A. INFORMASI UMUM
1. Identitas Modul
Nama Penyusun : Elsya Rismaya, S.Pd
Sekolah : SMK Nurul Islam Cianjur
Tahun pelajaran : 2021 -2022
Kelas :X
Alokasi waktu :16 JP x 45 menit ( 720 menit )
Elemen :
2. Tujuan Pembelajaran
Fase :E
CP : Pada akhir fase E, peserta didik diharapkan dapat memahami
pengetahuan ilmiah dan menerapkannya; atau membuat prediksi sederhana disertai dengan
pembuktiannya
Tujuan Pembelajaran : Pada akhir pembelajaran, Peserta Didik mampu:
1. Secara mandiri siswa mampu mendeskripsikan tentang fenomena- fenomena yang terjadi
di lingkungan sekitarnya dilihat dari berbagai aspek seperti makhluk hidup dan
lingkungannya dengan benar
2. Secara mandiri Siswa Mampu membedakan antara makhluk hidup (Biotik) dengan benda
mati ( Abiotik ) dengan benar
3. Secara Mandiri ciri- ciri makhluk hidup dengan tepat
4. Secara berkelompok siswa mampu mendeskripsikan pengertian ekosistem sebagai
fenomena yang ada dilingkungan dengan tepat
5. Secara mandiri siswa mampu menganalisis komponen yang ada di dalam ekosistem dari
melihat tayangan vidio dengan cermat
6. Secara berkelompok siswa mampu menunjukkan jenis- jenis makhluk hidup yang ada di
dalam vidio yang ditanyangkan dengan teliti
7. Secara mandiri siswa mampu menjelaskan macam-macam simbiosis dalam ekosistem
8. Secara berkelompok siswa mampu mengelompokkan komponen biotik berdasarkan
peranannya di ekosistem dengan tepat
9. Secara berkelompok siswa mampu mendeskripsikan adanya interaksi dari komponen
ekosistem dengan benar
10. Secara mandiri siswa mampu memberikan contoh adanya interaksi dari komponen-
komponen ekosistem dengan tepat
11. Secara berkelompok siswa mampu mendeskripsikan adanya aliran energi di dalam
ekosistem dengan benar
12. Secara berkelompok siswa mampu menjabarkan macam- macam interaksi antara
makhluk hidup berdasarkan rantai makanan dan jaring- jaring makanan dengan tepat
13. Secara berkelompok siswa mampu menggambarkan bentuk rantai makanan dan jaring-
jaring makanan dengan cermat
14. Secara mandiri siswa mampu mendeskripsikan macam- simbiosis dengan benar
15. Secara berkelompok siswa mampu mendeskripsikan akibat yang terjadi jika salah satu
komponen biotik di dalam suatu ekosisitem dihilangkan, dengan tepat
LKPD. 2. Tuliskan komponen biotik apa saja dan tuliskan jumlahnya yang ada di
dalam vidio yang ditayangkan
Nama : ………………………….. Hari/ Tanggal :
………………………
Kelas : …………………………..
Kelompok : …………………………..
LKPD.3. Tuliskan komponen abiotik apa saja yang ada di dalam vidio yang
ditayangkan
Nama : ………………………….. Hari/ Tanggal :
………………………
Kelas : …………………………..
Kelompok : …………………………..
1.
2.
3.
dst
C. Presentasikan setiap LKPD di depan kelas oleh satu orang yang mewakili
kelompoknya
Rubrik Presentasi
Nama : ………………………….. Hari/ Tanggal :
………………………
Kelas : …………………………..
Kelompok : …………………………..
BAB I
Interaksi antara Makhluk Hidup dengan Lingkungannya
A. Biotik dan Abiotik
1. Ciri-Ciri Biotik
1. Bernapas.
2. Bergerak
3. Tumbuhdan Berkembang
4. Berkembang biak.
5. Iritabilitas (Peka terhadap rangsangan)
6. Makan dan minum.
7. Melakukan ekskresi.
8. Beradaptasi dengan lingkungannya.
a. Individu
b. Populasi
Kumpulan individu sejenis yang hidup pada suatu daerah dan waktu tertentu
disebut populasi. Misalnya, populasi pohon kelapa dikelurahan Tegakan pada tahun 1989
berjumlah 2552 batang. Ukuran populasi berubah sepanjang waktu. Perubahan ukuran
dalam populasi ini disebut dinamika populasi.
c. Komunitas
Komunitas ialah kumpulan dari berbagai populasi yang hidup pada suatu waktu dan
daerah tertentu yang saling berinteraksi dan mempengaruhi satu sama lain. Komunitas
memiliki derajat keterpaduan yang lebih kompleks bila dibandingkan dengan individu dan
populasi.Dalam komunitas, semua organisme merupakan bagian dari komunitas dan
antara komponennya saling berhubungan melalui keragaman interaksinya.
d. Ekosistem
Antara komunitas dan lingkungannya selalu terjadi interaksi. Interaksi ini menciptakan
kesatuan ekologi yang disebut ekosistem. Ekosistem adalah suatu kesatuan dinamis yang
terdiri dari berbagai spesies makhluk hidup yang berinteraksi dengan lingkungannya, baik
lingkungan biotik maupun abiotik (materi dan energi).memiliki komponen dan menjalankan
fungsi/ proses tertentu yang saling berkaitan dan bergantung satu dengan yang lainnya.
Ekosistem sangatlah penting bagi kelangsungan hidup makhluk hidup termasuk kalian.
Ekosistem adalah suatu sistem yang terbentuk oleh adanya hubungan timbal balik antara
makhluk hidup dengan lingkungannya. Di dalam ekosistem beberapa jenis makhluk hidup
bersaing untuk mendapatkan hidup. Interaksi inilah yang disebut dengan kompetisi.
Persaingan ini bertujuan untuk mendapatkan makanan, pasangan atau wilayah kekuasaan.
Terdapat 3 macam simbiosis yaitu simbiosis, simbiosis mutualisme, simbiosis
komensalisme, dan simbiosis parasitisme.
a. Simbiosis komensalisme yaitu interaksi antara dua jenis makhluk hidup yang
menguntungkan salah satu makhluk hidup sedangkan makhluk hidup yang lain tidak
diuntungkan dan tidak dirugikan. Contohnya : Anggrek dan pohon mangga, anggrek
akan menempel di pohon mangga agar mendapat sinar matahari dan zat air.
Anggrek mendapat keuntungan karena bisa melakukan fotosintesis, sementara
pohon mangga tidak diuntungkan atau dirugikan.
b. Simbiosis mutualisme yaitu interaksi antara dua jenis makhluk hidup yang saling
menguntungkan. Interaksi antara jamur penicillium dengan mikroorganisme lain
menunjukkan simbiosis amensalisme. Contohnya : Burung jalak dan kerbau, burung
jalak memakan kutu yang ada di punggung kerbau. Jalak mendapat keuntungan
berupa makanan, sementara kerbau akan dibantu karena rasa gatal di punggungnya
jadi hilang.
c. Simbiosis parasitisme yaitu interaksi antara dua jenis makhluk hidup yang
menguntungkan salah satu makhluk hidup sedangkan makhluk hidup yang lainnya
dirugikan. Contohnya : Cacing pita dan manusia, cacing pita tinggal di sistem
pencernaan manusia. Cacing pita mendapat keuntungan karena mengambil sisa sari
makanan yang menyebabkan manusia menjadi dirugikan.
d. Simbiosis netralisme adalah jenis hubungan antarmakhluk hidup yang tidak memberi
keuntungan atau kerugian pada organisme yang terlibat. Pada simbiosis netralisme
ini, kedua belah pihak tidak akan mendapat pengaruh apa pun, baik keuntungan
atau kerugian. Contohnya: Kambing dan ayam, keduanya tidak memiliki pengaruh
satu sama lain karena memiliki jenis makanan yang berbeda.
e. Simbiosis amensalisme adalah jenis hubungan antarmakhluk hidup yang merugikan
satu organisme, sementara organisme lain tidak diuntungkan atau dirugikan.
Contohnya : Pohon pinus dan tumbuhan lain, pohon pinus dapat mengeluarkan
senyawa alelopati yang bisa menyebabkan tumbuhan lain tidak tumbuh subur.
f. Simbiosis kompetisi adalah jenis hubungan antarmakhluk hidup berupa kompetisi
untuk memperebutkan sesuatu, bisa makanan atau yang lainnya. Contohnya : Singa
dan harimau, masing-masing organisme saling berebut mangsa yang sama dalam
satu ekosistem yang sama.
Interaksi kompetisi juga akan mempengaruhi dinamika populasi. Makhluk hidup yang
mampu bertahan akan tetap dapat melangsungkan kehidupannya. Seperti interaksi antara
singa dengan hyena dalam memperebutkan makanannya.
Berbagai bencana alam yang terjadi di bumi seperti gunung meletus dan gelombang
tsunami juga dapat mengakibatkan dinamika populasi. Lahar yang panas yang dihasilkan
oleh letusan gunung berapi dapat merusak lingkungan dan mengakibatkan kematian
makhluk hidup. Selain bencana alam berbagai aktivitas manusia juga dapat mengakibatkan
terjadinya dinamika populasi. Misal, penebangan pohon-pohon hutan secara liar
pembangunan jalan dan kota-kota, perburuan hewan dan pencemaran lingkungan.
Kegiatan-kegiatan tersebut jelas dapat merusak ekosistem dan mengakibatkan
penurunan populasi hewan dan tumbuhan. Jadi, dinamika populasi dapat terjadi karena
beberapa faktor yaitu interaksi simbiosis, kompetisi dan predasi, bencana alam dan aktivitas
manusia.
2. Komponen Biotik
Meliputi semua faktor hidup yaitu; kelompok organisme produsen, konsumen dan
pengurai.Lebih jelasnya berdasarkan caranya memperoleh makanan di dalam ekosistem,
organisme anggota komponen biotik dapat dibedakan menjadi tiga, yaitu:
Produsen
Produsen, yang berarti penghasil. Dalam hal ini, produsen berarti organisme yang mampu
menghasilkan zat makanan sendiri. Yang termasuk dalam kelompok ini adalah tumbuha
hijau atau tumbuhan yang mempunyai klorofil.Di dalam ekosistem perairan, komponen biotik
yang berfungsi sebagai produsen adalah berbagai jenis alga dan fitoplankton.
Konsumen
Dekomposer adalah komponen biotik yang berperan menguraikan bahan organik yang
berasal dari organisme yang telah mati ataupun hasil pembuangan sisa pencernaan.
Dengan adanya organisme pengurai, unsur hara dalam tanah yang telah diserap oleh
tumbuhan akan diganti kembali, yaitu berasal dari hasil penguraian organisme pengurai.
Berbagai jenis tumbuhan, hewan, dan mikroorganisme merupakan makhluk hidup dan
disebut sebagai komponen biotik. Kelompok pengurai ini umumnya terdiri atas kelompok
bekteri dan jamur. Suatu ekosistem secara fundamental menunjukkan proses-proses
sirkulasi materi, transformasi dan akumulasi energi melalui aktivitas organisme yang
melibatkan kegiatan-kegiatan biologi seperti fotosintesis, dekomposisi, respirasi dan predasi,
dengan demikian struktur dan fungsi ekosistem mempunyai kaitan yang erat antara satu
dengan lainnya. Pengurai, berupa kelompok organisme heterotrof yang menguraikan
produsen dan konsumen yang telah mati, sehingga materi organik yang kompleks dapat
diubah menjadi materi yang lebih sederhana dan akhirnya menjadi mineral-mineral yang
dapat dimanfaatkan kembali oleh produsen.
3. Pengertian Abiotik
Abiotik (bahasa Inggris: Abiotic) adalah salah satu komponen atau faktor dalam
lingkungan. Komponen abiotik adalah segala sesuatu yang tidak bernyawa seperti tanah,
udara, air, iklim, kelembaban, cahaya, bunyi. Pengertian komponen abiotik yang tepat
adalah komponen lingkungan yang terdiri atas makhluk hidup, komponen lingkungan yang
terdiri atas makhluk tak hidup, komponen lingkungan yang terdiri atas manusia dan
tumbuhan, serta komponen lingkungan yang terdiri atas makhluk hidup dan mkhluk tak
hidup.
4. Ciri-Ciri Abiotik
Faktor abiotik adalah faktor yang berasal dari alam semesta yang tidak hidup, misalnya
udara, air, cahaya, dll. Fungsi-fungsi komponen abiotik dalam pemenuhan kebutuhan
manusia dan yang dapat mempengaruhi ekosistem antara lain :
1. Tanah
Seperti yang kita ketahui, tempat dimana manusia tinggal dan berpijak adalah tanah.
Manusia dapat beraktifitas, membangun rumah, gedung, bahkan bercocok tanam. Tanah
juga ditempati oleh komponen biotik seperti tumbuhan dan hewan yang melakukan
aktifitasnya setiap hari.
Pada umumnya mahkluk hidup rata-rata dapat bertahan hidup hanya pada kisaran suhu
00C–400C. hanya mahkluk hidup tertentu saja yang dapat hidup dibawah 0 0C atau diatas
400C. hewan berdarah panas mampu hidup pada suhu dibawah titik beku karena memiliki
bulu dan memiliki suhu tubuh yang konstan (tetap). Suhu merupakan syarat yang
diperlukan organisme untuk hidup.
Temperatur lingkungan adalah ukuran dari intensitas panas dalam unit standar dan
biasanya diekspresikan dalam skala derajat celsius. Secara umum, temperatur udara
adalah faktor bioklimat tunggal yang penting dalam lingkunan fisik ternak. Supaya ternak
dapat hidup nyaman dan proses fisiologi dapat berfungsi normal, dibutuhkan temperatur
lingkungan yang sesuai. Banyak species ternak membutuhkan temperatur nyaman 13 –
18 oC atau Temperature Humidity Index (THI) < 72. Keadaan pergerakan molekul
ditentukan oleh temperatur atau suhu. Makin tinggi suhu, maka akan mepercepat proses
kehilangan air dari tanaman dan sebaliknya.
Selama musim hujan, rata-rata temperatur udara lebih rendah, sedangkan kelembaban
tinggi dibanding pada musim panas. Jumlah dan pola curah hujan adalah faktor penting
untuk produksi tanaman dan dapat dimanfaatkan untuk suplai makanan bagi ternak.
Curah hujan bersama temperatur dan kelembaban berhubungan dengan masalah
penyakit ternak serta parasit internal dan eksternal. Curah hujan dan angin juga dapat
menjadi petunjuk orientasi perkandangan ternak.
Sinar matahari mempengaruhi sistem secara global, karena sinar matahari menentukan
suhu. Sinar matahari juga merupakan unsur vital yang dibutuhkan oleh tumbuhan sebagai
produsen untuk berfotosintesis.
Radiasi matahari dalam suatu lingkungan berasal dari dua sumber utama:
4. Air
Sekitar 80-90 % tubuh mahkluk hidup tersusun atas air. Zat ini digunakan sebagai
pelarut di dalam sitoplasma, untuk menjaga tekanan osmosis sel, dan mencegah sel dari
kekeringan. Air dibutuhkan untuk kelangsungan hidup organisme. Bagi tumbuhan, air
diperlukan dalam pertumbuhan, perkecambahan dan penyebaran biji, bagi hewan dan
manusia air diperlukan untuk minum dan sarana hidup lain seperti transportasi bagi
manusia dan tempat hidup bagi ikan. Bagi unsur abiotik lain misalnya tanah dan batuan,
air digunakan sebagai pelarut dan pelapuk.
5. UDARA
Udara di atmosfer tersusun atas nitrogen (N2, 78 %), oksigen (O2, 21 %), karbon
dioksida (CO2,0,03 %), dan gas lainnya. Jadi gas nitrogen merupakan penyusun udara
terbesar di atmosfer bumi.
Nitrogen
Unsur Nitrogen merupakan gas yang diperlukan oleh mahkluk hidup untuk membentuk
protein, dan persenyawaan lainnya. Tumbuhan, hewan, dan manusia tidak mampu
memamfaatkan nitrogen yang ada di udara secara langsung. Ada bakteri yang dapat
menangkap nitrogen bebas dari udara misalnya, bakteri rhizobium yang hidup
bersimbiosis diakar tanaman kacang, atau ganggang biru anabaena yang hidup
bersimbiosis dengan azolla (tumbuhan air). Tumbuhan lainnya memperoleh nitrogen
dalam bentuk nitrit atau nitrat. Nitrit dan nitrat secara alami terbentuk dari nitrogen diudara
yang terkena lecutan petir, secara alami tanah memperoleh nitrit dan nitrat sehingga
menjadi subur.
Oksigen (O2) merupakan gas pembakar dalam proses pernapasan. Makanan, misalnya
karbohidrat yang ada di dalam sel, mengalami pembakaran (oksidasi) guna mendapatkan
energi. Oksidasi tersebut sering disebut sebagai pernapasan sel. Dalam pernapasan
dihasilkan pula karbondioksida (CO2) dan air (H2O). baik tumbuhan maupun hewan
memerlukan oksigen dari udara bebas untuk pernapasannya dlam rangka mendapatkan
energi.
Kelembaban dapat menjadi kontrol dari evaporasi kehilangan panas melalui kulit dan
saluran pernafasan (Chantalakhana dan Skunmun, 2002). Kelembaban biasanya
diekspresikan sebagai kelembaban relatif (Relative Humidity = RH) dalam persentase
yaitu ratio dari mol persen fraksi uap air dalam volume udara terhadap mol persen fraksi
kejenuhan udara pada temperatur dan tekanan yang sama (Yousef, 1984). Pada saat
kelembaban tinggi, evaporasi terjadi secara lambat, kehilangan panas terbatas dan
dengan demikian mempengaruhi keseimbangan termal ternak (Chantalakhana dan
Skunmun, 2002).
6. Mineral
Mineral yang diperlukan tumbuhan misalnya belerang (S), fosfat (P), kalium (K), kalsium
(Ca), magnesium (Mg), besi (fe), natrium (Na), dan khlor (Cl). Mineral-mineral itu
diperoleh tumbuhan dalam bentuk ion-ion yang larut didalam air tanah. Mineral tersebut
digunakan untuk berlangsungnya metabolisme tubuh dan untuk penyusun tubuh. Hewan
dan manusia pun memerlukan mineral untuk penyusun tubuh dan reaksi-reaksi
metabolismenya. Selain itu, mineral juga berfungsi untuk menjaga keseimbangan asam
basa dan mengatur fungsi fsikologi (faal) tubuh.
7. Keasaman [PH]
Tanah di Kalimantan bersifat asam karena tersusun atas gambut. Oleh karena itu sulit
dijadikan areal pertanian jika tidak diolah dan dinetralkan terlebih dahulu. Tanah yang
bersifat asam dapat dinetralkan dengan diberikan bubuk kapur. Tanah berhumus
seringkali bersifat asam. Tanah berkapur seringkali bersifat basa. Tanah bersifat basa
dapat dinetralkan dengan diberi bubuk belerang.
Jika kadar garam tinggi, sel-sel akar tumbuhan akan mati dan akhirnya akan mematikan
tumbuhan itu. Didaerah yang berkadar garam tinggi hanya hidup tumbuhan tertentu.
Misalnya pohon bakau di pantai yang tahan terhadap lingkungan berkadar garam tinggi.
9. Topografi
Topografi artinya keadaan naik turunnya permukaan bumi disuatu daerah. Topografi
berkaitan dengan kelembaban, cahaya, suhu, serta keadaan tanah disuatu daerah.
Interaksi berbagai faktor itu membentuk lingkungan yang khas. Sebagai contoh
keanekaragaman hayati di daerah perbukitan berbeda dengan didaerah datar. Organisme
yang hidup di daerah berbukit berbeda dengan daerah datar. Topografi juga
mempengaruhi penyebaran mahkluk hidup.
10. Garis Lintang
Garis lintang yang berbeda menunjukan kondisi lingkungan yang berbeda pula. Garis
lintang secara tidak langsung menyebabkan perbedaan distribusi organisme dipermukaan
bumi. Ada organisme yang mampu hidup pada garis lintang tertentu saja.
Indonesia yang terletak di daerah khatulistiwa dan di antara dua benua, memiliki curah
hujan yang cukup tinggi, rata-rata 200-225 cm/tahun. Dengan curah hujan yang tinggi dan
merata, cahaya matahari sepanjang tahun, dan suhu yang cukup hangat dengan suhu
rata-rata 27 0 C, Indonesia memiliki keaneka ragaman flora dan fauna yang tingggi.
Berikut ini beberapa peralatan yang digunakan untuk mengamati gejala alam biotik atau
abiotik antara lain sebagai berikut:
Teropong/Binokuler
Dengan menggunakan alat tersebut kita bisa melihat dengan jelas benda-benda yang
letaknya jauh. Hal ini sangat berguna ketika mengamati sesuatu yang tidak
memungkinkan untuk melakukannya dari dekat, misalnya dengan mengamati burung
yang hinggap dipohon, binatang buas, gunung meletus, antena parabola dipuncak
menara dan sebagainya.
Kamera
Alat ini berguna untuk mengambil gambar objek-objek yang tidak memungkinkan
dibawa ke laboratorium untuk dikaji lebih mendalam atau untuk mengabadikan kegiatan
maupun hasil kegiatan yang dilakukan. Seperti untuk mengambil gambar batuan
disungai yang besar, pagar berkarat, hewan/tumbuhan langka atau bagian-bagiannya
yang ada dikawasan konservasi dan sebagainya.
Ketika mengamati objek biotik maupun abiotik maka harus medeskripsikan ukurannya
seperti panjang, luas, volume, berat dan sebagainya. Karena itu penggunaan alat ukur
yang tepat sangat diperlukan. Contohnya, rol meter sangat cocok untuk mengukur lebar
lapangan, penggaris sesuai untuk mengukur panjang buku, sedangkan mengukur
diameter sekrup lebih tepat menggunakan jangka sorong atau micrometer. Untuk
mengukur volume bisa digunakan labu ukur atau gelas ukur. Untuk mengukur berat
digunakan timbangan atau neraca. Untuk mengukur suhu benda maupun lingkungan
digunakan termometer, sedangkan untuk mengukur waktu dapat dengan menggunakan
alat stopwatch.
Lup
Alat ini merupakan sebuah lensa cembung yang berguna untuk mengamati benda-
benda kecil supaya tampak lebih besar, contohnya untuk mengamati permukaan batu
apung, lumut kerak, dan sebagainya.
Mikroskop
Alat ini digunakan untuk mengamati benda-benda renik seperti bakteri, irisan
penampang melintang daun, permukaan kristal garam dapur dan sebagainya. Untuk
menggunakan mikroskop kita dituntut memiliki pengetahuan dan keterampilan yang
cukup.
pH meter
pH meter merupakan alat untuk mengetahui derajat keasaman suatu objek atau
lingkungan disekitar objek.
Kompas
Pada jarum kompas selalu menunjuk ke arah utara-selatan medan magnet bumi, oleh
karena itu kompas cukup berguna sebagai penunjuk arah ketika melakukan
pengamatan di alam. Selain kompas saat ini tersedia teknologi penentu lokasi yang
menggunakan satelit sehingga labih akurat, seperti GPS ( Global Positioning System )
selain tersedia dalam sebuah alat, teknologi GPS juga telah diadopsi dalam
Handphone.
Alat ini merupakan untuk mengukur tekanan udara. Biasanya pada barometer sekaligus
terdapat altimeter yakni alat untuk menentukan ketinggian tempat dari permukaan air
laut. Namun demikian ada pula barometer dan altimeter yang terpisah, barometer dan
altimeter terutama berguna ketika melakukan pengamatan objek di alam.
Sumber :
https://www.kompas.com/skola/read/2020/06/12/085832069/interaksi-makhluk-hidup-
dengan-lingkungan-materi-tvri- .
Penulis : Arum Sutrisni Putri
Editor : Arum Sutrisni Putri
Glosarium
Ekosistem : sistem hubungan timbal balik antara makhluk hidup dengan lingkungannnya
Biotik : komponen ekosistem yang berasalk dari makhluk hidup
Abiotik : komponen ekosistem yang berasal dari benda mati ( air, udara, tanah dll )
Individu : makhluk hidup yang tunggal ( jumlah hanya 1 )
Populasi : kumpulan dari individu- individu yang sejenis
Komunitas : kumpulan dari populasi yang menempati suatu daerah tertentu
Daftar Pustaka :
1. Pratiwi, D.A 1998. Buku Penuntun Biologi SMU kelas 1. Jakarta, Erlangga