Anda di halaman 1dari 10

Perbedaan Bank Konvesional Dan Bank Syariah

Kelompok 7 :
1. Elinta Shela Tantya (15210953)
2. Meita Sari Istiqomah (15211013)
3. Fitri Susanti (15210974)
4. Putri Apilia Sari (15211000)
5. Indriana Rowza Dewi (15211087)
6. Mardila Santica (15211082)
7. Dewi Erliany (15210953)
8. Rendy Krista Zakaria (15211176)
9. Dharmawan (15211069)

Menurut Undang-Undang Dasar Republik Indonesia No. 10 Tahun 1998 tentang


Perbankan. Yang dimaksud dengan bank adalah : Badan usaha yang menghimpun dana dari
masyarakat dalam bentuk simpanan dan menyalurkannya kepada masyarakat dalam bentuk
kredit atau bentuk lainnya dalam rangka meningkatkan taraf hidup rakyat banyak.
Dari pengertian diatas dapat dijelaskan secara luas lagi bahwa bank merupakan
perusahaan yang bergerak dalam bidang keuangan sehingga berbicara mengenai bank tidak
terlepas dari masalah keuangan. Bank juga mempunyai fungsi-fungsi penting lainnya,
seperti Menyediakan mekanisme dan alat pembayaran yang lebih efisien dalam kegiatan
ekonomi, Menciptakan uang, Menghimpun dana dan menyalurkan kepada masyarakat,
Menawarkan jasa - jasa keuangan lain, Menyediakan fasilitas untuk perdagangan intemasional, 
Menyediakan pelayanan penyimpanan untuk barang - barang berharga, Menyediakan jasa - jasa
pengelolaan dana. Berdasarkan Undang-Undang nomor 10 tahun 1998 bank dibagi menjadi dua,
yaitu Bank Umum dan Bank Perkreditan Rakyat. Bank Umum adalah bank yang melaksanakan
kegiatan usaha secara convensional dan atau berdasarkan prinsip syariah yang dalam
kegiatannya memberikan jasa dalam lalulintas pembayaran. Sifat jasa yang diberikan adalah
umum. Sedangkan Bank Perkreditan Rakyat adalah bank yang menerima simpanan hanya dalam
bentuk deposito berjangka, dan tabungan.
Perbedaan Bank Konvesional Dan Bank Syariah

Dari  Bank Umum dapat dibagi menjadi dua berdasarkan pembagian bunga atau bagi
hasil, yaitu Bank konvensional dan Bank syariah. Bank konvensional sebenarnya memiliki
pengertian dan fungsi yang sama dengan bank umum, sedangkan bank syariah juga memiliki
pengertian dan fungsi yang sama tetapi bank syariah tata cara operasionalnya lebih didasari
dengan tata cara Islam, yang mengacu kepada ketentuan alquran dan al hadist.
Perbedaan Bank Konvesional Dan Bank Syariah

Perbedaan

1. Akad

Perbedaan yang cukup terlihat bisa anda perhatikan dari akad pada masing-masing bank tersebut.
Bank syariah dan bank konvensional, masing-masing memiliki sistem akad yang berbeda
didasarkan pada landasan yang digunakannya. Untuk bank konvesional, perjanjian yang dibuat
berpatokan pada hukum-hukum positif. Sedangkan akad yang ada pada bank syariah, dibuat
dengan dasar hukum-hukum Islam. Bank syariah memiliki beberapa ketentuan-ketentuan
tertentu, misalnya seperti adanya syarat dan rukun. Yang dimaksudkan dengan rukun disini
adalah adanya penjual, pembeli, harga, barang, serta ijab qobul. Sedangkan untuk syarat, terdiri
dari sifat barang atau jas ayang sedang diperjualbelikan haruslah halal, serta harga dari barang
tersebut harus jelas

2. Hukum Yang Digunakan

Seperti yang sudah dijelaskan sebelumnya, akad yang dijalankan setiap bank berbeda karena
hukum yang digunakannya pun berbeda. Hal ini lah yang menjadi perbedaan yang cukup
mencolok antara bank konvesional dengan bank syariah. Pada bank syariah sendiri, sistemnya
didasarkan pada syariat-syariat Islam yang memiliki landasan Al-Quran, Hadist, serta Fatwa
Ulaman. Sedangkan pada bank konvesional sendiri memiliki sistem yang berlandaskan hukum-
hukum positif yang berlaku di Indonesia. Beberapa hukum-hukum yang diterapkan di dalam
bank syariah antara lain adalah:

 Al-Musyarakah (perkongsian)
 Al-Musaqat (kerja sama tani)
 Al-Mudharabah (bagi hasil)
 Al-Ijarah (sewa menyewa)
 Al-Wakalah (keagenan)
 Al-Ba’i (bagi hasil)
Perbedaan Bank Konvesional Dan Bank Syariah

3. Investasi

Perbedaan pada sistem investasi juga menjadi perbedaan yang cukup terlihat antara bank
konvensional dengan bank syariah. Bank syariah memberikan persyaratan bagi nasabah yang
ingin meminjam dana usaha dengan persyaratan bahwa usaha yang dijalankan halal dan baik,
misalnya saja seperti pertanian,dagang, pertenakan, dan lainnya. Namun pada bank
konvensioanal, nasabah diperbolehkan melakukan peminajam jika usaha yang dijalankan
mendapatkan perijinan dari hukum positif. Tak harus usaha tersebut bercap halal asalkan sudah
diijinkan oleh hukum-hukum positif yang berlaku di Indonesia.

4. Bunga dan Bagi Hasil

Perbedaan yang mencolok lainnya dapat anda perhatikan pada sistem pendapatan usaha pada
masing-masing bank. Pada bank syariah, akan menerapkan sistem pendapatan usaha melalui bagi
hasil. Di dalam prinsip-prinsip syariah sendiri, riba sangat diharamkan sehingga lebih cenderung
menggunakan sistem bagi hasil. Berbeda dengan bank yang lebih menerapkan sistme bunga pada
pendapatan usahanya. Meskipun keduanya memiliki tujuan yang sama, sama-sama untuk
mendapatkan keuntungan dari nasabah namun cara yang dilakukan sangat berbeda. Berikut ini
perbedaan dari bunga bank dengan sistem bagi hasil Bunga bank, biasanya bunga bank akan
ditentukan pada saat perjanjian dibuat. Penentuannya pun didasarkan pada kondisi yang dapat
menguntungkan. Besarnya bunga bank akan disesuaikan dari modal yang dikreditkan oleh
nasabah. Untuk pembayaran bunga bank sendiri, biasanya tetap dan tak melihat untung ataupun
rugi. Selain itu, pembayaran bunga tidak akan meningkat meskipun keuntungan yang didapat
semakin meningkat. Sedangkan sistem bagi hasil,  biasanya besar jumlahnya akan ditentukan
pada saat akan atau perjanjian dibuat dengan berdasarkan pada pedoman untung dan rugi. Besar
dari bagi hasil ini akan disesuaikan dengan besarnya keuntungan yang dapat diperoleh. Sistem
bagi hasil sangat tergantung pada keuntungan sebuah proyek. Sehingga bila proyek tersebut rugi,
maka kerugian tersebut akan ditanggung bersama oleh kedua belah pihak. Sistem bagi hasil
dapat meningkatkan pembagian keuntungan berdasarkan pada peningkatan pendapatan yang ada.
Perbedaan Bank Konvesional Dan Bank Syariah

5. Pengelolaan Dana

Hal lainnya yang menjadi perbedaan antara bank konvensional dengan bank syariah adalah pada
sistem pengelolaan dana yang digunakan. Bank syariah akan menolak pengajuan kredit yang
ditujukan untuk hal-hal yang dapat melanggar hukum Islam. Yang menjadi poin penting pada
bank syariah adalah kegiatan-kegiatan yang halal dan baik serta sesuai dengan prinsip ekonomi
syariah yang ada. Hal inilah yang menjadi syarat utama pengajuan kredit di bank syariah.
Bahkan kartu kredit yang dikeluarkan bank syariah sendiri juga melarang penggunaannya untuk
transaksi-transaksi yang tidak halal. Namun pada bank konvensional, penyaluran kredit dapat
disetujui tanpa harus pihak bank mengetahui kemana uang tersebut akan dipergunakan. Selama
pihak debitu dapat membayar tagihan secara rutin dan tepat waktu, maka pengajuan kredit dapat
dipenuhi.

6. Orientasi

Jika pada bank konvensional lebih cenderung untuk mendapatkan keuntungan atau profit
oriented. Maka pada bank syariah, tak hanya berorientasi pada keuntungan saja melainkan juga
pada kemakmuran serta kebahagiaan dunia dan akhirat.

7. Cicilan dan Promosi

Bank syariah sendiri menerapkan sistem pembayaran cicilan atau tagihan dengan jumlah yang
tetap berdasarkan keuntungan bank dan sudah disetujui oleh kedua belak pihak pada saat
perjanjian tersebut dibuat. Konten-konten di dalam promosi bank syariah juga terlampir dengan
jelas, transparan serta tidak ambigu. Misalnya pihak bank sedang memberikan promo wisata
untuk nasabah kartu kredit syariah. Di dalam promosi tersebut terlampir jelas mengenai biaya
yang harus dan tidak harus diabayarkan oleh nasabah kartu kredit. Sedangkan pada bank
konvensional, mereka memiliki banyak sekali program-program promosi yang digunakan untuk
menarik perhatian nasabah. Misalnya saja seperti promosi suku bunga tetap selama masa periode
tertentu sebelum pada kahirnya suku bunga berfluktuasi pada nasabah.
Perbedaan Bank Konvesional Dan Bank Syariah

8. Pengawasan

Selain itu, perbedaan juga terlihat pada pengawasan yang ada di bank syariah maupun bank
konvensional. Setiap transaksi yang dilakukan oleh bank syariah, selalu berada di dalam
pengawasan Dewan Pengawas. Yang termasuk ke dalam dewan pengawasan disini adalah
ulama-ulama serta ahli ekonomi yang memang menguasai tentang fiqih muamalah.

Sedangkan pada bank konvensional, tak ada dewan pengawas di dalamnya. Sehingga setiap
transaksi yang dilakukan pada bank konvensional tidak diawasi oleh siapapun selalin hukum-
hukum positif yang berlaku.

9. Hubungan Bank Dengan Nasabah

Hal lainnya yang menjadi perbedaan antara bank konvensional dan bank syariah adalah pada
hubungan bank dengan nasabahnya. Pada bank syariah sendiri, nasabah akan diperlakukan
sebagai seorang mitra/partner. Hal ini dilakukan oleh pihak bank karena pihak nasabah dan pihak
bank sudah terikat dalam akad yang transparan. Sehingga banyak bank-bank syariah yang
memiliki hubungan emosional yang lebih kuat dengan nasabah karena fasilitas-fasilitas yang
diberikan. Hubungan emosional kuat yang terbentuk ini terjadi dikarenakan pihak bank lebih
mengutamakan pendekatan melalui musyawarah dibandingkan dengan pendekatan hukum.
Hubungan emosional kuat inilah yang menjadi keunggulan dari bank syariah yang tidak dimiliki
semua bank konvensional. Sedangkan pada bank konvensional sendiri, hubungan pihak bank
dengan nasabah lebih seperti antara debitur dan kreditur. Seperti hubungan antara pihak
pemberi dana dengan pihak peminjam dana. Bila pihak debitur lancar dalam pembayaran kredit,
maka pihak bank akan memberi keterangan lancar. Namun pada saat pembayaran tagihan
berkendala, maka pihak bank akan melakukan penyitaan pada aset-aset yang dimiliki pihak
debitur. Namun beberapa belakangan ini beberapa bank konvensional banyak melakukan
pendekatan yang digunakan untuk memperkuat hubungan emosional dengan nasabah-nasabah
yang ada. Nah itu tadi perbedaan antara bank konvensional dengan bank syariah. Tentunya
masing-masing bank memiliki kelebihan dan kekurangannya masing-masing. Anda bisa memilih
bank yang memang sesuai dengan kebutuhan anda. Semoga informasi diatas bermanfaat untuk
anda.
Perbedaan Bank Konvesional Dan Bank Syariah

Kesimpulan

Perbedaan
No Bank Islam (Bank Syariah) Bank Konvensional
Aspek

Investasi tidak memperdulikan atau


Investasi hanya untuk proyek
1 Investasi mempertimbangkan proyek tersebut
dan produk yang halal
halal atau haram

keuntungan dari penggunaan


modal dibagi sesuai dengan akad Bank konvensional menerapkan sistem
yang disepakati di awal. Bank bunga tetap atau bunga mengambang
Return
syariah akan tetap pada setiap pinjaman yang diberikan
(Imbal
2 memperhatikan kemungkinan pada nasabah. Oleh karena itu, bank
Hasil dari
untung atau rugi usaha yang konvensional menganggap bahwa
investasi)
dibiayainya tersebut. Return usaha yang dijalankan oleh nasabah
sesuai dengan keuntungan akan selalu untung
nasabah

Perjanjian dibuat sesuai dengan


Perjanjian / hukum positif yang berlaku dan Perjanjian hanya menggunakan hukum
3
Aqad mengikuti akad yang sesuai positif sebagai dasar perjanjian
dengan syariat Islam

4 Orientasi Orientasi bisnis dalam Orientasi pembiayaan adalah


bisnis pembiayaan tidak hanya untuk memperoleh keuntungan semata
keuntungan saja, namun juga
kepada falah oriented, yaitu
berorientasi pada kesejahteraan
Perbedaan Bank Konvesional Dan Bank Syariah

masyarakat

Hubungan
Hubungan bank dan nasabah Hubungan antara bank dan nasabah
5 Bank dan
adalah sebagai mitra adalah sebagai kreditur dan debitur
Nasabah

Dewan pengawas terdiri dari BI,


Dewan Dewan pengawas terdiri dari BI,
6 Bapepam, Komisaris dan adanya
Pengawas Bapepam, Komisaris
Dewan Pengawas Syariah

Penyelesaian sengketa
diupayakan mendahulukan
Penyelesai
musyawarah antara bank dan Penyelesaian sengketa melalui
7 an
nasabah. Jika jalan temu tidak pengadilan negeri setempat.
Sengketa
tercapai maka diselesaikan di
Pengadilan Agama

Antara bank konvensional dan bank syariah terdapat beberapa perbedaan-perbedaan.


Bank syariah adalah bank yang beroperasi dengan tidak mengandalkan pada bunga. Bank syariah
juga dapat diartikan sebagai lembaga keuangan/perbankan yang operasional dan produknya
dikembangkan berlandaskan Al-Qur’an dan Hadits. Bank yang beroperasi sesuai dengan prinsip
syariah Islam adalah bank yang dalam beroperasinya mengikuti ketentuan-ketentuan syariah
Islam, khususnya yang menyangkut tata cara bermuamalat secara Islam. Adapun prinsip-prinsip
bank syariah antara lain, Prinsip Titipan atau Simpanan, Prinsip Bagi Hasil, Prinsip Jual Beli,
Prinsip Sewa, dan Fee-Based Service. Dari prinsip-prinsip inilah yang sebagian besar
membedakan antara bank konvensional dan bank syariah.
Perbedaan Bank Konvesional Dan Bank Syariah

Perbedaan antara bank konvensional dan bank syariah menyangkut aspek legal, struktur
organisasi, usaha yang dibiayai, dan lingkungan kerja. Pertama Akad dan Aspek Legalitas, Akad
yang dilakukan dalam bank syariah memiliki konsekuensi duniawi dan akhirat karena akad yang
dilakukan berdasarkan hukum Islam. Nasabah seringkali berani melanggar
kesepakatan/perjanjian yang telah dilakukan bila hukum itu hanya berdasarkan hukum positif
belaka, tapi tidak demikian bila perjanjian tersebut memiliki pertanggungjawaban hingga hari
kiamat nanti. Setiap akad dalam perbankan syariah, baik dalam hal barang, pelaku transaksi,
maupun ketentuan lainnya harus memenuhi ketentuan akad.
Kedua adalah Lembaga Penyelesai Sengketa, Penyelesaian perbedaan atau perselisihan
antara bank dan nasabah pada perbankan syariah berbeda dengan perbankan konvensional.
Kedua belah pihak pada perbankan syariah tidak menyelesaikannya di peradilan negeri, tetapi
menyelesaikannya sesuai tata cara dan hukum materi syariah. Lembaga yang mengatur hukum
materi dan atau berdasarkan prinsip syariah di Indonesia dikenal dengan nama Badan Arbitrase
Muamalah Indonesia atau BAMUI yang didirikan secara bersama oleh Kejaksaan Agung
Republik Indonesia dan Majelis Ulama Indonesia.
Ketiga adalah Struktur Organisasi, Bank syariah dapat memiliki struktur yang sama
dengan bank konvensional, misalnya dalam hal komisaris dan direksi, tetapi unsur yang amat
membedakan antara bank syariah dan bank konvensional adalah keharusan adanya Dewan
Pengawas Syariah yang berfungsi mengawasi operasional bank dan produk-produknya agar
sesuai dengan garis-garis syariah. Dewan Pengawas Syariah biasanya diletakkan pada posisi
setingkat Dewan Komisaris pada setiap bank. Hal ini untuk menjamin efektivitas dari setiap
opini yang diberikan oleh Dewan Pengawas Syariah. Karena itu biasanya penetapan anggota
Dewan Pengawas Syariah dilakukan oleh Rapat Umum Pemegang Saham, setelah para anggota
Dewan Pengawas Syariah itu mendapat rekomendasi dari Dewan Syariah Nasional.
Keempat adalah Bisnis dan Usaha yang Dibiayai, Bisnis dan usaha yang dilaksanakan
bank syariah, tidak terlepas dari kriteria syariah. Hal tersebut menyebabkan bank syariah tidak
akan mungkin membiayai usaha yang mengandung unsur-unsur yang diharamkan. Terdapat
sejumlah batasan dalam hal pembiayaan. Tidak semua proyek atau objek pembiayaan dapat
didanai melalui dana bank syariah, namun harus sesuai dengan kaidah-kaidah syariah.
Kelima adalah Lingkungan dan Budaya Kerja, Sebuah bank syariah selayaknya memiliki
lingkungan kerja yang sesuai dengan syariah. Dalam hal etika, misalnya sifat bertanggungjawab
Perbedaan Bank Konvesional Dan Bank Syariah

dan jujur, harus melandasi setiap karyawan sehingga tercermin integritas eksekutif muslim yang
baik, selain itu karyawan bank syariah harus profesional, dan mampu melakukan tugas secara
team-work dimana informasi merata diseluruh fungsional organisasi. Dalam hal reward dan
punishment, diperlukan prinsip keadilan yang sesuai dengan syariah.

Dari lima perbedaan-perbedaan antara bank konvensional dan bank syariah dapat diambil
garis besar bahwa bank syariah Melakukan investasi-investasi yang halal saja, menggunakan
prinsip bagi hasil, jual beli, atau sewa, berorientasi pada profit oriented dan kemakmuran,
Hubungan dengan nasabah dalam bentuk hubungan kemitraan, dan Penghimpunan dan
penyaluran dana harus sesuai dengan fatwa Dewan Pengawas Syariah. Sedangkan pada bank
Konvensional melakukan Investasi yang halal dan haram, Memakai perangkat bunga, Profit
oriented, Hubungan dengan nasabah dalam bentuk hubungan kreditur-debitur, Tidak terdapat
dewan pengawas.
Jadi menurut kami. Diantara keduanya, bank syariah jauh lebih baik karena selain
berdasarkan prinsip pada al quran dan hadist, investasi-investasi yang dilakukan adalah investasi
yang halal sehingga bagi kita yang umat muslim akan terhindar dari riba atau dosa-dosa yang
dihasilkan dari investasi-investasi yang haram. Insya Allah

Anda mungkin juga menyukai