Anda di halaman 1dari 44

PRODUKTIF [TEKNIK KENDARAAN RINGAN]

KATA PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan kepada Tuhan yang Maha Esa atas tersusunnya
modul ini, dengan harapan dapat digunakan sebagai buku teks untuk siswa
Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) Bidang Studi Keahlian Teknologi dan
Rekayasa, Program Keahlian Teknik Kendaraan Ringan.
Penerapan kurikulum 2013 mengacu pada paradigma belajar kurikulum abad
21 menyebabkan terjadinya perubahan, yakni dari pengajaran (teaching) menjadi
Belajar (learning), dari pembelajaran yang berpusat kepada guru (teachers-
centered) menjadi pembelajaran yang berpusat kepada peserta didik (student-
centered), dari pembelajaran pasif (pasive learning) ke cara belajar peserta didik
aktif (active learning-CBSA) atau Student Active Learning-SAL.
Buku teks ini disusun berdasarkan tuntutan paradigma pengajaran dan
pembelajaran kurikulum 2013 diselaraskan berdasarkan pendekatan model
pembelajaran yang sesuai dengan kebutuhan belajar kurikulum abad 21, yaitu
pendekatan model pembelajaran berbasis peningkatan keterampilan proses
sains.
Penyajian modul untuk Mata Pelajaran ′′Teknologi Dasar Otomotif′′ ini
disusun dengan tujuan agar supaya peserta didik dapat melakukan proses
pencarian pengetahuan berkenaan dengan materi pelajaran melalui berbagai
aktivitas proses sains sebagaimana dilakukan oleh para ilmuwan dalam
melakukan eksperimen ilmiah (penerapan scientifik), dengan demikian peserta
didik diarahkan untuk menemukan sendiri berbagai fakta, membangun konsep,
dan nilai-nilai baru secara mandiri.
Penulis menyampaikan terima kasih, sekaligus saran kritik demi
kesempurnaan modul ini dan penghargaan kepada semua pihak yang telah
berperan serta dalam membantu terselesaikannya modul teks siswa untuk Mata
Pelajaran ′′Teknologi Dasar Otomotif” Kelas X/Semester 1 Sekolah Menengah
Kejuruan (SMK).
Samboja, 27 Juli 2019

Anjas Manarang, S.Pd

Page 43
PRODUKTIF [TEKNIK KENDARAAN RINGAN]

DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR............................................................................................i
DAFTAR ISI.........................................................................................................ii
BAB I PENDAHULUAN.......................................................................................1
A. Deskripsi...................................................................................................1
B. Petunjuk Penggunaan Modul....................................................................1
C. Tujuan Akhir..............................................................................................2
D. Kompetensi...............................................................................................2
BAB II PEMBELAJARAN....................................................................................4
A. Rencana Belajar Siswa.............................................................................4
B. Kegiatan Belajar........................................................................................4
1. Kegiatan Belajar 1 : Memahami prinsip-prinsip keselamatan dan
kesehatan kerja (K3)...........................................................................4
2. Kegiatan Belajar 2 : Mengklasifikasi alat pemadam api ringan
(APAR)................................................................................................5
3. Kegiatan Belajar 3 : Memahami prinsip-prinsip pengendalian
kontaminasi.........................................................................................4
4. Kegiatan Belajar 4 : Memahami proses mesin konversi energi...........4
5. Kegiatan Belajar 5 : Memahami klasifikasi engine...............................5
6. Kegiatan Belajar 6 : Memahami cara kerja engine 2 dan 4 langkah....4
DAFTAR PUSTAKA.............................................................................................3

Page 43
PRODUKTIF [TEKNIK KENDARAAN RINGAN]

BAB I PEDAHULUAN
A. DESKRIPSI
Modul Teknologi Dasar Otomotif ini membahas tentang beberapa hal
penting yang perlu diketahui agar dapat Memahami prinsip-prinsip keselamatan
dan kesehatan kerja (K3), Mengklasifikasi alat pemadam api ringan (APAR),
Memahami prinsip-prinsip pengendalian kontaminasi, Memahami proses mesin
konversi energi, Memahami klasifikasi engine dan Memahami cara kerja engine
2 dan 4 langkah.
Modul ini terdiri atas 6 kegiatan belajar. Kegiatan belajar 1 membahas
tentang prinsip-prinsip keselamatan dan kesehatan kerja (K3), Kegiatan belajar 2
membahas tentang alat pemadam api ringan (APAR), Kegiatan belajar 3
membahas tentang prinsip-prinsip pengendalian kontaminasi, Kegiatan belajar 4
membahas tentang proses mesin konversi energi, Kegiatan belajar 5 membahas
tentang klasifikasi engine, dan Kegiatan belajar 6 membahas tentang cara kerja
engine 2 dan 4 langkah.
Setelah mempelajari modul ini siswa diharapkan dapat memahami prinsip-
prinsip keselamatan dan kesehatan kerja (K3), alat pemadam api ringan (APAR),
prinsip-prinsip pengendalian kontaminasi, proses mesin konversi energi,
klasifikasi engine, dan cara kerja engine 2 dan 4 langkah.

B. PETUNJUK PENGGUNAAN MODUL


1. Petunjuk Bagi Siswa
Untuk memperoleh hasil belajar secara maksimal, dalam menggunakan
modul ini maka langkah-langkah yang perlu dilaksanakan antara lain:
a. Bacalah dan pahami dengan seksama uraian-uraian materi yang ada
pada masing-masing kegiatan belajar. Bila ada materi yang kurang jelas,
siswa dapat bertanya pada guru atau instruktur yang mengampu kegiatan
belajar.
b. Kerjakan setiap tugas formatif (soal latihan) untuk mengetahui seberapa
besar pemahaman yang telah dimiliki terhadap materi-materi yang
dibahas dalam setiap kegiatan belajar.

Page 43
PRODUKTIF [TEKNIK KENDARAAN RINGAN]

c. Untuk kegiatan belajar yang terdiri dari teori dan praktik, perhatikanlah
hal-hal berikut ini :
1) Perhatikan petunjuk-petunjuk keselamatan kerja yang berlaku.
2) Pahami setiap langkah kerja (prosedur praktikum) dengan baik.
3) Sebelum melaksanakan praktikum, identifikasi (tentukan) peralatan
dan bahan yang diperlukan dengan cermat.
4) Gunakan alat sesuai prosedur pemakaian yang benar.
5) Untuk melakukan kegiatan praktikum yang belum jelas, harus
meminta ijin guru atau instruktur terlebih dahulu.
6) Setelah selesai, kembalikan alat dan bahan ke tempat semula.
7) Jika belum menguasai level materi yang diharapkan, ulangi lagi pada
kegiatan belajar sebelumnya atau bertanyalah kepada guru atau
instruktur yang mengampu kegiatan pembelajaran yang
bersangkutan.
2. Petunjuk Bagi Guru
Dalam setiap kegiatan belajar guru atau instruktur berperan untuk:
a. Membantu siswa dalam merencanakan proses belajar.
b. Membimbing siswa melalui tugas-tugas pelatihan yang dijelaskan dalam
tahap belajar.
c. Membantu siswa dalam memahami konsep, praktik baru, dan menjawab
pertanyaan siswa mengenai proses belajar siswa.
d. Membantu siswa untuk menentukan dan mengakses sumber tambahan
lain yang diperlukan untuk belajar.
e. Mengorganisasikan kegiatan belajar kelompok jika diperlukan.
f. Merencanakan seorang ahli/pendamping guru dari tempat kerja untuk
membantu jika diperlukan.

Page 43
PRODUKTIF [TEKNIK KENDARAAN RINGAN]

C. TUJUAN AKHIR
Setelah mempelajari secara keseluruhan materi kegiatan belajar dalam
modul ini siswa diharapkan dapat:
1. Memahami prinsip-prinsip keselamatan dan kesehatan kerja (K3)
2. Mengklasifikasi alat pemadam api ringan (APAR)
3. Memahami prinsip-prinsip pengendalian kontaminasi
4. Memahami proses mesin konversi energi
5. Memahami klasifikasi engine
6. Memahami cara kerja engine 2 dan 4 langkah

D. KOMPETENSI
1. Kompetensi Inti
a. Menghayati dan mengamalkan ajaran agama yang dianutnya.
b. Menghayati dan mengamalkan perilaku jujur, disiplin, tanggung jawab,
peduli, (gotong royong, kerjasama, toleran, damai), santun, responsif dan
proaktif dan menunjukkan sikap sebagai bagian dari solusi atas berbagai
permasalahan dalam berinteraksi secara efektif dengan lingkungan sosial
dan alam serta dalam menempatkan diri sebagai cerminan bangsa dalam
pergaulan dunia.
c. Memahami, menerapkan, menganalisis, dan mengevaluasi tentang
pengetahuan faktual, konseptual, operasional dasar, dan metakognitif
sesuai dengan bidang dan lingkup kerja Dasar-dasar Teknik Otomotif.
Pada tingkat teknis, spesifik, detil, dan kompleks, berkenaan dengan ilmu
pengetahuan, teknolgi, seni, budaya, dan humaniora dalam konteks
pengembangan potensi diri sebagai bagian dari keluarga, sekolah, dunia
kerja, warga masyarakat nasional, regional, dan internasional.
d. Melaksanakan tugas spesifik dengan menggunakan alat, informasi, dan
prosedur kerja yang lazim dilakukan serta memecahkan masalah sesuai
dengan bidang kerja Dasar-dasar Teknik Otomotif. Menampilkan kinerja
di bawah bimbingan dengan mutu dan kuantitas yang terukur sesuai
dengan standar kompetensi kerja. Menunjukkan keterampilan menalar,
mengolah, dan menyaji secara efektif, kreatif, produktif, kritis, mandiri,
kolaboratif, komunikatif, dan solutif dalam ranah abstrak terkait dengan

Page 43
PRODUKTIF [TEKNIK KENDARAAN RINGAN]

pengembangan dari yang dipelajarinya di sekolah, serta mampu


melaksanakan tugas spesifik di bawah pengawasan langsung.
2. Kompetensi Dasar
KOMPETENSI DASAR KOMPETENSI DASAR
3.1 Memahami prinsip-prinsip 4.1 Mengidentifikasi potensi dan resiko
keselamatan dan kesehatan kecelakaan kerja
kerja (K3)
3.2 Mengklasifikasi alat pemadam 4.2 Menerapkan penggunaan alat
api ringan (APAR) pemadam api ringan (APAR)
3.3 Memahami prinsip-prinsip 4.3 Menerapkan prinsip-prinsip
pengendalian kontaminasi pengendalian kontaminasi
3.4 Memahami proses mesin 4.4 Mendemontrasikan mesin konversi
konversi energi energi
3.5 Memahami klasifikasi engine 4.5 Mengidentifikasi model model
engine
3.6 Memahami cara kerja engine 2 4.6 Menjelaskan cara kerja engine 2
dan 4 langkah dan 4 langkah

Page 43
PRODUKTIF [TEKNIK KENDARAAN RINGAN]

BAB II PEMBELAJARAN
A. RENCANA BELAJAR SISWA
Rencanakan setiap kegiatan belajar anda dengan mengisi tabel di bawah ini
dan mintalah bukti belajar kepada guru jika telah selesai mempelajari setiap
kegiatan belajar.
Jenis Tanggal Waktu Tempat Paraf
Kegiatan Belajar Guru
1. Keselamatan dan Kesehatan
Kerja (K3)

2. Alat Pemadam Api Ringan


(APAR)

3. Pengendalian Kontaminasi

4. Mesin Konversi Energi

5. Klasifikasi Engine

6. Cara Kerja Engine 2 dan 4


Langkah

7. Dasar pembentukan Logam

B. KEGIATAN BELAJAR
1. Kegiatan Belajar 1: Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3)
a. Tujuan Kegiatan Belajar
1) Menjelaskan Dasar Hukum Dan Pengertian Keselamatan Dan
Kesehatan Kerja
2) Menganalis Sejarah Perkembangan Keselamatan Dan Kesehatan
Kerja
3) Mengidentifikasi Faktor Penyebab Kecelakaan
4) Menjelaskan Akibat Kecelakaan
5) Menjelaskan Prinsip Dasar Pencegahan Kecelakaan Kerja
6) Mempraktekan Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3)
7) Menerapkan Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3)

Page 43
PRODUKTIF [TEKNIK KENDARAAN RINGAN]

b. Uraian Materi
Secara filosofi pengertian K3 adalah suatu pemikiran dan upaya
untuk menjamin keutuhan dan kesempurnaan jasmani maupun rohani
tenaga kerja khususnya dan manusia pada umumnya serta hasil karya
dan budaya untuk menuju masyarakat adil dan makmur.
Dalam keilmuan K3 adalah semua ilmu dan penerapannya untuk
mencegah terjadinya kecelakaan kerja, penyakit akibat kerja (PAK),
kebakaran, peledakan dan pencemaran lingkungan.

Dasar Hukum
UU No 1 Tahun 1970 Tentang Keselamatan Kerja
1. Tempat dimana dilakukan pekerjaan bagi suatu usaha.
2. Adanya tenaga kerja yang bekerja di sana.
3. Adanya bahaya kerja di tempat itu.

Permenaker No 5 Tahun 1996 Tentang Sistem Manajemen K3


Setiap perusahaan yang memperkerjakan 100 tenaga kerja atau
lebih dan atau yang mengandung potensi bahaya yang ditimbulkan oleh
karakteristik proses atau bahan produksi yang dapat mengakibatkan
kecelakaan kerja seperti peledakan, kebakaran, pencemaran lingkungan
dan penyakit akibat kerja (PAK).

Permenaker No 4 Tahun 1987 Tentang Panitia Pembina Keselamatan


dan Kesehatan Kerja (P2K3)
1. Tempat kerja dimana pengusaha atau pengurus memperkerjakan
100 orang atau lebih.
2. Tempat kerja dimana pengusaha memperkerjakan kurang dari 100
orang tetapi menggunakan bahan, proses dan instalasi yang memiliki
resiko besar akan terjadinya peledakan, kebakaran, keracunan dan
pencemaran radio aktif.

Page 43
PRODUKTIF [TEKNIK KENDARAAN RINGAN]

Tujuan K3
Berdasarkan Undang-Undang No 1 Tahun 1970 tentang Keselamatan
Kerja :
1. Melindungi dan menjamin keselamatan setiap tenaga kerja dan orang
lain di tempat kerja.
2. Menjamin setiap sumber produksi dapat digunakan secara aman dan
efisien.
3. Meningkatkan kesejahteraan dan produktivitas Nasional.

Pengertian Kecelakaan
Kejadian yang berkaitan dengan pekerjaan dimana cedera, penyakit
akibat kerja (PAK) ataupun kefatalan (kematian) dapat terjadi (termasuk
insiden ialah keadaan darurat).
Kecelakaan Kerja adalah Insiden yang menyebabkan cedera,
penyakit akibat kerja (PAK) ataupun kefatalan (kematian).
Menurut teori efek domino H.W Heinrich juga bahwa kontribusi
terbesar penyebab kasus kecelakaan kerja adalah berasal dari faktor
kelalaian manusia yaitu sebesar 88%. Sedangkan 10% lainnya adalah
dari faktor ketidaklayakan properti/aset/barang dan 2% faktor lain-lain.
Gambar di bawah ialah ilustrasi dari teori domino effect kecelakaan kerja
H.W. Heinrich.

Page 43
PRODUKTIF [TEKNIK KENDARAAN RINGAN]

Upaya Pencegahan Kecelakaan Kerja


Identifikasi dan Pengendalian Bahaya Di Tempat Kerja
1. Pemantauan Kondisi Tidak Aman.
2. Pemantauan Tindakan Tidak Aman.
Pembinaan dan Pengawasan
1. Pelatihan dan Pendidikan.
2. Konseling & Konsultasi.
3. Pengembangan Sumber Daya.
Sistem Manajemen
1. Prosedur dan Aturan.
2. Penyediaan Sarana dan Prasarana.
3. Penghargaan dan Sanksi.

Bahaya K3
Pengertian bahaya K3 adalah semua sumber, situasi ataupun
aktivitas yang berpotensi menimbulkan cedera dan atau penyakit akibat
kerja (PAK).
Sumber
1. Manusia.
2. Mesin.
3. Material.
4. Metode.
5. Lingkungan.
Jenis
1. Tindakan.
2. Kondisi.
Faktor
1. Biologi (Bakteri, Virus, Jamur, Tanaman, Binatang).
2. Kimia (Bahan/Material/Cairan/Gas/Uap/Debu Beracun, Reaktif,
Radioaktif, Mudah Meledak/Terbakar, Iritan, Korosif).
3. Fisik/Mekanik (Ketinggian, Konstruksi, Mesin/Alat/Kendaraan/Alat
Berat, Ruang Terbatas, Tekanan, Kebisingan, Suhu, Cahaya, Listrik,
Getaran, Radiasi).

Page 43
PRODUKTIF [TEKNIK KENDARAAN RINGAN]

4. Biomekanik (Gerakan Berulang, Postur/Posisi Kerja, Pengangkutan


Manual, Desain Tempat Keja/Alat/Mesin).
5. Psikologi/Sosial (Stress, Kekerasan, Pelecehan, Pengucilan,
Lingkungan, Emosi Negatif).

Budaya 5R

5R adalah cara/metode untuk mengatur/mengelola /mengorganisir


tempat kerja menjadi tempat kerja yang lebih baik secara berkelanjutan.
Tujuan adalah untuk meningkatkan efisiensi dan kualitas tempat kerja.
Manfaat
1. Meningkatkan produktivitas karena pengaturan tempat kerja yang
lebih efisien.
2. Meningkatkan kenyamanan karena tempat kerja selalu bersih dan
luas.
3. Mengurangi bahaya di tempat kerja karena kualitas tempat kerja
yang bagus/baik.
4. Menambah penghematan karena menghilangkan pemborosan-
pemborosan di tempat kerja.

Penerapan 5R
Ringkas
1. Memilah barang yang diperlukan & yang tidak diperlukan.
2. Memilah barang yang sudah rusak dan barang yang masih dapat
digunakan.

Page 43
PRODUKTIF [TEKNIK KENDARAAN RINGAN]

3. Memilah barang yang harus dibuang atau tidak.


4. Memilah barang yang sering digunakan atau jarang penggunaannya.
Rapi
1. Menata/mengurutkan peralatan/barang berdasarkan alur proses
kerja.
2. Menata/mengurutkan peralatan/barang berdasarkan keseringan
penggunaannya, keseragaman, fungsi dan batas waktu.
3. Pengaturan tanda visual supaya peralatan/barang mudah
ditemukan.
Resik
1. Membersihkan tempat kerja dari semua kotoran, debu dan sampah.
2. Menyediakan sarana dan prasarana kebersihan di tempat kerja.
3. Meminimalisir sumber-sumber sampah dan kotoran.
4. Memperbarui/memperbaiki tempat kerja yang sudah usang/rusak
(peremajaan).
Rawat
Mempertahankan 3 kondisi di atas dari waktu ke waktu.
Rajin
Mendisiplinkan diri untuk melakukan 4 hal di atas.

Alat Pelindung Diri (APD)


Kelengkapan wajib yang digunakan saat bekerja sesuai dengan
bahaya dan resiko kerja untuk menjaga keselamatan tenaga kerja itu
sendiri maupun orang lain di tempat kerja.

Penyakit Akibat Kerja (PAK)


Pengertian PAK adalah gangguan kesehatan baik jasmani maupun
rohani yang ditimbulkan dan atau diperparah karena aktivitas kerja atau
kondisi yang berhubungan dengan pekerjaan. Contoh: Anthrax, Silicosis,
Asbestosis, Low Back Pain, White Finger Syndrom, dsb.

Page 43
PRODUKTIF [TEKNIK KENDARAAN RINGAN]

Faktor Penyebab
Biologi (Bakteri, Virus Jamur, Binatang, Tanaman) ; Kimia (Bahan
Beracun dan Berbahaya/Radioaktif) ; Fisik (Tekanan, Suhu, Kebisingan,
Cahaya) ; Biomekanik (Postur, Gerakan Berulang, Pengangkutan
Manual) ; Psikologi (Stress, dsb).
Pencegahan
1. Pemeriksaan Kesehatan Berkala.
2. Pemeriksaan Kesehatan Khusus.
3. Pelayanan Kesehatan.
4. Penyedian Sarana dan Prasarana.

Kesehatan Kerja
Adalah penyelenggaraan dan pemeliharaan derajat yang setinggi -
tingginya dari kesehatan fisik, mental dan sosial dari tenaga kerja pada
semua pekerjaan, pencegahan gangguan kesehatan pada tenaga kerja
yang disebabkan oleh kondisi kerjanya, perlindungan tenaga kerja dari
resiko akibat faktor - faktor yang mengganggu kesehatan, penempatan
dan pemeliharaan tenaga kerja dalam suatu lingkungan kerja yang
sesuai dengan kemampuan fisik dan psikologisnya, dan sebagai

Page 43
PRODUKTIF [TEKNIK KENDARAAN RINGAN]

kesimpulannya merupakan penyesuaian pekerjaan kepada manusia dan


manusia kepada pekerjaanya. Sumber : Joint ILO-WHO Committee 1995

Dasar Hukum
1. Undang - Undang No 1 Tahun 1970 tentang Keselamatan Kerja
pasal 8.
2. Permenakertrans 02/MEN/1980 tentang Pemeriksaan Kesehatan
Tenaga Kerja Dalam Penyelenggaraan Keselamatan Kerja.
3. Permenakertrans 1/MEN/1981 tentang Kewajiban Melapor Penyakit
Akibat Kerja.
4. Permenakertrans 3/MEN/1982 tentang Pelayanan Kesehatan Tenaga
Kerja.
5. Kepmenaker 333/MEN/1989 tentang Diagnosis dan Pelaporan
Penyakit Akibat Kerja.
6. Kepmenaker 51/MEN/1999 tentang Nilai Ambang Batas Faktor Fisika
di Tempat Kerja.
7. Undang-Undang No 24 Tahun 2011 tentang Badan Penyelenggara
Jaminan Sosial.
8. Permenaker 1/MEN/1998 tentang Penyelenggaraan Pemeliharaan
Kesehatan Bagi Tenaga Kerja Dengan Manfaat Lebih Dari Paket
Jaminan Pemeliharaan Dasar Jaminan Sosial Tenaga Kerja.
9. Surar Edaran Menakertrans 01/MEN/1979 tentang Pengadaan Kantin
dan Ruang Tempat Makan.
10. Peraturan Menteri Perburuhan tentang Syarat Kesehatan,
Kebersihan serta Penerangan dalam Tempat Kerja.

Ruang Lingkup
1. Penyelenggaraaan pelayanan kesehatan kerja :
 Sarana.
 Tenaga (dokter pemeriksa kesehatan tenaga kerja, dokter
perusahaan dan paramedis perusahaan).
 Organisasi (pimpinan unit PKK, pengesahan penyelenggaraan
PKK).

Page 43
PRODUKTIF [TEKNIK KENDARAAN RINGAN]

2. Pelaksanaan pemeriksaan kesehatan kerja tenaga kerja (Awal,


Berkala, Khusus dan Purna Bakti)
3. Pelaksanaan P3K (Petugas P3K, Kotak P3k dan Isi Kotak P3K).
4. Pelaksanaan gizi kerja (pemeriksaan gizi dan makanan tenaga kerja,
kantin, katering pengelola makanan tenaga kerja , pengelola dan
petugas katering).
5. Pelaksanaan pemeriksaan syarat-syarat ergonomi.
6. Pelaksanaan pelaporan (Pelayanan Kesehatan Kerja, Pemeriksaan
Kesehatan Tenaga Kerja, Penyakit Akibat Kerja)

Tanggap Darurat

Pengertian Keadaan Darurat adalah keadaan sulit yang tidak diduga yang
memerlukan penanggulangan segera supaya tidak terjadi kecelakaan.
Ruang Lingkup
1. Kebakaran yang gagal dipadamkan regu pemadam kebakaran
Perusahaan.
2. Peledakan.
3. Kebocoran gas/cairan/material berbahaya yang tidak dapat diatasi
dalam waktu singkat.
4. Keracunan.
5. Bencana Alam.
6. Perampokan.
7. Ancaman Bom.
8. Demonstrasi / Unjuk Rasa.
9. Huru-hara.

Pelaksanaan Tanggap Darurat Secara Umum


1. Matikan/hentikan seluruh proses/mesin/aktivitas produksi/kerja.
2. Segera menuju titik evakuasi dengan mengikuti jalur evakuasi
darurat.
3. Selamatkan aset yang memungkinkan untuk diselamatkan.
4. Tetap tenang dan cepat bertindak.
5. Informasikan kepada petugas Tanggap Darurat apabila ada rekan
yang masih tertinggal/terperangkap/terluka.

Page 43
PRODUKTIF [TEKNIK KENDARAAN RINGAN]

6. Tetap di area aman hingga ada instruksi lanjutan dari petugas


berwenang.

Kewajiban Perusahaan
Undang-Undang No 1 Tahun 1970 tentang Keselamatan Kerja pasal 14
1. Menulis dan memasang semua syarat keselamatan kerja yang
diwajibkan pada tempat-tempat yang mudah dilihat dan terbaca
menurut petunjuk pegawai pengawas atau Ahli K3 di tempat kerja
yang dipimpinnya.
2. Memasang semua gambar keselamatan kerja yang diwajibkan dan
semua bahan pembinaan lainnya pada tempat-tempat yang mudah
dilihat dan terbaca menurut petunjuk pegawai pengawas atau Ahli K3
di tempat kerja yang dipimpinnya.
3. Menyediakan Alat Pelindung Diri (APD) yang diwajibkan pada tenaga
kerja yang dipimpin maupun orang lain yang memasuki tempat kerja
disertai petunjuk-petunjuk yang diperlukan menurut pegawai
pengawas atau Ahli K3 di tempat kerja yang dipimpinnya.

Kewajiban Tenaga Kerja


Undang-Undang No 1 Tahun 1970 tentang Keselamatan Kerja pasal 12:
1. Memberi keterangan yang benar apabila diminta pegawai
pengawas/keselamatan kerja.
2. Menggunakan Alat Pelindung Diri (APD) yang diwajibkan.
3. Memenuhi dan menaati semua syarat-syarat K3 yang diwajibkan.
4. Meminta pada Pengurus agar dilaksanakan semua syarat-syarat K3
yang diwajibkan.
5. Menyatakan keberatan kerja dimana syarat K3 dan APD yang
diwajibkan diragukan olehnya kecuali dalam hal khusus ditentukan
lain oleh pegawai pengawas dalam batas yang dapat
dipertanggungjawabkan.

Syarat Dasar K3
Undang - Undang No 1 Tahun 1970 tentang Keselamatan Kerja pasal 3:

Page 43
PRODUKTIF [TEKNIK KENDARAAN RINGAN]

1. Mencegah & mengurangi kecelakaan kerja.


2. Mencegah, mengurangi & memadamkan kebakaran.
3. Mencegah & mengurangi bahaya peledakan.
4. Memberi jalur evakuasi keadaan darurat.
5. Memberi P3K.
6. Memberi APD pada tenaga kerja.
7. Mencegah & mengendalikan timbulnya penyebaran suhu,
kelembaban, debu, kotoran, asap, uap, gas, radiasi, kebisingan &
getaran.
8. Mencegah dan mengendalikan Penyakit Akibat Kerja (PAK) dan
keracunan.
9. Penerangan yang cukup dan sesuai.
10. Suhu dan kelembaban udara yang baik.
11. Menyediakan ventilasi yang cukup.
12. Memelihara kebersihan, kesehatan & ketertiban.
13. Keserasian tenaga kerja, peralatan, lingkungan, cara & proses kerja.
14. Mengamankan & memperlancar pengangkutan manusia, binatang,
tanaman & barang.
15. Mengamankan & memelihara segala jenis bangunan.
16. Mengamankan & memperlancar bongkar muat, perlakuan &
penyimpanan barang.
17. Mencegah tekena aliran listrik berbahaya.
18. Menyesuaikan & menyempurnakan keselamatan pekerjaan yang
resikonya bertambah tinggi.

2. Kegiatan Belajar 2: Alat Pemadam Api Ringan (APAR)


a. Tujuan Kegiatan Belajar

Page 43
PRODUKTIF [TEKNIK KENDARAAN RINGAN]

1) Siswa dapat menyebutkan segitiga api dan penyebab kebakaran


2) Siswa dapat menyebutkan faktor terjadinya kebakaran
3) Siswa dapat menyebutkan jenis-jenis klasifikasi kebakaran
4) Siswa dapat menyebutkan media pemadam kebakaran jenis padat
5) Siswa dapat menyebutkan media pemadam kebakaran jenis cair
6) Siswa dapat menyebutkan media pemadam kebakaran jenis gas
7) Siswa dapat menyebutkan aplikasi jenis media pemadam kebakaran
b. Uraian Materi
Api dan Kebakaran
Pengertian Api adalah suatu reaksi kimia (oksidasi) cepat yang
terbentuk dari 3 unsur (panas, oksigen dan bahan mudah terbakar ) yang
menghasilkan panas dan cahaya.

Pengertian Kebakaran adalah nyala api baik kecil maupun besar


pada tempat, situasi dan waktu yang tidak dikehendaki yang bersifat
merugikan dan pada umumnya sulit dikendalikan.

Tahap – Tahap Kebakara


Muncul
1. Reaksi 3 unsur api.
2. Padam dengan sendirinya apabila tidak dapat mencapai tahap
selanjutnya.
3. Menentukan tindakan pemadaman/menyelamatkan diri.
Tumbuh
1. Api membakar bahan mudah terbakar sehingga panas meningkat.
2. Dapat terjadi flashover (ikut menyalanya bahan mudah terbakar lain
di sekitar api karena panas).

Page 43
PRODUKTIF [TEKNIK KENDARAAN RINGAN]

3. Berpotensi menimbulkan korban terjebak, terluka/kematian bagi


petugas pemadam.
Puncak
1. Semua bahan mudah terbakar menyala.
2. Nyala api paling panas dan paling berbahaya bagi siapa saja yang
terperangkap di dalamnya.
Reda/Padam
1. Tahap kebakaran yang memakan waktu paling lama.
2. Penurunan kadar O2 atau bahan mudah terbakar secara signifikan
yang menyebabkan padamnya api.
3. Terdapatnya bahan mudah terbakar yang belum menyala berpotensi
menimbulkan nyala api baru.
4. Berpotensi menimbulkan backdraft (ledakan yang terjadi akibat
masuknya pasokan O2 secara tiba-tiba dari kebakaran ruang tertutup
yang dibuka saat kebakaran berlangsung).

Metofe Pemadaman Api


Pendinginan
1. Menghilangkan unsur panas.
2. Menggunakan media bahan dasar air.
Isolasi
1. Menutup permukaan benda yang terbakar untuk menghalangi unsur
O2 menyalakan api.
2. Menggunakan media serbuk ataupun busa.
Dilusi
1. Meniupkan gas inert untuk menghalangi unsur O2 menyalakan api.
2. Menggunakan media gas CO2.
Pemisahan
1. Memisahkan bahan mudah terbakar dari unsur api.
2. Memindahkan bahan-bahan mudah terbakar jauh dari jangkauan api.
Pemutusan
1. Memutus rantai reaksi api dengan menggunakan bahan tertentu
untuk mengikat radikal bebas pemicu rantai reaksi api.

Page 43
PRODUKTIF [TEKNIK KENDARAAN RINGAN]

2. Menggunakan bahan dasar Halon (Penggunaan Halon sekarang


dilarang karena menimbulkan efek rumah kaca).

Klasifikasi Kebakaran

APAR (Alat Pemadam Api Ringan)


Alat yang ringan serta mudah dilayani untuk satu orang untuk
memadamkan api pada mula terjadi kebakaran.

Petunjuk Penggunaan:
1. Tarik pin pengunci tuas.
2. Arahkan selang ke pusat api.
3. Tekan tuas pegangan tabung pemadam.

Page 43
PRODUKTIF [TEKNIK KENDARAAN RINGAN]

4. Sapukan secara merata.

Hal yang perlu diketahui dalam penggunaan APAR :


1. Perhatikan arah angin (usahakan badan/muka menghadap searah
dengan arah angin) supaya media pemadam benar-benar efektif
menuju ke pusat api dan jilatan api tidak mengenai tubuh petugas
pemadam.
2. Perhatikan sumber kebakaran dan gunakan jenis APAR yang sesuai
dengan klasifikasi sumber kebakaran.

Jenis – Jenis APAR


Berdasarkan Kelas Kebakaran:
1. APAR Kelas A (Kebakaran Padat Non-Logam).
2. APAR Kelas B (Kebakaran Gas & Cairan Mudah Terbakar).
3. APAR Kelas C (Kebakaran Listrik).
4. APAR Kelas D (Kebakaran Logam).
5. APAR Kelas K (Kebakaran Bahan Masakan).
6. APAR Kombinasi (ABC, AB, BC, BK).
Berdasarkan Media Pemadam:

APAR Air, APAR Uap Air, APAR Busa, APAR Serbuk Kimia Kering,
APAR Cairan Kimia, APAR Gas CO2, APAR Halon.
Berdasarkan Konstruksi:

Page 43
PRODUKTIF [TEKNIK KENDARAAN RINGAN]

1. APAR Kartu Gas (Menggunakan tabung gas bertekanan yang


dipasang di luar tabung untuk mengeluarkan isi tabung APAR).
2. APAR Tekanan Tetap (Gas bertekanan untuk mengeluarkan isi
APAR dijadikan satu dengan tabung APAR).
Berdasarkan Penempatan:
APAR Gantung dan APAR Troli (dengan roda dorong).
Berdasarkan Kapasitas:
APAR 0.6 kg s.d 90kg.

3. Kegiatan Belajar 3: Pengendalian Kontaminasi


a. Tujuan Kegiatan Belajar
1) Menjelaskan pengertian kontaminasi
2) Menjelaskan penyebab munculnya kontaminasi
3) Menjelaskan dampak yang ditimbulkan dari kontaminasi
4) Menjelaskan prinsip-prinsip pengendalian kontaminasi
5) Menganalisis kontaminasi pada bahan bakar
b. Uraian Materi
Kontaminasi adalah sebuah kondisi pencampuran yang memberikan
efek yang baik maupun efek yang buruk.
Kontaminasi merupakan berbagai macam material asing didalam
sistem yang bukan merupakan bagian dari sistem tersebut yang dapat
mengakibatkan kerusakan.
Pencemaran lingkungan adalah masuknya atau dimasukkannya
makluk hidup, zat energi, dan atau komponen lain ke dalam lngkungan
atau berubahnya tatanan lingkungan oleh kegiatan manusia atau oleh
proses alam sehingga kualitas lingkungan turun sampai ke tingkat
tertentu yang menyebabkan lingkungan menjadi kurang atau tidak dapat
berfungsi lagi sesuai dengan peruntukannya (UU Pokok Pengelolaan
Lingkungan Hidup No. 4 Tahun 1982).

Polusi umumnya dilakukan oleh beberapa zat yang berubah menjadi


tidak baik yang disebut dengan polutan apabila :

Page 43
PRODUKTIF [TEKNIK KENDARAAN RINGAN]

1. Jumlahnya melebihi jumlah normal


2. Berada pada waktu yang tidak tepat
3. Berada di tempat yang tidak tepat

Pengertian Pengendalian Kontaminasi


Kontaminasi sendiri merupakan suatu kondisi dimana terjadi
pencampuran atau pencemaran terhadap suatu unsur lain yang
memberikan efek tertentu (buruk). Komponen yang dapat menyebabkan
kontaminasi sangat beragam mulai dari benda, hewan, maupun
berbentuk padat ataupun cair. Karena sifat yang berbahaya maka
kontaminan perlu dikendalikan agar tidak mencampur atau mencemar zat
atau unsur lain sehingga dapat membahayakan makhluk hidup terutama
manusia. Jadi pengendalian kontaminasi merupakan suatu cara untuk
mencegah terjadinya pencampuran atau pencemaran terhadap unsur lain
yang dapat memberikan efek buruk baik jangka pendek maupun jangka
panjang.

Jenis-Jenis Kontaminan
1. Kontaminan Cair merupakan kontaminan yang berbentuk cair seperti
limbah cairan pembersih, dan lain sebagainya.
2. Kontaminan Padat merupakan kontaminan yang berbentuk padat
seperti sisa-sisa kabel, plastik, semen, dan lain sebagainya.
3. Kontaminan Gas merupakan kontaminan yang berbentuk gas seperti
gas monoksida, gas karbondioksida, cfc, dan lain sebagainya.
4. Kontaminan B3 merupakan kontaminan dari bahan-bahan kimia
berbahaya sehingga memerlukan penanganan khusus seperti oli,
minyak rem dan lain sebagainya.

Limbah dikelompokkan menjadi tiga, yakni:


1. Berdasarkan Wujudnya
Pada pengelompokan limbah berdasarkan wujud lebih
cenderung dilihat dari fisik limbah tersebut.

Page 43
PRODUKTIF [TEKNIK KENDARAAN RINGAN]

a. Limbah Gas, merupakan jenis limbah yang berbentuk gas,


contoh limbah dalam bentuk Gas antara lain: Karbon Dioksida
(CO2), Karbon Monoksida (CO), SO2, HCL, NO2. dan lain-lain.
b. Limbah cair, adalah jenis limbah yang memiliki fisik berupa zat
cair misalnya: Air Hujan, Rembesan AC, Air cucian, air sabun,
minyak goreng buangan, dan lain-lain.
c. Limbah padat merupakan jenis limbah yang berupa padat,
contohnya: Bungkus jajanan, plastik, ban bekas, dan lain-lain.
2. Berdasarkan sumbernya
Pada pengelompokan limbah nomor 2 ini lebih difokuskan
kepada dari mana limbah tersebut dihasilkan. Berdasarkan
sumbernya limbah bisa berasal dari:
a. Limbah industri; limbah yang dihasilkan oleh pembuangan
kegiatan industri
b. Limbah Pertanian; limbah yang ditimbulkan karena kegiatan
pertanian
c. Limbah pertambangan; adalah limbah yang asalnya dari kegiatan
pertambangan
d. Limbah domestik; yakni limbah yang berasal dari rumah tangga,
pasar, restoran dan pemukiman-pemukiman penduduk yang lain.
3. Berdasarkan senyawa
Berdasarkan senyawa limbah dibagi lagi menjadi dua jenis, yakni
limbah organik dan limbah anorganik.
a. Limbah Organik, merupakan limbah yang bisa dengan mudah
diuraikan (mudah membusuk), limbah organik mengandung
unsur karbon. Contoh limbah organik dapat anda temui dalam
kehidupan sehari-hari, contohnya kotoran manusia dan hewan.
b. Limbah anorganik, adalah jenis limbah yang sangat sulit atau
bahkan tidak bisa untuk di uraikan (tidak bisa membusuk), limbah
anorganik tidak mengandung unsur karbon. Contoh limbah
anorganik adalah Plastik dan baja.

Page 43
PRODUKTIF [TEKNIK KENDARAAN RINGAN]

Limbah B3 (Bahan Berbahaya dan Beracun)


Selain pengelompokan limbah-limbah diatas masih ada lagi jenis
limbah yang lain, yakni limbah B3. Dari pengertian umumnya limbah
merupakan suatu barang sisa yang bisa berupa padat, cair dan gas.
Limbah B3 sendiri merupakan jenis limbah yang sangat berbahaya,
suatu limbah dapat dikatakan sebagai limbah B3 jika mengandung
bahan yang berbahaya serta beracun karena sifat dan konsentrasinya
bisa mencemari lingkungan dan membahayakan kehidupan manusia
dan lingkungan. Limbah B3 sendiri masih memiliki beberapa karateristik
lagi yakni; Beracun, mudah meledak mudah terbakar, bersifat korosif,
bersifat reaktif, dapat menyebabkan infeksi dan masih banyak lagi.

Cara Penanganan Kontaminan


1. Penanganan Kontaminan Cair melalui proses pengolahan primer
(penyaringan, pengolahan awal, pengendapan, pengapungan) ,
pengolahan sekunder dengan mikroorganisme, desinfeksi, dan endapan
lumpur.
2. Penanganan kontaminan padat dapat melalui proses penimbunan
terbuka, sanitary landfill (lubang yang dilapisi plastik), membuat kompos
padat, dan daur ulang.
3. Penangan kontaminan gas dapat melalui kontrol emisi, menghilangkan
materi partikulat.
4. Penanganan kontaminan B3 melalui penanganan khusus seperti sumur
injeksi, kolam penyimpanan, dan terapan ilmu fisika biologi dan kimia.

Berikut Merupakan Macam-Macam Kontaminan Yang Ada Di Bengkel


Otomotif:
1. Gas H2SO4 yang merupakan hasil elektrolisis accu pada saat pengisian
maupun pengosongan. Hal ini dapat diketahui dari bau menyengat
asam sulfat. Oleh karena itu diperlukan ruangan khusus yang digunakan
untuk proses pengisian aki dan ruangan tersebut memiliki ventilasi yang
baik. Selain berbahaya untuk kesehatan, gas H2SO4 dapat memicu
ledakan apabila terkena sumber panas atau api.

Page 43
PRODUKTIF [TEKNIK KENDARAAN RINGAN]

2. Gas buang dari kendaraan bermotor memiliki berbagai unsur yang dapat
membahayakan kesehatan seperti karbonmonoksida, karbondioksida,
hidrokarbon, dan partikel lainnya. Oleh karena itu, sebuah workshop
atau bengkel harus memiliki ventilasi yang baik agar berbagai partikel
tersebut tidak meracuni manusia disekitarnya.
3. Kontaminan Cair seperti uap bensin, cairan pembersih, dan lain
sebagainya. Oleh karena itu dalam proses perawatan diperlukan
berbagai alat keselamatan seperti masker untuk mencegah terjadinya
keracuna akibat berbagai kontaminan cairan.
4. Limbah B3 atau limbah berbahaya seperti oli dan zat-zat lain yang
mengandung bahan-bahan berbahaya. Limbah berbahaya tersebut
diperlukan pengelolaan khusus agar tidak mencemari lingkungan.
Limbah-limbah tersebut biasanya ditampung terlebih dahulu kemudian
dikirim ke tempat penampungan untuk didaur ulang.

Bengkel mobil atau motor tidak dipungkiri lagi untuk saat ini sangat
berguna dan sangat membantu bagi yang mempunyai kendaraan sepeda
motor, namun disamping itu bengkel motor juga dapat menghasilkan limbah
sebagai berikut :
1. Oli bekas (limbah cair), dapat mengakibatkan rusaknya ekosistem tanah
dan dapat merusak kemurnian air tanah.
2. Sekrap besi, busi bekas, tromol rem bekas dll (limbah padat) dapat
mengotori lingkungan dan dapat mngakibatkan luka jika terinjak.
3. Karbon monoksida/CO (limbah gas) dapat memperbesar kebocoran
lapisan ozon (O3), gangguan pernafasan, keracunan dan kematian.

Di bengkel-bengkel resmi limbah yang dihasilkan sama persis dengan


limbah yang dihasilkan oleh bengkel biasa, yang membedakan adalah dari
cara memperlakukan limbah itu sendiri. Di bengkel biasa limbah oli biasa
tercecer dimana-mana sehingga tanah menjadi tercemar, limbah padat
sering bertebaran dimana-mana sehingga lantai/tanah tercemar limbah
logam dan untuk limbah gas yang berupa gas CO sering tidak diperhatikan
karena tak berbentuk, padahal gas tersebut sangat berbahaya bagi

Page 43
PRODUKTIF [TEKNIK KENDARAAN RINGAN]

kesehatan dan lingkungan, disamping limbah yang dtimbulkan tadi terdapat


juga polusi suara yang dihasilkan kendaraan.
Untuk mencegah, menanggulangi serta mengurangi dampak yang
ditimbulkan oleh limbah yang dihasilkan oleh kendaraan sepeda motor,
dapat dengan cara sebagai berikut :
1. Limbah cair (oli bekas) dapat ditampung ditampung dalam bak
penyimpanan/drum untuk di daur ulang menjadi pelumas dengan proses
penyaringan dan menambahkan zat kimia tertentu.
2. Limbah padangan carat (Sekrap besi, busi bekas dan tromol rem bekas)
dapat dikumpulkan pada tempat tertentu untuk dapat di daur ulang
kembali menjadi onderdil baru menurut jenis bahannya dengan cara
peleburan.
3. Limbah gas (karbon monoksida) dan polusi suara dapat ditanggulangi
dengan cara menyediakan pipa elastis yang didalamnya terdapat
saringan khusus dan terhubung langsung dengan knalpot sepeda motor.
Dengan cara-cara seperti diatas untuk menanggulangi dan mengurangi
dampak dari limbah kendaraan sepeda motor yang ada di bengkel akan
berdampak positif, akan tetapi jika untuk mencegah timbulnya limbah selama
barang/alat masih diperlukan untuk membantu dan meringankan pekerjaan,
limbah akan sangat sulit untuk dihilangkan ataupun dicegah.

Pengendalian Kontaminasi Dengan Baik Dan Benar (Sesuai SOP)


Pembuangan limbah yang tidak memenuhi persyaratan teknis dan
kesehatan dapat merugikan masyarakat banyak, dengan peraturan
pemerintah Republik Indonesia nomor 18 tahun 1999 tentang pengelolaan
limbah bahan berbahaya dan beracun B3.
Secara umum pencemaran/kontaminasi pada tanah dan air didebabkan
karena adanya limbah. Sedangkan pada udara ialah berupa asap, gas
beracun, gas perusak dll.
Contoh : Pengendalian kontaminasi pada bengkel otomotif
1. Sistem Drainase Bengkel
2. Bak penampung Oli bekas
3. Pengumpulan Limbah
4. Pembuangan dan penjualan limbah bengkel dan oli bekas

Page 43
PRODUKTIF [TEKNIK KENDARAAN RINGAN]

4. Kegiatan Belajar 4: Mesin Konversi Energi


a. Tujuan Kegiatan Belajar
1) Macam-Macam Energi
2) Memahami proses mesin konversi energi
3) Menjelaskan ciri-ciri mesin konversi energi
4) Menjelaskan bentuk-bentuk energi
5) Memahami sifat energi
b. Uraian Materi
Klasifikasi Dan Jenis-jenis Energi
Energi dikategorikan atas dua bentuk umum yaitu: energi
transisional dan energi tersimpan. Energi transisional adalah energi
yang sedang bergerak dan dapat berpindah melintasi batas sistem.
Energi tersimpan adalah energi yang berwujud sebagai massa, posisi
dalam medan gaya, dan lain-lain. Energi tersimpan bisa dirubah ke dalam
bentuk energi transisional. Energi bisa dikelompokkan atas 6 yaitu :
1. Energi mekanik
2. Energi listrik
3. Energi elektromagnetik
4. Energi kimia
5. Energi nuklir
6. Energi panas (termal).
Energi Mekanik yaitu suatu energi yang dapat digunakan untuk
mengangkat suatu benda. Dalam SI satuan energinya adalah joule
(watt-detik) dan satuan daya adalah watt. Kerja adalah merupakan bentuk
transisional dari energi mekanik. Energi mekanik dapat disimpan dalam
bentuk energi potensial maupun energi kinetik.
Energi listrik yaitu energi yang berkaitan dengan arus dan akumulasi
elektron. Energi jenis ini dinyatakan dalam satuan daya-waktu, misalnya
watt-jam atau kilowatt-jam. Bentuk transisional dari energi listrik adalah
aliran elektron.
Energi elektromagnetik adalah bentuk energi yang berkaitan
dengan radiasi elektromagnetik. Energi radiasi biasnaya dinyatakan
dalam satuan energi yang sanagt kecil seperti elektron-volt (eV).
Radiasi elektromagnetik adalah bentuk energi murni dimana tidak

Page 43
PRODUKTIF [TEKNIK KENDARAAN RINGAN]

berkaitan dengan massa. Energi ini hanya merupakan energi


transisional yang bergerak dengan kecepatan cahaya.
Energi kimia adalah energi yang keluar sebagai hasil interaksi
elektron dimana dua atau lebih atom dan/atau molekul-molekul
membentuk senyawa kimia yang stabil.
Energi kimia hanya dapat terjadi dalam bentuk energi tersimpan.
Jika energi dilepaskan dalam suatu reaksi kimia, reaksi ini disebut reaksi
eksotermis, dan sebaliknya jika energi diserap dalam suatu reaksi kimia
maka reaksi disebut reaksi endotermis.
Energi nuklir adalah energi yang dilepaskan sebagi hasil usaha
partikel-partikel untuk mendapatkan konfigurasi yang lebih stabil.
Energi ini hanya ada sebagai energi tersimpan yang terlepas akibat
interaksi partikel. Energi nuklir biasanya dinyatakan dalam satuan juta-
elektron per reaksi.
Energi termal adalah bentuk energi dasar dengan kata lain, semua
bentuk energi dapat dikonversi secara penuh ke energi ini. Energi ini
berkaitan dengan getaran atom dan molekular.
Arus konveksi besar dalam bentuk angin di atmosfir dan arus laut di
samudra. Penyerapan energi surya oleh laut juga menghasilkan energi
potensial untuk memproduksi tenaga. Penguapan permukaan air yang
akan menimbulkan awan dan pada akhirnya menghasilkan hujan
akan menjadi sumber energi hidroelektrik atau tenaga air. Energi bulan
terutama berupa energi gravitasi bulan menghasilkan gelombang air
pasang yang mepunyai perbedaan ketinggian hingga 30 feet di tempat-
tempat tertentu. Perubahan ketinggian air laut bisa dimanfaatkan
untuk menghasilkan listrik dengan memasang turbin air. Potensi
total dari seluruh sistem tenaga air pasang dunia diperkirakan
mencapai 64.000 MW.

Page 43
PRODUKTIF [TEKNIK KENDARAAN RINGAN]

5. Kegiatan Belajar 5: Klasifikasi Engine


a. Tujuan Kegiatan Belajar
1) Menganalisis Internal Combution Engine
2) Menganalisis External Combustion Engine
3) Menjelaskan fungsi Komponen Motor Bakar
b. Uraian Materi
Internal Combustion Engine
Motor pembakaran dalam (internal combustion engine) adalah mesin
kalor yang berfungsi untuk mengkonversikan energi kimia yang
terkandung dalam bahan bakar menjadi energi mekanis dan prosesnya
terjadi di dalam suatu ruang bakar yang tertutup. Energi kimia dalam
bahan bakar terlebih dahulu diubah menjadi energi termal melalui proses
pembakaran. Energi termal yang diproduksi akan menaikkan tekanan
yang kemudian menggerakkan mekanisme pada mesin seperti torak,
batang torak, dan poros engkol.
Berdasarka gerakan pengubahan energi panas menjadi energi
mekanis, motor pembakaran dalam dapat diklasifikasikan menjadi motor
gerak bolak balik (motor torak/piston) dan motor gerak putar (motor
wankel).

1. Gerak bolak balik (motor torak/piston)


Pada motor dengan menggunakan piston terjadi perubahan dari
gerak translasi piston menjadi gerak rotasi pada poros engkol, dimana
kedua komponen tersebut dihubungkan melalui sebuah batang piston.
Mesin bensin dan diesel adalah contoh mesin dengan gerakan bolak
balik.
Perlu dimengerti bahwa ada beberapa istilah penting berkaitan
dengan piston dan silinder. Pada saat bergerak piston akan sampai
pada posisi paling atas dalam arti paling jauh dari poros engkol dan
disebut dengan Titik Mati Atas (TMA) atau Top Death Center (TDC),
sedangkan posisi paling bawah adalah Titik Mati Bawah (TMB) atau
Bottom Death Center (BDC).

Page 43
PRODUKTIF [TEKNIK KENDARAAN RINGAN]

Jarak antara TMA ke TMB disebut langkah piston (L) atau Stroke
(S), dan panjang langkah ini ada kaitannya dengan diameter silinder
(bore). Jika sebuah mesin memiliki bore lebih kecil dari stroke maka
dikenal dengan mesin long stroke, sebaliknya jika stroke lebih kecil
dari bore maka disebut dengan over square. Mesin dengan bore
sama dengan stroke disebut mesin square.
Pada mesin piston terjadi langkah-langkah untuk
menghasilkan setiap kerja. Langkah tersebut secara umum adalah
pemasukan bahan bakar dan udara (mesin bensin) atau udara
saja (mesin diesel) ke dalam silinder dengan gerakan piston turun
ke TMB (syarat: saluran masuk ke silinder membuka), lalu
dikompresikan oleh piston yang bergerak menuju TMA ke ruang
bakar untuk kemudian dilakukan pembakaran dengan api busi (mesin
bensin) atau penyemprotan bahan bakar dan kompresi tinggi (mesin
diesel) dengan syarat: semua saluran tertutup. Pembakaran akan
diikuti kenaikan temperatur (T) yang menyebabkan naiknya tekanan
(P) cukup besar dalam silinder. Tekanan tersebut yang mendorong
piston kembali ke arah TMB dengan tenaga yang cukup besar dan
disebut sebagai langkah usaha. Kecenderungan poros engkol untuk
tetap berotasi akan menyebabkan piston kembali ke arah TMA,
dimana kondisi ini dimanfaatkan untuk mengeluarkan gas bekas
pembakaran dari dalam silinder (syarat: saluran buang membuka).
2. Gerak putar (wankel)
Pada motor atau mesin wankel tidak terjadi perubahan gerak
translasi ke rotasi karena konstruksi mesin ini telah dirancang dengan

Page 43
PRODUKTIF [TEKNIK KENDARAAN RINGAN]

gerakan rotor menyerupai segitiga dan bergerak memutar. Dalam


buku ini tidak ada pembahasan detail tentang motor wankel karena
jarang ditemui dalam penggunaan masa kini.

Pada awalnya terjadi langkah pemasukan (intake) bahan bakar


dan udara ke ruang bakar yang berupa cekungan pada rotor,
kemudian oleh karena rotor berputar searah jarum jam dan bentuk
lintasan yang elips maka terjadilah penyempitan ruang antara rotor
dan rumahnya (langkah kompresi). Kompresi dilanjutkan dengan
pembakaran yang diikuti langkah usaha (power) dan diakhiri langkah
buang (exhaust).

Berdasarkan metode penyalaan campuran bahan bakar-udara, motor


pembakaran dalam dapat diklasifikasikan menjadi spark ignition engine
dan compression ignition engine. Dalam melakukan proses pembakaran
tersebut, bagian-bagian motor yang telah disebutkan di atas akan
melakukan gerakan berulang yang dinamakan siklus. Setiap siklus yang
terjadi dalam mesin terdiri dari beberapa urutan langkah kerja.
1. Motor bensin (Spark Ignition Engine)
Pada sistem ini maka campuran  bahan bakar udara dinyalakan
oleh loncatan bunga api listrik diantara elektrode-elektrode busi. Kerja
secara periodik didalam silinder dimulai dari pemasukan campuran
udara dan bensin kedalam silinder sampai pada kompresi,
pembakaran dan pegeluaran gas-gas yang telah terbakar dari silinder
disebut “siklus mesin”

Page 43
PRODUKTIF [TEKNIK KENDARAAN RINGAN]

2. Motor diesel (Compression Ignition egnine)


Berlainan dengan sistem diatas maka pada sistem ini terbakarnya
campuran bahan bakar udara tejadi karena proses penyalaan sendiri
(self ignition). Dan prosesnya dapat dijelaskan sebagai berikut :
Bahan bakar bertekanan tinggi disemprotkan kedalam ruang bakar
dimana udara didalam ruang bakar tersebut karena proses kompressi
temperatur dan tekananya naik. Selanjutnya apabila telah melampaui
temperatur penyalaan sendiri, maka campuran tersbut akan menyala
dan mulai terbakar.

External Combustion Engine


Motor pembakaran luar (External combustion engine) adalah motor
bakar dengan tempat terjadi proses pembakaran dan tempat perubahan
energi panas dilakukan di luar konstruksi/mekanisme engine, contoh:
engine/turbin uap, engine/turbin nuklir. Pada engine uap, energi panas
dari gas hasil pembakaran dipindahkan ke fluida kerja engine (uap air)
melalui dinding pemisah.
Mesin pembakaran luar atau sering disebut juga sebagai eksternal
combustion engine (ECE), yaitu dimana proses pembakarannya terjadi
diluar mesin. Hal-hal yang dimiliki pada mesin pembakaran luar yaitu:
a. Dapat memakai semua bentuk bahan bakar.
b. Dapat memakai bahan bakar yang bermutu rendah.
c. Cocok untuk melayani beban-beban besar dalam satu poros.
d. Lebih cocok dipakai untuk daya tinggi.
Contoh mesin pembakaran luar misalnya mesin uap, turbin uap, nuklir
dan nuklir turbin, pelaksanaan pembakaran dilakukan diluar mesin.
Mesin pembakaran luar adalah proses pembakaran bahan bakar
terjadi diluar motor itu, sehingga untuk melaksanakan pembakaran motor
tersendiri. Panas dari hasil pembakaran bahan bakar tidak langsung
diubah menjadi tenaga gerak, tetapi terlebh dulu melalui media
penghantar, baru kemudian diubah menjadi tenaga mekanik. Di dalam
motor pembakaran luar bahan bakarnya dibakar diruang pembakaran
tersendiri dengan ketel untuk menghasilkan uap, selanjutnya uap yang
dihasilkan digunakan untuk menggerakan sudut–sudut turbin. Jadi motor

Page 43
PRODUKTIF [TEKNIK KENDARAAN RINGAN]

tidak digerakan oleh gas yang terbakar, akan tetapi digarakan oleh uap
air. Berikut ini adalah beberapa contoh eksternal combustion engine:
1. Engine Uap Lokomotif
Lokomotif uap merupakan cikal bakal mesin kereta api. Uap yang
dihasilkan dari pemanasan air yang terletak di ketel uap digunakan
utuk mengerakan torak atau turbin dan selanjutnya disalurkan ke
roda. Bahan bakar biasanya kayu bakar atau batu bara.

Mesin uap, terdiri dari ketel uap yang berisi air dipanaskan dengan
bahan bakar kayu, minyak, atau batu bara secara terus-menerus
sampai mendidih, air yang mendidih tersebut menghasilkan uap air
yang dihasilkan dalam satu kamar sehingga menghasilkan suatu
tekanan tinggi dan menggerakan piston yang selanjutnya juga
menggerakan roda-roda lokomotif.
Komponen-komponennya:
a) Ruang pembakaran: tempat bahan bakar dibakar
b) Boiler drum: menampung air deminelarizer mengalirkanya ke
tubedan menampung uap jenuh yang kembali
c) Economiser: water tube, posisinya paling jauh dari sumber
panas, fungsinya untuk memenaskan air dengan sisa panas
agar efesiensi kalonya membaik
d) Evaporator: water tube yang fungsinya menguapkan air
posisinya biasnya di tengah
e) Superheater: fungsinya memenaskan uap iar menjadi
superheater steam (uap panas)

Page 43
PRODUKTIF [TEKNIK KENDARAAN RINGAN]

f) Tubin uap: merubah energy panas menjadi energi gerak


g) Condensor: fungsinya merubah fasa uap menjadi air kembali
2. Turbin Uap
Sebuah turbin adalah sebuah motor berputar yang mengambil
energi dari aliran fluida.
Turbin tersederhana memiliki satu bagian yang bergerak,
“asembli rotor blade”. Fluida yang bergerak bekerja kapada
baling-baling untuk memutar mereka dan menyalurkan energy ke
rotor. Contoh tubin awal adalah kincir angin dan roda air.

Sebuah turbin yang bekerja terbalik disebut kompresor atau


pompa turbo. Turbin gas, uap, dan air biasanya memiliki casing
sekitar baling-baling yang memfokus dan mengontrol fluid.
“casing” dan baling-baling munggkin memiliki geometri variable
yang dapat membuat operasi efisiens untuk bebrapa kondisi aliran
fluida.

Page 43
PRODUKTIF [TEKNIK KENDARAAN RINGAN]

6. Kegiatan Belajar 6: Cara Kerja Engine 2 dan 4 Langkah


a. Tujuan Kegiatan Belajar
1) Memahami pengertian engine 2 langkah
2) Menganalisis prinsip kerja engine 2 langkah
3) Memahami pengertian engine 4 langkah
4) Menganalisis prinsip kerja engine 4 langkah
5) Mengidentifikasi cara kerja engine 2 langkah
6) Mengidentifikasi cara kerja engine 4 langkah
b. Uraian Materi
Berdasarkan siklus langkah kerjanya, motor pembakaran dalam dapat
diklasifikasikan menjadi motor 2 langkah dan motor 4 langkah.
Berdasarkan pembatasan masalah, peralatan uji yang digunakan adalah
motor Otto berbahan bakar bensin (spark ignition engine) dengan sistem
4 langkah. Motor Otto merupakan motor pembakaran dalam karena motor
Otto melakukan proses pembakaran gas dan udara di dalam silinder
untuk melakukan kerja mekanis.
1. Motor 2 Lanngkah
Motor 2 tak disebut juga mesin 2 langkah (two-stroke engine).
Pada mesin ini satu siklus terdapat 2 kali langkah piston , 1 ke atas
dan 1 ke bawah. Sehingga dalam satu siklusnya tercapai dalam 1
putaran poros engkol.
Ciri khusus mesin 2 tak adalah adanya saluran yang terdapat
pada dinding silinder, sehingga satu kali langkah piston akan
berpengaruh terhadap fungsi saluran tersebut.

Page 43
PRODUKTIF [TEKNIK KENDARAAN RINGAN]

Diatas adalah contoh mesin 2 tak yang memanfaatkan ruang


engkol sebagai bagian aliran bahan bakar (mesin bensin), sedangkan
mesin diesel tidak menggunakan ruang engkol sebagai saluran
karena bahan bakar masuk dengan cara disemprotkan ke dalam
silinder. Mesin diesel 2 tak dilengkapi dengan katup buang, dan tidak
menggunakan katup masuk.
2. Motor 4 Lanngkah
Motor 4 tak disebut juga mesin 4 langkah (four-stroke engine).
Pada mesin ini satu siklus terdapat 4 kali langkah piston , 2 ke atas
dan 2 ke bawah. Sehingga dalam satu siklusnya tercapai dalam 2
putaran poros engkol.

Page 43
PRODUKTIF [TEKNIK KENDARAAN RINGAN]

Mesin 4 tak memiliki ciri khas menggunakan katup masuk (inlet


valve) dan katup buang (exhaust valve) untuk mendukung siklus
kerjanya. Prinsip mesin ini digunakan pada mesin bensin dan mesin
diesel.

Komponen – komponen Motor Bakar2


Komponen Mesin merupakan bagian-bagian utama dari mesin
khususnya yang dibahas disini adalah mesin bensin/premium. Dimana
komponen utama ini merupakan suatu bentuk rangkaian mesin yang
difungsikan sebagai pembuat tenaga.
Adapun yang utama dengan berurutan adalah sebagai berikut:
1. Blok Silinder
Blok Silinder, merupakan bentuk dasar dari mesin dan pada blok
silinder ini  terdapat beberapa buah silinder mesin, pada tiap silinder
terdapat sebuah torak/piston yang dipasangkan pada salah satu ujung
batang piston, sedangkan ujung piston yang lain berhubungan
langsung dengan poros engkol/crank shaft, maka dengan demikian
gerak naik turunnya piston dapat menggerakan poros engkol.
Sedangkan dibagian atas kepala silinder pada bagian dalamnya
berbentuk sebuah ruang bakar dan dilengkapi dengan katup-katup
hisap dan buang.

Page 43
PRODUKTIF [TEKNIK KENDARAAN RINGAN]

Blok silinder biasanya terbuat dari besi tuang/cor tetapi ada pula
yang terbuat dari paduan almunium dengan tujuan untuk mengurangi
berat serta menambah panas radiasi.
2. Silinder

Silinder, merupakan bagian yang memindahkan tenaga panas ke


tenaga mekanik dan untuk tujuan ini piston bergerak naik memadatkan
gas. Untuk memperoleh tenaga maksimum ataupun optimum
diusahakan tidak terdapat kebocoran-kebocoran pada gas-gas yang
dibakar diantara piston dan silinder. Gesekan dan keausan diusahakan
seminim mungkin yang diakibatkan oleh gerakan-gerakan meluncur
dari piston. Untuk memperkecil hal ini, dinding silinder diperkeras
dengan besi tuang/cor, atau dengan diberikan khrom pada dinding-
dinding silinder untuk membatasi keausan tadi.
3. Bak engkol (karter)
Bak engkol (karter), terletak dibawah blok silinder digunakan
sebagai penampung oli mesin yang terbuat dari baja press. Pada
karter ini juga dilengkapi ventilasi untuk menghubungkan ruang dalam
dengan udara luar. Karter dibaut dibawah bak engkol dan diantaranya
diberikan gasket (pelapis karet) untuk menghindari kebocoran pada
sambungan tersebut sehingga oli mesin tidak bocor merembes keluar.

Page 43
PRODUKTIF [TEKNIK KENDARAAN RINGAN]

4. Kepala Silinder
Kepala Silinder, dibaut dengan blok silinder dibagian atas dan
diantaranya juga diberikan gasket, terdapat lubang-lubang untuk
pemasangan busi dan mekanik katup yang dilengkapi pada mesin.
Kepala silinder pada umunya dibuat dari besi tuang campuran
almunium untuk membatasi pemuaian. Juga dilengkapi mantel
pendingin yang berhubungan denga blok silinder untuk memberikan
pendinginan pada katup-katup dan busi-busi.
5. Torak/piston

Torak/piston, komponen ini wajib mempunyai sifat tahan terhadap


tekanan dan suhu tinggi dan dapat bekerja dengan kecepatan tinggi.
Kepala piston umumnya mempunyai permukaan yang datar tetapi ada
pula yang cembung atau cekung. Pada bagian atas torak terdapat 2-3
celah untuk pemasangan pegas-pegas piston. Bahan dasar piston
adalah campuran besi tuang dan aluminium karena ringan dan
mempunyai penghantar panas yang baik. Paduan yang tidak seimbang
akan berakibat buruk dimana pada suhu yang sangat tinggi akan
membuat piston memuai dan berubah bentuk. Oleh sebab itu dijumpai
diameter bagian atas torak agak lebih kecil dari bagian bawahnya,

Page 43
PRODUKTIF [TEKNIK KENDARAAN RINGAN]

dimanadalam keadaan suhu tinggi maka bagian atas dan bawah akan
menjadi sama besar.
6. Batang piston

Batang piston, adalah komponen/part yang menghubungkan piston


dengan poros engkol/crankshaft dibuat dengan bentuk "I" , terbuat dari
baja spesial.
7. Poros engkol/crankshaft

Poros engkol/crankshaft, mempunyai tugas penting yaitu mengubah


gerakan lurus piston yang berada dalam silinder pada gerak kerja

Page 43
PRODUKTIF [TEKNIK KENDARAAN RINGAN]

menjadi gerak putar dengan melalui batang-batang piston serta


menjaga pergerakan piston dalam lengkah-langkah selanjutnya. Poros
engkol terdiri dari pusat putaran dimana pada pena engkol
dipasangkan batang piston. Bagian ujung depan poros engkol dibuat
sedemikian rupa sehingga memungkinkan pemasangan gigi pengatur
(timing gear) yang berfungsi untuk menggerakan sumbu nok dan puli
untuk menggerakan pompa air/alternator (waterpump). Sedangkan
bagian ujung belakang dipasangkan dengan flens untuk pemasangan
roda penerus (roda gila).
8. Roda penerus/flywheel

Roda penerus/flywheel, merupakan piringan yang terbuat dari besi


tuang dan dibaut pada ujung belakang poros engkol. Dimana poros
engkol hanya mendapatkan tenaga putaran dari langkah kerja saja,
agar supaya dapat bekerja pada langkah yang lainnya maka poros
engkol harus dapat menyimpan day putaran yang diperolehnya.
Bagian yang menyimpan tenaga putaran ini adalah roda penerus yang
juga dilengkapi dengan gigi ring yang dipasangkan di bagian luar untuk
perkatian dengan starter pinion.

Page 43
PRODUKTIF [TEKNIK KENDARAAN RINGAN]

DAFTAR PUSTAKA
Arismunandar, Wiranto, 2002, Motor Bakar Torak, Bandung: Penerbit ITB.
Harlyanto, 2013, Modul Teknologi Dasar Otomotif, Jakarta: Kementerian
Pendidikan & Kebudayaan
Ilma A, Hebbie, 2013, Dasar-Dasar K3,
https://sistemmanajemenkeselamatankerja.blogspot.com/2013/10/materi-
slide-dasar-dasar-k3-keselamatan.html. ( 30 Juli 2019)
Team Toyota. (1995). NEW STEP 1: Training Manual. Jakarta: Toyota Astra
Motor PT.

Page 43

Anda mungkin juga menyukai