rumah dan Kredit Pemilikan Apartemen), kendaraan
(Kredit Kendaraan Bermotor), lain-lain seperti Kredit Tanpa Agunan, Kredit
Multiguna, dll. Skema angsurannya tetap dan flat.

 Kredit usaha tanpa bunga dan tanpa agunan


Kredit ini disediakan khusus untuk usaha kecil dan menengah. Kredit
semacam ini sangat meringankan bagi pengusaha namun tahapan seleksi
pencairannya sangat ketat, seperti Kredit Usaha Rakyat (KUR). Skema
angsurannya tetap atau menurun dan flat.

2) Berdasarkan waktu

 Kredit Revolving
Kredit yang berjangka waktu pendek (1 tahun) dan berulang-ulang (dapat
diperpanjang). Salah satu contoh produk bank yang menggunakan kredit
revolving adalah Kartu Kredit[1].

 Kredit Non-Revolving
Kredit yang berjangka waktu panjang dan tidak dapat diperpanjang.

E. Dampak Pandemi COVID-19 Terhadap Kredit Perbankan


Akibat Pandemi COVID-19 yang makin merajalela, pemerintah Indonesia
mengatasinya dengan mengurangi aktifitas sehari-hari seluruh masyarakat Indonesia
sampai waktu yang ditentukan. Aktifitas sehari-hari dikurangi, otomatis berdampak pada
penurunan perekonomian negara. Saking berdampaknya pandemic ini terhadap
perekonomian Indonesia, Menteri Keuangan RI, Sri Mulyani mempaparkan scenario
sampai yang terburuk yang akan dihadapi oleh perekonomian Indonesia.
Sri Mulyani mengatakan, pertumbuhan ekonomi akan turun ke 2,3%, bahkan
dalam scenario yang lebih buruk bisa mencapai -0,4%, sehingga kondisi ini akan
menyebabkan penurunan kepada kegiatan ekonomi yang berpotensi menekan lembaga
keuangan dan kredit-kredit tidak bisa dibayarkan atau bahkan diberikan relaksasi
untuk tidak membayar, dan perusahaan-perusahaan mengalami kesulitan dari sisi
revenue atau pendapatan yang tentu saja akan mengalami kesulitan untuk membayar
utang-utangnya. Sehingga ancaman terhadap stabilitas keuangan menjadi sangat nyata.
Pelemahan perekonomian karena pandemic COVID-19 berdampak pada Rumah
Tangga, Koperasi, UMKM, dan Sektor Keuangan. Terutama untuk UMKM. Kredit
perbankan terhadap UMKM dapat meningkat secara signifikan, yang berpotensi semakin
memperburuk kondisi perekonomian Indonesia.

F. Solusi Pemerintah untuk Kredit Bank Akibat Dampak Pandemi COVID-19


Presiden RI dalam keterangan pers hari Selasa 24 Maret 2020 menyampaikan
bahwa OJK memberikan kelonggaran/relaksasi kredit usaha mikro dan usaha kecil untuk
nilai dibawah Rp10 milyar baik kredit/pembiayaan yang diberikan oleh bank maupun
industri keuangan non-bank kepada debitur perbankan. Bagi debitur perbankan, akan
diberikan penundaan sampai dengan 1 (satu) tahun dan penurunan bunga. Hal tersebut
tertuang dalam ketentuan yang mengatur secara umum pelaksanaan restrukturisasi
kredit/pembiayaan sebagai akibat dampak dari persebaran virus COVID-19.
Otoritas Jasa Keuangan (OJK) mulai menerapkan kebijakan pemberian stimulus
bagi perekonomian dengan telah diterbitkannya Peraturan Otoritas Jasa Keuangan
(POJK) No.11/POJK.03/2020 tentang Stimulus Perekonomian Nasional Sebagai
Kebijakan Countercyclical Dampak Penyebaran Coronavirus Disease 2019 (COVID-19).
“Dengan terbitnya POJK ini maka pemberian stimulus untuk industri perbankan
sudah berlaku sejak 13 Maret 2020 sampai dengan 31 Maret 2021. Perbankan diharapkan
dapat proaktif dalam mengidentifikasi debitur-debiturnya yang terkena dampak
penyebaran COVID-19 dan segera menerapkan POJK stimulus dimaksud,” kata Juru
Bicara OJK Sekar Putih.
POJK mengenai stimulus perekonomian ini dikeluarkan untuk mengurangi
dampak terhadap kinerja dan kapasitas debitur yang diperkirakan akan menurun akibat
wabah virus Corona sehingga bisa meningkatkan risiko kredit yang berpotensi
mengganggu kinerja perbankan dan stabilitas sistem keuangan.
Melalui kebijakan stimulus ini, Perbankan juga memiliki pergerakan yang lebih
luas sehingga pembentukan kredit macet dapat terkendali dan memudahkan memberikan
kredit baru kepada debiturnya.
POJK ini juga diharapkan menjadi countercyclical dampak penyebaran virus
Corona sehingga bisa mendorong optimalisasi kinerja perbankan khususnya fungsi
intermediasi, menjaga stabilitas sistem keuangan, dan mendukung pertumbuhan ekonomi.
Pemberian stimulus OJK ini ditujukan kepada debitur pada sektor-sektor yang
terdampak penyebaran virus COVID-19, termasuk dalam hal ini debitur UMKM dan
diterapkan dengan tetap memperhatikan prinsip kehati-hatian yang disertai adanya
mekanisme pemantauan untuk mencegah terjadinya penyalahgunaan dalam penerapan
ketentuan (moral hazard).
Kualitas kredit/pembiayaan yang direstrukturisasi dapat ditetapkan lancar apabila
diberikan kepada debitur yang teridentifikasi terkena dampak penyebaran COVID19.
Restrukturisasi kredit/pembiayaan dilakukan mengacu pada POJK mengenai penilaian
kualitas aset, antara lain dengan cara:
a. penurunan suku bunga;
b. perpanjangan jangka waktu;
c. pengurangan tunggakan pokok;
d. pengurangan tunggakan bunga;
e. penambahan fasilitas kredit/pembiayaan; dan/atau
f. konversi kredit/pembiayaan menjadi Penyertaan Modal Sementara.
Dengan POJK, OJK memberikan ketentuan bagi pemohon keringanan
pembayaran kredit:
a. Masyarakat yang terkena dampak COVID-19 dengan nilai kredit/leasing di
bawah Rp 10 Milyar untuk antara lain pekerja informal, berpenghasilan harian, usaha
mikro dan usaha kecil (Kredit UMKM dan KUR).
b. Keringanan dapat diberikan dalam periode waktu maksimum 1 tahun dalam
bentuk penyesuaian pembayaran cicilan pokok/bunga, perpanjangan waktu atau hal lain
yang ditetapkan oleh bank/leasing.
c. Mengajukan kepada bank/leasing dengan menyampaikan permohonan melalui
saluran komunikasi bank/ leasing.
d. Jika dilakukan secara kolektif, misalkan melalui perusahaan, maka direksi
wajib memvalidasi data yang diberikan kepada bank/leasing.
Tapi tidak lupa juga, pelaksanaan restrukturisasi ini diprioritaskan untuk debitur
yang memiliki itikad baik dan terdampak akibat COVID-19, beberapa hal penting yang
wajib diketahui adalah sebagai berikut:
a. Debitur wajib mengajukan permohonan restrukturisasi melengkapi dengan data
yang diminta oleh bank/leasing yang dapat disampaikan secara online
(email/website yang ditetapkan oleh bank/leasing) tanpa harus datang bertatap
muka.
b. Bank/Leasing akan melakukan assesment antara lain terhadap apakah debitur
termasuk yang terdampak langsung atau tidak langsung, historis pembayaran
pokok/bunga, kejelasan penguasaan kendaraan (terutama untuk leasing)
c. Bank/Leasing memberikan restrukturisasi berdasarkan profil debitur untuk
menentukan pola restrukturisasi atau perpanjangan waktu, jumlah yang dapat
direstrukturisasi termasuk jika masih ada kemampuan pembayaran cicilan yang
nilainya melalui penilaian dan/atau diskusi antara debitur dengan bank/leasing.
Hal ini tentu memperhatikan pendapatan debitur yang terdampak akibat COVID-
19. Informasi persetujuan restrukturisasi dari bank/leasing disampaikan secara
online atau via website bank/leasing yang terkait.
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
Akibat dari dampak pandemic COVID-19 terhadap perekonomian negara,
terutama kredit bank sangat berpengaruh terhadap pertumbuhan perekonomian negara.
Kreditor tidak dapat membayar utang-utangnya. Oleh karena itu, pemerintah
mengeluarkan kebijakan untuk mengatasi penurunan perekonomian yang disebabkan dari
kredit bank berupa Peraturan Otoritas Jasa Keuangan (POJK) yang mana memberikan
ketentuan-ketentuan diantaranya memberikan keringanan-keringanan untuk kreditor
bank.

B. Saran
Kebijakan pemerintah untuk mengeluarkan POJK sangat membantu untuk
memberikan keringan terhadap kreditor. Maka dari itu, ketentuan keringanan pembayaran
kredit, baiknya diringankan. Akibatnya, para kreditur bisa dengan mudah membayar
kredit walaupun pertumbuhan perekonomian negara sedang mengalami penurunan akibat
pandemic COVID-19.
DAFTAR PUSTAKA

https://www.galamedianews.com/bandung-raya/253004/ojk-berikan-keringanan-pembayaran-
kredit-akibat-COVID-19.html
https://www.liputan6.com/bisnis/read/4206570/atasi-dampak-corona-ojk-luncurkan-stimulus-
kredit-perbankan
https://www.ojk.go.id/id/berita-dan-kegiatan/info-terkini/Documents/Pages/-FAQ-
Restrukturisasi-Kredit-atau-Pembiayaan-terkait-Dampak-COVID-19/FAQ%20Restrukturisasi
%20Kredit%20dan%20Pembiayaan%20terkait%20Dampak%20Covid%2019.pdf
https://tirto.id/ojk-daftar-bank-terapkan-keringanan-kredit-selama-pandemi-COVID-19-eJGf
https://tirto.id/ketika-corona-COVID-19-menghantam-sektor-bank-di-berbagai-negara-eE1H
https://id.wikipedia.org/wiki/Kredit_(keuangan)
www.kompas.tv

Anda mungkin juga menyukai