Anda di halaman 1dari 26

SPEPESIFIKASI TEKNIS

KEGIATAN :
SUB KEGIATAN : PENGADAAN GEDUNG KANTOR ATAU BANGUNAN LAINNYA
PEKERJAAN : PEMBANGUNAN DAN PENATAAN SARANA DAN PRASARANA
KOREM 102/PANJU PANJUNG
LOKASI : PALANGKA RAYA
TAHUN ANGGARAN : 2022

I. LINGKUP DAN PERSYARATAN


a. Lingkup kegiatan
Yang akan dilaksanakan adalah Pekerjaan Pembangunan Dan Penataan Sarana Dan Prasarana
Korem 102/Panju Panjung, Tahun Anggaran 2022 terdiri dari ;

A. PEKERJAAN PERSIAPAN
B. PEKERJAAN PONDASI dan KONTRUKSI BAJA
C. PEKERJAAN DINDING BATA RINGAN, INTERIOR
D. PEKERJAAN LANTAI
E. PEKERJAAN PLAFOND
F. PEKERJAAN ATAP
G. PEKERJAAN PINTU JENDELA
H. PEKERJAAN LISTRIK
I. PEKERJAAN SANITASI DLL

b. Persyaratan dan Peraturan


 Semua dalam kontrak ini harus di laksanakan dengan mengikuti dan memenuhi
persyaratan teknis yang tertera dalam persyaratan Standar Normalisasi Indonesia (SNI ),
Standar Indusfri Indonesia (SII ), Peraturan Nasional maupun peraturan setempat yang
berlaku atas jenis bahan tersebut.
 Penyedia Jasa wajib meneliti situasi keadaan eksisting bangunan sifat dan luasnya yang
dapat mempengaruhi harga penawaran.
 Ukuran / satuan yang digunakan semuanya dinyatakan dalam metriks, kecuali untuk
/bahan-bahan ter tentu dinyatakan sesuai dengan kebutuhan.

II. URAIAN PEKERJAAN


A. PEKERJAAN PERSIAPAN
1) Papan Nama
a. Sebelum memulai kegiatan dilapangan terlebih dahulu Pelaksana harus memasang
papan proyek yang memberi informasi tentang kegiatan yang akan dilaksanakan
antara lain :
- Kuasa Pengguna Anggaran/Instansi
- Nama Pekerjaan
- Lokasi Pekerjaan
- Nilai Kontrak
- Jangka Waktu Pelaksanaan
- Nama Pelaksana
- Nama Konsultan Pengawas

b. Bahan yang digunakan untuk papan proyek menggunakan tripleks dengan ukuran
miniinal 60 cm x 122 cm dengan menggunakan rangka balok 2/3 kayu kelas Il
dengan tiang menggunakan balok 5/7 kayu kelas dua
c. Papan Proyek dipasang di lokasi kegiatan pada tempat yang mudah dilihat.

2) Pembongkaran
a. Pekerjaan ini meliputi penyediaan tenaga kerja, alat-alat yang diperlukan untuk
menyelesaikan semua pekerjaan bongkaran seperti yang disyaratkan serta sesuai
petunjuk Konsultan Pengawas. Meliputi bongkaran dinding, pembersihan dari
bongkaran dan angkutan keluar site untuk seluruh material bekas bongkaran.
b. Pelaksanaan dari seluruh pekerjaan bongkaran yang ditentukan dalam uraian dan
syarat-syarat ini, harus dilakukan secermat-cermatnya sehingga tidak mengganggu
kepentingan dan keamanan umum yang ada disekelilingnya.
c. Tidak diperkenankan pada waktu pelaksanaan bongkaran, terjadi kegaduhan yang
dapat mengganggu ketertiban dan keamanan umum.
d. Kontraktor harus melokalisir areal penimbunan sementara dari seluruh material
bongkaran dan sampai pembuangan agar tidak mengganggu kepentingan umum.
e. Kontraktor wajib mengambil langkah-langkah demi pengamanan terhadap material
bongkaran yang menurut petunjuk Direksi Pengawas harus dibongkar dengan
baik/tanpa cacat/utuh, serta setelah dibongkar harus dijaga keamanannya bila
dikehendaki/sesuai petunjuk Direksi Pengawas.
f. Puing-puing bekas bongkaran harus segera disingkirkan dari lokasi pekerjaan dan
pembuangannya harus dilakukan sedemikian rupa sehingga tidak mengganggu
kepentingan umum.
g. Semua daerah bongkaran harus dipelajari, dilihat/dikontrol secara seksama, pengaruh
dan segala kemungkinan dari akibat pekerjaan bongkaran, harus diperhatikan agar
tidak mengganggu aktifitas umum dan tidak mengganggu peralatan yang ada.
Kontraktor harus melakukan secara baik, benar dan tepat dalam melakukan pekerjaan
bongkaran.
h. Kontraktor wajib melakukan pengukuran dan peninjauan kondisi existing untuk
penyesuaian dengan perencanaan.
i. Kontraktor dapat mengajukan usulan-usulan teknis penyelesaian, termasuk
pelaksanaan pembongkaran bagian yang ditentukan, berdasarkan hasil termuan di
lapangan.
j. Wajib untuk membuat shop drawing untuk pekerjaan pembongkaran yang
memperlihatkan bagian yang akan dibongkar serta rencana support untuk menjaga
kestabilan bagian disekitarnya.
k. Kontraktor harus menyediakan seluruh peralatan untuk bongkaran dan pengadaan
bahan dari mutu terbaik yang sesuai jenisnya untuk perbaikan dan finishing.
l. Segala resiko pekerjaan diluar kontrak yang terjadi selama melakukan pekerjaan
bongkaran, pembersihan dan pembuangan ke luar lokasi pekerjaan menjadi tanggung
jawab Kontraktor.
m. Kontraktor harus menjaga agar segala jaringan dan peralatan yang dalam
ketentuan/persyaratan tidak dibongkar, tidak akan terganggu dan rusak akibat
bongkaran yang dilakukan.
n. Bila ternyata terjadi kerusakan/gangguan, maka Kontraktor harus
mengganti/memperbaiki dengan biaya sendiri tanpa mengurangi mutu dan fungsi dari
peralatan tersebut.
o. Semua bahan pengganti harus dari mutu terbaik, memenuhi syarat-syarat yang
ditentukan dan yang telah disetujui Direksi Pengawas.
p. Sisa/bekas bahan bongkaran harus segera dikeluarkan dari lokasi pekerjaan dan
pembuangan dilakukan diluar lokasi pekerjaan.
q. Kontraktor harus senantiasa memperhatikan keamanan terhadap pekerjaan-pekerjaan
di sekelilingnya dengan mengambil langkah-langkah pengamanan seperlunya.
r. Semua biaya perbaikan, penggantian, pembersihan dan angkutan menjadi biaya
proyek.
s. Lokasi/area pembangunan harus dalam keadaan siap kerja, dimana terbebas dari
seluruh barang-barang termasuk furniture
t. Semua bahan hasil bongkaran tak boleh digunakan lagi, harus diangkut keluar
u. Lingkup Pekerjaan dan Syarat-syarat-Pelaksanaan secara umum.
B. PEKERJAAN PONDASI dan KONTRUKSI BAJA
1) Pekerjaan Galian
Lingkup Pekerjaan Termasuk di dalam kegiatan ini adalah pekerjaan galian pondasi,
sloof, sesuai dengan gambar rencana. Pengadaan material bahan pengisi dan
mengangkutnya ke dalam lapangan serta menimbunnya di daerah lapangan dengan
pemadatan yang cukup seperti dicantumkan dalam syarat syaratnya. Persyaratan
pekerjaan tersebut minimal seperti yang akan dijelaskan sebagai berikut :
a. Pembongkaran dan memindahkan semua hal yang mungkin menghalangi jalannya
pekerjaan.
b. Pengeringan dan pengontrolan drainase.
c. Penggalian dan penimbunan (untuk penimbunan dengan tanah urug).
d. Pemindahan material-material yang tak berguna dan puing-puing.
e. Menyediakan material-material pengisi yang baik.

Syarat-Syarat Pelaksanaan :
a. Pemeriksaan Lapangan (Aanwijzing Lapangan) Pemborong harus mengadakan
pemeriksaan dan pengecekan langsung ke lapangan guna menentukan dengan pasti
kondisi lapangan, bahan bahan yang kelak akan dijumpainya dan keadaan lapangan
sekarang yang nanti mungkin akan mempengaruhi jalannya pekerjaan.
b. Penggalian dan Pembersihan
Seluruh rintangan yang ada dalam lapangan yang akan merintangi pekerjaan harus
disingkirkan dan dibersihkan dari lapangan, kecuali hal-hal yang mungkin akan
ditentukan kemudian untuk dibiarkan tetap. Perlindungan harus diberikan kepada hal-
hal yang seperti itu.
Pelaksanaan pekerjaan penggalian jalur pondasi, harus sedemikian rupa sehingga
menjamin barang-barang berharga yang mungkin berada di lapangan terhindar dari
kerusakan.

2) Pekerjaan beton
Lingkup Pekerjaan
a. Tenaga kerja, bahan dan alat. Pekerjaan ini meliputi penyediaan tenaga kerja, bahan-
bahan dan alat-alat bantu yang diperlukan untuk melaksanakan dan mengamankan
pekerjaan ini dengan baik dan sesuai dengan spesifikasi.
b. Lokasi pekerjaan. Pekerjaan ini pada lokasi seperti yang tercantum di dalam gambar
rencana
Persyaratan Bahan.
a. Semen Semen yang digunakan adalah semen dengan mutu yang baik atas persetujuan
konsultan. Ditetapkan memakai semen Gresik atau yang setara.
b. Krikil/batu pecah beton Krikil yang digunakan adalah krikil dari alam atau batuan-
batuan yang diperoleh dari pemecahan batu, baha harus terdiri dari syarat gradasi
agregat kasar, memiliki permukaan yang kasar, dan bebas dari bahan yang dapat
merusak konstruksi.
c. Air yang digunakan adalah air tawar yang bersih dan jernih tidak mengandung
minyak, asam, garam, alkohol, atau bahan lain yang dapat merusak beton.
d. Pasir Beton Pasir yang digunakan adalah pasir dari jenis yang baik serta bersih dan
tidak tercampur dengan tanah liat atau kotoran dan bahan organik lainnya, atas
persetujuan konsultan.
e. Baja Tulangan
1. Penyimpanan baja tulangan harus sedemikian rupa sehingga mudah dikenali
ukurannya dengan jalan mengelompokkannya sesuai dengan ukurannya.
2. Pemasangan tulangan harus sesuai dengan gambar. Blok-blok penyangga
tulangan harus sesuai dengan tebal penutup baton, dan minimal berkekuatan sama
dengan beton yang dituang berdekatan.
3. Baja tulangan beton sebelum dipasang, harus bersih dari serpihan-serpihan, karat,
minyak, oli dan lapisan yang akan merusak atau mengurangi daya lekat didalam
beton.
4. Baja tulangan beton harus dibengkokkan/dibentuk dengan teliti sesuai dengan
bentuk dan ukuran-ukuran yang tertera pada Gambar Konstruksi.
5. Baja tulangan beton tidak boleh diluruskan atau dibengkokkan kembali dengan
cara yang dapat merusak dari pada mutu tersebut.
6. Besi harus dibengkokkan dalam keadaan dingin, pemanasan dari besi beton
hanya dapat diperkenankan bila seluruh cara pengerjaan disetujui oleh
Konsultan / Direksi lapangan.
7. Besi beton harus dipasang dengan teliti sesuai dengan Gambar Rencana.
8. Agar tulangan tetap tepat ditempatnya, maka tulangan harus diikat dengan kawat
beton (bindrat) dengan bantalan blok-blok cetak/beton decking atau kursi-kursi
besi/cakar ayam perenggang "spacer" atau logam gantung ("metal hangers")
sesuai dengan kebutuhan.
9. Dalam segala hal, untuk besi beton yang horizontal harus digunakan penunjang
yang tepat sehingga tidak akan ada bata ringanng yang turun.

Syarat-syarat Pelaksanaan
a. Kontraktor harus betul-betul memperhatikan takaran dari campuran beton sesuai
dengan yang disetujui yaitu dengan ukuran K225 untuk semua jenis pekerjaan beton.
b. Kontraktor harus menyediakan peralatan dan perLengkapan yang mempunyai
ketelitian cukup untuk menentapkan dan mengawasi jumlah dari masing-masing
bahan beton.
c. Kontraktor juga harus mengecek slump test maupun compression test. Jika tidak
memenuhi syarat yang sudah ditentukan seluruh adukan yang tidak sesuai dengan
ketentuan harus dibuang oleh kontraktor.
d. Kontraktor harus terlebih dulu mengajukan perhitungan perhitungan gambar
rancangan cetakan dan perancah untuk mendapatkan persetujuan Pengawas atau yang
ditunjuk sebelum pekerjaan tersebut dilaksanakan. Tetapi persetujuan yang demikian
tidak akan mengurangi tanggung jawab Kontraktor terhadap keserasian bentuk
maupun terhadap perlunya perbaikan kerusakan kerusakan yang mungkin dapat
timbul waktu pemakaian. Dalam gambar tersebut harus secara jelas terlihat konstruksi
cetakan /acuan. Sambungan-sambungan serta kedudukan dan sistem rangkanya,
pemindahan dari cetakan serta perlengkapan untuk struktur yang aman. 5) Beton
tidak boleh dicor sebelum semua pekerjaan cetakan/bekesting selesai. Ukuran dan
letak baja tulangan beton sesuai dengan gambar pelaksanaan, pemasangan instalasi-
instalasi yang harus ditanam, besi penggantung plafond sesuai pola kerangka langit-
langit, stek-stek angker penyokong dan pengikat serta lainlainnya yang telah selesai
dikerjakan.
e. Beton yang dirawat (cured) dengan air harus tetap basah paling sedikit14 (empat
belas) hari terus menerus segerasetelah beton cukup keras untuk mencegah
kerusakan, dengan cara menutupnya dengan bahan yang dibasahi air dan atau dengan
pipa-pipa berlubang-lubang.

3) Pekerjaan Kontruksi Baja


Lingkup Pekerjaan
a. Tenaga kerja, material dan peralatan.
Pekerjaan ini meliputi seluruh pekerjaan konstruksi baja termasuk penyediaan tenaga
kerja, pengadaan bahan-bahan baik bahan dasar maupun bahan penyambung,
peralatan baja dan alat-alat bantu lainnya yang dibutuhkan untuk melaksanakan
pekerjaan dengan baik dan aman.
b. Pengukuran lapangan.
Pekerjaan pengukuran yang mencakup kondisi lapangan yang ada, seperti hasil
pekerjaan beton yang sudah dilaksanakan, maupun segala penyimpangan yang terjadi,
sehingga dalam gambar kerja diperlukan penyesuaian.
c. Tenaga ahli.
Kontraktor harus menyediakan tenaga ahli yang berpengalaman di lokasi pekerjaan,
sehingga dapat menyelesaikan segala masalah yang timbul di lapangan secara cepat
dan benar.
d. Gambar kerja/ shop drawings.
Kontraktor harus membuat gambar kerja secara ditail, sebelum pekerjaan dimulai,
termasuk penyesuaian dengan kondisi lapangan sampai mendapatkan persetujuan
dari Konsultan / Direksi.
e. Gambar terlaksana/ As built drawings.
Setelah pekerjaan dilaksanakan, Kontraktor wajib membuat gambar terlaksana sesuai
dengan struktur yang dilaksanakan, dan diserahkan kepada Pemberi Tugas sesuai
dengan kontrak.
Peraturan - Peraturan
Kecuali ditentukan lain dalam persyaratan selanjutnya, maka sebagai dasar pelaksanaan
digunakan peraturan sebagai berikut :
1. Peraturan Perencanaan Bangunan Baja Indonesia 1984 (PPBBI)
2. American Institute of Steel Construction Specification (AISC)
3. American Society for Testing and Materials (ASTM)
4. American Welding Society - Structural Welding Code (AWS)
5. Persyaratan Umum Bahan Bangunan Indonesia (PUBBI-1982)

4) Perhitungan Berat Konstruksi Baja


a. Berat jenis baja
Berat jenis baja adalah 7800 kg/m3. Satuan berat elemen baja adalah sesuai dengan
yang tercantum di dalam tabel pabrik pembuat.

b. Berat baja di dalam BQ.


Di dalam menghitung volume baja di dalam Bill of Quantity (BQ), berat baja
dihitung berdasarkan volume (berat) teoritis sesuai dengan gambar struktur. Berat
sisa atau "waste" akibat pemotongan atau pembentukan elemen-elemen struktur dan
juga alat penyambung seperti baut, las, angkur dan pelat buhul harus diperhitungkan
di dalam analisa harga satuan.

5) Material
a. Baja
Jika tidak disebutkan secara spesifik di dalam gambar, maka semua material untuk
konstruksi baja harus menggunakan baja yang baru dan merupakan "Hot rolled
structural steel" dengan mutu baja ST 37 (PPBBI-83) atau ASTM A 36 atau SS 41
(JIS. U 3101-1970), yang memiliki tegangan leleh (yield stress) minimal, Fy = 240
Mpa dan tegangan tarik (tensile stress) Fu = 400 Mpa. Baja jenis ini umum disebut
baja karbon (Carbon Steel) yang mengandung karbon antara 0.25 - 0.29 %. Semua
material baja harus baru, bebas/bersih dari karat, lobang-lobang dan kerusakan
lainnya, lurus, tidak terpuntir, tanpa tekukan, serta memenuhi syarat toleransi sesuai
dengan spesifikasi ini.
b. Baut.
Kecuali ditentukan lain dalam gambar, baut penyambung yang digunakan adalah
HTB A325 yang memiliki tegangan tarik putus nominal antara 105 - 120 ksi (735 -
840 Mpa). Baut penyambung harus merupakan material baru, dan panjang ulir harus
sesuai dengan yang diperlukan. Jika tidak disebutkan khusus di dalam gambar maka
baut yang dimaksud adalah type A325-X (ulir terletak di luar bidang geser). Baut
harus dilengkapi dengan 2 ring, masing-masing 1 buah pada kedua sisinya. Mutu
pelat ring harus sesuai dengan mutu baut.

c. Elektroda las.
Jika tidak disebutkan secara khusus di dalam gambar struktur, maka elektoda las yang
digunakan adalah E70XX, sesuai dengan lokasi penggunaannya.

d. Angkur.
Kecuali ditentukan lain di dalam gambar, maka angkur yang digunakan harus
memiliki kualitas BJTD 40, dengan panjang penjangkaran minimal sedalam 40 kali
diameter. Angkur harus memiliki ulir yang cukup sehingga pada saat digunakan
benar-benar dapat berfungsi secara benar.

e. 5.5 Cat dasar/primer dan cat finish.


Seluruh material baja harus dilindungi dengan cat dasar Zinc Chromate dengan tebal
seperti tertera di dalam spesifikasi ini. Sedangkan untuk cat finish tertera di dalam
spesifikasi teknis arsitektur dan jika tidak disebutkan harus mengikuti ketentuan di
dalam spesifikasi ini.

f. Angkur khusus.
Untuk menghubungkan elemen struktur beton lama dengan yang baru diperlukan
suatu angkur khusus. Angkur tersebut harus berasal dari pabrik Fischer.

6) Penggantian Profil/ Penampang


Pada prinsipnya dalam tahap perencanaan, profil yang digunakan adalah profil yang
diproduksi oleh pabrik. Apabila ternyata profil tersebut tidak tersedia, maka Kontraktor
dapat mengganti profil tersebut dengan profil lain yang disetujui oleh Konsultan / Direksi.
Usulan perubahan tersebut harus dilengkapi dengan perhitungan yang menunjukkan
bahwa profil pengganti tersebut minimal sama kuat dan kakunya dengan profil yang
digantikan. Juga harus diperhatikan bahwa tinggi profil pengganti harus mempunyai
tinggi maksimal sama dengan profil original, sehingga tidak mengurangi ruang peralatan
M&E. Walaupun perubahan profil tersebut disetujui, Kontraktor tetap harus
mengantisipasi perubahan tersebut, agar tidak terjadi klaim terhadap waktu pelaksanaan
maupun biaya.

7) Toleransi dimensi, panjang dan kelurusan


a. Toleransi dimensi
Dimensi yang tercantum di dalam gambar rencana adalah dimensi sesuai dengan yang
tertera di dalam tabel pabrik pembuat baja. Di dalam pembuatan terjadi variasi yang
menyebabkan terjadinya perbedaan dengan dimensi rencana. Perbedaan terhadap
panjang, lebar serta tebal diizinkan sebesar harga terkecil antara 1/32 inci (0.75 mm)
atau 5 % dari dimensi rencana.

b. Toleransi panjang.
Untuk elemen baja (balok, kolom) yang dipasang merangka satu terhadap lainnya,
toleransi panjang diizinkan sebesar 1/16 inci (1.50 mm) untuk elemen dengan
panjang kurang dari 9.00 meter dan sebesar 1/8 inci (3.00 mm) untuk panjang lebih
dari 9.00 meter.
c. Toleransi kelurusan
Kelurusan dari elemen baja dibatasi sebesar 1/500 bentang di antara 2 titik tumpunya,
kecuali ditentukan lain oleh Konsultan / Direksi.

8) Uji material
a. Contoh Material.
Kontraktor wajib menyediakan contoh material (baja, baut dan lain lain) untuk diuji
pada laboratorium yang disetujui oleh Konsultan / Direksi. Segala biaya pengujian
harus termasuk di dalam penawaran yang diajukan.
b. Uji pengelasan.
Apabila dianggap perlu oleh Konsultan / Direksi, maka akan dilakukan testing pada
hasil pengelasan. Tipe dan jumlah test untuk pengelasan disesuaikan dengan
kebutuhan sesuai AWS serta dilakukan atas biaya Kontraktor.

9) Syarat-syarat Pelaksanaan
a. Gambar kerja/ shop drawing.
Sebelum fabrikasi dimulai, Kontraktor harus membuat gambar-gambar kerja yang
diperlukan dan menyerahkan gambar kerja untuk diperiksa dan disetujui Konsultan /
Direksi. Bilamana disetujui, Kontraktor dapat mulai pekerjaan fabrikasinya.
Pemeriksaan dan persetujuan Konsultan MK atas gambar kerja tersebut hanya
menyangkut segi kekuatan struktur saja seperti :

1. Ukuran/dimensi profil, ketebalan plat-plat, ukuran/jumlah baut/las, tebal


pengelasan. Ketepatan ukuran-ukuran panjang, lebar, tinggi atau posisi dari
elemen-elemen konstruksi baja yang berhubungan dengan pengangkutan menjadi
tanggung jawab Kontraktor. Dengan kata lain walaupun semua gambar kerja
telah disetujui Konsultan / Direksi, tidaklah berarti mengurangi atau
membebaskan Kontraktor dari tanggung jawab ketidak tepatan serta kemudahan
dalam erection elemen-elemen konstruksi baja.
2. Pengukuran dengan skala dalam gambar sama sekali tidak diperkenankan.
3. Pada gambar kerja harus sudah terlihat bagian-bagian tambahan yang diperlukan
untuk keperluan montase serta cara-cara montase yang direncanakan.

b. Fabrikasi
1. Selama proses fabrikasi Konsultan / Direksi harus menempatkan staffnya yang
berpengalaman dalam fabrikasi baja secara penuh untuk mengawasi pelaksanaan
fabrikasi di bengkel kerja Kontraktor.
2. Kontraktor harus memberikan Fabrication Manual Procedure termasuk Procedur
Quality Control kepada Konsultan MK untuk disetujui.
3. Fabrikasi dari elemen-elemen konstruksi baja harus dilaksanakan oleh tukang-
tukang yang berpengalaman dan diawasi oleh mandor-mandor yang ahli dalam
konstruksi baja.
4. Semua elemen-elemen harus difabrikasi sesuai dengan ukuran-ukuran dan/atau
bentuk yang diinginkan tanpa menimbulkan distorsi-distorsi atau kerusakan-
kerusakan lainnya dengan memperhatikan persyaratan untuk penanganan
sambungan-sambungan serta las di lapangan dan sebagainya.
5. Pemotongan-pemotongan elemen-elemen harus dilaksanakan dengan rapi dan
pemotongan besi harus dilakukan dengan alat pemotong (brender) atau gergaji
besi. Pemotongan dengan mesin las sama sekali tidak diperbolehkan.

10) Tanda-tanda pada konstruksi baja


1. Semua konstruksi baja yang telah selesai difabrikasi harus dibedakan dengan kode
yang jelas sesuai bagian masing-masing agar dapat dipasang dengan mudah.
2. Kode tersebut ditulis dengan cat agar tidak mudah terhapus.
3. Pelat-pelat sambungan dan bagian elemen lain yang diperlukan untuk sambungan-
sambungan di lapangan, harus dibaut/diikat sementara dulu pada masing-masing
elemen dengan tetap diberi tanda-tanda.

11) Pengelasan
1. Pengelasan harus dilaksanakan sesuai AWS atau AISC Specification dan baru
dapat dilaksanakan setelah mendapatkan ijin tertulis dari Konsultan / Direksi.
Pengelasan harus dilakukan dengan las listrik, bukan dengan las karbit.
2. Kawat las yang dipakai adalah harus dari produk yang disetujui oleh Konsultan /
Direksi. Ukuran kawat las disesuaikan dengan tebal pengelasan.
3. Kontraktor harus menyediakan tukang las yang berpengalaman dengan hasil
pengalaman yang baik dalam dalam melaksanakan konstrksi baja sejenis. Hal ini
harus dibuktikan dengan menunjukkan sertifikat yang masih berlaku.
4. Kontraktor harus memperhatikan dengan seksama tipe dan ukuran las yang
tercantum di dalam gambar (las sudut, las tumpul dan lain-lain), dan Kontraktor
harus mempunyai alat untuk mengukur tebal las sehingga dengan mudah dapat
diketahui apakah tebal las sudah sesuai dengan gambar atau tidak.
6. 5Permukaan bagian yang akan dilas harus dibersihkan dari cat, minyak, karat dan
bekas-bekas potongan api yang kasar dengan menggunakan mechanical wire
brush dan untuk daerah-daerah yang sulit dapat digunakan sikat baja. Bekas
potongan api harus dihaluskan dengan menggunakan gurinda agar permukaan
baja menjadi baik. Kerak bekas pengelasan harus dibersihkan dan disikat.
7. Metode pengelasan harus dilakukan sedemikian rupa sehingga tidak timbul
distorsi dan tegangan residual pada elemen konstruksi baja yang dilas.
Pengelasan pada pertemuan elemen-elemen yang padat seperti pada tumpuan
harus dilakukan dengan teknik preheating.
8. Pada pekerjaan las dimana terjadi banyak lapisan las (pengelasan lebih dari satu
kali), maka sebelum dilakukan pengelasan berikutnya lapisan terdahulu harus
dibersihkan dahulu dari kerak-kerak las/slag dan percikan-percikan logam yang
ada. Lapisan las yang berpori-pori atau retak atau rusak harus dibuang sama
sekali.
9. Untuk memudahkan pelaksanaan serta mendapatkan mutu pengelasan yang baik,
maka pada dasarnya semua pekerjaan pengelasan harus dilakukan di bengkel.
Bila akan mengadakan pengelasan lapangan harus seijin tertulis dari Konsultan /
Direksi.
10. Perhatian khusus diberikan pada pengelasan yang dilakukan di lapangan (field
weld), dimana posisi dari tukang las harus sedemikian sehingga dapat dengan
mudah melakukan pengelasan dengan hasil yang baik tanpa mengabaikan
keselamatan kerja.
11. Pada semua pengelasan harus dilakukan pemeriksaan visual untuk mengetahui
apakah :
12. persiapan pengelasan sudah dilakukan dengan baik (bersih, gap yang cukup dan
lain-lain).
13. las yang ada tidak berpori, undercut, retak permukaan atau cacat-cacat lain.
14. ukuran dan tipe las sudah sesuai gambar.
15. Pada jumlah lokasi 30% dari seluruh lokasi pengelasan juga harus dilakukan
"Liquid Penetrant Test". Lokasi pengetesan ditentukan oleh Konsultan / Direksi.
16. Apabila dianggap perlu oleh Konsultan / Direksi atau apabila ada keraguan
terhadap hasil "Liquid Penetrant Test" tersebut, maka Konsultan / Direksi dapat
meminta pada Kontraktor untuk juga melakukan Radiographic Test.
17. Laboratorium uji las yang ditunjuk harus mendapat persetujuan Konsultan /
Direksi dan semua biaya pengujian las menjadi tanggung jawab Kontraktor.

12) Baut penyambung dan Angkur.


1. Kontraktor harus melakukan pengujian terhadap baut pada laboratorium yang
disetujui oleh Konsultan MK, sebelum Kontraktor memesan baut yang akan
dipakai.
2. Jumlah baut yang diuji untuk masing-masing ukuran adalah minimum 3 (tiga)
buah.
3. Walaupun test baut tersebut memenuhi syarat, Konsultan / Direksi berhak untuk
meminta diadakan uji baut lainnya dengan jumlah 1 (satu) baut dari setiap 250 baut
yang digunakan. Biaya pengujian baut tersebut ditanggung oleh Kontraktor.
4. Posisi lubang-lubang baut harus benar-benar tepat dan sesuai dengan diameter baut.
Jika tidak disebutkan secara khusus di dalam gambar, maka diameter lubang baut
maksimal 1.60 mm (1/16 inci) lebih besar dari diameter baut. Kontraktor tidak
boleh membuat lubang baru di lapangan tanpa seijin Konsultan / Direksi.
5. Pembuatan lubang baut harus memakai bor, untuk konstruksi yang tipis,
maksimum 10 mm, boleh memakai mesin pons. Membuat lubang baut dengan api
sama sekali tidak diperkenankan.
6. Pemasangan dan pengencangan baut harus dikerjakan dengan kunci momen torsi
yang sebelumnya sudah dikalibrasi, sebagai berikut :

Diameter Baut Torsi

(inci) (mm) (lbs.ft) (kg.m)

½ 12 90 12,454

5/8 16 180 24,908

¾ 19 320 44,287

7/8 22 470 65,038

1 25 710 98,249

1 1/8 28 960 132,844

1¼ 32 1.350 186,872

1½ 38 2.580 357,018

7. Setiap pengencangan baut harus dilakukan sampai mencapai gaya tarik baut sesuai
dengan spesifikasi AISC. Pelaksanaannya harus diawasi secara langsung oleh
Konsultan / Direksi.
8. Panjang baut harus sedemikian rupa, sehingga setelah dikencangkan masih dapat
paling sedikit 4 ulir yang menonjol pada permukaan, tanpa menimbulkan kerusakan
pada ulir baut tersebut. Panjang baut yang tidak memenuhi syarat ini harus diganti
dan tidak boleh digunakan.
9. Untuk menghindarkan adanya baut yang belum dikencangkan maka baut-baut yang
sudah dikencangkan harus diberi tanda dengan cat.
13) Pengecatan
a. Persiapan Pengecatan
Semua permukaan elemen baja sebelum dicat harus bebas dari :
1. lapisan mill, yaitu lapisan tipis mengkilap yang berasal dari pabrik baja.
2. karat
3. minyak dan bahan kimia lainnya.
4. kotoran yang akan mempengaruhi kualitas pengecatan.
Pembersihan harus dilakukan dengan menggunakan "mechanical wire brush" (sikat
baja mekanis) dan tidak boleh menggunakan sikat baja manual, kecuali hanya
untuk permukaan-permukaan yang betul-betul tidak dapat dijangkau oleh
"mechanical wire brush" tersebut, sebelum pengecatan dilakukan. Pembersihan
dengan menggunakan sand blasting sangat dianjurkan, terutama untuk permukaan
baja yang mengalami korosi.

b. Pengecatan Primer/Dasar
Setelah persiapan pengecatan seperti tersebut di atas, elemen baja dicat dasar
sebagai berikut :

Item Cat Dasar


Tipe Zinc Chromate
Ketebalan 35 micron
Cat dilakukan di Workshop/ pabrik

Apabila cat dasar yang sudah dilakukan belum sempurna, maka Kontraktor
wajib memperbaiki kondisi ini dengan melakukan pembersihan atas cat dasar
tersebut dan pengecatan diulang kembali sesuai dengan prosedur yang ada.

c. Cat Finish.
Jika tidak disebutkan secara khusus maka cat finish harus dilakukan 2 (dua) kali
dengan ketentuan sebagai berikut :
Item Cat Finish I Cat Finish II
Tipe Cat gloss enamel Cat gloss enamel
Ketebalan 30 micron 30 micron
Cat dilakukan di Pabrik Pabrik

Sama seperti cat dasar, maka cat finish I maupun cat finish II baru boleh
dilaksanakan setelah lapisan cat-cat sebelumnya betul-betul kering. Kontraktor
wajib melakukan pengecatan sehingga hasil yang diperoleh sesuai dengan yang
diinginkan. Hasil yang tidak sempurna, harus diperbaiki dan Kontraktor
bertanggung jawab atas segala risiko yang terjadi.

d. Pemeriksaan tebal cat.


Untuk memeriksa tebal cat, Kontraktor harus menyediakan alat ukur khusus untuk
itu.

e. Baja yang dibungkus dan baja sementara.


Khusus untuk elemen baja yang akan dibungkus beton atau baja yang tidak
permanen, maka bagian permukaan tersebut hanya dicat dengan cat dasar saja.

C. PEKERJAAN DINDING

1) Dinding bata Ringan


Lingkup Pekerjaan
a. Pekerjaan ini meliputi penyediaan tenaga kerja,bahan- bahan, peralatan dan alat-alat
bantu yang dibutuhkan dalam terlaksananya pekerjaan ini untuk mendapatkan
hasilyang baik.
b. Pekerjaan pasangan bata ringan ini meliputi pekerjaan pagar tebal 1/2 (setengah) batu
pada seluruh detail yang ditunjukkan dalam gambar atau sesuai petunjuk Direksi
Pengawas.

Persyaratan Bahan
a. Bata ringan harus memenuhi NI-10.
b. Semen Portland harus memenuhi NI-8.
c. Pasir harus memenuhi NI-3 Pasal 14 ayat 2.
d. Air harus memenuhi PUBI-1982 Pasal 9.

Syarat-syarat Pelaksanaan
a. Bahan-bahan yang dipergunakan sebelum dipasang, terlebih dahulu harus diserahkan
contoh-contohnya kepada Direksi Pengawas untuk mendapatkan persetujuannya.
b. Seluruh pasangan bata ringan, dengan campuran 1 PC: 5 pasir pasang,
c. Bata ringan yang digunakan bata ringan ukuran 10x20x60 cm, dengan kualitas
terbaik, siku dan sama ukuran, sama warna dan tidak diperkenankan memasang bata
ringan yang patah dua atau lebih, tanpa persetujuan Direksi Pengawas.
d. Setelah bata ringan terpasang dengan adukan, naad/siar-siar harus dikerok sedalam 1
cm dan dibersihkan dengan sapu lidi dan setelah kering permukaan pasangan disiram
air.
e. Pasangan dinding bata ringan sebelum diplester harus dibasahi dengan air terlebih
dahulu dan siar-siar dibersihkan.
f. Pemasangan dinding bata ringan dilakukan bertahap, setiap tahap maksimum 10 lapis
perharinya, serta diikuti dengan cor kolom praktis.
g. Bidang dinding bata ringan yang luasnya lebih dari 9 m2 harus ditambahkan kolom
dan balok penguat praktis dengan kolom ukuran 12 x 12 cm dan12 x24 cm dengan
tulangan pokok 4 diameter 10 mm, beugel diameter 6 mm jarak 20cm, jarak antara
kolom maksimum 3 meter.
h. Pelubangan akibat pembuatan perancah pada pasangan bata ringan merah sama sekali
tidak diperkenankan.
i. Bagian pasangan bata ringan yang berhubungan dengan setiap bagian pekerjaan beton
harus diberi penguat stek-stek besi beton diameter 8 mmjarak 75 cm, yang terlebih
dahulu ditanam dengan baik pada bagian pekerjaan beton dan bagian yang tertanam
dalam pasangan bata ringan sekurang-kurangnya 30 cm kecuali ditentukan lain.
j. Pasangan dinding bata ringan tebal 1/2 batu harus menghasilkan dinding finish
setebal 15 cm dan untuk tebal 1 batu dengan tebal finish 30cm setelah diplester
(lengkap acian) pada kedua belah sisinya. Pelaksanaan pasangan harus cermat, rapi
dan benar-benar tegak lurus terhadap lantai serta merupakan bidang rata.
k. Pasangan bata ringan harus dilaksanakan dengan toleransi deviasi bidang pada arah
diagonal dinding seluas 9 m2 tidak lebih dari0,5cm (sebelum diaci/diplester).
l. Toleransi terhadap as dinding adalah kurang lebih 1 cm (sebelum diaci/diplester).
m. Khusus untuk pertemuan antara pasangan bata ringan dan beton guna menghindarkan
retak-retak setelah diplester, maka dipasang kawat kasa dengan ukuran lubang-
lubangnya 1 x 1 cmpada pertemuan itu sebelum diplester

2) Pekerjaan plesteran
Lingkup Pekerjaan
a. Termasuk dalam pekerjaan plesteran ini adalah penyediaan tenaga kerja, bahan-bahan
yang diperlukan termasuk alat-alat bantu dan alat angkut yang diperlukan untuk
melaksanakan pekerjaan plesteran, sehingga dapat dicapai hasil pekerjaan yang
bermutu baik.
b. Lingkup pekerjaan ini meliputi seluruh plesteran dinding bata ringan bangunan, serta
seluruh detail yang ditunjukkan dalam gambar.
Persyaratan Bahan
a. Semen harus memenuhi NI-8.
b. Pasir harus memenuhi NI-3 Pasal 14, PUBI 1982.
c. Air harus memenuhi NI-3 Pasal 10.
d. Campuran (Aggregate): Untuk plester harus dipilih yang benar-benar bersih dan
bebas dari segala macam kotoran. Pasir untuk finishing harus bersih dan diayak.

Syarat-syarat Pelaksanaan
a. Seluruh plesteran dinding bata ringan dengan aduk campuran 1 PC: 5 pasir pasang,
kecuali pada dinding bata ringan semen raam/rapat air.
b. Pada dinding bata ringan semen raam/rapat air diplester dengan aduk campuran 1 PC:
3 pasir pasang (dapur, danbagian-bagian yang ditentukan dalam gambar).
c. Pasir pasang yang digunakan harusdiayak terlebih dahulu dengan mata ayakan seperti
yang dipersyaratkan.
d. Material lain yang tidak terdapat pada daftar di atas tetapi dibutuhkan untuk
penyelesaian/penggantian pekerjaan dalam bagian ini, harus bermutu baik dari
jenisnya dan disetujui Direksi Pengawas.
e. Bahan semen yang dikirim kelokasi harus dalam keadaan tertutup atau dalam kantong
yang masih disegel dan berlabel pabriknya, bertuliskan type dan tingkatannya, dalam
keadaan utuh dan tidak bercacat.
f. Bahan harus diletakkan ditempat yang kering, berventilasi baik, terlindung, bersih.
Tempat penyimpanan bahan harus cukup untuk proyek ini, dan dilindungi sesuai
dengan jenisnya, sesuai dengan persyaratan pabrik.
g. Semua bahan sebelum dikerjakan harus ditunjukkan kepada Direksi Pengawas untuk
mendapatkan persetujuan, lengkap dengan ketentuan/persyaratan pabrik yang
bersangkutan. Material yang tidak disetujui harus diganti dengan material yang
mutunya sesuai dengan yang disyaratkan tanpa biaya tambahan.
h. Sebelum memulai pekerjaan, Kontraktor diharuskan memeriksa lokasi, apakah sudah
sesuai dengan syarat-syarat hingga pekerjaan ini dapat dimulai.
i. Bila ada kelainan dalam hal apapun antara gambar, spesifikasi dan lainnya,
Kontraktor harus segera melaporkan kepada DireksiPengawas.
j. Kontraktor tidak dibenarkan memulai pekerjaan disuatu tempat dalam hal
kelainan/perbedaan ditempat itu, sebelum kelainan tersebut diselesaikan.
k. Tebal plesteran 1,5 cm dengan hasil ketebalan dinding finish 15 cm dan30 cm atau
sesuai yang ditunjukkan dalam detail gambar.
l. Ketebalan plesteran yang melebihi 2 cmharus diberi kawat ayam untuk membantu
dan memperkuat daya lekat dari plesterannya.
m. Untuk setiap pertemuan permukaan dalam satu bidang datar yang berbeda jenisnya
misalnya dengan kosen dan lain-lain, harus diberi/ dibuat naat (tali air) dengan lebar 7
mm dalamnya 5 mm, kecuali bila ada petunjuk lain dalam gambar.
n. Plesteran halus (acian) dengan campuran PC dan air sampai mendapatkan campuran
yang homogen, dapat dikerjakan sesudah plesteran berumur 8 hari/kering betul.
o. Kelembaban plesteran harus dijaga sehingga pengeringan berlangsung wajar tidak
terlalu tiba-tiba, dengan membasahi permukaan plesteran setiap kali terlihat kering
dan melindungi dari terik panas matahari langsung dengan bahan penutup yang bisa
mencegah penyerapan air secara cepat.
p. Kontraktor wajib memperbaiki/mengulang mengganti bila ada kerusakan yang terjadi
selama masa pelaksanaan (dan masa garansi), atas biaya sendiri selama kerusakan
bukan disebabkan oleh tindakan Pemberi Tugas/Pemakai.
q. Plesteran pada permukaan beton harus diawali dengan membuat permukaan beton
menjadi kasar dan dibersihkan dri debu maupun kotoran kemudian dikondisikan
menjadi basah permukaan selanjutnya diberikan pletseran dengan adukan 1pc: 2ps
melalui ayakan halus dan diaci ; Ketebalan plesteran tidak boleh kurang dari 10mm
dan tidak boleh lebih dari 15mm kecuali bila ditentukan lain.

3) Pekerjaan granite tile dinding


Lingkup Pekerjaan
a. Pekerjaan ini meliputi pengadaan bahan, peralatan semua pekerja
yang berhubungan dengan pekerjaan penyelesaian dinding sesuai gambar kerja dan
RKS.
b. Pemborong harus memberikan contoh-contoh bahan pelapis dinding yang akan
dipasang, khususnya untuk menentukan warna, tesktur yang akan ditentukan
kemudian oleh Pemberi Tugas.
c. Pemborong harus menyediakan jaminan tertulis dari produser Sub
d. Pemborong kepada Pemilik Proyek untuk setiap penggunaan bahan dinding dengan
jangka waktu jaminan minimum 5 tahun.
e. Pekerjaan dinding bagian dalam bangunan (interior) meliputi
pekerjaan dinding dilapis granite tile terutama bagian kamar mandi dan WC

Persyaratan Bahan
a. Pemilihan warna ditentukan kemudian oleh pemilik proyek atau oleh Direksi
lapangan.
b. Pengendalian seluruh pekerjaan ini harus sesuai dengan peraturan-peraturan ASTM,
peraturan keramik Indonesia NI19, PVBB 1970 dan PUBI 1982.
c. Bahan yang digunakan harus sudah dapat persetujuan dari Direksi Lapangan, setelah
diseleksi mengenai kualitas bahan, warna, tekstur dan bahan tidak boleh rusak,
maupun cacat.
d. Material lain yang tidak terdapat pada daftar tersebut tetapi dibutuhkan untuk
penyelesaian/penggantian pekerjaan dalam bagian ini, haru baru, kualitas terbaik dari
jenisnya dan harus disetujui Direksi Lapangan.

Syarat-syarat Pelaksanaan
a. Pada permukaan dinding beton/bata ringan merah yang ada, keramik dapat langsung
diletakkan, dengan menggunakan perekat spesi 1Pc :3Ps, diaduk baik memakai
larutan supercement, jumlah pemakaian adalah 10% dari berat semen yang dipakai
dengan tebal adukan tidak lebih dari 1,5 cm atau bahan perekat khusus, dengan
memperhatikan sehingga mendapatkan ketebalan dinding seperti tertera pada gambar.
b. Keramik yang dipasang adalah yang telah diseleksi dengan baik, warna, motif tiap
granite tile harus sama tidak boleh retak, gempal atau cacat lainnya.
c. Pemotongan granite tile harus menggunakan alat potong khusus untuk itu, sesuai
petunjuk pabrik pembuat.
d. Sebelum granite tile dipasang, granite tile terlebih dahulu harus direndam air sampai
jenuh.
e. Ketinggian peil tepi atas pola granite tile disesuaikan dengan gambar.
f. Awal pemasangan granite tile pada dinding dan kemana sisa ukuran harus ditentukan,
harus dibicarakan terlebih dahulu dengan Perancang/Direksi Lapangan sebelum
pekerjaan pemasangan dimulai.
g. Bidang dinding granite tile harus benar-benar rata, garis-garis siar harus benar-benar
lurus, siar arah horisontal pada dinding yang berbeda ketinggian peil lantainya harus
merupakan garis lurus.
h. Granite tile harus disusun menurut garis-garis lurus dengan siar sebesar 35 mm setiap
perpotongan siar harus membentuk dua garis tegak lurus. Siar-siar granite tile harus
diisi dengan bahan pengisi siar sehingga membentuk setengah lingkaran seperti yang
disebutkan dalam persyaratan bahan dan warnanya akan ditentukan kemudian.
i. Pembersihan permukaan ubin dari sisa-sisa adukan semen hanya boleh dilakukan
dengan menggunakan cairan pembersih untuk granite tile seperti "Gol Getter" buatan
Johnson Wax.
j. Naad-naad pada pemasangan granite tile harus diisi dengan bahan supergrout.

4) Cat dinding
Lingkup Pekerjaan
a. Pekerjaan ini meliputi pengadaan tenaga kerja, bahan-bahan, peralatan dan alat-alat
bantu lainnya yang diperlukan dalam pelaksanaan, hingga dapat tercapai hasil pekerjaan
yang bermutu baik dan sempurna. Meliputi pengecatan dinding/ beton bagian luar dan
dalam serta seluruh detail yang ditunjukan/disebutkan dalam gambar. Definisi
pekerjaan cat adalah semua pelapisan permukaan pada berbagai material untuk maksud-
maksud perlindungan/ pemberian warna, pemberian texturedan memberi kemungkinan
untuk dicuci dari material tersebut.
b. Perincian dari pekerjaan cat ini meliputi jenis-jenis berikut:
1. Pekerjaan pengecatan dasar atau primer dan pendempulan.
2. Pekerjaan cat dinding
Persyaratan Standar/Mutu bahan
a. Pengecatan seluruh pekerjaan harus sesuai denganNI-3 dan NI-4 atau sesuai dengan
spesifikasi dari pabrik cat yang digunakan.
b. Standar dari bahan prosedur pengecatan ditentukan pabrik pembuat cat dan Kontraktor
tidak dibenarkan merubah standar dengan jalan mencampur dan mencairkan yang tidak
sesuai dengan instruksi pabrik atau tanpa ijin dari Direksi/Pengawas.
Syarat-syarat Pelaksanaan/Syarat Umum
a. Semua bahan sebelum dikerjakan harus ditunjukan kepada Direksi/Pengawas beserta
ketentuan/persyaratan/jaminan pabrik untuk mendapatkan persetujuan. Bahan yang
tidak disetujui harus diganti tanpa biaya tambahan. Jika dipandang perlu diadakan
penukaran/penggantian bahan pengganti harus disetujui Direksi/Pengawas berdasarkan
contoh yang diajukan Kontraktor. Pekerjaan pengecatan jangan dilakukan di daerah
terbuka dalam keadaan cuaca lembab dan hujan atau keadaan angin berdebu yang akan
mengurangi kualitas pengecatan.
b. Setiap pekerjaan yang akan dimulai pada suatu bidang harus mendapat persetujuan dari
Direksi/Pengawas.
c. Sebelum memulai pelaksanaan pengecatan, Kontraktor wajib melakukan percobaan
untuk disetujui Direksi/Pengawas.
d. Kontraktor tidak dibenarkan memulai pekerjaan disuatu tempat bila ada
kelainan/perbedaan di tempat itu sebelum kelainan/perbedaan tersebut diselesaikan.
Bila ada kelainan dalam hal apapun antara gambar dan lain-lainnya, maka Kontraktor
harus segera melaporkan kepada Direksi Pengawas. Kontraktor wajib
memperbaiki/mengulangi mengganti kerusakan yang terjadi selama masa pelaksanaan
dan masa garansi, atas beban biaya Kontraktor.
Syarat Pengamanan Pekerjaan
a. Agar daerah-daerah yang sedang dicat ditutup dari pekerjaan-pekerjaan lain, maupun
kegiatan laindan juga daerah tersebut terlindung dari debu dan kotoran lainnya sampai
cat daerah tersebut kering.
b. Lindungi pekerjaan ini dan juga pekerjaan atau material lain yang dekat dengan
pekerjaanini seperti fitting-fitting,kosen-kosen dan sebagainya dengan cara
menutup/melindungi bagian tersebut selama pekerjaan pengecatan berlangsung.
Kontraktor bertanggung jawab memperbaiki atau mengganti material yang rusak akibat
pekerjaan pengecatan tersebut.

5) Pekerjaan Dinding Partisi

Lingkup Pekerjaan
Pekerjaan ini dilakukan meliputi pemasangan dinding partisi gypsum, termasuk
pemasangan rangka sesuai yang disebutkan / ditunjukkan dalam gambar dan sesuai
petunjuk Konsultan Pengawas
Persyaratan Bahan
a. Rangka : Rangka vertikal dari besi hollow 4 x 4 cm/ 2 x 4 cm, tebal pelat besi hollow
minimal 0,3 mm dan diberi meni. Rangka horizontal atas dan bawah dari metal runner
berbahan steel galvanized, berupa profil kanal C (C-Channal).
b. Penutup partisi : Digunakan Gypsum Board yang bermutu baik produk JAYA
Plasterboard atau produk lain yang setara, tebal = 12 mm.
c. Bahan penutup sambungan partisi : Compound atau bahan plester ex UB400 atau
produk lain yg setara. Paper tape yang berpori/berlubang dan bergaris tengah, serta
Corner Bead berbahan metal, yaitu untuk penutup bagian sudut dinding partisi.
d. Bahan Insulasi Glasswool, tebal 4 cm density 28 kg/m3.
e. Kesemua bahan di atas harus disetujui oleh Konsultan Pengawas, Perencana dan
Pemberi Tugas.
Syarat-syarat Pelaksanaan
a. Sebelum melaksanakan pekerjaan, Kontraktor diwajibkan untuk meneliti gambar-
gambar yang ada dan kondisi di lapangan (ukuran dan peil), termasuk mempelajari
bentuk, pola lay-out / penempatan, cara pemasangan, mekanisme dan detail-detail
sesuai gambar. Juga terlebih dahulu harus memeriksa untuk dikoordinasikan dengan
pekerjaan-pekerjaan yang terkait dengan partisi gypsum, diantaranya adalah : -
Pekerjaan Instalasi pada dinding -Pekerjaan Kosen, dan lain sebagainya yang terkait
dalam terlaksananya pekerjaan ini.
b. Gypsum board yang dipasang adalah gypsum board yang telah dipilih dengan baik,
bentuk dan ukuran masing-masing unit sama, tidak ada bagian yang retak, gompal
atau cacat-cacat lainnya dan telah mendapat persetujuan dari Konsultan Pengawas.
c. Sebelum pemasangan metal runner, dibuat tanda/marking terlebih dahulu di atas
bidang lantai sesuai gambar rencana dan diajukan untuk diperiksa terlebih dahulu
oleh Konsultan Pengawas dan Perencana.
d. Modul rangka vertikal besi hollow adalah setiap berjarak per as = 60 cm.
e. Rangka besi hollow dan metal runner harus siku, tegak, kaku dan kuat, kecuali bila
dinyatakan lain, misal : permukaan merupakan bidang miring sesuai yang
ditunjukkan dalam gambar.
f. Bahan penutup langit-langit adalah gypsum dengan mutu bahan seperti yang telah
dipersyaratkan dengan pola pemasangan sesuai yang ditunjukkan dalam gambar.
Gypsum board dipasang dengan sekrup khusus, dengan menggunakan alat bor listrik
dan setiap pemasangan masing-masing sekrup sejajar minimal berjarak 300 mm.
g. Kepala sekrup yang terlihat diberi compund agar tertutup dan diamplas.
h. Sambungan partisi gypsum board diberi compound dengan sebelumnya diberi paper
tape khusus gypsum. Setelah compound kering, diamplas sampai rata dan garis
sambungan setiap unit gypsum board hilang.
i. Bagian sudut partisi gypsum board yang tidak terlindung oleh material lain, diberi
corner bead dan dicompound dan diamplas dengan baik.
j. Setelah panel gypsum board terpasang, bidang permukaan partisi harus rata, lurus dan
siku, dan antara unit-unit gypsum board tidak terlihat bergelombang dan sambungan.
Kecuali bila dinyatakan lain, misal : permukaan merupakan bidang miring atau
melengkung sesuai yang ditunjukkan dalam gambar.
k. Untuk menguji kesikuan/kerataan bidang partisi gypsum, dilakukan dengan
menggunakan waterpas khusus, dan diperiksa bersama-sama Konsultan
Pengawas/MK.

6) Pekerjaan dinding HPL

Bahan Finishing HPL


a. ersyaratan :High Pressure Laminate ( HPL ) yang dipakai adalah ex GPrassmerino
motif kayu dan warna solid atau Setara, warna sesuai dengan skema warna dan
material yang dikeluarkan oleh Perencana.
b. Tebal HPL yang disyaratkan adalah minimum 0,8 mm. Untuk finishing HPL dengan
profil post forming adalah dengan ketebalan maksimal 0,8 mm. 3.4.3.Proses laminasi
sebaiknya dipress secara hydrolis (High Pressure system ) di bengkel / work-shop
Kontraktor.

c. Arah serat dari HPL, sesuai yang ditunjukkan dalam gambar rencana/desain.
3.4.5.Permukaan HPL dilarang keras diamplas.

d. Bagian tepi (edging) dari daun pintu, bidang atas/top meja /credenza, diberi edging
berbahan PVC tebal minimal 2 mm. Warna disesuaikan dengan warna HPL nya atau
sesuai petunjuk gambar rencana/desain.

7) PEKERJAAN AKUSTIK
Lingkup Pekerjaan
Pekerjaan ini meliputi penyediaan tenaga, bahan dan alat-alat bantu yang dibutuhkan
untuk pekerjaan ini untuk mendapatkan hasil pekerjaan yang baik. pemasangan dinding
akustik yang terdapat pada ruang aula seperti yang ditunjukkan pada gambar.

Persyaratan Bahan
a. Dinding akustik menggunakan lapisan mineral wool (foam acoustic) setebal 5 cm
b. Pelapis Glass wool (foam acoustic) menggunakan multiplex setebal 1.2 cm yang di
lobangi dengan diameter 1 cm.
c. Multiplex akustic di-finishing menggunkan Gabus dan kain.

Syarat-syarat Pelaksanaan
a. Pemasangan dinding akustik dilakukan setelah pengejraan dinding mencapai tahap
plaster kasar.
b. Pemasangan rangka dinding akustik dapat menggunakan besi hollow20 x 40 mm
atau menggunakan rangka kayu yang dibaut ke permukaan tembok dan multipleks
akustik
c. Rangka dinding akustik diisi dengan mineral wool (foam acoustic) setebal 5 cm
sebagai bahan peredam suara.
d. Pengerjaan multipleks akustik harus dilakukan dengan baik agar tidak terdapat serabut
ataupun permukaan kasar yang dapat membahayakan pengguna ruang pertunjukkan.

D. PEKERJAAN LANTAI
1) Pekerjaan Urugan
Lingkup Pekerjaan
a. Pekerjaan ini meliputi penyediaan tenaga kerja, bahan-bahan dan alat-alat bantu yang
diperlukan untuk melaksanakan dan mengamankan pekerjaan ini dengan baik dan
sesuai dengan spesifikasi.
b. Pekerjaan ini pada lokasi seperti yang tercantum di dalam gambar rencana.
Persyaratan Bahan.
a. Bahan bekas galian di dalam lokasi proyek.
Tanah bekas galian dapat dipertimbangkan untuk digunakan jika memenuhi syarat
untuk digunakan. Tanah tersebut harus bebas dari lumpur dan bahan organis lainnya.
b. Bahan urugan dari luar lokasi proyek.
Jika tanah urug harus didatangkan dari luar, maka tanah urug tersebut harus memenuhi
syarat sebagai berikut :
a. memiliki koefisien permeabilitas kurang dari 10-7 cm/detik.
b. mengandung minimal 20% partikel lanau dan lempung dan bebas dari tanah
organis, kotoran dan batuan berukuran lebih dari 50 mm dan mengandung kurang
dari 10 % partikel gravel.
c. mempunyai Indeks Plastis (PI) lebih dari 10 persen. Bahan yang mempunyai PI
lebih dari 30 persen akan sulit dipadatkan.
d. Gumpalan-gumpalan tanah harus digemburkan dan bahan tersebut harus dalam
kondisi lepas agar mudah dipadatkan.
e. Bahan urugan yang tidak memenuhi syarat.
f. Semua bahan urugan yang tidak memadai harus dikeluarkan dari lokasi proyek dan
diganti dengan bahan yang memenuhi syarat.

2) Pekerjaan Beton rabat


a. Persyaratan Pelaksanaan
1. Sebagai dasar digunakan pasir urug dengan tebal minimal 10 cm atau sesuai
dengan rencana gambar/sesuai petunjuk Pengawas lapangan.
2. Pekerjaan urugan pasir harus betul-betul padat dengan direndam air hingga jenuh.
3. Pemasangan dengan mengunakan pola-pola tertentu sesuai
rencana gambar dan petunjuk Pengawas.
b. Bahanbahan yang digunakan
1. Semen porland
2. Pasir pasang ex lokal.
3. Split/kricak(agregat kasar).

3) Granite tile lantai


Lingkup Pekerjaan
a. Pekerjaan ini meliputi penyediaan tenaga kerja, bahan-bahan, peralatan dan alat-alat
bantu lainnya yang diperlukan dalam pelaksanaan pekerjaan ini hingga tercapai hasil
pekerjaan yang bermutu baik & sempurna.
b. Pekerjaan finishing lantai bangunan yang disebutkan/ditunjukkan dalam detail gambar.

Persyaratan Bahan
a. Bahan yang digunakan adalah jenis Keramik (homogenous tile) buatan dalam negeri
yang bermutu baik dan disetujui Direksi Pengawas. Warna akan ditentukan kemudian,
untuk masing-masing warna harus seragam, warna yang tidak seragam akan ditolak.
Bahan perekat dari adukan spesi 4 bagian pasir pasang: 1 bagian PC.
b. Penggunaan Keramik (homogenous tile) MULIA, ROMAN, MASTERINA atau setara
untuk lantai kamar mandi
c. Penggunaan Keramik (homogenous tile) MULIA, ROMAN, MASTERINA atau setara
untuk dinding kamar mandi.
Syarat-syarat Pelaksanaan
a. Bahan-bahan yang dipergunakan sebelum dipasang terlebih dahulu harus diserahkan
contoh-contohnya (minimum 3 contoh bahan dari 3 jenis produk yang berlainan)
kepada Direksi Pengawas.
b. Sebelum pekerjaan dimulai, Kontraktor diwajibkan membuat shop drawing dari pola
Keramik (homogenous tile) yang disetujui Direksi Pengawas.
c. Keramik (homogenous tile) yang akan dipasang harus dalam keadaan baik, tidak retak,
tidak cacat dan tidak bernoda serta direndam dalam air sampai jenuh.
d. Adukan pengikat dengan campuran 1PC: 4 Pasir Pasang.
e. Bidang pemasangan harus merupakan bidang yang benar-benar rata.
f. Jarak antara unit-unit pemasangan Keramik (homogenous tile) yang terpasang (lebar
siar-siar), harus sama lebar miminum 3 mm dan kedalaman maksimum 2 mm, atau
sesuai detail gambar serta petunjuk Direksi Pengawas, yang membentuk garis-garis
sejaja dan lurus yang sama lebar dan sama dalamnya, untuksiar-siar yang berpotongan
harus membentuk sudut siku dan saling berpotongan tegak lurus sesamanya. Siar-
siardiisi dengan bahan pengisi sesuai ketentuan, warna bahan pengisi sesuai dengan
warna Keramik (homogenous tile) yang dipasangnya.
g. Pemotongan unit-unit Keramik (homogenous tile) harus menggunakan alat pemotong
khusus sesuai persyaratan dari pabrik yang bersangkutan.
h. Keramik (homogenous tile) yang sudah terpasang harus dibersihkan dari segala macam
noda pada permukaannya, hingga betul-betul bersih.
i. Pinggulan pasangan Keramik (homogenous tile) harus dilakukan dengan alat gerinda,
sehingga diperoleh hasil pengerjaan yang teratur, siku dan memperoleh bentuk tepian
yang sempurna.
j. Keramik (homogenous tile) yang terpasang harus dihindarkan dari pengaruh pekerjaan
lain selama 1 x 24 jam dan dilindungi dari kemungkinan cacat pada permukaan lantai
k. Kontraktor harus menyediakan material Keramik (homogenous tile) untuk persediaan
dalam kurun waktu masa pemeliharaan

E. PEKERJAAN PLAFOND
Lingkup Pekerjaan
Dalam pekerjaan ini meliputi penyediaan tenaga kerja,bahan-bahan, peralatan dan alat-alat
bantu lainnya yang diperlukan dalam pekerjaan ini hingga dapat dicapai hasil pekerjaan
yang bermutu baik dan sempurna. Pekerjaan ini dilakukan meliputi pemasangan plafond
pada ruang-ruang sesuai yang disebutkan/ditunjukkan dalam gambar dan sesuai petunjuk
Direksi Pengawas.
Persyaratan Bahan
a. Bahan Rangka
Sebagai rangka langit-langit gypsum board rata digunakan Cross-T dan Main-T dengan
pola plafond 600mm x 1200mm atau sesuai dengan gambar detail, yang digantungkan
pada rangka atap dengan memakai penggantung yang didrat dan pakai mur.
b. Penutup langit-langit Gypsum Tile:
c. Digunakan Gypsum Tile yang bermutu baik, merk Elephant, Knauf, Jayaboard atau
setara yang disetujui Direksi Pengawas. Bahan yang digunakan harus sesuai persyaratan
dan yangtelah disetujui dalam arti ketebalan, mutu, jenis dan produk dari bahan
tersebut. Alat-alat pembantu lainnya dari jenis dan ukuran disesuaikan dengan ukuran
bahan yang digunakan
d. Bahan finishing:
Finishing penutup langit-langit menggunakan cat yang bermutu baik (lihat spek. Cat)
dan yang telah disetujui Direksi Pengawas. Warna dan corak akan ditentukan
kemudian.

Syarat-syarat Pelaksanaan
a. Sebelum melaksanakan pekerjaan, Kontraktor diwajibkan untuk meneliti gambar-
gambar yang ada dan kondisi di lapangan (ukuran dan peil), termasuk mempelajari
bentuk, pola lay-out/ penempatan, cara pemasangan, mekanisme dan detail-detail sesuai
gambar.
b. Kontraktor wajib membuat shop drawing sesuai ukuran/bentuk/mekanisme kerja yang
disesuaikan gambar rencana dan telah disesuaikan keadaan dilapangan, shop drawing
harus mendapat persetujuan Direksi Pengawas.
c. Bilamana diinginkan, Kontraktor wajib membuat mock-up sebelum pekerjaan dimulai
dan dipasang.
d. Sebelum pemasangan, penimbunan bahan rangka, gypsum board dan material yang lain
ditempat pekerjaan harus diletakkan pada ruang/tempat dengan sirkulasi udara yang
baik, tidak terkena cuaca langsung dan terlindung dari kerusakan dan kelembaban.
e. Harus diperhatikan semua sambungan dalam pemasangan klos-klos, baut, angker-
angker dan penguat lain yang diperlukan hingga terjamin kekuatannya dengan
memperhatikan/menjaga kerapian terutama untuk bidang-bidang tampak tidak boleh
ada lubang-lubang atau cacat bekas penyetelan.
f. Pemakaian bahan dan pola pemasangan langit-langit tidak boleh menyimpang dari
persyaratan.
g. Semua rangka harus terpasang siku, rata pada permukaan bawahnya dan sesuai peil
dalam gambar dan datar (tidak melebihi batas toleransi kemiringin yang diizinkan dari
masing-masing bahan yang digunakan).
h. Perhatikan semua sambungan dengan material lain, sudut-sudut pertemuan dengan
bidang lain. Bila mana tidak ada kejelasan dalam gambar, Kontraktor wajib
menanyakan hal ini kepada Direksi Pengawas.
i. Setelah pemasangan, Kontraktor wajib memberikan perlindungan terhadap benturan-
benturan, benda-benda lain da nkerusakan akibat kelalaian pekerjaan, semua kerusakan
yang timbul adalah tanggung jawab Kontraktor.
j. Semua panil (unit-unitnya) harus terpasang rapi dan kuat sesuai petunjuk-petunjuk
gambar.
k. Semua hubungan terhadap bagian dari pekerjaan lain harus diperhatikan kerapihan dan
kekuatannya. Lubang-lubang bekas pemasangan, dan penguat lain harus tidak terlihat
dan semua penguat harus terpasang baik dan dapat menjamin kekuatannya.

F. PEKERJAAN ATAP
Lingkup Pekerjaan
a. Pekerjaan pemasangan penutup atap sesuai gambar kerja.
b. Pengukuran kembali jarak reng untuk persiapan pemasangan penutup atap supaya hasil
akhir pemasangan terlaksana dengan sempurna.
Persyaratan Bahan
a. Bahan yang digunakan adalah atap spandek berpasir beserta pasangan kelengkapan
lainnya seperti bubungan atau nok, dll dari produk yang sama.
b. Semua kerusakan yang terjadi ketika penyimpanan maupun selama pengerjaan
merupakan tanggung jawab sepenuhnya dari pemborong.
c. Penutup Atap Dak Beton Hal khusus yang dikerjakan kontraktor pada atap dak beton
adalah pekerjaan Water Proofing secara keseluruhan termasuk talang dan terutama pada
tempat-tempat yang sulit dijangkau manusia apabila harus memperbaiki plat apabila
ada kebocoran.

Pelaksanaan Pekerjaan
a. Semua pemasangan dari produk harus rapi, tidak ada kerusakan dari penutup atap.
Setelah pengerjaan selesai semua penutup atap harus bersih dari sisa kotoran material
lain.
b. Semua kerusakan pada struktur atap pada waktu pengerjaan menjadi tanggung jawab
pemborong sepenuhnya.
c. Kontraktor mengajukan sample material, spesifikasi teknis, sertifikasi dan dokumen
material yang lain kepada Konsultan Pengawas untuk disetujui.

G. PINTU JENDELA
1) Kusen pintu/jendela alumunium
Lingkup pekerjaan
Kusen aluminium harus dilengkapi dengan komponen perlengkapan antara lain:
1. Karet penjepit (Neo prame basket)
2. Sekrup galvanized
3. Dynabolt
Syarat-Syarat Pelaksanaan
a. Gambar pelaksanaan akan menunjukkan ukuran, bentuk, standart profil utama, finish,
perletakan masing-masing type secara keseluruhan. Kontraktor harus membuat
gambar secara rinci dengan usulan profil-profil sesuai dengan gambar detail yang
diberikan.
b. Semua pekerjaan yang akan dirakit dan dipasang harus sesuai dengan disain arsitek
dan gambar kerja yang disetujui Direksi Pengawas.
Pekerjaan Persiapan
a. Memeriksa semua ukuran di gambar kerja dan disesuaikan dengan kondisi dilapangan
sebelum dilakukan penyetelan. Setiap terdapat perbedaan segera diberitahukan
kepada Direksi Pengawas sebelum dilakukan penyetelan. Setiap terdapat perbedaan
segera diberitahukan kepada Direksi Pengawas untuk mendapat persetujuan.
b. Tanda-tanda cacat akibat proses anodizing seperti “rock” atau “gripper” pada
permukaanharus diganti.
c. Untuk keseragaman warna disyaratkan sebelum proses fabrikasi warna profil-profil
harus selama fabrikasi unit-unit jendela maupun pintu serta partisi dan lainnya, maka
profil harus diseleksi sehingga menjamin warna yang sama pada unit-unit tersebut.
Pekerjaan Pelaksanaan
a. Pekerjaan pembuatan/penyetelan dan pemasangan kusen aluminium beserta kaca
harus dilaksanakan oleh orang yang ahli dalam bidangnya, dengan persetujuan
Direksi Pengawas.
b. Untuk mendapat hasil yang baik, pembuatan/penyetelan kosen aluminium harus
dilakukan langsung dilapangan.
c. Antara tembok/kolom/beton dan kosen aluminium harus diisi dengan “sealant” yang
elastis.
d. Pemasangan kaca pada kosen aluminium harus diisi dengan “rubber sealant” (alur
karet).
e. Pekerjaan memotong, punch serta drill harus dilakukan dengan mesin sehingga
diperoleh hasil yang setelah dirangkai untuk jendela, pintu, partisi dan lainnya
mempunyai toleransi sebagai berikut:
f. untuk tinggi dan lebar sebesar 1 mm
g. untuk tinggi diagonal sebesar 2 mm
h. Semua detail pertemuan harus runcing, halus, rata dan bersih dari goresan serta cacat
yang mempengaruhi permukaan aluminium.
i. Sambungan-sambungan vertikal maupun horisontal sambungan sudut maupun silang,
demikian juga pengkombinasian profil-profil aluminium harus dipasang sempurna,
bila perlu dengan skrup pengaku.
j. Fixing accessories seperti sekrup assembling dan engsel-engsel harus terbuat dari
bahan yang tahan terhadap korosi.
k. Sebelum maupun selama pemasangan permukaan aluminium harus dilindungi
terhadap pengotoran dari bahan-bahan plesteran, adukan beton serta benturan-
benturan benda lainnya.
l. Direksi Pekerjaan berhak menginstruksikan kontraktor untuk mengganti bagian-
bagian yang menurut pendapatnya menjadi rusak akibat terkena plesteran, adukan
beton maupun benturan tersebut.
m. Pada bagian-bagian dari konstruksi dimana terjadi persinggungan antara aluminium
dan besi yang dapat mengakibatkan terjadinya korosi, maka seluruh permukaan pada
bagian tersebut harus dilapisi dengan “sealant” yang elastis.
n. Pemasangan rangka aluminium pada lantai atau dinding dilakukan dengan
menggunakan angker dengan posisi sedemikian rupa sehingga rangka tersebut betul-
betul melekat/rapat pada tempatnya.

2) Pekerjaan daun pintu


Lingkup pekerjaan
Pekerjaan pembuatan daun pintu meliputi penyediaan tenaga kerja, alat-alat yang
diperlukan untuk semua pekerjaan pembuatan dan pemasangan termasuk persyaratan
yang sesuai terhadap masing-masing pekerjaan.
Persyaratan bahan
a. Kayu harus memenuhi persyaratan diklasifikasi sesuai dengan peraturan klasifikasi
setempat
b. Kayu lapis harus memenuhi british standart:bs 565;bs 1455;bs 3493;bs 3842;bs 4512
Syarat-syarat pelaksanaan
a. Pekerjaan dan pemasangan serta ukuran daun pintu/kusen sesuai dengan
detail/gambar yang diterbitkan perencana.
b. Pekerjaan finishing natural doff, kontraktor harus mengajukan contoh warna dan
finishing untuk disetujui oleh perencana sebelum memulai pekerjaan
c. Lem, rackol putih dan heverin (tergantung dari keperluan)
d. lem kayu + kayu atau bahan dari kayu lainnya dipakai lem putih merkrackol atau aica
aibon.
e. lemkayu + bahan jenis lain menggunakan lem epoxi; heverin.
f. pemakaian lem jenis lain harus mendapat rekomendasi dari perencana

3) Pekerjaan kaca
Lingkup Pekerjaan
Pekerjaan ini meliputi pengadaan tenaga kerja, bahan-bahan, peralatan dan alat-alat bantu
lainnya yang diperlukan dalam pelaksanaan hingga dapat tercapai hasil pekerjaan yang
bermutu baik dan sempurna sesuai yang dinyatakan/ditunjukkan dalam gambar.
Persyaratan Bahan
a. Kaca yang digunakan harus bebas dari gelombang (ruang-ruang yang berisi gas yang
terdapat pada kaca), bebas dari komposisi kimia yang dapat mengganggu pandangan,
bebas dari keretakan, bebas dari gumpilan tepi, bebas dari benang, gelombang dan
bebas dari lengkungan.
b. Kaca yang digunakan harus memenuhi persyaratan dalam PUBI – 1982 pasal 63 dan
SII 0189-78
c. Toleransi untuk ukuran panjang dan lebar kira-kira 2 mm, kesikuan maksimum 1,5
mm dan ketebalan tidak boleh lebih dari 0,3 mm.
d. Kaca yang digunakan adalah kaca polos produksi ASAHIMAS atau setara dan
disetujui oleh Direksi Pengawas.
e. Ukuran pemotongan kaca dan tempat pemasangan seperti yang ditunjukkan dalam
gambar.
Syarat – Syarat Pelaksanaan
a. Semua bahan kaca sebelum dan sesudah terpasang harus mendapat persetujuan
Direksi Pengawas.
b. Sisi-sisi kaca yang tampak maupun yang tidak tampak akibat pemotongan, harus
digerinda/dihaluskan.
c. Pekerjaan pemasangan kaca harus dilaksanakan dengan mengikuti petunjuk gambar,
uraian dan syarat-syarat dalam pekerjaan.
d. Pekerjaan ini harus dilakukan oleh tenaga yang mempunyai pengalaman dan keahlian
khusus dalam bidangnya.
e. Bahan yang telah terpasang harus dilindungi dari kerusakan dan benturan, dan diberi
tanda agar mudah diketahui.
f. Pemotongan kaca harus rapih dan lurus, diharuskan menggunakan alat-alat pemotong
kaca khusus.
g. Pemasangan kaca-kaca dalam alur rangkanya, harus rapat, kuat/tidak goyang dan
sesuai persyaratan.
h. Tepi kaca diberi sealant untuk menutupi rongga-rongga yang terjadi.
i. Sealant yang digunakan dari mutu terbaik, sesuai persyaratan pabrik.
j. Kaca harus terpasang rapih, sisi tepi harus lurus dan rata, tidak ada cacat-cacat seperti
yang disyaratkan.
k. Untuk kaca cermin, pemasangan harus dengan baut stainless steel dengan ditutup
oleh kepala baut. perletakannya sesuai dengan gambar. baut harus berada pada
kedudukan yang kuat untuk mengikat keberadaan cermin.

4) pekerjaan pengunci dan penggantung


Lingkup Pekerjaan
a. Pekerjaan ini meliputi penyediaan tenaga kerja, bahan-bahan, perlengkapan dan
pintu/jendela dan alat bantu lainnya untuk melaksanakan pekerjaan sehingga dapat
dicapai hasil pekerjaan yang baik dan sempurna.
b. Pemasangan alat pengunci dan penggantung dilakukan pada pintu seperti yang
dinyatakan/ditunjukkan dalam gambar.
Persyaratan Bahan
a. Sebelum dipasang kontraktor harus mengajukan contoh bahan untuk mendapatkan
persetujuan dari Direksi Pengawas.
b. Semua peralatan yang digunakan harus sesuai dengan ketentuan yang tercantum
dalam spesifikasi ini. Apabila terjadi perubahan atau penggantian peralatan akibat
pemilikkan merk, kontraktor harus melaporkan hal tersebut kepada Direksi Pengawas
untuk mendapat persetujuan.
Pintu panel kayu solid dipasang menggunakan peralatan sebagai berikut:
a. Engsel, Ball bearing bult, 4”x 3” SSS 304 merk YANK, STERLING atau setara
b. Kunci Pintu, Mortice lockcase, 50mm b/s ; 85mm c/s europrofile cylinder FINO,
KEND, STERLING atau setara
c. Flush bolt, FINO, KEND, atau setara
d. Handle, Lever handle complete with rose and escutcheons Stainless Steel FINO,
KEND, STERLING atau setara

Syarat – Syarat Pelaksanaan


a. Bahan-bahan yang dipergunakan sebelum dipasang terlebih dahulu harus ditunjukkan
contoh-contohnya untuk mendapatkan persetujuan dari Direksi Pengawas.
b. Pekerjaan pemasangan dan penyetelan alat-alat pengunci dan penggantung harus
dilaksanakan oleh orang yang ahli dalam bidangnya.
c. Engsel atas dipasang + 20 cm (as) dari permukaan atas pintu.
d. Engsel bawah dipasang + 20 cm (as) dari permukaan bawah pintu.
e. Engsel tengah dipasang ditengah-tengah antara kedua engsel tersebut.
f. Handle dipasang 100 cm dari permukaan lantai.
g. Pemasangan lockcase, handle dan backplate serta door closer harus rapi, lurus dan
sesuai dengan letak posisi yang telah ditentukan oleh Konsultan Pengawas. Apabila
hal tersebut tidak tercapai, Penyedia Jasa Konstruksi wajib memperbaiki tanpa
tambahan biaya.
h. Door closer harus dipasang dengan baik dan merekat dengan kuat pada bata ringanng
kosen dan daun pintu dan disetel sedemikian rupa sehingga pintu selalu menutup
rapat pada kosen pintu.
i. Seluruh perangkat kunci harus bekerja dengan baik, untuk itu harus dilakukan
pengujian secara kasar dan halus

H. LISTRIK
Lingkup Pekerjaan
Pekeriaan Listrik terdiri dari 5 item utama pekerjaan penting yang menjadi satu kesatuan :
1) Pekerjaan Instalasi Listrik
Pekerjaan Instalasi Listrik berupa pemasangan Kabel Utama dan Kabel Pembagi.
Pemakaian Kabel Utama dan Kabel Pembagi yang dipakai hendaknya sesuai dengan
standart SNI dan mendapat persetujuan dari direksi.

Kabel Utama
Kabel Utama adalah kabel yang menyalurkan daya kelistrikan dari sumber utama
daya menuju ke Panel Box. Adapun Spesifikasi kabel utama yang digunakan adalah
jenis Kabel NYFGBY.

Kabel NYFGBY adalah :


 kabel dengan inti tembaga berisolasi PVC
 inti lebih dari satu
 dilindungi oleh plat baja pipih yang dililitkan
 berbahan isolator yang sangat kuat

Kabel NYFGBY memiliki komponen dan fungsi sebagai berikut ;


 Konduktor, berfungsi sebagai penghantar arus listrik.
 Isolasi, penyekat antar konduktor agar tidak terjadi break down/konslet.
 Innershcath, isolasi layer berfungsi mengikat pilinan kabel agar tetap pada
diameter tertentu.
 Armouring pelindung mekanis konduktor dari bahaya luar, berbahan
galvanized steel plat.
 Outhersheath, isolasi layer luar berfungsi sebagai peltndung mekanis
 pengikat kabel agar pada posisi diameter tetap.

Kabel Pembagi
Adalah kabel yang menyalurkan daya kelisüikan dari Panel Box. Kabel pembagi
mempunyai mgsi membagi dan mengarahkan daya kelistrikan menuju ketitik yang
telah ditentukan. Adapun Spesifikasi kabel utama yang digunakan adalah jenis Kabel
NY Y. Kabel NYY adalah : Kabel standart atau penghantar berisolasi dengan
penghantar sebagai inti, Selubung berisolasi dari bahan PVC.

Pekerjaan Pemasangan Armature ( kelengkapan/accecories ) Elektrikal Armature


terdiri dari :

Saklar
Saklar berfungsi sebagai pemutus dan payambung arus listrik yang mengalir. Saklar
terdiri dari Saklar Tunggal dan Saklar Seri. Bahan saklar memenuhi standart SNI dan
terbuat dan bahan yang tahan terhadap korosi agar penggunaannya lebih efisien.
Jumlah dan titik pernasangannya disesuaikan gambar dan arahan direksi.

Stop Kontak
Stop Kontak berfungsi sebagai alat pemutus ketika terjadi kontak antara arus
positip , arus negatip, dan grounding pada instalasi listrik. Bahan stop kontak
mempunyai standart SNI dan terbuat dari bahan yang tahan terhadap korosi agar
penggunaannya lebih efisien. Jumlah dan titik pemasangannya disesuaikan gambar
dan arahan direksi.

Fifting atau Rumah Lampu


Rumah Lampu berfungsi sebagai pengikat dan tempat sebuah atau lebih
lampu/bohlamp. Rahan rumah lampu memenuhi standart SNI dan terbuat dari bahan
yang tahan terhadap korosi agar penggunaannya lebih efisien, juga bentuk
yang mempunyi nilai estetika tinggi, dan pada beberapa jenis mampu diarahkan pada
tujuan yang diinginkan(fleksible). Jumlah dan titik pemasangannya disesuaikan
gambar dan arahan direksi.

Lampu
Selain sebagai penerangan sebuah atau lebih ruang , Lampu berfungsi juga untuk
memunculkan nilai-nilai estetika yang ingin di sampaikan/perlihatkan. Dengan
pemasangan lampu yang ideal diharapkan apa yang diinginkan tentang penerangan
ruang dan penampilan estetika arsitekturalnya bisa dihadirkan dan maksimal. Lampu
yang dipakai memiliki standar SNI dan mempunyai Lumen yang ideal, hemat energi,
sesuai peruntukan, berkualitas, warna lampu, titik peletakan dan jumlah sesuai
gambar atau arahan direksi.

Jenis Lampu meliputi :


1. Lampu Kristal Custom
2. Lampu Hias
3. Lampu Downlight LED
4. Lampu LED selang; standart
5. Lampu Cermin Wastafel; standart

2) Pemasangan AC (Air Conditioner)


- Jenis AC Standing uk. 5 PK
- Jenis AC Split Uk. 2 PK
- Power listrik AC 4 x 6
- Kabel NYY kontrol AC 3 x 4 mm
- Pipa refrigrant 3/8 + 5/8
- Pipa pembuangan AC
Syarat-syarat Pelaksanaan
-

- Pemasangan AC dilakukan setelah pengerjaan konstruksi dan interior bangunan


selesai.
- Sebelum melaksanakan pemasangan AC pastikan instalasi pendukung AC telah
terpasang seperti : kompressor, jalur pembuangan air AC, dan stop kontak AC.
- Kabel AC disarankan tidak disambung, namun jika terpaksa
menyambung maka disolder dan titik sambungan tidak boleh sejajar

3) SLO (Sertifikat Laik Operasi) dan JIL (Jaminan Instalasi Listrik)


Melakukan standarisasi keamanan dan kualitas dari instalasi listrik yang terpasang
dengan melakukan :
- Pembuatan Gambar jaminan instalasi listrik ( Jildak ) ,jildak ini bisa didapatkan
setelah pemasangan instalasi telah selesai di kerjakan.
- Pendaftaran dan pembuatan Sertifikat Laik Operasi ( SLO ) yang di terbitkan
melalui Suatu Lembaga inspeksi teknik.

I. PEKERJAAN SANITASI DLL


Lingkup Pekerjaan
a. Yang termasuk dalam pekerjaan ini adalah penyediaan tenaga, peralatan, bahan untuk
pemasangan semua fixtures pada ruang dan toilet.
b. Pemasangan perlengkapan sanitair meliputi :
1. Kloset Duduk
2. Kloset Jongkok
3. Wastafel + cermin
4. Kran Air
5. Floor drain
6. Sistem perpipaan
7. Pompa booster
c. Model/type sesuai dengan gambar dan atau sesuai petunjuk konsultan/direksi
lapangan.
Pemasangan
a. Semua perlengkapan sanitair dipasang dalam keadaan kokoh pada tempat-tempat
yang sesuai gambar, dengan perkuatan besi angkur dan mur baut yang sesuai.
b. Untuk pemasangan perlengkapan sanitair harus mengikuti metode pelaksanaan yang
ditentukan oleh pabrik pembuatnya dan gambar kerja.
c. Pada saat pemasangan, hendaknya semua fixture harus dihindari dari benturan-
benturan, serta dalam keadaan terpasang harus benar-benar bersih dari goresan-
goresan maupun kotoran-kotoran.
d. Pemasangan dilakukan sebelum pekerjaan finishing plesteran dan tiles dilaksanakan.
e. Perpipaan
Lingkup pekerjaan perpipaan air limbah secara umum meliputi perpipaan Air
Limbah Sanitair, Air Limbah Dapur/Pantry.
1. Limbah Sanitair
2. Perpipaan Limbah Sanitair mulai dari Alat Sanitair antara lain Closet, dan Floor
Drain, Tandon air, pompa air, sampai septictank & peresapan.
3. Limbah Dapur
4. Perpipaan Limbah Dapur mulai dari Kitchen Zink, Floor Drain
sampai peresapan.
Tangki Septicktank
Tangki septicktank berfungsi untuk mengolah air limbah selama jangka waktu
pemakaian sebesar pemakaian air rata-rata sehari. Tangki septick menggunakan
Biofil.
J. PENUTUP
a. Ketentuan dan persyaratan standar yang tidak termuat dalam dokumen ini 1. Semua
bahan dan alat-alat perlengkapan yang akan diperoleh atau dipasang pada bangunan ini
sebelum dipergunakan harus diperiksa dan diluluskan oleh Direksi.
b. Apabila diperlukan pemeriksaan bahan, maka biaya pemeriksaan ditanggung oleh
Pemborong.
c. Dokumen pelaksanaan, Gambar, RKS, BQ, Berita acara aanwijzing merupakan dokumen
yang saling melengkapi.
d. Jika ada perbedaan antara gambar dan RKS, gambar petunjuk dan gambar detail maka
segera dilaporkan untuk diputuskan dengan tetap mengindahkan kepentingan bangunan
itu sendiri.
e. Apabila ada hal yang tidak tercantum dalam gambar maupun RKS tetapi itu mutlak
dibutuhkan, maka hal tersebut harus dikerjakan / dilaksanakan.
f. Hal-hal yang belum tercantum dalam uraian-uraian dalam Pasal-Pasal spesifikasi teknis
ini akan dijelaskan dalam Aanwijzing.

Diketahui : Diperiksa
Kepala Bidang Cipta Karya selaku Pejabat Pelaksana Teknis Kegiatan
Kuasa Pengguna Anggaran, P P T K 
  

 
EDDY KARUSMAN, ST, MT JUNAIDI, ST, MT
NIP. 19770207 200312 1 004 NIP. 19730621 199803 1 009

Anda mungkin juga menyukai