A
had, 14 November 2021. Hari itu
memang menyenangkan. Tanpa kau
sadari, kita sedang berada di sebuah
lingkaran permainan.
2
Permata Yang Indah
3
I
ngin sekali aku menulis panjang lebar tentangmu
di lembaran kecil ini. Tapi sayang, terhalang oleh
“manuskrip Tuhan”. Ia bak tabir yang
merenggangkan.
4
“Semoga tuhan senantiasa
menjagamu. Permata yang indah”
5
Second Smile
6
W
alaupun kamu hanya mengenalku hanya
lewat chat yang kita rangkai bersama,
aku akan tetap menapaki tempat dimana
aku berpijak tapat saat pertama kali sang aku
mengenalmu.
7
Aku juga sama sekali tidak tau, apa sebenarnya ini.
Rasakah? Rindu? Cinta?. Bagiku mungkin.
Bagimu?
Entahlah! Karna aku hanya berbicara seorang diri.
Aku juga tidak tau apakah ini rasa yang dititipkan oleh
tuhan atau cobaan untukku yang sedang berusaha
8
menyelesaikan amanah tuhan, bainda nabi, dan orang
tua ini.
Udah dulu.
Walaupun sebenarnya masih banyak yang ingin aku
abadikan tentangmu di kertas kecil ini.
9
Dalih
10
S
eketika kamu menghampiriku dalam bayang,
seketika itu pula ingatanku kembali tentang
frasa indah Maulana Jalaludin Ar Rumi.
11
Thanks for you, paper! Kamu rela membiarkan dirimu
tergores oleh penaku ketika siperindu ini merindukan
sang permata di kejauhan sana.
Ternyata Salah
12
Sebagaimana aktivitas senja, ia akan
menghilang ketika malam akan tiba. Apakah kamu juga akan
berlaku demikian?
13
S
uatu ketika, aku bertanya tentangmu kepada
temanku-temanku dulu di bangku
SMA/MAMIN dulu-.
15
Fase Kebodohan
Tidak!
18
Takut
“jangan!”
Baiklah, aku akan mengikuti bisikan itu.
Terlalu Besar
Cinta bukanlah karya mereka yang
lemah grmulai. Cinta adalah karya para petarung.
21
S
ebenarnya semua orang harus percaya kepada
kemungkinan. Kemungkinan kalah atau
menang, mendapatkan atau kehilangan.
Tapi aku?.
Ayolah aini!
Tuhan...!
Kenapa?
31
Bagaimana dengan
Pertemuan Kita
Selanjutnya?
Ketidakmampuanku untuk
menemuimu setiapa hari menjadi alasanku untuktetap
rindu.
H
anya dua kali kita dipertemukan di tempat
yang berbeda. Pertemuan yang bisa di
hitung oleh jari itu tidak lantas membuatku
tidak mampu lagi menulis rangkaian kalimat ini
untukmu. Sudah banyak kisah yang Aku rasakan
kemudian kuabadikan di atas lembaran kecil ini.
Lantas...?
34
Seberapa Lebar
Kau Membuka
37
Pilu
Sangat pilu.
Aini!
Ada apa?
40
Kebenaran Mutlak
Aini!.
43
Karna aku telah menemukannya.!
44
T
uhan segala yang ada menurut kadarnya,
tidak akan pernah tertukar, terbalik, apalgi
sia-sia. Tuhan menciptakan segala yang ada
menurut kehendaknya dan diberikan kepada hambanya
yang dikendaki-Nya juga.
46
Sengaja menutup rapat relung hatimu untuk seseorang
yang menginginkan dirinya masuk menikmatinya?
Apakah lazim?
47
Sadar
50
Tengoklah ke dalam, dan temukan dari mana
orang mencintai.
51
M
alam ini, -di pondok kecil ini- aku
berkumpul bersam para pembina yang
tinggal di pondok ini. Mereka dua tahun
lebih dewasa dariku, bahkan ada juga yang empat
tahun lebih dewasa.
Sangat pilu!
53
Sebelum
Kepergianku
56
Majnun
59
Tersampaikan sudah
62
Bingung
63
Butuh ruang untuk berjeda agar tidak lupa bahwa
sebaik-baiknya cinta adalah saling mendo’a.
64
H
ai aini, apa kabar? Semoga tuhan selalu
menemani setiap langkah dalam hidupmu.
Kadangkala seorang diharuskan mengalami
kebingungan, entah itu dipaksa oleh keadaan atau
ulahnya sendiri.
66
Atau malah seperti fatamorgana di tengah panasnya
gurun di Sahara? Aku menganggapmu ada. Akan tetapi
ketika aku mendekat, apa yang aku inginkan darimu
tidak aku dapatkan.
67
Flasback
68
P
agi itu sangat cerah. Sang mentari cukup
memberikan kehangantan pada kulit yang
baru saja terluka dengan dinginnya udara
malam.
70
Ketiadannmu di
Sisiku
Kamu Menitipkan
Luka
73
P
ada awalnya, tidak terlintas di fikiranku
bahwa kamu telah dimiliki oleh orang lain.
Rasa yang terlalu penasaran ternya
membuatku terluka.
77
Terlalu Khawatir
80
Terlalu Indah
Apa mungkin?
85
Akulah yang jauh
88
Suatu waktu seorang berkata kepadaku : dia dekat, tapi
kamulah yang sebenarnya jauh! Kamu hanyalah laki-
laki yang pandai dan hanya berani mencintai seseorang
dari kejauhan bayang-bayang yang kau ciptakan
sendiri. Lalu bagaimana bisa kamu begitu menikmati
keadaanmu?
89
Seandainya Kau Tahu
90
L
antunan manuskrip tuhan terdengar indah
melalui telinga. Keluar lirih dari lisan
seorang santri yang sedang sibuk menghafal
dan mengulang apa yang ia dapatkan saat itu. Sedikit
memberikan ketenangan atas gusarnya keadaan hati.
92
kenapa Tidak Aku
Saja?
Misterius!
95
Aku Tidak Kalah
96
S
eorang berkata padaku prihal kenpa aku bisa
kalah hanya dengan satu wanita saja. Apa?
Kalah? Bisakah kau mengulangnya sekali lagi,
kata hatiku bergumam.
97
Kapan ?
98
Andai Saja
Dan hari ini, tepatnya 19 jam yang lalu, kamu baru saja
memposting sesuatu di berandamu, videomu mungkin.
Bahagia?
Pastinya!
Dan akan lebih bahagia lagi jika aku langsung bertanya
kepadamu tentang dirimu yang berada di sana yang
sedang menikmati kilauan senja.
101
Entahlah
Surat untukmu.
104
Love The Sound
Aini!
109
Mimpi
112
Kita berawal dari arah yang berbeda. Aku
harap kita akan berhenti pada satu tujuan yang sama.
Kanya kamu!
Seorang diri!
113
Bahkan ketika aku bertakhta di samudra yang luas
namun aku menetapkan hasratku pada air di dalam
sebuah kendi, siapa yang akan melarangku
memilikinya walaupun air di samudra yang luas
menghalangiku?
114
Pulang
117
hanya dengan sesuap nasi. Tapi kadang aku tidak
menghiraukan agar bahagia itu tidak terlewatkan.
118
Ya tuhan! Budakmu ini sedang menceritakan
ketidaksyukurannya. Maafkan aku tuhan.
119
Ujarmu berusaha menjawab pertanyaanku tentang
apakah seseorang akan senang dan bangga dibuat
perjalan hidupnya oleh orang lain.
120
Memberikan beberapa detik dari waktumu untuk
merangkai kata denganku walaupun hanya melalui
ponsel kecil ini.
121
Pupus
Relakan saja.
Sebab yang lebih menyakitkan itubukan tentng
kehilangan. Tapi ketika, memilih tetap tenggelam dalam
kesakitan.
124
Aku pernah mengatakan bahwa aku kuat menahan
segala rasa ini dan akan bersabar menunggu waktu
yang tepat untuk kuutarakan. Dan sekarang saksikan
begitu lemahnya diri ini.
125
kenapa kau datang?
Sahabatmu
128
129
K
etika di saat semuanya tidak tau arah
kemana akan pergi. Kemana aku harus
membawa hati ini. Fikiran ini menjadi
buntu tak ada pun pikiran yang mampu menenangkan
jiwa.
131
kupatahkan penaku
134
135
berbincang
tentangmu
Tuhan membisiku.
“Matamu lebih jauh lebih kecil. Tetapi, ia
bisa memandang seluruh dunia.”
K
isah cinta merupakan dimensi unik yang
memberi warna pada kehidupan. Kadang ia
berada pada titik putih yang memberikan
rasa nyaman. Kadang juga rapuh tatkala berada pada
titik hitam yang kemudian memberikan rasa sakit.
138
Berbincang tentang dirimu adalah kebahagian yang tak
terkira. Orang bilang itu adalah the meaningful of
happiness. Aku bersyukur bisa menemukan sahabatmu.
Karna ia adalaah tali penghubungku untuk
mengenalmu lebih dekat. Sedikit informasi yang
diberikan kepadaku tapi bagiku itu sudah lebih dari
cukup. Karena dari siapa lagi aku akan berbincang
tentangmu selain mereka. Emang lewat kamu bisa???
139
Mencintaimu misalnya. Tidak menyebut namamu satu
kali bisa membuatku merasa kesepian. Mendengar atau
mengucapkan namamu saja, bahagia tak bisa
diutarakan. Apalagi yang berada di dekatku adalah
ragamu.
Akan Pertemuan
Denganmu
140
Semoga keputusan ini tidak lebih buruk. aku tidak bisa menerka
apakah pertemuan nanti menjadi awal dan akhir dari pertemuan
kita setelah dua pertemuan yang lalu yang tidak disengaja.
142
aku hanya ingin menyampaikan suatu hal , izin aku
memiliki jiwamu. Izinkan jiwamu tinggal di dalam
sanubariku. Biarkan ia hidup di sana. Terserah ragamu
mau kau apakan. Yang terenting jiwamu telah ada di
genggamanku.
BUKAN JIWAMU!
143
AKU MERINDUKANMU, KAU ADALAH
PERMATA YANG KURINDUKAN DALAM
DIAM !
144
Qurratul Aini
Permata yang
dirindukan
145
Tentang Dia
146
Dia berasal dari ibu kota Nusa Tenggara Barat,
Mataram. Tepatnya di sebuah desa yang bernama
Selagalas. Konon dia pertama kali melihat dunia pada
tanggal 12 November 2003. Berbeda satu tahun lebih
muda dari umurku. Terlahir dari orang tua yang baik
hati yang bernama Bapak Akmaludin dan Ibu Ayuni.
Mungkin dalam waktu dekat saya tidak bisa bejumpa
untuk mengatakan terima kasih kepada mereka karena
telah lapang dada melahirkan dan membesarkan sosok
tambatan hati ini. Maka dari itu, melalui tulisan ini
saya ingin menyampakan ucapan terima kasih.
147
Dia mengawali jenjang pendidikannya di sebuah
madrasah swasta yang ada di desanya. Yaitu, MI
Nahdlatul Abror NW Nyangget Selagalas. Setelah
melewati pendidikannya di sana, dia melanjutkan
pendidikannya di sekolah menegah pertama, yaitu di
MtsN 2 Mataram. Setelah itu dia pergi ke Pancor Kota
Santri yang merupakan salah satu pusat pembelajaran
agama di pulau lombok. Tepatnya di sebuah Madrasah
yang khusus unuk perempuan yaitu Madrasah Aliyah
(MA) Mu’allimat NWDI Pancor. Konon katanya dia
mengambil jurusan agama. Agama II. Pada masa inilah
dia mulai aktif berorganisasi dan masih berlalut sampai
sekarang ini. Setelah dia menyelesaikan pendidikannya
di sana. Dia melanjutkan pendidikannya di MDQH
(Ma’had Darul Qur’an wal Hadist) NWDI (Nahdlatul
Wathan Diniah Islamiah) Pancor. Dan dia sekarang ini
baru saja menyelesaikan ujian semester untuk tingkat
satu. Konon saking semangatnya menyelesaikan ujian
di kelasnya, sebagian soalnya di jawab dengan
shalawat. Kenapa saya tau karena saya sendiri yang
148
merekap nilai kelasnya dan melihat jawanbannya.
Mungkin karena hobi sehingga hobinya pun digunakan
untuk menjawab soal. Tapi, Sama hanlnya denganku
yang berlaku sama sepertinya.
149
tempat curhat. Tapi untuk yang terakhir ini saya kurang
setuju.
150
152
153
154
155
156
157
158
159
160
161
162
163
164
165
166
167
168
Tentang Penulis
169
Bernama lengkap khaerul Majdi, sapaan akrabnya didi.
Mengawali hidup pertama kali pada hari jum’at pahing,
9 Agustus 2002. Berasal dari pelosok desa yang
bernama Banjarsari, Aikmel, Lombok Timur, Nusa
Tenggara Barat.
Riwayat pendidikan :
170
- Tahun ini ingin mencoba masuk dunia
perkuliahan.
171