Mineral
A. Prospeksi
Prospeksi merupakan kegiatan penyelidikan dan pencarian untuk
menemukan endapan bahan galian atau mineral berharga berdasarkan data
geologi, geokimia, dan geofisika. Prospeksi merupakan tahapan awal yang
dilakukan dalam proses penambangan sebelum tahap Eksplorasi. Tahapan ini
mempunyai resiko yang sangat tinggi (high risk), karena berhubungan dengan
resiko geologi. Tahap Prospeksi dilakukan dengan cara penyelidikan umum atau
disebut sebagai peneyelidikan secara geologi umum atau geofisika, di daratan,
1
perairan, maupun dari udara, segala sesuatu dengan maksud untuk membuat peta
geologi umum atau menetapkan tanda-tanda adanya bahan galian pada
umumnya. Adanya letakan bahan galian yang ditetapkan pada penyelidikan
umum lebih lanjut diteliti secara seksama pada tahap Eksplorasi.
Adapun kepastian dari segi ilmu geologi itu antara lain berkenan
dengan :
Keanekaragaman mineral yang ada dalam bahan galian.
Perubahan kandungan mineral bijih akibat struktur atau lingkungan
geologi.
Kemungkinan geologinya adanyasejumlah cadangan lain di tempat sekitar
letakan yang sudah diketahui.
2
Metode yang biasa dipakai dalam penyelidikan umum atau prospeksi adalah :
3
Gambar A Bentuk-bentuk dulang atau lenggang Dan Serpihan mineral pada
kelokan sungai
4
Gambar B Macam bentuk penampang sumur uji
5
parit uji itu dapat menemukan singkapan urat bijihnya, maka jurusnya (strike)
dapat segera ditentukan. Selanjutnya untuk menentukan bentuk dan ukuran urat
bijih yang lebih tepat dibuat parit-parit uji yang saling sejajar dan tegak lurus
terhadap jurus urat bijihnya (lihat Gambar D).
6
bahan galian atau endapan bijih (ore body). Pada dasarnya semua endapan bahan
galian pada saat terbentuk akan “merembeskan” sebagian kecil unsur kimia atau
logam yang dikandungnya ke lapisan batuan di sekelilingnya. ”Rembesan” unsur
kimia atau logam inilah yang ditelusuri dengan metode geokimia. Oleh sebab itu
prospeksi geokimia biasanya dilakukan di sepanjang aliran sungai dan daerah
aliran sungai (DAS) serta di daratan.
Prospeksi geokimia hanya mampu membantu melengkapi data dan
informasi untuk mengarahkan di daerah mana prospeksi geofisika harus
dilakukan. Tetapi prospeksi geokimia sangat bermanfaat untuk penyelidikan di
daerah yang bila diselidiki dengan geofisika tidak efektif, terutama untuk
pengamatan awal di daerah terpencil yang luas. Setiap contoh air, tanah dan
komponen tumbuh-tumbuhan yang diambil dengan teliti dan sistematis dari
daerah yang sedang diteliti, kemudian harus dianalisis secara kimiawi dengan
reagen yang khas dan hanya peka untuk unsur kimia atau logam tertentu (a.l. Cu,
Pb, Zn, Ni dan Mo) walaupun kadar unsur kimia atau logam itu sangat rendah.
Hasil analisis kimia khusus itu dipetakan untuk dipelajari adanya 8nomaly
geokimia yang antara lain disebut halos.
Prospeksi geokimia biasanya berlangsung tidak terlalu lama (0,5-1,0
tahun), sedangkan jumlah contoh (sample) yang diambil dari setiap tempat tak
banyak (1-2 kg).
B. Eksplorasi Pendahuluan
Dalam tahap eksplorasi pendahuluan ini tingkat ketelitian yang diperlukan
masih kecil sehingga peta-peta yang digunakan dalam eksplorasi pendahuluan
juga mempunyai skala yang relatif kecil, yaitu 1 : 50.000 sampai 1 : 25.000. Ada
dua metode yang digunakan dalam eksplorasi pendahuluan, yaitu :
7
Tabel 2. Konsep eksplorasi langsung dan eksplorasi tak langsung
Metode Geofisika
Eksplorasi geofisika dilakukan berdasarkan perbedaan dari sifat fisik dari
batuan, mineral dan bijih dari endapan yang diukur. Secara umum eksplorasi
geofisika dilakukan dengan beberapa metode antara lain yaitu;
1. Metode Magnetik
Metode magnetik pada dasarnya adalah memetakan gangguan lokal pada
medan magnetik bumi yang disebabkan oleh variasi kemagnetan batuan. Metode
ini adalah metode geofisika tertua yang dikenal oleh manusia. Sejarah metode ini
8
dimulai dari kompas magnetik yang pertama ditemukan di Cina 3000 tahun yang
lalu. Dalam perkembangannya medan magnetik bumi telah digunakan dalam
eksplorasi bijih besi pada eksplorasi di Swedia. Alat untuk menggunakan metode
magnetik adalah magnetometer. Saat ini metode magnetik merupakan salah satu
metode geofisika yang paling banyak digunakan orang karena selain mudah
penggunaannya juga murah pemakaiannya. Bijih yang mengandung mineral
magnetik akan menimbulkan efek langsung pada peralatan, sehingga dengan
segera dapat diketahui.
Metoda eksplorasi dengan magnetik sangat berguna dalam pencarian
sasaran eksplorasi sebagai berikut :
2. Metode Geolistrik
Metode ini mengukur dan menyelidiki sifat kelistrikan yang dimiliki oleh
batuan atau mineral. Mineral-mineral sulfida pada umumnya bisa dikenali dengan
metode ini dikarenakan oleh sifat fisisnya yang mudah menghantarkan listrik yang
diinjeksikan ke dalam bumi.
Dalam cara pengukuran tahanan jenis batuan di dalam bumi biasanya
dipakai sistem empat elektrode yang dikontakan dengan baik pada bumi. dua
elektrode dipakai untuk memasukan arus listrik ke dalam bumi, disebut elektrode
arus (current electrode) disingkat C, dan dua elektrode lainnya dipakai untuk
mengukur voltage yang timbul karena arus tadi, elektrode ini disebut elektrode
potensial atau “potential electode” disingkat P. ada beberapa cara dalam penyusun
9
ke empat elektode tersebut, dua diantaranya banyak yang dipakai adalah cara
Wenner dan cara Shlumberger.
3. Metode Seismik
Tujuan utama metode seismik adalah mengukur cepat rambat dari jenis
perlapisan yang terdiri dari batuan dengan cepat rambat berbeda tiap batuan yang
akan diterima oleh alat penerima getaran disebut geofon. Metoda ini jarang
dipergunakan dalam penyelidikan pertambangan bijih tetapi banyak dipergunakan
dalam penyelidikan minyak bumi.
Geofon-geofon yang dipasang secara teratur di sekitar lobang ledakan tadi
akan terbias atau refraksi. Dengan mengetahui waktu ledakan dan waktu
kedatangan gelombang-gelombang tadi, maka dapat diketahui kecepatan rambatan
waktu getaran melalui perlapisan-perlapisan batuan. Dengan demikian konfigurasi
struktur bahwa permukaan dapat diketahui. Gelombang akan merambat dengan
kecepatan yang berbeda pada batuan yang berbeda-beda. Geophone merupakan
alat penerima gelombang yang dipantulkan kepermukaan, hidrophone untuk
gelombang di dasar laut
Cepat rambat gelombang seismik pada batuan tergantung pada jenis
batuan, derajat pelapukan, derajat pergerakan, tekanan, porositas (kadar air) dan,
Umur (diagenesa, konsolidasi, dll)
10
Metoda Geokimia
Pengukuran sistimatika terhadap satu atau lebih unsur jejak (trace
elements) pada batuan, tanah, stream, air atau gas. Tujuannya untuk mencari
anomali geokimia berupa konsentrasi unsur-unsur yang kontras terhadap
lingkungannya atau background geokimia.
Anomali dihasilkan dari mobilitas dan dispresi unsur-unsur yang
terkonsentrasi pada zona mineralisasi. Anomali merupakan perbedaan-perbedaan
yang mencolok antara satu titik atau batuan dengan titik lainnya. Pada dasarnya
eksplorasi jenis ini lebih cenderung untuk menentukan perbedaan mendasar
(anomali) unsur-unsur yang terdapat pada tanah atau sampel yang kita cari. Proses
untuk membedakan unsur ini dilakukan dengan beberapa reaksi kimia.
11
langsung ini dapat dilakukan (diterapkan) pada sepanjang kegiatan eksplorasi
(tahap awal s/d detail). Beberapa metode (aspek) yang akan dipelajari sehubungan
dengan Metode Eksplorasi Langsung ini adalah :
Pemetaan geologi/alterasi.
Tracing float, paritan, dan sumur uji.
Sampling (pengambilan dan preparasi contoh)
Pemetaan Geologi
Pemetaan geologi merupakan suatu kegiatan pendataan informasi-
informasi geologi permukaan dan menghasilkan suatu bentuk laporan berupa peta
geologi yang dapat memberikan gambaran mengenai penyebaran dan susunan
batuan (lapisan batuan), serta memuat informasi gejala-gejala struktur geologi
yang mungkin mempengaruhi pola penyebaran batuan pada daerah tersebut.
Selain pemetaan informasi geologi, pada kegiatan ini juga sekaligus memetakan
tanda-tanda mineralisasi yang berupa alterasi mineral.
Tingkat ketelitian dan nilai dari suatu peta geologi sangat tergantung pada
informasi-informasi pengamatan lapangan dan skala pengerjaan peta. Skala peta
tersebut mewakili intensitas dan kerapatan data singkapan yang diperoleh yang
diperoleh. Tingkat ketelitian peta geologi ini juga dipengaruhi oleh tahapan
eksplorasi yang dilakukan. Pada tahap eksplorasi awal, skala peta 1 : 25.000
mungkin sudah cukup memadai, namun pada tahap prospeksi s/d penemuan, skala
peta geologi sebaiknya 1 : 10.000 s/d 1 : 2.500.
12
Gambar H Peta Geologi
13
panduan berukuran kasar (besar), sedangkan dengan menggunakan dulang
ditujukan untuk material-material yang berukuran halus (pasir s/d kerikil). Secara
konseptual tracing dengan pendulangan ini mirip dengan tracing float.
Informasi-informasi yang perlu diperhatikan adalah : Peta jaringan sungai,
Titik-titik (lokasi) pengambilan float, Titik-titik informasi dimana float
termineralisasi atau tidak termineralisasi. Titik-titik informasi kuantitas dan
kualitas float.
14
dengan arah relatif tegak lurus bidang perlapisan (terutama pada endapan
berlapis). Informasi yang diperoleh antara lain ; jurus bidang perlapisan,
kemiringan lapisan, ketebalan lapisan, karakteristik perlapisan (ada split atau
sisipan), serta dapat sebagai lokasi sampling.
Sumur Uji
Pembuatan sumur uji atau test pit dimaksudkan untuk mendapatkan hasil
lebih akurat dari pembuatan parit uji, sumur uji dibuat dengan menggali lubang
sedalam 10 sampai 20 meter. Pada pembuatan sumur uji harus diperhatikan
beberapa faktor, seperti adanya bongkahan bongkahan yang akan mempersulit
dalam proses penggalian. Faktor lain yang juga harus diperhatikan adalah adanya
air yang akan menyulitkan dalam proses penggalian dan pada proses pengamatan
struktur batuan yang ada pada sumur uji yang telah dibuat. Hal-hal lain yang perlu
diperhatikan dari penggalian sumur adalah gejala longsoran, keluarnya gas
beracun, dan lain-lain.
15
ketebalan lapisan, dan karakteristik variasi endapan secara vertikal, serta dapat
digunakan sebagai lokasi sampling. Pada endapan yang berhubungan dengan
pelapukan (lateritik atau residual), pembuatan sumur uji ditujukan untuk
mendapatkan batas-batas zona lapisan (zona tanah, zona residual, zona lateritik),
ketebalan masing-masing zona, variasi vertikal masing-masing zona, serta pada
deretan sumur uji dapat dilakukan pemodelan bentuk endapan.
Pengambilan Sampel
Sampel (contoh) merupakan satu bagian yang representatif atau satu
bagian dari keseluruhan yangbisa menggambarkan berbagai karakteristik untuk
tujuan inspeksi atau menunjukkan bukti-bukti kualitas, dan merupakan sebagian
dari populasi stastistik dimana sifat-sifatnya telah dipelajariuntuk mendapatkan
informasi keseluruhan.
Gambar K Sampling
Secara spesifik, conto dapat dikatakan sebagai sekumpulan material yang
dapat mewakili jenis batuan, formasi, atau badan bijih (endapan) dalam arti
kualitatif dan kuantitatif dengan pemerian (deskripsi) termasuk lokasi dan
komposisi dari batuan, formasi atau badan bijih (endapan) tersebut. Proses
pengambilan contoh tersebut disebut sampling (pemercontohan).
16
C. Eksplorasi Rinci
Tahapan ini dilakukan untuk mendeliniasi secara rinci dalam bentuk 3
dimensi terhadap endapan mineral yang telah diketahui dari pencontohan
singkapan, paritan, sumuran, pemboran, terowongan. Luas daerah yang diselidiki
biasanya sangat terbatas dalam beberapa km2 dengan titik pengamatan yang
makin rapat. Dengan jarak titik pencontohan/pengamatan yang semakin rapat,
ukuran, bentuk, sebaran, kuantitas dan kualitas endapan mineral tersebut dapat
ditentukan dengan tingkat ketelitian yang tinggi.
Dalam tahapan ini kegiatan yang dilakukan biasanya berupa pemetaan
geologi rinci dengan skala 1 : 2.000 – 1 : 500, pembuatan parit uji/sumur uji,
pemboran, terowongan dan mulai dilakukan uji pengolahan.
Metode yang digunakan oleh Eksplorasi Rinci adalah :
Pemboran
Salah satu keputusan penting di dalam kegiatan eksplorasi adalah
menentukan kapan kegiatan pemboran dimulai dan diakhiri. Pelaksanaan
pemboran sangat penting jika kegiatan yang dilakukan adalah menentukan zona
mineralisasi dari permukaan. Kegiatan ini dilakukan untuk memperoleh gambaran
mineralisasi dari permukaan sebaik mungkin, namun demikian kegiatan pemboran
dapat dihentikan jika telah dapat mengetahui gambaran geologi permukaan dan
mineralisasi bawah permukaan secara menyeluruh.
17
Dalam melakukan perencanaan pemboran, hal-hal yang perlu diperhatikan dan
direncanakan dengan baik adalah :
kondisi geologi dan topografi,
tipe pemboran yang akan digunakan,
spasi pemboran,
waktu pemboran, dan
pelaksana (kontraktor) pemboran.
Selain itu aspek logistik juga harus dipikirkan dengan cermat, antara lain :
juru bor,
peralatan dan onderdil yang dibutuhkan,
alat transportasi,
konstruksi peralatan pemboran, dll.
18
spindle, rotary table, dan top drive. Mesin penggerak yang digunakan dapat
bekerja secara mekanik (dengan bahan bakar) maupun elektrik. Mata bor yang
sering digunakan umumnya berupa tricone bit untuk pemboran open hole (non
coring) ataupun diamond bit untuk pemboran inti (coring).
Fluida bor yang sering digunakan dalam suatu operasi pemboran dapat
berupa udara, air, lumpur atau campuran air dan lumpur. Fluida bor pada
umumnya berfungsi untuk :
(a) pendingin mata bor
(b) pelumas
(c) mengangkat sludge ke atas
(d) melindungi dinding lubang bor dari runtuhan.
19