Anda di halaman 1dari 147

SPESIFIKASI TEKNIS

Nomor : 027 / 1378 / 438.5.2 / 2022


Tanggal : 2 Juni 2022

Untuk

Paket Pekerjaan

BELANJA MODAL

PEMBANGUNAN PUSKESMAS URANGAGUNG

DINAS KESEHATAN KABUPATEN SIDOARJO


TAHUN ANGGARAN 2022
SPESIFIKASI TEKNIS
PAKET PEKERJAAN
PEMBANGUNAN PUSKESMAS URANGAGUNG

BAB I
PENDAHULUAN

1.1. LATAR BELAKANG


Pembangunan Puskesmas Urangagung sangat diperlukan untuk meningkatkan
sarana pelayanan, khususnya pelayanan puskesmas untuk masyarakat sekitar. Dengan
adanya Gedung Puskesmas Urangagung yang memenuhi syarat, akan memudahkan
pelayanan kesehatan yang diberikan kepada masyarakat. Untuk mendapatkan
pelayanan penunjang yang sesuai aturan dan standart perlu ada pelaksanaan pekerjaan
Pembangunan Puskesmas Urangagung di tahun 2022 ini.

1.2. MAKSUD DAN TUJUAN

1. Maksud
Pembangunan Puskesmas Urangagung yang memenuhi persyaratan peraturan
Kemenkes dan Akreditasi.

2. Tujuan
Menciptakan bangunan Puskesmas Urangagung bagi pasien rawat jalan yang
memenuhi persyaratan peraturan kemenkes dan Akreditasi serta menjadi bangunan
yang nyaman, berkualitas dan representatif bagi para pengguna.

1.3. ORGANISASI UMUM PROYEK

Organisasi umum proyek terdiri atas : Pemberi Tugas, Konsultan Perencana, Konsultan
Pengawasan (Supervisi) / Manajemen Konstruksi dan Pemborong yang dijelaskan sebagai
berikut :

1. Pemberi tugas adalah Dinas Kesehatan Kabupaten Sidoarjo

2. Konsultan Perencana adalah Konsultan yang ditunjuk untuk merencanakan (DED),


gambar dan RKS oleh Pemberi Tugas.

3. Konsultan Pengawasan (Supervisi) / Manajemen Konstruksi adalah Konsultan yang


ditunjuk untuk mengawasi Proyek oleh Pemberi Tugas.

4. Pemborong/Kontraktor adalah perusahaan yang berbentuk badan hukum yang oleh


pemberi tugas ditunjuk setelah melalui proses pengadaan barang/ jasa untuk
melaksanakan pekerjaan pembangunan Proyek.

1.4. LINGKUP PEKERJAAN PROYEK

1. Lingkup Kegiatan yang harus dilaksanakan oleh pelaksana kontruksi adalah


berpedoman pada ketentuan yang berlaku, khususnya Peraturan Menteri
Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat Nomor; 22/PRT/M/2018 tanggal 14
September 2018 tentang Pembangunan Gedung Negara, yang terdiri dari :
a. Melakukan pemeriksaan dan penilaian dokumen untuk pelaksanaan
konstruksi fisik, baik dari segi kelengkapan maupun segi kebenarannya.
b. Menyusun program kerja yang meliputi jadwal waktu pelaksanaan, jadwal
pengadaan bahan, jadwal penggunaan tenaga kerja, dan jadwal penggunaan
peralatan berat.
c. Melaksanakan persiapan di lapangan sesuai dengan pedoman pelaksanaan.
d. Menyusun gambar pelaksanaan (shop drawing) untuk pekerjaan-pekerjaan
yang memerlukannya.
e. Melaksanakan pekerjaan konstruksi fisik di lapangan sesuai dengan dokumen
pelaksanaan.
f. Melaksanakan pelaporan pelaksanaan konstruksi fisik, melalui rapat-rapat
lapangan, laporan harian, laporan mingguan, laporan bulanan, laporan
kemajuan pekerjaan, laporan persoalan yang timbul atau dihadapi, dan surat-
menyurat.
g. Membuat gambar yang sesuai dengan pelaksanaan di lapangan (as built
drawings) yang selesai sebelum serah terima pertama, setelah disetujui oleh
penyedia jasa manajemen konstruksi atau penyedia jasa pengawasan
konstruksi dan diketahui oleh penyedia jasa perencanaan konstruksi.
h. Melaksanakan perbaikan kerusakan-kerusakan yang terjadi di masa
pemeliharaan konstruksi.
i. Dalam hal satuan kerja mewajibkan menggunakan metode VE, maka penyedia
jasa pelaksanaan konstruksi dapat menyusun Value Engineering Change
Proposal (VECP) dalam rangka pemberian alternatif penawaran yang
disertakan pada surat penawaran.
j. Dalam penyusunan VECP, penyedia jasa pelaksanaan konstruksi secara
inhouse, bagi yang memiliki tenaga ahli VE, atau bekerja sama dengan
pemberi jasa keahlian VE, harus menggunakan metodologi yang sesuai dengan
standar pelaksanaan studi VE yang lazim berlaku.
k. Dalam hal terjadi penghematan karena penggunaan VECP dalam rangka
pemberian alternatif penawaran tersebut, pengaturan biaya hasil
penghematan (H) adalah sebagai berikut :
 60 % (enam puluh per seratus) dari H digunakan untuk meningkatkan
mutu dan/atau menambah kegiatan pekerjaan konstruksi fisik atau disetor
ke Kas Negara.
 25 % (dua puluh lima per seratus) dari H untuk tambahan biaya jasa
pelaksanaan konstruksi dan pelaksana VE.
 10 % (sepuluh per seratus) dari H untuk tambahan biaya jasa penyedia jasa
perencanaan konstruksi.
 5 % (lima per seratus) dari H untuk tambahan jasa penyedia jasa
manajemen konstruksi untuk kegiatan yang menggunakan jasa penyedia
jasa Manajemen Konstruksi, sedangkan untuk kegiatan yang menggunakan
penyedia jasa Pengawasan Konstruksi, biaya penghematan ini ditambahkan
untuk meningkatkan mutu dan atau menambah kegiatan pekerjaan
konstruksi fisik, atau disetor ke Kas Negara
2. Lokasi pekerjaan : Jl. Raya Jedong, Kelurahan Urangagung, Kec. Sidoarjo,
Kabupaten Sidoarjo

3. Sumber Dana : APBD Kabupaten Sidoarjo tahun Anggaran 2022


Total Pagu biaya adalah sebesar Rp. 9.350.000.000,00
(Sembilan milyar enam ratus Sembilan puluh lima juta tiga
ratus tujuh puluh tujuh ribu rupiah), DPPA Perubahan ke
Empat Nomor : 910/108/438.6.2/2022 tanggal 24 Juni
2022.
4. Nama organisasi yang menyelenggarakan/melaksanakan pekerjaan pengadaan
konstruksi :
a) Satker / SKPD : Dinas Kesehatan Kabupaten Sidoarjo

b) Alamat SKPD : Jl. Mayjen Sungkono No. 46 Sidoarjo

c) Pejabat Pembuat Komitmen (PPK) : dr. Muhammad Atho’illah, MM

d) Pengguna Anggaran (PA) : drg. Syaf Satriawarman, Sp.Pros.

5. Umur konstruksi pekerjaan selama 10 tahun.

6. Masa pemeliharaan pekerjaan selama 180 hari.

1.5. JANGKA WAKTU PELAKSANAAN PROYEK

Pelaksanaan fisik pekerjaan Pembangunan Puskesmas Urangagung direncanakan dengan


jangka waktu 120 (Seratus Dua Puluh) hari kalender sejak Surat Perjanjian Kerja (SPK)
dikeluarkan dan masa pemeliharaan selama 180 (seratus delapan puluh) hari kalender
sejak dikeluarkannya Serah Terima Pertama (ST I).

1.6. DASAR HUKUM


a. Peraturan Lembaga Kebijakan Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah Nomor 5
Tahun 2021 tentang Pedoman Pengadaan Barang/Jasa yang Dikecualikan pada
Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah.
b. Peraturan Lembaga Kebijakan Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah Nomor 11
Tahun 2021 tentang Pedoman Perencanaan Pengadaan Barang/Jasa
Pemerintah.
c. Peraturan Lembaga Kebijakan Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah Nomor 12
Tahun 2021 tentang Pedoman Pelaksanaan Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah
Melalui Penyedia.
d. Peraturan Presiden Nomor 12 Tahun 2021 tentang Perubahan Atas Peraturan
Presiden Nomor 16 Tahun 2018 Tentang Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah.

BAB II
LINGKUP PEKERJAAN

Secara umum, Kontraktor harus bekerja untuk dan atas nama Pemberi Tugas sebagai
Pelaksana Pekerjaan. Lingkup pekerjaan dalam Pembangunan Puskesmas Urangagung
adalah:
2.1. PESERTA LELANG, dengan persyaratan sebagai berikut :

Calon Penyedia adalah yang mempunyai Klasifikasi Jasa Pelaksana Konstruksi yaitu
Jasa Pelaksana Konstruksi Bangunan Kesehatan (BG008).

2.2. TEKNIS PEKERJAAN, yang harus dilakukan oleh Kontraktor pada saat Penawaran :

1. Melaksanakan pekerjaan sesuai dengan Gambar, Spesifikasi Teknik dan Rencana


Anggaran Biaya (RAB).

2. Membuat Rencana Pelaksanaan Pekerjaan atau Metode Pelaksanaan (Methode of Work


Operation Procedure - MWOP)

BAB III
PERSYARATAN PERSONIL KONTRAKTOR

Untuk melaksanakan pekerjaan pembangunan yang ditentukan dalam Kerangka Acuan


Kerja (KAK), Kontraktor harus menugaskan personil dengan bidang keahlian dan jumlah
disesuaikan dengan kebutuhan (lingkup pekerjaan, volume pekerjaan, tingkat kesulitan
pelaksanaan dan waktu pelaksanaan) di lapangan.

Personil yang ditugaskan dalam pelaksanaan dan menjadi persyaratan tender terdiri dari :

Jabatan dalam pekerjaan Pengalaman Kerja


No Sertifikasi Kompetensi Kerja
yang akan dilaksanakan (tahun)

1 Pelaksana 2 SKT Pelaksana Bangunan


Gedung/Pekerjaan Gedung
(TA 022 / 020 / TS 051 /
052)

2 Petugas Keselamatan 0 Petugas Keselamatan


Konstruksi / Ahli K3 Konstruksi / Ahli Muda K3
Kontruksi Kontruksi

Personil yang ditugaskan dalam pelaksanaan pekerjaan dan tidak menjadi persyaratan
tender tetapi dibuktikan dalam rapat PAM terdiri dari atas :

Kualifikasi Minimal
Jumlah
Posisi Pengalaman
(Org) Keahlian
( min )
Tenaga Sub Profesional
SKT Pelaksana Bangunan 3
a. Pelaksana Sipil 1
Gedung (TS 051)
SKT Pelaksana Bangunan 3
b. Pelaksana Arsitek 1
Gedung (TA 022)
SKT Pelaksana Lapangan
c. Pelaksana 3
1 Pekerjaan ME Bangunan
Mekanikal
Gedung Bertingkat (TM 044)
SKT Pelaksana
d. Pelaksana 3
1 Plambing/Pekerjaan
Elektrikal
Plambing (TT 001)
SKT Pelaksana Bangunan
e. Tenaga Pelaksana 2
1 Gedung (TA 022 atau
bangunan
TS 051 )
SKT Quantity Surveyor (TL 2
f. Tenaga Surveyor 1
003)
SKT Juru Hitung Kuantitas 2
g. Juru Ukur 1
(TS 047)
SKT Juru Gambar/Draftman- 2
h. Juru Gambar 1
Sipil (TS 003)

Ket.
Sertifikat Personil wajib dibuktikan pada waktu rapat PCM dengan membawa ijazah,
sertifikat SKT serta bukti pengalaman kerja dari pemberi kerja.

BAB IV
PROPOSAL TEKNIS

4.1 UMUM

Guna menilai sejauh pemahaman Kontraktor diharap memberikan tanggapan dengan


membuat penjelasan singkat mengenai lingkup pekerjaan proyek, lingkup pekerjaan
Kontraktor, uraian tugas personil, dan lain lain yang dibutuhkan dalam pelaksanaan
pekerjaan. Selain itu juga diharap menyampaikan saran-saran perbaikan/
penyempurnaan KAK, menyangkut tambahan substansi yang diperlukan diluar yang
belum ada dalam KAK ini.

4.2 ORGANISASI PENGAWASAN PROYEK

Kontraktor harus membuat organisasi pelaksanaan proyek yang terdiri antara lain ;
struktur organisasi, mekanisme antar bagian dalam struktur organisasi dan nama personil
dalam struktur organisasi dengan dilengkapi uraian tugas masing-masing bidang dan
keahlian personil yang ditempatkan.

4.3 PERSYARATAN KUALIFIKASI PERUSAHAAN

Memiliki Klasifikasi Jasa Pelaksana Konstruksi yaitu Jasa Pelaksana Konstruksi Bangunan
Kesehatan (BG008)

4.4 PERALATAN MINIMAL

Peralatan minimal yang dibutuhkan dalam pekerjaan adalah :


Kapasitas
No Peralatan Jumlah Kepemilikan Persyaratan
Minimal
1. Alat Bor Pile 1 (Satu) – Milik Sendiri /
Mesin Unit Sewa / Sewa Beli
2. Generator Set 1 (Satu) 80 KVA Milik Sendiri /
Unit Sewa / Sewa Beli
3. Buldozer 1 (Satu) Bobot : 8099 kg Milik Sendiri / Harus
Unit Sewa / Sewa Beli dilengkapi
Engine : 80 HP
dengan
SIA (Surat Izin
Alat)
dan SIO (Surat
Izin Operator)
yang masih
berlaku
4. Concrete 1 (Satu) – Milik Sendiri /
Vibrator Unit Sewa / Sewa Beli
5. Dump Truck 1 (Satu) 5 m3 Milik Sendiri / Harus
Unit Sewa / Sewa Beli melampirkan
uji KIR yang
masih berlaku
6. Alat Ukur 1 (Satu) – Milik Sendiri /
Theodolit / Unit Sewa / Sewa Beli
Waterpass

BAB V
PENAWARAN BIAYA PELAKSANAAN

Penawaran harga adalah penawaran harga/biaya pelaksanaan untuk dapat


terselesaikannya pekerjaan sesuai dengan Gambar, Spesifikasi Teknis dan BQ selama
jangka waktu pelaksanaan proyek. Mata uang yang dipergunakan dalam
penawaranadalah mata uang Rupiah.

BAB VI
MATA PEMBAYARAN UTAMA

TOTAL
NO. URAIAN SATUAN KUANTITAS HARGA SATUAN
HARGA

1 Beton Strous pile dia 30 cm M3 105,98


mutu beton f'c 25 Mpa

2 Plat lantai tebal 12 cm M3 46,72


(tulangan rangkap) mutu
beton f'c 25 Mpa

3 Plesteran dinding bata M2 1.640,79


ringan (pakai semen
instan)

4 Kolom K1 (45x45 cm) M3 27,06


mutu beton f'c 25 Mpa
5 Pile Cap PC-4 M3 52,80
(200x200x60 cm) mutu
beton f'c 25 Mpa

6 Bor pile dia 30 cm L =15 m M1 1.500,00

7 Lantai Homogenous Tile M2 397,57


60x60 cm warna putih
polished (A)

8 Lantai Homogenous Tile M2 380,53


60x60 cm warna putih
polished (A)

9 Gording CNP Kg 3.377,99


150.65.20.2,3

10 Balok B1 25/50 cm mutu M3 19,83


beton f'c 25 Mpa

11 Pasangan dinding bata M2 862,63


ringan menggunakan
semen mortar siap pakai

12 Listplang tebal 10 mm M3 11,77


mutu beton f'c 25 Mpa
(elev. +8.00)

13 Penutup atap Spandek M2 482,50


Zincalum gelombang tebal
0,4 mm

14 Plat dek dan talang tebal 12 M3 17,54


mm mutu beton f'c 25 Mpa
(elev. +8.00)

15 Sloof S1 (25/45 cm) mutu M3 15,04


beton f'c 25 Mpa

16 Plesteran dinding bata M2 961,63


ringan (pakai semen
instan)

17 Genset type silent 100 Kva Unit 1,00

18 Panel Conwood Sunshade M2 246,31


uk. 305x7,5x1,4 cm

19 Kolom K1 (45x45 cm) M3 15,31


mutu beton f'c 25 Mpa
20 Acian dinding bata ringan M2 1.640,79
(pakai semen instan)

21 Balok B2 25/45 cm mutu M3 13,49


beton f'c 25 Mpa

22 Wastafel dinding Bh 29,00

23 Balok RB1 30/50 cm mutu M3 13,06


beton f'c 25 Mpa

24 Aluminium Composite M2 104,02


Panel PVDF tebal 4 mm
(Aluminium Thickness 0,5
mm) rangka hollow
galvanis 40x40 tebal 1,2
mm

25 Aluminium Composite M2 104,02


Panel PVDF tebal 4 mm
(Aluminium Thickness 0,5
mm) rangka hollow
galvanis 40x40 tebal 1,2
mm

26 Beton bertulang bawah M3 36,12


lantai tebal 8 cm tulangan
Wiremesh M8 mutu beton
f'c 25 Mpa

27 Pasangan dinding bata M2 532,88


ringan (pakai semen
instan)

28 BP ( Biaya Penyambungan ) VA 103.700,00

29 Pondasi batu kali Camp. 1 M3 62,49


PC : 4 PP

30 Jurai baja WF 250.125.6.9 Kg 1.586,56

31 Pasang U Gutter U 30/30 + M1 81,53


Cover

32 Rangka hollow galvanis M1 557,74


50x100 tebal 1,4 mm

33 Pasang U Gutter U 40/70 + M1 63,13


Cover
34 Kuda-kuda type - 1 baja Kg 1.530,39
WF 300.150.6,5.9

35 Aluminium Composite M2 81,55


Panel PVDF tebal 4 mm
(Aluminium Thickness 0,5
mm) rangka hollow
galvanis 40x40 tebal 1,2
mm

36 Kuda-kuda Type - 2 Kg 1.438,64


Trapesium baja WF
300.150.6,5.9

37 Urug sirtu bawah lantai M3 285,12


tebal 66 cm

38 1/4 Kuda-kuda Type - 4 Kg 1.302,40


baja WF 250.125.6.9

39 Acian dinding bata ringan M2 961,63


(pakai semen instan)

40 Rangka plafon hollow M2 480,00


galvalum 40x40 + 20x40
tebal 0,4 mm, modul
rangka 60x120 cm

41 Balok RB2 25/40 cm mutu M3 7,20


beton f'c 25 Mpa

42 Lampu RMI TL LED 2 x 18 Bh 37,00


Watt, 2100 lm

43 Rangka plafon hollow M2 433,00


galvalum 40x40 + 20x40
tebal 0,4 mm, modul
rangka 60x120 cm

44 Plat beton dinding tandon M3 5,80


tebal 15 cm

45 Finish cat Conwood M2 371,24

46 Cat dinding bagian dalam M2 1.604,22

47 Pagar pengaman seng M2 66,00


gelombang tinggi 2 m

48 Lampu RMI TL LED 2 x 18 Bh 29,00


Watt, 2100 lm

49 Sloof 15/20 cm f'c 25 Mpa M3 6,41

50 Galian tanah pondasi M3 333,89

51 Keramik dinding Toilet M2 104,14


30x60 cm

52 Panel Conwood Sunshade M2 89,21


uk. 305x7,5x1,4 cm
(Pemasangan miring/area
jendela)

53 Balok atap B3 20/30 cm M3 5,13


mutu beton f'c 25 Mpa
(elev. +8.00)

54 Kolom praktis (KP) 10/12 M1 316,00


cm

55 Plat leuvel tebal 10 cm M3 4,53


(tulangan rangkap) mutu
beton f'c 25 Mpa

56 Pintu P2 Unit 8,00

57 Instalasi Penerangan, NYM Ttk 116,00


3x2,5 mm²,dalam PVC HI
20 mm²

58 Plesteran beton camp. 1 Pc. M2 363,44


: 3 Psr.

59 Inst. stop kontak 1 phase, Ttk 82,00


NYM 3x2,5 mm²,dalam
PVC HI 20 mm²

60 Keramik dinding Toilet dan M2 84,46


Spoel Hoek 30x60 cm

61 Pintu P3 Unit 5,00

62 Urug sirtu bawah paving M3 148,35


tebal 29 cm dan area taman
tebal 40 cm

63 Ringbalk 10/15 cm M1 213,64

64 AC Split 1 PK 746 Watt Unit 5,00


65 Plat beton dinding tandon M3 3,31
tebal 15 cm

66 Plint lantai dan tangga PVC M1 484,99


lebar 10 cm

67 Jendela J5 Unit 6,00

68 Acian beton M2 509,57

69 Jendela J4 Unit 7,00

70 Panel lantai 1 Free Standing Unit 1,00


uk. 160x80x60 cm

71 Plat tangga type 1 tebal 20 M3 4,56


cm+anak tangga, mutu
beton f'c 25 Mpa

72 Asesories TSP : Pompa Paket 1,00


Backwash, Submersible
Pump, Control Panel semi
auto, Pompa Blower,
Difuser System Aerasi

73 Cat dinding bagian dalam M2 944,00

74 1/2 Kuda-kuda Type - 3 Kg 592,00


baja WF 250.125.6.9

75 Plint lantai dan tangga PVC M1 406,68


lebar 10 cm

76 Dinding partisi PT-10 Unit 1,00

77 Plat penegar/rib tebal 10 Kg 527,96


mm

78 Tangki Harian Kapasitas Bh 1,00


100 Ltr.

79 List plafon gypsum 8x8 cm M1 625,69

80 Instalasi Penerangan, NYM Ttk 81,00


3x2,5 mm²,dalam PVC HI
20 mm²

81 Aanstampeng M3 34,18

82 Kolom praktis 10x12 cm M1 208,00


83 Resapan Ø bagian dalam Unit 4,00
80 cm

84 Meni Zincromed rangka M2 487,36


atap baja

85 Panel lantai 2 Free Standing Unit 1,00


uk. 160x80x60 cm

86 Instalasi air bekas Pipa PVC M1 188,85


AW Ø 3"

87 Pintu P12 Unit 5,00

88 Inst. stop kontak 1 phase, Ttk 55,00


NYM 3x2,5 mm²,dalam
PVC HI 20 mm²

89 Pile Cap PC-3 Trapesium M3 7,25


(200x140x60x60 cm)
mutu beton f'c 25 Mpa

90 PUSKESMAS Hrf 30,00


URANGAGUNG KAB.
SIDOARJO (huruf timbul SS
mirror SUS 304)

91 Kabel Tray elektrikal M1 66,20


300x100 mm

92 Rangka kanopi Baja WF Kg 509,12


250.125..6.9 mm

93 Kran Wastafel dinding Bh 29,00

94 Pintu pagar pipa GIP Ø 2,5" M2 17,60


medium B dan pipa hollow
galvanis 40x40 tebal 1,2
mm plat bordes bag. bawah

95 Kloset duduk Bh 5,00

96 Penutup plafon M2 460,32


Gypsumboard tebal 9 mm
(G)

97 List plafon gypsum 8x8 cm M1 559,85

98 Balok Konsol BK 25/45 cm M3 3,15


mutu beton f'c 25 Mpa
(elev. +8.00)

99 Plat tangga type 2 tebal 20 M3 3,46


cm+anak tangga, mutu
beton f'c 25 Mpa

100 Buang limbah borpile M3 211,95

101 Pagar pipa GIP Ø 2,5" M2 17,59


medium B dan pipa hollow
galvanis 40x40 tebal 1,2
mm

102 Pintu PJ-1 Unit 1,00

103 Penutup plafon M2 411,97


Gypsumboard tebal 9 mm
(G)

104 Cat dinding bagian luar M2 300,65


Weathershield

105 Gording CNP Kg 481,07


150.65.20.2,3

106 Dinding partisi PT-15 Unit 1,00

107 Pemipaan bahan bakar Ls 1,00


lengkap accessories

108 Balok atap B1 25/50 cm M3 2,71


mutu beton f'c 25 Mpa
(elev. +8.00)

109 Wall Exhaust Fan 20 Watt Bh 16,00

110 Plesteran beton camp. 1 Pc. M2 191,16


: 3 Psr.

111 Wastafel dinding Bh 6,00

112 Kloset duduk Bh 4,00

113 Asuransi Ls 1,00

114 AC Split 2 PK 1.492 Watt Unit 2,00

115 AC Split 2 PK 1.492 Watt Unit 2,00

116 Kolom K2 (25x25 cm) M3 2,00


mutu beton f'c 25 Mpa
117 Uitset / Pasang Bouwplank M1 115,20

118 Talang tegak pipa PVC Ø4" M1 98,80


AW

119 Pintu P2 Unit 4,00

120 Pasangan pondasi batu kali M3 14,54


Camp. 1 Pc : 4 Psr

121 Kabel Tray elektrikal M1 49,90


300x100 mm

122 Balok latai 10/15 cm M1 115,50

123 AC Split 3/4 PK 560 Watt Unit 3,00

124 Talang tegak pipa PVC Ø4" m1 91,20


AW

125 Ringbalk 10/15 cm M1 109,90

126 Penutup atap Spandek M2 62,32


Zincalum gelombang tebal
0,4 mm

127 Profil Tank Stainlesteel Unit 2,00


Kapasitas : 1,5 m3

128 Balok latai 10/15 cm M1 106,70

BAB VII
SPESIFIKASI TEKNIS DAN GAMBAR

LINGKUP PEKERJAAN
Pasal 1

Uraian dalam Rencana Kerja dan Syarat-syarat (RKS) ini menyangkut segi lingkup
pekerjaan Pembangunan Puskesmas Urangagung Kabupaten Sidoarjo ini adalah
pembangunan gedung puskesmas yang terdiri dari 2 (dua) lantai yang terletak di Jl. Raya
Jedong, Kel. Urangagung, Kec. Sidoarjo, Kabupaten Sidoarjo. Lingkup pekerjaannya terdiri
dari :
a. Pembangunan Gedung Puskesmas 2 (dua) lantai
b. Pagar depan dan papan nama
c. Saluran
d. Lansekap
e. Ground Water Tank (GWT) Kapasitas = 12 m³
f. Ipal Kapasitas 9 m³
BATASAN / PERATURAN
Pasal 2

Dalam melaksanakan pekerjaannya Penyedia harus tunduk kepada :


a. Keputusan Menteri Pekerjaan Umum RI No. 441/KPTS/1998 tentang Persyaratan Teknis
Bangunan Gedung
b. Keputusan Menteri Pekerjaan Umum RI No. 468/KPTS/1998 tentang Persyaratan Teknis
Aksesibilitas pada Bangunan Umum dan Lingkungan
c. Keputusan Menteri Pekerjaan Umum RI No. 10/KPTS/2000 tentang Ketentuan Teknis
Pengamanan Terhadap Bahaya Kebakaran pada Bangunan Gedung dan Lingkungan
d. Keputusan Menteri Pekerjaan Umum RI 11/KPTS/2000 tentang Ketentuan Teknis
Manajemen Penanggulangan Kebakaran di Perkotaan
e. Keputusan Direktur Jenderal Perumahan dan Permukiman Departemen Permukiman dan
Prasarana Wilayah No. 58/KPTS/DM/2002 tentang Petunjuk Teknis Rencana Tindakan
Darurat Kebakaran pada Bangunan Gedung.
f. Peraturan umum Pemeriksaan Bahan-bahan Bangunan (PUPB NI-3/56)
g. Peraturan Beton Bertulang Indonesia SNI 03 – 2847 Tahun 2002
h. Peraturan Umum Bahan Nasional (PUBI 982)
i. Peraturan Perburuhan di Indonesia (Tentang Pengarahan Tenaga Kerja)
j. Peraturan-peraturan di Indonesia (Tentang Pengarahan Tenaga Kerja)
k. Peraturan Umum Instalasi Air (AVWI)
l. Algemenee Voorwarden (AV)
m. Peraturan – Peraturan lain yang masih berlaku.

JENIS DAN MUTU BAHAN


Pasal 3

a. Jenis dan mutu bahan yang akan dilaksanakan harus diutamakan bahan-bahan
produksi dalam negeri, sesuai dengan keputusan bersama Menteri Perdagangan dan
Koperasi, Menteri Perindustrian dan Menteri Penertiban Aparatur Negara tanggal
23 Desember 1980 dan Perpres nomor 54 Tahun 2010.
b. Bahan-bahan bangunan/tenaga kerja setempat, sesuai dengan lokasi yang ditunjuk,
bila bahan-bahan bangunan dari semua jenis memenuhi syarat teknis, sesuai
dengan peraturan yang ada dianjurkan untuk dipergunakan dengan mendapatkan
ijin dari Kuasa Pengguna Anggaran / Direksi (secara tertulis).
c. Bila bahan-bahan bangunan yang telah memenuhi spesifikasi teknis terdapat
beberapa/bermacam-macam jenis (merk) diharuskan untuk memakai jenis dan
mutu bahan satu jenis.
d. Bila Penyedia telah menanda tangani/melaksanakan jenis dan mutu bahan untuk
pekerjaan atau bagian pekerjaan tidak sesuai dengan yang telah ditetapkan bahan-
bahan tersebut harus ditolak dan dikeluarkan dari lokasi pekerjaan paling lambat
24 jam setelah ditolak dan biaya menjadi tanggung jawab Penyedia.
e. Bila dalam uraian dan syarat-syarat yang disebutkan nama pabrik pembuatan dari
suatu barang, maka ini hanya dimaksudkan untuk menunjukan kualitas dan tipe
dari barang-barang yang memuaskan Penyedia.
f. Dukungan Material Beton Ready Mix, K-300 / fc´ 24,9 MPa , dan K-225 / fc´
20,75 Mpa yang dikeluarkan oleh perusahaan / pabrikasi yang memiliki batching
plant
URAIAN PEKERJAAN
Pasal 4

1. Penyediaan
Penyedia harus menyediakan segala yang diperlukan untuk melaksanakan
pekerjaan secara sempurna dan efisien dengan urutan yang teratur, termasuk
semua alat-alat pembantu yang dipergunakan seperti andang-andang, alat-alat
pengangkat, mesin-mesin, alat-alat penarik dan sebagainya yang diperlukan oleh
Penyedia dan untuk semua alat-alat tersebut pada waktu pekerjaan selesai karena
sudah tidak berguna lagi, dan untuk memperbaiki kerusakan yang diakibatkannya.

2. Kuantitas dan kualitas pekerjaan


a. Kuantitas dan kualitas pekerjaan yang termasuk dalam harga kontrak harus
dianggap seperti apa yang tertera dalam gambar kontrak atau diuraikan dalam
uraian dan syarat-syarat. Tetapi kecuali yang disebut diatas apa yang tertera
dalam uraian dan syarat-syarat dalam kontrak itu bagaimanapun tidak boleh
menolak, merubah atau mempengaruhi penerapan dari apa yang tercantum
dalam syarat-syarat ini.
b. Kekeliruan dalam uraian pekerjaan atau kuantitas atau pengurangan bagian-
bagian dari gambar dan uraian dan syarat-syarat tidak boleh merusak
(membatalkan) kontrak ini, tetapi hendaknya diperbaiki dan dianggap suatu
perubahan yang dikehendaki oleh Penyedia.

GAMBAR-GAMBAR PEKERJAAN
Pasal 5

1. Gambar perencanaan
Gambar-gambar rencana pekerjaan yang terdiri dari gambar bestek, gambar detail
konstruksi, gambar situasi dan sebagainya yang telah dilaksanakan oleh perencana
telah disampaikan kepada Penyedia beserta dokumen-dokumen lain. Penyedia tidak
boleh mengubah atau menambah tanpa mendapat persetujuan tertulis dari Kuasa
Pengguna Anggaran. Gambar-gambar tersebut tidak boleh diberikan kepada pihak
lain yang tidak ada hubungannya dengan pekerjaan Penyediaan ini atau
dipergunakan untuk maksud-maksud lain.

2. Gambar-gambar tambahan
Bila Kuasa Pengguna Anggaran / Direksi menganggap perlu, maka Konsultan
Perencana harus membuat gambar detail (gambar penjelasan) bersifat prinsip yang
disyahkan oleh Direksi, gambar-gambar tersebut menjadi milik Direksi.

3. As Built Drawing (Gambar yang sesuai sebagaimana yang dilaksanakan)


Untuk semua pekerjaan yang belum terdapat dalam gambar-gambar baik
penyimpangan atas perintah Penyedia atau tidak, pengawas harus membuat
gambar-gambar yang sesuai dengan apa yang telah dilaksanakan (As Built
Drawing) yang jelas memperhatikan perbedaan antara gambar-gambar kontrak dan
pekerjaan yang dilaksanakan. Gambar-gambar tersebut harus diserahkan dalam
rangkap 3 (tiga) dan semua biaya pembuatannya ditanggung oleh Penyedia.
4. Gambar detail pelaksanaan ( Shop Drawing)
 Sebelum proses pemasangan, Gambar Detail Pelaksanaan (Shop Drawing) yang
meliputi semua pekerjaan detail, harus disediakan oleh Penyedia Jasa dan harus
diserahkan ke Konsultan Pengawas untuk mendapatkan persetujuan, dalam hal
terdapat perubahan disain maka gambar Shop Drawing harus mendapatkan
persetujuan Konsultan Perencana.
 Semua dimensi harus disesuaikan di lapangan dan harus ditunjukkan dalam
Gambar Data Pelaksanaan (Shop Drawing).
 Penyedia Jasa harus bertanggungjawab terhadap segala perbedaan dimensi dan
semua bagian pekerjaan, koordinasi dengan pekerjaan lain, dan semua pekerjaan
yang diperlukan untuk mengakomodasi pekerjaan yang termasuk didalamnya
mewujudkan tujuan disain.
 Shop Drawing (Gambar Kerja) harus dibuat oleh Penyedia Jasa sebelum suatu
komponen konstruksi dilaksanakan bila :
- Gambar detail yang tertuang di dalam dokumen kontrak tidak ada atau
kurang memadai.
- Terjadinya penyimpangan pelaksanaan (tetapi masih dalam batas toleransi
yang diijinkan) pada detail pelaksanaan yang mendahuluinya.
- Konsultan Pengawas memerintahkan secara tertulis untuk itu, demi
kesempurnaan konstruksi.
- Shop Drawing harus sudah mendapatkan persetujuan Konsultan Pengawas
dan Konsultan Perencana (jika diperlukan) sebelum elemen konstruksi yang
bersangkutan dilaksanakan.

5. Gambar-gambar ditempat pekerjaan


Penyedia harus menyimpan ditempat pekerjaan satu rangkap gambar kontrak
perubahan terakhir dalam masa pelaksanaan pekerjaan, agar tersedia jika Penyedia
atau wakilnya sewaktu-waktu memerlukan.

5. Gambar Arsitek dan Gambar Struktur


Gambar dan notasi dalam gambar struktur dan arsitek saling melengkapi, jika
terjadi perbedaan / ada perbedaan agar di koordinasikan dengan Konsultan
Perencana.

TEMPAT TINGGAL (DOMISILI)


Pasal 6

a. Adapun kebangsaan Penyedia, Sub Penyedia, leveransir atau penengah (Arbitrase)


dan dimanapun mereka bertempat tinggal/menetap (domisili) atau dimanapun
pekerjaan atau bagian pekerjaan berada Undang-undang Republik Indonesia adalah
Undang-undang yang melindungi kontrak ini.
b. Untuk memudahkan komunikasi demi untuk mempermudah jalannya pelaksanaan
pekerjaan Penyedia Penyedia berkewajiban memberikan alamat yang tetap dan jelas
dengan nomor telpon rumah kepada Kuasa Pengguna Anggaran.
PENJELASAN RKS DAN GAMBAR
Pasal 7

a. Bila terdapat perbedaan gambar, antara gambar rencana dan gambar detail maka
gambar detail yang dipakai/diikuti.
b. Bila skala gambar tidak sesuai dengan angka ukuran, maka ukuran dengan angka
yang diikuti, kecuali bila terjadi kesalahan penulisan angka tersebut yang jelas akan
menyebabkan ketidaksempurnaan / ketidaksesuaian konstruksi, harus
mendapatkan keputusan Konsultan Pengawas lebih dahulu.
c. Bila tedapat perbedaan antara RKS dan gambar, maka RKS yang diikuti kecuali bila
hal tersebut terjadi karena kesalahan penulisan, yang jelas mengakibatkan
kerusakan/kelemahan konstruksi, harus mendapatkan keputusan Konsultan
Pengawas.
d. RKS dan gambar saling melengkapi bila di dalam gambar menyebutkan lengkap
sedang RKS tidak, maka gambar yang harus diikuti demikian juga sebaliknya.
e. Yang dimaksud dengan RKS dan gambar di atas adalah RKS dan gambar setelah
mendapatkan perubahan/penyempurnaan di dalam berita acara penjelasan
pekerjaan
d. Penyedia berkewajiban untuk mengadakan penelitian tentang hal-hal tersebut
diatas. Setelah Penyedia menerima dokumen dari Kuasa Pengguna Anggaran dan hal
tersebut akan dibahas dalam rapat penjelasan.
e. Sebelum melaksanakan pekerjaan Penyedia diharuskan meneliti kembali semua
dokumen yang ada untuk disesuaikan dengan Berita Acara Rapat penjelasan.

SARANA DAN CARA KERJA


Pasal 8

a. Penyedia wajib memeriksa kebenaran dari kondisi pekerjaan meninjau tempat


pekerjaan, melakukan pengukuran-pengukuran dan mempertimbangkan seluruh
lingkup pekerjaan yang dibutuhkan untuk penyelesaian dan kelengkapan dari
proyek.
b. Penyedia harus menyediakan tenaga kerja serta tenaga ahli yang cakap dan memadai
dengan jenis pekerjaan yang dilaksanakan, serta tidak akan mempekerjakan orang-
orang yang tidak tepat atau tidak terampil untuk jenis-jenis pekerjaan yang
ditugaskan kepadanya. Penyedia harus selalu menjaga disiplin dan aturan yang baik
diantara pekerja/karyawannya.
c. Penyedia harus menyediakan alat-alat kerja dan perlengkapan yang berhubungan
dengan proses pemancangan dan peralatan lain yang diperlukan untuk pekerjaan ini.
Peralatan dan perlengkapan itu harus dalam kondisi baik.
d. Penyedia wajib mengawasi dan mengatur pekerjaan dengan perhatian penuh dan
menggunakan kemampuan terbaiknya. Penyedia bertanggung jawab penuh atas
seluruh cara pelaksanaan, metode, teknik, urut-urutan dan prosedur, serta
pengaturan semua bagian pekerjaan yang tercantum dalam Kontrak.
e. Shop Drawing (gambar kerja) harus dibuat oleh Penyedia sebelum suatu komponen
konstruksi dilaksanakan.
f. Shop Drawing harus sudah mendapatkan persetujuan Konsultan Pengawas dan
Konsultan Perencana (jika diperlukan) sebelum elemen konstruksi yang bersangkutan
dilaksanakan.
g. Sebelum penyerahan pekerjaan kesatu, Penyedia Pelaksana sudah harus
menyelesaikan gambar sesuai pelaksanaan yang terdiri atas :
 Gambar rancangan pelaksanaan yang tidak mengalami perubahan dalam
pelaksanaannya.
 Shop drawing sebagai penjelasan detail maupun yang berupa gambar-gambar
perubahan.
h. Penyelesaian yang dimaksud pada ayat g harus diartikan telah memperoleh
persetujuan Konsultan Pengawas setelah dilakukan pemeriksaan secara teliti.
i. Gambar sesuai pelaksanaan dan buku penggunaan dan pemeliharaan bangunan
merupakan bagian pekerjaan yang harus diserahkan pada saat penyerahan kesatu,
kekurangan dalam hal ini berakibat penyerahan pekerjaan kesatu tidak dapat
dilakukan.
j. Pembenahan/perbaikan kembali yang harus dilaksanakan Penyedia, bila :
 Komponen-komponen pekerjaan pokok/konstruksi yang pada masa pemeliharaan
mengalami kerusakan atau dijumpai kekurang sempurnaan pelaksanaan.
 Komponen-komponen konstruksi lainnya atau keadaan lingkungan diluar
pekerjaan pokoknya yang mengalami kerusakan akibat pelaksanaan konstruksi
(misalnya jalan, halaman, dan lain sebagainya).
k. Pembenahan lapangan yang berupa pembersihan lokasi dari bahan-bahan sisa-sisa
pelaksanaan termasuk bowkeet dan direksikeet harus dilaksanakan sebelum masa
kontrak berakhir, kecuali akan dipergunakan kembali pada tahap selanjutnya.

PERSIAPAN DI LAPANGAN
Pasal 9

Pekerjaan persiapan dalam hal ini adalah :


- Pembuatan direksi keet
- Pembuatan los, barak, gudang dan halaman kerja
- Pagar pengaman keliling proyek (site yang akan dibangun)
- Atau hal lain yang ada kaitannya dan berhubungan langsung dengan kegiatan
Pembangunan Puskesmas Urangagung.

Dalam penawaran Penyedia harus sudah memperhitungkan besaran dana yang


ditimbulkan dan di masukkan dalam item pekerjaan persiapan. Oleh karena itu selama
pelaksanaan pekerjaan di lapangan Penyedia harus menyediakan / menyiapkan :

1. KANTOR PENGAWAS / DIREKSI KEET


Penyedia harus menyediakan untuk Direksi di tempat pekerjaan ruang kantor
sementara beserta seperangkat furniture termasuk kursi, meja dan lemari.

Penyedia harus selalu membersihkan dan menjaga keamanan kantor tersebut


beserta peralatannya.

2. KANTOR PENYEDIA, LOS DAN HALAMAN KERJA, GUDANG DAN FASILITAS LAIN
Penyedia harus membangun kantor dan perlengkapannya, los kerja, gudang dan
halaman kerja (work yard) di dalam halaman pekerjaan yang diperlukan untuk
pelaksanaan pekerjaan sesuai Kontrak. Penyedia harus juga menyediakan untuk
pekerja/buruhnya fasilitas sementara (tempat mandi dan peturasan) yang memadai
untuk mandi dan buang air.

Penyedia harus membuat tata letak/denah halaman proyek dan rencana konstruksi
fasilitas-fasilitas tersebut. Penyedia harus menjamin agar seluruh fasilitas itu tetap
bersih dan terhindar dari kerusakan.

Dengan seijin Pimpinan Pelaksana Kegiatan, Penyedia dapat menggunakan kembali


kantor, los kerja, gudang dan halaman kerja yang sudah ada.

3. PAGAR PENGAMAN
Mengingat Pembangunan Puskesmas Urangagung ini dilaksanakan di area jalan
protokol, maka sebelum pelaksanaan fisik dimulai Penyedia harus membuat pagar
pengaman di sekeliling site yang akan dibangun.

4. AIR DAN DAYA


a. Penyedia harus menyediakan air atas tanggungan/biaya sendiri yang
dibutuhkan untuk melaksanakan pekerjaan ini, yaitu :
 Air kerja untuk pencampur atau keperluan lainnya yang memenuhi
persyaratan sesuai jenis pekerjaan, cukup bersih, bebas dari segala macam
kotoran dan zat-zat seperti minyak, asam, garam, dan sebagainya yang
dapat merusak atau mengurangi kekuatan konstruksi.
 Air bersih untuk keperluan sehari-hari seperti minum, mandi/buang air
dan kebutuhan lain para pekerja. Kualitas air yang disediakan untuk
keperluan tersebut harus cukup terjamin.
b. Penyedia harus menyediakan daya listrik atas tanggungan/biaya sendiri
sementara yang dibutuhkan untuk peralatan dan penerangan serta keperluan
lainnya dalam melaksanakan pekerjaan ini. Pemasangan sistem listrik
sementara ini harus memenuhi persyaratan yang berlaku. Penyedia harus
mengatur dan menjaga agar jaringan dan peralatan listrik tidak membahayakan
para pekerja di lapangan. Bila diperlukan (atas petunjuk Konsultan Pengawas)
Penyedia harus pula menyediakan penangkal petir sementara untuk
keselamatan.

5. SALURAN PEMBUANGAN
Penyedia harus membuat saluran pembuangan sementara untuk menjaga agar
daerah bangunan selalu dalam keadaan kering/tidak basah tergenang air hujan
atau air buangan. Saluran dihubungkan ke parit/selokan yang terdekat atau
menurut petunjuk Konsultan Pengawas

6. PEMBERSIHAN HALAMAN
a. Semua penghalang di dalam batas tanah yang menghalangi jalannya pekerjaan
seperti pepohonan, batu-batuan atau puing-puing bekas bangunan harus
dibongkar dan dibersihkan serta dipindahkan dari tanah bangunan kecuali
barang-barang yang ditentukan harus dilindungi agar tetap utuh.
b. Pelaksanaan pembersihan harus dilakukan dengan sebaik-baiknya. Bila
terdapat bahan-bahan bekas bongkaran tidak diperkenankan untuk
dipergunakan kembali dan harus diangkut keluar dari halaman proyek.
7. PERMUKAAN ATAS LANTAI (PEIL)
Pada pelaksanaan Pembangunan Puskesmas Urangagung ini posisi  0.00 lantai
naik 87 cm dari MTA (Muka Tanah Asli) atau sesuai gambar perencanaan.

8. PAPAN BANGUNAN (BOUWPLANK)


a. Bouwplank dibuat dari kayu terentang (kayu hutan kelas IV) ukuran minimum
3/20 cm yang utuh dan kering. Bouwplank dipasang dengan tiang-tiang dari
kayu sejenis ukuran 5/7 cm dan dipasang pada setiap jarak satu meter. Papan
harus lurus dan diketam halus pada bagian atasnya.
b. Bouwplank harus benar-benar datar (waterpas) dan tegak lurus. Pengukuran
harus memakai alat ukur yang disetujui Pengawas Lapangan.
c. Bouwplank harus menunjukkan ketinggian  0.00 dan as kolom/dinding. Letak
dan ketinggian permukaan bouwplank harus dijaga dan dipelihara agar tidak
berubah selama pekerjaan berlangsung.

9. KOORDINASI
a. Sebelum pekerjaan dimulai, Penyedia harus menyiapkan bahan-bahan yang
dibutuhkan dalam pelaksanaan pekerjaan dan harus ditempatkan pada tempat
yang sudah disediakan oleh User / Penyedia dan Penempatan barang-barang
tersebut harus rapi sehingga tidak mengganggu lingkungan sekitarnya dan
aktifitas kerja dilingkungan lokasi pembangunan.
b. Berkaitan dengan pelaksanaan pekerjaan ini, jika Penyedia memanfaatkan /
memakai fasilitas yang ada dilingkungan kantor harus ada Ijin tertulis dari
Pejabat Pembuat Komitmen atau pejabat lainnya yang ditunjuk dan harus
mentaati segala peraturan-peraturan/aturan-aturan yang ada.

JADWAL PELAKSANAAN
Pasal 10

a. Penyedia Pelaksana berkewajiban menyusun dan membuat jadual pelaksanaan dalam


bentuk barchart yang dilengkapi dengan grafik prestasi yang direncanakan
berdasarkan butir-butir komponen pekerjaan sesuai dengan penawaran.
b. Pembuatan rencana jadual pelaksanaan ini harus diselesaikan oleh Penyedia
Pelaksana selambat-lambatnya 10 hari setelah dimulainya pelaksanaan di lapangan
pekerjaan. Penyelesaian yang dimaksud ini sudah harus dalam arti telah
mendapatkan persetujuan Konsultan Pengawas.
c. Bila selama 10 hari setelah pelaksanaan pekerjaan dimulai, Penyedia Pelaksana belum
menyelesaikan pembuatan jadual pelaksanaan, maka Penyedia Pelaksana harus dapat
menyajikan jadual pelaksanaan sementara minimal untuk 2 minggu pertama dan 2
minggu kedua dari pelaksanaan pekerjaan.
d. Selama waktu sebelum rencana jadual pelaksanaan disusun, Penyedia Pelaksana
harus melaksanakan pekerjaannya dengan berpedoman pada rencana pelaksanaan
mingguan yang harus dibuat pada saat dimulai pelaksanaan. Jadual pelaksanaan 2
mingguan ini harus disetujui oleh Konsultan Pengawas.
KUASA PENYEDIA DI LAPANGAN
Pasal 11

1. Pengawasan dan Prosedur Pelaksanaan


Penyedia/Penyedia harus mengawasi dan memimpin pekerjaan dengan
menggunakan kecakapan dan perhatian sepenuhnya.
Ia harus semata-mata bertanggung jawab untuk semua alat-alat konstruksi, cara-
cara teknik urutan dan prosedur dan untuk mengkoordinasikan semua bagian
pekerjaan yang berada didalam kontrak.
2. Pegawai Penyedia yang melaksanakan :
a. Sebagai pemimpin pelaksanaan proyek sehari-hari pada pelaksana pekerjaan
Penyedia harus dapat menyerahkan kepada seorang pelaksanaan ahli, cakap
sesuai bidang keahliannya, yang diberi kuasa dengan penuh tanggung jawab
dan selalu berada ditempat pekerjaan.
b. Sebagai penanggung jawab di lapangan pekerjaan pelaksanaan harus
mempelajari dan mendalami semua isi gambar, bestek dan Berita Acara
Aanwijzing sehingga tidak terjadi kesalahan-kesalahan konstruksi maupun
kualitas bahan-bahan yang harus dilaksanakan.
c. Perubahan konstruksi maupun perubahan bahan-bahan bangunan dapat
dilaksana-kan apabila ada izin tertulis dari Pengawas/ Kuasa Pengguna
Anggaran berdasarkan rapat Direksi. Menyimpang dari hal tersebut menjadi
tanggung jawab Penyedia, untuk melaksanakan sesuai gambar dan bestek.
d. Direksi berhak menolak penunjukan seorang pelaksana (Uitvoerder) dari
Penyedia berdasarkan pendidikan, pengalaman tingkah laku dan kecakapan,
dalam hal ini Penyedia harus segera menempatkan pengganti lain dengan
persetujuan Direksi.

PENJAGAAN KEAMANAN LAPANGAN PEKERJAAN


Pasal 12

1. Keamanan dan kesejahteraan


Selama pelaksanaan pekerjaan Penyedia Penyedia diwajibkan mengadakan segala
hal yang diperlukan untuk keamanan para pekerja dan tamu, seperti pertolongan
pertama, sanitasi, air minum, dan fasilitas-fasilitas kesejahteraan. Juga diwajibkan
memenuhi segala peraturan dan tata tertib, ordonansi Pemerintah atau Pemerintah
Daerah setempat.

2. Terhadap wilayah orang lain


Penyedia diharuskan membatasi daerah operasinya disekitar tampak dan harus
mencegah para pekerjanya melanggar wilayah orang lain yang berdekatan.

3. Terhadap milik umum


Penyedia harus menjaga agar jalan umum, jalan kecil dan hak pemakai jalan, bersih
dari bahan-bahan bangunan dan sebagainya dan memelihara kelancaran lalu lintas,
baik bagi kendaraan maupun pejalan kaki selama kontrak berlangsung.
Penyedia juga bertanggung jawab atas gangguan dan pemindahan yang terjadi atas
perlengkapan umum (fasilitas) seperti saluran air, listrik dan sebagainya yang
disebabkan oleh kegiatan Penyedia, maka biaya pemasangan kembali dan segala
perbaikan kerusakan menjadi tanggung jawab Penyedia.

4. Keamanan Terhadap Pekerjaan


Penyedia bertanggung jawab atas keamanan seluruh pekerjaan termasuk bahan-
bahan bangunan dan perlengkapan instalasi ditapak, hingga kontrak selesai dan
diterima baik oleh Direksi. Penyedia harus menjaga perlengkapan bahan-bahan dari
segala kemungkinan kerusakan, kehilangan dan sebagainya untuk seluruh
pekerjaan termasuk bagian-bagian yang dilaksanakan oleh pekerja-pekerja dan
menjaga agar pekerjaan bebas dari air hujan dengan melindungi memakai tutup
yang layak, memompa atau menimba seperti apa yang dikehendaki atau
diinstruksikan.

JAMINAN DAN KESELAMATAN BURUH


Pasal 13

1. Air Minum dan Air untuk Pekerjaan


a. Penyedia harus senantiasa menyediakan air minum yang cukup bersih ditempat
pekerjaan untuk para pekerjanya.
b. Air untuk keperluan bangunan selama pelaksanaan, dapat mempergunakan
atau menyambung pipa air yang telah ada dengan meteran air tersendiri (guna
memperhitungkan pembayaran) atau air sumur yang bersih/jernih dan tawar,
bila hal ini meragukan pengawas harus diperiksa di laboratorium.
2. Kecelakaan
Apabila terjadi kecelakaan untuk tenaga kerja yang melaksanakan pekerjaan
tersebut pada waktu pelaksanaan, Penyedia harus segera mengambil tindakan yang
perlu untuk keselamatan si korban dengan biaya pengobatan dan lain-lain menjadi
tanggung jawab Penyedia dan harus segera melaporkan kepada Instansi yang
berwenang dan Direksi.
3. Dilokasi pekerjaan harus disediakan kotak obat-obatan untuk pertolongan pertama
yang selalu tersedia dalam setiap saat dan berada ditempat Direksi Keet/Bouwkeet.

ALAT-ALAT PELAKSANAAN /PENGUKURAN


Pasal 14

Selama pelaksanaan pekerjaan, Penyedia harus menyediakan/menyiapkan alat-alat baik


untuk sarana peralatan pekerjaannya maupun peralatan-peralatan yang diperlukan
untuk memenuhi kwalitas hasil pekerjaan antara lain : pompa air, beton mollen,
waterpas, theodolit, lampu penerangan dan sebagainya.

SYARAT-SYARAT CARA PEMERIKSAAN BAHAN BANGUNAN


Pasal 15

a Penyedia harus selalu memegang teguh disiplin keras dan perintah yang baik antara
pekerjanya dan tak akan mengerjakan tenaga yang tidak sesuai atau tidak
mempunyai keahlian dalam tugas yang diserahkan kepadanya.
b Penyedia menjamin bahwa semua bahan bangunan dan perlengkapan yang
disediakan menurut kontrak dalam keadaan baru dan bahwa semua pekerjaan akan
berkualitas baik bebas dari cacat. Semua pekerjaan yang tidak sesuai dengan standart
ini dapat dianggap defiktif.
c Dalam pengajuan penawaran Penyedia harus memperhitungkan biaya-biaya
pengujian/pemerikasaan berbagai bahan pekerjaan.
d Diluar jumlah tersebut Penyedia tetap bertanggungjawab atas biaya-biaya
pengiriman yang tidak memenuhi syarat-syarat yang dikehendaki.

PEKERJAAN TIDAK BAIK


Pasal 16

a. Pemberi Tugas atau MK atau Direksi Pekerjaan berhak mengeluarkan instruksi agar
Penyedia membongkar pekerjaan apa saja yang telah ditutup untuk diperiksa, atau
mengatur untuk mengadakan pengujian bahan-bahan atau barang-barang baik
yang sudah maupun yang belum dimasukkan dalam pekerjaan atau yang sudah
dilaksanakan.
Ongkos untuk pekerjaan dan sebagainya menjadi beban Penyedia untuk
disempurnakan dengan kontrak.
b. Pemberi tugas berhak mengeluarkan instruksi untuk menyingkirkan dari tempat
pekerjaan, pekerjaan-pekerjaan, bahan-bahan atau barang apa saja yang tidak
sesuai dengan kontrak.

PEKERJAAN TAMBAH DAN KURANG (MEER EN MINDERWERK)


Pasal 17

a Penyedia berkewajiban sesuai dengan pekerjaan yang diterima menurut ketentuan


AV-41 pasal (2) ayat (3) dan menurut gambar-gambar detail yang telah disahkan
oleh Direksi melaksanakan secara keseluruhan atau dalam bagian-bagian menurut
persyaratan-persyaratan teknis untuk mendapatkan pekerjaan yang baik.
Penyedia selanjutnya berkewajiban pula tanpa tambahan biaya mengerjakan segala
sesuatu demi kesempurnaan pekerjaan atau memakai bahan-bahan yang tepat
walaupun satu dan lain hal tidak dicantumkan dalam gambar dan bestek.
b. Pekerjaan tambah dan kurang hanya dapat dikerjakan atas perintah atau
persetujuan secara tertulis dari Direksi. Selanjutnya perhitungan penambahan atau
pengurangan pekerjaan dilakukan atas dasar harga yang disetujui oleh kedua belah
pihak jika tidak tercantum dalam daftar harga upah dan satuan pekerjaan.
c. Pekerjaan tambah dan kurang yang dikerjakan tidak seizin direksi secara tertulis
adalah tidak sah dan menjadi tanggung jawab Penyedia sepenuhnya.

PERIJINAN DAN PAPAN NAMA PROYEK


Pasal 18

a. Penyedia diwajibkan mengurus IMB dan ijin zoning hingga diterbitkan surat
tersebut diatas serta mengurus perijinan lainnya yang mendukung kelancaran
terlaksananya Pembangunan Puskesmas Urangagung. BIAYA YANG DITIMBULKAN
AKIBAT HAL TERSEBUT DIATAS SUDAH TERMASUK DALAM BIAYA PENAWARAN .
b. Penyedia tidak diizinkan membuat iklan dalam bentuk apapun, dalam batas-batas
lapangan pekerjaan atau ditanah yang berdekatan tanpa tanpa ijin Direksi.
c. Penyedia harus melarang siapapun yang tidak berkepentingan memasuki lapangan
pekerjaan.
d. Penyedia wajib membuat dan memasang papan nama proyek di bagian depan
halaman proyek sehingga mudah dilihat umum. Ukuran dan redaksi papan nama
tersebut 90 x 150 cm dipotong dengan tiang setinggi 250 cm atau sesuai dengan
petunjuk Pejabat Pembuat Komitmen melalui Konsultan Pengawas dan atau sesuai
tata aturan Pemerintah Daerah setempat. Penyedia tidak diijinkan menempatkan
atau memasang reklame dalam bentuk apapun di halaman dan di sekitar proyek
tanpa ijin dari Pemberi Tugas.

PENGAMANAN LOKASI
Pasal 19

Penyedia bertanggungjawab atas keamanan seluruh lokasi pekerjaan hingga penyerahan


yang ke – 2 diterima dengan baik, untuk itu Penyedia berhak melarang orang-orang yang
tidak berkepentingan masuk ke lokasi pekerjaan.

PEKERJAAN PENDAHULUAN
Pasal 20

I. PENGUKURAN / UITZET
Segera setelah pembersihan lokasi, dilakukan pengukuran / uitzet untuk
menentukan peil / posisi bangunan terhadap keadaan tanah setempat sesuai yang
dimaksudkan dalam gambar perencanaan.
Pengukuran / Uitzet ini harus menggunakan alat ukur yang memadai bersama
dengan Konsultan Pengawas.

II. PENGAMANAN DI LAPANGAN


Sebelum memulai pekerjaan, Penyedia diwajibkan untuk mempertimbangkan
faktor-faktor antara lain :
a. Penyedia harus mempertimbangkan faktor debu / kebersihan lingkungan
termasuk di jalan raya, mengingat kegiatan ini tepat berada di tepi jalan protokol.
Sehingga Penyedia harus senantiasa menjaga kebersihan khususnya jalan raya
dari material dan bahan yang tersisa.
b. Penyedia diwajibkan membuat km/wc sementara untuk para pekerja dengan
memperhatikan lokasi, kebersihan dan kesehatan lingkungan sekitarnya.
c. Penyedia harus mempertimbangkan kebisingan yang akan terjadi pada saat
pelaksanaan sehingga dapat mengganggu kegiatan perkantoran yang ada.

III. PEKERJAAN BONGKARAN


Sebelum memulai pekerjaan, Penyedia diwajibkan untuk melaksanakan bongkaran
gedung existing dengan ketentuan :
a. Gedung existing terdiri dari 3 (tiga) bangunan utama meliputi : Bangunan
Puskesmas, Bangunan Rumah Dinas dan Bangunan Perawat dengan total luasan
408 m².
b. Hasil bongkaran berupa genteng, besi, dan kayu harus diserahkan kembali ke
pemerintah, sedangkan hasil bongkaran lainnya dibuang keluar lokasi.
c. Penyedia wajib membongkar gedung existing berdasarkan peraturan tahapan
pembongkaran terdiri dari :

 Tahap penetapan
 Identifikasi bangunan gedung yang akan ditetapkan untuk dibongkar
berdasarkan hasil pemeriksaan yang meliputi bangunan yang tidak
layak fungsi dan tidak dapat diperbaiki lagi, pemanfaatannya
menimbulkan bahaya bagi pengguna, masyarakat dan lingkungan, tidak
memiliki izin mendirikan gedung.
 Rencana pekerjaan pengangkutan harus ditetapkan terlebih dahulu
sebelum peker-jaan pembongkaran dimulai.
 Semua instalasi, listrik, gas, air, dan uap harus dimatikan, kecuali
apabila diperlukan sepanjang tidak membahayakan.
 Semua bagian-bagian kaca, bagian-bagian yang lepas, bagian-bagian
yang mencuat harus disingkirkan sebelum pekerjaan pembongkaran
dimulai.
 Pekerjaan pembongkaran harus dilakukan tingkat demi tingkat dimulai
dari atap dan seterusnya ke bawah.
 Tindakan-tindakan pencegahan harus dilakukan untuk menghindarkan
bahaya rubuhnya bangunan.

 Tahap pelaksanaan
 Pembongkaran bangunan gedung dapat dilakukan oleh pemilik
dan/atau pengguna bangunan gedung dan dapat menggunakan
penyedia jasa pembongkaran bangunan gedung yang memiliki sertifikat
sesuai dengan peraturan perundangundangan.
 Khusus untuk pembongkaran bangunan gedung yang menggunakan
peralatan berat dan/atau bahan peledak harus dilaksanakan oleh
penyedia jasa pembongkaran bangunan gedung.
 Dalam hal pemilik dan/atau pengguna bangunan gedung yang
pembongkarannya ditetapkan dengan surat sebagaimana dimaksud
dalam tidak melaksanakan pembongkaran dalam batas waktu yang
ditetapkan, surat persetujuan pembongkaran dicabut kembali.
 Pembongkaran bangunan gedung yang pelaksanaannya dapat
menimbulkan dampak luas terhadap keselamatan umum dan
lingkungan harus dilaksanakan berdasarkan rencana teknis
pembongkaran yang disusun oleh penyedia jasa perencanaan teknis
yang memiliki sertifikat sesuai dengan peraturan perundangundangan.
 Rencana teknis pembongkaran harus disetujui oleh pemerintah daerah,
kecuali bangunan gedung fungsi khusus oleh Pemerintah, setelah
mendapat pertimbangan dari tim ahli bangunan gedung.
 Dalam hal pelaksanaan pembongkaran berdampak luas terhadap
keselamatan umum dan lingkungan, pemilik dan Pemerintah dan/atau
pemerintah daerah melakukan sosialisasi dan pemberitahuan tertulis
kepada masyarakat di sekitar bangunan gedung, sebelum pelaksanaan
pembongkaran.
 Pelaksanaan pembongkaran bangunan gedung mengikuti prinsip-
prinsip keselamatan dan kesehatan kerja (K3).
 Dalam hal tenaga kerja atau orang lain mungkin tertimpa bahaya yang
disebabkan oleh kejatuhan bahan atau benda dari tempat kerja yang
lebih tinggi, harus dilengkapi dengan penadah yang kuat atau daerah
berbahaya tersebut harus dipagar.
 Dinding-dinding tidak boleh dirubuhkan kecuali lantai dapat menahan
tekanan yang diakibatkan oleh runtuhnya dinding tersebut.
 Tenaga kerja harus dilindungi terhadap debu dan pecahan-pecahan
yang berhamburan.
 Apabila tenaga kerja sedang membongkar lantai harus tersedia papan
yang kuat yang ditumpu tersendiri bebas dari lantai yang sedang
dibongkar.
 Tenaga kerja dilarang melakukan pekerjaan di daerah bawah lantai
yang sedang dibongkar dan daerah tersebut harus dipagar.
 Konstruksi baja harus dibongkar bagian demi bagian sedemikian rupa
sehingga terjamin kestabilan konstruksi tersebut agar tidak
membahayakan sewaktu dilepas.
 Tindakan pencegahan harus dilakukan untuk menjamin agar tenaga
kerja dan orang-orang lain tidak kejatuhan bahan-bahan atau benda-
benda dari atas sewaktu cerobong-cerobong yang tinggi dirubuhkan

Adapun tahapan-tahapan pelaksanaan pembongkaran adalah sebagai berikut :


1. Menyiapkan peralatan baik berat maupun ringan untuk pembongkaran suatu
gedung atau bangunan.
2. Mematikan seluruh aliran seperti air, listrik, gas, kabel optik dan lain-lain yang
dianggap berbahaya dan mengganggu proses pekerjaan pembongkaran.
3. Memastikan peralatan pada posisinya masing-masing.
4. Memeriksa seluruh gedung untuk memastikan tidak ada seorang pun di dalam
gedung saat proses dimulai.
5. Mengatur jarak aman (1,5 kali tinggi gedung) pada area proyek agar tidak
menimbulkan cedera maupun kerugian yang lain.
6. Memulai pembongkaran mulai dari atap hingga pondasi jika menggunakan alat
berat seperti excavator. Jika menggunakan peledak, mengatur peletakan
bom/dinamit pada gedung serta waktu peledakan agar bisa sesuai dengan yang
direncanakan.
7. Memastikan pekerjaan pembongkaran dilakukan oleh yang ahli dan tidak
diberikan kepada orang yang berbeda secara bergantian acak dalam
melaksanakan tugas.
8. Melakukan proses pengangkutan terhadap material sisa puing puing bangunan
dan pengangkutan dengan alat berat harus sesuai dengan SOP yang berlaku.
9. Pelaksanaan pembongkaran mengikuti prinsip-prinsip K3.
PEMBONGKARAN
GEDUNG EXISTING

PEKERJAAN STRUKTUR

PEKERJAAN PENGURUGAN
Pasal 21

21.1. PETUNJUK UMUM :

a. Sebelum pelaksanaan pekerjaan Penyedia menentukan terlebih dahulu batas-


batas areal yang akan diurug sirtu atau batas-batas yang diganti sebagai galian
lubang pondasi.
b. Penyedia harus menetapkan syarat-syarat dilokasi tanah yang diurug dengan
jalan memeriksa dan memperhatikan sendiri sifat-sifat tanah dan bahan yang
harus dihadapinya dan syarat-syarat lainnya serta memulainya dengan
pekerjaan yang telah diperinci.
c. Semua saluran-saluran yang masih berfungsi, riool, air, listrik atau benda-
benda lain yang berfaedah harus dilindungi agar tidak rusak, kecuali apabila
ditentukan untuk dihilangkan/diurug.
Bila timbul kerusakan harus diperbaiki atau diganti oleh Penyedia atas
beban Penyedia.
d. Tidak boleh membiarkan air menggenang diatas atau dekat pekerjaan urugan,
kapan saja selama masa berlakunya Kontrak.
Semua lubang-lubang galian harus dibebaskan dari perembesan bahan
urugan, peluapan dan genangan air baik sumur, pompa, pengairan alamiyah
atau dengan cara apapun.
e. Selesainya pekerjaan perataan urugan dinyatakan/dikontrol dengan
pengukuran topografi/pesawat ukur oleh juru ukur yang ditunjuk dengan
biaya pengukuran dipikul oleh Penyedia.
Pembersihan semua bahan bekas galian yang berlebihan yang tidak dipakai
dan semua sampah, bekas-bekas bongkaran harus dibuang dari lokasi.
f. Penyedia harus memasukkan kedalam penawarannya segala biaya untuk
keperluan pengetesan dan pengontrolan pengukuran.
Penyedia harus bertanggung jawab pula untuk semua ongkos-ongkos, semua
tes yang gagal dalam memenuhi permintaan/ standard yang telah ditentukan.

21.2. PELAKSANAAN PENGURUGAN :

a. Pemilihan jenis material,


Material yang akan digunakan sebagai urugan tidak diperkenankan
mengambil tanah setempat. Sumber bahan (Quarries/ forrow-pit) untuk
urugan ditetapkan tanah jenis sirtu ini dapat diterima untuk dipakai bahan
urugan harus memenuhi syarat-syarat sebagai berikut :
1). Material harus bersih dari kotoran-kotoran dan bahan-bahan organik
2). Cukup bahan granulair.

b. Lapisan dasar urugan


1). Tebal lapisan dasar urugan harus melebihi tebalnya lapisan tanah lumpur
yang ada pada areal lahan yang diurug adalah sesuai dengan gambar, yang
harus dihampar dan dipadat ratakan. Jenis material yang dipakai adalah
sirtu, dengan maksud untuk melakukan air tanah yang terdesak keluar
akibat proses konsolidasi.
2). Cara pengurugan harus dimulai dari satu sisi secara beurutan dalam satu
arah sehingga tanah Lumpur akan terdorong oleh desakan urugan dan
bergerak menjauhi urugan dan pada saatnya timbunan Lumpur tersebut
harus diambil dan dibuang ke luar lokasi pekerjaan.
3). Tebal lapisan kedua dan lapisan atas masing-masing setebal 30 cm atau
disesuaikan dengan gambar, yang harus dihampar dan dipadat ratakan
diatas lapisan dasar.
4). Material yang sudah disetujui oleh Direksi untuk bahan timbunan, harus
dihampar dan dipadatkan lapis demi lapis dengan tebal lapisan masing-
masing dilaksanakan sesuai gambar, meliputi lebar/ luasan yang akan
ditetapkan oleh Direksi namun bilamana ada peralihan pemadat khusus
yang akan digunakan oleh Penyedia, tebal masing-masing lapisan dapat
disesuaikan, setelah diadakan percobaan pemadatan yang hasilnya disetujui
oleh Direksi.
c. Metode pelaksanaan dan alat-alat yang dipergunakan :
1). Dump Truck adalah alat angkut yang dipergunakan untuk mengangkut
bahan material dari tempat pengambilan kelokasi yang akan diurug.
2). Buldozer adalah alat yang dipergunakan untuk menghampar Material,
Meratakan tanah dan membentuk permukaan tanah sesuai yang
diinginkan.
3). Setelah material dihamparkan kemudian disiram dengan air dengan
memakai Water tanker sambil dipadatkan dengan Vibrating Compactor
4). Vibrating Compactor adalah alat pemadat yang berfungsi memberi tekanan
dan Getaran terhadap material yang ada dibawahnya, dengan adanya
getaran maka pertikel yang lebih kecil akan mengisi rongga diantara
partikel-partikel yang lebih besar.
5). Selama proses pemadatan berlangsung, sekelompok pekerja bertugas untuk
merapikan tepi hamparan dan mengukur level urugan yang dikehendaki
dengan menggunakan alat bantu/ alat ukur tanah/ Theodolith.
6). Untuk bagian yang tak dapat dimasuki atau dijangkau alat pemadat
tersebut diatas dapat dipergunakan. Hand compaction atau licht
machanikal temper dengan persetujuan dan dengan sepengetahuan
pengawas/ Direksi Lapangan.

d. Perataan permukaan timbunan,


Pada akhir pemadatan pada lapisan terakhir Penyedia harus meratakan
permukaan sesuai dengan patok duga, sama tinggi dengan level tanah/ urugan
yang direncanakan.

21.3. CARA PENGUKURAN HASIL PENGURUGAN :


Pengukuran hasil penimbunan terdiri dari pekerjaan-pekerjaan persiapan dan
hasil lapisan akhir (atas), yang telah memenuhi syarat kepadatan yang ditetapkan
dalam kubikasi sesuai gambar dari level urugan yang diijinkan dan pengukuran
hasil kerja selesainya pekerjaan pengurugan ini akan dilakukan oleh Penyedia
dengan disetujui Direksi.

PEKERJAAN TANAH
Pasal 22

Pekerjaan yang dilaksanakan meliputi :


- Bor Pile Ø 30 cm (termasuk pembuangan lumpur bekas pengeboran)
- Galian tanah pondasi
- Urug pasir bawah Pile Cap danSloof dan pondasi batu kali tebal 10 cm
- Urug tanah kembali
- Urug sirtu bawah lantai tebal 66 cm
- Urug Pasir bawah lantai tebal 10 cm
- Urug pasir, tanah dan sirtu dilaksanakan sesuai gambar perencanaan yang dilaksanakan
dengan ketentuan sebagai berikut :
a. Pekerjaan urugan pasir dilaksanakan dengan ketebalan sesuai gambar
perencanaan dan dilaksanakan selapis demi selapis dengan kepadatan yang
memenuhi syarat dan disetujui Direksi.
b. Galian tanah dilaksanakan dengan kedalaman sesuai gambar perencanaan harus
dibuang diluar bouwplank dan diratakan diluar gedung sedemikian rupa hingga
tidak mudah gugur kembali kedalam lobang pondasi.

PEKERJAAN PONDASI
Pasal 23

Pada dasarnya pondasi yang dilaksanakan untuk Pembangunan Puskesmas Urangagung


ini adalah :
- Pondasi Bor Pile Ø 30 cm
- Pondasi batu kali Camp. 1 PC : 4 PP
yang dilaksanakan dengan ketentuan sebagai berikut :

PONDASI BOR PILE

23.1. URAIAN PEKERJAAN DAN SITUASI


1. Uraian Umum

Pekerjaan ini mencakup pondasi tiang bor, type pondasi tiang beton bertulang cor di
tempat (cast in place), berfungsi untuk menyalurkan beban dari struktur bangunan
diatasnya sampai ke lapisan tanah yang dikehendaki. Pondasi ini dibuat dengan cara
melakukan pengeboran tanah dengan Ø 30 cm dan kedalaman 15 m, kemudian ke
dalam lubang tersebut dimasukkan tulangan / pembesian yang diikuti dengan
penuangan beton.

2. Pelaksanaan Pengeboran Sistem Wash Boring

a. Mula-mula dibuat galian atau lubang sirkulasi untuk menampung air dan
lumpur.

b. Pada titik yang telah ditentukan mulai dilakukan pemboran sesuai dengan
diameter dan kedalaman tanah yang direncanakan (sesuai gambar)
menggunakan mata bor yang sesuai dengan jenis dan kondisi tanah setempat.

c. Tanah di bor dan dihancurkan terlebih dahulu. Sambil mata bor diputar, air dari
bak sirkulasi disemprotkan dengan pompa air bertekanan tinggi melalui selang
ke ujung mata bor sehingga tanah yang sudah hancur dapat naik ke permukaan.

d. Perputaran mata bor menyebabkan air dalam lubang turut berputar sehingga
mempercepat proses pembentukan campuran air – tanah liat. Campuran ini
mempunyai viskositas lebih besar dari air tanah. Semakin sering
diapakai,viskositas air dalam bak sirkulasi semakin tinggi sebab tanah liat yang
bercampur semakin banyak. Dengan viskositas tertentu, butiran tanah asal yang
berdiameter relatif besar (Sood, silt, gravel) dan kotoran lainnya diharapkan
dapat naik ke permukaan tanah, kemudian dialirkan ke dalam bak sirkulasi dan
diendapkan.

e. Semakin besar berat jenis campuran air – tanah liat, maka semakin besar tekanan
hidrostatis yang bekerja pada dinding lubang bor. Gaya hidrostatis ini akan
menekan dinding bor secara radial, sehingga pada saat mata bor berputar, tanah
liat yang melekat pada mata bor membentuk suatu lapisan membran yang
memperkecil kemungkinan terjadinya kelongsoran. Jadi fungsi air sirkulasi
adalah sebagai stabilisator, untuk melunakkan tanah sehingga mempercepat dan
mempermudah pengeboran, mencegah kelongsoran dinding lubang bor dan
mendinginkan mata bor yang panas akibat gesekan dengan tanah.

f. Pengeboran dilaksanakan sampai kedalaman yang direncanakan dengan diameter


sesuai gambar.

g. Apabila lubang telah selesai dibuat, maka tulangan yang sudah dirangkai
dimasukkan ke dalam lubang. Kemudian pipa tremi berukuran 6" dimasukkan
kedalam lubang hingga mencapai dasar lubang. Pada ujung atas pipa tremi
dipasang corong untuk memudahkan pengecoran.

h. Sebelum fresh concrete pertama dituang, ke dalam pipa tremi dimasukkan


kantong plastik yang diisi fresh concrete yang akan mendorong air lumpur
keluar pipa dari pipa tremi sehingga fresh concrete yang dituang tidak
bercampur dengan lumpur.

i. Pipa tremi yang sudah penuh dengan fresh concrete harus diangkat perlahan-
lahan sambil dikocok supaya beton yang dituang memadat dan fresh concrete di
dalam pipa tremi dapat turun. Pengecoran dilanjutan sampai level yang
dikehendaki.

j. Agar fresh concrete tidak menyumbat pipa tremi, sebaiknya campuran beton
disarankan dengan minimal slump test 14 – 16 cm (tergantung kondisi lapangan
dan jenis tanah).

k. Dalam pelaksanaan untuk menghindari kelongsoran digunakan plastisizer serta


mengisi lubang bor dengan bentonite slurry.

3. Peralatan Yang Digunakan

Peralatan menggunakan mesin bor Pile.

4. Pengeboran Lumpur / Tanah Pengeboran

a. Untuk pengelolaan lumpur / tanah hasil pengeboran akan dibuatkan suatu bak-
bak penampungan disekitar lokasi pengeboran dan selanjutnya akan dibuang
secara berkala.

b. Tanah / lumpur yang keluar dari hasil pengeboran akan dikelola secara berkala,
sehingga tidak mengganggu atau menghambat jalannya pekerjaan pengeboran.

c. Untuk meminimalkan gangguan lingkungan berupa tercecernya lumpur / tanah


pada proses pembuangannya, apabila diperlukan maka akan dibuatkan sistem
pembersihan ban kendaraan truk pengangkut dengan mekanisme pelaksanaan
disesuaikan dengan kondisi di lapangan.

PONDASI BATU KALI

Pekerjaan ini dilaksanakan untuk pondasi pagar depan dengan ketentuan sebagai berikut
:
1. Pondasi batu kali menggunakan campuran dengan perbandingan 1 Pc : 4 Ps yang
kemudian diplester beraben.
2. Bagian bawah pondasi dipasang lapisan batu kosong (Aanstampeng) tebal 20 cm
dengan dibawahnya diberi lapisan pasir urug, disiram air dan ditumbuk hingga
padat rata (sesuai gambar).
3. Celah-celah yang besar antar batu diisi dengan batu kricak yang dicocok padat.
4. Batu-batu pondasi tidak saling bersentuhan dan selalu ada perekat diantaranya
hingga rapat.

PEKERJAAN BETON
Pasal 24

24.1. MUTU BETON

a. Mutu beton untuk pekerjaan struktur menggunakan beton K-300 / fc´ 24,9 MPa
, dan dianjurkan memakai ready mix concrete, sedangkan Sloof praktis
menggunakan beton K-225 / fc´ 20,75 MPa dan mutu baja beton fy 400 MPa
untuk diameter ≥D 13 dan fy 240 MPa untuk diameter ≤ 12. Untuk
pekerjaan beton lantai kerja dipakai beton rabat dengan campuran 1pc : 3ps :
5kr (campuran menggunakan Molen). Mutu karakteristik merupakan syarat
mengikat. Untuk menjamin kesamaan mutu beton, Penyedia dianjurkan
menggunakan ready mix concrete dari perusahaan terkenal yang khusus
membuat ready mix, terutama untuk pekerjaan struktur beton : pondasi,
Sloof,kolom, balok , plat lantai,plat leuvel ,tangga,listplang,beton bertulang
bawah lantai,ramp.
b. Campuran tambahan untuk beton (concrete admixture). Bilamana dianggap
perlu tambahan untuk beton dapat dipergunakan concrete admixture.
Penggunaan tersebut harus dengan persetujuan Ahli/Konsultan Pengawas.
c. Pengadukan.
Kecuali ready mix concrete semua pengadukan jenis beton harus dilakukan
dengan mesin pengaduk berkapasitas tidak kurang dari 350 liter. Setiap kali
membuat adukan, pengadukan harus rata hingga warna dan kekentalannya
sama.
g. Takaran Perbandingan Campuran.
Semua bahan harus ditakar menurut perbandingan berat, bukan perbandingan
isi.

24.2. PENGAWASAN CAMPURAN ADUKAN

a. Komposisi.
Semua agregat, semen, air, beratnya harus ditakar dengan seksama. Proporsi
semen yang ditentukan adalah minimal. Sebagai pedoman, Penyedia harus tetap
mengusahakan mutu/kekuatan beton sesuai dengan yang disyaratkan.

b. Pengujian (testing).
Pada umumnya pengujian dilakukan sesuai dengan SNI – 2847 - 2013 termasuk
pengujian-pengujian susut (slump) dan pengujian-pengujian tekanan. Jika beton
tidak memenuhi syarat-syarat slump, maka bagian/kelompok adukan tersebut
tidak boleh dipakai. Jika pengujian tekanan gagal, maka perbaikan harus
dilakukan sesuai dengan prosedur-prosedur dalam SNI – 2847 - 2013.

24.3. BAHAN-BAHAN

a. Semen
Semen yang dipakai harus semen portland dari merk yang disetujui dan yang
dalam segala hal memenuhi syarat seperti yang dikehendaki oleh "Peraturan
Beton Bertulang Indonesia”, digunakan produk Semen Gresik, Dynamix atau
Tiga Roda yang disetujui oleh Konsultan Pengawas. Dalam pengangkutan, semen
harus terlindung dari hujan, zak (kantong) asli dari pabriknya dalam keadaan
tertutup rapat dan harus disimpan di gudang yang cukup ventilasinya dan tidak
kena air, ditaruh pada tempat yang ditinggikan paling sedikit 30 cm dari lantai.
Kantong semen tersebut tidak boleh ditumpuk sampai tingginya melampaui 2
m, dan tiap pengiriman baru harus dipisahkan dan ditandai dengan maksud
agar pemakaian semen dilakukan menurut urutan pengirimannya.

b. Agregat
Agregat harus keras, bersifat kekal dan bersih, bebas dari bahan-bahan yang
merusak, umpamanya yang bentuk atau kwalitasnya bertentangan dan
mempengaruhi kekuatan atau kekalnya konstruksi beton pada setiap umur,
termasuk daya tahannya terhadap karat dari tulangan besi beton. Agregat
(butiran) dalam segala hal harus memenuhi yang dikehendaki :

 Spesifikasi agregat untuk beton (ASTM C 33)


 SNI – 2847 -2013 (Spesifikasi Agregat Ringan untuk Beton Struktur)
Bagian tersebut diatas harus dilakukan pengujian butiran.

c. Pasir Beton
Pasir harus terdiri dari butir-butir yang bersih dan bebas dari bahan-bahan
organik, lumpur dan sebagainya dan harus memenuhi komposisi butir serta
kekerasan gradasinya mendapat rekomendasi dari laboratorium.

d. Koral Beton/Split
Digunakan koral yang bersih, bermutu baik tidak berpori serta mempunyai
gradasi kekerasan sesuai dengan syarat-syarat SNI – 2847 - 2013. Penyimpanan
/ penimbunan pasir dan koral beton harus dipisahkan satu dengan yang lain,
hingga dapat dijamin kedua bahan tersebut tidak tercampur untuk mendapatkan
adukan beton yang tepat.

e. A i r
Air untuk adukan dan perawatan beton harus bersih, bebas dari bahan-bahan
yang merusak atau campuran-campuran yang mempengaruhi daya lekat semen
dan dilakukan pengujian air/laboratorium test.

f. Bahan Tambahan
Bahan tambahan disetujui secara khusus dengan persetujuan Ahli/ Konsultan
Pengawas.

g. Baja Tulangan
- Jenis penulangan.
Besi beton yang dipergunakan adalah besi ulir (tulangan pokok) dengan mutu
baja fy 400 Mpa untuk diameter diatas ≥ 13 mm dan besi polos (beton praktis,
sengkang, begel) dengan mutu fy 240 Mpa, untuk diameter ≤ (kurang dari
sama dengan)12 mm.

- Baja tulangan harus diperiksakan di lembaga pemeriksaan bahan yang diakui.


Besi beton yang akan digunakan dalam pelaksanaan hendaknya harus
dilakukan pengujian di laboratorium terlebih dahulu menurut prosedur teknis
yang berlaku dan hasil pengujian harus dituangkan dalam berita acara untuk
menghindari pemakaian material yang tidak di ijinkan. Dan biaya pengujian
sepenuhnya harus ditanggung Penyedia dan harus sudah dianggap termasuk
dalam faktor-faktor penawaran.
- Penyimpanan.
Tulangan besi beton harus disimpan dengan tidak menyentuh tanah dan tidak
boleh disimpan diudara terbuka untuk jangka waktu yang panjang.

- Pemasangan.
Sebelum beton dicor, tulangan besi beton harus bebas dari minyak, kotoran,
cat, karat, kulit giling atau bahan-bahan lain yang merusak. Semua tulangan
harus dipasang dengan posisi yang tepat sehingga tidak dapat berubah atau
begeser pada waktu adukan ditumbuk-tumbuk atau dipadatkan. Tulangan
besi beton dan penutup beton tingginya harus tepat, dengan penahan-
penahan jarak beton (tahu beton) yang telah disetujui Ahli/ Konsultan
Pengawas. Dan pelaksanaan penyambungan, pemotongan, pembengkokan
dan pemasangan harus sesuai dengan persyaratan bangunan yang berlaku
(SNI – 2847 – 2013) dan SNI 2052 – 2014.

- Selimut Beton.
Ukuran minimal selimut beton sesuai dengan penggunaannya (tidak termasuk
plesteran), adalah sebagai berikut :

Pondasi atau pekerjaan lainnya yang berhubungan langsung dengan tanah =


7,5 cm.

Kolom = 4 cm

balok-balok beton = 5 cm.

Slab/plat beton diatas tanah = 2,0 cm.

h. Cetakan (bekisting)
- B a h a n.
Bekisting harus dipakai multipleks 9 mm dan kayu klas II yang cukup kering
dan sesuai dengan finishing yang diminta menurut bentuk, garis ketinggian
dan dimensi dari beton sebagaimana diperlihatkan dalam gambar arsitektur.
Bekisting harus cukup untuk menahan getaran vibrator atau kejutan-kejutan
lain yang diterima, tanpa berubah bentuk. Cetakan harus dibuat dari papan-
papan yang bermutu baik atau plywood :

 Untuk beton tidak diexposed dipakai kayu terentang tebal minimum 2,5
cm.
 Untuk beton exposed dipakai multiplek, fibre glass atau bahan lain yang
tidak reaktif terhadap beton.
Tebalnya tergantung dari kwalitas dan jarak rangka penguat cetakan tersebut.

- Konstruksi.
Cetakan harus dibuat dan disangga sedemikian rupa hingga dapat menahan
getaran yang merusak atau lengkung akibat tekanan adukan beton yang cair
atau sudah padat. Cetakan harus dibuat sedemikian rupa hingga
mempermudah penumbukan-penumbukan untuk memadatkan pengecoran
tanpa merusak konstruksi. Acuan harus rapat tidak bocor, permukaannya
licin, bebas dari kotoran-kotoran seperti tahi gergaji, potongan-potongan
kayu, tanah dan sebagainya sebelum pengecoran dilakukan dan harus mudah
dibongkar tanpa merusak permukaan beton. Tiang-tiang acuan harus diatas
papan atau baja untuk memudahkan pemindahan perletakan. Tiang-tiang
tidak boleh disambung lebih dari satu. Tiang-tiang dari dolken ukuran 8/10
cm atau kaso 5/7 cm. Tiang acuan satu dengan yang lain harus diikat dengan
palang papan/balok secara silang.

- Alat untuk Membersihkan.


Pada pencetakan untuk kolom atau dinding harus diadakan perlengkapan-
perlengkapan untuk menyingkirkan kotoran-kotoran, serbuk gergaji,
potongan-potongan kawat pengikat dan lain-lain.

- U k u r a n.
Semua ukuran cetakan harus tepat sesuai dengan gambar arsitektur dan sama
disemua tempat untuk bentuk dan ukuran tiang yang dikehendaki sama.

- Kawat Pengikat.
Kawat pengikat besi beton/rangka dibuat dari baja lunak dan tidak disepuh
seng, dengan diameter kawat lebih besar atau sama dengan 0,40 mm. Kawat
pengikat besi beton/rangka harus memenuhi syarat-syarat yang ditentukan
dalam SNI – 2847 – 2013.

- Pelapis Cetakan.
Untuk mempermudah pembongkaran cetakan dan menyingkirkan penutup-
penutup, pelapis cetakan dari merk yang telah disetujui dapat dipergunakan.
Minyak pelumas, baik yang sudah maupun yang belum dipakai, tidak boleh
digunakan untuk ini.

24.4. PENYELESAIAN BETON

a. Semua beton yang tampak dalam pandangan, pertemuan dua bidang harus
tajam dan halus bidang-bidangnya.
b. Segera setelah bekisting dibuka clan beton masih relatif segar, semua penonjolan
harus dipahat hingga rata sementara lekukan serta lubang-lubang harus diisi
dengan adukan dengan perbandingan 1 semen : 1 pasir.
c. Sebelum pelaksanaan pekerjaan tersebut permukaan beton yang kasar harus
digosok dan dibersihkan dari kotoran akibat cetakan atau tetesan air semen.
d. Pelaksanaan penyambungan, pemotongan, pembengkokan dan pemasangan
harus sesuai dengan persyaratan bangunan yang berlaku (SNI – 2847 - 2013).
24.5. BENDA-BENDA YANG TERTANAM DALAM BETON

a. Semua angker, baut-baut dan sebagainya yang diperlukan tertanam dalam beton
(in-bow) harus terikat dengan baik pada cetakan sebelum beton mulai dicor.
b. Benda-benda tersebut di atas harus dalam keadaan bersih dari karat clan
kotoran-kotoran lain pada saat beton dicor.
c. Baut-baut angker harus dipasang dalam posisi yang akurat dan diikat pada
tempatnya.
d. Pipa-pipa / sparing non konstruktif juga harus sudah terpasang sesuai dengan
rencana jaringan instalasi bangunan.

24.6. PENGENDALIAN MUTU BAHAN BETON STRUKTUR

a. Semen yang dipergunakan untuk struktur, harus dari pabrik yang sama dan
merupakan hasil produksi yang tidak lebih dari satu bulan.
b. Penyimpanan semen harus dilakukan sebaik mungkin sehingga terhindar dari
kemungkinan kerusakan karena hidrasi-basah, pengotoran benda asing.
c. Penyimpanan di dalam gudang tertutup, harus dikelompokkan sedemikian rupa,
agar semen yang lebih dahulu masuk gudang dipakai lebih dahulu pula.
d. Agregat kasar ( kerikil atau batu pecah ) dan agregat halus ( pasir cor ) harus
merupakan bahan bangunan yang didapatkan dari alam dan memenuhi
ketentuan-ketentuan dalam SNI – 2847 – 2013
e. Ukuran agregat kasar - batu pecah, sesuai dengan mix design, dan tidak lebih
dari 3 cm atau seperempat tebal beton cor yang terkecil.
f. Agregat yang dipakai harus disimpan sedemikian rupa sehingga tidak kotor,
dan tidak tercampur bahan-bahan lainnya.
g. Air yang digunakan adalah air dari PDAM, yang dapat didapat dari jaringan
air PDAM setempat atau membeli didatangkan dengan truk tangki air.
h. Apabila air PDAM masih tidak tersedia, maka penggunaan air dari sumur di
lokasi proyek, harus diperiksa terlebih dahulu dan dinyatakan memenuhi
syarat untuk diminum oleh laboratorium yang disetujui oleh Badan yang
berwenang atau Konsultan Pengawas.
i. Air yang digunakan harus tawar, bersih tidak mengandung minyak, bahan-
bahan organis, bahan-bahan lainnya yang dapat menurunkan mutu beton.
j. Admixture : kecuali ditentukan lain, maka dengan kualitas bahan yang baik,
cara mencampur-mengaduk dan mengecor yang baik, tidak diperlukan
penggunaan sesuatu bahan admixture.
k. Jika penggunaan admixture dianggap perlu, maka penggunaan admixture
harus sepengetahuan dan disetujui secara tertulis oleh Konsultan Pengawas.
l. Data bahan admixture, tujuan pemakaian, caratakaran pemakaian harus jelas.
Secara akibat penggunaan admixture yang dapat merusak atau menurunkan
kualitas beton yang sudah dicor menjadi tanggung jawab sepenuhnya dari
Penyedia, walaupun telah mendapat persetujuan tertulis dari Konsultan
Pengawas.
m. Mutu baja tulangan dinyatakan dalam tegangan leleh karakteristik atau
tergantung tegangan karakteristik yang memberikan regangan tetap sebesar
0.35%, sesuai dengan SNI – 2847 – 2013.
n. Mutu baja tulangan yang didatangkan harus benar, yang dinyatakan
dengan sertifikat pabrik pembuatnya. Untuk menjamin kualitas baja
tulangan sesuai dengan perencanaan, maka harus dilakukan pemeriksaan
pada laboratorium yang disetujui oleh Pengawas / Direksi. Pengambilan
contoh bahan pada semua jenis diameter dan diambil secara random pada
setiap datangnya material di lokasi.
o. Biaya tes dibebankan sepenuhnya pada Penyedia.
berat
p. D ulir : 12,8 g g 
1m 1

24.7. PENGENDALIAN MUTU PELAKSANAAN

a. Semua baja tulangan yang didatangkan harus baru, tidak bekas, bebas
karat, dan disimpan / diletakkan di tempat yang bersih, tidak basah,
terhindar dari genangan air yang akan menyebabkan karat.
b. Penulangan harus dipotong dengan shear cutter l gergaji dan di fabrikasi,
sesuai dengan ukuran-ukuran pada gambar kerja. Penyedia harus
menyerahkan gambar rencana pemotongan baja tulangan pada Pengawas.
Pembengkokan tulangan tidak boleh dilakukan dengan pemanasan, dan
ukuran-ukurannya harus memenuhi syarat-syarat dalam SNI – 2847 – 2013.
c. Semua tulangan sebelum dipasang harus bersih, bebas karat clan oli, kotoran
yang dapat merusak ikatan antara beton dengan tulangan.
d. Penulangan harus dimatikan pada posisinya, dengan kawat pengikat dan ganjal
beton secukupnya, agar pada waktu pengecoran tidak terjadi perubahan
pergeseran tempat posisinya. Jarak - jarak penempatan tulangan harus sesuai
dengan syarat-syarat SNI – 2847 - 2013.
e. Baja tulangan yang dipakai untuk stek, harus mempunyai penampang clan jumlah
yang sama dengan tulangan yang disambung. Panjang stek minimum 40 x
penampang baja tulangan utama untuk panjang penerusannya.
f. Pemasangan baja tulangan harus diperiksa oleh Koordinator Pelaksana dan
Pengawas, clan disetujui secara tertulis sebelum pengecoran dilakukan sehari
sebelumnya oleh Konsultan Pengawas.
g. Bekisting harus direncanakan clan dilaksanakan cukup kuat clan stabil terhadap
beban-beban sementara pada pelaksanaan clan diusahakan sedemikian rupa agar
pada waktu pengecoran clan pembongkaran tidak mengakibatkan cacat-cacat,
gelombang, maupun perubahan bentuk clan ukuran, ketinggian serta posisi dari
beton yang dicetak.
h. Dimensi pemasangan bekisting harus sesuai dengan ukuran penampang beton
yang derencanakan sebagai penampang akhir ( tidak diijinkan pengurangan
penampang untuk plesteran ).
i. Permukaan bekisting yang berhubungan dengan beton harus dibersihkan dari
segala macam kotoran, dibasahi sebelum dilakukan pengecoran,
j. Pada bagian terendah dari setiap tahap pengecoran dari kolom clan dinding,
maka harus ada bagian yang mudah dibuka untuk inspeksi dan pembersihan
kotoran clan kemungkinan terkumpulnya air pada bagian bawah tersebut.
k. Untuk mempermudah pembongkaran, dapat digunakan release agent. Release
agent yang dipakai tidak boleh memberi pengaruh buruk pada mutu beton atau
mempengaruhi ikatan beton antara beton tersebut dengan material finishing,
clan harus mendapat persetujuan dari Konsultan Pengawas.
l. Lantai kerja : khusus untuk pekerjaan beton bertulang yang terletak langsung di
atas tanah, seperti pondasi tapak, pondasi lajur, lantai beton gudang, harus
dibuatkan lantai kerja dari beton lunak dangan campuran volume, semen :
pasir : koral = 1: 3: 5, atau lembaran plastik tebal, sesuai dengan yang
ditetapkan pada gambar.
m. Sebelum pengecoran, jumlah penulangan, rangkaian penulangan, kekuatan clan
kestabilan bekisting, kebersihannya, persiapan jumlah material, dengan volume
rencana pelaksanaan, harus diperiksa oleh Engineer Penyedia, Pelaksana
Penyedia dan Pengawas Konsultan, untuk mendapatkan persetujuan secara
tertulis dari Konsultan Pengawas.
n. Beton harus dipadatkan pada waktu pengecoran dengan menggunakan mesin
penggetar vibrator dan harus dilakukan sedemikian rupa sehingga tidak
merusak tulangan dan acuan. Penyedia harus menyediakan vibrator yang cukup
sehingga pemadatan beton pada waktu pengecoran dapat terjamin.
o. Selama pelaksanaan pengecoran beton, terutama pengecoran balok dan plat,
bila digunakan pompa beton, maka kecepatan pengecoran harus disesuaikan
dengan kecepatan peralatan beton oleh pekerja, agar didapatkan hasil pengecoran
yang padat, dan permukaan beton yang rata. Permukaan plat diratakan dengan
trowel.
p. Segala kelalaian yang mengakibatkan kegagalan dan kerusakan pada
pembesian, bekisting, maupun struktur selama pelaksanaan sampai hasil akhirnya
adalah menjadi tanggung jawab Penyedia sepenuhnya.
q. Kelecakan beton basah (slump) yang diijinkan untuk beton dalam keadaan
campuran normal adalah 80 s.d. 120 mm. Selama pelaksanaan, jika diperlukan
mutu beton harus diperiksa secara rutin dari hasil pemeriksaan benda uji.
Paling sedikit 5 m3 harus dibuat 1 benda uji, yang kemudian diperiksa kekuatan
tekannya di laboratorium yang disetujui oleh Konsultan Pengawas. Biaya
pengetesan dibebankan pada Penyedia. Penyedia harus membuat laporan tertulis
atas data kualitas beton, termasuk nifai karakteristiknya dengan disertai /
dilampiri sertifikat pengujian dari laboratorium.
r. Bekisting harus dibongkar sedemikian rupa sehingga dapat menjamin kekuatan
dan kekokohan struktur-struktur yang dicetak. Pada bagian struktur beton
vertikal(kolom) yang disangga dengan penurapan, bekisting dapat dibongkar
setelah 24 jam dengan syarat betonnya sudah cukup keras dan k tidak cacat
karena pembongkaran. Pada bagian struktur yang dipasang dengan penumpuan,
tidak boleh dibongkar sebelum betonnya mencapai kekuatan yang minimal
untuk menyangga beratnya sendiri dan beban pelaksanaan atau beban
bahan yang akan menimpa bagian struktur beton tersebut (21 hari).
s. Seluruh permukaan beton harus dijaga kelembabannya dan dilindungi terhadap
penguapan yang berlebihan dengan disiram, digenanga, ditutup dengan
karung goni basah. Hasil pengecoran beton harus sering dibasahi paling
sedikit untuk selama 10 hariberturut-turut setelah selesai pengecoran.
Penggunaan curing compound, harus dikonsultasikan dan disetujui secara tertulis
oleh Pengawas / Direksi MK.
t. Semua permukaan beton yang dihasilkan harus rata, rapi, bersih dan tanpa
cacat, lurus dan tepat pada posisinya sesuai dengan gambar rencana ( beton
exposed ).
u. Siar pelaksanaan harus direncanakan sedemikian rupa sehingga tidak
menyebabkan berkurangnya kekuatan, daktilitas dan penampilan struktur yang
dibuat. Siar pelaksanaan hanya boleh dibuat pada suatu posisi dimana gaya
gesernya minimum, dan sesuai dengan syarat-syarat SNI – 2847 - 2013. Siar
pelaksanaan harus tegak lurus dengan arah kerja gaya tekan pada
penampang beton.
v. Pada siar pelaksanaan, sebelum dilanjutkan pekerjaan pengecoran, maka
permukaan beton yang ada harus dibersihkan dari kotoran-kotoran beton, partikel
agregat yang terlepas, dikasarkan, dibasahi secukupnya dan dilapisi pasta semen,
mortar atau epoxy resin. Setelah penuangan beton baru, harus dilakukan
pemadatan agar dicapai ikatan yang baik dengan beton lama.
w. Penempatan sparing, conduit, pipa-pipa dalam beton disyaratkan sedemikian rupa
tidak mengurangi kekuatan struktur, terutama tidak boleh memotong besi-besi
tulangan yang terpasang. Penyedia harus memberitahukan, mengusulkan dan
minta persetujuan secara tertulis dari Konsultan Pengawas.
x. Pada setiap pertemuan kolom beton dengan dinding bata harus disiapkan
penjangkaran dengan jarak antara 50cm, dan panjang jangkar minimum 30cm
diameter 8mm.

24.8. BETON READY MIX

1. Semua beton ready mix harus di-supply dari perusahaan yang disetujui oleh
Konsultan Pengawas.
2. Perbandingan berat dari semen, agregat kasar dan agregat halus harus terus menerus
dicatat pada batching plant dengan alat timbangan yang sudah dikalibrasikan
oleh Badan yang berwenang.
3. Harus dilakukan test untuk menentukan kadar air dari agregat, guna
menentukan pengaturan tambahan jumlah air yang akan dicampurkan.
4. Nama dan alamat dari perusahaan beton ready mix harus disampaikan untuk
mendapat persetujuan dari Konsultan Pengawas. Penyedia harus menjamin bahwa
semua pencatatan yang benar di plant dibuat untuk semua kegiatan pada
waktu material dicampur dan waktu air ditambahkan.
5. Waktu kedatangan truck mixer harus dicatat dan disimpan untuk arsip di
proyek.
6. Penyedia harus bertanggung jawab atas semua hasil pengecoran dari beton ready
mix.
7. Konsultan Pengawas berhak untuk mengganti perusahaan ready mix atau
menghentikan penggunaan ready mix selama pekerjaarl jika ternyata syarat-
syarat dari spesifikasi ini tidak terpenuhi dengan memuaskan.

24.9. PEKERJAAN BETON BERTULANG COR SETEMPAT

Pembesian, bekesting dan steiger sudah diperiksa, dicek dan diijinkan untuk
dilakukan pengecoran.

a. Kebersihan lokasi dan persiapan alat penunjang harus tersedia misal. Vibrator,
Perojok, air kerja, sekrop, Pacul, Cetok, Sipatan, Palungan, Lampu Penerangan
dsb.
b. Mutu beton dan besi sesuai spesifikasi.
c. Slump beton cukup sehingga bisa menjamin Workability yang baik dan hasil
strength yang memenuhi syarat.
d. Tidak terjadi keropos beton atau segregasi.
e. Pemeliharaan Beton supaya cukup baik dengan perlindungan penyiraman atau
pembasahan.
f. Pembukaan / pelepasan bekesting harus sudah cukup umur
g. Evaluasi mutu beton standart SNI – 2847 – 2013.

24.10. PEKERJAAN BETON LANTAI KERJA

a. Beton Lantai Kerja campuran 1 Pc :3 Psr : 5 Kr dengan tebal sesuai gambar


b. Pembesian, bekesting dan steiger sudah diperiksa, dicheck dan diijinkan untuk
dilakukan pengecoran
c. Kebersihan lokasi dan persiapan alat penunjang harus tersedia misal. Vibrator,
Perojok, air kerja, sekrop, Pacul, Cetok, Sipatan, Palungan, Lampu Penerangan
dsb
d. Slump beton cukup jangan terlalu encer.

24.11. PENGUJIAN BETON

1. Secara umum pengujian beton harus sesuai dengan Peraturan Beton Bertulang
Indonesia dengan syarat-syarat minimum sebagai berikut :
a. Tidak kurang dari satu pekerjaan pengujian harus dibuat untuk setiap
jenis pekerjaan beton yang dikerjakan dalam satu hari dengan volume
sampai sejumlah 5 m³ maka harus satu benda uji.

b. Untuk mencapai mutu beton K–300 / fc´ 26,4 MPa, dan K250 /fc.21,7 MPa
Penyedia harus melakukan percobaan-percobaan dengan membuat design
mix campuran-campuran sedemikian rupa sehingga silinder diameter 15 cm
tinggi 30 cm, pada umur 28 hari,bahan-bahan yang dipergunakan adalah
bahan-bahan yang nantinya akan dipergunakan sebagai bahan beton struktur.
Silinder percobaan harus dibuat minimal 1 buah dalam 5 m3 beton, dan
dibuat paling sedikit dalam 3 proses pengadukan yang tidak bersamaan
waktunya. Reference SNI – 2847 - 2013.

c. Benda uji akan diuji dalam umur 28 hari. Hasil test merupakan hasil
rata-rata harus sama atau lebih dari kekuatan karakteristik K-300
Kg/cm2 untuk beton K-300 dan K250 Kg/cm2untuk beton K250.

d. Bila diperlukan dapat ditambahkan dengan satu benda uji yang ditinggal
di lapangan, dibiarkan mengalami proses perawatan yang sama dengan
keadaan yang sebenarnya.

2. Suhu beton sewaktu dicor tidak boleh lebih 320 C. Bila suhu beton yang ditaruh
berada antara 270C dan 320C, beton harus diaduk ditempat pekerjaan untuk
kemudian langsung dicor.
Bila beton dicor pada waktu iklim sedemikian rupa sehingga suhu beton
melebihi 320C. Penyedia harus mengambil langkah-langkah yang efektif,
misalnya mendinginkan agregat, mengecor pada waktu malam hari.
3. Agar dalam waktu yang singkat sudah ada gambaran tentang mutu beton dan
mutu pelaksanaan, maka dengan persetujuan Konsultan Manajemen Konstruksi
pemeriksaan benda-benda uji dapat dilakukan umur beton kurang dari 28 hari.

Tabel : Perbandingan Kekuatan Tekan Beton Pada Berbagai Umur.

Umur beton (hari) 3 7 14 21 28 90 365

PC biasa 0.40 0.65 0.88 0.95 1.00 1.20 1.35

PC dengan kekuatan
0.55 0.75 0.90 0.95 1.00 1.15 1.20
oval tinggi

4. Pembuatan dan pemeriksaan benda-benda uji harus memenuhi ketentuan-


ketentuan SNI – 2847 – 2013.

5. Perbandingan kekuatan Tekan Beton pada berbagai Benda Uji.

Untuk mengetahuinya diperlukan tabel di bawah ini :

Benda Uji Perbandingan kekuatan tekan

Silinder 15 x 30 cm 0.83

Hal ini dipandang perlu, karena penggunaan dalam praktek sering salah.

24.12. LINGKUP DAN MACAM PEKERJAAN

Pekerjaan meliputi penyediaan tenaga kerja, bahan dan peralatan untuk


menyelesaikan pekerjaan ini.

Pekerjaan meliputi pekerjaan struktur, pondasi bor pile, Strous, pile cap (poer),
sloof, kolom, balok, beton untuk tandon, pelat, listplang dan tangga beton.

24.13. SYARAT-SYARAT PELAKSANAAN

- Syarat-syarat Cetakan untuk Beton.


a. Cetakan (bekisting) untuk beton telanjang (bila ada) dari plywood dengan
tebal minimum 12 mm, bermutu baik yang telah disetujui oleh Konsultan
Pengawas. Fibre glass atau bahan lain yang tidak reaktif terhadap beton
sedangkan untuk beton biasa bisa dipakai cetakan dari papan klas III tebal
2,5 - 3 cm lebar 20 cm dan balok kayu klas II.
b. Semua sudut terbuka yang runcing dari kolom atau balok harus dibulatkan
(dihaluskan 1,5 cm).
c. Toleransi-toleransi memenuhi ketentuan SNI – 2847 - 2013.
d. Segala cacat pada permukaan beton yang telah dicor, harus diplester
dengan campuran perekat sedemikian rupa sehingga sesuai warna tekstur
dan bentuknya dengan permukaan yang berdekatan. Untuk beton exposed
harus dihindari adanya cacat permukaan.
e. Ukuran keseluruhan untuk kusen-kusen pintu dan jendela, harus diambil
dari pekerjaan untuk menjamin ketepatan antara pekerjaan konstruksi
beton dan ukuran pintu, jendela.

- Toleransi.
Posisi masing-masing bagian konstruksi harus tepat dalam batas toleransi 1 cm,
toleransi ini tidak boleh bertambah-tambah (kumulatif). Ukuran-ukuran
masing-masing bagian harus seksama dalam -0,3 dan +0,5 cm.

- Pemberitahuan Tentang Pelaksanaan Pengecoran.


Sebelum melaksanakan pekerjaan pengecoran beton pada bagian-bagian utama
dari pekerjaan, Penyedia harus memberi tahu Konsultan Pengawas untuk
mendapatkan persetujuan. Jika tidak ada pemberitahuan yang semestinya, atau
persiapan pengecoran tidak disetujui oleh Penyedia/ Konsultan Pengawas,
maka Penyedia dapat diperintahkan untuk menyingkirkan beton yang dicor atas
biaya sendiri.

- Pengangkutan Adukan
Adukan beton harus diangkut sedemikian rupa, sehingga dapat dihindarkan
adanya pemisahan dari bagian-bagian bahan. Adukan tidak boleh dijatuhkan
dari ketinggian lebih dari 2 m.

- Pembersihan Cetakan dan Alat-alat.


Sebelum beton dicor, semua kotoran dan benda-benda lepas harus dibuang dari
cetakan. Permukaan cetakan dan pasangan-pasangan dinding yang akan
berhubungan dengan beton, harus dibasahi dengan air sebelum dicor.

- Pengecoran.
Penyedia diwajibkan melaksanakan pekerjaan persiapan dengan membersihkan
dan menyiram cetakan-cetakan sampai jenuh, pemeriksaan ukuran-ukuran,
ketinggian, pemeriksaan penulangan dan penempatan penahan jarak.
Pengecoran beton hanya dapat dilaksanakan atau persetujuan Penyedia/
Konsultan Pengawas. Pengecoran harus dilakukan dengan sebaik mungkin
dengan menggunakan alat penggetar untuk menjamin beton cukup padat dan
harus dihindarkan terjadinya cacat pada beton seperti kropos dan sarang-
sarang koral/split yang dapat memperlemah konstruksi. Apabila pengecoran
beton akan dihentikan dan diteruskan pada hari berikutnya maka tempat
perhentian tersebut harus disetujui oleh Konsultan Pengawas.

Beton yang telah dicor dihindarkan dari benturan benda keras selama 3 x 24
jam setelah pengecoran. Beton harus dilindungi dari kemungkinan cacat yang
diakibatkan dari pekerjaan-pekerjaan lain. Bila terjadi kerusakan, Penyedia
diwajibkan untuk memperbaikinya dengan tidak mengurangi mutu pekerjaan,
seluruh biaya perbaikan menjadi tanggung jawab Penyedia. Pengecoran ke
dalam cetakan harus selesai sebelum adukan mulai mengental, yang dalam
keadaan normal biasanya dalam waktu 30 menit. Pengecoran suatu unit atau
bagian dari pekerjaan harus dilanjutkan tanpa berhenti dan tidak boleh
terputus tanpa persetujuan Konsultan Pengawas.
- Pemadatan beton.
Adukan harus dipadatkan dengan baik dengan memakai alat penggetar
(vibrator) yang berfrekwensi dalam adukan paling sedikit 3000 getaran dalaím
1 menit. Penggetar harus dimulai pada waktu adukan ditaruh dan dilanjutkan
dengan adukan berikutnya. Dalam cetakan yang vertikal, vibrator harus dekat
dengan cetakan, tapi tidak boleh menyentuhnya sehingga dihasilkan suatu
permukaan beton yang baik. Tidak boleh menggetarkan suatu bagian adukan,
lebih dari 24 detik. Penggetaran tidak boleh dilakukan langsung menembus
tulangan kebagian-bagian adukan yang sudah mengeras.

- Perawatan.
Untuk melindungi beton yang baru dicor dari cahaya matahari angin dan
hujan, sampai beton itu mengeras dengan baik dan untuk mencegah
pengeringan terlalu cepat, harus diambil tindakan-tindakan sebagai berikut :

a. Semua cetakan yang sudah diisi adukan beton harus dibasahi terus
menerus sampai cetakan itu dibongkar.
b. Setelah pengecoran, beton harus terus menerus dibasahi selama 14 hari
berturut-turut.
- Pembongkaran Cetakan.
Cetakan tidak boleh dibongkar sebelum beton mencapai satu kekuatan khusus
yang cukup untuk memikul 2 kali beban sendiri. Bilamana akibat
pembongkaran cetakan, pada bagian konstruksi akan bekerja beban-beban
yang lebih tinggi daripada beban rencana, maka cetakan tidak boleh dibongkar
selama keadaan tersebut tetap berlangsung. Perlu ditentukan bahwa tanggung
jawab atau keamanan konstruksi beton seluruhnya terletak pada Penyedia dan
perhatian Penyedia mengenai pembongkaran cetakan ditujukan ke SNI 03 –
2847 - 2002 dalam pasal yang bersangkutan. Penyedia harus memberi tahu
Penyedia/Konsultasi Perancang bilamana ia bermaksud akal membongkar
cetakan pada bagian-bagian konstruksi yang utama minta persetujuan, tapi
dengan adanya persetujuan itu tidak berarti Penyedia lepas dari tanggung
jawab.

- Perubahan Konstruksi Beton.


Meskipun hasil pengujian kubus-kubus beton memuaskan, Penyedia/
Konsultan Pengawas mempunyai wewenang untuk menolak konstruksi beton
yang cacat seperti berikut :

Konstruksi beton yang sangat keropos.

a. Konstruksi beton yang tidak sesuai dengan bentuk atau profil yang
direncanakan atau posisinya tidak seperti yang ditunjukkan dalam gambar.
b. Konstruksi beton yang tidak tegak lurus, atau rata seperti yang
direncanakan.
c. Konstruksi beton yang berisikan kayu atau benda lainnya.
- Campuran dan Pengambilan Contoh (sampling).
a. Untuk mencapai mutu beton K-300 / fc´ 24,9 MPa sesuai dengan SNI–
2847 – 2013, Penyedia harus melakukan percobaan-percobaan membuat
mix design campuran-campuran sedemikian rupa sehingga untuk pakai
silinder dengan diameter 15 cm tinggi 30 cm, pada umur 28 hari, harus
mempunyai kekuatan hancur karakteristik minimal 300 kg/cm2 dan K-
250 / fc 20,75 Mpa pada umur 28 hari, harus mempunyai kekuatan
hancur karakteristik minimal 250 kg/cm2, bahan-bahan yang
dipergunakan adalah bahan-bahan yang nantinya akan dipergunakan
sebagai bahan beton struktur. Silinder percobaan harus dibuat minimal 1
buah dalam 5 m3 beton, dan dibuat paling sedikit dalam 3 proses
pengadukan yang tidak bersamaan waktunya. Reference SNI – 2847 –
2013.
b. Setiap hari pengecoran harus diambil contoh uji (sampling) paling sedikit
tiga buah Silinder percobaan yang waktu pengambilannya sepenuhnya
ditentukan oleh Konsultan Pengawas. Pengetesan Silinder percobaan
tersebut hanya boleh dilakukan dilembaga-lembaga Penelitian Bahan
Bangunan Resmi yang disetujui oleh Konsultan Konsultan Pengawas.
Analisá kekuatan berdasarkan pada rumus-rumus statistik sebagaimana
tertera dalam SNI – 2847 – 2013. Biaya pengetesan termasuk dalam
penawaran Penyedia atau tanggung jawab Penyedia.

PEKERJAAN BAJA
Pasal 25

1. Lingkup Pekerjaan
Pekerjaan baja secara garis besar dipasang untuk konstruksi kanopi, kuda-kuda,
gording, dan pendukung lainnya dilaksanakan sesuai gambar perencanaan.

2. U m u m
- Pekerjaan struktur baja adalah bagian-bagian yang dalam gambar rencana
dinyatakan sebagai struktur baja, juga bagian yang menurut sifat strukturnya
memakai baja dalam hal ini adalah sebagai rangka atap gedung utama serta
bangunan penunjang lainya yang menggunakan bahan baja.
- Untuk pelaksanaan pekerjaan tersebut Penyedia harus membuat gambar kerja
(shop drawing) dari pekerjaan baja dan bila perlu dilengkapi dengan perhitungan
struktur seperlunya.
- Gambar kerja meliputi detail pemasangan, pemotongan, penyambungan, lubang
baut angkur, las, pertemuan pada pemutusan, pengaku, ukuran-ukuran dan lain-
lain yang secara teknis diperlukan, terutama untuk fabrikasi dan pemasangan.
- Gambar-gambar perencana sebagai gambar referensi untuk gambar kerja.
- Setiap ada perubahan dimensi dari profil baja bangunan harus dengan persetujuan
direksi.
- Sub Penyedia yang dipakai oleh Penyedia (bila ada) harus diketahui dan disetujui
oleh direksi.

3. Peraturan – peraturan / Standart


- Pelaksana pekerjaan harus melaksanakan pekerjaan baja sesuai dengan peraturan
perencanaan Bangunan baja Indonesia, SNI – 1729 – 2015.
- Semua pekerjaan baja harus memenuhi syarat dari AISC “Specification For
Fabrication and Erection”.
- Semua pekerjaan baut harus memenuhi syarat dari AISC “Specification For
Fabrication For Structural Joints Boltz.
- Semua pekerjaan las harus mengikuti American Welding Society Code For Arc
Welding in Building Construction Section 4.

4. Mutu Bahan
- Profil baja dan plat yang digunakan adalah baja St-37 atau ASTM A-36 atau SS.41
(JIS G.3101 – 1970) atau Fe 360 (PPBI) dan harus ada sertifikat pabrik. Tegangan
leleh minimum 2400 kg/cm².
- High strength bolt sesuai ASTM A-325 (High Strength Friction Grip).
- Angkur menggunakan mutu HTB
- Digunakan electroda las dengan mutu AWS E-6010, sesuai dengan ASTM A-233.
- Cat yang dipergunakan adalah cat yang diperuntukkan khusus untuk baja oleh
pabrik pembuatnya dan dari jenis yang berkualitas baik.
- Untuk baja yang tidak dibungkus beton harus diberi cat Zinkromate / Anti karat.
- Semua bahan yang digunakan harus disertai dengan sertifikat dari pabrik
pembuatnya dan harus diperiksa serta mendapat persetujuan direksi.

5. Pabrikasi

a. U m u m
- Tenaga kerja yang digunakan (termasuk tukang-tukang) harus betul-betul ahli
pada bidangnya dan melaksanakan pekerjaan dengan baik sesuai dengan
petunjuk-petunjuk direksi proyek. Ketelitian pekerjaan sangat diperlukan untuk
menjamin bahwa seluruh bagian dapat cocok satu dengan lainnya pada waktu
pemasangan.
- Sebelum pelaksanaan pabrikasi, gambar shop drawing harus sudah disetujui
oleh direksi.
- Direksi proyek mempunyai kebebasan sepenuhnya untuk setiap waktu
melakukan pemeriksaan pekerjaan.
- Tidak satu pekerjapun dibongkar atau disiapkan untuk dikirim sebelum
diperiksa dan disetujui.
- Setiap pekerjaan yang cacat atau tidak sesuai dengan gambar rencana atau
spesifikasi ini akan ditolak dan harus segera diperbaiki.
- Penyedia pabrikasi harus menyediakan atas biaya sendiri semua pekerjaan, alat-
alat perancah dan sebagainya yang diperlukan dalam hubungan pemeriksaan
pekerjaan.
- Penyedia pabrikasi harus memperkenankan Penyedia Montase untuk sewaktu-
waktu memeriksa pekerjaan dan untuk mendapatkan keterangan mengenai
cara-cara dan lain-lain yang berhubungan dengan waktu pemasangan
ditempat pekerjaan.
- Penyedia Montase tidak mempunyai wewenang untuk memberikan instruksi-
instruksi mengenai cara penyelenggaraan pabrikasi.

b. Pola Pengukuran
Pola (mal) pengukuran dan peralatan-peralatan lain yang dibutuhkan untuk
menjamin ketelitian pekerjaan harus disediakan oleh Penyedia pabrikasi. Semua
pengukuran harus dilakukan dengan menggunakan pita-pita baja yang telah
disetujui.
c. Kelurusan Pelat / Profil Baja
Sebelum pekerjaan penyambungan dilakukan pada pelat, maka semua pelat harus
diperiksa kerataannya, semua batang-batang diperiksa kelurusannya, harus
dengan toleransi yang diizinkan oleh ASTM specification A-6 harus bebas dari
puntiran, bila terjadi puntiran harus diperbaiki, sehingga setelah pelat-pelat
disusun akan terlihat rapat seluruhnya. Pelurusan ataupun pelengkungan yang
diperlukan harus dikerjakan dengan sistem mekanis ataupun dipanaskan setempat
dimana temperatur tidak boleh lebih dari 650 derajat Celcius.

d. Pekerjaan Baja dapat dipotong dengan menggunting, menggergaji atau dengan Las
pemotong
Pemotongan dengan oksigen lebih baik dibandingkan dengan mesin. Permukaan
yang diperoleh dari hasil pemotongan harus diselesaikan siku terhadap bidang
yang dipotong, tepat dan rata menurut ukuran yang diperlukan.
e. Pekerjaan Mesin Perkakas dan Gerinda yang diperkenankan
Kalau pelat digunting, digergaji atau dipotong dengan las pemotong, maka pada
pemotongan diperkenankan terbuangnya metal sebanyak – 3 mm, pada pelat
setebal 12 mm atau lebih kecil dan sebanyak-banyaknya 6 mm pada pelat yang
tebalnya lebih besar dari 12 mm.

f. Memotong dengan Las Pemotong


- Las pemotong digerakkan secara mekanis dan diarahkan dengan sebuah mal
serta bergerak dengan kecepatan tetap.
- Pinggir yang dihasilkan oleh las pemotong harus bersih serta lurus dan untuk
menghaluskan tepi yang dipotong itu harus digunakan gerinda.
- Gerinda bergerak searah dengan arah las pemotong, tapi harus diselesaikan
sedemikian rupa sehingga bebas dari seluruh bekas kotoran besi.

g. Pekerjaan Las & Pengawasan Pekerjaan Las


- Pekerjaan las harus dikerjakan oleh tukang las yang berpengalaman dan
bersertifikat 6F dibawah pengawasan langsung seorang yang menurut anggapan
direksi mempunyai keahlian dan pengalaman yang sesuai untuk
penyelenggaraan pekerjaan semacam itu.
- Penyedia harus menyerahkan rencana kerja kepada direksi untuk mendapatkan
persetujuan, maka cara itu tidak akan diubah tanpa persetujuan lebih lanjut.
- Detail-detail khusus menyangkut cara persiapan sambungan, cara pengelasan /
jenis dan ukuran electrode, tebal bagian-bagian, ukuran dari las serta kekuatan
arus listrik untuk las tersebut harus diajukan Penyedia untuk mendapatkan
persetujuan direksi terlebih dahulu sebelum pekerjaan las listrik dapat dilakukan.
- Ukuran electrode, arus dan tegangan listrik dan kecepatan busur listrik, yang
digunakan pada listrik, harus seperti yang dinyatakan oleh pabrik las listrik
tersebut dan tidak akan dibuat penyimpangan tanpa persetujuan tertulis dari
direksi.
- Pelat-pelat yang akan dilas harus bebas dari kotoran-kotoran besi, minyak, cat,
karet atau lapisan lain yang dapat mempengaruhi mutu las. Las dengan retak
susut, retak pada bahan dasar, berlubang dan kurang tepat letaknya harus
disingkirkan.
h. Mengebor Pelat Baut Angkur
- Semua lubang harus dibor untuk seluruh tebal dari material. Bila keadaan
memungkinkan, maka semua pelat, potongan-potongan dan sebagainya harus
dijepit bersama-sama dan dibor menembus seluruh tebal sekaligus agar
diperoleh posisi lubang yang tepat.
- Bila menggunakan baut pas pada salah satu lubang maka lubang ini dibor lebih
kecil dan kemudian baru diperbesar untuk mencapai ukuran dan sebenarnya.
- Cara lain ialah bahwa batang-batang dapat dilubangi tersendiri dengan
menggunakan mal.
- Setelah mengebor seluruh kotoran besi harus disingkirkan dan pelat-pelat dan
sebagainya dapat dilepas bila perlu.
- Diameter lubang untuk angkur baut, kecuali baut pas adalah 1.50 mm lebih
besar dari pada diameter yang tertera pada gambar rencana.
- Diameter lubang-lubang untuk baut pas harus dalam toleransi yang diberikan.
- Dalam hal ini menggunakan pas lubang yang tidak dibor menembus sekaligus
untuk seluruh tebal elemen-elemennya, maka lubang dapat dibor dengan ukuran
yang lebih kecil dahulu dan diperbesar kemudian pada saat montase percobaan.

i. Montase dibengkel (Montase percobaan)


- Sebelum diangkat, pekerjaan baja harus dipasang sementara (montase
percobaan) pada halaman Penyedia pabrikasi yang terlindung dari cuaca untuk
diperiksa oleh direksi mengenai alignemen serta tepatnya seluruh bagian dan
sambungan.
- Kalau terjadi perbedaan kedudukan, maka batang yang berdampingan harus
dimontase bersama-sama pada kedudukan yang dikehendaki lengkap dengan
perletakan-perletakan, gelagar melintang dan seluruh batang-batang
penguatnya.
- Sambungan sementara harus berhubungan betul menyeluruh dengan
menggunakan cara yang disetujui seperti wartel, jack, las.
- Pemahatan yang dilakukan pada saat montase hanyalah untuk membawa bagian-
bagian itu pada posisi yang dikehendaki dan bukan untuk memperbesar lubang
atau merusak material.
- Pemberitahuan harus diberikan kepada direksi bila pekerjaan siap untuk
diperiksa dan semua fasilitas yang diperlukan untuk maksud pemeriksaan itu
harus disediakan oleh Penyedia.
- Montase percobaan tidak akan dilepas dulu sebelum mendapat persetujuan
tertulis dari direksi.

j. Memberi tanda untuk pemasangan akhir


- Setelah montase percobaan serta setelah mendapat persetujuan direksi, tetapi
belum dilepas, setiap bagian harus diberi tanda tangan yang jelas (dengan
pahatan & cat).
- Cat dari warna yang berbeda digunakan untuk membedakan bagian-bagian yang
sama. Dua copy dari gambar rencana yang menyatakan dengan tepat, tanda-
tanda itu oleh Penyedia pabrikasi diberikan dengan cuma-cuma kepada direksi
dan Penyedia Montase dari bangunan itu, pada saat pengiriman-pengiriman
pekerjaan baja itu.
k. Pengecatan di bengkel
Setelah dibongkar, sebagai kelanjutan berhasil baiknya montase percobaan, maka
permukaan dari seluruh pekerjaan baja, kecuali pada bagian yang dikerjakan
dengan mesin perkakas dan pada perletakan, harus dibersihkan seluruhnya
sehingga menjadi logam yang bersih dengan menggunakan penyemprot pasir
(sand blasting) atau dengan cara lain yang disetujui.

l. Toleransi
- Batang-batang profil harus lurus menurut ASTM specification A–. Batang profil
tekan tidak boleh bengkok dengan 1/1000 dari ujung batang.
- Batang profil harus bebas dari puntiran bengkokan dan lubang-lubang dan
bengkokan tajam.
- Perbedaan panjang tidak boleh melebihi 1/32 inch untuk ujung-ujungnya yang
dibuat sebagai perletakan dan 1/16 inch untuk hating – batang struktur yang
panjangnya 9 meter kurang, dan 1/8 inch untuk batang yang panjangnya lebih
dari 9 meter.

m. Penyerahan Untuk Pemasangan Akhir (montase lapangan)

Transport dan Handling


- Cara transport dan handling pekerjaan besi harus sesuai dengan cara yang
telah disetujui oleh direksi.
- Sebelum penyerahan, untuk menjamin terlindungnya dari kerusakan, maka
perhatian khusus diperlukan dalam pengepakan serta cara perkuatan pada
saat transport, handling dan montase percobaan pekerjaan besi itu.

n. Penyerahan, penerimaan dan menjaga pekerjaan ini


- Penyedia pabrikasi bertanggung jawab untuk menjaga keamanan pekerjaan
besi, dan memperbaiki semua kerusakan sampai kerusakan sampai diserahkan
dan diterima baik oleh Penyedia montase.
- Penyedia montase akan menerima seluruh pekerjaan besi ditempat pekerjaan,
atau ditempat penyerahan lain seperti diisyaratkan dan akan membongkar,
mentransport ketempat pekerjaan bila perlu dan menyimpan dengan aman
bebas dari kerusakan-kerusakan hingga akhirnya terpasang.
- Segera setelah menerima penyerahan pekerjaan besi Penyedia Montase akan
segera menyampaikan kepada direksi atau wakilnya, setiap kehilangan atau
ketidakcocokan dari barang-barang besi itu dan akan melaporkan juga secara
tertulis kepada direksi setiap kerusakan serta cacat tanda ditunda-tunda, atau
kalau tidak melakukan demikian maka dia harus memperbaiki setiap kerusakan
serta cacat yang terjadi sebelum dan sesudah penyerahan, diatas biayanya
sendiri.

6. Pemasangan (Erection)
a. U m u m
- Penyedia Montase harus menyediakan seluruh perancah dan alat-alat yang
diperlukan dan mendirikannya ditempat pekerjaan, memasang dan
mengeling dan atau baut dan atau las seluruh pekerjaan besi. Pekerjaan besi
tidak boleh dipasang sebelum cara, alat dan sebagainya yang akan digunakan
telah mendapat persetujuan direksi. Semua pekerjaan harus dikerjakan
secara hati-hati dan dipasang dengan teliti.
- Penggunaan material martil yang berlebihan yang dapat merusak atau
mengganggu material tidak diperkenankan.
- Setiap kesalahan pada pekerjaan bengkel yang menyulitkan pekerjaan
montase serta menyulitkan pengepasan bagian-bagian pekerjaan dengan
menggunakan pekerjaan dengan menggunakan draft secara wajar
(moderate) harus dilaporkan kepada direksi.
- Permukaan yang dikerjakan dengan mesin perkakas harus dibersihkan
sebelum dipasang hoppel dan sambungan lapangan pada umumnya dilas
sementara sebanyak 50% panjang rencana sebelum dilas permanen.

b. Kerangka Baja
- Satu batang kerangka baja dipasang atas tumpuan – tumpuan sedemikian
rupa, sehingga kerangka baja itu dapat membentuk lawan lendut seperti
tertera digambar rencana.
- Tumpuan-tumpuan itu tidak disingkirkan sebelum seluruh sambungan
(kecuali sambungan pendek pada puncaknya), telah dibuat permanen.
- Pemasangan permanent baut tidak boleh dilakukan tanpa persetujuan direksi
dan pada umumnya persetujuan semacam itu tidak akan diberikan sebelum
bentang itu telah terpasang dengan gelagar melintang, batang penguat dan
baut-baut stel seperti yang disyaratkan.

c. Pengontrolan
- Pengecekan hubungan tegangan / torque dilakukan oleh Penyedia Montase
dan direksi akan melakukan test pengecekan torque dilapangan.
- Setiap panjang las yang kurang harus disesuaikan menurut kebutuhan
sehingga mencapai tegangan yang diperlukan.
- Sambungan las dilaksanakan dengan RT atau UT sesuai dengan AWS D1,
sesuai dengan petunjuk direksi.

7. Pengecatan Baja

Umum
Semua konstruksi baja yang akan dipasang perlu dicat dengan cat dasar yang
telah disetujui kecuali pada bidang-bidang yang dikerjakan dengan mesin
perkakas misalnya pada perletakan.
Cat lapangan terdiri dari :
1. Pembersihan seluruh sambungan lapangan dan bidang-bidang yang telah
dicat dibengkel, seperti diperintahkan oleh direksi yang telah rusak pada saat
transport atau pemasangan serta bidang - bidang lain seperti yang
diperintahkan oleh direksi dimana cat dasarnya telah rusak.
2. Pemakaian cat dasar dan bahan sejenisnya seperti yang diisyaratkan dalam
pengecatan dibengkel, pada bidang-bidang yang tertera pada 1 diatas.
3. Pemakaian cat akhir seperti yang disyaratkan pada pekerjaan tertentu, untuk
seluruh bidang terbuka pekerjaan besi itu.
8. Pekerjaan Rangka Atap Lainnya
Pekerjaan yang dilaksanakan antara lain :
Talang tegak pipa PVC Ø 4" AW.

KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA ( K3 )


& PERSYARATAN TEKNIS UMUM

Pasal 26

1. PEKERJAAN KESELAMATAN dan KESEHATAN KERJA ( K 3 )

1.1. PENDAHULUAN

Perusahaan jasa kontruksi memiliki potensi bahaya tinggi, seperti


penggunaan alat berat, mesin gerinda, las, bekerja diketinggian, suhu yang
ekstrim, melakukan penggalian dan lain-lain.Dengan adanya hal tersebut
maka diberlakukan Program Keselamatan dan Kesehatan Kerja yang
penerapannya meliputi Kantor, Proyek Site serta area pendukung lainnya
yang merupakan kebijakan pihak perusahaan.

Tersedianya Sistem Manajemen Keselamatan dan Kesehatan Kerja atau


Occupational Health and Safety Manajement System (SMK3/OHSMS)
dimana system ini diperlukan untuk menurunkan insiden dan penyakit
akibat kerja sehingga tercipta tempat kerja yang aman dan sehat.

Untuk memberikan kepuasan pelanggan dan perlindungan kepada


karyawan dan keselamatan dan kesehatan kerja serta menjaga kelestarian
lingkungan hidup dan dalam rangka pemenuhan OHSAS 18001:2007 butir
4:4.6 maka diperlukan suatu Rencana Program Keselamatan dan Kesehatan
Kerja di Proyek.

1.2. KEBIJAKAN K3

Sudah menjadi kebijaksanaan direksi perusahaan agar setiap karyawan dan


pekerja mendapatkan tempat yang aman dan sehat dalam melaksanakan
tugas sehari-hari. Pada prinsipnya semua pihak harus berupaya serta
mengambil langkah-langkah positif sehingga seluruh karyawan dan pekerja
terjamin dan bekerja dengan aman dan sehat. Secara garis besar, kebijakan
ini adalah :

1. Mematuhi seluruh peraturan perundangan dalam bidang Keselamatan


dan Kesehatan kerja, yang merupakan persyaratan minimum kinerja
keselamatan dan kesehatan kerja.
2. Selalu memberikan perlindungan kepada seluruh karyawan, tamu,
pihak ke tiga dan asset perusahaan dengan mencegah dan
mengendalikan kejadian yang dapat merugikan asset perusahaan.
3. Melakukan komunikasi yang efektif kepada seluruh karyawan,
masyarakat dan pihak-pihak yang berkepentingan.
4. Mempertimbangkan setiap aspek Keselamatan dan kesehatan kerja pada
setiap tahap penyelenggaraan kegiatan serta mengendalikan resikoyang
ada seminimal mungkin
5. Meningkatkan kesadaran dan memberikan pengertian bahwa kecelakaan
itu dapat dicegah.
6. Memberikan pengertian bahwa target utama perusahaan adalah “zero
accident”
7. Mengutamakan keselamatan karyawan dan pekerja dari penggunaan
peralatan dan bahan dilokasi proyek.
8. Menjamin bahwa semua karyawan dan pekerja telah mengetahui dan
melaksanakan pekerjaannya secara produktif yaitu dengan cara yang
aman melalui petunjuk yang benar, instuksi pekerjaan yang tepat,
instuksi pemakaian peralatan yang tepat, instuksi pemakaian bahan
yang tepat melalui pengawasan yang tepat.
9. Menyediakan fasilitas, peralatan, perlengkapan keselamatan kerja yang
layak dan memadai serta menjamin akan digunakan secara tepat.
10. Memastikan bahwa yang diminta dan direkomendasikan dalam
kebijakan K3 telah diikuti.
11. Meningkatkan perlindungan dan pelestarian lingkungan dalam segala
aktivitas dan meminimumkan kerusakan yang mungkin terjadi akibat
aktivitas tersebut.
Semua karyawan dan pekerja harus sudah mengetahui akan
tanggungjawabnya masing-masing termasuk peduli akan kesehatannya,
keselamatannya dan lingkungan ditempat kerja, sehubungan dengan
kebijakan diatas.

1. 3. PERENCANAAN

1. Identifikasi Bahaya dan Pengendalian Resiko

No. Uraian Pekerjaan Identifikasi Bahaya

1 Pekerjaan Rangka Atap Terjatuh pada saat pemasangan

Maka dengan ini menetapkan bahwa Tingkat Resiko Keselamatan Konstruksi untuk paket

pekerjaan sebagaimana dimaksud di atas adalah :

RESIKO KESELAMATAN KONSTRUKSI (BESAR / SEDANG / KECIL)*

1.4. PERSYARATAN

1) Identifikasi Bahaya dan pengendalian Resiko Bahaya

2) Pemenuhan perundang – undangan dan persyaratan lainnya

Daftar peraturan perundang – undangan dan persyaratan lain yang terkait dengan
K3 yang wajib dipunyai dan dipenuhi dalam melaksanaan paket pekerjaan ini
adalah:

a. UU No. 1 Tahun 1970 tentang keselamatan kerja


b. UU No. 23 1992 tentang kesehatan
c. UU No. 18 tahun 1999 tentang jasa konstruksi
d. UU No. 13 Tahun 2003 tentang ketenaga kerjaan
e. Keputusan Menteri tenaga Kerja RI. Nomor : kep – 51/Men/1999 Tentang
Nilai Ambang batas Faktor Fisika ditempat kerja
f. Keputusan Menteri Tenaga Kerja RI Nomor kep- 187/Men 1999 Tentang
pengendalian bahan kimia berbahaya ditempat kerja
g. Peraturan pemerintah No. 27 Tahun 1999 tentang analisis mengenai dampak
lingkungan.
h. Surat Edaran Dirjen Binawas No. SE.05/BW/1997 Tentang Penggunaan Alat
Pelindung Diri.
i. Peraturan Menteri tenaga Kerja No: PER .05/MEN/1996 tentang sistem
Manajemen kesehatan dan keselamatan kerja.
j. Keputusan presiden No. 22 tahun 1993 tentang penyakit yang timbul akibat
hubungan kerja
k. Keputusan Menteri Kesehatan Nomor 876/menkes/SK/IX/2001/tentang
pedoman teknis analisis dampak lingkungan
l. Keputusan Menteri Kesehatan Nomor 1217/Menkes SK/IX/2001tentang
pedoman penanganan dampak radiasi
m. Keputusan Menteri Kesehatan Nomor 315 Menkes/SK/III/2003 tentang
komite kesehatan dan keselamatan kerja sektor kesehatan
n. Permen PU No.9 /PRT/M/2008 tentang pedoman sistem manajemen
keselamatan Kerja (SMK3) konstriuksi bidang PU

1.5. SASARAN & PROGRAM K3

1.5.1. SASARAN K3

Sasaran kesehatan dan keselamatan kerja dilokasi proyek adalah karyawan


dan pekerja yang terlibat langsung dengan peralatan kerja dan material
serta lingkungan sekitarrnya. Sasaran yang dituju dalam penerapan k3
adalah :

a. Menghindari adanya kecelakaan kerja


b. Menghindari adanya penyakit akibat kerja
c. Menyediakan lingkungan kerja yang sehat
d. Menghindari terjadinya efek negatif terhadap lingkungan yang
diakibatkan oleh aktifitas kerja
e. Semua karyawan dan pekerja wajib memakai APD yang sesuai bahaya
dan resiko pekerjaannya masing-masing.

1.5.2. PROGRAM K3
1. Promosi program k3
Promosi program k3 terdiri dari:
Pemasangan bendera k, bendera RI, bendera Perusahaan, bentuk dan
cara pemasangan (Lihat lampiran)
a. Pemasangan sign board k3
b. Slogan-slogan yang mengisyaratkan akan perlunya bekerja dengan
selamat seperti contoh pada lampiran.
c. Gambar-gambar pamplet tentang bahaya/kecelakaan yang mungkin
terjadi dilokasi pekerjaan dipasang dikantor proyek atau lokasi
pekerjaan dilapangan.

2. Sarana peralatan untuk K3


sarana peralatan untuk K3 terdiri dari :
a. Yang melekat pada orang, yaitu :
1. Topi helm
2. Sepatu lapangan
3. Sarung tangan (untuk pekerja tertentu)
4. Masker pengaman untuk gas beracun ( untuk pekerjaan tertentu)
5. Safety belt untuk yang bekerja di ketinggian
6. Safety gogle untuk yang bekerja di area berdebu.
7. Ear plug untuk yang bekerja di area bising
8. Obat-obatan untuk P3K
b. Sarana peralatan lingkungan yaitu :
Tabung pemadam kebakaran pada ruang-ruang antara lain:
a. Kantor proyek
b. Gudang bahan bakar
c. Ruang genset
d. Bengkel
e. Gudang bahan peledak
f. Mess karyawan
g. Barak tenaga kerja
h. Gudang material
i. Tiap lantai bangunan Proyek ( Pada saat Pekerjaan Bekisting dan
finishing)
c. Rambu-rambu peringatan
Rambu-rambu peringatan antara lain untuk:
1. Peringatan bahaya kejatuhan benda dari atas
2. Peringatan bahaya benturan kepala
3. Peringatan bahaya longsoran
4. Peringatan bahaya api/kebakaran
5. Peringatan tersengat listrik
6. Petunjuk ketinggian (untuk bangunan yang lebih tinggi dari 2
(dua) lantai
7. Petunjuk jalur instalasi listrik kerja sementara
8. Petunjuk batas ketinggian penumpukan material
9. Larangan memasuki area tertentu
10. Larangan membawa bahan-bahan yang berbahaya
11. Petunjuk untuk melapor (Keluar Masuk Proyek)
12. Peringatan untuk memakai alat pengaman kerja
13. Peringatan ada alat/masin yang berbahaya (untuk lokasi
tertentu)
14. Peringatan/larangan masuk lokasi genset/power listrik (untuk
orang tertentu)
15. Rambu peringatan pada tempat yang ada galiannya
Catatan :
Ada pemahaman yang keliru, yaitu menganggap bahwa kalau sudah
memenuhi syarat peralatan K3 berarti sudah memenuhi persayaratan K3
padahal sarana peralatan K3 ini adalah baru sebagian dari sistem kerja K3.
Bekerja dengan K3 yang benar adalah bila memenuhi 3 hal sebagai berikut:
1. Orangnya
Orangnya (pengawas dan tenaga kerja) punya sikap kerja yang benar yaitu:
a. Punya pengetahuan dan keterampilan K3
b. Berperilaku sesuai ketentuan K3
c. Sehat jasmani dan rohani.
2. Mesin/alat kerja serta sarana peralatan K3 sesuai ketentuan dan layak
pakai.
3. Lingkungan kerja sesuai ketentuan
- Lingkungan kerja meliputi :
a. Lay out planning (perencanaan tata letak)
b. Huose keeping (kebersihan dan kerapian lokasi proyek)
c. Penerangan dan ventilasi
- Penataan lingkungan
Lay out planning (perencanaan tata letak)
Perencanaan tata letak harus diatur sedemikian rupa sehingga orang
dan alat yang akan bekerja tidak saling terganggu, justru saling
mendukung sehingga dapat dicapai pelaksanaan dengan produktivitas
tinggi dan aman.
- Faktor yang perlu dipertimbangkan dalam perencanaan tata letak yaitu :
a. Dimensi (ukuran), posisi, elevasi (ketinggian);
b. Gerakan manusia dan alat;
c. Suara (kebisingan);
d. Getaran;
e. Cahaya dan situasi udara.
- House keeping kebersihan dan kerapian tempat kerja merupakan syarat
K3
Sarana kebersihan dan kerapihan untuk program K3 terdiri atas.
a. Penyediaan air bersih yang cukup;
b. Penyediaan toilet/Wc yang bersih;
c. Penyediaan mushola yang bersih dan terawat;
d. Penyediaan toilet/Wc untuk pekerja proyek;
e. Penyediaan bak-bak sampah pada lokasi yang diperlukan;
f. Pembuatan saluran pembuangan limbah
g. Pembersihan sampah secara teratur;
h. Kerapian penempatan alat-alat kerja dilapangan setelah dipakai
(concrete Vibratory, lampu-lampu penerangan dll).
PEMERIKSAAN TERHADAP
RAMBU-RAMBU K3, TABUNG PEMADAM, PAGAR, JARING PENGAMAN, APD, P3K
PEKERJAAN ARSITEKTUR

PEKERJAAN PASANGAN BATA


Pasal 27

Pekerjaan ini meliputi : Pemasangan dinding batu bata yang dapat dilihat pada gambar
perencanaan dengan syarat sebagai berikut :

BATA RINGAN :
a. Pemasangan dinding bata menggunakan bahan bata ringan yang terbuat dari pasir
silika, semen, kapur danaluminium paste sebagai pengembang. Menggunakan bata
ringan merk CELCON, AAC, GRAND ELEPHANT ATAU HIBRICK.
b. Bahan bata ringan yang digunakan haruspresisi, tahan api & air, sudut siku,
permukaanrata, halus, pori-pori rapat, ringan dan kuat.
c. Metode pemasangan bata ringan mengikuti standar pemasangan bata ringan yaitu
menggunakan tahap leveling dan typical.
d. Tahap leveling adalah tahap pelaksanaan awal pemasangan/leveling permukaan
dasar yang hendakdiaplikasikan bata ringan.
e. Tahap typical adalah proses kerja setelah pada bagian leveling selesai, pada layer
kedua dan seterusnya.
f. Sebelum bataringan dipasang, terlebih dahulu permukaan bata ringan dibersihkan
dari kotoran dan dibasahi dengan air agar sempurna melekatnya.
g. Semua pasangan dinding bata ringan dibuat dengan menggunakan plesteran MU –
380 dengan ketebalan 3 mm.
h. Semua adukan yang berserakan pada saat pemasangan harus segera dibersihkan
dan dibuang pada tempat yang telah ditentukan dan pada hari yang sama setelah
pasangan selesai semua voeg/ siar diantara pasangan bata harus dikeruk sedalam 1
cm bagian luar dalam.
i. Tidak diperbolehkan memasang bata ringan bekas atau bata ringan yang pecah-
pecah.
j. Perancah (andang) tidak diperbolehkan dipasang dengan menembus tembok.
k. Lubang tembok diatas kusen yang bentangnya lebih dari 1 meter harus dipasang
balok latai beton bertulang dengan campuran beton 1pc : 2 ps : 3kr.
l. Pengerukan siar
Semua siar dinding harus dikeruk ½ cm untuk menjamin melekatnya plesteran ke
dinding dengan baik.

m. Perlindungan
Pada tahap pelaksanaan pekerjaan dinding yang tidak terlindung, bila hujan maka
bagian atas dinding tersebut harus dilindungi.

n. Angker dan Ikatan.


Angker-angker yang dijelaskan dalam bestek ini harus diletakkan dalam
pertemuan-pertemuan tembok setelah membersihkan kerak-kerak yang lepas, karat
dan debu bangunan.

PEKERJAAN PLESTERAN
Pasal 28

Pekerjaan ini dilaksanakan pada pasangan batu bata baru sebagai berikut :
Plesteran Bata Ringan
a. Merk mortar yang digunakan Mortar Utama atau Power Bond.
b. Campuran spesi untuk plesteran dinding khusus bata ringan menggunakan MU –
380 dengan ketebalan 3 mm.
c. Aplikasi plesteran menggunakan roskam bergigi 6 mm, dengan langkah-langkah
sebagai berikut :
1. Siapkan tempat kerja dan permukaan yang akan dipasang bata ringan.
2. Pasang petunjuk-petunjuk yang cukup untuk kerataan pemasangan bata
ringan.
3. Bersihkan dasar permukaan dari serpihan, kotoran dan minyak yang dapat
mengurangi daya rekat adukan.
4. Bata ringan yang hendak dipasang sebaiknya juga di basahi terlebih dulu
dengan air
d. Pengadukan, dilaksanakan dengan langkah-langkah sebagai berikut :
1. Tuang air sebanyak 10,0-10,5 liter untuk kantong MU-380 (40kg).
2. Masukan adukan kering MU-380 ke dalam bak adukan.
3. Aduk campuran diatas hingga rata.
e. Aplikasi, dilaksanakan dengan langkah-langkah sebagai berikut :
1. Pemasangan bata ringan dilakukan secara manual dengan roskam bergigi
sebagaimana umumnya.
2. Tebal spesi adukan perekat yang dianjurkan adalah 3 mm.

Plesteran Pada Umumnya


a. Campuran spesi untuk plesteran dinding biasa dibuat 1 Pc : 5 Ps, untuk dinding
trasram dibuat adukan 1 Pc : 3 Ps dengan hasil ayakan yang halus dan selalu
ditakar.
b. Semua pekerjaan plesteran beton maupun plesteran tembok rata dan halus,
merupakan suatu bidang yang tegak lurus dan siku. Tidak boleh ada retak-retak,
kemudian jika terjadi retak-retak Penyedia harus segera memperbaikinya.
c. Untuk penyelesaian sudut-sudut, sponing (benangan) supaya digunakan
plesteran 1 Pc : 2 Ps dilaksanakan dengan lurus dan tajam.

Plesteran dinding dan sponing/plester sudut (konvensional – dengan campuran pasir – semen /
PC)
a. Cara mengaduk adukan sesuai ketentuan dengan catatan diaduk kering sampai rata
sebelum diberi air, semua pasangan harus ditambahkan bahan-bahan anti
penyusutan (anti shrinkage).
b. Persiapan Permukaan.
Permukaan dinding bata harus cukup kering dan semua pipa saluran-saluran harus
sudah terpasang pada tempatnya. Untuk mencegah mengeringnya plesteran
sebelum waktunya permukaan yang telah disiapkan harus dibasahi.
c. Semua dinding yang diplester harus bersih dari kotoran dan disiram air.
d. Sebelumnya dibuat kepala plesteran dengan tebal sama dengan ketebalan plester
yang direncanakan. Tebal plesteran paling sedikit 1,5 cm dan paling tebal 2 cm,
plesteran yang baru saja selesai tidak boleh langsung difinish / diselesaikan.
e. Plesteran diratakan dengan menggunakan kayu yang lurus, minimum panjangnya 1
meter.
f. Selama proses pengeringan plesteran harus disiram dengan air agar tidak terjadi
retak-retak rambut akibat proses pengeringan yang terlalu cepat.
g. Penyampuran adukan hanya boleh menggunakan mesin pengaduk, dan campuran
dengan tangan hanya boleh dilaksanakan atas izin Konsultan Pengawas.
Pengadukan harus diatas alas dari papan dan lain-lain.
h. Plesteran untuk dinding yang akan dicat tembok, penyelesaian terakhir harus
digosok dengan amplas bekas pakai atau kertas zak semen. Semua beton yang akan
diplester harus dibuat kasar dulu agar plesteran dapat merekat. Untuk semua
sponingan harus digunakan campuran 1 pc : 3 ps, rata siku dan tajam pada sudut-
sudutnya.
i. Pada keadaan cuaca kering dan panas plesteran harus dilindungi terhadap
pengeringan yang tidak merata atau berlebihan.
j. Memperbaiki dan membersihkan.
Penyedia wajib memperbaiki plesteran dinding yang kurang sempurna dengan cara
membuang bagian-bagian tersebut dengan bentuk memanjang, memakai alat serta
diplester kembali. Pekerjaan plesteran yang telah selesai harus bebas dari retak,
noda dan cacat lain.
k. Pada waktu-waktu tertentu selama pelaksanaan, dan bila pekerjaan telah selesai,
semua plesteran yang tampak harus dibersihkan dari kotoran-kotoran akibat
pekerjaan.

Plesteran dinding dan sponing/plester sudut


a) Cara mengaduk adukan sesuai ketentuan dengan catatan diaduk kering sampai rata
sebelum diberi air.
b) Persiapan Permukaan.
Permukaan dinding bata harus cukup kering dan semua pipa saluran-saluran harus
sudah terpasang pada tempatnya. Untuk mencegah mengeringnya plesteran
sebelum waktunya permukaan yang telah disiapkan harus dibasahi.
c) Semua dinding yang diplester harus bersih dari kotoran dan disiram air.
d) Sebelumnya dibuat kepala plesteran dengan tebal sama dengan ketebalan plester
yang direncanakan. Tebal plesteran paling sedikit 1,5 cm dan paling tebal 2 cm,
plesteran yang baru saja selesai tidak boleh langsung difinish / diselesaikan.
e) Plesteran diratakan dengan menggunakan kayu yang lurus, minimum panjangnya 1
meter.
f) Selama proses pengeringan plesteran harus disiram dengan air agar tidak terjadi
retak-retak rambut akibat proses pengeringan yang terlalu cepat.
g) Penyampuran adukan hanya boleh menggunakan mesin pengaduk, dan campuran
dengan tangan hanya boleh dilaksanakan atas izin Konsultan Pengawas.
Pengadukan harus diatas alas dari papan dan lain-lain.
h) Plesteran untuk dinding yang akan dicat tembok, penyelesaian terakhir harus
digosok dengan amplas bekas pakai atau kertas zak semen. Semua beton yang akan
diplester harus dibuat kasar dulu agar plesteran dapat merekat. Untuk semua
sponingan harus digunakan campuran M3, rata siku dan tajam pada sudut-
sudutnya.
i) Pada keadaan cuaca kering dan panas plesteran harus dilindungi terhadap
pengeringan yang tidak merata atau berlebihan.
j) Memperbaiki dan membersihkan.
Penyedia wajib memperbaiki plesteran dinding yang kurang sempurna dengan cara
membuang bagian-bagian tersebut dengan bentuk memanjang, memakai alat serta
diplester kembali.
Pekerjaan plesteran yang telah selesai harus bebas dari retak, noda dan cacat lain.
k) Pada waktu-waktu tertentu selama pelaksanaan, dan bila pekerjaan telah selesai,
semua plesteran yang tampak harus dibersihkan dari kotoran-kotoran akibat
pekerjaan.
PEKERJAAN LANGIT-LANGIT
Pasal 29

1. Lingkup Pekerjaan

Pekerjaan ini meliputi seluruh detail yang disebutkan/ditunjukkan dalam gambar


a.l. :
 Memasang langit-langit Gypsumboard dan list gypsum profil pada seluruh
ruangan yang dinyatakan dalam gambar.
 Memasang rangka langit-langit yang terbuat dari hollow galvalum 40x40 +
20x40 tebal 0,4 mm dan modul rangka 60x120 cm seperti yang dinyatakan
dalam gambar.
 Memasang list profil gypsum lebar 8 cm atau sesuai gambar perencanaan.

2. Persyaratan Bahan

Bahan Langit-langit Rangka Metal (Concealed Grid Ceiling System) :

1. Material : Gypsumboard dan Gypsumboard Water Resistant


(khusus untuk plafond km/wc dan plafond bagian
luar) dengan permukaan Polos.
2. Produk : Aplus, Knauf atau Jayaboard (Gypsumboard) dan
yang disetujui Konsultan Perencana
3. Type : Concealed Grid Ceiling System
4. Size : 1200 x 240 mm
5. Tebal : 9 mm
Rangka plafon hollow galvalum 40x40 + 20x40 tebal 0,4 mm, modul rangka
60x120 cm.

3. Syarat-syarat Pelaksanaan

Bahan Langit-langit Rangka Metal (Concealed Grid Ceiling System) :

1) Sebelum pelaksanaan pekerjaan, Penyedia diwajibkan untuk meneliti


gambar-gambar yang ada dan kondisi di lapangan (ukuran dan lubang-
lubang), termasuk mempelajari bentuk, pola, lay out, penempatan, cara
pemasangan, dll.
2) Penyedia diwajibkan membuat shop drawing sesuai ukuran / bentuk /
cara pemasangan, seperti yang telah ditentukan.
3) Sebelum melakukan pemesanan, terlebih dahulu Penyedia mengajukan
contoh material kepada konsultan perencana untuk mendapatkan
persetujuan secara tertulis.
4) Pemasangan langit-langit rangka metal galvanized hollow ini
dilaksanakan untuk semua plafond gedung Terintegrasi, termasuk
didalamnya pembuatan Drop Ceiling dengan ketinggian sesuai gambar
perencanaan.
5) Sebelum pelaksanaan pekerjaan, Penyedia diwajibkan untuk meneliti
gambar-gambar yang ada dan kondisi di lapangan (ukuran dan lubang-
lubang), termasuk mempelajari bentuk, pola, lay out, penempatan, cara
pemasangan, dll.
6) Batang-batang profil untuk rangka plafond yang dipasang telah diseleksi
dengan baik, lurus tidak cacat dan telah disetujui konsultan perencana
dan direksi.
7) Seluruh rangka plafond digantung pada plat beton atau balok beton,
dengan menggunakan penggantung dari metal hollow dan dibuat
sedemikian rupa sehingga seluruh rangka dapat melekat dengan baik dan
kuat pada plat beton dan tidak bergeser/berubah.
8) Setelah rangka plafond terpasang, seluruh permukaan harus rata,
waterpass, tidak gelombang, batang rangka saling tegak lurus.
9) Penutup plafond dari bahan gypsum tile dengan ukuran 120 x 240 cm
sesuai gambar, tidak cacat, retak, gopal dan dipastikan kedatangan dalam
kondisi terbungkus rapi.
10) Setiap sambungan gypsum tile harus menggunakan joint tape dari UB –
Tape dan dilapisi UB Kompon.
11) Pekerjaan ini harus dilaksanakan oleh tenaga ahli khusus yang sudah
berpengalaman dibidangnya dan dibawah supervisi dari pabrik
pembuatnya.
12) Semua sistem pemasangan gypsumboard harus sesuai dengan petunjuk
pelaksanaan dari pabrik pembuat.

PEKERJAAN PENUTUP ATAP


Pasal 30

1. Lingkup Pekerjaan
a. Lingkup pekerjaan ini meliputi penyediaan tenaga kerja, bahan serta peralatan yang
diperlukan dalam pekerjaan ini sehingga akan menghasilkan pekerjaan yang baik.
b. Pekerjaan ini meliputi seluruh atap bangunan yang sesuai dengangambar rencana
yang telah disepakati oleh tim teknis.
c. Menggunakan penutup atap ACP (Aluminium Composite Panel) untuk Kanopi dan atap
Zincalume untuk bangunan utama.

2. Syarat - Syarat Bahan :


ATAP ZINCALUM
1) Penutup atap menggunakan bahan Lembaran Baja Gelombang, dengan
ketentuan :
 BAHAN DASAR PRODUK :
A. Baja Mutu tinggi G550 (tegangan leleh minimum 550 Mpa)
B. Lapisan pelindung terhadap karat menggunakan lapisan ZINCLUME /
Aluminium Zinc dengan ketebalan lapisan minimal 150 gr/m2.
C. The Clean colorbond® steel complies with AS/NZS2728:1997
 REFERENSI
A. AS 1445 : Corrugated Steel Sheet
B. AS 1562 : Design and Installation Metal Roofing
C. AS 4040 : Testing Roofing and Walling
D. Mill Certificate (Sertifikat Keaslian Bahan) dan Manufacture Certificate
(Sertifikat Produksi)
 MATERIAL
A. Profil : Lysaght Trimdek Optima atau Zinium.
B. Aksesoris : fixing strap (KL 65) & flashing / capping tekukan
dari pabrik bukan tekuk manual di lapangan.
2) Pemasangan atap Zincalume harus sesuai dengan standart pemasangan dari
pabrik pembuat atap Zincalume.
3) Sebagai bubungan, dipakai produksi sama dengan atap Zincalume.
4) Pemasangan Aluminium Foil Thermal tebal 8 mm dibawah atap zincalume yang
berfungsi sebagai insulasi atap, menggunakan merk Shine, Air Cell atau Artic
Cell.

ATAP ACP (ALUMINIUM COMPOSITE PANEL)


ACP dilaksanakan untuk penutup atap kanopi, menggunakan bahan Lembaran ACP,
dengan ketentuan seperti yang tercantum pada pasal Pekerjaan Aluminium
Composite Panel.

3. Syarat Teknis Pelaksanaan Pekerjaan :


a. Kuda-kuda baja, gording, serta reng harus sudah terpasang dengan kokoh pada
tempatnya sesuai dengan gambar kerja dan telah disetujui oleh Konsultan
Pengawas.
b. Sebelum pemasangan rangka lisplang dan semua material sudah disetujui oleh
Konsultan Pengawas serta direksi.
c. Dalam pelaksanaan pekerjaan ini, kontraktor harus menempatkan tenaga ahli
dari pabrik pembuat dengan biaya ditanggung oleh Kontraktor.
d. Pemasangan penutup atap disusun rapi dengan bertumpu pada reng.
e. Apabila menggunakan penutup atap metal atau bahan metal lainnya dipakukan
pada rangka atap/langsung pada reng atau gording dengan menggunakan
paku genteng (paku khusus untuk atap metal)atau paku seng.
f. Tiap sambungan diberi tindisan sesuai dengan spesifikasi pabrik. Minimal
tindisan antara satu lembaran dengan lembaran lainnnya 2,5 alur. Alur harus
dipasang merata (tidak bolak balik), sehingga hasil akhir pasangan akan rapi.
g. Pemasangan dimulai dari sudut tepi bawah, diselesaikan dulu satu baris ke arah
atas kemudian satu baris ke arah samping, selanjutnya ke arah atas dan
seterusnya hingga seluruh atap tertutup sempurna.
h. Arah tumpang tindih (overlap) ke samping yaitu lembaran atas menutup
lembaran bawahnya sama dengan arah angin.
i. Pemasangan harus rapi dan memenuhi syarat-syarat sehingga tidak berakibat
bocor. Apabila terjadi kebocoran setelah pemasangannya, maka bagian yang
bocor tersebut harus dibongkar dan dipasang baru. Untuk selanjutnya sesuai
dengan spesifikasi pabrik pembuat.
j. Pekerjaan ini dianggap selesai apabila sudah mendapat persetujuan dari
Konsultan Pengawas dan Direksi.
PEKERJAAN PELAPIS LANTAI DAN DINDING
Pasal 31

a. PEKERJAAN PENUTUP LANTAI KERAMIK DAN HOMOGENEOUS TILE


1. Lingkup Pekerjaan

a) Pekerjaan Lantai dan Dinding ini meliputi seluruh detail yang disebutkan /
ditunjukkan dalam gambar atau sesuai petunjuk Konsultan Pengawas termasuk
untuk pemasangan penutup dinding dan lantai untuk interior dan eksterior
(fasade).
b) Plesteran kasar untuk dasar pasangan granite tile di dinding dan lantai.
c) Pasangan granite tile untuk lantai, dinding dan meja westafel pada area-area,
sesuaikan dengan yang ditunjukkan pada gambar.
d) Campuran semen + bahan pewarna untuk joint filler.
e) Pasangan granit untuk tangga, lengkap dengan stair corner.

2. Persyaratan Bahan

Homogeneous Tile menggunakan produk Valentino Gress, Niro granit atau Sun
Power

 Homogeneous Tile uk. 60 x 60 dan 15 x 60 cm menggunakan jenis dan


type yang setara dengan yang disebutkan dibawah ini, yaitu :

Jenis Penutup Lantai : Kegunaan untuk : Sifat Permukaan :

 Homogeneous tile warna Penutup lantai Polished


putih / krem dan Abu-abu indoor / interior
(border) uk. 60 x 60

 Homogeneous tile warna Penutup lantai Matt Structure


abu-abu ukuran outdoor
(60 x 60)
 Keramik lantai Toilet dan Motif keramik Unpolished / Matt
Spoel Hoek 30x30 cm ditentukan
kemudian

 Keramik dinding Toilet Motif keramik Polished / Glossy


dan Spoel Hoek 30x60 cm ditentukan
kemudian

 Penutup lantai keramik ukuran 30x30 cm (Lantai Toilet) dan 30 x 60 cm


(Dinding Toilet). Keramik menggunakan merk Roman atau Platinum.
 Bahan harus berkualitas tinggi dan seragam dalam ukuran, warna, kilap
dan tebalnya.
 Bahan yang cacat permukaannya tidak boleh dipakai.
 Penyedia diwajibkan menunjukkan contoh-contoh terlebih dahulu kepada
Konsultan Pengawas untuk disetujui oleh Direksi.

3. Syarat Pelaksanaan

a) Pemasangan homogeneous tile dan keramik pada lantai pertama (berhubungan


dengan permukaan tanah dasar) dipasang diatas hamparan pasir padat setebal
20 cm atau sesuai dengan gambar rencana, kemudian diratakan dan diatasnya
dilapisi beton rabat setebal 10 cm dengan permukaan rata sesuai pile yang telah
ditentukan. Kondisi keramik harus kering, bersih dari debu dan tidak perlu
direndam. Pemasangan keramik harus menghasilkan bidang yang rata, bebas
dari retak-retak, gumpil-gumpil, nat-nat harus rapi dan lubang-lubang nat
lebarnya harus sama. Untuk bidang (baik lantai maupun dinding) harus
terlebih dahulu betul-betul rata sehingga akan mendapatkan bidang lantai dan
dinding yang rata sedangkan pengisian nat-nat harus rapi mengikuti petunjuk-
petunjuk dari pabrik. Hasil pemasangan homogeneous tile yang permukaannya
tidak rata, homogeneous tile yang retak-retak, gumpil-gumpil, alur-alur kotor
dan cacat dan lainnya harus segera diperbaiki/dibongkar. Sedangkan perbaikan
dan pembongkaran menjadi tanggung jawab Penyedia sepenuhnya.
b) Pemasangan homogeneous tile dan keramik pada lantai selanjutnya
(berhubungan dengan plat lantai – beton). Kondisi homogeneous tile harus
kering, bersih dari debu dan tidak boleh direndam. Namun apabila belum rata
maka sebelum melaksanakan pekerjaan, dilakukan pelapisan plat lantai beton
dengan lapisan beton screed setebal rata-rata 3 cm (tergantung kerataan
permukaan plat beton). Pemasangan homogeneous tile dan keramik harus
menghasilkan bidang yang rata, bebas dari retak-retak, gumpil-gumpil, nat-nat
harus rapi dan lubang-lubang nat lebarnya harus sama. Untuk bidang baik
lantai maupun dinding harus terlebih dulu betul-betul rata sehingga akan
mendapatkan bidang lantai dan dinding yang rata sedangkan pengisian nat-nat
harus rapi mengikuti petunjuk-petunjuk dari pabrik. Hasil pemasangan
homogeneous tile dan keramik yang permukaannya tidak rata, homogeneous
tile dan keramik yang retak-retak, gumpil-gumpil, alur-alur kotor dan cacat
dan lainnya harus segera diperbaiki/dibongkar. Sedangkan perbaikan dan
pembongkaran menjadi tanggung jawab Penyedia sepenuhnya.
c) Homogeneous tile dan keramik harus seragam / uniform dalam warna, ukuran,
tebal serta permukaan harus rata sudutnya harus betul-betul siku. Sebelum
dimulai pemasangan, Penyedia Barang / Jasa harus menyerahkan dulu untuk
mendapatkan persetujuan baik dari Konsultan Pengawas, maupun dari unsur
teknik Proyek.
d) Bahan-bahan penutup dinding dari jenis lain sesuai dengan gambar ditentukan
oleh Konsultan Pengawas.
e) Pengawasan
Sebelum pekerjaan lantai dilaksanakan, Konsultan Pengawas harus
mengadakan persiapan yang baik. Semua pekerjaan pipa dan saluran dibawah
lantai harus ditempatkan sesuai gambar dan sebelum ubin dilaksanakan harus
diadakan pemeriksaan dan disetujui oleh Konsultan Pengawas. Pengawasan
untuk pelapisan dinding ditekankan pada pemasangan pipa listrik penerangan
dan pipa air lainnya. Sehingga pembuatan lubang setelahnya dapat
dihindarkan.

Homogeneous tile dan keramik dipasang dengan lem khusus. Untuk mengisi
celah-celah antara homogeneous tile dan keramik digunakan pasta semen
berwarna yang sama dengan warna homogeneous tile dan keramik atau warna
semen/gelap, permukaan dinding ubin granite harus rata dan permukaan
harus rapih dan bersih.

Homogeneous tile dan keramik yang cacat tidak boleh dipasang. Sambungan-
sambungan (siar) harus rata, lurus untuk mendapatkan lantai yang sempurna.

f) Pemeriksaan
Sebelum pemasangan ubin Penyedia wajib memeriksa persiapan-persiapan
lapisan dasarnya terutama lapisan pasirnya serta menjamin dasar yang rata dan
padat.

Semua pipa-pipa, saluran-saluran dan lain sebagainya harus sudah terpasang


pada tempatnya dan diperiksa sebelum pemasangan ubin.

g) Pemotongan homogeneous tile dan keramik


Pemotongan homogeneous tile dan keramik harus dilaksanakan dengan hati-
hati dan rapih dengan menggunakan mesin pemotong khusus untuk
homogeneous tile dan keramik.

h) Untuk pemasangan ubin dinding dan plint.


Penyedia wajib memeriksa dan menjamin bahwa semua pipa-pipa, saluran-
saluran, angker dan sebagainya telah terpasang dan disetujui sebelum memulai
pekerjaan ini.

Penyedia wajib memeriksa permukaan-permukaan yang akan dilapisi, bila


terdapat cacat atau keadaan yang merugikan, harus diperbaiki lebih dahulu.

i) Adukan untuk pelapis dinding :


 Adukan dasar 1 pc : 3 ps
Pemasangan homogeneous tile dan keramik harus baik, lurus, tegak, siar-
siar harus lurus dengan ketebalan 1 mm. Siar-siar harus diisi dengan
adukan, segera setelah adukan dasar cukup mengeras.
 Penyedia harus mentaati semua petunjuk-petunjuk dari Pabrik yang
bersangkutan.
 Persyaratan mengenai pemasangan, lebar siar dan pengisiannya harus
sesuai dengan ketentuan diatas.

PEKERJAAN DINDING PARTISI DAN INTERIOR


Pasal 32

32.1. Lingkup Pekerjaan


1) Pekerjaan yang dilaksanakan meliputi :
- Tipe dan jumlah dinding Partisi yang dilaksanakan sesuai dengan gambar
detail perencanaan dan Bill of Quantity (BQ).
- Dinding Partisi double gypsumboard tebal 12 mm rangka metal stud C 76
tebal 0,45 mm + plin PVC tebal 10 cm.
- Daun pintu engineering honeycomb ukuran sesuai gambar detail + kaca
intip finish HPL. Daun pintu engineering menggunakan merk MaxDoor,
Duma Door atau Sampurna Door.
- Pekerjaan interior dilaksanakan sesuai gambar dan Bill of Quantity (BQ)
2) Pekerjaan ini meliputi penyediaan tenaga kerja, bahan-bahan, peralatan, dan
alat-alat bantu lainnya untuk pelaksanakan pekerjaan tersebut, sehingga
dapat dicapai hasil yang baik.
3) Meliputi seluruh dinding partisi yang ditunjuk dalam detail gambar.
4) Meliputi seluruh pekerjaan interior termasuk di dalamnya seperti yang
tercantum dalam gambar.
5) Pekerjaan interior yang dilaksanakan sesuai dalam gambar perencanaan,
meliputi :

a. Ruang Lobby Puskesmas, meliputi :


 Tulisan inisial Puskesmas dengan huruf timbul bahan plat stainlesteel
mirror tinggi huruf 60 cm, dengan judul tulisan PUSKESMAS
URANGAGUNG KAB. SIDOARJO
 Meja pelayanan : Multiplek 18 mm lapis HPL + aksesoris lampu LED
Strip dan list stainlessteel mirror SUS 304 tebal 1,2 mm tebal 10 cm

b. Dan ruang lain sesuai gambar detail perencanaan

31.1. Persyaratan Bahan


1) Rangka dinding partisi menggunakan metal stud C 76 tebal 0,45 mm. Pengisi
dinding partisi menggunakan bahan gypsumboard tebal 12 mm yang
dipasang 2 sisi / double dengan merk menggunakan Aplus, Knauf atau
Jayaboard. Untuk finishing, digunakan pengecatan dinding.
2) Rangka dinding partisi menggunakan rangka hollow aluminium tebal 1,2 mm
lapis multiplek tebal 12 mm sesuai gambar detil perencanaan. Untuk finishing
menggunakan lapisan HPL (High Pressure Laminated) menggunakan merk
HAVEEL, TACO ATAU VIOLAM dengan warna sesuai gambar atau ditentukan
kemudian setelah diadakan persetujuan bersama user.
3) Plint PVC ukuran : Panjang 2,4m x Tinggi 10cm x Tebal 12mm warna
menyesuaikan dinding partisi dan dinding lainnya.

PLINT PVC : Panjang 2,4m x


Tinggi 10cm x Tebal 12mm

31.2. Persyaratan Pelaksanaan


1) Kontraktor harus meneliti kembali gambar-gambar pelaksanaan, kondisi di
lapangan / ukuran / lubang, termasuk mempelajari bentuk, pola dan standart
lainnya seperti ukuran maupun teknik pelaksanaan sesuai instruksi pabrik
pembuatnya dan atas petunjuk Konsultan Perencana / Konsultan Manajemen
Konstruksi.
2) Kontraktor harus mengajukan shop drawing setelah meneliti gambar dan
menyesuaikan dengan kondisi lapangan.
3) Bilamana diinginkan kontraktor wajib membuat mock up sebelum pekerjaan
dimulai atau dipasang.
4) Sebelum pemasangan dinding partisi dan material lainnya harus disimpan
dalam ruang dengan sirkulasi udara baik, tidak boleh terkena cuaca langsung
dan terlindung dari kerusakan dan kelembaban.
5) Semua sambungan dalam pemasangan klos-klos, baut, anker-anker dan
penguat lainnya harus dijamin betul-betul.

PEKERJAAN FASADE
Pasal 33

ALUMINIUM COMPOSITE PANEL

1. Lingkup Pekerjaan

Termasuk dalam pekerjaan ini adalah penyediaan tenaga kerja, bahan-bahan, dan
alat angkut yang diperlukan untuk melaksanakan pekerjaan ini sesuai gambar-
gambar dan uraian syarat-syarat ini di lokasi yang ditentukan atau sesuai petunjuk
Konsultan Pengawas.
2. Persyaratan Bahan

1) Wall cladding : Aluminium Composit Panel, dengan spesifikasi :


 Bahan material menggunakan PVDF resin base metal coating tebal 4 mm
dengan aluminium skin tickness 0,5 mm untuk eksterior dengan kualitas
grade alloy 5005 untuk eksterior.
 Produk menggunakan merk SEVEN, ALUCOBOND, ALCOLUX atau LARSON.
2) Aluminium composit panel menggunakan tipe coating PVDF (Khusus dipasang
untuk Eksterior / Fasade) tebal 4 mm dengan permukaan polos warna Standart
ditentukan kemudian.
3) Lapisan Aluminium sheet memiliki strength paling lebih kurang 130 Mpa dan
tegangan stress 0,2%-90 Mpa.
4) Seluruh panel harus dilindungi protecting film untuk menjaga permukaan
aluminium sheet.
5) Rangka panel terbuat dari bahan metal galvanized termasuk juga aksesoris
lainnya seperti skrup, baut, dll.
6) Bahan yang akan dipakai harus diajukan contoh-contohnya kepada
manajement konstruksi untuk mendapatkan persetujuan.
7) Material lain yang tidak terdapat pada persyaratan diatas tetapi dibutuhkan
untuk penyelesaian / penggantian pekerjaan ini harus baru, kualitas baik dari
jenisnya dan sesuai persyaratan serta harus mendapatkan persetujuan
Konsultan Pengawas.
8) Pengendalian seluruh pekerjaan ini harus disesuaikan dengan peraturan-
peraturan tersebut diatas

3. Persyaratan Pelaksanaan

1) Bila dianggap perlu Penyedia Jasa wajib mengadakan test atau perhitungan
teknis bahan-bahan tersebut atas petunjuk Konsultan Pengawas, baik mengenai
komposisi, dan aspek-aspek lain yang ditimbulkan. Untuk itu Penyedia Jasa/
supplier bisa menunjukkan surat rekomendasi dari lembaga resmi perihal
spesifikasi dan hasil test laboratorium.
2) Penyedia Jasa bersama aplicator harus melakukan penelitian dilapangan
termasuk pengukuran kembali terutama dalam hal penentuan modul panel.
Dan selanjutnya membuat shop drawing mengenai rencana pelaksanaan setelah
dilakukan survey dilapangan untuk mendapatkan persetujuan Konsultan
Pengawas.
3) Rangka-rangka terbuat dari bahan besi hollow galvanis 40x40 mm tebal 1,2
mm dan rangka aluminium siku 30x30 mm harus terpasang tegak dan rata dan
menyesuaikan dengan modul bahan serta opening jendela atau aspek lainnya
yang saling berkaitan. Rangka-rangka harus dipastikan terkait kuat dengan
dinding.
4) Pemotongan panel harus rapi dan lurus tidak boleh ada cacat/ bengkok
termasuk pula pembengkokan terhadap tepi panel.
5) Proses pemasangan/ aplikasi bahan dilapangan harus mengikuti standart dari
pabrik pembuatnya dan dilaksanakan oleh aplikator yang cukup
berpengalaman dan bila dipandang perlu Penyedia Jasa bisa mendatangkan
technical supervisor dari pembuat material tersebut.
6) Setiap panel harus dilapisi dengan protecting film untuk menjaga permukaan
panel dari goresan atau penyebab kerusakan lainnya dan akan dilepas bila
seluruh panel sudah terpasang dan bisa diterima baik oleh manajement
konstruksi. Pelepasan protecting film harus seizin Konsultan Pengawas.
7) Semua bahan untuk pekerjaan ini harus ditinjau dan diuji,baik pada
pembuatannya, pengerjaannya maupun pelaksanaannya dilapangan oleh
menajement konstruksi atas tanggungan Penyedia Jasa tanpa biaya tambahan.

CONWOOD
1. Lingkup Pekerjaan
Termasuk dalam pekerjaan ini adalah penyediaan tenaga kerja, bahan-bahan, dan
alat angkut yang diperlukan untuk melaksanakan pekerjaan ini sesuai gambar-
gambar dan uraian syarat-syarat ini di lokasi yang ditentukan atau sesuai petunjuk
Konsultan Pengawas.

2. Persyaratan Bahan
 Material bangunan yang terbuat dari campuran selulosa dan fiber semen yang
dihasilkan melalui proses dan unsur penyusun yang ramah lingkungan.
 Produk menggunakan merk Conwood Sunshade dimensi tebal 14 mm, lebar 75
mm, panjang 3050 mm, berat 4.10 kg

3. Persyaratan Pelaksanaan
1) Penyedia Jasa bersama aplikator harus melakukan penelitian dilapangan
termasuk pengukuran kembali terutama dalam hal penentuan modul panel.
Dan selanjutnya membuat shop drawing mengenai rencana pelaksanaan setelah
dilakukan survey dilapangan untuk mendapatkan persetujuan Konsultan
Pengawas.
2) Rangka-rangka terbuat dari bahan besi hollow galvanis 50 x 100 mm tebal 1,2
mm harus terpasang tegak dan rata dan menyesuaikan dengan modul bahan
serta opening jendela atau aspek lainnya yang saling berkaitan. Rangka-rangka
harus dipastikan terkait kuat dengan dinding.
3) Proses pemasangan/ aplikasi bahan dilapangan harus mengikuti standart
pemasangan dari pabrik pembuatnya dan dilaksanakan oleh aplikator yang
cukup berpengalaman dan bila dipandang perlu Penyedia Jasa bisa
mendatangkan technical supervisor dari pembuat material tersebut.
4) Untuk tahap akhir, material sunshade menggunakan finishing cat khusus
dengan spesifikasi waterbased.
5) Conwood Sunshade dengan warna krem dapat dicat langsung dengan cat
waterbased. Sedangkan untuk Conwood Sunshade dengan warna abu abu,
harus dilapisi cat dasar dahulu lalu di cat dengan cat water based sebanyak dua
hingga tiga lapis.
PEKERJAAN KACA DAN KUSEN ALUMINIUM
Pasal 34

1. Lingkup Pekerjaan

a) Pekerjaan kaca dan kusen aluminium dilaksanakan sesuai Bill of Quantity (BQ)
b) Lingkup pekerjaan meliputi pekerjaan kusen daun pintu, daun jendela yang
ditunjukkan dalam gambar atau seperti yang disebutkan disini, termasuk
supervisi tenaga kerja, material, peralatan dan persyaratan tambahan yang
diperlukan untuk menyelesaikan pekerjaan ini.
c) Pemasangan kusen aluminium pada pintu & jendela seperti yang tertera pada
gambar.
d) Pekerjaan ini meliputi seluruh kusen pintu, kusen jendela, kusen bovenlight
seperti yang dinyatakan/ditunjukkan dalam gambar serta shop drawing dari
Penyedia.

2. Standart

 Standart Industri Indonesia (SII) dan/atau Standar Nasional Indonesia (SNI)


 SII.0695-82/SNI.07-0603-1989 – Produk Aluminium Ekstrusi untuk Arsitektur
 American Society for Testing dan Materials (ASTM)
 ASTM B221M-91 – Spesifikasi untuk Paduan Aluminium – Batang
penghubung, Batang, Kawat, Bentuk dan Tabung.
 Spesifikasi
 AR – 003 Pekerjaan Finishing – Spesifikasi Sealant Sambungan
 AR – 002 Pekerjaan Pintu dan Jendela – Spesifikasi Pintu Kayu
 AR – 002 Pekerjaan Pintu dan Jendela – Spesifikasi Finishing perangkat keras
 AR – 002 Pekerjaan Pintu dan Jendela – Spesifikasi Kaca dan Pemasangan kaca

3. Prosedur Umum

a) Contoh dan Data Teknis


Contoh-contoh dan unit profil kusen dan kaca harus diberikan kepada
Konsultan untuk disetujui, mengacu pada pabrikasi unit. Penerimaan contoh
hanya meliputi profil, warna, finishing, tampilan dan detail pemasangan kaca.
Persetujuan dengan persyaratan lain adalah tanggungjawab Penyedia.
b) Gambar Detail Pelaksanaan (Shop Drawing)
 Sebelum proses pemasangan, Gambar Detail Pelaksanaan (Shop Drawing)
yang meliputi semua pekerjaan detail, kusen, sistem pengangkutan, harus
disediakan oleh Penyedia dan harus diserahkan ke Konsultan Pengawas
untuk mendapatkan persetujuan.
 Semua dimensi harus disesuaikan di lapangan dan harus ditunjukkan dalam
Gambar Data Pelaksanaan (Shop Drawing).
 Penyedia harus bertanggungjawab terhadap segala perbedaan dimensi dan
semua bagian pekerjaan, koordinasi dengan pekerjaan lain, dan semua
pekerjaan yang diperlukan untuk mengakomodasi pekerjaan yang termasuk
didalamnya mewujudkan tujuan disain.
c) Penggunaan dan Penyimpanan
 Pekerjaan aluminium dan perlengkapannya harus disediakan terkoordinasi
dengan gambar, bebas dari penyimpangan dan kerusakan.
 Segera setelah diterima, pekerjaan aluminium dan kelengkapannya harus
ditempatkan secara benar di tempat bersih dan kering, terlindung dari
kerusakan atau korosi, sebelum dan sesudah pemasangan. Semua barang
harus tetap bersih dan bebas dari tumpahan adukan, acian, cat dan
sebagainya.
d) Garansi
Penyedia harus memberikan kepada pemilik (owner) garansi tertulis yang
meliputi jaminan kepuasan pemasangan, pengoperasian dan pengkondisian
semua pekerja aluminium seperti yang dispesifikasikan disini untuk periode
satu tahun setelah tanggal penerimaan terakhir. Selama periode ini Penyedia
harus memperbaiki atau mengganti dan menanggung semua kerusakan.

4. Material

1) Aluminium
a) Selain yang disebutkan, semua pekerjaan profil aluminium pre-pabrikasi
yang akan digunakan untuk pintu, jendela dan kusen harus berupa
aluminium bersih yang telah dianodize minimum 10 micron dengan
pelapis warna PUTIH (Powder Coating)dan harus sesuai dengan SII-0695-
1982/SNI.07-0603-1989 dan/atau ASTM B 221 M, menggunakan merk
INDAL, ALEXINDOatau SUPEREX dengan dimensi 4".
b) Ketebalan semua profil pre-pabrikasi harus minimum 1.3 mm, dengan
bentuk dan ukuran sesuai gambar. Dimensi profil dapat berubah,
tergantung pada tipe apa yang disetujui oleh Konsultan.
c) Khusus untuk rangka kayu menggunakan Kayu Kamper dengan dimensi
mengikuti gambar perencanaan.
2) Kaca dan Cara Pemasangan
Bahan kaca menggunakan produk ASAHIMAS, MULIA atau TIENS (Kaca
Bening) tebal 5 mm sesuai gambar.

Selain yang telah disebutkan, kaca dan cara pemasangannya harus sesuai
dengan Spesifikasi Kaca dan Cara Pemasangannya.

3) Pengait dan Perlengkapannya


a) Pengait harus menggunakan stainless steel AISI tipe 300 series, dipilih
untuk mencegah proses karat dengan komponen-komponen lainnya. Bila
ada finishing permukaan yang diekspos, gunakan kepala sekrup oval yang
terbenam dengan diameter batang satu ukuran lebih kecil dan ukuran
lubang bahan pengait dan warna yang sesuai permukaan.
b) Angkur harus sesuai AISI tipe 300 stainless steel.
c) Lubang udara dibuat dari vinyl dengan bentuk dan ukuran sesuai dengan
profil aluminium yang akan digunakan, dan pengait/perlengkapan lain
yang diperlukan membuat pemasangan yang sempurna.
4) Perapatan dan Pemberian Sealant.
Spesifikasi teknis perapatan dan bahan sealant untuk melapisi dan mengisi
lubang harus disesuaikan dengan persyaratan dalam Spesifikasi Finishing.
5) Peralatan Finishing
Semua kunci dan perlengkapan harus seperti yang ditunjukkan dalam gambar
dan disesuaikan dengan Spesifikasi Peralatan Finishing. Untuk daun pintu
tripleks untuk bahan finishing menggunakan lapisan HPL (High Pressure
Laminated) menggunakan merk HAVEEL, TACO ATAU VIOLAM dengan warna
ditentukan kemudian.

5. Pelaksanaan Pekerjaan

A. Pelaksanaan Pekerjaan Aluminium


1. Umum
a) Semua profil aluminium yang akan digunakan harus dipilih secara
teliti, memiliki keseragaman warna, dimensi dan susunan, bebas dari
segala macam kerusakan semua profil harus disetujui oleh Konsultan
Pengawas.
b) Sebelum memulai pekerjaan, Penyedia harus memeriksa gambar dan
kondisi lapangan dan menyiapkan Gambar Detail Pelaksanaan (Shop
Drawing) yang dibuat berdasarkan dimensi dan kondisi di lapangan.
Tidak ada pekerjaan pabrikasi atau pemasangan yang dimulai sebelum
Gambar Data, Pelaksanaan (Shop Drawing) yang diberikan oleh
Penyedia disetujui oleh Konsultan Pengawas.
c) Penyedia harus membuat mock-up masing-masing sambungan
aluminium untuk system konstruksi dan bahan lainnya.
d) Perakitan, penempatan dan penyambungan profil aluminium harus
sesuai dengan petunjuk produsen, sesuai gambar dan Gambar Detail
Pelaksanaan (Shop Drawing) yang telah disetujui.
e) Pastikan angkur dan pemasangannya yang dikerjakan oleh pihak lain
sesuai dengan persyaratan yang diterapkan. Jika diperlukan, sebelum
pemasangan dibuat dulu adaptasi yang dapat ditoleransi.
2. Pabrikasi
a) Semua komponen harus dibuat dan dirakit dengan bentuk yang benar
dan ukuran yang ditetapkan dalam gambar, sesuai gambar detail
Pelaksanaan (Shop Drawing) yang sudah disetujui, dan ditempatkan di
lokasi yang benar.
b) Penyedia harus bertanggung jawab untuk kesesuaian konstruksi
komponen. Bila sambungan tidak dibuat gambar detailnya, maka
sambungan harus diposisikan dan dibuat agar dapat menyalurkan
beban dan menahan tekanan. Semua komponen harus sesuai dengan
pola yang ditetapkan.
c) Semua proses pemotongan dan pelubangan harus dilakukan sebelum
proses anodaisasi. Bila diperlukan dan selain yang ditunjukkan oleh
Konsultan, pemotongan profil aluminium di lapangan harus
disesuaikan sesuai tata cara agar tidak merusak bagian permukaannya.
d) Bagian akhir profil harus dihubungkan dengan kuat dan akurat
menggunakan pengait anti karat yang dibuat oleh produsen profil
aluminium. Sambungan harus dikerjakan secara teliti agar
mendapatkan bentuk yang bagus dan kualitas pemasangan terbaik.
e) Semua sambungan harus disembunyikan/dilapisi, kecuali ada
persyaratan lain. Semua sambungan harus berupa sambungan
berwarna untuk menghasilkan sambungan yang rapi dan kedap air.
f) Pastikan potongan kaca disediakan dengan kedalaman dan lebar yang
dapat mengakomodasi persyaratan kaca yang direkomendasikan oleh
produsen pembuat. Pasang gasket pengait pemasangan kaca yang
diangkur ke sambungan aluminium.
g) Kusen beserta kelengkapannya harus sbb. :
 Secara umum dibuat sesuai dengan dimensi dan profil yang
ditunjukkan dalam gambar dan memenuhi persyaratan yang
ditetapkan.
 Memperhatikan garis batas yang ditunjukkan dan sesuai dengan
komponen konstruksi lainnya.
 Menyediakan penyusun, penunjang dan pemberhentian kaca untuk
meminimalkan kemungkinan kaca retak yang disebabkan oleh
ketidaktepatan struktur kusen dan sesuai dengan rekomendasi
produsen pembuat kaca.

B. Pemasangan
1. Umum
a. Pekerjaan aluminium harus dipasang di lokasi sesuai dengan gambar.
b. Pemasangan unit pemipaan dan level harus disesuaikan dengan
gambar detail pelaksanaan (Shop Drawing) yang disetujui oleh ahli
pengalaman yang berkualitas sesuai petunjuk produsen.
c. Jangan memaksakan penempatan unit atau melebihi peruntukan
bebannya.
d. Sediakan pergerakan udara/panas sesuai dengan range temperatur
ditentukan antara perakitan yang dipabrikasi di bengkel dengan
perakitan pada saat konstruksi.
e. Amankan unit dengan menggunakan bahan angkur anti karat,
penggunaan kayu dan serat tidak dapat dibenarkan.
f. Lapisi/sembunyikan angkur, penjepit dan semua perlengkapan lain.
2. Perapatan
a. Buat sambungan rapat antara pertemuan kusen denan konstruksi
didekatnya.
b. Perapatan yang ditampilkan sehubungan dengan pekerjaan pada
bagian ini harus memenuhi rekomendasi produsen dan persyaratan
yang ditetapkan dalam spesifikasi sambungan Zat kedap (sealant).
3. Perangkat Keras
Jenis perangkat keras yang akan dipasang, seperti unit pengunci, pegangan
pintu, tuas penutup pintu dan lain sebagainya, harus seperti yang
ditunjukkan dalam gambar dan akan dipasang sesuai dengan persyaratan
dalam spesifikasi finishing perangkat keras.

4. Pemasangan Kaca
Selain yang telah ditetapkan, semua pemasangan kaca dan pintu harus
disesuaikan dengan standar produsen perangkat keras dan harus
disesuaikan dengan persyaratan spesifikasi kaca dan pemasangannnya.
5. Perbaikan dan Pembersihan
a) Segala sesuatu yang rusak, patah atau tidak difinishing sempurna
harus diganti dengan yang baru.
b) Memberikan lapisan finishing atas lapisan finishing dari bengkel, di
lapangan harus dengan persetujuan Konsultan Pengawas.
c) Pembersihan dan penyelesaian pemasangan harus sebagai berikut :
 Membuang semua tumpukan yang mempengaruhi penampilan
unit.
 Melepaskan bahan-bahan pelindung.
 Membersihkan permukaan interior & eksterior logam dan kaca
setelah pemasangan dengan mencucinya menggunakan air bersih
dan sabun atau deterjen, kemudian dibilas.
 Membersihkan permukaan luar/eksterior kaca sekali tiga bulan
selama proses konstruksi.
 Membersihkan dan mengembalikan warna permukaan logam
sesuai dengan rekomendasi produsen. Jika tidak dapat dibersihkan,
maka unit harus diganti.

6. Perlindungan
a) Lindungi permukaan logam sebelum difinishing dengan lapisan
pelindung atau pembungkus sampai proses konstruksi selesai.
Gunakan bahan yang direkomendasikan oleh produsen logam untuk
memastikan metode tersebut cukup dapat melindungi, mudah dilepas
dan aman untuk difinishing.
b) Melepaskan perlindungan dari permukaan logam pemasang kaca
sebelum memulai pemasangan kaca.
c) Menjaga lapisan pelindung sejak pemasangan sampai dengan
pembersihan selesai.

C. Pelaksanaan Pekerjaan Kaca

1) Lingkup Pekerjaan
Pekerjaan mencakup transportasi, penyediaan tenaga kerja, peralatan dan
perlengkapan serta pemasangan semua kaca, cermin dan pemasangan kaca
sesuai yang ditunjukkan dalam gambar dan yang disebutkan disini.

2) Material
a) Kaca Bening
Kaca bening harus dipilih berupa lembaran kaca yang bening dan rata,
serta memiliki ketebalan yang sama, bebas dari segala macam
kerusakan dan dari kualitas terbaru sesuai SII-0189-83/SNI.15-0047-
1987 dan SII-0868-83/SNI.15-0130-1987. Bahan kaca dipakai dari
produk ASAHIMAS type INDOFLOT (Kaca Bening) tebal 5 mm atau
sesuai gambar.

b) Cermin
Cermin harus lembaran cermin terpilih, serta memiliki ketebalan yang
sama, bebas dari segala macam kerusakan dan dari kualitas terbaik,
seperti Asahimas atau setara Nominal ketebalan dan ukuran harus
seperti yang ditunjukkan dalam gambar.
3) Pelaksanaan Pekerjaan
a) Umum
 Gambar hanya menunjukkan ukuran kasar dari kaca. Ukuran
sebenarnya ketepatan ujungnya harus ditetapkan oleh ukuran
sebenarnya yang didapat hasil pengukuran di lapangan dan dengan
mengikuti dimensi pemasangan serta petunjuk pemasangannya.
 Tiap lembar kaca dan/atau cermin harus secara jelas diberi label dan
penanda jenis, ketebalannya dan data lainyang diperlukan. Semua
label harus dilepas setelah mendapat persetujuan Konsultan
Pengawas.
 Semua kaca, cermin dan pemasangan kaca harus dipasang sesuai
petunjuk pemasangan dari produsen.

b) Pemasangan
i) Toleransi Jarak dan Pemotongan

Toleransi Jarak dan Pemotongan harus sebagai berikut :

 Nominal jarak/sela antara kaca dan kusen adalah 3 mm.


 Nominal jarak tepi antara kaca dan kusen adalah 6 mm keliling.
 Minimum kedalaman sponeng ketaman harus 16 mm
 Toleransi pemotongan maksimum untuk semua kaca harus + 3
mm atau – 1.5 mm.
 Jarak gasket, tergantung penggunaan gasket, adalah tambahan
jarak yang diatur.
ii) Persiapan Permukaan untuk Pemasangan Kaca.

Jendela geser harus dapat berpindah dengan bebas dan tepat pada
kusen sebelum pemasangan kaca. Benda-benda yang dapat
bergerak/bergeser harus diamankan dibuat fix, atau pada posisi
terkunci sampai pemasangan kompon kaca selesai. Semua permukaan
ketaman harus bersih dan kering, harus diberi lapisan primer seperti
ditetapkan oleh produsen neoprene/gasket.

Sebelum pemasangan, permukaan kaca yang akan diberi


neoprene/gasket harus bebas dari debu, basah atau aplikasi
pembungkus dan produsen.

c) Pemasangan Cermin
Cermin harus dipasang dengan sekrup cermin, yang memiliki kepala
stainless steel pada tempat yang ditunjukkan dalam gambar. Sekrup
harus dipasang kuat sesuai tata cara agar dapat menahan cermin tetap
pada tempatnya.

d) Penggantian dan Pembersihan


 Tiap panel kaca harus segera ditandai setelah pemasangan kaca
dengan pemutihan atau sebagainya untuk memberi tanda selesai.
 Kaca yang rusak dan tidak sempurna harus diganti tanpa biaya
tambahan pada owner. Setelah penyelesaian pekerjaan, semua
permukaan kaca harus dibersihkan dari semua label, noda cat dan
sebagainya.
 Perhatian dan peringatan harus diberikan agar tidak menggores
permukaan kaca. Pencucian harus dengan sabun atau deterjen netral
dan air. Parafin, terpentin, minyak atau cairan sejenisnya dapat
digunakan untuk menghilangkan noda yang sulit dibersihkan.

PEKERJAAN PENGGANTUNG + PENGUNCI


Pasal 35

1. Lingkup Pekerjaan

Pekerjaan yang dilaksanakan sesuai dengan gambar detail kusen dan daun pintu
yang tercantum pada Bill of Quantity (BQ).

Lingkup pekerjaan meliputi penyediaan bahan, alat dan tenaga kerja untuk
pekerjaan ini. Pekerjaan meliputi pemasangan :

Kunci 2 x putar

Kunci pintu
sliding+ Handle
tanam 115 mm

Kunci pintu Toile

Kunci pintu Shaft

Engsel 4" + 3"


Casement :

12" untuk BV

16" untuk Jendela

Grendel Tanam

Grendel Jendela
Rambuncis

Pemasangan aksesoris tersebut diatas termasuk pemasangan perlengkapan lain yang


berhubungan dengan pekerjaan ini.

2. Persyaratan Bahan

1) Semua Hardware dalam pekerjaan ini, dari produk yang bermutu baik, ex.
DEKKSON, CISA atau YALE, semua bahan harus seragam dalam pemilihan
warnanya, serta dari bahan-bahan yang telah disetujui Konsultan Perencana
dan Konsultan Pengawas.
2) Khusus untuk handle panic bar menggunakan merk ISEO/DEKKSON, CISA
atauYALE
3) Mekanisme kerja dari semua peralatan harus sesuai dengan ketentuan gambar.
4) Handle atau bagian luar seluruh bahan kunci terbuat dari bahan stainless steel
plate.
5) Penyedia harus bisa memberikan jaminan tentang originalitas setiap bahan
yang dipakai.
6) Kunci tanam harus tertanam kuat pada rangka daun pintu.
7) Setelah kunci-kunci terpasang, noda-noda bekas cat atau bahan finish lainnya
yang menempel pada kunci harus dibersihkan dan dihilangkan sama sekali.

3. Syarat-syarat Pelaksanaan

1) Semua peralatan yang akan dipergunakan dalam pekerjaan ini harus diajukan
contoh-contoh kepada konsultan perencana untuk mendapatkan persetujuan.
2) Persetujuan harus disertai brosure/ spesifikasi dari pabrik pembuatnya.
3) Engsel pintu sebanyak 3 buah dipasang 28 cm dari atas ke bawah bidang pintu,
sedangkan engsel bawah tidak lebih 32 cm dari permukaan lantai dan engsel
tengah diseimbangkan jarak atas bawah.
4) Handle pintu dipasang 100 cm dari permukaan lantai.

PEKERJAAN PENGECATAN
Pasal 36

Pekerjaan yang dilaksanakan meliputi pengecatan dan plituran bagian – bagian yang
ditunjuk dalam gambar maupun bagian lain yang memerlukan perlindungan dengan
cara pengecatan.

Pada garis besarnya yang termasuk pekerjaan pengecatan adalah :


a. Cat dinding Interior
b. Cat dinding Eksterior
c. Cat plafond
d. Waterpfrofing coating untuk lantai km/wc.
e. Cat Zinchromate

Dan pekerjaan pengecatan lainnya sesuai yang ditunjuk dalam gambar rencana dengan
warna sesuai persetujuan user.
Penyempurnaan dan pengulangan pengecatan karena belum merata, berubah warna atau
sebab-sebab lainnya sampai pada saat serah terima untuk yang kedua kalinya menjadi
tanggung jawab Penyedia.

a. Cat Dinding (Interior)dan Plafond


 Khusus cat dinding interior dan plafond menggunakan cat dinding ex. Nippon
Paint, Propan atau Alkycoat dengan warna ditentukan kemudian.
 Pengecatan dilaksanakan pada seluruh permukaan dinding dalam, kolom,
dinding luar dan plafond sesuai gambar perencanaan.
 Pengecatan dinding dalam (interior)dilaksanakan dengan ketentuan sebagai
berikut :
- Pastikan dinding sudah benar benar kering. Faktor kekeringan pada dinding
yang akan dicat berpengaruh langsung pada daya rekat cat yang akan kita
aplikasikan, cat akan bagus jika menempel langsung pada permukaan
dinding yang akan kita cat.
- Bersihkan permukaan dinding dengan amplas yang kasar atau gunakan
scraping besi untuk membersihkan permukaan dari sisa acian yang
menonjol atau kotoran yang mengeras.
- Lapisi permukaan dinding dengan cairan alkali dengan cara di rol atau kuas
untuk menahan keluarnya air dari dalam tembok (hal ini dilakukan apabila
permukaan dinding belum benar benar kering dari persyaratan minimum
yang diperlukan).
- Lapisi dinding dengan wall filler atau plamir sampai rata.Lakukan 2 kali
lapis setelah lapisan pertama mengering.
- Penggunaan wall filler dan alkali resisting primer sebaiknya dari merk sama
dengan produk catnya. Jika menggunakan merk yang berbeda hendaknya
menggunakan produk yang setara dan tidak berkualitas rendah.
- Langkah selanjutnya amplas permukaan dinding dengan amplas halus
dengan cara mengamplas sedikit mengambang atau tidak memerlukan
tekanan yang besar dan setelah tahap ini selesai anda bisa melakukan
pengecatan.
- Pengecatan dilakukan dengan kuas/roller sampai didapatkan hasil akhir
yang merata warnanya minimal 3 kali pengecatan dan harus didapat warna
yang merata.

b. Cat Dinding Luar (Eksterior)


 Khusus cat dinding luar gedung / eksterior menggunakan Cat Weathershield
merk Nippon Paint, Propan atau Alkycoat dengan warna ditentukan kemudian.
 Pengecatan dilaksanakan pada seluruh permukaan dinding dalam, kolom,
dinding luar dan plafond sesuai gambar perencanaan.
 Pengecatan dinding luar (eksterior)dilaksanakan dengan ketentuan sebagai
berikut :
- Pastikan tembok yang akan dicat benar-benar kering (minimal satu bulan
setelah acian), atau ketika pengetesan terhadap kelembaban tembok
menunjukkan angka maksimal 16%.
- Bersihkan permukaan tembok dari sisa acian atau kotoran. Bersihkan juga
tembok dari debu yang menempel.
- Jika terdapat retak rambut atau lubang-lubang kecil pada tembok, gunakan
plamir tembok atau wall filler untuk menutupnya. Aplikasi plamir (wall
filler) hanya pada bagian yang retak (tidak diratakan ke seluruh permukaan
tembok).
- Aplikasikan cat dasar alkali resisting primer (water based)
tanpa pengenceran. Alkali resisting primer adalah cat dasar untuk tembok
yang terbuat dari bahan acrylic emulsion, yang ramah lingkungan serta
tidak mengandung logam berat (lead dan mercury). Produk ini terutama
untuk pengecatan tembok baru serta efektif untuk mencegah degradasi yang
disebabkan oleh alkali semen. Produk ini memiliki kemampuan penetrasi
yang baik pada substrat (permukaan), memberikan daya lekat yang baik bagi
cat akhir (top coat) dan mudah diaplikasikan. Gunakan alkali resisting
primer (solvent based) untuk dinding luar atau dinding dengan kadar alkali
yang tinggi.
- Penggunaan wall filler dan alkali resisting primer sebaiknya dari merk sama
dengan produk catnya. Jika menggunakan merk yang berbeda hendaknya
menggunakan produk yang setara dan tidak berkualitas rendah.
- Aplikasikan cat finish lapis pertama dengan pengenceran + 10%.
- Aplikasikan cat finish lapis kedua tanpa pengenceran. Jarak antara aplikasi
cat finish pertama dan kedua minimal 2 jam.
- Pengecatan dilakukan dengan kuas/roller sampai didapatkan hasil akhir
yang merata warnanya minimal 3 kali pengecatan dan harus didapat warna
yang merata.

c. Waterproofing sistem Coating


 Dipakai merk SIKA TOP, AQUAPROOF atau MASTERGUARD dengan sistem
Coating.
 Dilaksanakan pada tempat-tempat sesuai yang tercantum pada gambar
perencanaan.
 Metode pelaksanaan waterproofing coating dilaksanakan sesuai petunjuk dari
pabrik pembuat.
 Sebelum pemasangan waterproofing terlebih dahulu permukaan bahan yang
akan di lapis waterproofing dibersihkan dari segala macam bahan yang
menghambat kelekatan. Kemudian basahi permukaan dengan air bersih.
 Berikutnya lapisi permukaan dengan waterproofing coating dengan cara dan
campuran bahan sesuai standar dari pabrik pembuat.
 Beri jangka waktu dari coating pertama ke coating berikutnya antara 5 – 8 jam.
 Setelah lapisan terakhir selesai, tutup permukaan dengan lembaran plastik atau
karung basah.
 Setelah permukaan kering penyedia harus melakukas tes penggenangan dengan
air selama satu hari atau 1×24 jam.
 Jika ketinggian air tidak berkurang maka bisa dipastikan tidak
terjadi kebocoran, jika belum maka perlu diperbaiki bagian yang bocor.

d. Cat Baja Zinchromate


Lingkup pekerjaan yang dilaksanakan adalah pengecaatan rangka atap baja
menggunakan cat Zinchromate, yang dilaksanakan dengan ketentuan sebagai berikut
:

 Permukaan area yang akan dicat harus kering sempurna dan benar-benar bersih
dari segala kotoran seperti: debu, minyak atau lapisan cat lama.
 Jika berkarat, bersihkan menggunakan amplas atau cairan pembersih karat.
 Aplikasikan cat anti karat (zinc chromate) sebagai cat dasar (primer). Tunggu
kering selama 4 jam sebelum dipasang cat lapis pertama.
 Untuk pemasangan cat lapis pertama, encerkan dengan thinner 10% lalu aduk
hingga rata sebelum diaplikasikan ke permukaan.
 Untuk mendapatkan hasil yang optimal, lakukan pengecatan hingga tiga lapis,
tunggu kering antara lapis pengecatan selama 1-2 jam.
 Jangan melakukan pengecatan pada saat cuaca buruk (hujan atau lembab)
karena cat berbahan minyak membutuhkan waktu pengeringan.
 Menggunakan merk Kanzai, Gunta, Guardian atau Zena.

PEKERJAAN SANITAIR
Pasal 37

a. Umum
1) Lingkup Pekerjaan
a. Termasuk dalam pekerjaan pemasangan sanitair ini adalah penyediaan
tenaga kerja, bahan-bahan, peralatan dan alat-alat bantu lainnya yang
digunakan dalam pekerjaan ini hingga tercapai hasil pekerjaan yang
bermutu dan sempurna dalam pemakaiannya / operasinya.
b. Jenis pekerjaan sanitair yang dilaksanakan sesuai yang tercantum pada Bill
of Quantity (BQ).

2) Persetujuan
a. Semua bahan sebelum dipasang harus ditunjukkan kepada konsultan
perencana beserta persyaratan/ketentuan pabrik untuk mendapatkan
persetujuan. Bahan yang tidak disetujui harus diganti tanpa biaya
tambahan.
b. Jika dipandang perlu diadakan penukaran/penggantian bahan, pengganti
harus disetujui Konsultan Perencana berdasarkan contoh yang dilakukan
Penyedia.

b. Bahan/Produk
1) Untuk wastafel, kloset dan kran merk TOTO, HALMAR, KOHLER.
2) Floor drain dan clean out : TOTO, SAN-EI, atau setara
3) Daftar Material Sanitary yang dipakai :

Klosed duduk
4.5 / 3 L Dual Flush Warna Putih
Rough-in: 230 mm

Spoel hoek Warna Putih

Wastafel Dinding /
Gantung
Width: 580 mm Warna Putih
Depth: 550 mm

Bak Cuci / Zink + Stainless Steel


Kran Leher Angsa SUS 303

Kran Wastafel Stainlessteel


Kran Dinding Stainlessteel

Shower mandi Polished


Chrome

Jet Shower Kloset +


Stop Kran Warna Putih

Chrome
Floor drain Stainlessteel
With square flange
Pipa 2 inch

Grab Bar L Shape


70x50 cm
Warna : Putih, Rangka
: Metal, Cover : Anti
Bacterial Coated Nylon
Folding grab bar
60x20 cm
Warna : Putih, Rangka
: Metal, Cover : Anti
Bacterial Coated Nylon

Wastafel grab bar


65x65 cm
Warna : Putih, Rangka
: Metal, Cover : Anti
Bacterial Coated Nylon

Grab bar
- Ukuran : 40 cm
- Warna : Putih
- Rangka : Metal
- Cover : Anti Bacterial
Coated Nylon

c. Pelaksanaan
1) Sebelum pemasangan dimulai, Penyedia harus meneliti gambar-gambar yang
ada dan kondisi dilapangan, termasuk mempelajari bentuk, pola, penempatan,
pemasangan sparing-sparing, cara pemasangan dan detail-detail sesuai
gambar.
2) Bila ada kelainan dalam hal ini apapun antara gambar dengan gambar, gambar
dengan spesifikasi dan sebagainya, maka Penyedia harus segera melaporkannya
kepada Perencana/Konsultan Pengawas.
3) Penyedia tidak dibenarkan memulai pekerjaan di suatu tempat bila ada
kelainan/perbedaan ditempat itu sebelum kelainan tersebut diselesaikan.
4) Selama pelaksanaan harus selalu diadakan pengujian/pemeriksaan untuk
kesempurnaan hasil pekerjaan dan fungsinya.
5) Penyedia wajib memperbaiki/mengulangi/mengganti bila ada kerusakan yang
terjadi selama masa pelaksanaan dan masa garansi, atas biaya Penyedia, selama
kerusakan bukan disebabkan oleh tindakan Pemilik.
6) Pekerjaan Wastafel :
a. Jenis wastafel yang digunakan adalah jenis Washtafel Gantung/Wastafel
Dinding.
b. Wastafel yang digunakan adalah merk TOTO, HALMAR, KOHLER lengkap
dengan segala aksesorisnya seperti tercantum dalam brosurnya.
c. Wastafel dan perlengkapannya yang dipasang adalah yang telah diseleksi
baik tidak ada bagian yang gompal, retak atau cacat-cacat lainnya dan
telah disetujui oleh Konsultan Pengawas.
d. Ketinggian dan konstruksi pemasangan harus disesuaikan gambar untuk
itu serta petunjuk-petunjuk dari produksennya dalam brosur. Pemasangan
harus baik, rapi, waterpass dan dibersihkan dari semua kotoran dan noda
dan penyambungan instalasi plumbingnya tidak boleh ada kebocoran-
kebocoran.
7) Pekerjaan Kloset :
a. Kloset duduk berikut segala kelengkapannya yang dipakai adalah merk
TOTO, HALMAR, KOHLER, tipe Standart.
b. Kloset beserta kelengkapannya yang dipasang adalah yang telah diseleksi
dengan baik, tidak ada bagian yang gompal, retak atau cacat-cacat lainnya
dan telah disetujui Konsultan Pengawas.
c. Kloset harus terpasang dengan kokoh letak dan ketinggian sesuai gambar,
waterpass.
d. Semua noda-noda harus dibersihkan, sambungan-sambungan pipa tidak
boleh ada kebocoran-kebocoran.
8) Pekerjaan Kran
a. Semua kran yang dipakai menggunakan merk TOTO, HALMAR, KOHLER
dengan chromed finish. Ukuran disesuaikan keperluan masing-masing
sesuai gambar plumbing dan brosur alat-alat sanitair. Keran-keran tembok
dipakai yang berleher panjang dan mempunyai ring dudukan yang harus
dipasang menempel pada dinding.
b. Stop keran yang dapat digunakan bahan kuningan dengan putaran
berwarna hijau, diameter dan penempatan sesuai gambar untuk itu.
c. Keran-keran harus dipasang pada pipa air bersih dengan kuat, siku,
penempatannya harus sesuai dengan gambar-gambar untuk itu.
9) Floor Drain dan Clean Out
a. Floor drain dan clean out yang digunakan adalah metal verchroom, lubang
diameter 2˝ dilengkapi dengan siphon dan penutup berengsel untuk floor
drain.
b. Floor drain dipasang ditempat-tempat sesuai gambar untuk itu.
c. Floor drain yang dipasang telah diseleksi baik, tanpa cacat dan disetujui
konsultan pengawas.
d. Pada tempat-tempat yang akan dipasang floor drain, penutup lantai harus
dilubangi dengan rapi, menggunakan pahat kecil dengan bentuk dan
ukuran sesuai ukuran floor drain tersebut.
e. Setelah floor drain dan clean out terpasang, pasangan harus rapi waterpass,
dibersihkan dari noda-noda semen dan tidak ada kebocoran.
PEKERJAAN RAILING DAN TANGGA
Pasal 38

I. Lingkup Pekerjaan
Termasuk dalam pekerjaan ini adalah penyediaan tenaga kerja, bahan-bahan, dan
alat angkut yang diperlukan untuk melaksanakan pekerjaan ini sesuai gambar-
gambar dan uraian syarat-syarat ini di lokasi yang ditentukan atau sesuai petunjuk
Konsultan Pengawas.

II. Persyaratan Bahan

1) Railing tangga Type 1 pipa Stainlessteel SUS 304 Ø 2,5" dan Ø 1,5" tebal 1,2
mm dan finishing sesuai gambar.
2) Handrailing tangga Type 2 pipa Stainlessteel SUS 304 Ø 2,5" tebal 1,2 mm
3) Railing balkon tangga Type 1 pipa Stainlessteel SUS 304 Ø 2,5" dan Ø 1,5"
tebal 1,2 mm
4) Bahan yang dipakai, sebelum dipasang harus diserahkan dahulu contoh-
contohnya untuk mendapatkan persetujuan dari Konsultan Pengawas.
5) Penyedia harus menyerahkan 2 (dua) copy ketentuan dan persyaratan teknis-
operatif sebagai informasi bagi Konsultan Pengawas.
6) Material lain yang tidak terdapat pada daftar di atas tetapi dibutuhkan untuk
penyelesaian/ penggantian pekerjaan dalam bagian ini, harus baru, kualitas
terbaik dari jenisnya dan harus disetujui Konsultan Pengawas.
7) Pengendalian seluruh pekerjaan ini harusdisesuaikan dengan peraturan-
peraturan yang diperlukan di atas.
8) Seluruh peraturan-peraturan yang diperlukan supaya disediakan Penyedia di
site.

III. Syarat-syarat Pelaksanaan

1) Bila dianggap perlu, Penyedia wajib mengadakan test terhadap bahan-bahan


tersebut pada laboratorium yang ditunjuk Konsultan Pengawas, baik mengenai
komposisi, konsentrasi dan aspek-aspek lain yang ditimbulkannya.
2) Untuk itu Penyedia/ supplier harus menunjuk syarat rekomendasi, dari
Lembaga resmi yang ditunjuk tersebut.
3) Semua bahan untuk pekerjaan ini harus ditinjau dan di uji, baik pada
pembuatan, pengerjaan maupun pelaksanaan di lapangan oleh Konsultan
Pengawas atas tanggungan Penyedia tanpa biaya tambahan.
4) Bila Konsultan Pengawas memandang pengujian dengan penyinaran gelombang
tinggi, maka segala biaya dan fasilitas yang dibutuhkan untuk Lukas demi
terlaksananya pekerjaan tersebut, adalah menjadi tanggungjawab Penyedia.

PEKERJAAN SALURAN
Pasal 39

Pekerjaan ini meliputi : Pemasangan saluran U Gutter yang dapat dilihat pada gambar
perencanaan dengan syarat sebagai berikut :
a. Material saluran yang di gunakan meliputi :
- Material U Gutter U 30/30 + Cover
- Material U Gutter U 40/70 + Cover
U-Gutter tersebut diatas menggunakan produk merk LISA, VARIA USAHA atau Wet
CALVARI .
b. Pemasangan U-Gutter harus sesuai dengan gambar kerja pelaksanaan.
c. U-Gutter harus di letakkan di atas lantai kerja dari beton rabat dengan ketebalan
sesuai gambar perencanaan. Agar di dapatkan hasil yang benar-benar rata dengan
kemiringan mengikuti gambar kerja.
d. Pemasangan U-Gutter harus harus seijin konsultan pengawas/ direksi secara tertulis.
e. Sebelum mendatangkan U-Gutter Penyedia harus menyerahkan spesifikasinya kepada
konsultan pengawas/ direksi pekerjaan untuk kemudian di setujui/ di tolak bahan
yang akan didatangkan tersebut persetujuan dari direksi/ konsultan pengawas harus
tertulis.

PEKERJAAN LANSEKAP – PAVING STONE – PAGAR


Pasal 40

LANSEKAP:

Lingkup pekerjaan lansekap terdiri dari :


a. Tanaman Pohon
b. Tanaman Perdu
c. Rumput
d. Paving Stone
e. Pagar dan Papan Nama

Merupakan tanaman/pohon yang ditanam di area Puskesmas Urangagung, yang meliputi


:
 Rumput jepang
 Palem Ekor tupai tinggi daun 4 m, ditanam tiap jarak 4 m
 Dadap merah tinggi daun 3 m, ditanam tiap jarak 4 m
 Pisang Katak tinggi daun 1,5 m (5 polybag tiap 1 m')
 Taiwan Beauty (20 polybag tiap 1 m')

1. Lingkup Pekerjaan
Pekerjaan lansekap yang dilaksanakan meliputi semua pekerjaan yang tertera dalam
gambar perencanaan yaitu meliputi:
a. Pekerjaan persiapan dan pematangan tanah
b. Pekerjaan penanaman
c. Pekerjaan perawatan/pemeliharaan tanaman

2. Persyaratan pekerjaan lansekap


a. Semua pekerjaan dilaksanakan dengan mengikuti petunjuk-petunjuk dan
syarat- syarat pekerjaan lansekap, peraturan persyaratan pemakaian bahan
bangunan yang berlaku, standar spesifikasi dari bahan yang dipergunakan.
b. Pekerjaan lansekap yang dilaksanakan harus mengikuti semua petunjuk gambar
lansekap.
c. Sebelum melaksanakan setiap pekerjaan di lapangan, pekerjaan lansekap harus
memperhatikan koordinasi kerja dengan pekerjaan lain (struktur, Arsitektur,
Mekanikal, Elektrikal dan Plumbing) terutama dalam melakukan pekerjaan
pembentukkan tanah dan penyelesaian tanah agar tidak terjadi kesalahan,
pembongkaran, pengrusakkan yang tidak diinginkan terhadap pekerjaan yang
lain yang telah selesai dilaksanakan maupun yang sedang dilaksanakan.
d. Semua item pekerjaan Tanaman/Pohon dalam Lansekap telah diperhitungkan
dengan garansi / perawatan selama 1 (satu) tahun.

3. Persyaratan Pelaksanaan
a. Semua ukuran dan posisi harus tepat sesuai gambar lansekap juga ketepatan
pemasangan patok-patok dilapangan.
b. Pembentukkan dan penyelesaian tanah harus mengikuti bentuk kemiringan /
kontur / peil yang tertera dalam gambar.
c. Kemiringan-kemiringan yang dibuat harus cukup kuat untuk mengalirkan air
hujan menuju keselokan yang ada disekitarnya serta mengikuti persyaratan-
persyaratan yang tertera dalam gambar. Adanya genangan air diatas tanah tidak
dibenarkan.
d. Cara pelaksanaan setiap bagian pekerjaan ini mengikuti petunjuk gambar,
uraiandan syarat pekerjaan Lansekap.

4. Pekerjaan Persiapan Tanah


a. Pekerjaan ini meliputi:
 Pekerjaan persiapan tanah
 Pembersihan tanah
b. Jenis tanah yang dipakai adalah:
 Tanah merah: untuk gundukan / bukit tanah
 Tanah humus: tanah subur, dihamparkan dengan ketebalan minimum 40
cm.
c. Pekerjaan persiapan tanah ini meliputi pembongkaran/ pemindahan/
pembersihan ditempat kerja dari benda/ bekas bahan bangunan/ struktur
bangunan yang tidak berguna lagi yang dapat mengganggu terlaksananya dan
kelancaran kerja ditempat tersebut.
d. Tanaman pohon/ semak/ rerumputan yang tidak diperlukan lagi ditempat kerja
harus disingkirkan berikut pokok/ pohon/ semak/ rerumputan sampai akar-
akarnya.

5. Pembentukan dan Penyelesaian Tanah


a. Pembentukkan dan penyelesaian tanah harus mengikuti bentuk / kemiringan /
kontur / peil yang tertera dalam gambar Lansekap.
b. Kemiringan yang dibuat harus cukup untuk mengalirkan air hujan menuju ke
selokan yang ada disekitarnya serta mengikuti persyaratan yang tertera dalam
gambar. Tidak dibenarkan adanya genangan air diatas tanah.
c. Untuk pekerjaan penanaman diperlukan pekerjaan pengupasan tanah yang
mengandung bahan organis sedalam keadaan tanah setempat sampai
mendapatkan tanah subur serta penyediaan tanah subur untuk bekas galian
tanah setelah pekerjaan penanaman dilakukan pada lubang tersebut.
6. Pembersihan tanah
a. Tanah yang telah siap untuk pelaksanaan suatu pekerjaan ataupun yang telah
selesai digarap harus dibersihkan dari:
 Bekas tanah galian.
 Bekas-bekas bahan bangunan.
b. Tanah yang disiapkan untuk pekerjaan penanaman harus benar-benar
dibersihkan dari batu, kerikil, aduk, kapur dan segala bekas bahan bangunan,
bahan plastik dan bahan-bahan organis. Tanah yang dipakai untuk urugan dan
pelapisan tanah (trop soil) untuk rumput adalah tanah subur dan gembur.

7. Pekerjaan penanaman
a. Pekerjaan penanaman ini meliputi:
 Penanaman pohon peneduh dan pengarah
 Penanaman tanaman hias
 Penanaman tanaman rumput seperti tercantum dalam Gambar Kerja.
b. Bahan/material
 Jenis rumput yang ditanam adalah: Rumput gajah mini, rumput ditanam
pada gundukkan tanah sesuai gambar rencana penanaman dalam bentuk
rumpun.
 Jenis tanaman yang ditanam adalah: tanaman hias sesuai dengan Gambar
Rencana dan/ atau petunjuk Konsultan Pengawas serta Perencana.
 Semua jenis tanaman harus bebas dari segala jenis penyakit dan hama,
daun/cabang jangan sampai cacat dan tumbuh sehat.
 Pembungkusan ball root harus dengan karung goni dan diikat dengan
eratuntuk mencegah pecahnya akar dalam pengangkutan.
 Untuk penampungan sementara dilapangan dipilihkan tempat yang aman
dari segala kerusakan, teduh dan dekat daerah penanaman.
 Tanaman dijaga agar mendapat panas matahari langsung 50 %.
 Waktu penyesuaian adalah dua minggu sampai satu bulan di tempat
penampungan dengan menanamkan dalam tanah setempat tanpa melepas
ball root untuk tanaman hias.
 Sebelum pelaksanaan penanaman, semua tanaman pembibitan harus
dirawat dengan penyiraman secara teratur pagi dan sore sampai terlihat
tumbuh segar dan baik.

PAVING BLOCK :

a. Lingkup Pekerjaan :

a.1. Penyediaan tenaga kerja, bahan, peralatan, pengangkutan dan pelaksanaan


yang diperlukan untuk menyelesaikan pekerjaan aksesibilitas dan sirkulasi
dalam tapak yang menggunakan paving block. Ada beberapa hal yang terkait
dalam pekerjaan ini yaitu :
a. Pembersihan lahan
b. Persiapan tanah untuk timbunan
c. Pekerjaan pemadatan
d. Pembuatan lapis pasir
e. Pemasangan paving block
a.2. Sebelum melaksanakan pekerjaan, Pemborong harus mengukur kembali semua
titik elevasi dan koordinat-koordinat. Dan apabila terjadi perbedaan-perbedaan
di lapangan, Kontraktor wajib membuat gambar-gambar penyesuaian dan
harus mendapat persetujuan Manajemen Konstruksi.

b. Persyaratan Bahan

b.1. Bahan Lapis Pasir untuk Paving Block


a. Sumber Bahan
Kontraktor harus mencari lokasi sumber bahan untuk lapis ini biaya
dari pencarian dan pekerjaan muat, angkut, bongkar ke lokasi pekerjaan
harus sudah diperhitungkan dalam penawaran Kontraktor. Kontrak harus
melaporkan lokasi tersebut kepada Konsultan Manajemen
Konstruksi secepatnya secara tertulis disertai keterangan tentang kualitas
bahan, perkiraan kuantitas bahan dan rencana operasi pengangkutan
bahan ke lokasi proyek. Bahan tersebut harus memenuhi persyaratan dalam
spesifikasi.

c. Bahan pasir dapat berbentuk runcing lebih baik karena memberikan hasil
yang stabil, tetapi juga memerlukan pengontrolan kadar air yang lebih
ketat pada saat pemadatan. Butir pasir yang berbentuk runcing lebih baik
karena membersihkan hasil yang stabil, tetapi juga memerlukan
pengontrolan kadar air lebih ketat pada saat pemadatan. Untuk
menghindarkan karakteristik pemadatan yang berbeda-beda harus
diusahakan agar sumber dari pasir tersebut adalah satu.

2.2. Bahan Paving Block


Bahan yang digunakan sebagai aksesibilitas dan sirkulasi dalam tapak adalah
Paving Block uk. 10,5x21x6cm mutu paving K-300 warna natural dan merah,
natural yang berfungsi sebagai jalan atau sirkulasi kendaraan. Type yang
digunakan adalah sesuai dengan gambar perencanaan dan memiliki kuat tekan
minimal 400 kg/cm2 (mutu paving K-300). Merk yang digunakan adalah
Conblock.

3. Persyaratan Pelaksanaan

3.1. Pekerjaan Timbunan Tanah


Bahan timbunan harus baik untuk pekerjaan lapisan jalan, jika dipadatkan
harus dapat mencapai hasil nilai CBR minimal yang disyaratkan sebesar 6 %.
Jika digunakan bahan timbunan yang tidak atau kurang baik dan tidak tercapai
nilai CBR minimal tersebut, ini harus dibongkar dan diganti dengan bahan yang
baik tanpa adanya tambahan pembiayaan untuk itu. Kontraktor harus
melaporkan kepada Konsultan Manajemen Konstruksi tentang tahapan-tahapan
persiapan untuk pekerjaan subgrade dan Kontraktor harus mengulangi
pekerjaan pemadatan, jika dianggap perlu, untuk tercapainya derajat kepadatan
yang diinginkan atau disyaratkan. Sebelum dipadatkan, dalamnya suatu lapisan
yang akan dipadatkan tidak boleh lebih dari 20 cm. Setiap lapisan lepas harus
dipadatkan dengan stamper yang ukurannya telah ditentukan oleh Konsultan
Manajemen Konstruksi. Pemadatan harus dimulai dari tepi timbunan dengan
arah longitudinal, kemudian menggeser kearah sebelah dalam (ketengah jalan).
Lapisan terakhir harus diselesaikan dalam keadaan rata atau halus sampai pada
suatu lapisan dengan kerataan yang diinginkan.
Lereng-lereng urugan harus dibuat serapih mungkin dan tidak longsor.
Adapun hal yang harus diperhatikan adalah :
a. Pemerliharaan terhadap bagian pekerjaan yang telah selesai
Bagian lapisan timbunan yang telah selesai harus dijaga terhadap
kemungkinan retak-retak akibat pengeringan yang cepat atau akibat
“traffic” kendaraan proyek atau hal-hal lain yang menyebabkan lapisan
tersebut rusak dan terganggu strukturnya.
b. Test atau pengujian
Test akan dilakukan baik di laboratorium maupun di lapangan, untuk
mengetahui kepadatan maksimum, derajat kepadatan lapangan, nilai CBR
lapangan dan lain-lain yang dianggap perlu pada lapisan ini. Pembiayaan
test-test ini menjadi tanggungan Kontraktor.

3.2. Pekerjaan Lapis Pasir untuk Paving Block


a. Penyimpanan :
Bedding sand harus disimpan sedemikian rupa sehingga tidak tercampur
dengan tanah/kotoran disekitarnya. Tempat penimbunan harus
mempunyai drainase yang baik dan harus terlindung dari hujan sehingga
air tetap merata.

b. Penghamparan pasir / bedding sand :


Pasir harus dihamparkan dengan rata diatas lapisan dasar (base course)
sampai ketebalan 4 cm padat dengan memperhatikan kadar air ketebalan
4 cm padat dengan memperhatikan kadar air dan karakteristik
gradasinya. Permukaan yang dihasilkan harus rata. Bila concrete block
telah selesai dipasang dan terlihat permukaan yang tidak rata maka
paving block tersebut harus diangkat kembali, pasir diratakan lagi
sampai diperoleh hasil yang rata. Bedding sand ini harus mempunyai
kepadatan dan ketebalan yang sama sehingga pemampatan akibat
pemadatan merata. Lapisan yang lepas / belum dipadatkan biasanya
mempunyai ketebalan 5 sampai 15 mm lebih tebal dari ketebalan padat
yang disyaratkan. Selama penghamparan kadar air harus uniform dan
pasir yang belum dipadatkan tersebut harus dilindungi terhadap segala
bentuk pemadatan dan lalu lintas, sampai paving block selesai dipasang
dan bersama-sama. Bila ada bagian lapisan pasir yang tidak sengaja
terkompaksi sebelum paving digaruk dan diratakan. Waktu penghamparan
harus diperhitungkan dengan baik sehingga tidak terdapat lapisan pasir
lepas yang tidak sempat ditutup dengan paving block pada hari yang
sama.

3.3. Pekerjaan Lapis Permukaan untuk Paving Block


a. Paving Block harus diletakkan berhimpitan satu dengan lainnya
dengan pola sesuai dengan gambar lansekap di atas bedding sand yang
belum dipadatkan tapi sudah selesai diratakan. Lebar celah antar block
tidak boleh lebih dari 4 mm, celah ini harus merupakan garis lurus dan
saling tegak lurus, untuk itu diperlukan pemasangan snar pada 2 arah
yang saling tegak lurus untuk mengontrol letak dan ikatan antar
block.

b. Cara meletakkan block dan pengisian celah antara :


Dalam memasang block harus diusahakan agar untuk pengisian celah
antara block dengan elemen-elemen lain seperti pinggiran saluran, bingkai
jalan, bak kontrol dan lain-lain, dipergunakan block dengan ukuran tidak
dari 25 % dari ukuran utuh. Ruang antara yang masih tersisa harus diisi
setelah pemadatan awal dari paving block. Untuk celah lebih besar dari 25
mm tetapi kurang dari 50 mm, dipergunakan aggregate halus dengan
ukuran 10 mm dan mortar kering untuk celah yang lebih kecil. Untuk
bagian-bagian jalan yang menanjak, menurun, pemasangan block harus
dilakukan dari bagian terendah kebagian yang lebih tinggi. Pola
pemasangan dan warna agar dibuat sesuai gambar, Kontraktor wajib
membuat gambar kerja untuk pola di daerah-daerah khusus.

c. Pemadatan Awal :
Alat kompaksi untuk keperluan ini harus merupakan "mechanical flat
plate vibrator", dengan karekteristik sebagai berikut :
- Plat dasar mempunyai luas : 0,25 - 0,50 m2.
- Gaya pemadatan yang dapat diberikan sebesar 1,5 ton sampai 2,0 ton.
- Frekuensi getaran : 75 - 100 Hz.
Paving Block harus terletak dengan mantap diatas bedding sand.
Pemadatan harus dilakukan segera setelah pemasangan paving block
dengan minimal 2 passes. Jarak antara bagian yang dipadatkan sampai
bagian dimana sedang dilakukan pemasangan block tidak boleh kurang
dari 1,50 m. Adalah sangat penting untuk memadatkan bedding sand
segera setelah pemasangan block sehingga dapat dihindari berpindahnya
pasir yang masih dalam keadaan lepas karena bergeraknya block yang
tidak diletakkan dengan baik atau adanya air yang mengalir ketempat
tersebut. Pemadatan harus diulangi pada daerah selebar 1,00 m diukur
dari akhir pemasangan / pemadatan yang dilakukan pada hari
sebelumnya melanjutkan dengan pekerjaan selanjutnya. Semua block
yang rusak selama pemadatan dan selama masa pemeliharaan harus
segera diganti dengan yang baru tanpa adanya biaya tambahan. Pejalan
kaki boleh menggunakan jalan concrete block ini setelah pemadatan awal
sebelum penghamparan pasir pengisi, tetapi sebiknya setelah sambungan
atau celah antar block terisi pasir dan dipadatkan.

d. Pasir pengisi (joint filling) :


Pasir yang dipergunakan untuk mengisi celah antar block harus
mempunyai gradasi sedemikian rupa sehingga 90 % dari berat lolos dari
tapis 1,18 mm (BS-410).
Pasir ini harus cukup kering sehingga dapat mengisi celah-celah dengan
baik. Bahan ini bebas dari garam dan zat-zat lain yang dapat merusak
material paving block.
Segera setelah pemadatan awal dan pengisian akhiran-akhiran, pasir
pengisi harus segera dihamparkan dan diratakan dengan sapu sepanjang
permukaan jalan atau trotoar dan dimasukkan ke dalam celah-celah
antara dengan bantuan kompaktor. Celah harus benar-benar terisi oleh
pasir kasar.
Kompaktor dari jenis lain boleh dipergunakan setelah mendapat
persetujuan dari Konsultan Manajemen Konstruksi.
Sebagai langkah pemadatan terakhir, permukaan jalan / trotoar harus
dipadatkan dengan mechanical flat plate vibrator, sehingga diperoleh
permukaan yang padat dan rata dengan kemiringan terhadap kedua arah
tepi jalan sebesar 2 %.

e. Toleransi :
Toleransi ukuran bahan :
Bahan harus mempunyai panjang dan lebar yang seragam dengan
toleransi maximum tidak lebih dari 3 mm terhadap tebal nominalnya.
Toleransi kerataan permukaan jalan :
Toleransi kerataan permukaan akhir level block harus 10 mm dari
permukaan yang tercantum dalam gambar, sehubungan dengan peil
permukaan saluran air dll.

f. Deviasi diukur dengan jidar lurus sepanjang 3 meter atau template tidak
boleh melebihi 8 mm dan perbedaan level dari satu block terhadap block
disebelahnya tidak boleh melebihi 2 mm.

PAGAR DAN PAPAN NAMA :

Pekerjaan yang dilaksanakan meliputi :


- Pembuatan Pagar Depan
- Pembuatan Papan Nama

Pekerjaan tersebut diatas dilaksanakan dengan ketentuan sebagai berikut :


a. Pagar Depan :
- Dibuat dari pasangan bata dengan ketinggian sesuai gambar perencanaan.
- Pondasi menggunakan pondasi batu kali
- Pintu pagar pipa GIP Ø 2,5" medium B dan pipa hollow galvanis 40x40 tebal 1,2
mm plat bordes bagian bawah
- Pagar pipa GIP Ø 2,5" medium B dan pipa hollow galvanis 40x40 tebal 1,2 mm

b. Papan Nama :
- Dibuat dari pasangan bata dengan ketinggian sesuai gambar perencanaan.
- Menggunakan pondasi batu kali.
- Penutup dinding papan nama menggunakan homogeneous tile 60x60 cm warna
abu-abu dan hitam serta pemasangan batu tempel jenis batu Candi atau batu
Andesit ukuran 20x20 cm dan batu alur semen.
- Tulisan inisial puskesmas menggunakan huruf grafir dengan dimensi dan nama
tulisan menyesuaikan gambar perencanaan.
PEKERJAAN MEKANIKAL/ELEKTRIKAL

I. PENJELASAN LINGKUP PEKERJAAN

1. LINGKUP PEKERJAAN PLAMBING

Batasan dan Lingkup Pekerjaan.


Lingkup pekerjaan pada paket pekerjaan Plambing ini meliputi dan tidak terbatas
pada penguraian tersebut diatas serta sesuai spesifikasi teknis memenuhi
persyaratan/standard yang berlaku, sehingga berfungsi dengan baik, antara lain :

1.1. Pengadaan dan pemasangan Peralatan Utama sistem Air Bersih berikut system
pemipaannya dan Peralatan Pendukungnya, antara lain valve-valve, reducer,
elbow, flanged dan lainya. Penyambungan dari Ground Water Tank, Roof Tank
dan distribusi ke setiap lantai bangunan sampai plambing fixture di toilet, kitchen
dan pada tempat-tempat yang ditentukan sesuai gambar rencana.

1.2. Pengadaan dan pemasangan sistim drainage buangan air hujan termasuk Roof
Drain, Floor Drain, Bak Kontrol, Saluran Drainage tertutup (Pipa Beton Bertulang
atau Pipa PVC).
1.3. Pengadaan dan pemasangan pipa buangan air bekas, air kotor dan vent dari Toilet
Kamar setiap lantai, Pantry, lengkap grease trap, clean out, Bak Kontrol, sampai
ke Instalasi Pengolahan Air Limbah (IPAL) lengkap dengan peralatannya.

1.4. Pengadaan dan pemasangan Pompa-pompa lengkap pengkabelan sampai ke Panel


Kontrol serta Sistem Pemipaannya.

1.5. Pengadaan dan pemasangan semua alat plambing di Toilet dan sebagainya seperti
pada gambar rencana lengkap dengan peralatannya.

1.6. Mengadakan Testing dan commissioning terhadap seluruh peralatan utama


maupun instalasi pemipaan yang terpasang dalam paket pekerjaan Plambing ini
sehingga berfungsi dengan baik dan memenuhi persyaratan/standard yang
ditentukan didalam spesifikasi teknis ini.

II. PENJELASAN PERSYARATAN TEKNIK KHUSUS

2.1 PERATURAN-PERATURAN / PERSYARATAN

Tata cara pelaksanaan dan lain-lain petunjuk yang berhubungan


denganperaturan-peraturan Pembangunan yang sah berlaku di Republik
Indonesia dan khususnya daerah setempat. Selama pelaksanaan Kontrak ini harus
betul-betul ditaati dan diikuti sesuai petunjuk MK. Pada umumnya peraturan-
peraturanberikut ini yang berkenaan dengan pasal sebagaimana yang tertuang
didalam spesifikasi teknis antara lain :

a. Peraturan Perusahaan Air Minum Negara tentang instalasi air.


b. Pedoman Peraturan Plambing Indonesia yang dikeluarkan oleh Direktorat
Teknis Penyehatan Direktorat Jenderal Cipta Karya Departemen Pekerjaan
Umum.
c. Peraturaan Beton Indonesia
d. Peraturan Perburuhan Indonesia tentang penggunaan tenaga kerja harian,
mingguan, bulanan, dan borongan. Pemborong dianggap telah cukup
mengerti dan mengetahui akan semua dan maksud dari Peraturan-peraturan
dan syarat-syarat tersebut diatas.
e. National Plambing Codes.
f. Surat Keputusan Menteri PU 02/KPTS/1985 tentang ketentuan Pencegahan
dan Penanggulangan Kebakaran pada Bangunan Gedung.
g. Standard Konstruksi Bangunan Indonesia, SKBI.
h. National Fire Protection Association (NFPA)
i. National Fire Codes dan artikel lainnya yang relevan.

2.2 MATERIAL

2.2.1. Pemipaan

- Untuk Pemipaan Instalasi Air Bersih dalam Ruang Pompa dan tempat yang
terbuka, yang kena sinar matahari, menggunakan pipa GIP medium-A
demikian pula perlengkapannya seperti fitting-fittingnya. Sedangkan
distribusi Air Bersih di dalam gedung menggunakan pipa PP-R
(Polypropylene Pipe Random) seperti tertera di gambar rencana, demikian
pula perlengkapannya seperti fitting dan accessorienya. Pipa yang
digunakan harus memenuhi persyaratan pipa untuk air minum atau
International Standard DIN 8077, DIN 8078, ISO 9001, atau yang
tercantum dalam SII 0161-81 juga PUIB 1982 serta standard-standard
lainnya yang disetujui oleh Pemilik Proyek/MK demikian pula
perlengkapannya seperti fitting-fitting sesuai gambar rencanan. Merk
sekwalitas Westpex, Rucika, ERA, untuk pipa dan fittingPP-R.
- Untuk Instalasi Drainage Buangan Air Hujan digunakan Pipa PVC sesuai
dengan gambar rencana. Untuk area luar untuk belokan pada jarak-jarak
tertentu sesuai gambar rencana menggunakan bak control. Instalasi
Sparring Pipa (Connection Pipe) Buangan Air Hujan dari Bangunan
digunakan pipa Polivinyl Chloride (PVC) class AW dengan tekanan kerja 10
Kg/cm2 atau memenuhi standard JIS. K.6742 atau SII 0344-82 demikian
pula dengan fitting dan accessoriesnya seperti gambar rencana.Merk
sekualitas Rucika, Pralon, Vinilon.

- Untuk Pemipaan Instalasi Buangan Air Bekas dan Air Kotor digunakan pipa
Polivinyl Chloride (PVC) class AW dengan tekanan kerja 10 Kg/cm2 atau
memenuhi standard JIS. K.6742 atau SII 0344-82 demikian pula dengan
fitting-fitting seperti elbow, tee, tee y, knee, reducer dan lainnya.
Sedangkan untuk System Pemipaan Vent berikut fitting-fingnya dipakai
pipa PVC class D dengan tekanan kerja 5 Kg/cm2 standard JIS.K.6741.
Merk sekwalitas Rucika, Pralon, Vinilon.
Lem yang digunakan harus berkwalitas baik sesuai yang dianjurkan oleh
pabrik pembuat pipa dan petunjuk Direksi Pekerjaan. Pipa-pipa PVC ini
harus sesuai dengan standard SII 0344-82.

2.2.2 Fittings

Type fitting-fitting yang digunakan sesuai dengan yang tertera dalam


gambar rencana dan harus buatan pabrik yang sama dengan yang
memproduksi pipa-pipa (yang digunakan dalam instalasi ini).

2.2.3Valve – Valve

a. Gate Valve
Digunakan type bronze body, non rising stem, screwed bonnet, solid
wedge disk, screwed end untuk valve sampai dengan diameter 2” atau
bisa digunakan ball valve diameter 1/2” s/d 1” sedangkan untuk
diameter yang lebih besar dari 2” menggunakan type flanged dengan
body material cast iron untuk tekanan 150 psi. Merk Toyo, Kitz.

b. Check Valve
Digunakan type bronze body, swing type, Y pattern, screwed cup, metal
disk, screwed end untuk valve sampai dengan diameter 2” digunakan
swing silent type dengan stainless steel dengan body material cast iron
untuk tekanan 150 psi. Merk Toyo, Kitz
c. Strainer
Digunakan type bronze body, screwed cap, stainless steel mesh screwed
end sampai dengan diameter 2” digunakan Y pattern, stainless steel
perforated screen, bolted bonnet, flanged end untuk lebih besar diameter
2”. Merk Toyo, Kitz

d. Flexible joint
Digunakan flexible joint model doble sphere dengan material neoprene
rubber yang dapat menahan tekanan sampai 10 Kg/cm2. Tekanan kerja
valve-valve untuk peralatan pompa delivery adalah minimum 225 psi.
Tekanan kerja valve-valve untuk pipa-pipa distribusi selain tersebut diatas
dapat dipakai valve dengan tekanan kerja 150 psi.Merk Tozen, ArmFlex,
Muraflex.

2.2.4Plambing Fixtures

a. Water Closet
Water Closet (jongkok/duduk) yang digunakan harus terbuat dari
keramik padat berglasir warna standard, dibuat dari bahan keramik
tunggal yang dibakar pada suhu tinggi. Permukaan closet tidak boleh
menampakkan cacat retak-retak yang merugikan, bernoda glasir dan
tidak boleh menyerap air. Bentuk dan type water closet seperti terlihat
gambar rencana.Merk sekwalitas Toto .

b. Lavatory/Wastafel
Lavatory/wastafel terbuat dari Keramik padat berglasir tanpa cacat dan
tidak menyerap air, type sesuai Gambar Rencana. Dilengkapi dengan kran
dan trap yang terbuat dari stainless steel. Bentuk dan type seperti pada
Gambar Rencana. Merk sekwalitas Toto

c. Urinoir
Terbuat dari keramik padat berglasir tanpa cacat dan tidak menyerap
air. Urinoir dilengkapi dengan kran tekan (push valve) dan lubang
pengeluaran dilengkapi trap. Urinoir yang digunakan harus mempunyai
kran untuk membersihkan diri (Mushlim type). Bentuk dan type seperti
pada Gambar Rencana. Merk sekwalitas Toto.

d. Floor Drain
Terbuat dari STAINLESS STEEL yang mempunyai bentuk sedemikian
rupa sehingga mempunyai trap yang selalu terisi air (bell trap) setinggi
minimum 11,5 mm serta berkualitas baik. Merk sekwalitas Toto.

e. Roof Drain
Terbuat dari STAINLESS STEEL yang mempunyai bentuk sedemikian
rupa sehingga mempunyai trap yang selalu terisi air serta berkualitas
baik. Merk Lokal.
f. Clean Out
Type clean out flange terbuat dari stainless steel. Dimensi sesuai
gambar rencana dilengkapi dengan rubber packing dan bolt nut. Merk
sekwalitas San-Ei

g. Kran
Kran/faucet yang digunakan terbuat dari stainless steel.Merk
sekwalitas Toto.

h. Sink
Terbuat dari STAINLESS STEEL bentuk sesuai gambar rencana
mempunyai trap yang dapat dibersihkan setiap saat.

2.2.5 Bak Perangkap Lemak

Bak Perangkap Lemak dibuat dengan stainless steel dengan dimensi


sesuai gambar rencana dilengkapi dengan keranjang sampah stainless
steel, lubang manhole untuk service, pipa outlet dan lubang vent.

2.2.6 Bak Kontrol dan Gutter

Bak Kontrol dan Gutter terbuat beton bertulang sesuai Spesifikasi ini,
dengan penutup plat beton, sedangkan untuk gutter penutup
menggunakan kombinasi baja Canal dan siku ukuran serta dimensi sesuai
gambar rencana.sesuai.

2.2.7 Ground Water Tank

Ground Water Tank terbuat dari beton, kapasitas 12 m3 sesua gambar.

2.2.8 Pompa – pompa

a. Electrik Transfer Pump ke Roof Tank

Jenis : Horisontal
kapasitas : 67 LPM
Total Head : 20 meter
Input Daya : Menyesuaikan
Putaran : Menyesuaikan
Jumlah : 1 (menyesuaikan RAB)
Operasi : Otomatis Termasuk panel control

b. Electrik Booster Pump Unit (Lantai Atap)

Jenis : Horisontal
kapasitas : 85 LPM
Total Head : 10 meter
Input Daya : Menyesuaikan
Putaran : Menyesuaikan
Jumlah : 2 (menyesuaikan RAB)
Operasi : automatic menggunakan flow switch.

c. Roof Tank (Tangki Air Atas)

kapasitas : 2 x 1,5 m3
Material : Stainless SS 304

Roof Tank dilengkapi dengan Man Hole, pipa Penghubung, pipa Vent,
WLC, Overflow, Drain dan dudukan dari beton dengan tinggi 20 cm.
Merk : Tirta, Maspion, Penguin

2.3 PELAKSANAAN

2.3.1. Pemasangan Instalasi Pipa Air Bersih, Air Hujan, Air Bekas, Air Kotor
Semua pipa yang tertanam baik dalam tanah maupun dalam dinding
harus sudah selesai terpasang dan ditest sebelum pekerjaan dinding dan
lantai selesai pada kedudukan dan kemiringan 2%. Untuk pipa-pipa yang
ditanam di dalam tanah pada lubang galian terlebih dahulu harus diberi
alas pasir urug setebal minimal 10 cm, demikian pula di kiri - kanan dan
atas pipa. Kedalaman galian minimum yang dijinkan adalah :

Diameter Pipa Dalam Galian Lebar Galian


1” 50cm 30cm
2” 60cm 30cm
3” 70cm 40cm
4” 80cm 40cm
6” 85cm 40cm

Jika ada pipa yang melintasi saluran drainage letak pipa harus berada
di bawah saluran drainage dengan jarak antara dasar pondasi saluran
dengan pipa minimal 20 cm. Belokan vertikal dan horizontal harus
dilakukan dengan bantuan alat penyambung yang sesuai (misalnya bend
elbow) dan buatan pabrik yang sama dengan pipa demikian pula untuk
percabangan harus digunakan Tee atau Tee Reducer yang sesuai.

Pada belokan-belokan sedapat mungkin digunakan belokan jenis long


radius. Percabangan pada pipa air kotor menggunakan Y type. Bila
pekerjaan pemasangan pipa berhenti semua ujung pipa harus ditutup
dengan dop atau sumbat kedap air. Sistim penyambungan pipa PP-R
menggunakan sistim heat fusion yang menggunakan alat pemanas
Polyfusion atau Electrofusion sehingga harus terjamin kekuatannya karena
sambungan yang homogen dan senyawa. Sedangkan yang memakai
sambungan ulir penyambungan harus dilakukan dengan menggunakan
sealtip sesuai dengan petunjuk Direksi Pekerjaan. Untuk pipa PVC
sambungan harus menggunakan perekat khusus PVC dimana sebelumnya
pipa yang akan disambung harus dibersihkan dari segala kotoran dan
minyak sehingga didapat sambungan yang kuat dan rapat. Semua
accessories harus dipasang pada posisi elevasi seperti yang tertera pada
Gambar Rencana. Pemasangan floor drain harus rapat betul dimana
celah-celah antara floor drain dan lantai harus diisi dengan pasta semen
(grouting) dan membrane water proofing berlapis-lapis atau sealant. Pada
penembusan pipa-pipa dengan pelat beton harus dipasang sparing pipa
yang rapat air seperti pada gambar rencana.
Sleeves untuk pipa-pipa dibuat dari pipa besi tuang atau pipa baja yang
mempunyai ukuran yang cukup untuk memberikan kelonggaran di luar
pipa (5 mm). Sleves harus dipasang dengan baik setiap kali pipa tersebut
menembus konstruksi beton.

Semua pipa harus diikat dengan kuat oleh penggantung atau angker
yang cukup kokoh agar pipa-pipa tidak berubah letaknya. Penggantung
atau penumpu pipa harus disekrupkan/terikat pada konstruksi dengan
insert yang dipasang ketika pengecoran beton atau dengan baut tembak.
Jarak tumpuan pipa pada pipa tegak adalah < 1,2 meter sedangkan jarak
penggantung pada pipa mendatar adalah sebagai berikut :

Jarak Pengantung
Jenis Pipa Diameter
(meter)
1,0 m atau kurang
< 1”
2,0 m atau kurang
1” ­ 2”
GIP/ GSP 3,0 m atau kurang
BSP 4,0 m atau kurang
2” ­ 3” 5,0 m atau kurang
3” ­ 6”
0.75 m atau
> 8” < 1"
kurang
1" - 2"
1.0 m atau
SD PP-R 1.2 m atau
kurang
PVC kurang
1.5 m atau
2" - 3" 4”- 5"
kurang
> 6"
2.0 m atau
kurang

Selain pada tempat-tempat tersebut di atas penumpu dan


penggantung pipa harus ditempatkan pada tempat- tempat berikut ini :
 di sekitar katup dan sambungan expansi
 pada belokan pipa mendatar
 pada belokan pipa tegak
 pada cabang pipa

Penggantung dan penumpu harus mempunyai konstruksi yang


cukup kuat untuk menahan seluruh berat pipa dan harus dapat diatur
kedudukannya agar kemiringan pipa dapat disesuaikan dengan
persyaratan. Semua pipa yang kelihatan (tidak ditanah atau tembok) harus
dicat dengan warna-warna standart pipa, setelah sebelumnya pipa-pipa
tersebut dilapisi dengan cat anti karat.
Warna - warna pipa tersebut adalah :
a. untuk pipa air bersih : warna hijau
b. untuk pipa air panas : warna hijau dengan garis merah
c. untuk pipa kebakaran : warna merah menyala
d. untuk pipa LPG : warna orange
e. untuk pipa buangan air hujan : warna abu-abu
f. untuk pipa buangan air bekas : warna abu-abu hijau
g. untuk pipa buangan air kotor : warna kuning
h. pipa vent : warna hijau muda

Untuk pipa-pipa tersebut diatas dengan dilengkapi dengan tanda-tanda


berupa arah panah warna putih sesuai arah saluran.
Warna-warna tersebut harus disetujui oleh Direksi Pekerjaan.

Penggantung/penumpu pipa dan peralatan-peralatan logam


lainnya juga harus dilapisi dengan cat anti karat. Pemotongan pipa
dilakukan kalau memang diperlukan dan dilakukan dengan alat yang
sesuai dengan jenis pipa yang akan dipotong tersebut. Pada waktu
pemasangan dan setelahnya pipa harus dalam keadaan baik dan pada
bagian dalam pipa harus bersih dan kering.

Untuk menghindari pergeseran letak pipa air bersih akibat aliran


air di dalam pipa maka pada tempat-tempat tertentu pada jalur pipa yang
ditanam misalnya belokan percabangan atau valve harus diberi thrust
block dari adukan beton 1:2:3. Pada belokan arah vertikal pada thrust block
harus diberi anchor.

Pada pemasangan pipa air buangan peletakan pipa-pipa, dimensi


dan kemiringan (Kemiringan 2%) harus disesuaikan dengan Gambar
Rencana. Pada belokan pipa > 45° atau pada tempat-tempat tertentu
seperti pada Gambar Rencana dipasang clean out. Pada belokan pipa air
buangan di luar bangunan atau jarak tertentu dibuat bak kontrol
Konstruksi bak kontrol adalah pasangan bata trasraam, dapat dilihat pada
Pasal Pekerjaan pasangan dalam spesifikasi ini. Pada pipa air kotor dan
pipa vent yang dipasang vertikal harus diberi satu sambungan expansi pada
setiap lantai bangunan. Klem dibawah socket harus dipasang erat dan klem
antara 2 socket dipasang renggang.

Untuk pipa yang dipasang horizontal yang melebihi 20 meter harus


diberi satu sambungan expansi pada ujung akhir. Flexible connection yang
digunakan terbuat dari synthetic rubber class 150 psi dan dimensi sesuai
kebutuhan. Pada pipa yang menembus dinding harus diberi pipa
pelindung.

Untuk perpipaan di lantai bawah fitting-fitting yang menerima


beban vertikal harus diberi bantalan beton. Pipa vent service harus
dipasang minimum 20 cm di atau muka air banjir alat plumbing tertinggi
yang dilayani vent tersebut. Untuk vent mendatar pipa dipasang miring 1%
agar titik-titik air dapat mengalir secara gravitasi kembali ke pipa
pembuangan

1.3.2 Pemasangan Plambing Fixtures dan perlengkapannya

Plumbing Fixtures harus dipasang oleh tukang yang dianggap ahli


dan pengalaman petunjuk pemasangan mengikuti petunjuk dari pabrik
sehingga didapatkan hasil yang kokoh tidak terdapat celah-celah yang
dapat merembeskan air pada elevasi, seperti tertera pada Gambar Rencana.
Sambungan dengan pipa pembuang juga harus rapat sehingga tidak terjadi
kebocoran. Semua noda harus dibersihkan. Insert (tempat penyekrupan)
harus tertanam dengan baik dalam dinding atau lantai dan rata dengan
permukaan akhir (finish) dari dinding atau lantai tersebut. Semua baut
mur dan sekrup yang kelihatan harus dibuat dengan lapisan chromiun
atau nikel.

2.3.3 Pemasangan Instalasi Pompa


Pemasangan pompa-pompa air bersih, Submersible harus sesuai
dengan sistim yang ditetapkan dan persyaratan teknik dari pabrik.

2.4 PENGUJIAN INSTALASI PEMIPAAN

Sebelum penyerahan pertama Kontraktor harus telah melaksanakan pengujian-


pengujian dilapangan disaksikan oleh Direksi Pekerjaan. Pengujian dilakukan
sebagai berikut :

2.4.1 Setelah sistim perpipaan air bersih selesai dipasang dan sebelum memasang
fixtures seluruh sistim pipa air bersih harus diuji. Pengujian dilakukan
dengan memberikan tekanan hidrostatik sebesar 10 kg/cm2 selama 24
jam.

2.4.2 Apabila selama 24 jam tekanan tidak berubah turun maka instalasi pipa
dinyatakan baik. Pengujian dilakukan pada setiap segment pipa maksimum
100 meter.

2.4.3 Pada pengujian sistem pipa air buangan semua lobang outlet ditutup rapat-
rapat dan seluruh pemipaan diisi dengan air sampai lubang vent tertinggi
(air meluap dari vent cap). sistem harus dapat menahan air yang diisikan
minimum selama 30 menit dan penurunan air selama waktu tersebut tidak
lebih dari 10 cm. Pengujian dilakukan sebelum lantai (Toilet) ditutup.

2.4.4 Kontraktor dianggap sudah menguasai sistim pengujian seperti diuraikan


diatas.

2.4.5 Kontraktor harus bertanggung jawab atau segala kerusakan atau kegagalan
akibat pelaksanaan pengujian dan harus segera diperbaiki sampai hasilnya
dapat disetujui Direksi Pekerjaan.

2.4.6 Pengukuran hasil Kerja.


Pekerjaan dapat dinilai sebagai kemajuan pekerjaan apabila telah selesai
dipasang sesuai dengan Gambar Rencana dan spesifikasi ini serta
spesifikasi lainnya dan telah diuji ketepatannya dengan prosedur yang
berlaku dan dapat diterima baik oleh Direksi Pekerjaan.
SPESIFIKASI MATERIAL

PEKERJAAN MEKANIKAL

NO MATERIAL BAHAN / TYPE PABRIK / PEMBUAT

1. Gate Valve Cast Iron class 10 K KITZ, TOYO

2. Check Valve Cast Iron class 10 K KITZ, TOYO

3 Flexible Joint Metal Hose class 10 K TOZEN, MURAFLEX, ARMFLEX

4 Automatic Air Vent Cast Iron Iron class 5 K KITZ, TOYO

5 Pipa Galvanis Rolled plate SPINDO, BAKRIE

6 Pipa PPR PN.10 Westpax, ERA, RUCIKA

7 Pipa air PVC 10 Bar RUCIKA, PRALON, VINILON


kotor/bekas

Pipa Vent
8 PVC.Klas D, 5 kg/cm2 RUCIKA, PRALON, VINILON
Roof tank
9 SS 304 TOYA, MASPION, PINGUIN
Pompa transfer
10 Head = 20 m, Automatic SANYO, EBARA, GRUNDFOS
Pompa booster
11 Automatic, Flow switch SANYO, EBARA, WASSER
Pemadam api
12 ringan ABC PROTECTOR, APPRON, Chub

13 Carbon Filter, Sand Filter Toya, Panca wira, Daiki Axis


WTP
Toya, Panca wira, Daiki Axis
Septic tank bio
filter

Pasal 41

RKS DAN SPESIFIKASI TEKNIS


PEKERJAAN ELEKTRIKAL
DAN PENANGKAL PETIR

A. RKS DAN SPESIFIKASI TEKNIS PEKERJAAN ELEKTRIKAL

I. U M U M

1.1 Penjelasan
Pekerjaan-pekerjaan yang tercakup dalam bidang keahlian ini meliputi :
- Menyediakan seluruh pekerjaan sistem listrik sehingga dapat beroperasi
secara sempurna.
- Gambar-gambar dan spesifikasi adalah merupakan bagian yang saling
melengkapi dan sesuatu yang tercantum di dalam gambar dan spesifikasi
bersifat mengikat.
- Seluruh pekerjaan instalasi listrik yang dilaksanakan harus dikerjakan oleh
kontraktor yang mempunyai reputasi yang baik dan mempunyai pekerja-
pekerja yang cakap dan berpengalaman dalam bidangnya, serta ada
penanggung jawab dengan Sertifikat Keahlian (SKA) bidang mekanikal dan
Elektrikal minimum Ahli Madya.
- Seluruh pekerjaan instalasi harus dikerjakan menurut “Peraturan Umum
Instalasi Listrik di Indonesia edisi terakhir tahun 2011 (PUIL) dan Peraturan
PLN (SPLN) sebagai petunjuk dan juga peraturan yang berlaku pada daerah
setempat dan standar-standar / kode-kode lainnya yang diakui (VDE, DIN).
- Kontraktor harus menempatkan seorang sarjana atau yang dianggap ahli
sebagai wakil dari perusahaan dan dapat memberikan keputusan-keputusan
apabila sewaktu-waktu diperlukan. MK dapat meminta pergantian pengawas
yang lain apabila dianggap tidak mampu.

1.2. Gambar-gambar
- Gambar-gambar rencana yang termasuk lingkup pekerjaan instalasi listrik
dalam Dokumen Tender ini adalah gambar-gambar Elektrikal, serta
dokumen pendukung lainnya yaitu RKS dan RAB Mekanikal & Elektrikal.
- Pemborong wajib memeriksa design terhadap kemungkinan kesalahan/
ketidak cocokan baik dari segi besaran-besaran listriknya maupun
pemasangan dan lain-lain. Hal-hal diatas harus diajukan dalam bentuk
tertulis atau gambar pada waktu penjelasan tender/aanwijizing.
- Sebelum pekerjaan diserahkan seluruhnya ataupun secara bertahap,
pemborong wajib menyerahkan kepada MK sebanyak 4 (empat) set gambar
yang disebut “as built drawing” yaitu gambar dari semua material, peralatan
dan instalasi sistem listrik.
- Gambar listrik menunjukkan keseluruhan besaran dan jumlahnya serta
persyaratan dari keperluan instalasi. Instalasi harus menyesuaikan kondisi
setempat pada proyek.
- Gambar-gambar arsitektur dan struktur harus berkaitan dengan konstruksi
dan detail akhir dari proyek, sedangkan gambar-gambar lainnya harus
berkaitan dengan kontruksi detail yang berhubungan dengan masing-
masing pekerjaan. Pemborong harus melengkapi seluruh keperluan lebih
lanjut seperti “shop drawing” dan gambar-gambar detail.
- Diartikan bahwa bila ada ketidaksesuaian teknis maupun fisik maka hal ini
harus disampaikan secara tertulis 4 hari sebelum dilakukan pekerjaan, untuk
dilaporkan kepada Direksi Pengawas/Perencana dilapangan sebagai langkah
pelaksanaan, dimana biaya sudah dicakup pada unit price dari item tersebut.

1.3. Bidang Pekerjaan yang Dikerjakan


- Penyediaan dan pemasangan panel-panel :
o Panel Penerangan
o Panel AC
o Panel Pompa
- Penyediaan dan pemasangan kabel distribusi tegangan rendah.
- Instalasi kabel feeder dari Genset ke panel-panel penerangan dan daya.
- Instalasi penerangan dan general purpose outlet.
- Pengadaan dan pemasangan fixture dan armature penerangan lengkap
dengan komponen dan accessoriesnya.
- Sistem pentanahan peralatan dan panel.
- Sistem penangkal petir.
- Testing dan commissioning peralatan dan instalasi.

1.4. Klausal Yang Disebutkan


Apabila ada hal-hal yang disebutkan kembali pada bagian / bab / gambar
yang lain maka ini harus diartikan bukan untuk menghilangkan satu terhadap
yang lain tetapi malah untuk lebih menegaskan masalahnya. Kalau terjadi hal
yang saling bertentangan antar gambar atau terhadap spesifikasi teknis, maka
yang diambil sebagai patokan adalah yang mempunyai bobot teknis dan atau
yang mempunyai bobot teknis biaya yang paling tinggi.

1.5. Koordinasi Pekerjaan


Untuk kelancaran pekerjaan ini harus diadakan koordinasi dari seluruh
bagian yang terlibat dalam kegiatan proyek ini. Seluruh aktivitas yang
menyangkut didalam proyek harus dikoordinir lebih dahulu agar gangguan
dan konflik satu dengan lainnya dapat dihindarkan. Melokalisasi/memperinci
setiap pekerjaan sampai dengan detail untuk mendapat persetujuan MK /
Perencana

1.6. Daftar Material


Pada waktu mengajukan penawaran, Pemborong harus
menyertakan/melampirkan “Daftar Material” yang lebih dahulu diperinci dari
semua bahan yang akan dipasang pada proyek dan harus disebutkan pabrik,
merk, manufacturer, type lengkap dengan brosur/katalog. Ini adalah mengikat
dan harus diajukan lengkap tidak boleh sebagian-sebagian.

1.7. Nama Pabrik / Merk yang Ditentukan


Apabila ada spesifikasi teknis ini disebutkan nama pabrik / merk dari satu
jenis bahan / komponen, maka Pemborong wajib menawarkan dan memasang
sesuai dengan yang ditentukan.
Jadi tidak ada alasan bagi Pemborong pada waktu pemasangan menyatakan
barang tersebut sudah tidak terdapat lagi pada pasaran ataupun sukar didapat
dipasaran. Untuk barang-barang yang harus diimport, segera setelah ditunjuk
sebagai pemenang, Pemborong harus sesegera mungkin memesannya, namun
pada saat pemesanan bahan / merk tersebut tidak / sukar diperoleh, maka
perencana akan menentukan sendiri alternatif merk lain dengan spesifikasi
minimal yang sama. Jadi setelah 1 (satu) bulan penunjukan pemenang,
Pemborong harus memberikan foto copy dari pemesanan material lainnya, yang
menyatakan bahwa material-material tersebut telah dipesan (order import).
1.7. Shop Drawing

Setelah persetujuan, dalam hal ini sebelum daftar spesifikasi material,


Pemborong diharuskan menyerahkan shop drawing untuk disetujui Perencana.
Shop drawing harus termasuk katalog data dari pabriknya, literatur mengenai
uraian-uraian, diagram pengkabelan, data ukuran dimensi, data pembuatan
dan nama serta alamat yang terdekat dari service dan group perusahaan
pemeliharaan yang tetap menyediakan persediaan / stock suku cadang yang
terus menerus, shop drawing harus diberi catatan dari Pemborong, yang
menyatakan bahwa apa yang dianjurkan sudah sesuai dengan spesifikasi dan
kondisi ruang yang disediakan.
Data untuk setiap sistem harus menunjukkan pemasangan yang lengkap
dari seluruh kondisi komponen untuk peninjauan keseluruhan yang sebenarnya
dari keseluruhan sistem, penyerahan sebagian-sebagian tidak akan
diperhatikan. Gambar shop drawing harus dibuat sebanyak 4 (empat) set.

Shop drawing yang harus diajukan adalah :


1. SDP
2. Panel-panel daya dan penerangan, outlet box dan lain-lain.
3. Detail-detail pemasangan lampu.
4. Rencana instalasi penerangan, stop kontak setiap lantai.
5. Dan lain-lain yang diminta oleh Perencana / MK

Shop drawing dimasukkan untuk diperiksa / disetujui perencana / MK paling


lambat 14 (empat belas) hari kerja terhitung setelah dikeluarkannya SPK.

1.9. Substitusi
a. Produk yang disebutkan nama pabriknya
Material, peralatan, perkakas, accessoriesnya yang disebutkan nama
pabriknya dalam spesifikasi, Pemborong harus melengkapi produk yang
disebutkan dalam spesifikasi, atau dapat mengajukan produk pengganti
yang setara, disertai data-data yang lengkap untuk mendapatkan
persetujuan Perencana / MK sebelum pemesanan.
b. Produk yang tidak disebutkan nama pabriknya
Material, peralatan, perkakas, accessories dan produk-produk yang tidak
disebutkan nama pabriknya dalam spesifikasi, Pemborong harus
mengajukan secara tertulis nama negara dari pabarik yang
menghasilkannya, katalog dan selanjutnya menguraikan data yang
menunjukkan secara benar bahwa produk-produk yang dipergunakan
adalah sesuai dengan spesifikasi dan kondisi proyek.

1.10. C o n t o h
Pemborong harus menyerahkan contoh-contoh dari seluruh material untuk
mendapatkan persetujuan sebelumnya. Seluruh biaya ditanggung atas biaya
Pemborong. Contoh-contoh tersebut (mock-up) dimasukkan paling lambat 14
(empat belas) hari kerja, terhitung setelah dikeluarkannya SPK.
1.11.P r o t e k s i
Seluruh material dan peralatan harus dengan sebenarnya dan diproteksi
secara memadai oleh Pemborong, sebelum selama pengerjaan dan sesudah
selesai instalasi (dalam masa garansi). Material dan peralatan yang mana
mengalami kerusakan sebagai akibat dari pemasangan yang ceroboh dan
proteksi yang tidak memadai tidak dapat diterima untuk instalasi proyek.

1.12 Pengecatan
Apabila peralatan-peralatan sudah dicat dari pabrik tetapi ada cacat pada
saat pengiriman, maka seluruh permukaan yang cacat harus diperbaiki
ataupun dilakukan pengecatan kembali untuk memperoleh hasil pengecatan
yang sempurna. Apabila peralatan belum dicat dari pabrik, Pemborong harus
bertanggung jawab atas pengecatan tersebut.
Seluruh rangka, penutup, caver plate dan pintu panel listrik seluruhnya harus
diberi cat dasar atau pream coat dan diberi pelapis cat akhir (finishing paint).
Cat akhir ini dengan warna sementara ditentukan “abu-abu” kecuali kalau
diadakan perubahan warna. Penentuan jenis warna abu-abu dan merk cat,
sebelumnya harus dimintakan persetujuan dari MK / Perencana. Pengecatan
dikerjakan dengan proses “stove ennameled” untuk lampu, sedangkan untuk
panel listrik harus dibuat tahan karat dengan cara “galvanized cadmium
plating” atau dengan “zinkchromatic primer” harus dicat dengan cat bakar.

1.13. Gambar Pemasangan yang Sebenarnya (as built drawing)


Pemborong harus menggunakan secara baik satu set lengkap gambar-
gambar dilapangan yang mana harus diberi tanda yang tepat pada lokasi dari
seluruh jenis sistem outlet panel / kabinet, peralatan, pengkabelan dan
seterusnya dengan dimensi yang diambil dari patokan center colom (as
colom). Pemborong melengkapi gambar pemasangan yang sebenarnya (“as
installed”) dari instalasi. Pemborong pada saat mendekati penyerahan (2
minggu) sebelum penyerahan harus menyerahkan gambar “as built drawing”
yang menyatakan gambar-gambar seperti yang telah terpasang untuk
diserahkan pada Perencana / MK sebanyak 4 (empat) set gambar cetak dan 1
(satu) set kalkir.

1.14. Pengetesan
Pemborong harus melakukan seluruh pengetesan seperti disebutkan dan
harus melakukan percobaan seperti operasi sesungguhnya secara tepat dari
seluruh sistem.
Peralatan, material dan cara bekerjanya peralatan yang mengalami
kerusakan / cacat / salah harus diganti / dibetulkan dan percobaan diulangi.
Seluruh pengkabelan, instalasi yg dikerjakan, Pemborong harus bertanggung
jawab untuk memperoleh sertifikat layak operasi bagi pemasangan sistem
jaringan listrik dan seluruh biaya ditanggung atas beban Pemborong.

1.15. Data Suku Cadang


Sejak pengiriman dari bagian-bagian dan peralatan ke tempat lapangan,
pemborong harus menyerahkan kepada MK daftar lengkap dari suku cadang
(spare parts) dan menyerahkan untuk masing-masing bagian disertai dengan
daftar harga satuan dan alamat supplier dan tambahan daftar dari suku
cadang dan suplai yang secara normal harus dalam setiap pembelian atau
suku cadang yang disebutkan dalam spesifikasi yang harus dilengkapi oleh
pemborong dengan biaya dari pemborong.
Lama pengetesan peralatan listrik 1 x 24 jam tanpa henti, biaya pengetesan
ditanggung pemborong.

1.16. Peraturan Hak Patent


Pemborong harus melindungi Pemilik (owner) terhadap semua klaim atau
tuntutan, biaya dan kenaikan harga karena bencana, dalam hubungan dengan
semua merk dagang atau nama produksi, hak cipta, pada semua material,
peralatan yang dipergunakan dalam proyek ini.

1.17. K e b e r s i h a n
Pemborong harus membersihkan seluruh kotoran / sampah dan sisa-sisa
material yang tidak terpakai yang diakibatkan oleh pekerjaanya dan harus
menyelesaikan tiap bagian dari instalasisecara teratur serta rapi.

1.18. Built in Insert, Sleeves dan Perlengkapannya


Lengkapi insert, sleeves dan perlengkapan lainnya bagi keperluan built in
dalam beton atau pekerjaan konstruksi.

1.19. Buku Petunjuk (Manual) dan Instruksi


Pemborong harus melengkapi buku petunjuk (manual) pemeliharaan dan
manual cara mengoperasikannya dan bahasa dari instruksi bagi seluruh
bagian peralatan ini harus dalam bahasa Inggris dan Indonesia.

1.20. Kelengkapan Instalasi


Dalam spesifikasi teknis ini maupun di dalam penggambaran untuk suatu
sistem atau suatu perangkat peralatan listrik, dimaksudkan adalah sebagai
suatu sistem yang dapat beroperasi dengan baik sedemikian rupa sehingga
apabila ada bagian atau komponen sari sistem instalasi yang tidak disebutkan
didalam spesifikasi teknis ini maupun pada gambar, maka Pemborong harus
mengadakan dan menjamin sistem / instalasi tersebut akan bekerja dengan
baik.

II. TEKNIS INSTALASI

2.1. Instalasi Kabel Wiring

2.1.1 U m u m
Semua kabel yang dipergunakan untuk instalasi listrik harus memenuhi
persyaratan PUIL / LMK. Semua kabel / kawat harus baru dan harus jelas
ditandai mengenai ukurannya, jenis kabelnya, nomor dan jenis
pintalannya. Semua kawat dengan penampang 6 mm² ke atas haruslah
dibuat secara dipilin (starnded). Instalasi ini tidak boleh memakai kabel
dengan penampang lebih kecil 2,5 mm² kecuali untuk pemakaian remote
control.
Kecuali persyaratan lain, konduktor yang dipakai ialah dari type:
- Untuk instalasi penerangan adalah NYM, semua instalasi
penerangan dan stop kontak menggunakan sistem 3 core dimana
core yang ketiga merupakan jaringan pentanahan. Pentanahannya
disatukan di dalam panel.
- Untuk kabel distribusi dan penerangan taman dengan
menggunakan NYFGBY atau NYY.
Semua kabel NYM harus berada di dalam conduit PVC high impact
yang disesuaikan dengan ukurannya. Kabel terpasang pada cable tray,
cable trench, rack cable dan harus diklem.
Digunakan flexible conduit dengan bahan yang sama untuk
menghubungan instalasi ke masing-masing fixture lampu.

2.1.2 “Splice” / Pencabangan


Tidak diperkenankan adanya “splice” ataupun sambungan-sambungan
baik dalam feeder maupun cabang-cabang kecuali pada outlet atau kotak-
kotak penghubung yang bisa dicapai (accessible).
Sambungan pada kabel sirkuit cabang harus dibuat secara mekanis dan
harus teguh secara electris dengan cara “solderless connector”. Jenis kabel
tegangan, jenis “compression atau soldered” dalam membuat “splice”
konektor harus dihubungkan pada konduktor-konduktor dengan baik,
sedemikian sehingga semua konduktor tersambung tidak ada kabel-kabel
telanjang yang kelihatan dan tidak bisa terlepas oleh getaran.
Semua sambungan kabel baik di dalam junction box panel ataupun
tempat lainnya harus mempergunakan connector yang terbuat dari
tembaga yang diisolasi dengan porselein atau bakelit ataupun PVC, yang
diameternya disesuaikan dengan diameter kabel.

2.1.3 Bahan Isolasi


Semua bahan isolasi untuk splice, connection dan lain-lain seperti
karet, PVC, asbes, gelas, tape sintetis, resin, splice case, compostion dan
lain-lain tertentu itu harus dipasang memakai cara yang disetujui
menurut anjuran perwakilan pemerintah dan atau manufacturer.

2.1.4.Penyambungan Kabel
- Semua penyambungan kabel harus dilakukan dalam kotak-
sambung.
- Pemborong harus memberikan brosur-brosur mengenai cara-cara
penyambungan yang dinyatakan oleh pabrik, kepada Perancang dan
MK.
- Kabel-kabel harus disambung sesuai dengan warna-warna atau
namanya masing-masing dan harus diadakan pengetesan tahanan
isolasi sebelum dan sesudah penyambungan dilakukan. Hasil
pengetesan harus tertulis dan disaksikan oleh MK.
- Penyambungan kabel tembaga harus mempergunakan
penyambungan-penyambungan dari ukuran-ukuran yang sesuai.
- Penyambungan kabel yang berisolasi PVC harus diisolasi dengan
pita PVC / protolen yang khusus untuk listrik.
- Penyekat-penyekat khusus harus dipergunakan, bila perlu untuk
menjaga nilai isolasi tertentu.
2.1.5.Saluran Penghantar Dalam Bangunan
- Untuk instalasi penerangan di daerah yang yang menggunakan
ceiling gantung, saluran penghantar (conduit) dipasang diatas rak
kabel dan digantung tersendiri diatas ceiling.
- Untuk instalasi saluran penghantar di luar bangunan, dipergunakan
saluran beton, kecuali untuk penerangan taman, dipergunakan pipa
high impact. Saluran beton dilengkapi dengan hand-hole untuk
belokan-belokan (pekerjaan beton ini harus sesuai dengan yang
dipersyaratkan dalam PBI - 1971).
- Setiap saluran kabel dalam bangunan dinding dipergunakan pipa
conduitPVC minimum Ø 3/4”. Setiap pencabangan ataupun
pengambilan saluran ke luar harus menggunakan junction box yang
sesuai dan sambungan yang lebih dari satu harus menggunakan
terminal strip di dalam junction box.
- Ujungkabel yang masuk dalam panel dan junction box harus
dilengkapi dengan “Socket / Lock nut”, sehingga kabel tidak mudah
tercabut dari panel. Bila tidak ditentukan lain, maka setiap kabel
yang berada pada ketinggian muka lantai sampai dengan 2 m harus
dimasukkan dalam pipa.

2.2. Instalasi Sakelar dan Kotak Kontak

2.2.1 Sakelar-Sakelar
Sakelar-sakelar harus dari jenis rocker mekanisme dengan rating
10 A / 250 V, sakelar pada umumnya dipasang inbow kecuali disebutkan
lain pada gambar. Jika tidak ditentukan lain sakelar-sakelar tersebut
bingkainya harus dipasang rata pada tembok pada ketinggian 150 cm
diatas lantai yang sudah selesai kecuali ditentukan lain oleh MK.
Sakelar-sakelar tersebut harus dipasang dalam kotak-kotak dan
ring, (standar). Sambungan-sambungan hanya diperbolehkan antara
kotak-kotak yang berdekatan.

2.2.2 Stop Kontak


Stop kontak haruslah dengan tipe yang memakai earthing contact
dengan rating 10 A, 16A, 25 A, 250 V AC.
Semua pasangan stop kontak dengan tegangan kerja 220 V harus
diberi saluran ke tanah (grounding). Stop kontak harus dipasang rata
dengan permukaan dinding dengan ketinggian 30 sampai dengan 105 cm
dari atas lantai yang sudah selesai atau wall duct outlet sesuai gambar
rencana atau petunjuk MK.

2.3. Instalasi Fixtures Penerangan

2.3.1.U m u m
Fixture penerangan harus dari jenis yang tertera dalam gambar.
Harus dibuat dari bahan yang sesuai dan bentuknya harus menarik dan
pekerjaannya harus rapih dan baik, tebal plat baja yang dipakai untuk
housing fixture minimum 0,7 mm. Pemborong harus menyediakan
contoh-contoh dari semua fixture yang akan dipasang kepada Perencana
MK untuk disetujui.

2.3.2. Kabel-kabel untuk Fixture


Kecuali ditunjuk atau dipersyaratkan lain, kabel-kabel untuk
“fixture” harus ditutup asbestos dan tahan panas. Tidak boleh ada kabel
yang lebih kecil dari 2,5 mm², kawat-kawat harus dilindungi dengan
“tape” atau “tubing” disemua tempat dimana mungkin ada abrasi.
Semua kabel-kabel harus disembunyikan dalam konstruksi
armature kecuali dimana diperlukan penggantungan rantai atau kalau
pemasangan / perencanaan fixture menunjuk lain. Tidak boleh ada
sambungan kabel dalam suatu armature dan penggantungan dan harus
terus menerus utuh mulai dari kotak sambung ke terminal-terminal
khusus pada armature-armature lampu. Saluran-saluran kabel harus
tidak tajam dan dilindungi sehingga tidak merusak kabel.

2.3.3.Lampu-lampu
Semua fixture harus dilengkapi dengan lampu-lampu dan dipasang
sesuai dengan persyaratan dan gambar. Untuk lampu dop memakai lamp
holder dan base type edison screw, untuk lamp holder type edison screw
cable netral tidak boleh dihubungkan ke centre control, kecuali
dipersyaratkan lain. Lampu fluorescent dan LED haruslah dari jenis cool
white.
Semua lampu fluorescent atau lampu lainnya yang memerlukan
perbaikan factor daya harus dilengkapi dengan capacitor. Dalam
spesifikasi ini besarnya “microfarad” dari kapasitor untuk setiap lampu
tidak selalu ditekankan karena yang dibutuhkan adalah hasil akhir dari
power factor menjadi sekurang-kurangnya 0,95.

2.4. Instalasi / Konstruksi Panel

2.4.1Kabinet
Semua kabinet harus terbuat dari plat baja dengan tebal minimum 2
mm, atau terbuat dari bahan lain seperti polyester atau bakelit. Kabinet
untuk “panel board” mempunyai ukuran yang proporsionil seperti
dipersyaratkan untuk panel board, yang besarnya sesuai dengan ukuran
pada gambar perencana atau menurut kebutuhan sehingga untuk jumlah
dan ukuran kabel yang dipakai tidak terlalu penuh / padat.
Frame / rangka panel harus digrounding / ditanahkan pada kabinet
harus ada cara-cara yang baik untuk memasang, mendukung dan menyetel
“panel board” serta tutupnya. Kabinet dengan kabel-kabel “through
feeder” harus diatur sedemikian sehingga ada saluran dengan lebar tidak
kurang dari 10 cm untuk branch circuit panel board. Setiap kabinet harus
dilengkapi dengan kunci-kunci. Untuk satu kabinet harus disediakan 2
(dua) buah anak kunci, dengan sistem master key.

2.4.2Finishing
Semua kabinet harus dicat dengan warna yang ditentukan oleh
Perencana / MK. Semua kabinet dari pintu-pintu untuk panel listrik, harus
dibuat tahan karat dengan cara “galvanized cadmium plating” atau dengan
“zinc chromatic primer”. Selain yang tersebut diatas, harus dilapisi dengan
lapisan anti karat yaitu sebagai berikut :
- Bagian dalam dari box dan pintu.
- bagian luar dari box yang digalvanisir atau cadmium plating
tak perlu dicat kalau seluruhnya terpendam, kalau pakai zinc
chromate primer harus dicat dengan cat bakar.

2.4.3Pemasangan Panel
Pemasangan panel sedemikian rupa sehingga setiap peralatan dalam
panel dengan mudah masih dapat dijangkau, tergantung dari pada macam
/ type panel. Maka bila dibutuhkan alas/pondasi/penumpu/penggantung
maka pemborong harus menyediakannya dan memasangnya sekalipun
tidak tertera pada gambar.

2.4.4Panel Distribusi Utama


Panel distribusi utama harus seperti tertera pada gambar, kecuali
ditunjuk lain. Seluruh assembly termasuk housing, busbar, alat-alat
pelindung harus direncanakan, dibuat, dicoba, dan dimana perlu
diperbaiki sesuai dengan persyaratan. Panel distribusi harus dari jenis in
door type terbuat dari plat baja tebal minimum 2 mm.
Konstruksi harus terbuat dari rangka baja struktur yang kaku, yang
bisa mempertahankan strukturnya oleh strees mekanis pada waktu
hubungan singkat. Rangka ini secara lengkap dibungkus pada bagian
bawah, atas dan sisi dengan plat-plat penutup (metal clad) harus cukup
louvers untuk ventilasi dimana perlu untuk mengatasi kenaikan suhu dari
bagian-bagian yang mengalirkan arus dan bagian-bagian yang
bertegangan sesuai dengan persyaratan PUIL - 2011 LMK / VDE untuk
peralatan tertutup. Material-material yang bertegangan harus dicegah
dengan sempurna terhadap kemungkinan percikan air. Semua meteran dan
tombol transfer yang dipersyaratkan harus dikelompokkan pada satu papan
panel yang berengsel yang tersembunyi.

2.4.5Papan Nama
Seluruh kabinet, panel kontrol, panel listrik, pemutus daya (CB), saklar,
dan bagian-bagian lainnya dari peralatan, jika tidak disebutkan dalam hal-
hal lain, harus dibuatkan papan nama untuk mengindikasi /
mengidentifikasi / penggunaan nama alat tersebut.
Untuk keseluruhan, papan nama harus berukuran 1,5 inches (3,81
cm) tinggi dengan lebar seperlunya dengan huruf 1,0 inches (2,54 cm),
untuk ukuran yang lebih kecil dimana penutupnya terbatas gunakan 1,5
inches (3.81 cm) tinggi dari plat. Dan ketebalan plat minimum 3 mm.

2.4.6Busbar / Rel
Busbar minimal harus dari bahan tembaga yang lapisan luarnya dilapis
dengan lapisan crom dengan ukuran sesuai dengan kemampuan arus 150
% dari arus beba terpasang yang ukurannya disesuaikan dengan aturan
PUIL (daftar no. 630-DI-D4/PUIL 2011). Semua busbar / rel harus dicat
dan dipegang oleh bahan isolator dengan kuat baik ke rangka panel. Semua
busbar / rel harus dicat dengan warna yang sesuai dengan disebutkan pada
PUIL. Cat-cat tersebut harus tahan sampai temperatus 75 °C.
Busbar disusun dan dipegang oleh isolator dengan baik untuk sistem 3
phase, 4 kawat seperti ditunjuk dalam gambar. Setiap panel harus
mempunyai bus netral yang diisolir terhadap tanah dan sebuah bus
pentanahan yang telanjang diklem dengan kuat pada frame dan panel
dilengkapi klem untuk pentanahan dari panel peralatan perlu
diketanahkan minimum 2 ohm.
Gambar-gambar pelaksanaan (shop drawing) harus menunjukkan
ukuran-ukuran dari bus-bus dan susunannya. Ukuran dari bus harus
ukuran sepanjang panel dan harus disediakan cara-cara untuk
penyambungan dikemudian hari.

2.4.7Terminal dan Mur-baut


Semua terminal cabang harus diberi lapisan tembaga (ver-tin) dan
disekrup dengan menggunakan mur-baut ring dari bahan tembaga atau
mur-baut yang diberi nikel (atau stainless) dengan ring tembaga.

2.4.8Cadangan / Penyambungan dikemudian hari


Bila dalam gambar dimyatakan adanya cadangan maka ruangan-
ruangan tersebut harus dilengkapi dengan bus, klem-klem pemasangan,
pendukung dan sebagainya, untuk peralatan yang dipasang dikemudian
hari dapat berupa equipment busbar, panel baru, switch, circuit breaker
dan lain-lain.

2.4.9Alat-alat Ukur
Setiap panel harus dilengkapi dengan alat-alat ukur seperti pada
gambar. Meter-meter adalah dari type “moving iron valve type” khusus
untuk panel, dengan scale sirkular, flush atau semi flush, dalam kotak
tahan getaran, dengan ukuran 144 x 144 mm atau 96 x 96 mm, dengan
skala linier dan ketelitian 1,5 %. Posisi dari saklar putar untuk voltmeter
(Volmeter Selector Switch) harus ditandai dengan jelas.

2.4.10Transformator Arus
Trafo arus adalah dari type kering, dalam ruangan type jendela dengan
perbandingan kumparan yang sesuai dengan ketelitian 0,3 dengan burden
sesuai dengan standar-standar VDE. Pemasangan harus kuat dan dapat
menahan gaya-gaya dan mekanis pada waktu terjadinya hubungan singkat
100kA. Trafo arus untuk Ampere-meter juga boleh dipergunakan
bersamaan dengan kWH meter asalkan ketelitiannya masih baik. Bila tidak
baik maka harus dipergunakan trafo arus khusus.

2.4.11Kabel-kabel Pengontrol
Kabel pengontrol dari panel-panel harus dipasang di pabrik / bengkel
secara lengkap serta dibundel dan dilindungi terhadap kerusakan mekanis.
Ukuran minimum adalah 1,5 mm² dari type 600 Volt.
2.4.12Merk Pabrik
Semua peralatan pengaman harus diusahakan buatan satu pabrik,
peralata-peralatan sejenis harus dapat saling dipindahkan dan ditukar
tempatnya pada frame.

2.4.13Peralatan Pengaman Pemutus Daya


Peralatan pengaman adalah pemutus daya dengan rumah tuangan,
thermal dan magnetis trip dengan breaking capacity yang cukup (sesuai
beban pada panel induk minimal 50 kA).

2.4.14Pilot Lamp
Semua tutup muka panel dilengkapi dengan :
- Pilot lamp untuk menyatakan adanya tegangan R, S dan T
Penyediaan dari Pilot lamp yang disebutkan diatas merupakan
keharusan, biarpun pada gambar-gambar tidak tertera.

Warna-warna untuk pilot lamp :


- Untuk phasa R : warna merah
- Untuk phasa S : warna kuning
- Untuk phasa T : warna biru

III. MOTOR LISTRIK

Semua motor listrik harus sesuai dengan klasifikasi DIN, baik dalam segi
proteksi, isolasi pengaman, cara pegoperasian, pemasangan dan lain-lain.
Untuk motor-motor dengan rating :
- sampai dengan 2 kVA, 1 phasa / 3 phasa
- 2 kVA keatas, 3 phasa

Kecuali ditentukan lain oleh manufacturer.


Starting :
Untuk motor-motor dengan rating
- sampai dengan 4 kVA, starting langsung
- diatas 4 kVA dengan star delta starter/inverter
semua peralatan bantu / tambahan untuk starting ini harus sudah termasuk di
dalam lingkup pekerjaan Pemborong.

IV. KABEL TEGANGAN RENDAH ( NYY, NYFGBY, NYM ) 380 V

4.1. U m u m
Spesifikasi ini menjelaskan persyaratan bagi kabel tegangan rendah yang harus
memenuhi persyaratan kemampuan melalukan arus pada temperature 35 °C,
temperature maximum kabel dalam keadaan berbeban tidak boleh melebihi 70
°C dan temperature maksimum kabel untuk arus hubung singkat tidak boleh
lebih 250 °C.
4.2. Konstruksi
Kabel harus terdiri atas :
1. Dua atau empat penghantar yang terbuat dari kawat tembaga pilin atau
tembaga “compacted” yang dipilin.
2. Lapisan isolasi bahan PVC pada setiap penghantar phasa maupun
penghantar netral.
3. Lapisan pengedap yang tahan air dikelilingi urat-urat penghantar phasa dan
pengisi ruangan diantara kawat phasa.
4. Lapisan pengedap kedua diluar lapisan pengedap diatas.
5. Pelindung dari pita baja, bahan diatas lapisan pengedap kedua sesuai dengan
persyaratan IEC (NYFGbY).
6. Diluar lapisan pelindung pita baja diberi lapisan plastik sebagai pelindung.

Penampang kabel yang digunakan adalah :


-6 mm² -10 mm² -16 mm² - 25mm² - 50 mm²
- 70 mm² -95 mm² - 120 mm - 240 mm²

4.3. Penandaan / Warna


Warna permukaan kabel sebagai tanda-tanda untuk setiap urat adalah :
Phasa : merah netral : biru
kuning
hitam

V. PERALATAN LISTRIK

5.1. Peralatan Panel


5.1.1. Moulded Case Circuit Breaker
Insulation Rating : 380 V
Dilengkapi dengan : Thermal release dan electromagnetic over current
release
Rating Arus In : 16 A Breaking cap 10 kA.
: 32 A Breaking cap 25 kA.
: 50 A Breaking cap 25 kA.
: 100 A Breaking cap 36 kA.
Dan lain-lain sesuai gambar rencana
5.1.2. Trafo Arus
Insulation Rating : 600 Volt
Class : 1,5
I therm : 60 x In
Rated secondary current : 5 A
Rated burden cap : 10 VA

5.1.3. Rotary Switch (On-Off Cam Switch)


Rated Tegangan : 500 V ZC
Rated Arus max. : 63 A
Pemasangan pada “base plate”
Jumlah pole : 4 pole
5.1.4. Ampere Meter
Class : 1,5
Over load cap : 1,2 x In Continue
Ukuran : 96 x 96 mm
Skala : 0 - 300 A (disesuaikan)
Type : Moving Iron, untuk pengukuran AC
Ketelitian : ± 1,5 % untuk pengukuran AC

5.1.5. Volt Meter


Class : 1,5
Over load cap : 1,2 x In Continue
Ukuran : 96 x 96 mm
Skala : 0 - 500 V
Ketelitian : ± 1,5 % untuk pengukuran AC

5.1.6. KWH - Meter


Rated voltage : 3 x 380 Volt
Rated current output transformer : 5A
Ocuracy class : 2,0
Baseplate of moulded plastic
The register : 6 (six) cigher rollers double pengukuran (WBP &
LWBP)

5.1.7. Lampu Indikator


Tubular lamp, pijar 5 watt, diameter 54 mm
Warna : merah kuning, biru

5.1.8. Push Button


Panel mounting, double on - 1, off - 0. Semua push button dilengkapi
dengan lampu indikator untuk menyatakan sistem dalam on atau off.

5.1.9. Miniatur Circuit Breaker


Rated voltage: 380 V, 50 Hz
Breaker cap : 10,0 kA (380 V) minimum
Type : yang mempunyai “Instantenous tripping”sebesar 12
(dua belas) kali arus Inrush
Model : G breaker

5.1.10. Relay-relay
Untuk panel LVMDP, circuit breaker untuk feeder PLN, dilengkapi
dengan relay proteksi OL (over load), SC (short circuit) dan UV (under
voltage).
Sedangkan untuk generator, dilengkapi dengan relay OL, SC UV, EF
(earth fault) dan RP (reverse power).

5.1.11Selector Switch
Dari type rotary switch, untuk switching. Rated voltage 380 Volt AC
insulation 660 V.
5.2. Material untuk Instalsi

5.2.1. Sakelar Tunggal / Ganda


Rocker mekanisme, modular, rating, 10 A, 220 Volt AC.
Type : Decorative push-push, flush, segi empat
Plates : Steel/Keramik

5.2.2. Socket Outlet / Outlet dan Switch Type Dinding


Type : Flush
Terminal : 2 P + E, 220 V, AC 10 A
Untuk outlet + switch : 10 A / 16 A
Bentuk : Persegi dengan outlet, switch, pilot lamp

VII. FIXTURES DAN ARMATURE

7.1. Lampu LED


a. Lampu LED 18 Watt
 Lampu LED Cool Day Light
 Power 18 Watt
 THD Max 5%
 Lumen output minimum ± 2.500 lumen
b. Lampu LED9 Watt
 Lampu LED cool day light
 Power 9 watt
 THD max 5%
 Lumen output minimum ± 1.200 lumen

7.2. Armature Lampu / Fixtures LED


a. Armature LED1 x 18 Watt Recessed Mounting
 Housing : Bahan plat besi 0,7 pembuatan harus dengan mesin,
peraltan lampu built in.
 Reflector : ditutup dengan bahan anti silau
 Semua komponen listrik berada di dalam rumahan / housing (built in)
lengkap dengan reflector.
 Memakai lamp holder yang merupakan kesatuan dari 2 buah lampu.

Konstruksi rumahan harus kuat dan kokoh serta dibuat sedemikian rupa
agar mudah dapat dibuka / dilepas untuk perbaikan penggantian
komponen yang berada didalamnya. Rumahan dan reflector harus
dilengkapi dengan sekrup, agar dapat dilepas pada waktu memerlukan
perbaikan.
Seluruh rumahan dan reflector harus dilapisi dengan cat dasar, serta diberi
lapisan cat akhir berwarna putih. Pengecatan dengan cara “stove
enamelled/bake enamelled” (cat bakar).
Seluruh armature harus lengkap dengan rangka dudukan / gantungannya.
b. Armature LED 1 x 18 Watt, tertutup dengan bahan anti silau
 Seluruh perlengkapan dan pengerjaan armature seperti spesifikasi butir
a
diatas.
c. Armature LED 2 x 18 Watt, tertutup dengan bahan anti silau
 Armature merupakan jenis close type.
 Seluruh perlengkapan dan pengerjaan armature seperti spesifikasi butir
a
diatas.

7.3. Down Light Recessed Mounted


Housing aluminium cylinder, brown polycarbonate dibagian dalam,
dilengkapi dengan black bayonet fitting diaphram dan reflector. Lampu : DOP
LED 9 W.

7.4. Lamp Holder (Sochets)


Lamp holderdari material white plastic, unobstrusive dan touchproof. Lamp
holderanti vibration contact. Rating lock lamp holder type, dengan atau tanpa
starter socket yang disesuaikan dengan rumahan yang digunakan. Untuk lamp
LED 2 x 18 Watt continue row, tanpa atau pakai air troffer harus memakai
twin lamp holder ( merupakan 2 lamp holder menjadi satu unit ).

7.5. K a b e l
 Kabel instalasi penerangan dan general outlet jenis NYM dipasang dalam
konduit jenis high pmpact 20 mm standar lengkap accessories.
 Kabel yang digunakan harus memenuhi persyaratan SII dan SOLN.
 Kabel tahan api : seperti dalam daftar material

7.7. Panel Penerangan


 Panel harus buat dari plat baja galvanized tebal plat 2 mm, lipatan dan
bentuk sudut plat melalui proses mekanis.
 Peralatan panel penerangan :
a. Moulded Case Circuit Breaker (MCCB)
 Rating Tegangan : 380 V, 50 Hz
 Breaking cap. : 22 kA
b. Kontaktor
 Rating Arus : 10 A, 16 A, 25 A
 Rating Tegangan : 380 V, 50 Hz
 Pole : 3 pole

VIII .SISTEM PENTANAHAN


8.1. Lingkup Pekerjaan
a. Pengadaan dan pemasangan sistem pentanahan body (tegangan sentuh)
terhadap seluruh peralatan listrik yang terbuat dari metal, yaitu :
panelpenerangan, daya dan lain-lain.
b. Sistem pentanahan (grounding system) maksimal 2 ohm.
c. Penyambungan sistem pentanahan Mesh / Loop dengan Bare Standard
d. Copper Conductors 70 mm² didalam pipa konduit menuju ke Elektroda
Rod di dalam bak kontrol.

8.2. Standar dan Kode-kode yang Berlaku


Sistem pentanahan yang dilaksanakan harus berdasarkan standar-standar
dan kode-kode yang berlaku, antara lain :
 British Standard, BS.CP.1013 mengenai pentanahan
 Underwriters Laboratories standard UL. 467, Standar untuk Safety On
Grounding dan Bounding Equipment.
 Dan lain-lain standard yang berlaku di Indonesia.
8.3. Sistem Pentanahan
 Pemborong harus melaksanakan pekerjaan pentanahan ini sesuai gambar
perencanaan.
 Sistem pentanahan menggunakan beberapa Elektroda Rods / Earth Rod
dan satu sama lain dihubungkan sehingga membentuk hubungan secara
Mash.
 Pemborong harus memperhatikan kondisi tahanan jenis tanah yang ada
agar didapatkan satu sistem pentanahan yang baik.
8.4. Pekerjaan dan Alat Bantu
Setiap penyambungan / pencabangan dari konduktor harus menggunakan
“Cadwell Connection”. Dapat juga menggunakan klem penyambung sistem
jepit dengan gigi banyak dengan memperhatikan hal-hal:
a. Bahan klem harus bahan yang telah digalvanized atau di Treatment
tertentu sehingga tidak akan berproses apabila kontak dengan jenis metal
yang lain.
b. BC pada titik / tempat penyambungan harus di “tinned”.
c. Disarankan agar tempat penyambungan setelah selesai disambung,
dibungkus dengan bahan tertentu, misalnya sejenis epoxy dan lain
sebagainya.

Bila ada terminasi yang menggunakan terminal jenis sepatu kabel maka
harus memperhatikan hal-hal :

Sepatu kabel harus dari bahan anti karat dan telah di treatment agar tidak
akan berproses bila kontak dengan jenis metal lainnya.
Seluruh bahan termasuk sambungan-sambungan sebelum dipesan agar
diberikan contoh untuk mendapat persetujuan Pemilik dan Perencana serta
diketahui MK.

IX. SPESIFIKASI TEKNIS KHUSUS PEMASANGAN

9.1. Syarat-syarat Umum


Pekerjaan yang tercakup pada bab ini meliputi penyediaan semua peralatan
untuk pemasangan, pengujian, pengawasan (supervision), material,
penyediaan tenaga ahli dan pekerja sesuai bidang keperluannya dan
melaksanakan semua pekerjaan yang diperlukan untuk menyelesaikan
pembangunan. Seluruh pekerjaan dalam spesifikasi teknis khusus
pemasangan ini harus memenuhi ketentuan PUIL 2011 edisi terakhir.

9.1.1.Pemeriksaan dan Pengukuran


a. Sebelum memulai pekerjaan, Pemborong diwajibkan untuk
mempelajari semua gambar-gambar, peraturan-peraturan dan
syarat-syarat teknis yang diberikan kepadanya dan memeriksa
semua ukuran-ukuran letak dan ketinggian-ketinggian. Bilamana
Pemborong menemukan kesalahan-kesalahan, perbedaan ataupun
hal-hal lain yang memerlukan perbedaan ataupun hal-hal lain
yang memerlukan penjelasan lanjut, kepada Pemilik proyek / MK
dalam bentuk tertulis.
b. Pemborong baru diperbolehkan memulai pekerjaan setelah
menerima penjelasan-penjelasan, pembetulan-pembetulan serta
persetujuan tertulis dari Pemilik Proyek / MK dalam bentuk
tertulis.
c. Penyesuaian-penyesuaian oleh Pemborong tanpa prosedur diatas
akan merupakan tanggung jawabnya sendiri, sepenuhnya.
d. Pemborong wajib menyediakan tenaga, waktu, peralatan yang
cukup untuk pekerjaan pengukuran-pengukuran. Pemborong
tidak dibenarkan memulai pekerjaan selanjutnya, sebelum
pengukurannya diperiksa oleh Pemilik Proyek / MK dan
Perencana.
e. Pemborong harus memelihara semua titik-titik dataumum, titik
referensiynag dipasang serta disetujui selama pelaksanaan
pekerjaan ini.

9.1.2. Perkakas dan Peralatan


Pemborong harus menyediakan semua perkakas dan peralatan yang
diperlukan olehnya untuk melaksanakan semua pekerjaan yang
ditentukan. Semua perkakas dan peralatan yang disediakan oleh
Pemborong harus tetap berada ditapak kerja sampai semua pekerjaan
selesai, kecuali apabila telah diterima ijinsebelumnya dari Pemilik
Proyek / MK.

9.1.3. Keamanan Karyawan dan Pekerjaan


Pemborong harus menjamin bahwa segala pekerjaan diawasi oleh
Petugas-petugas, Pengawas dan Mandor yang berwenang pada setiap
saat sehingga pekerjaan dapat berlangsung dengan lancar dan aman.

9.1.4. Pengangkutan ke Tapak Kerja


Pemborong harus memikul semua biaya sehubungan dengan
pengangkutan semua instalasi, bahan-bahan dan barang-barang ke
tapak kerja, yang diperlukan.

9.1.5. Pemeliharaan
Pemborong harus memberi jaminan / garansi, sejauh mengenai
teknik pembangunan yang dipergunakannya, selama masa
pelaksanaan yang sesuai dengan syarat-syarat kontrak.
9.1.6. Pendidikan / latihan Kepada Staff Lokal
Selama pelaksanaan kontrak, Pemborong dapat menggunakan
sejumlah tenaga latihan dalam pekerjaan yang berhubungan dengan
yang sedang dilaksanakan. Pemborong akan memberi pekerjaan-
pekerjaan khusus sesuai pengarahan dari Pemilik Proyek / MK
kepada para tenaga latihan.

9.1.7. Pekerjaan yang Disub- Kontrakkan


Secepat mungkin setelah penandatanganan kontrak, Pemborong
harus memperoleh persetujuan Pemilik Proyek / MK atas sub
pemborong-sub pemborong yang diusulkan untuk melaksanakan
kontrak.
Keterlambatan dari Pihak Pemborong dalam memperoleh persetujuan
tersebut tidak dapat diterima sebagai alasan yang syah untuk
menuntut perpanjangan waktu kontrak.

9.1.8. Buku Petunjuk Operasi dan Pemeliharaan


Apabila pekerjaan telah diselesaikan, Pemborong harus menyerahkan
pekerjaan tersebut untuk mendapatkan persetujuan Pemilik Proyek /
MK, konsep dari buku petunjuk operasi / pemeliharaan dan daftar
suku cadang untuk instalasi utama serta semua perlengkapan bantu
yang diserahkan menurut kontrak harus dilengkapi.
Data-data yang diberikan harus mencantumkan diagram pengawatan
(wiring), diagram bagan dengan penjelasan seperlunya, gambar
detail dan instalasi, jadwal rutin pengoperasiannya dan penghentian,
pelumasan, pemeliharaan dan toleransi yang diijinkan.
Petunjuk pemeliharaan harus mencantumkan ringkasan dari
pengujian berkala yang direkomendasikan oleh pabrik pembuat dan
buku pemeliharaan yang disetujui dan disediakan untuk peralatan
yang dimaksud.

Daftar suku cadang peralatan harus cukup terperinci untuk


memungkinkan Pemilik Proyek / MK menemukan nomor referensi
pabrik pembuat untuk setiap suku cadang dari peralatan bantu /
utama yang diserahkan menurut kontrak, dan harus berisi gambar
pengaturan dan gambar terperinci seperlunya.
Brosur standar dari pabrik pembuat dapat pula dimasukkan asal
secara khusus menunjukkan perlengkapan yang diserahkan.
Gambar dan diagram yang berlaku serta disetujui sesuai ukuran
gambar yang diminta oleh Pemilik Proyek / MK dijilid menjadi satu,
untuk menjadi bahan koreksi atau reference maintenance.
Apabila naskah terlampau tebal maka buku pegangan itu harus
dibagi dalam bagian-bagian dan diterbitkan dalam bentuk berjilijd-
jilid. Jika disetujui, empat copy dari naskah lengkap beserta diagram
dan gambar seperti yang dibuat dalam bentuk konsep final harus
diserahkan kepada Pemilik Proyek / MK pada waktu serah terima
instalasi (telah disediakan testing dan commissioning).
9.3. Testing dan Commissioning

9.3.1. Sesudah semua pemasangan Instalasi dan Sistem


Setelah seluruh instalasi selesai terpasang dan sistem telah
dilaksanakan, maka harus dilakukan pengetesan disaksikan oleh
Pemilik / MK dan Perencana minimum 1 minggu sebelumnya
diberitahukan secara tertulis.
Biaya testing tersebut dan lain-lain menjadi beban Pemborong disertai
dengan Berita Acara Testing dan Commissioning.

9.3.2. Sebelum dilakukan penyerahan Instalasi di Lapangan


Sebelum penyerahan instalasi harus ditest dihadapan Pemilik Proyek
/ MK dan Perencana dengan kapasitas beban maksimum dan secara
terus menerus selam 3 x 24 jam.
Apabila selama proses pengetesan berlangsung terjadi kerusakan
Pemborong harus mengembalikan seperti dalam keadaan semula
secepatnya dan atas beban / tanggungan pelaksana pekerjaan.

X. PERSYARATAN BAHAN DAN PERALATAN


10.1. U m u m
Semua material atau peralatan yang disuplai oleh Pemborong harus baru
dalam arti bukan barang bekas atau hasil perbaikan dan material tersebut
harus cocok untuk dipasang di daerah tropis. Material-material haruslah
dari produk dengan kualitas baik dari produksi terbaru.

10.2. Material atau peralatan harus mempunyai kapasitas atau rating yang cukup.
10.3. Harus sesuai dengan spesifikasi teknis atau persyaratan.
10.4. Bila dianggap perlu kontraktor boleh memilih kapasitas yang lebih besar
dengan syarat-syarat :
 Tidak menyebabkan sistem menjadi sulit
 Tidak menyebabkan penambahan bahan
 Tidak menyebabkan penambahan ruang
 Tidak menyebabkan penambahan biaya
Untuk material-material yang disebut di bawah ini maka Pemborong harus
menjamin bahwa barang tersebut adalah baik dan baru dengan jalan
menunjukkan surat order pengiriman dari dealer / agen / pabrik.
 Peralatan panel : Switch, circuit breaker, relay-relay dan kontraktor.
 Peralatan lampu : armature, bola lampu, ballast dan kapasitor
 Peralatan Instalasi : Stop kontak, Sakelar.
 Kabel : NYM, NYY, NYFGbY

10.5. Penyebutan Merk / Produk Pabrik


Apabila pada spesifikasi teknik ini atau pada gambar disebutkan beberapa
merk tertentu atau kelas mutu (Quality performance) dari marterial atau
komponen tertentu terutama untuk material yang dalam taraf mutu / pabrik
yang disebutkan harus dipenuhi sesuai petunjuk dan pendataan di maksud.
Apabila nanti selama proyek berjalan tabel material tak dapat diadakan oleh
Pemborong, maka dapat dipikirkan penggantian merk / type dengan suatu
sanksi tertentu kepada Pemborong.

B. RKS DAN SPESIFIKASI TEKNIS PEKERJAAN PENANGKAL PETIR


I. Umum

Sistim proteksi petir haruslah merupakan type yang dirancang untuk menarik petir
kepada suatu titik dan mampu menyalurkan energy petir ke tanah melalui jalur
yang ditentukan sebelumnya secara aman (dengan resiko sambaran langsung
seminimal mungkin). System proteksi petir yang lengkap terdiri dari komponen-
komponen berikut :
- Penangkal petir Splitzen Konvensional
- Mounting Support (Penyangga Split)
- Shielded Cable (Kabel Penghantar Berisolasi)
- Event Recording Device (Pencatat sambaran)
- Dedicated Earthing System (Pentanahan)

Lightning Rod
- Lighthning Strike merupakan Triggering yang akan merespon secara
dinamis aktifitas pada area terdekat.
- Bentuk luar dari Lightning Strike harus benar-benar dapat membatasi
penambahan pelepasan corona pada ujung runcingnya dibawah kondisi
medan statis guruh.
- Bunga api (arching) hanya terjadi pada ujung rod yang runcing dan hanya
terjadi pada saat meningkatnya lidah petir.
- Dibawah atmosfir normal, semua komponen dari Lightning Terminal harus
tidak mengalami korosi.
- Lightning Strike harus dipasang pada sisi bangunan tertinggi. Tinggi tiang
minimal 2 meter.
- Lightning Strike harus terisolasi dari titik-titik serta bagian–bagian struktur
yang akan diproteksi di sekelilingnya.
- Lightning Strike harus dipasang sesuai dengan intruksi dari manufaktur.

Mounting Support
- Mounting pole yang digunakan untuk menyangga lightning Strike harus
terbuat dari pipa isolasi fiber glass dengan diameter luar 68 mm dengan
ketebalan 8 mm dan tinggi/panjang pipa minimum 2 meter.
- Mounting pole dan alat bantu harus dipasang secara kuat bersama brackets
dan guy wire.
- Down conductor harus diletakan dibagian dalam dari mounting support
dan harus melewati seluruh panjang mounting support.

Peralatan Pencatat Sambaran


- Pencatat Sambaran (LSR) harus terdiri dari layar mekanikal 3 digit yang
akan mencatat/ menunjukan jumlah sambaran petir dengan kepekaan arus
impulse puncak 100 A 8/20 µs.
- LSR harus diletakan dalam enclosure IP 65 dan akan beroperasi tanpa
harus tergantung pada baterai atau sumber ekternal, LSR harus dipasang
sesuai dengan intruksi dari manufaktur.

II. Pelaksanaan

Yang dimaksud sistim penyalur petir adalah semua usaha untuk melindungi
bangunan dan seluruh bagian-bagian dari bencana petir.
Cara pemasangan harus sesuai dengan petunjuk pabrik, gambar rencana dan
peraturan dari Departemen Tenaga Kerja. Penilaian baik atas pekerjaan jaringan
sistem penangkal petir ditentukan berdasarkan pemeriksaan dan pengujian
Direksi Pekerjaan.
Batang penerima harus dipasang dengan rapi dan kuat tanpa menimbulkan
kebocoran, pemasangan batang penerima sesuai gambar rencana.
Batang penerima Menggunakan split konvensional sesuai gambar rencana.
Penghantar harus dari kabel coaxial atau NYY dengan luas penampang dalam
minimum 50 qmm sesuai gambar rencana.
Tahanan tanah maximim 5 ohm, dimasukan kedalam tanah secara vertikal melalui
pipa GIP 1” hingga mencapai permukaan air tanah tetap.

SPESIFIKASI MATERIAL

PEKERJAAN ELEKTRIKAL

NO. ITEM MERK

1. Kabel tegangan rendah NYY, NYM, Jembo, Yunitomo, Supreme


NYA, NYFGbY.

4 Panel Maker Tegangan Rendah Mulia Makmur, Simetri, Delta Jaya


5. Rak kabel SAKA, Dulist, Pilartronik
6. Conduit, flexible conduit Clipsal, Ega
(tipe High Impact conduit)
7. ACB, MCCB, fuse Terasaki, Schneider, Siemens
8. Las Dop/isolasi kabel 3M
9. Armature TL LED Phillips, Saka, Artholite
10. Lampu Taman Panasonic, Phillips, Saka
11. Emergency lamp Panasonic, Phillips, Saka
12. Flood dan Spot light Panasonic, Phillips, Saka
13. Grid switch Schneider, Panasonic, Hager
14. Saklar tunggal Schneider, Panasonic, Hager
15. Saklar ganda Schneider, Panasonic, Hager
16. Stop kontak Schneider, Panasonic, Hager
17. Inbow Dosh, T Dosh Schneider, Panasonic, Hager
18. Tube LED/Lampu LED Philips, Panasonic, Osram
19. Kunci panel Dom, dengan espagnolet
20. Alat ukur Schneider, circuitor, AEG
21. Penangkal petir SPLITZEN KONVENSIONAL

Pasal 42

RKS DAN SPESIFIKASI TEKNIS


PEKERJAAN TELEPON DAN DATA

A. RKS DAN SPESIFIKASI TEKNIS PEKERJAAN INSTALASI TELEPON


I. LINGKUP PEKERJAAN

Yang termasuk lingkup pekerjaan ini adalah dalam arti yang luas terdiri dari
pengadaan, pemasangan, pengujian dan pemeliharaan instalasi berikut percobaanya
dari Semua Gambar Rencana serta yang tertulis dalam spesifikasi teknis dan Gambar
Dokumen tender.
Masuk pula dalam lingkup pekerjaan ini adalah pengadaan dan mendatangkan
seluruh peralatan dan acecessories yang mungkin secara detail tidak tergambarkan
atau tidak terspesifikasikan dengan sempurna namun merupakan komponen
instalasi sebagai suatu system agar bekerja/beroperasi dengan baik.
Secara garis besar lingkup pekerjaan yang dimaksud adalah sebagai berikut :

1. Pengadaan serta pemasangan PABX dan system saluran saluran pesawat cabang
2. Mengadakan test secara menyeluruh sehingga system telepon tersebut dapat berfungsi
dengan tepat dan benar.
3. Mengurus ijin, pengujian serta penyambungan system telepon tersebut dengan PT.
TELKOM.

1. Daftar bahan :
Dalam membuat penawaran harga Kontraktor harus melampirkan schedule
material dan brosur lengkap dengan technical descriptionya.
Apabila kontraktor sudah menentukan suatu merk, type dan sudah mengajukan
pada waktu penawaran tender, maka berarti material tersebut mengikat dan
dalam kurun selama proyek ini berjalan sudah pasti dapat diperoleh.
Pekerjaan ini harus dilaksanakan oleh kontraktor yang terdaftar sebagai instalatir
telepon pada PT. TELKOM
Standard dan Referensi yang digunakan dalam pelaksanaan instalasi telepon
mengikuti peraturan instalasi telepon yang dikeluarkan oleh PT. TELKOM.

2. Gambar - gambar :
Gambar gambar Instalasi Telepon menunjukan pekerjaan instalasi telepon yang
harus dikerjakan dimana didalamnya digambarkan denah/layout diagram system
beserta besaran-besaranya.
Pemasangan instalasi yang menyimpang dari gambar karena kondisi lapangan,
harus mendapat persetujuan dari Direksi Pekerjaan dan Pemilik. Persetujuan tidak
berarti membebaskan kontraktor dari kewajiban untuk memasang instalasi
tersebut dengan cara yang benar, tepat fungsi dan ukuran yang sesuai dengan
aturan yang berlaku. Gambar-gambar struktur, arsitektur, listrik dan plambing
serta perubahannya, merupakan referensi untuk koordinator dalam pekerjaan
tersebut.
Apabila terdapat konflik teknis pengadaan dan pengerjaan dari masing-masing
instalasi ataupun dengan instalasi lain yang tidak digambarkan diinformasikan
pada gambar tender yang baru muncul pada waktu pelaksanaan maka kewajiban
kontraktor untuk mengajukan jalan keluarnya, yang disarankan kepada pemilik
atau Perencana dengan melalui perantara Direksi pekerjaan.

Pada akhir pekerjaan, kontraktor harus menyerahkan kepada pemilik :


2 (dua) copy technical description dan manual dari cara operasi lengkap dengan
wiring dan circuit diagramnya dan 4 (empat) as Built Drawing.

3. Perlindungan Pemberi tugas :


untuk semua peralatan, bahan, system, sertifikat, lisensi dan lain-lain yang
digunakan oleh kontraktor, pemberi tugas dijamin bebas dari segala claim
ataupun tuntutan yuridis lainya.

4. Garansi :
Semua peralatan yang dipasang harus mendapat garansi selama 1 (satu) tahun,
mendapat jaminan kemudahan dalam pengembangan system dan jaminan
tersedianya spare part selama 20 (dua puluh) tahun.

II. KWALITAS BAHAN DAN PERALATAN

Semua bahan dan peralatan harus dalam keadaan baru dan tanpa cacat sedikitpun
setelah keadaan terpasang.
Kontraktor harus menyediakan peralatan-peralatan tersebut sesuai nama yang
dimaksud atau tercantum dalam uraian dan syarat-syarat teknis ini.
Kontraktor harus menyerahkan contoh dari peralatan sesuai dengan spesifikasi
teknis ini untuk disetujui Direksi Pekerjaan sebagai bukti memenuhi persyaratan
peralatan yang diminta spesifikasi tekhnis ini.

1. Pasawat Extention
Pesawat telepon yang akan terpasang adalah standard, sesuai Gambar Rencana.
Pesawat digunakan sekwalitas Panasonic. Memiliki fasilitas sebagai berikut :
Display tanggal dan waktu
32 speed dials keys
Pengaturan tone (3 pilihan)
Pengaturan Ranger (3 pilihan)
16 digit display LCD

2. Fasilitas tiap pesawat adalah :


Sambungan otomatis dengan push button dialling untuk pembicaraan intern.
Dial 24 untuk menghubungi operator.
Dial 24 untuk sambungan langsung ke luar
Dapat diselenggarakan pembicaraan samping (consulting call) dan transfer of call
antara extention, dengan bantuan tombol tanah (earth button)
Dengan earth button tersebut extention dapat memanggil kembali operator dalam
hubungan keluar.
Semua pembicaraan adalah private dengan semua interupsi yang terjadi harus
disertai signal akustik
Beberapa extention dengan suatu kode tertentu. Dimungkinkan untuk
mengadakan interupsi pada pembicaraan yang sedang terjadi.

III. INSTALASI ( Work Manship )

1. Saluran Kabel
Didalam bangunan digunakan indoor kabel, kecuali yang ditanam dibawah
lantai.
Di dalam bangunan untuk instalasi antara PABX dan terminal box harus dipakai
multi core cable, sedangkan dari terminal box ke pesawat extention digunakan 2
pair cable. Sesuai gambar rencana.

2. Outlet Telephone
Outlet telephone dari type flush mounted, persegi dari hard plastic dengan satu
buah lubang jack.

B. PEKERJAAN INSTALASI LAN SYSTEM


1. PENJELASAN UMUM
a. Penyedia harus melaksanakan semua pekerjaan yang tertera dalam gambar
yang berupa jaringan sistem Komputer( LAN ), pengadaan dan pemasangan
kelengkapan sistim sebagaimana jenis pekerjaan tersebut pada RKS ini, dan
segala sesuatu yang diperlukan sehingga seluruh sistim dapat berfungsi
dengan sempurna.
b. Bila dalam uraian berikut tidak secara lengkap menguraikan persyaratan-
persyaratan atas pekerjaan-pekerjaan seperti tersebut pada butir-butir berikut,
maka persyaratan teknisnya dianggap telah diuraikan pada pasal-pasal
sebelumnya.

2. PERSYARATAN TEKNIS UMUM


a. Yang dimaksud dengan pekerjaan Jaringan Instalasi Komputer ( LAN )yaitu
sistem yang terintergrasi dan terbagi dalam beberapa segment yaitu terdiri dari
: Server, Switch Hub, PatchMax Panel, Router dan UPS.
b. Sistem instalasi kabel data harus bersertifikasi / bergaransi selama 20 tahun.
c. Semua pekerjaan instalasi kabel data mampu dilalui data dengan kecepatan 10
Gbps.
d. Kontraktor / Sub kontraktor harus mempunyai pengalaman dalam bidang
tersebut dan mempunyai tenaga ahli yang mampu dalam sisitem jaringan
komputer.
e. Persyaratan teknis dan gambar-gambar yang menyertainya dimaksudkan
untuk menjelaskan dan menegaskan tentang segala pekerjaan, bahan-bahan,
peralatan-peralatan yang diperlukan untuk pemasangan, pengujian dan
penyetelan (adjusting) dari seluruh sistim, agar lengkap dan siap untuk bekerja
dengan baik.
f. Pengadaan tenaga kerja yang berpengalaman dalam menangani instalasi
jaringan beserta pengadaan peralatan-peralatan yang akan digunakan.
g. Pengadaan dan pemasangan perlengkapan-perlengkapan lainnya agar instalasi
bekerja dengan baik, benar, aman walaupun pada gambar dan spesifikasi
tekniknya tidak dicantumkan secara jelas.
h. Peralatan-peralatan tambahan yang diperlukan walaupun tidak digambarkan
atau disebutkan dalam spesifikasi ini harus disediakan oleh pelaksanan
sehingga instalasi dapat bekerja dengan baik dan dapat dipertanggung
jawabkan.

3. LINGKUP PEKERJAAN
Termasuk dalam lingkup pengadaan pekerjaan ini adalah :
a. Pengadaan kabel instalasi dan out-let serta Pekerjaan Instalasi jaringan sampai
ke titik out-let
b. Pengadaan dan pemasangan Switch Hub dan kelengkapanya sehingga dapat
berfungsi sebagaimana mestinya,dan mampu berfungsi dengan system existing .
c. Pengujian/ pengetesan terhadap seluruh system sehingga bisa berfungsi dan
beroperasi sebagaimana yang dikehendaki Owner dan bisa diterima pekerjaan
tersebut.
d. Pengujian dan mengurus izin-izin yang diperlukan dari Dinas-dinas yang
terkait.

4. MATERIAL / BAHAN
a. Jenis dan Kualitas Bahan
Pipa konduit PVC. :
Pipa konduit PVC produksi Clipsal,Ega,Legrand yang sudah mendapat
klasifikasi SII. Fitting-fittingnya harus standard, dikeluarkan oleh pabrik yang
disetujui.
b. Material dan Cabling sistem
- Instalasi kabel data menggunakan kabel UTP Cat-6 merk Systimax, Avaya ,
Belden yang dapat dilalui data dengan kecepatan 10 Gbps dalam Pipa
konduit High Impact 20 mm.
- PatchMax Panel cat-6 adalah terminal untukn kabel UTP 1061C+ yang
dipasang pada Rack system dan menggunakan merk Systimax, Avaya,
Belden.
- PatchMax Panel cat-6 adalah terminal untukn kabel data 1071 XL yang
dipasang pada rack system dan untuk koneksi antar Swicth Hub dan
menggunakan merk Systimax, Avaya, Belden.
- Out-let Data yang dipasang pada dinding partisi / tembok menggunakan
tipe MPS100E+Face Plate menggunakan merk Systimax, Avaya, Hager.
- D8PS 3 FT / 1 meter,kabel Patch Cord 3 ft yang dipakai untuk
menhubungkan kabel data dari PacthMax Panel ke Switch Hub.
- D8PS 9 FT / 3 meter,kabel Patch Cord 9 ft yang dipakai untuk
menhubungkan kabel data dari Out-let Cat-6 ke PC.
- 107Xl UTP Cable Cat-6 adalah kabel data yang dipakai untuk tranmisi data
dengan kecepatan 10 Gbps untuk menhubungkan antar Swicth Hub dan di
tarik 2 line ( kabel backbone ).
- MGS 400 modular Jack Cat-6 adalah terminal kabel data 1071 XL yang
dipasang di dinding untuk ke Server dan ditempatkan dalam face plate .
- GS8E, 3ft /1meter, adalah patch Cord yang dipakai untuk koneksi
pacthMax panel Cat-6 ke Switch Hub.
- GS8E, 9ft /3 meter, adalah patch Cord yang dipakai untuk koneksi dari
MGS400 Modular Jack Cat-6 ke Server.
c. RACK CABINET SYSTEM
Rack cabinet system adalah suatu rack yang dipakai untuk menempatkan
peralatan PachtMax Panel dan Switch Hub, menggunakan type Standing close
rack include roof fan dan out-let power.

Pabrik Pembuat
Bahan dan peralatan harus memenuhi spesifikasi. Penyedia dimungkinkan untuk
mengajukan alternatif lain yang setaraf dengan yang dispesifikasikan.
Penyedia baru bisa mengganti bila ada persetujuan resmi dan tertulis.
Produk bahan dan peralatan pada dasarnya adalah sebagai berikut :

5. PELAKSANAAN PEKERJAAN
Dalam pelaksanaan Kontraktor / Sub kontraktor harus mempunyai pengalaman
dalam bidang tersebut dan mempunyai tenaga ahlinya yang mampu dalam sistem
jaringan komputer,dan mampu mengkooardinasikan dengan pekerjaan terkait
lainnya.

6. GAMBAR KERJA
- Kontraktor harus membuat gambar kerja (shop drawing) yang menunjukan tata
letak yang lengkap, dimensi-dimensi dari peralatan dan bahan serta detail-
detail lainnya.
- Gambar-gambar kerja , katalog, brosur dan type peralatan yang akan dipasang
harus diserahkan kepada pengawas 14 hari sebelum pemasangan.
- Sebagai pengarah pelaksanaan dapat disesuaikan sebagaimana gambar terlampir.

7. PENGUJIAN DAN PEMERIKSAAN


- Sebelum penyerahan pertama pekerjaan, pihak Kontraktor harus
- melaksanakan pengujian-pengujian terhadap instalasi dan accessories lainya
sebagai salah satu persyaratan yang harus dipenuhi. Pangujian-pengujian ini
harus disaksikan oleh Direksi pengawas.
- Pengujian harus memenuhi standart internasional dengan menggunakan alat
test Fluke dan lainnya yang disertai dengan record hasil test.
SPESIFIKASI MATERIAL

PEKERJAAN ELEKTRONIK

Bahan/Peralatan Merk/Pembuat

Pekerjaan Data

1. Peralatan Utama Aditran, Lynksis, HP Procuve


2. Patch Panel & Modular Outlet Systimax, Avaya, AMP
3. Kabel Instalasi Systimax, Avaya, Belden
4. Kabel Power Jembo, Yunitomo, Supreme
5. Pipa Konduit Clipsal, Ega
6. Face plate & Wall Outlet AMP, Hager, Panasonic
7. Rack Abba, Fortuna Rack, Indorack
8. UPS Laplace, Socomex, Liebert

Bahan/Peralatan
` Merk/Pembuat

Pekerjaan
Telepon
1 PABX Panasonic, LG Erickson, Alcatel
2 Kabel ITC Jembo, Supreme, Suprado
3 Pipa Conduit Clipsal, EGA
4 Wall Outlet tlp AMP, Schneider, Hager
5 Junction box Lokal
6 UPS Laplace, Socomex, Liebert

Pasal 43
RKS DAN SPESIFIKASI TEKNIS
INSTALASI AIR CONDITIONING DAN VENTILATION

I. Peraturan umum

1.1. Peraturan Pemasangan


Pemasangan instalasi ini pada dasarnya harus memenuhi peraturan-peraturan
sebagai berikut:
1. PUIL dan PUIPP.
2. ASHRAE, ARI ASTM, ASME dan SMACNA.
3. National Fire Protection Association (NFPA).
4. Petunjuk dari Pabrik Pembuat Peralatan.
5. Fire Office Comitte (FOC).
6. Pedoman Plumbing Indonesia 1979.
7. National Plambing Code.
8. Peraturan Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi No. Per.05/MEN/1982.
9. Peraturan lainnya yang dikeluarkan oleh instansi yang berwenang, seperti
PLN, Dinas Pemadam Kebakaran dll.
Pekerjaan instalasi ini harus dilaksanakan oleh perusahaan yang memiliki Surat
Ijin Pemasangan Instalasi Tata Udara dari instansi yang berwenang dan telah
biasa mengerjakannya Suatu daftar referensi pemasangan harus dilampirkan
dalam surat penawaran.

1.2 Gambar Rencana


1. Gambar-gambar rencana dan persyaratan-persyaratan ini merupakan suatu
kesatuan yang saling melengkapi dan sama mengikatnya.
2. Gambar-gambar sistim ini menunjukkan secara umum tata letak dari
peralatan, sedangkan pemasangan harus dikerjakan dengan memperhatikan
kondisi dari bangunan yang ada.
3. Gambar-gambar Arsitek, Struktur / Sipil maupun Interior harus dipakai
sebagai referensi untuk pelaksanaan.

1.3. Koordinasi
1. Pemborong instalasi ini hendaknya bekerja sama dengan Pemborong instalasi
lainnya, agar seluruh pekerjaan dapat berjalan dengan lancar sesuai dengan
waktu yang telah ditetapkan.
2. Koordinasi yang baik perlu ada, agar instalasi yang satu tidak menghalangi
kemajuan instalasi yang lain.
3. Apabila pelaksanaan instalasi ini menghalangi instalasi yang lain, maka semua
akibatnya menjadi tanggung jawab Pemborong.

1.4. Pelaksanaan Pemasangan


1. Sebelum pelaksanaan pemasangan instalasi ini dimulai, Pemborong harus
menyerahkan gambar kerja dan detailnya kepada MK dalam rangkap 4
(empat) untuk disetujui. Yang dimaksud gambar kerja disini adalah gambar
yang menjadi pedoman dalam pelaksanaan, lengkap dengan dimensi
peralatan, jarak peralatan satu dengan lainnya, jarak terhadap dinding, jarak
pipa terhadap lantai, dinding dan peralatan, dimensi accesories yang dipakai.
Pengawas berhak menolak gambar kerja yang tidak mengikuti ketentuan
tersebut diatas.
2. Pemborong wajib mengadakan pemeriksaan ulang atas segala ukuran dan
kapasitas peralatan yang akan dipasang. Apabila ada sesuatu yang diragukan,
Pemborong harus segera menghubungi MK dan Pemrakarsa.

1.5. Persetujuan Material, Peralatan dan Dokumen Yang diserahkan

1.5.1 Umum.
Dalam jangka waktu 14 hari setelah menerima SPK, dan sebelum memulai
pekerjaan instalasi peralatan ataupun material, Kontraktor harus
menyerahkan shop drawing, daftar peralatan dan bahan yang akan
digunakan pada proyek ini untuk disetujui oleh MK/Konsultan Perencana.
MK tidak bertanggung jawab atas contoh bahan yang akan dipakai dan
semua biaya yang berkenaan dengan penyerahan dan pengambilan
contoh/dokumen ini.

1.5.2. Shop Drawings.


Pemborong harus mengajukan gambar kerja berikut detail dan potongan
yang diperlukan untuk diperiksa dan disetujui. Dengan mengajukan
gambar-gambar kerja ini berarti Kontraktor sudah mempelajari keadaan
setempat lapangan, gambar-gambar Struktur, Arsitek maupun gambar-
gambar instalasi lainnya.

1.5.3. Daftar Peralatan dan Bahan.


Suatu daftar yang lengkap untuk peralatan dan bahan yang akan digunakan
pada proyek ini harus diserahkan untuk mendapat persetujuan
MK/Konsultan Perencana dengan dilampiri brosur-brosur yang lengkap
dengan data-data teknis, performance dari peralatan.
Daftar peralatan dan bahan yang diajukan harus memenuhi sesuai dengan
spesifikasi.

1.5.4. Seleksi Data.


Untuk persetujuan bahan dan peralatan, Kontraktor harus melengkapi
dengan data lengkap dan menyerahkan dalam rangkap 4 (empat).
Kontraktor harus menunjukkan dalam brosur unit yang dipilih dengan
memberikan tanda.
Data-data pemilikan meliputi :
- Manufacture Data :
Meliputi brosur-brosur, spesifikasi dan informasi-informasi yang tercetak
jelas cukup detail sehubungan dengan pemenuhan spesifikasi.
- Performance Data :
Data-data kemampuan dari unit yang terbaca dari suatu tabel atau curva
yang meliputi informasi yang diperlukan dalam menseleksi peralatan-
peralatan lain yang ada kaitannya dengan unit tersebut.

- Quality Asurance :
Suatu pembuktian dari Pabrik atau Supplier setempat terhadap kualitas dari
unit berupa produk dari unit ini sudah diproduksi beberapa tahun, telah
terpasang di beberapa lokasi, dan telah beroperasi dalam jangka waktu
tertentu dengan baik.

1.6. Peralatan Dan Bahan


Semua peralatan dari bahan maupun komponennya harus baru dan sesuai dengan
brosur yang dipublikasikan dan sesuai dengan spesifikasi sebagai yang diuraikan
maupun pada gambar-gambar rencana dan merupakan produk yang masih
beredar dan diproduksi secara teratur.

Peralatan dan Bahan Sejenis.


Untuk peralatan dan bahan sejenis yang fungsi penggunaannya sama harus
diproduksi oleh satu pabrik (merek), sehingga memberikan kemungkinan saling
dapat dipertukarkan.

Penggantian Peralatan dan Bahan.


Semua peralatan dan bahan yang diajukan dalam tender harus sudah memenuhi
spesifikasi walaupun dalam pengajuan saat tender kemungkinan ada peralatan
dan bahan belum memenuhi spesifikasi, tetapi tetap harus dipenuhi sesuai
spesifikasi bila sudah ditunjuk sebagai Kontraktor Pelaksana Pekerjaan.
Untuk peralatan dan bahan yang sudah memenuhi spesifikasi, karena sesuatu hal
yang tidak bisa dihindari terpaksa harus diganti, maka sebagai penggantinya harus
dari jenis setaraf atau lebih baik (equal or better) yang disetujui.
Bila pihak MK membuktikan bahwa penggantinya itu betul setaraf atau lebih baik,
maka biaya yang menyangkut pembuktian tersebut harus ditanggung oleh
Kontraktor.

1.7 As Built Drawing (Gambar Instalasi Terpasang).


Kontraktor harus menyerahkan 1 (satu) set as built drawings berupa gambar
transparant (kalkil) dan 4 (empat) set gambar cetak birunya. Gambar as built
drawing ini lengkap untuk seluruh instalasi terpasang pada proyek ini, berikut
gambar-gambar detail dan gambar potongan. As built ini harus menunjukkan
lokasi dan posisi yang tepat dari seluruh bagian-bagian instalasi referensi yang
digunakan seperti kolom, dinding dan lain sebagainya.
Kontraktor harus menunjukkan pada satu set gambar cetak biru dari Gambar
Kontrak terhadap, deviasi-deviasi, pengembangan dan revisi-revisi yang terjadi
semasa pelaksanaan.
Pada setiap gambar “as built”, harus tercantum :
- Nama Pemilik.
- Nama Konsultan Perencana.
- Nama Konsultan Pengawas.
- Judul Gambar/dan bagian dari bangunan.
- Nama Kontraktor.
- Nomor Gambar.
- Nomor lembar gambar dan jumlah lembar gambar.
- Tanggal.

1.8 Penanggung Jawab Pelaksanaan


Pemborong instalasi ini harus menempatkan seorang penanggung jawab
pelaksanaan yang ahli dan berpengalaman yang harus selalu berada di lapangan,
yang bertindak sebagai wakil dari Pemborong dan mempunyai kemampuan untuk
memberikan keputusan teknis dan yang bertanggung jawab penuh dalam
menerima segala instruksi yang akan diberikan oleh pihak MK.
Penanggung jawab tersebut di atas juga harus berada di tempat pekerjaan pada
saat diperlukan/dikehendaki oleh pihak MK.
1.9. Laporan-Laporan

1.9.1. Laporan Harian dan Mingguan.


Pemborong wajib membuat laporan harian dan laporan mingguan yang
memberikan gambaran mengenai :
- Kegiatan fisik
- Catatan dan perintah MK yang disampaikan secara lisan maupun
secara
tertulis.
- Jumlah material masuk/ditolak
- Jumlah tenaga kerja
- Keadaan cuaca, dan
- Pekerjaan tambah / kurang
Laporan mingguan merupakan ringkasan dari laporan harian dan setelah
ditanda-tangani oleh Project Manager harus diserahkan kepada MK untuk
diketahui / disetujui.

1.9.2. Laporan Pengetesan


Pemborong instalasi ini harus menyerahkan kepada MK dalam rangkap 3
(tiga) mengenai hal-hal sebagai berikut :
- Hasil pengetesan semua persyaratan operasi instalasi.
- Hasil pengetesan peralatan
- Hasil pengetesan kabel
- dan lain-lainnya.
Semua pengetesan dan pengukuran yang akan dilaksanakan harus
disaksikan oleh pihak MK.

1.10. Garansi

Semua peralatan, bahan dan mutu hasil pekerjaan harus digaransi selama 1
(satu) tahun terhitung semenjak tanggal penyerahan pertama.
Semenjak penyerahan pertama tersebut sampai masa garansi berakhir, bila
terjadi keruskaan atau kegagalan pekerjaan instalasi, Kontraktor wajib
mengganti atau memperbaiki kerusakan atas biaya sendiri.
Bila terdapat kerusakan pada peralatan sehingga perlu diperbaiki atau diganti
maka garansi tetap berlaku semenjak penggantian atau perbaikan tersebut. Bila
terjadi kerusakan pada peralatan-peralatan utama (contoh, motor compressor
terbakar) maka motor tersebut harus diganti baru dan tidak boleh windingnya
digulung baru.

1.11. Masa Pemeliharan Dan Serah Terima Pekerjaan

1. Masa pemeliharaan untuk instalasi ini adalah selama 6 (enam) bulan terhitung
sejak saat penyerahan pertama.
2. Selama masa pemeliharaan ini, Pemborong instalasi ini diwajibkan
memperbaiki dan melaksanakan bagian-bagian pekerjaan yang tidak
sempurna untuk yang belum atau yang sudah diperingatkan sebelumnya tanpa
adanya tambahan biaya.
3. Selama masa pemeliharaan ini, seluruh instalasi yang telah selesai
dilaksanakan masih merupakan tanggung jawab Pemborong sepenuhnya.
4. Pemborong harus menyerahkan dokumen-dokumen lengkap pada saat serah
terima pekerjaan pertama berupa :
a. As built drawing
b. Brosur-brosur peralatan dan kontrol yang berisi antara lain :
- brosur teknis ( performance, curva )
- maintenance manual
- operation manual
- elektrikal wiring/kontrol
c. Nama-nama supplier peralatan dan kontrol yang terlibat dalam proyek ini
lengkap dengan alamat dan nomor telepon.
d. Data test report
i. Sertifikat jaminan peralatan dan instalasi.
j. Spare parts dan tools.
Semua point 1 s/d f harus dibundel dalam satu bundel dan diserahkan
sebanyak 3 (tiga) sets.

1.12. Penambahan/Pengurangan/Perubahan InstalasI

1. Pelaksanaan instalasi yang menyimpang dari rencana yang disesuaikan dengan


kondisi lapangan, harus dikonsultasikan terlebih dahulu dengan pihak MK
yang akan membicarakan dengan Perencana.
2. Pemborong instalasi ini harus menyerahkan setiap gambar perubahan yang
ada kepada pihak MK dalam rangkap 3 (tiga).
3. Perubahan material, dan lain-lainnya, harus mendapat instruksi dari MK
secara tertulis sebelum dilaksanakan.
Dan pekerjaan tambah/kurang/perubahan yang ada harus disetujui oleh MK
secara tertulis.

1.13. Ijin - Ijin

Pengurusan ijin-ijin yang diperlukan untuk pelaksanaan instalasi ini serta seluruh
biaya yang diperlukannya menjadi tanggung jawab Pemborong.

1.14. Pembobokan, Pengelasan Dan Pengeboran

1. Pembobokan tembok, lantai dinding dan sebagainya yang diperlukan dalam


pelaksanaan instalasi ini, harus dikembalikan kekondisi semula dan menjadi
lingkup pekerjaan instalasi ini.
2. Pembobokan / pengelasan / pengeboran tersebut di atas baru dapat
dilaksanakan apabila sudah ada persetujuan dari pihak MK secara tertulis.

1.15. Pemeriksaan Rutin Dan Khusus

1. Pemeriksaan rutin dalam masa pemeliharaan harus dilaksanakan oleh


Pemborong instalasi secara periodik dan minimum 1 kali tiap minggu.
2. Pemeriksaan khusus dalam waktu pemeliharaan harus dilaksanakan oleh
Pemborong instalasi ini, apabila ada permintaan dari pihak MK / Pemilik dan
atau bila ada gangguan dalam instalasi ini.
3. Teknisi pelaksana pekerjaan ini harus sudah tiba di lapangan bila ada
kerewelan dalam waktu 1 x 24 jam sejak waktu dipanggil. Bila tidak, maka
perbaikan dapat diberikan kepada orang lain dengan beban biaya ditanggung
oleh Pemborong.

1.16. Pekerjaan Instalasi Listrik

1. Pekerjaan instalasi listrik yang termasuk pekerjaan ini adalah sistem instalasi
listrik secara lengkap sehingga instalasi ini dapat berjalan dengan baik dan
aman, sehingga pada waktu serah terima pertama instalasi tersebut harus
sudah dapat dipergunakan oleh Pemilik.
2. Seluruh peralatan yang direncanakan dalam instalasi ini adalah untuk bekerja
pada frekwensi 50 Hz ± 2Hz dan tegangan 220/380 Volt ± 10 %.

1.17. Testing Dan Commissioning

Pemborong instalasi ini harus melakukan semua testing dan pengukuran untuk
mengetahui apakah keseluruhan instalasi sudah berfungsi dengan baik dan
memenuhi semua ketentuan-ketentuan yang disebutkan dalam perencanaan.

1.18. Penggunaan Air Dan Listrik Kerja

1. Kebutuhan air kerja dan listrik kerja yang dibutuhkan dalam pekerjaan
instalasi ini harus disediakan sendiri oleh Pemborong. Yang dimaksud air kerja
dan listrik kerja adalah air pengetesan pipa dan listrik untuk pengelasan atau
penerangan area kerja.
2. Secara prinsip untuk running test dari semua peralatan instalasi yang
memerlukan daya listrik disediakan oleh Pemborong sendiri. Kecuali bila saat
pengetesan dilakukan listrik dari pemilik sudah tersedia dan dapat digunakan
atas seijin Pemilik dengan ketentuan yang diberlakukan oleh Pemilik.

II. Ketentuan Umum Yang Berhubungan Dengan System AC

2.1. Umum
Pasal-pasal di bawah ini menjelaskan secara umum ketentuan-ketentuan yang
berhubungan dengan instalasi air conditioning.
Gambar-gambar dan spesifikasi adalah ketentuan spesifik yang saling melengkapi
dan sama mengikatnya.

2.2. Publikasi Code Dan Standard


Untuk Publikasi, code atau Standard yang belum ada di Indonesia, Pemborong
wajib mengikuti Standard codes atau Publikasi International yang berlaku dan
merupakan edisi terakhir antara lain seperti :
- SMACNA - 85
- ASHRAE - Guide and Data Book
- NFPA - 90
- ARI
- AMCA
- CTI
Dan lain-lain standard yang berlaku untuk bagian-bagian peralatan yang belum
tercantum di atas.

2.3. Kondisi Perancangan


1. Kondisi udara luar
- Temperatur 82,5 F / 35° C
- Relative Humidity 70%
- Disesuaikan
2. Kondisi dalam ruangan (semua ruangan yang dikondisikan)
- Temperatur 75 F ± 2 F
- Relative Humidity 55% ± 10% RH
- Disesuaikan
3. Kondisi dalam ruangan (Computer)
- Temperatur 72 F ± 1 F
- Relative Humidity 50% ± 5% RH
- Disesuaikan
4. Noise db Criteria
- Kantor 40 - 45 NC
- R. Komputer 40 - 45 NC
- R. Periksa 40 - 45 NC
- Lobby/Corridor 40 - 45 NC
- Toilet 40 - 50 NC

2.4. Perlindungan Kebakaran


Semua peralatan maupun instalasi yang mengharuskan diperlukan tahan terhadap
api dalam jangka waktu tertentu, maupun terhadap penyebaran api disebabkan
adanya celah-celah antara pipa atau duct dengan dinding atau lantai harus
menggunakan material yang sesuai untuk tujuan tersebut.

2.5. Instalasi

1. Umum
Semua peralatan dan alat-alat bantu harus dipasang sesuai dengan cara-cara
pemasangan yang secara teknis praktis, baik dan dapat dipertanggung jawabkan
serta sesuai dengan petunjuk dan instruksi pada brosur atau publikasi yang
dikeluarkan pabrik dari peralatan ataupun alat-alat bantu tersebut.

2. Landasan Peralatan
Semua landasan untuk peralatan dan motor, ukurannya sedemikian rupa sehingga
tidak ada bagian-bagian peralatan maupun motor yang berada diluar landasan.
Berat peralatan diartikan berat dalam operasinya.

2.6. Penetrasi Atap


Semua bagian instalasi yang menembus atap seperti duct, pipa, venting harus
dilengkapi dengan pinggiran beton (curb) sekeliling bagian-bagian instalasi
tersebut sehingga konstruksinya betul-betul kedap air.
2.7. Pencapaian Peralatan Untuk Service
Semua peralatan ataupun peralatan bantu dalam prinsip pemasangannya harus
mudah untuk bisa diamati, diservice dan mudah dicapai dalam perbaikan,
termasuk juga accessories pipa dan duct seperti valve, clean out, damper, filter,
venting dll. Untuk itu Kontraktor dalam pemasangannya wajib memperhatikan
posisi yang terbaik dari peralatan dan accesories tersebut, sehingga tujuan yang
dimaksud tercapai.
Disamping itu Kontraktor harus mengusulkan kepada MK (bila belum ditunjukkan
pada gambar) pintu-pintu service (acces panel), untuk setiap peralatan dan
accesories yang berada dalam shaft atau ceiling yang memerlukannya, beserta
ukuran dan lokasi yang tepat.
Bila dalam gambar rencana sudah ditunjukkan ada acces panel yang diperlukan,
maka penggeseran untuk posisi yang tepat dari acces panel tersebut sehubungan
dengan letak peralatan / accessories dan kaitannya dengan arsitek/interior perlu
dibicarakan dengan MK untuk disetujui.

2.8. Perlindungan Peralatan, Bahan


Menjadi tanggung jawab dan keharusan bagi Kontraktor untuk melindungi
peralatan-peralatan, bahan-bahan baik yang sudah, maupun belum terpasang bila
diperkirakan bisa rusak, cacat ataupun mengganggu situasi sekitarnya ataupun
oleh alam (hujan, debu, pasir, lembab) ataupun oleh bahan-bahan kimia
sekitarnya.
Sebelum penyerahan, instalasi seperti peralatan-peralatan fixtures dll, dibersihkan
atau ditest dan diadjust kembali untuk membuktikan bahwa peralatan dan bahan
beroperasi dengan baik.
Peralatan dan bahan yang rusak atau cacat karena tidak dilakukan perlindungan
yang benar adalah merupakan bagian instalasi yang tidak bisa diterima (serah
terima belum 100%).

2.9. Pengecatan
Semua bagian-bagian pekerjaan yang menyangkut carbon steel yang tidak
digalvanis harus dicat dasar dan cat finish. Sebelum pengecatan dilakukan,
bagian-bagian harus bebas dari grease, minyak dan segala kotoran yang melekat.
Urut-urutan pengecatan adalah cat dasar anti karat dan cat finish terdiri atas 2
lapis cat copolymer.
Untuk peralatan-peralatan yang cat pabriknya rusak/cacat dalam pengangkutan,
penyimpanan dan lain sebagainya, harus dicat kembali sesuai aslinya atau sesuai
dengan warna yang ditentukan MK.
Untuk jalur-jalur pipa, code warna disesuaikan dengan standard.

2.10.Anti Karat
Semua peralatan bantu instalasi, yang berasal dari besi dan sebelumnya tidak
diperlakukan untuk anti karat (semacam penggantung, dudukan, landasan, flens
dan lain sebagainya) harus dicat dengan cat anti karat, yaitu zinchromate dan
selanjutnya cat finish dengan warna yang ditentukan.
Semua baut, mur dan washer haruslah zinc electroplated.
Landasan penyangga peralatan (steel bases), seluruhnya harus bersih dari bebas
las-lasan, dicat dasar dengan zinchromate dan cat akhir (finish) 2 lapis.
2.11. Sleeve, Peralatan Yang Tertanam di Dinding
Peralatan bantu, sleeve dan lain-lain yang diperlakukan tertanam atau menembus
concrete atau tembok harus dipasang dan dilengkapi sesuai petunjuk pabrik.
Untuk itu ukuran, posisi yang disiapkan untuk keperluan tersebut harus
dikonsultasikan dengan MK dan disertai gambar detail.
Semua ducting atau pipa tembus dinding harus menggunakan sleeve dengan
clereance 3/4" jika duct atau pipa berisolasi, clereance tetap dibutuhkan 3/4"
antara isolasi dan sleeve menembus atap harus diperpanjang ± 200 mm diatas
atap lantai.

2.12. Penomoran, Nama Peralatan/Accesories


Semua peralatan terpasang dan accesoriesnya harus diberi code nama peralatan
dan nomor, sesuai seperti yang dicantumkan pada daftar peralatan atau sebagai
tercantum pada gambar rencana.
Bila ada peralatan atau accesories yang belum mempunyai kode nama dan nomor,
Kontraktor wajib mengusulkan kepada MK dan semua ini sudah harus tercantum
dalam as built drawing.

III. PERSYARATAN TEKNIS PERALATAN DAN INSTALASI


3.1. Lingkup Pekerjaan
Yang termasuk dalam lingkup pekerjaan ini adalah pengadaan, pemasangan,
testing sampai berjalan dengan baik semua peralatan utama/bantu Air
Conditioning/Tata Udara dan Ventilasi berserta kelengkapan instalasinya seperti ,
piping, remote control, listrik dan sebagainya secara lengkap termasuk semua
perlengkapan dan sarana penunjangnya, sehingga diperoleh suatu instalasi yang
lengkap dan baik serta diuji dengan seksama dan siap untuk dipergunakan.

Lingkup pekerjaan instalasi ini secara garis besar adalah sebagai berikut :
a. Pengadaan, pemasangan, pengaturan dan pengujian mesin AC Split & Cassete
lengkap dengan Compressor, Evaporator, Condensor, Filter Udara dan
perlengkap bantu / pengaturan (control) dan accesories lainnya.
b. Pengadaan dan pemasangan peredam getaran (rubber mounting) untuk
outdoor unit dan indoor unit.
c. Pengadaan, pemasangan, pengaturan dan pengujian sumber daya listrik bagi
instalasi ini seperti kabel Power, kabel control, grounding, panel dan
sebagainya.
d. Pengadaan, pemasangan pemipaan refrigerant lengkap dengan isolasi thermis,
vapour barrier dan perlengkapan bahan lainnya yang diperlukan.
e. Pengadaan, pemasangan, pengaturan dan pengujian seluruh instalasi air
pengembunan (kondensasi) sampai ke saluran air terdekat.
f. Pengadaan, pemasangan, pengaturan dan pengujian exhaust fan dan exhaust
grille.
g. Pengadaan dan pemasangan dan perbaikan kembali pekerjaan sipil yang ada
hubungannya dengan pekerjaan instalasi Air Conditioning seperti pondasi
mesin-mesin, pembobokan dinding akibat piping, kabel,dan lain-lain.

h. Memberikan training mengenai cara pengoperasian, pemeliharaan dan


perbaikan dari peralatan-peralatan Air Conditioning dan instalasi terpasang.
Program training harus mencakup segi teori / prinsip dasar serta aplikasinya.

Instruktur yang disediakan oleh Pemborong harus memiliki pengetahuan


mengenai sistim Air Conditioning dan kemampuan mengajar yang cukup baik.

i. Menyerahkan gambar-gambar, buku petunjuk cara menjalankan dan


memelihara serta data teknis lengkap peralatan instalasi yang terpasang.

j. Mengadakan pemeliharaan instalasi ini secara berkala selama masa


pemeliharaan.

k. Memberikan garansi terhadap mesin / peralatan dan instalasinya yang


terpasang selama 1 (satu) tahun sejak serah terima pertama (kesatu).

l. Melakukan pekerjaan atau ketentuan lain yang tercantum dalam dokumen ini
beserta addendumnya.

3.2. Syarat – syarat Peleksanaan

1. Pembersihan, Pengujian dan Penyetelan


a. Selama pemasangan berjalan, kontraktor harus menutup setiap ujung yang
terbuka untuk mencegah masuknya tanah, debu, kotoran-kotoran dan lain-
lainnya.
b. Sesudah seluruh instalasi dipasang, kontraktor harus menjalankan instalasi
tersebut pada beban normal, melakukan penyetela-penyetelan pada alat
pengatur otomatic, mesin-mesin pendingin dan lain sebagainya sampai
semua syarat prestasi (performance requirment) terpenuhi.
2. Dudukan/bantalan, Peredam Getaran, (Vibration Eliminator) dsb
a. Kontraktor harus membuat pondasi yang diperlukan untuk outdoor unit.
Kontraktor mengajukan gambar-gambar kerja yang disetujui oleh Direksi
Pekerjaan dengan menunjukan ukuran-ukuran dan benntuk pondasi yang
akan dipasang pada tempatnya.
b. Kontraktor harus menyediakan peredam getaran (vibration eliminator)
untuk melindungi bangunan dari getaran yang dikeluarkan oleh mesin.
c. Kontraktor harus menyediakan dan memasang semua dudukan (support),
alat penggantung (hanger) untuk pipa-pipa dan alat-alat lain yang
memerlukannya. Dudukan dan gantungan tersebut harus dibuat dari
konstruksi yang sesuai dengan Gambar Rencana dan Bestek yang telah
disetujui oleh Direksi Pekerjaan.

d. Kontraktor harus menjamin bahwa semua instalasi yang dipasang tidak akan
menyebabkan penerusan getaran (vibration transmision). Dalam hal ini
penilaian dilakukan oleh ahli atau tenaga ahli yang ditunjuk. Kontraktor
harus bertanggung jawab atas modifikasi yang perlu untuk memenuhi syarat
tersebut.
3. Pemasangan Pipa
A. Pipa Refrigrant
a. Kontraktor harus menyediakan dan memasang pipa refrigrant dengan
bahan pipa tembaga dari jenis K atau L yang dehydrate atau scaled.
Diameter pipa yang dipakai harus disesuaikan dengan kapasitas
pendingin mesin atau desesuaikan dengan persyaratan dari pabrik
pembuat mesin AC tersebut.
b. Hendaknya pipa refrigrant harus dikerjakan dengan hati-hati dan sebaik
mungkin. Semua bagian-bagian pipa ini harus bersih, kering serta bebas
dari debu dan kotoran. Apabila pipa belum disambungkan ke unit AC
harus didop untuk menjaga agar kotoran tidak masuk kedalam pipa.

c. Semua pipa harus ditumpu/digantung terhadap konstruksi bangunan.


Konstruksi penggantung dan penumpu harus dibuat kokoh sehingga
letak pipa tidak berubah dan mengurangi transmisi vibrasi sedikit
mungkin.

d. Sambungan pipa jenis “Hard Draw Tubing” harus disambung dengan


perantara “Wronght Copper Fitting” diharuskan pakai solder perak
dengan meniupkan gas mulia seperti Nitrogen kering kedalam pipa yang
sedang disambungkan untuk menghindari terbentuknya kerak oksida
didalam pipa. Pemotongan pipa harus menggunakan cutter pipa dan
setelah dipotong ujungnya harus direamer sehingga diameternya normal
kembali. Tidak diijinkan menggunakan gergaji.

e. Semua “Welded Elbow” harus dari jenis long radius kecuali apabila
tempat atau ruangan pemasangan tidak memungkinkan.

f. Test kebocoran harus dilakukan sebagai berikut :

- Pipa gas dan pipa liquid disambung ke indoor unit/outdoor unit.

- Sebelum disambung ke indoor/outdoor unit pipa harus dibilas


(Flushing) dengan refrigrant tekanan tinggi agar semua sisa-sisa
kotoran terhembus keluar.

- Refrigrant piping system ditekan dengan menggunakan nitrogen


sampai tekanan 28 kg/cm2 dan dibiarka selama 24 jam tanpa terjadi
penurunan pekerjaan.

g. Untuk pengisian pipa refrigrant dilapangan, maka system harus


dihampakan terlebih dahulu dengan pompa penghampa dengan
mengukur tekanan yang baik (-30), tentang tata cara dan jumlah
refrigrant harus mengikuti persyaratan pabrik mesin AC yang
ditawarkan.

B. Pipa Air Pembuangan Drainase


a. Pipa air pembuangan (drainage) dari bahan PVC class AW. Seluruh pipa
drainage ini harus diisolasi.
b. Tiap-tiap indoor unit harus dilengkapi drain atas berfungsi untuk
mengatasi tekanan udara yang negatif di drain pan.
4. Penumpu, Angkur, Penggantung dan lain-lain.
a. Semua pipa horizontal harus digantung (ditumpu) dengan baik, penggantung
tersebut harus dipasang pada konstruksi beton.
b. Semua pipa vertikal harus ditumpu dengan klem yang tertumpu pada
konstruksi bangunan.
c. Tidak boleh ada pipa yang ditumpu atau digantungkan satu sama lainnya.

5. Bahan Isolasi Pipa Refrigrant


a.Pipa gas refrigrant harus diisolasi dengan isolasi panas rubber foam insulation
tube dengan ketebalan minimum 12 mm dengan koefisien perpindahan
panas maksimum 0,045 kcal/mh°C pada temperatur 70°C.
b.Setelah diisolasi panas kemudian kedua pipa dibalut dengan menggunakan
tape yang kedap air.
c.Untuk pipa yang terletak diluar bangunan harus dilindungi terhadap cuaca,
sehingga tidak langsung terkena panas atau dingin.

6. Bahan Isolasi Pipa Air Pengembunan (Drainage)


Seluruh pipa drainage haris diisolasi, bahan isolasi adalah armaflex, tebal
minimum adalah 10 mm. Pemasangan isolasi pipa drainage ini harus tidak
sampai menimbulkan pengembunan pada permukaan luar pipa drain, dibuang
ketalang terdekat.

IV. PERALATAN UTAMA

1. LINGKUP PEKERJAAN

Yang dimaksud lingkup pekerjaan disini adalah menerangkan spesifikasi dari jenis
peralatan utama yang dapat diterima dalam proyek ini.

2. UMUM

- Spesifikasi berikut ini hanya menjelaskan ketentuan-ketentuan dasar saja. Untuk


ketentuan dari kapasitas dan lain-lainnya lihat gambar peralatan/unit mesin.
-Kontraktor harus melaksanakan pekerjaan pengadaan, pemasangan dan
pengujian dari seluruh peralatan utama yang akan dipasang dalam proyek ini
dengan lengkap dan berfungsi dengan baik sehingga keseluruhan sistim tata
udara dapat memberikan peformasi yang diinginkan.
- Keseluruhan dalam peralatan utama harus dari kualitas yang terbaik dan baru
(bukan bekas pakai).
- Dalam memasukan penawaran untuk peralatan utama, kontraktor harus
menyatakan dan melampirkan hal-hal berikut dengan jelas :

a. Mencantumkan merk dan type unit yang ditawarkan pada BQ. Melampirkan
brosur asli dari tiap unit yang ditawarkan dan pada brosur tersebut diberi
tanda yang menjelaskan mengenai pemilihan unit, kapasitas daya, dimensi,
berat suhu dan volume air/udara dan lain sebagainya.
b. Melampirkan dan menjelaskan karakteristik dan kurva mengenai noise level
dan vibration level untuk unit split yang ditawarkan. Setiap kekurangan dari
butir-butir diatas akan mengurangi penilaian evaluasi atas Penawaran
Kontraktor dimana bobot hal-hal tersebut diatas sangan mementukan dalam
evaluasi Penawaran.
- Standard yang harus dipenuhi adalah ASRAE, ARI, STANDARD, ASTM dan UL.

3. AIR COOLED SPLIT AC

Unit secara keseluruhan adalah rakitan pabrik (full factory - assembled) terdiri
atas compresor, refrigrant dan seluruh perlengkapannya, baik disebutkan atau
tidak dalam spesifikasi ini, tetapi dipandang perlu untuk kelengkapan bekerjanya
unit ini. Unit harus mempunyai kapasitas sesuai yang tertera dalam gambar
schedul mesin dengan rating berdasarkan ARI STANDARD 550/74. Koreksi yang
diperlukan untuk mencapai fouling factor yang disebutkan dalam spesifikasi harus
sesuai dengan ARI STANDARD 450.

a. CONDENSING UNIT

- Kabinet harus dibuat dari plat baja digalvanized yang tahan karat dan
direncanakan untuk dipasang ditempat terbuka (udara luar), permukaan
kabinet harus dicat dasar dan dicat luar sebanyak dua kali.
- Compressor Coil harus terbuat dari jenis “Hermatically Sealed Rotary Type”
dengan kedudukan diberi peredam getaran komplit dengan crankcase heater
over conduct relay dan compressor thermal protector.
-Condensor Coil harus terbuat dari pipa tembaga dengan sirip-sirip
allumunium yang terpasang secara mekanis, coil condensor harus dari jenis
“Cross Fan Coil Type” (Waffle Louver Fins And Hi-x Tube dengan effisiensi
Heat Transfer yang tinggi) lengkap dengan check valve, high side pressure
gauge, solenoid valve, filter drier, thermal expantion valve dan kelengkapan
lainnya.
- Condensor fan harus dari jenis “Profiller fan” dengan discharge air kesamping
depan dengan motornya harus diberi bantalan peluru yang dilumasi secara
permanen.

b. INDOOR UNIT

- Kabinet plat baja digalvanized dengan permukaan kabinet harus dicat dasar
dan dicat luar sebanyak dua kali supaya tahan lama.
- Evaporator (coil) harus dibuat dari pipa tenbaga jenis “Split Type” (Waffle
Louver Fins And Hi-x Tube dengan effisiensi Heat Transfer yang tinggi)
lengkap dengan sirip-sirip allumunium yang terpasang secara mekanis.

c. VENTILASI

1. Lingkup Pekerjaan
Pengadaan dan pemasangan peralatan ventilasi (fan) untuk proyek ini
seperti yang ditunjukkan dalam gambar-gambar rencana yang melengkapi
dokumen ini.
2. U m u m
- Spesifikasi yang diuraikan dibawah ini, adalah sebagai kebutuhan dasar
yang harus diikuti.
Sedangkan ketentuan-ketentuan spesifik terhadap type, kemampuan
(performance) peralatan perlengkapan dan lainnya dapat dilihat pada
lembar gambar “Daftar Peralatan” yang menyertai dokumen ini.
- Fan harus sudah mendapatkan setifikat, sesuai standard yang berlaku di
negara dimana fan tersebut dibuat untuk testing dan rating (performance)
seperti sebagai contoh AMCA standard 210-74 di Amerika.
- Sound pressure level harus dilengkapi dalam DB dengan Re - 10E 12Watt
pada octave band mid freq. 60 - 4000 Hz.
- Dasarnya semua fan harus mempunyai noise level yang rendah dalam
operasinya, dan dalam batas-batas yang normal.

4. Spesifikasi Teknis

Fan
- Impeller fan dari type airfoil blade
- Material fan :
Casing : Plastik
Impeller : Plastik
shaft : carbon steel

f. PEKERJAAN SIPIL DAN LISTRIK

Kontraktor harus mengerjakan/melaksanakan pekerjaan sipil dan listrik yang


bersangkutan dengan sistem Air Conditioning. Jenis pekerjaan sipil dan listrik,
secara garis besar meliputi pekerjaan-pekerjaan sebagai berikut :

1. PEKERJAAN SIPIL
a. Kontraktor dalam lingkup ini harus menmbuat/menyiapkan dudukan
mesin AC.
b. Untuk menghindari penerusan getaran yang berasal dari mesin AC,
diantara kaki-kaki mesin tersebut harus diberi alat peredam getaran dari
jenis rubber in shear.

2. PEKERJAAN LISTRIK
a. Untuk pekerjaan listrik pada dasarnya harus mengikitu peraturan-
peraturan yang telah umum berlaku dan dipakai di Indonesia.
b. Harus berdasarkan Peraturan Umum Instalasi Listrik (PUIL).
c. Harus berdasarkan persyaratan dari Jawatan Keselamatan Kerja setempat.
d. Harus berdasarkan persyaratan dari pembuat mesin yang akan dipakai.
e. Yang termasuk dalam pekerjaan listrik adalah semua kabel kontrol dari
indoor unit dan ke thermostat, panel listrik AC dan semua penarikan kabel
tenaga dari dan ke panel AC.
g. PENGUJIAN DAN PENGETESAN

Kontraktor harus melaksanakan seluruh pengujian/test peralatan system Air


Conditioning dengan disaksikan oleh Pemberi Tugas, Konsultan, Direksi
Pekerjaan serta pihak-pihak lain yang diperlukan kehadirannya. Jenis pekerjaan
pengujian dan adjusting instalasi ini secara garis besarnya mencakup
persolalan-persoalan sebagai berikut :

1. P I P A
- Pengujian terhadap kebocoran pada pipa refrigrant dengan alat-alat Halide
Tosch atau alat lain yang sejenis.

2. LISTRIK
- Pengukuran dan pengujian kuat arus dengan tegangan, rpm, setiap phase
unit-unit compressor, motor dan system pengaturan listrik yang ada. Harus
dibandingkan dengan besaran/kapasitas yang direncanakan atau data
pabriknya.

3. TEMPERATUR KELEMBABAN
a. Seluruh pengujian harus dilaksanakan pada saat udara luar pada suhu
90°F.
b. Seluruh pengujian dilakukan setelah sistem berjalan dengan secara
kontinue selama 6 (enam) hari.
c. Pengukuran dan pengujian terakhir harus dilakukan setelah system stabil
sesuai atau mendekati persyaratan teknis yang direncanakan.
d. Seluruh peralatan pengujian dan pengukuran harus ditera sebelum dan
sesudah dipergunakan. Semua peralatan pengujian dan pengukuran serta
alat bantunya disediakan oleh Kontraktor.

4. SERVICE DAN MAINTENANCE


Selama masa pemeliharaan, kontraktor harus :
a. Membersihkan dan pemeliharaan minimal 2 (dua) bulan sekali.
b. Mengukur dan menyetel aliran udara, suhu dan kelembaban udara,
tegangan dan rpm mesin, tekanan mesin dan lain-lain.
c. Membersihkan, merawat, memperbaiki seluruh peralatan yang rusak dari
seluruh peralatan Air Conditioning yang terpasang.
d. Membersihkan dan merawat seluruh sistem Air Conditioning yang ada
pada bangunan

V. Produk
Bahan dan peralatan harus memenuhi spesifikasi.
Pemborong dimungkinkan untuk mengajukan salah satu dari daftar bahan dan
peralatan sesuai daftar dibawah ini.

Produk bahan dan peralatan pada dasarnya adalah sebagai berikut :


SPESIFIKASI MATERIAL
PEKERJAAN AC & Fan

NO. ITEM SPESIFIKASI MERK

Pekerjaan AC & Fan

1 Fan Ceiling exhaust/Wall Nicotra, KDK,


exhaust Panasonic

2 AC Cassete & split Refrigerant Ramah LG, Panasonic, Daikin


lingkungan

3 Pipa Tembaga klass L ASTM B 280 Koido, Toyoda, Denji

4 Aluminium Foil Alluminium sheet-duoble Poly Foil, Insfoil, ACI


side

5 Aluminium Tape Poly Foil, KFlex Product

6 Pipe Insulation Density 64kg/m3, tebal Armaflex, Thermaflex,


19mm, RH90% Aeroflex

7 Antivibration
Kinetic,Mason,Embleton
mounting

PEMBERITAHUAN PENYERAHAN PEKERJAAN YANG PERTAMA


Pasal 44

Apabila dalam waktu pelaksanaan dalam kontrak atau tanggal baru akibat perpanjangan
waktu sesuai dengan addendum kontrak telah berakhir, Penyedia harus telah
menyerahkan pekerjaannya dengan baik sesuai dengan kontrak kepada Kuasa Pengguna
Anggaran secara tertulis dan pengawas berkewajiban :
- Membuat evaluasi tentang hasil seluruh pelaksanaan sesuai dengan kontrak
Penyediaan.
- Menanggapi / melaporkan kepada Kuasa Pengguna Anggaran tentang hasil
pekerjaan Penyedia tersebut secara tertulis.
Kuasa Pengguna Anggaran akan mengadakan rapat proyek mengenai pekerjaan
penyerahan tersebut diatas berdasarkan :
a. Kontrak Penyedia
b. Surat penyerahan pekerjaan dari Penyedia
c. Surat tanggapan dari pengawas, setelah dapat menerima penyerahan pekerjaan
tersebut.

PEMELIHARAAN BANGUNAN SEBELUM PENYERAHAN KEDUA


Pasal 45

Terhitung mulai dari tanggal diterimanya penyerahan pekerjaan yang pertama, hingga
serah terima yang kedua adalah merupakan masa pemeliharaan yang masih menjadi
tanggung jawab Penyedia sepenuhnya, antara lain :
 Penyempurnaan dan pemeliharaan
 Pembersihan
 Keamanan dan penjagaan
Apabila Penyedia telah melaksanakan hal tersebut diatas sesuai dengan kontrak, maka
penyerahan pekerjaan yang kedua dapat dilaksanakan seperti pada tata cara (prosedur)
pada penyerahan pekerjaan yang pertama.

PENUTUP

a. Apabila dalam rencana kerja dan syarat-syarat (RKS) ini untuk uraian bahan-bahan,
pekerjaan-pekerjaan, yang tidak disebut perkataan atau kalimat " diselenggarakan
oleh Penyedia " maka hal ini harus dianggap seperti disebutkan.

b. Guna mendapatkan hasil pekerjaan yang baik, maka bagian-bagian yang nyata
termasuk didalam pekerjaan ini, tetapi tidak dimasukkan atau disebut kata demi kata
dalam RKS ini, haruslah diselenggarakan oleh Penyedia dan diterima sebagai " hal "
yang disebutkan dan segala biaya yang timbul menjadi tanggung jawab Penyedia.

c. Penyedia harus memasukkan segala resiko kekeliruan perhitungan kubikasi dan lain-
lain sebagainya sehubungan dengan keadaan setempat yang memungkinkan tidak
sesuai dengan dugaan Penyedia. Dan segala kerusakan jalan masuk akibat dari
lewatnya kendaraan-kendaraan dan lain-lain sehubungan dengan pelaksanaan
pekerjaan ini menjadi tanggung jawab Penyedia.

Hal-hal yang tidak tercantum dalam peraturan ini akan ditentukan lebih lanjut oleh
pihak Direksi/ Pemberi Tugas, bila perlu diadakan perbaikan dalam RKS ini.

BAB VIII
PENUTUP

Ketentuan-ketentuan lain yang belum tercantum dalam KAK ini ada dalam Spesifikasi
Teknik dan akan ditambahkan kemudian.

Sidoarjo, 2 Juni 2022

Pejabat Pembuat Komitmen


Dinas Kesehatan
Kabupaten Sidoarjo

dr. MUHAMMAD ATHO’ILLAH, MM


NIP. 19761007 200801 1 009

Anda mungkin juga menyukai