Anda di halaman 1dari 19

Tahapan Penyelidikan dan Tingkat Klasifikasi Sumberdaya

Mineral

Tabel 1.  Hubungan antara Tahapan Eksplorasi dengan Metoda Penyelidikan,


Kerapatan Titik Pengamatan dan Kalasifikasi Sumber Daya (Cadangan) Bahan
Galian

A. Prospeksi
Prospeksi merupakan kegiatan penyelidikan dan pencarian untuk
menemukan endapan bahan galian atau mineral berharga berdasarkan data
geologi, geokimia, dan geofisika. Prospeksi merupakan tahapan awal yang
dilakukan dalam proses penambangan sebelum tahap Eksplorasi. Tahapan ini
mempunyai resiko yang sangat tinggi (high risk), karena berhubungan dengan
resiko geologi. Tahap Prospeksi dilakukan dengan cara penyelidikan umum atau
disebut sebagai peneyelidikan secara geologi umum atau geofisika, di daratan,

1
perairan, maupun dari udara, segala sesuatu dengan maksud untuk membuat peta
geologi umum atau menetapkan tanda-tanda adanya bahan galian pada
umumnya. Adanya letakan bahan galian yang ditetapkan pada penyelidikan
umum lebih lanjut diteliti secara seksama pada tahap Eksplorasi.
Adapun kepastian dari segi ilmu geologi itu antara lain berkenan
dengan :
 Keanekaragaman mineral yang ada dalam bahan galian.
 Perubahan kandungan mineral bijih akibat struktur atau lingkungan
geologi.
 Kemungkinan geologinya adanyasejumlah cadangan lain di tempat sekitar
letakan yang sudah diketahui.

Sedangkan kepastian ekonomi, yang datanya berdampak pada biaya


penambangan, ditentukan antara lain berdasarkan oleh :
 Dimensi-dimensi letakan bahan galian dipermukaan maupun bawah
permukaan
 Variasi kuantitas terhadap kualitas keaneka ragaman sifat teknis batuan
dan sifat aliaran air tanah
 Daya dukung bantuan terhadap limbah

Adapun metode pencarian bahan galian dibagi menjadi dua yaitu :


o Metode Langsung biasanya terbatas pada cadangan permukaan.
Berdasarkan dari penglihatan atau pengamatan langsung. Pada metode
langsung biasanya dilakukan studi geologi beberapa data tambahan dari
foto udara maupun peta topografi daerah tersebut.
o Metode Tidak Langsung yang mana bahan galiannya tersembunyi
biasanya digunakan metode geofisika. Suatu metode yang mendeteksi
kejanggalan-kejanggalan yang disebabkan adanya cadangan mineral
dibawah permukaan bumi. Metode ini biasanya menggunakan analisa
garvitasi, seismikmagnetik dan ukuran radiometric.

2
Metode yang biasa dipakai dalam penyelidikan umum atau prospeksi adalah :

1. PENELUSURAN TEBING-TEBING DI TEPI SUNGAI DAN LERENG-


LERENG BUKIT

Kegiatan ini berusaha untuk menemukan singkapan (outcrop) yang bisa


memberi petunjuk keberadaan suatu endapan bahan galian. Bila ditemukan
singkapan yang menarik dan menunjukkan tanda-tanda adanya mineralisasi, maka
letak dan kedudukan itu diukur dan dipetakan. Juga diambil contoh batuannya
(rock samples) secara sistematis untuk diselidiki di laboratorium agar dapat
diketahui data apa yang “tersimpan” di dalam contoh batuan itu.

2. PENELUSURAN JEJAK SERPIHAN MINERAL (TRACING FLOAT)


Yaitu metode untuk menemukan letak sumber serpihan mineral (mineral
cuts = float) yang umumnya berupa urat bijih (vein) endapan primer di tempat-
tempat yang elevasinya tinggi. Caranya adalah dengan mencari serpihan atau
potongan mineral-mineral berharga (emas, intan, kasiterit, dll) yang keras, tidak
mudah larut dalam asam maupun basa lemah dan memiliki berat jenis yang tinggi
dimulai dari kelokan di hilir sungai. Pada kelokan sungai sebelah dalam (lihat
Gambar A) diambil beberapa genggam endapan pasir lalu dicuci dengan dulang
atau lenggang (pan/batea/horn ; lihat Gambar 1). Bila dari dalam dulang itu
ditemukan serpihan mineral berharga, maka pendulangan di kelokan sungai
diteruskan ke hulu sungai (lihat titik-titik A1, A2 dan A3 pada Gambar A) sampai
serpihan mineral berharga itu tak ditemukan lagi. Selanjutnya pencarian serpihan
itu dilakukan ke kiri-kanan tepian sungai dengan cara mendulang tumpukan pasir
yang ada di tepian sungai tersebut. Pekerjaan ini diteruskan ke lereng-lereng bukit
disertai dengan penggalian sumur uji dan parit uji sampai serpihan itu menghilang
dan sumber serpihan yang berupa endapan primer itu ditemukan. Tetapi mungkin
juga sumber serpihan mineral berharga itu tidak ditemukan.

3
Gambar A Bentuk-bentuk dulang atau lenggang Dan Serpihan mineral pada
kelokan sungai

3. PENYELIDIKAN DENGAN SUMUR UJI (TEST PIT)


Untuk memperoleh bukti mengenai keberadaan suatu endapan bahan
galian di bawah tanah dan mengambil contoh batuan (rock samples)-nya biasanya
digali sumur uji (test pit) dengan mempergunakan peralatan sederhana seperti
cangkul, linggis, sekop, pengki, dsb. Bentuk penampang sumur uji bisa empat
persegi panjang, bujur sangkar, bulat atau bulat telur (ellip) yang kurang
sempurna (lihat Gambar B).
Tetapi bentuk penampang yang paling sering dibuat adalah empat persegi
panjang; ukurannya berkisar antara 75 x 100 m sampai 150 x 200 m. Sedangkan
kedalamannya tergantung dari kedalaman endapan bahan galiannya atau batuan
dasar (bedrock)nya dan kemantapan (kestabilan) dinding sumur uji. Bila tanpa
penyangga kedalaman sumur uji itu berkisar antara 4 - 5 m. Agar dapat diperoleh
gambaran yang representatif mengenai bentuk dan letak endapan bahan secara
garis besar, maka digali beberapa sumur uji dengan pola yang teratur seperti
empat persegi panjang atau bujur sangkar (pada sudut-sudut pola tersebut digali
sumur uji) dengan jarak-jarak yang teratur pula (100 - 500 m), kecuali bila
keadaan lapangan atau topografinya tidak memungkinkan. Dengan ukuran,
kedalaman dan jarak sumur uji yang terbatas tersebut, maka volume tanah yang
digali juga terbatas dan luas wilayah yang rusak juga sempit.

4
Gambar B Macam bentuk penampang sumur uji

4. PENYELIDIKAN DENGAN PARIT UJI (TRENCH)


Pada dasarnya maksud dan tujuannya sama dengan penyelidikan yang
mempergunakan sumur uji. Demikian pula cara penggaliannya. Yang berbeda
adalah bentuknya ; parit uji digali memanjang di permukaan bumi dengan bentuk
penampang trapesium (lihat Gambar C) dan kedalamannya 2-3 m, sedang
panjangnya tergantung dari lebar atau tebal singkapan endapan bahan galian yang
sedang dicari dan jumlah (volume) contoh batuan (samples) yang ingin diperoleh.
Berbeda dengan sumur uji, bila jumlah parit uji yang dibuat banyak dan
daerahnya mudah dijangkau oleh peralatan mekanis, maka penggalian parit uji
dapat dilakukan dengan dragline atau hydraulic excavator (back hoe).

Gambar C bentuk penampang Parit Uji

Untuk menemukan urat bijih yang tersembunyi di bawah material penutup


sebaiknya digali dua atau lebih parit uji yang saling tegak lurus arahnya agar
kemungkinan untuk menemukan urat bijih itu lebih besar. Bila kebetulan kedua

5
parit uji itu dapat menemukan singkapan urat bijihnya, maka jurusnya (strike)
dapat segera ditentukan. Selanjutnya untuk menentukan bentuk dan ukuran urat
bijih yang lebih tepat dibuat parit-parit uji yang saling sejajar dan tegak lurus
terhadap jurus urat bijihnya (lihat Gambar D).

Gambar D arah penggalian Parit Uji

5. METODE GEOFISIKA (GEOPHYSICAL PROSPECTING)


Metode geofisika dipakai sebagai alat untuk menemukan adanya
perbedaan (anomali) yang disebabkan oleh adanya endapan bahan galian yang
tersembunyi di bawah permukaan bumi. Pada umumnya endapan bahan galian
yang tersembunyi di bawah permukaan bumi itu memiliki satu atau lebih sifat-
sifat fisik yang berbeda dari sifat fisik batuan di sekelilingnya, sehingga
perbedaannya itu dapat dicatat (diukur) dengan peralatan geofisika. Metode
geofisika ini memang mahal dan hasilnya tidak selalu teliti dan meyakinkan,
karena tergantung dari kepiawaian dalam melakukan interpretasi terhadap anomali
dan data geologi yang diperoleh. Walaupun demikian metode ini bisa sangat
membantu dalam mengarahkan kegiatan eksplorasi di kemudian hari.

6. METODE GEOKIMIA (GEOCHEMISTRY PROSPECTING)


Metode geokimia dipergunakan untuk merekam perubahan-perubahan
komposisi kimia yang sangat kecil, yaitu dalam ukuran part per million (ppm),
pada contoh air permukaan (air sungai), air tanah, lumpur yang mengendap di
dasar sungai, tanah dan bagian-bagian dari tanaman (pepohonan) seperti pucuk
daun, kulit pohon dan akar yang disebabkan karena di dekatnya ada endapan

6
bahan galian atau endapan bijih (ore body). Pada dasarnya semua endapan bahan
galian pada saat terbentuk akan “merembeskan” sebagian kecil unsur kimia atau
logam yang dikandungnya ke lapisan batuan di sekelilingnya. ”Rembesan” unsur
kimia atau logam inilah yang ditelusuri dengan metode geokimia. Oleh sebab itu
prospeksi geokimia biasanya dilakukan di sepanjang aliran sungai dan daerah
aliran sungai (DAS) serta di daratan.
Prospeksi geokimia hanya mampu membantu melengkapi data dan
informasi untuk mengarahkan di daerah mana prospeksi geofisika harus
dilakukan. Tetapi prospeksi geokimia sangat bermanfaat untuk penyelidikan di
daerah yang bila diselidiki dengan geofisika tidak efektif, terutama untuk
pengamatan awal di daerah terpencil yang luas. Setiap contoh air, tanah dan
komponen tumbuh-tumbuhan yang diambil dengan teliti dan sistematis dari
daerah yang sedang diteliti, kemudian harus dianalisis secara kimiawi dengan
reagen yang khas dan hanya peka untuk unsur kimia atau logam tertentu (a.l. Cu,
Pb, Zn, Ni dan Mo) walaupun kadar unsur kimia atau logam itu sangat rendah.
Hasil analisis kimia khusus itu dipetakan untuk dipelajari adanya 8nomaly
geokimia yang antara lain disebut halos.
Prospeksi geokimia biasanya berlangsung tidak terlalu lama (0,5-1,0
tahun), sedangkan jumlah contoh (sample) yang diambil dari setiap tempat tak
banyak (1-2 kg).

B. Eksplorasi Pendahuluan
Dalam tahap eksplorasi pendahuluan ini tingkat ketelitian yang diperlukan
masih kecil sehingga peta-peta yang digunakan dalam eksplorasi pendahuluan
juga mempunyai skala yang relatif kecil, yaitu 1 : 50.000 sampai 1 : 25.000. Ada
dua metode yang digunakan dalam eksplorasi pendahuluan, yaitu :

7
Tabel 2. Konsep eksplorasi langsung dan eksplorasi tak langsung

1. Metode Eksplorasi Tidak Langsung


Metode eksplorasi tidak langsung ialah suatu metode eksplorasi yang tidak
berhubungan langsung dengan kondisi permukaan atau bawah permukaan,
terhadap endapan yang dicari. Namun melalui anomaly-anomali yang diperoleh
dari hasil pengamatan/pengukuran dengan memanfaatkan sifat-sifat fisik atau
kimia dari endapan. Beberapa metode eksplorasi tidak langsung adalah :
 Metoda Geofisika
 Metoda geokimia

Metode Geofisika
Eksplorasi geofisika dilakukan berdasarkan perbedaan dari sifat fisik dari
batuan, mineral dan bijih dari endapan yang diukur. Secara umum eksplorasi
geofisika dilakukan dengan beberapa metode antara lain yaitu;

1. Metode Magnetik
Metode magnetik pada dasarnya adalah memetakan gangguan lokal pada
medan magnetik bumi yang disebabkan oleh variasi kemagnetan batuan. Metode
ini adalah metode geofisika tertua yang dikenal oleh manusia. Sejarah metode ini

8
dimulai dari kompas magnetik yang pertama ditemukan di Cina 3000 tahun yang
lalu. Dalam perkembangannya medan magnetik bumi telah digunakan dalam
eksplorasi bijih besi pada eksplorasi di Swedia. Alat untuk menggunakan metode
magnetik adalah magnetometer. Saat ini metode magnetik merupakan salah satu
metode geofisika yang paling banyak digunakan orang karena selain mudah
penggunaannya juga murah pemakaiannya. Bijih yang mengandung mineral
magnetik akan menimbulkan efek langsung pada peralatan, sehingga dengan
segera dapat diketahui.
Metoda eksplorasi dengan magnetik sangat berguna dalam pencarian
sasaran eksplorasi sebagai berikut :

 Mencari endapan placer magnetik pada endapan sungai


 Mencari deposit bijih besi magnetik di bawah permukaan
 Mencari bijih sulfida yang kebetulan mengandung mineral magnetit sebagai
mineral ikutan
 Intrusi batuan basa dapat diketahui kalau kebetulan mengandung magnetit
dalam jumlah cukup
 Untuk dapat mengetahui ketebalan lapisan penutup pada suatu batuan beku
yang mengandung mineral magnetik.

2. Metode Geolistrik
Metode ini mengukur dan menyelidiki sifat kelistrikan yang dimiliki oleh
batuan atau mineral. Mineral-mineral sulfida pada umumnya bisa dikenali dengan
metode ini dikarenakan oleh sifat fisisnya yang mudah menghantarkan listrik yang
diinjeksikan ke dalam bumi.
Dalam cara pengukuran tahanan jenis batuan di dalam bumi biasanya
dipakai sistem empat elektrode yang dikontakan dengan baik pada bumi. dua
elektrode dipakai untuk memasukan arus listrik ke dalam bumi, disebut elektrode
arus (current electrode) disingkat C, dan dua elektrode lainnya dipakai untuk
mengukur voltage yang timbul karena arus tadi, elektrode ini disebut elektrode
potensial atau “potential electode” disingkat P. ada beberapa cara dalam penyusun

9
ke empat elektode tersebut, dua diantaranya banyak yang dipakai adalah cara
Wenner dan cara Shlumberger.

Gambar E Hasil Eksplorasi Geolistrik

3. Metode Seismik
Tujuan utama metode seismik adalah mengukur cepat rambat dari jenis
perlapisan yang terdiri dari batuan dengan cepat rambat berbeda tiap batuan yang
akan diterima oleh alat penerima getaran disebut geofon. Metoda ini jarang
dipergunakan dalam penyelidikan pertambangan bijih tetapi banyak dipergunakan
dalam penyelidikan minyak bumi.
Geofon-geofon yang dipasang secara teratur di sekitar lobang ledakan tadi
akan terbias atau refraksi. Dengan mengetahui waktu ledakan dan waktu
kedatangan gelombang-gelombang tadi, maka dapat diketahui kecepatan rambatan
waktu getaran melalui perlapisan-perlapisan batuan. Dengan demikian konfigurasi
struktur bahwa permukaan dapat diketahui. Gelombang akan merambat dengan
kecepatan yang berbeda pada batuan yang berbeda-beda. Geophone merupakan
alat penerima gelombang yang dipantulkan kepermukaan, hidrophone untuk
gelombang di dasar laut
Cepat rambat gelombang seismik pada batuan tergantung pada jenis
batuan, derajat pelapukan, derajat pergerakan, tekanan, porositas (kadar air) dan,
Umur (diagenesa, konsolidasi, dll)

10
Metoda Geokimia
Pengukuran sistimatika terhadap satu atau lebih unsur jejak (trace
elements) pada batuan, tanah, stream, air atau gas. Tujuannya untuk mencari
anomali geokimia berupa konsentrasi unsur-unsur yang kontras terhadap
lingkungannya atau background geokimia.
Anomali dihasilkan dari mobilitas dan dispresi unsur-unsur yang
terkonsentrasi pada zona mineralisasi. Anomali merupakan perbedaan-perbedaan
yang mencolok antara satu titik atau batuan dengan titik lainnya. Pada dasarnya
eksplorasi jenis ini lebih cenderung untuk menentukan perbedaan mendasar
(anomali) unsur-unsur yang terdapat pada tanah atau sampel yang kita cari. Proses
untuk membedakan unsur ini dilakukan dengan beberapa reaksi kimia.

Gambar F Metode Geofisika

2. Metode Eksplorasi langsung


Metode eksplorasi langsung mempunyai pengertian bahwa pengamatan
dapat dilakukan dengan kontak visual dan fisik dengan kondisi permukaan/bawah
permukaan, terhadap endapan yang dicari, serta dapat dilakukan deskripsi
megaskopis/mikroskopis, pengukuran dan sampling terhadap objek yang di
analisis. Begitu juga dengan interpretasi yang dilakukan, dapat berhubungan
langsung dengan fakta-fakta dari hasil pengamatan lapangan. Metode eksplorasi

11
langsung ini dapat dilakukan (diterapkan) pada sepanjang kegiatan eksplorasi
(tahap awal s/d detail). Beberapa metode (aspek) yang akan dipelajari sehubungan
dengan Metode Eksplorasi Langsung ini adalah :
 Pemetaan geologi/alterasi.
 Tracing float, paritan, dan sumur uji.
 Sampling (pengambilan dan preparasi contoh)

Pemetaan Geologi
Pemetaan geologi merupakan suatu kegiatan pendataan informasi-
informasi geologi permukaan dan menghasilkan suatu bentuk laporan berupa peta
geologi yang dapat memberikan gambaran mengenai penyebaran dan susunan
batuan (lapisan batuan), serta memuat informasi gejala-gejala struktur geologi
yang mungkin mempengaruhi pola penyebaran batuan pada daerah tersebut.
Selain pemetaan informasi geologi, pada kegiatan ini juga sekaligus memetakan
tanda-tanda mineralisasi yang berupa alterasi mineral.
Tingkat ketelitian dan nilai dari suatu peta geologi sangat tergantung pada
informasi-informasi pengamatan lapangan dan skala pengerjaan peta. Skala peta
tersebut mewakili intensitas dan kerapatan data singkapan yang diperoleh yang
diperoleh. Tingkat ketelitian peta geologi ini juga dipengaruhi oleh tahapan
eksplorasi yang dilakukan. Pada tahap eksplorasi awal, skala peta 1 : 25.000
mungkin sudah cukup memadai, namun pada tahap prospeksi s/d penemuan, skala
peta geologi sebaiknya 1 : 10.000 s/d 1 : 2.500.

Gambar G Pemetaan Geologi

12
Gambar H Peta Geologi

Tracing float, puritan dan sumur uji


 Tracing Float
Float adalah fragmen-fragmen atau pecahan-pecahan (potongan-potongan)
dari badan bijih yanglapuk dan tererosi. Akibat adanya gaya grvitasi dan aliran
air, maka float ini di transport ketempat-tempat yang lebih rendah (ke arah hilir).
Pada umumnya, float ini banyak terdapat pada aliran sungai-sungai.
Tracing (penjejakan » perunutan) float ini pada dasarnya merupakan
kegiatan pengamatan pada pecahan-pecahan (potongan-potongan) batuan
seukuran kerakal s/d boulder yang terdapat pada sungai-sungai, dengan asumsi
bahwa jika terdapat pecahan-pecahan yang mengandung mineralisasi, maka
sumbernya adalah pada suatu tempat di bagian hulu dari sungai tersebut. Dengan
berjalan ke arah hulu, maka diharapkan dapat ditemukan asal dari pecahan (float)
tersebut.
Intensitas, ukuran dan bentuk butiran float yang mengandung mineralisasi
(termineralisasi) dapat digunakan sebagai indikator untuk menduga jarak float
terhadap sumbernya. Selain itu sifat dan karakteristik sungai seperti kuat arus,
banjir atau limpasan juga dapat menjadi factor pendukung.
Selain dengan tracing float, dapat juga dilakukan tracing dengan
pendulangan (tracing with panning). Pada tracing float, material yang menjadi

13
panduan berukuran kasar (besar), sedangkan dengan menggunakan dulang
ditujukan untuk material-material yang berukuran halus (pasir s/d kerikil). Secara
konseptual tracing dengan pendulangan ini mirip dengan tracing float.
Informasi-informasi yang perlu diperhatikan adalah : Peta jaringan sungai,
Titik-titik (lokasi) pengambilan float, Titik-titik informasi dimana float
termineralisasi atau tidak termineralisasi. Titik-titik informasi kuantitas dan
kualitas float.

 Treching (Pembuatan Paritan)


Paritan uji dibangun dengan tujuan untuk mengetahui tebal lapisan
permukaan, kemiringan perlapisan, struktur tanah dan lain-lain. Pada Pembuatan
parit memiliki keterbatasan yaitu hanya bisa dilakukan pada overburden yang
tipis, karena pada pembuatan parit kedalaman yang efektif dan ekonomis yang
dapat dibuat hanya sedalam 2 - 2,5 meter, selebih dari itu pembuatan parit dinilai
tidak efektif dan ekonomis. Pembuatan parit ini dilakukan dengan arah tegak lurus
ore body dan jika pembuatan parit ini dilakukan di tepi sungai maka pembuatan
parit harus tegak lurus dengan arah arus sungai.

Gambar I Pembuatan Paritan

Trenching (pembuatan paritan) merupakan salah satu cara dalam observasi


singkapan atau dalam pencarian sumber (badan) bijih/endapan. Pada pengamatan
(observasi) singkapan, paritan uji dilakukan dengan cara menggali tanah penutup

14
dengan arah relatif tegak lurus bidang perlapisan (terutama pada endapan
berlapis). Informasi yang diperoleh antara lain ; jurus bidang perlapisan,
kemiringan lapisan, ketebalan lapisan, karakteristik perlapisan (ada split atau
sisipan), serta dapat sebagai lokasi sampling.

 Sumur Uji
Pembuatan sumur uji atau test pit dimaksudkan untuk mendapatkan hasil
lebih akurat dari pembuatan parit uji, sumur uji dibuat dengan menggali lubang
sedalam 10 sampai 20 meter. Pada pembuatan sumur uji harus diperhatikan
beberapa faktor, seperti adanya bongkahan bongkahan yang akan mempersulit
dalam proses penggalian. Faktor lain yang juga harus diperhatikan adalah adanya
air yang akan menyulitkan dalam proses penggalian dan pada proses pengamatan
struktur batuan yang ada pada sumur uji yang telah dibuat. Hal-hal lain yang perlu
diperhatikan dari penggalian sumur adalah gejala longsoran, keluarnya gas
beracun, dan lain-lain.

Gambar J Pembuatan Sumur Uji

Pembuatan sumur uji ini umum dilakukan pada eksplorasi endapan-


endapan yang berhubungan dengan pelapukan dan endapan-endapan berlapis.
Pada endapan berlapis, pembuatan sumur uji ditujukan untuk mendapatkan
kemenerusan lapisan dalam arah kemiringan, variasi litologi atap dan lantai,

15
ketebalan lapisan, dan karakteristik variasi endapan secara vertikal, serta dapat
digunakan sebagai lokasi sampling. Pada endapan yang berhubungan dengan
pelapukan (lateritik atau residual), pembuatan sumur uji ditujukan untuk
mendapatkan batas-batas zona lapisan (zona tanah, zona residual, zona lateritik),
ketebalan masing-masing zona, variasi vertikal masing-masing zona, serta pada
deretan sumur uji dapat dilakukan pemodelan bentuk endapan.

 Pengambilan Sampel
Sampel (contoh) merupakan satu bagian yang representatif atau satu
bagian dari keseluruhan yangbisa menggambarkan berbagai karakteristik untuk
tujuan inspeksi atau menunjukkan bukti-bukti kualitas, dan merupakan sebagian
dari populasi stastistik dimana sifat-sifatnya telah dipelajariuntuk mendapatkan
informasi keseluruhan.

Gambar K Sampling
Secara spesifik, conto dapat dikatakan sebagai sekumpulan material yang
dapat mewakili jenis batuan, formasi, atau badan bijih (endapan) dalam arti
kualitatif dan kuantitatif dengan pemerian (deskripsi) termasuk lokasi dan
komposisi dari batuan, formasi atau badan bijih (endapan) tersebut. Proses
pengambilan contoh tersebut disebut sampling (pemercontohan).

16
C. Eksplorasi Rinci
Tahapan ini dilakukan untuk mendeliniasi secara rinci dalam bentuk 3
dimensi terhadap endapan mineral yang telah diketahui dari pencontohan
singkapan, paritan, sumuran, pemboran, terowongan. Luas daerah yang diselidiki
biasanya sangat terbatas dalam beberapa km2 dengan titik pengamatan yang
makin rapat. Dengan jarak titik pencontohan/pengamatan yang semakin rapat,
ukuran, bentuk, sebaran, kuantitas dan kualitas endapan mineral tersebut dapat
ditentukan dengan tingkat ketelitian yang tinggi.
Dalam tahapan ini kegiatan yang dilakukan biasanya berupa pemetaan
geologi rinci dengan skala 1 : 2.000 – 1 : 500, pembuatan parit uji/sumur uji,
pemboran, terowongan dan mulai dilakukan uji pengolahan.
Metode yang digunakan oleh Eksplorasi Rinci adalah :
 Pemboran
Salah satu keputusan penting di dalam kegiatan eksplorasi adalah
menentukan kapan kegiatan pemboran dimulai dan diakhiri. Pelaksanaan
pemboran sangat penting jika kegiatan yang dilakukan adalah menentukan zona
mineralisasi dari permukaan. Kegiatan ini dilakukan untuk memperoleh gambaran
mineralisasi dari permukaan sebaik mungkin, namun demikian kegiatan pemboran
dapat dihentikan jika telah dapat mengetahui gambaran geologi permukaan dan
mineralisasi bawah permukaan secara menyeluruh.

Gambar L Pemboran Eksplorasi

17
Dalam melakukan perencanaan pemboran, hal-hal yang perlu diperhatikan dan
direncanakan dengan baik adalah :
 kondisi geologi dan topografi,
 tipe pemboran yang akan digunakan,
 spasi pemboran,
 waktu pemboran, dan
 pelaksana (kontraktor) pemboran.

Selain itu aspek logistik juga harus dipikirkan dengan cermat, antara lain :
 juru bor,
 peralatan dan onderdil yang dibutuhkan,
 alat transportasi,
 konstruksi peralatan pemboran, dll.

Sedangkan faktor-faktor yang mempengaruhi pemilihan alat pemboran :


 tujuan (open hole – coring),
 topografi dan geografi (keadaan medan, sumber air),
 litologi dan struktur geologi (kedalaman pemboran, pemilihan mata bor),
 biaya dan waktu yang tersedia, serta
 peralatan dan keterampilan.

Hasil yang diharapkan dari pemboran eksplorasi, antara lain :


 identifikasi struktur geologi,
 sifat fisik batuan samping dan badan bijih,
 mineralogi batuan samping dan badan bijih,
 geometri endapan,
 sampling, dll.
Umumnya mekanisme pemboran dibagi menjadi tiga jenis, yaitu rotary
drilling, percussive drilling, dan rotary-percussive drilling. Pada mekanisme
rotary drilling terdapat tiga macam penggerak atau pemutar stang bor yaitu

18
spindle, rotary table, dan top drive. Mesin penggerak yang digunakan dapat
bekerja secara mekanik (dengan bahan bakar) maupun elektrik. Mata bor yang
sering digunakan umumnya berupa tricone bit untuk pemboran open hole (non
coring) ataupun diamond bit untuk pemboran inti (coring).
Fluida bor yang sering digunakan dalam suatu operasi pemboran dapat
berupa udara, air, lumpur atau campuran air dan lumpur. Fluida bor pada
umumnya berfungsi untuk :
(a) pendingin mata bor
(b) pelumas
(c) mengangkat sludge ke atas
(d) melindungi dinding lubang bor dari runtuhan.

19

Anda mungkin juga menyukai