Jelajahi eBook
Kategori
Jelajahi Buku audio
Kategori
Jelajahi Majalah
Kategori
Jelajahi Dokumen
Kategori
pada Ibu Hamil oleh Tenaga Kesehatan di Puskesmas Sako, Sosial, Sei Baung
dan Sei Selincah di Kota Palembang
Berdasarkan data laporan ANC Dinas kesehatan kota Palembang bulan Desember tahun 2014
didapatkan data cakupan pelayanan antenatal K4 dari 39 Puskesmas di wilayah kota Palembang,
cakupan terendah di Puskesmas Sako (K4: 86,3%) dan Puskesmas Sosial (K4: 90%). Sedangkan data
cakupan pelayanan antenatal K4 tertinggi di Puskesmas Sei Baung (K4: 100,3%) dan Puskesmas Sei
Selincah (K4: 100,3%). Kemudian data mengenai deteksi risiko yang dilakukan oleh tenaga kesehatan di
kota Palembang sebanyak 132%5. Adapun risiko tinggi pada ibu hamil meliputi anemia (Hb < 8 gr %),
tekanan darah tinggi (sistole> 140 mmHg, diastole> 90 mmHg), edema nyata, eklampsia, perdarahan
pervaginam, ketuban pecah dini, letak lintang pada usia kehamilan> 32 minggu, letak sungsang pada
primigravida, infeksi berat/sepsis, dan persalinan prematur. Menurut Mutahar (2010), untuk
meningkatkan pelayanan antenatal harus diikuti terpenuhinya kualitas kunjungan pelayanan antenatal
yaitu 5T bukan hanya mengandalkan frekuensi kunjungan kehamilan saja7. Studi yang dilakukan
Naariyong et.al, (2012) menyatakan bahwa lemahnya hubungan antara pemanfaatan pelayanan
antenatal terhadap hasil kesehatan ibu disebabkan karena kurangnya memperhatikan isi dan kualitas
pelayanan antenatal.
Sehingga berdasarkan latar belakang tersebut, penulis merasa perlu untuk dilakukan penelitian
untuk digali lebih dalam mengenai kualitas pelayanan antenatal yang dilakukan oleh tenaga kesehatan
di Puskesmas dengan cakupan antenatal K4 tinggi dan rendah di kota Palembang. Tujuan penelitian ini
adalah untuk menganalisis kualitas pelayanan antenatal di Puskesmas Sako, Sosial, Sei Baung dan Sei
Selincah di Kota Palembang. Penelitian ini merupakan penelitian kualitatif dengan menggunakan metode
purposive sampling. Penelitian dilakukan sejak 30 Maret sampai dengan 30 Mei 2015 dengan teknik
wawancara mendalam dan observasi. Informan penelitian adalah 8 (delapan) orang bidan (koordinator
dan KIA) di Puskesmas Sako, Sosial, Sei Baung dan Sei Selincah di Kota Palembang, 4 (empat) orang
Kepala Puskesmas di tempat bidan tersebut bertugas, 8 (delapan) orang ibu hamil dan 2 (dua) orang
dokter spesialis Kebidanan RSMH. Data dianalisis dengan reduksi data, penyajian data dan penarikan
kesimpulan dan verifikasi.
Berdasarkan hasil wawancara mendalam kepada informan dan observasi pelaksanaan kualitas
pelayanan antenatal disimpulkan bahwa:
1. Hanya bidan koordinator yang mendapatkan pelatihan atau sosialisasi mengenai pelayanan antenatal
tersebut dari dinas kesehatan kota Palembang.
3. Dinas kesehatan propinsi dan kota melakukan pembinaan dan pengawasan pelaksanaan pelayanan
antenatal sesuai standar.
4. Dinas kesehatan propinsi, dinas kesehatan kota dan Puskesmas melengkapi sarana dan prasarana
yang belum tersedia atau rusak.
6. Dokter umum dilatih dan dilibatkan dalam pelayanan KIA. Bidan mengetahui tujuan dan manfaat
dilakukan pelayanan antenatal sesuai standar.
3. Belum semua bidan mematuhi standar pelayanan antenatal yang sudah ditetapkan. Kegiatan yang
masih belum dilaksanakan adalah menanyakan riwayat penyakit ibu hamil, melakukan pengukuran suhu
tubuh, tinggi badan, menilai status gizi dan melakukan konseling.
4. Masih terdapat sarana dan prasarana yang belum memadai untuk melakukan pelayanan antenatal
sesuai standar yaitu ruangan yang sempit, dipakai bergabung dengan pelayanan KB dan terdapat alat
kesehatan yang rusak dan tidak tersedia seperti pita Lila, alat pengkur tinggi badan, termometer, fetal
doppler.
5. Bidan telah memiliki pengetahuan yang cukup mengenai deteksi risiko dan mampu melakukan deteksi
risiko pada ibu hamil.
Hasil pengamatan mengenai kualitas pelayanan antenatal didapatkan bahwa masih ada kegiatan yang
belum dilaksanakan secara optimal diantaranya pada anamnesis tidak ditanyakan mengenai riwayat
penyakit ibu hamil, skrining status imunisasi TT, pola makan ibu hamil, dan obat-obat yang dikonsumsi
selama hamil. Sedangkan pada pemeriksaan fisik tidak dilakukan pengukuran suhu tubuh, sebagian
bidan tidak melakukan penilaian status gizi, mengukur tinggi badan dan menghitung denyut jantung
janin. Pemeriksaan golongan darah belum dilakukan di semua Puskesmas. Kemudian tidak semua materi
KIE diberikan kepada ibu hamil.
LAYANAN KESEHATAN IBU HAMIL BERKSEINAMBUNGAN
Pada Program Kemitraaan Masyarakat ini, STIKES menfasilitasi pelaksanaan Kelas Ibu Hamil
selama satu semester dengan rangkaian kegiatan yang bertujuan untuk meningkatkan kualitas outcome
kehamilan. Rangkaian kegiatan dalam kelas ibu hamil dalam program kemitraaan STIKES
Muhammadiyah Pekajangan Pekalongan dengan Desa pangkah adalah sebagai berikut, yang pertama
deteksi dini faktor resiko dalam kehamilan dengan tujuan penapisan faktor resiko dan merencanakan
rujukan terencana. Kedua melakukan pemeriksaaan secara komprehensif baik pemeriksaan fisik,
kehamilan maupun laboratorium sederhana untuk pemantauan kesehatan ibu hamil secara menyeluruh.
Ketiga pelaksanaan penyuluhan persiapan persalinan dan latihan panggul untuk perencanaan persalinan
yang aman dan pembekalan mental ibu hamil, Keempat penyuluhan ASI Eksklusif untuk
mengoptimalkan pemberian ASI dimasa nifas. Sehingga pada program kemitraaan masyarakat ini
diharapkan meningkatkan outcome kehamilan, perencanaan persalinan aman dan mantap dan
meningkatkan praktik pemberian ASI dini dan ASI Eksklusif.
Hasil kegiatan ditemukan 43% ibu hamil di Desa Pangkah mengalami anemia, dengan 67 %
mengalami anemia ringan dan 33,3 % mengalami anemia sedang. Pada pemeriksaan urine reduksi
ditemukan 14% ibu hamil dengan temuan urine reduksi positif 1dan 28,5 % ibu hamil dengan urine
protein positif 1. Hasil ini disampaikan ke bidan desa sebagai bahan pertimbangan bersama dalam
menentukan informasi kesehatan yang akan diberikan kepada kelompok ibu hamil di desa Pangkah.
Intervensi berupa penyuluhan tentang anemia pada pendamping dan pentingnya konsumsi tablet
tambah darah pada keluarga (suami/orangtua/ mertua/ kader/ keluarga dekat lainnya) yang tinggal
serumah atau berdekatan dengan ibu hamil menjadi salah satu kunci pencegahan anemia (Aditianti,
2015). Sehingga setelah pelaksanaan pemeriksaan, tim PKM melaksanakan konseling sesuai hasil
pemeriksaan ibu hamil tersebut pada iu hamil dan keluarga yang mendampingi. Pelaksanaan kegiatan
pengadian masyarakat dengan tema pelayanan ibu hamil berkelanjutan berlangsung lancar, penuh
antusias dari sasaran. Rangkaian kegiatan pengabdian yang dilakukan meliputi pendekatan pada mitra,
identifikasi permasalahan balita dan pemberian pendidikan kesehatan secara berkesinambungan, dan
melakukan evaluasi kegiatan secara umum. Evaluasi terhadap kegiatan selama lima bulan berjalan
sangat lancar. Kegiatan pengabdian didukung oleh seluruh komponen Bidan desa Pangkah dan
perangkat desa Pangkah Kecamatan Karangdadap Kabupaten Pekalongan. Rencana berikutnya adalah
pembentukan kelas ibu hamil, untuk terwujutnya hal tersebut diperlukan peran serta seluruh elemen
masyarakat. Pengabdian berikutnya hendaknya dilaksnakan dengan jangka waktu yang lebih panjang,
disertai dengan pembinaan kader sebagai upaya pemberdayaan.
METODE PEMBELAJARAN DEMONSTRASI BERBANTUAN MEDIA JOBSHEET TERHADAP HASIL
BELAJAR PRAKTEK MELAKUKAN PEMERIKSAAN FISIK PADA IBU HAMIL
Hakekat belajar dan mengajar adalah wujud nyata dari pendidikan yaitu usaha sadar bertujuan
membudayakan manusia dan memanusiakan manusia.Manusia itu sendiri adalah pribadi yang utuh dan
pribadi yang kompleks sehingga sulit dipelajari. Bidan merupakan salahsatu tenaga kesehatan yang
memiliki posisi penting dan strategi terutama dalam upaya menurunkan angka kematian ibu (AKI) dan
angka kesakitan dan kematian bayi ( AKB ). Bidan memberikan pelayanan kebidanan yang komprehensif
dan paripurna baik kepada wanita sepanjang daur kehidupannya. Bidan bertanggungjawab dan bekerja
sebagai mitra perempuan untuk memberikan dukungan, asuhan, dan nasehat selama masa hamil, masa
persalinan, dan masa nifas.Penelitian ini merupakan penelitian eksperimen, dengan rancangan post test
control group only design. Sampel dari penelitian adalah mahasiswa semester III jurusan Kebidanan.
Hasil penelitian Fhitung = 14,702, sedangkan Ftabel 5% dengan (db = 80-1) = 3,96, jika dibandingkan
Fhitung (14,702) > Ftabel (3,96) maka dapat disimpulkan terdapatperbedaan hasil belajar praktek
melakukan pemeriksaan fisik pada ibu hamil mahasiswa yang mengikuti pembelajaran demonstrasi
berbantuan media jobsheet dengan berbantuan penuntun belajar. Perkembangan tuntutan kebutuhan
masyarakat, kemajuan IPTEK dan perkembangan pembangunan di bidang kesehatan membawa dampak
akan tuntutan pada pelayanan atau asuhan kebidanan profesional. Mengacu pada hal tersebut institusi
pendidikan kebidanan berupaya memungkinkan adanya situasi dan kondisi belajar mahasiswa untuk
mengikuti dan menguasai ilmu dan kiat kebidanan. Dengan penguasaan ilmu dan kiat kebidanan dapat
menumbuhkan dan membina sikap mahasiswa dalam melaksanakan asuhan kebidanan profesional.
Berdasarkan pembahasan yang sudah dibuat dari hasil penelitian yang dilakukan maka dapat
disimpulkan sebagai berikut: Terdapat perbedaan yang signifikan hasil belajar praktek melakukan
pemeriksaan fisik pada ibu hamil antara mahasiswa yang mengikuti metode pembelajaran demonstrasi
berbantuan media jobsheet dengan metode pembelajaran demonstrasi berbantuan penuntun belajar.
Berdasarkan hasil penelitian dan simpulan yang telah dilakukan, beberapa saran yang dapat
dikemukakan terkait dengan hasil penelitian dan simpulan di atas, yaitu sebagai berikut. Pertama,
disarankan kepada dosen khususnya dosen pengajar asuhan pada kehamilan, untuk mendorong
mahasiswa untuk melakukan praktek dengan sungguh terhadap keterampilan kebidanan baik latihan
dengan bimbingan maupun latihan mandiri dengan mengoptimalkan ruang laboratorium kebidanan
yang ada, selalu berupaya membangkitkan motivasi berprestasi mahasiswa dengan memperhatikan
berbagai bentuk kebutuhan dalam menyelesaikan tugas akademik mahasiswa, dapat menumbuhkan
konsep diri bagi mahasiswa dengan menghargai kemampuan diri siswa dalam menyelesaikan tugas
akademiknya dan memberikan umpan balik terhadap hasil belajar mahasiswa. Kedua, kepada
mahasiswa, selalu berlatih dengan giat terhadap ketrampilan yang berkaitan dengan kebidanan agar
kemampuan melakukan praktek meningkat, selalu berupaya membangkitkan motivasi belajar terutama
dari segi intrinsik sebagai modal awal dalam upaya mencapai hasil belajar yang optimal, menumbuhkan
konsep diri positif dengan selalu bersikap percaya diri, optimis, dan mampu melihat diri secara realistis.
Ketiga, kepada institusi pendidikan, Agar melakukan pengadaan sarana dan peralatan yang dibutuhkan
untuk proses belajar praktik guna menunjang upaya meningkatkan kompetensi keterampilan mahasiswa
dalam melaksanakan asuhan kebidanan serta dapat merancang suatu sistem pelaporan target yang
lebih sistematis dan terarah untuk dapat lebih meningkatkan kualitas pendidikan secara utuh dan dapat
menghasilkan lulusan bidan dengan kompetensi yang tinggi.
PELAYANAN PEMERIKSAAN KEHAMILAN BERKUALITAS YANG DIMANFAATKAN IBU HAMIL
UNTUK PERSIAPAN PERSALINANDI INDONESIA
Pemeriksaan kehamilan atau antenatal care (ANC) merupakan upaya untuk menjaga kesehatan
ibu hamil dan bayinya. Dalam memenuhi kebutuhan tersebut, diperlukan fasilitas kesehatan yang
mudah diakses oleh masyarakat serta pelayanan pemeriksaan ANC yang berkualitas. Penelitian ini
bertujuan untuk mengetahui pemanfaatan pelayanan kesehatan ibu hamil sebagai persiapan persalinan
yang aman. Analisis menggunakan data Survei Indikator Kesehatan Nasional (Sirkesnas) tahun 2016 dan
Potensi Desa (Podes) tahun 2014. Teknik analisis yang digunakan adalah regresi logistik multivariabel.
Hasil uji regresi logistik multivariabel menunjukkan bahwa pemanfaatan ANC berkualitas cenderung
digunakan oleh ibu yang diperiksa bidan di puskesmas, ibu berpendidikan tinggi, tinggal di lingkungan
permukiman sedang dan baik, tidak tinggal di wilayah kumuh (lingkungan sosial) serta bertempat tinggal
di Regional Jawa Bali. Dapat disimpulkan bahwa bidan dan tempat ANC mempunyai peran sangat
penting untuk meningkatkan pemanfaatan pelayanan ANC ideal sebagai persiapan persalinan yang
aman.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa ibu dengan pendidikan tinggi dapat meningkatkan akses
pelayanan kesehatan maternal ideal. Pendidikan merupakan domain terpenting dalam menentukan
tindakan seseorang. Ibu yang memiliki pengetahuan mengenai pelayanan antenatal, maka cenderung
akan berpengaruh pada keputusan ibu untuk mendapatkan pelayanan kesehatan. Pentingnya untuk
meningkatkan pemahaman ibu tentang pelayanan ANC yang berkualitas bisa diperoleh dari tenaga
kesehatan (bidan) saat melakukan pemeriksaan kehamilan. Penyuluhan secara rutin yang dilakukan oleh
tenaga kesehatan juga dapat meningkatkan kesadaran dan pengetahuan ibu tentang kemungkinan
komplikasi dalam kehamilan sehingga dapat tercapai kesehatan yang optimal saat menghadapi
persalinan. Hasil ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh (Gupta et al., 2014; Joshi et al., 2014;
Dahiru and Oche, 2015), yang menyatakan bahwa tingkat pendidikan ibu mempengaruhi pemanfaatan
pelayanan ANC. Hasil penelitian lainnya (Azhar, Dharmayanti and Ma’ruf, 2016) menyatakan bahwa
semakin tinggi pendidikan ibu maka akan lebih banyak memanfaatkan pelayanan kesehatan yang
berkesinambungan (K1 – K4).
Dari hasil penelitian ini dapat disimpulkan bahwa bidan dan tempat ANC mempunyai peran
sangat penting untuk meningkatkan pemanfaatan pelayanan ANC ideal sebagai persiapan persalinan
yang aman. Demikian juga karakteristik, seperti pendidikan ibu dan peran lingkungan tempat tinggal.
Pendidikan formal maupun informal dapat memberikan perubahan perilaku ibu untuk pemanfaatan
ANC ideal