Oleh :
ELIZA ISNAENI
201901058
2020
LEMBAR PENGESAHAN
NIM : 201506058
Mahasiswa :
(Eliza Isnaeni)
( ) ( )
LAPORAN PENDAHULUAN KONSEP KELUARGA
1. KONSEP KELUARGA
orang yang dihubungkan oleh ikatan perkawinan, adopsi, kelahiran yang bertujuan
fisik, mental, emosional, dan sosial dari tiap anggota keluarga. Keluarga merupaka aspek
terpenting dalam unit terkecil dalam masyarakat, penerimaan asuhan, kesehatan anggota
keluarga dan kualitas kehidupan keluarga saling berhubungan, dan menempati posisi
perkembangan fisik, mental, emosional serta sosial dari tiap anggota keluarga (Friedman,
2013).
dengan istilah kekerabatan dimana invidu bersatu dalam suatu ikatan perkawinan dengan
menjadi orang tua. Dalam arti luas anggota keluarga merupakan mereka yang memiliki
hubungan personal dan timbal balik dalam menjalankan kewajiban dan memberi
Keluarga adalah dua atau lebih individu yang bergabung karena hubungan darah,
perkawinan, adopsi dalam satu rumah tangga, yang berinteraksi satu dengan yag lainnya
dalam peran dan menciptakan serta mempertahankan suatu budaya (Ali, 2010).
1.2 Tipe Keluarga
1. Nuclear family atau keluarga inti merupakan keluarga yang terdiri atas suami,istri
dan anak.
2. Dyad family merupakan keluarga yang terdiri dari suami istri namun tidak memiliki
anak.
3. Single parent yaitu keluarga yang memiliki satu orang tua dengan anak yang terjadi
4. Single adult adalah kondisi dimana dalam rumah tangga hanya terdiri dari satu
5. Extended family merupakan keluarga yang terdiri dari keluarga inti ditambah
6. Middle-aged or erdely couple dimana orang tua tinggal sendiri dirumah dikarenakan
pelayanan Bersama.
1. Unmaried parent and child family yaitu keluarga yang terdiri dari orang tua dan
2. Cohabitating couple merupakan orang dewasa yang tinggal bersama tanpa adanya
ikatan perkawinan.
3. Gay and lesbian family merupakan seorang yang memiliki persamaan jenis kelamin
5. Faster family, keluarga menerima anak yang tidak memiliki hubungan darah dalam
1. Fungsi Afektif
anggota keluarga.
2. Fungsi Sosialisasi
anggota masyarakat yang produktif serta memberikan status pada anggota keluarga.
3. Fungsi Reproduksi
4. Fungsi Ekonomi
yang sehat)
Keluarga baru dimulai pada saat masing-masing individu, yaitu suami dan istri
psikologi keluarga tersebut membentuk keluarga baru. Suami istri yang membentuk
keluarga baru tersebut perlu mempersiapkan kehidupan yang baru karena keduanya
menghadapi perpisahan dengan keluarga orang tuanya dan mulai membina hubungan
belajar hidup bersama serta beradaptasi dengan kebiasaan sendiri dan pasangannya.
Misalnya kebiasaan makan, tidur, bangun pagi, bekerja dan sebagainya. Hal ini yang
perlu diputuskan adalah kapan waktu yang tepat untuk mempunyai anak dan berapa
jumlah anak yang diharapkan. Tugas perkembangan keluarga pada tahap ini antara
lain :
5) Menyesuaikan diri dengan kehamilan dan mempersiapkan diri untuk menjadi orang
tua.
B.Tahap kedua keluarga dengan kelahiran anak pertama (child bearing family)
Keluarga yang menantikan kelahiran dimulai dari kehamilan sampai kelahiran anak
pertama dan berlanjut sampai anak pertama berusia 30 bulan (2,5 tahun). Kehamilan
dan kelahiran bayi perlu disiapkan oleh pasangan suami istri melalui beberapa tugas
perkembangan yang penting. Kelahiran bayi pertama memberi perubahan yang besar
memenuhi kebutuhan bayi. Masalah yang sering terjadi dengan kelahiran bayi adalah
pasangan merasa diabaikan karena fokus perhatian kedua pasangan tertuju pada bayi.
Suami merasa belum siap menjadi ayah atau sebaliknya. Tugas perkembangan pada
3) Menata ruang untuk anak atau mengembangkan suasana rumah yang menyenangan.
Tahap ini dimulai saat kelahirn anak berusia 2,5 tahun dan berakhir saat anak
berusia 5 tahun. Pada tahap ini orang tua beradaptasi terhadap kebutuhan-kebutuhan
keluarga pada tahap ini sangat sibuk dan anak sangat bergantung pada orang tua.
Kedua orang tua harus mengatur waktunya sedemikian rupa, sehingga kebutuhan
anak, suami/istri, dan ekerjaan (punya waktu/paruh waktu) dapat terpenuhi. Orang
kehidupan perkawinan tetap utuh dan langgeng dengan cara menguatkan kerja sama
antara suami istri. Orang tua mempunyai peran untuk menstimulasi perkembangan
individual anak, khususnya kemandirian anak agar tugas perkembangan anak pada
fase ini tercapai. Tugas perkembangan keluarga pada tahap ini antara lain sebagai
berikut :
3) Beradaptasi dengan anak yang baru lahir, sementara kebutuhan anak yang
5) Pembagian waktu untuk individu, pasangan dan anak ( tahap paling repot).
6) Pembagian tanggung jawab anggota keluarga.
D. Tahap keempat keluarga dengan anak usia sekolah (families with children)
Tahap ini dimulai pada saat anak yang tertua memasuki sekolah pada usia 6 tahun dan
berakhir pada usia 12 tahun. Pada fase ini keluarga mencapai jumlah anggota
masing-masing anak memiliki aktifitas dan minat sendiri demikian pula orang tua
yang mempunyai aktifitas berbeda dengan anak. Untuk itu, keluarga perlu bekerja
sama untuk mencapai tugas perkembangan. Pada tahap ini keluarga (orang tua) perlu
belajar berpisah dengan anak, memberi kesempatan pada anak untuk bersosialisasi,
baik aktifitas di sekolah maupun di luar sekolah. Tugas perkembangan keluarga pada
belajar.
Tahap ini dimulai saat anak pertama berusia 13 tahun dan biasanya berakhir sampai pada
usia 19-20 tahun, pada saat anak meninggalkan rumah orang tuanya. Tujuannya keluarga
melepas anak remaja dan memberi tanggung jawab serta kebebasan yang lebih besar
untuk mempersiapkan diri menjadi lebih dewasa. Tugas perkembangan keluarga pada
1)Memberikan kebebasan yang seimbang dengan tanggung jawab mengingat remaja yang
3) Mempertahakan komunikasi terbuka antara anak dan orang tua, hindari perdebatan,
F. Tahap keenam keluarga dengan anak dewasa atau pelepasan (lounching center families)
Tahap ini dimulai pada saat anak terakhir meninggalkan rumah. Lamanya tahap ini
bergantung pada banyaknya anak dalam keluarga atau jika anak yang belum berkeluarga
dan tetap tinggal bersama orang tua. Tujuan utama pada tahap ini adalah mengorganisasi
kembali keluarga untuk tetap berperan dalam melepas anaknya untuk hidup sendiri.
Keluarga empersiapkan anaknya yang tertua untuk membentuk keluarga sendiri dan tetap
membantu anak terakhir untuk lebih mandiri. Saat semua anak meninggalkan rumah,
pasangan perlu menata ulang dan membina hubungan suami istri seperti pada fase awal.
Orang tua akan merasa kehilangan peran dalam merawat anak dan merasa kosong karena
anak-anaknya sudah tidak tinggal serumah lagi. Guna mengatasi keadaan ini orang tua
perlu melakukan aktifitas kerja, meningkatkan peran sebagai pasangan, dan tetap
memelihara hubungan dengan anak. Tugas perkembangan keluarga pada tahap ini
3)Membantu orang tua suami atau istri yang sedang sakit dan memasuki masa tua.
4) Mempersiapkan untuk hidup mandiri dan menerima kepergian anak.
Tahapan ini dimulai saat anak yang terakhir meninggalkan rumah dan berakhir saat
pensiun atau salah satu pasangan meninggal. Pada tahap ini semua anak meninggalkan
aktifitas. Tugas perkembangan keluarga pada tahap ini atara lain adalah :
1) Mempertahankan kesehatan.
2) Mempunyai lebih banyak waktu dan kebebasan dalam arti mengolah minat sosial dan
waktu santai.
Tahap terakhir perkembangan keluarga dimulai saat salah satu pasangan pensiun, berlanjut
salah satu pasangan meninggal. Proses usia lanjut dan pensiun merupakan realitas yang
tidak dapat dihindari karena berbagai proses stresor dan kehilangan yang harus dialami
rumah sendiri daripada tinggal bersama anaknnya. Tugas perkembangan tahap ini adalah :
pendapatan.
kegiatan yang berhubungan dengan individu dalam posisi dan situasi tertentu. Peran
individu dalam keluarga didasari oleh harapan dan pola perilaku dari keluarga, kelompok,
kategori, yaitu peran formal dan peran informal. Peran informal bersifat tidak tampak dan
keluarga. Peran formal adalah peran eksplisit yang terkadung dalam struktur peran
1. Peran Formal
Peran parental dan pernikahan, diidetifikasi menjadi delapan peran yaitu peran
sebagai provider (penyedia), peran sebagai pengatur rumah tangga, peran perawatan
anak, peran sosialisasi anak, peran rekreasi, peran persaudaraan (kindship), peran
1.Peranan Ayah
Ayah sebagai suami dari istri dan anak-anaknya, berperan sebagai pencari nafkah,
pendidik, pelindung, dan pemberian rasa aman, sebagai kepala keluarga, sebagai
anggota dari kelompok sosialnya serta sebagai anggota keluarga masyarakat dari
lingkungannya.
2.Peranan Ibu
Ibu sebagai istri dari suami dan anak-anaknya. Mempunyai peranan untuk
dan sebagai salah satu kelompok dari peranan sosialnya serta sebagai anggota
masyarakat dari lingkungannya, disamping itu juga ibu dapat berperan sebagai
3. Peranan anak
(Depkes RI, 2008). Penelitian dari Prasetyawan (2008) secara umum, penderita
keluarga). Menurut La, Groca (1998) yang dikutip oleh Prasetyawan (2008)
1) Teratasinya masalah yang dihadapi individu yang ada kaitannya dengan latar
belakang keluarganya.
pemeranan keluarga.
individu dari keluarganya, sebagai tindak lanjut pelayanan rawat inap maupun
jalan.
tersedia.
Maglaya (1978) yang dikutip Efendi, F & Makhfudli (2009) secara umum
kadang seluruh kekuatan sumber daya dan dan keluarga habis. Orang tua perlu
Tugas ini merupakan upaya keluarga yang utama untuk mencari pertolongan
tindakan keluarga.
(4) Pengalaman yang kuranmg baik terhadap petugas dan fasilitas kesehatan.
menyelesaikan suatu masalah. Apabila ada dukungan, maka rasa percaya diri akan
dievaluasi oleh individu. Dukungan setiap keluarga adalah sikap, tindakan dan
yang bersifat mendukung selalu siap memberikan pertolongan dan bantuan jika di
perlukan.
Menurut Friedman (2013) sumber dukunga keluarga dapat dibagi macam bentuk
seperti ini :
a. Dukungan Informasional
c. Dukungan Instrumental
dan istirahat.
d. Dukungan Emosional
Dukungan emosiona adalah keluarga sebagai tempat yang aman dan damai
yang dapat berupa dukungan sosial keluarga secara internal seperti dukungan
dari suami atau istri serta dukungan dari saudara kandung atau dukungan sosial
dukungan sosial yang dipandang oleh keluarga sebagai sesuatu yang dapat
diakses atau diadakan untuk keluarga yaitu dukungansosial bisa atau tidak
sembuh` dari sakit, fungsi kognitif, dan kesehatan emosional. Selain itu,
1) Pengkajian
c. Data lingkungan
d. Struktur keluarga
e. Fungsi keluarga
f. Koping keluarga
Setiap kategori terdiri dari banyak sub kategori, perawat yang mengkaji
keluarga harus mampu memutuskan kategori mana yang relevan dengan kasus
yang dihadapi sehingga dapat digali lebih dalam pada saat kunjungan, dengan
demikian masalah dalam keluarga dapat mudah diidentifikasi. Tidak semua dari
kategori harus di kaji tetapi tergantung pada tujuan, masalah dan sumber-sumber
1. Nama keluarga
3. Komposisi Keluarga
tetapi juaga keluarga besar lainnya atau keluarga fiktif yang menjadi
bagian dari keluarga tersebut tetapi tidak tinggal dalam rumah tangga yang
sama.
sudah dewasa kemudian diikuti anak sesuai dengan urutan usia dari yang
tertua, bila terdapat orang lain yang menjadi bagian dari keluarga tersebut
Tipe keluarga dapat dilihat dari komposisi dan genogram dalam keluarga.
Latar belakang kultur keluarga merupakan hal yang penting untuk memahami
perilaku sistem nilai dan fungsi keluarga, karena budaya mempengaruhi dan
c. Tempat tinggal keluarga ( bagian dari sebuah lingkungan yang secara etnis
bersifat homogen)
6) Identifikasi Religius
Kelas sosial keluarga merupakan pembentuk utama dari gaya hidup keluarga.
sumber-sumber dalam keluarga dan sejumlah stresornya secara baik. Bahkan fungsi
dan struktur keluarga dapat lebih dipahami dengan melihat latar belakang kelas
sosial keluarga. Hal-hal yang perlu dikaji dalam status sosial ekonomi dan mobilitas
keluarga adalah :
membagi kelas sosial menjadi enam bagian yaitu kelas atas-atas, kelas atas
bawah, kelas menegah atas, kelas menengah bawah, kelas pekerja dan kelas
bawah.
b. Status Ekonomi
Perlu juga diketahui siapa yang menjadi pencari nafkah dalam keluarga, dana
perubahan tersebut.
perasaan anggota keluarga tentang aktifitas rekreasi pada waktu luang. Bentuk
Riwayat keluarga mulai lahir hingga saat ini, yang meliputi riwayat penyakit
kehilangan)
Menjelaskan mengenai riwayat asal kedua orang tua (riwayat kesehatan, seperti
apa keluarga asalnya, hubungan masa silam dengan kedua orang tua)
bidang yang paling kecil seperti aspek dalam rumah sampai komunitas yang
1. Karakteristik rumah
tamu, kamar tidur, ruang keluarga), jumlah jendela, keadaan ventilasi dan
penerangan (sinar matahari), macam perabot rumah tangga dan penataannya,
sanitasi rumah, jenis septic tank, jarak sumber air minum dengan septic tank,
keamanan).
komunitas (desa, sub kota, kota), tipe tempat tinggal (hunian, industri, hunian
kesehatan)
Dan formal yaitu hubungan keluarga dengan pihak yang membantu yang
berasal dari lembaga perawatan kesehatan atau lembaga lain yang terkait
3. Struktur Peran
1) Posisi dan peran formal yang telah terpenuhi dan gambaran keluarga
1) Peran-peran informal dan peran-peran yang tidak jelas yang ada dalam
keluarga, serta siapa yang memainkan peran tersebut dan berapa kali peran
2) Siapa yang secara spesifik bertindak sebagai model peran bagi pasangan
e. Nilai-Nilai Keluarga
Hal-hal yang perlu dikaji pada struktur nilai keluarga menurut Friedman adalah
1. Fungsi Afektif
anggota keluarganya.
2. Fungsi sosialisasi
keluarganya.
dihadapi.
keluarga.
dihadapi.
A. Diagnosa Keperawatan
berikut :
Suatu pernyataan tidak terpenuhinya kebutuhan dasar manusia yang dialami oleh
2. Etiologi
Suatu pernyataan yang dapat menyebabkan masalah dengan mengacu pada lima
Seraca umum faktor – faktor yang berhubungan dengan etiologi dari diagnosa
persepsi)
3. Symtom
Sekumpulan data subjektif dan objektif yang diperoleh perawatan dari keluarga
b. Diagnosa resiko atau resiko tinggi adalah masalah keperawatan yang belum
terjadi, tetapi tanda untuk menjadi masalah keperawatan actual dapat terjadi
c. Diagnosa potensial adalah suatu keadaan sejahtera dari keluarga telah mampu
a. Ansietas
b. Defisit Pengetahuan
B. Intervensi Keperawatan
merupakan tujuan akhir yang akan dicapai melalui segala upaya, dimana
lebih spesifik atau lebih terperinci tentang hasil yang diharapkan dari
D. Evaluasi
melihat keberhasilan bila hasil dan evaluasi tidak berhasil sebagian perlu
yaitu :
sistem penulisan evaluasi sumatif ini dalam bentuk catatan naratif atau
laporan ringkas.
LAPORAN PENDAHULUAN DIABETES MILLITUS
dengan tanda- tanda hiperglikemia dan glukosuria, disertai dengan atau tidak adanya
gejala klinik akut ataupun kronik, sebagai akibat dari kuranganya insulin efektif di dalam
tubuh, gangguan primer terletak pada metabolisme karbohidrat yang biasanya disertai
juga gangguan metabolisme lemak dan protein. Diabetes mellitus adalah gangguan
metabolisme karbohidrat, lemak, dan protein yang disebabkan oleh penurunan sekresi
insulin atau penurunan sensitivitas insulin atau keduanya dan menyebabkan komplikasi
Diabetes mellitus (DM) adalah penyakit kronik yang terjadi ketika pankreas tidak
cukup dalam memproduksi insulin atau ketika tubuh tidak efisien menggunakan insulin
itu sendiri. Insulin adalah hormon yang mengatur kadar gula darah. Hiperglikemia atau
kenaikan kadar gula darah, adalah efek yang tidak terkontrol dari diabetes dan dalam
waktu panjang dapat terjadi kerusakan yang serius pada beberapa sistem tubuh,
khususnya pada pembuluh darah jantung (penyakit jantung koroner), mata (dapat terjadi
kebutaan), ginjal (dapat terjadi gagal ginjal), syaraf (dapat terjadi stroke) (WHO, 2011)
Sedangkan menurut Francis dan John (2000), Diabetes Mellitus klinis adalah
Penderita diabetes mellitus tipe-2 memiliki satu atau lebih keabnormalan di bawah
Kehamilan normal yang disertai dengan peningkatan insulin resistan (ibu hamil gagal
hipoglikemia, ikterus, polisitemia, dan makrosomia.Hal ini terjadi karena bayi dari
ibu GDM mensekresi insulin lebih besar sehingga merangsang pertumbuhan bayi dan
3. Etiologi
Diabetes adalah suatu penyakit yang disebabkan karena peningkatan kadar gula
dalam darah (hiperglikemi) akibat kekurangan hormon insulin absolut ataupun relatif.
Namun dari beberapa kasus juga ditemukan beberapa penyebab terjadinya diabetes
antara lain :
Melalui mekanisme infeksi sitolitik dalam sel beta, virus ini mengakibatkan
destruksi atau perusakan sel. Bisa juga, virus ini menyerang melalui reaksi
mellitus akibat bakteri masih belum bisa dideteksi. Namun, para ahli kesehatan
Bahan beracun yang mampu merusak sel beta secara langsung adalah alloxan,
yang terpaut kromosom seks atau kelamin. Biasanya kaum laki-laki menjadi
2009).
a. Diabetes Tipe I :
1) Faktor genetic
2) Faktor-faktor imunologi
insulin endogen.
insulin.
4) Faktor-faktor resiko :
tahun)
b. Obesitas
c. Riwayat keluarga
4. Patofisiologi
Pada diabetes melitus tipe1, dikenal 2 bentuk dengan patofisiologi yang berbeda,
yaitu :
a. Tipe 1A, diduga pengruh genetik dan lingkungan memegang peran utama
berhubungan dengan antigen HLA-DR3 dan muncul pada usia sekitar 30-50
dengan insulin, yaitu: resistesni insulin dan gangguan sekresi insulin. Normalnya
insulin akan terikat dengan reseptor khusus pada permukaan sel. Sebagai akibat
terikatnya insulin dengan reseptor tersebut, terjadi suatu rangkain reaksi dalam
metabolisme glukosa dalam sel. Resistensi insulin pada diabetes tipe 2 disertai
dengan penurunan reaksi intrasel ini. Dengan demikian insulin menjadi tidak
efektif untuk menstimulasi pengambilan glukosa oleh jaringan (Smeltzer & Bare,
dalam darah, harus terdapat peningkatan jumlah insulin yang disekresikan. Pada
penderita toleransi glukosa terganggu, keadaan ini terjadi akibat sekresi insulin
yang berlebihan, dan kadar glukosa akan dipertahankan pada tingkat yang normal
atau sedikit meningkat. Namun demikian, jika sel-sel beta tidak mampu
5. Manifestasi Klinis
Gejala klasik diabetes adalah rasa haus yang berlebihan sering kencing
terutama malam hari, banyak makan serta berat badan yang turun dengan cepat.
Di samping itu kadang-kadang ada keluhan lemah, kesemutan pada jari tangan
dan kaki, cepat lapar, gatal-gatal, penglihatan jadi kabur, gairah seks menurun,
luka sukar sembuh dan pada ibu-ibu sering melahirkan bayi di atas 4 kg.Kadang-
kadang ada pasien yang sama sekali tidak merasakan adanya keluhan, mereka
mengetahui adanya diabetes karena pada saat periksa kesehatan diemukan kadar
Hal ini disebabkan oleh karena kadar glukosa darah meningkat sampai
diuresis yang mana gula banyak menarik cairan dan elektrolit sehingga klien
minum.
Tetapi walaupun klien banyak makan, tetap saja makanan tersebut hanya
7.Penatalaksanaan
a. Terapi farmakologi
dari pankreas babi maupun sapi, tetapi kini telah dapat disintesis dengan
obat antidiabetes yang secara medis disebut obat hipoglikemia oral (OHO).
golongan:
a. Golongan sulfonilurea
transpor glukosa. Obat ini hanya efektif pada penderita diabetes mellitus
tipe II yang tidak begitu berat, yang sel-sel betanya masih bekerja cukup
baik. Ada indikasi bahwa obat-obat ini juga memperbaiki kepekaan organ
b. Golongan Biguanide
jaringan. Obat ini hanya efektif bila terdapat insulin endogen. Kelebihan
Obat ini merupakan obat oral yang biasanya diberikan dengan dosis 150-
kompleks. Obat ini efektif pada pasien dengan diet tinggi karbohidrat dan
kadar glukosa plasma puasa kurang dari 180 mg/dl. Akarbose bekerja
menghambat alfa-glukosidase sehingga memperlambat dan menghambat
d. Thiazolidindion
meningkatkan kepekaan insulin dari otot, jaringan lemak, dan hati. Zat
e. Meglitinida
b. Terapi Non-Farmakologi
1) Pencegahan komplikasi
2) Berhenti merokok
3) Mengoptimalkan kadar kolesterol
1) Diet
Jadwal makan (6 kali) makan pagi- selingan pagi- makan siang- selingan
sore- makan malam- menjelang tidur. Jenis makanan, karbohidrat 60- 70%
kebutuhan kalori, protein 10- 15%, lemak 20- 25%, dan unsure kelumit atau
2) Latihan
3) Pemantauan
5) Pendidikan
Tujuannya untuk mendidik pengidap/ keluarganya mengenai pengetahuan dan
Hal ini disebabkan kehabisan glikogen yang telah dilebur jadi glukosa, maka tubuh
berusama mendapat peleburan zat dari bahagian tubuh yang lain yaitu lemak dan
protein, karena tubuh terus merasakan lapar, maka tubuh selanjutnya akan memecah
cadangan makanan yang ada di tubuh termasuk yang berada di jaringan otot dan lemak
e. Mata kabur
Hal ini disebabkan oleh gangguan lintas polibi (glukosa – sarbitol fruktasi) yang
disebabkan karena insufisiensi insulin. Akibat terdapat penimbunan sarbitol dari lensa,
a. Pemeriksaan Fisik
Yang terdiri dari tekanan darah, nadi, pernafasan, dan suhu. Tekanan darah
dan pernafasan pada pasien dengan pasien DM bisa tinggi atau normal, Nadi
dalam batas normal, sedangkan suhu akan mengalami perubahan jika terjadi
infeksi.
2) Pemeriksaan Kulit
Kulit akan tampak pucat karena Hb kurang dari normal dan jika kekurangan
cairan maka turgor kulit akan tidak elastis. kalau sudah terjadi komplikasi kulit
terasa gatal.
3) Pemeriksaan Leher
Biasanya tidak terjadi pembesaran kelenjar tiroid, kelenjar getah bening, dan JVP
Pada pasien dengan penurunan kesadaran acidosis metabolic pernafasan cepat dan
dalam.
6) Pemeriksaan Abdomen
Sering BAK
8) Pemeriksaan Muskuloskeletal
9) Pemeriksaan Ekstremitas
Kadang terdapat luka pada ekstermitas bawah bisa terasa nyeri, bisa terasa baal
10) Pemeriksaan Neurologi
GCS :15
b. Pemeriksaan laboratorium
Pemeriksaan laboratorium yang dilakukan adalah :
1) Pemeriksaan darah
Pemeriksaan darah meliputi : GDS > 200 mg/dl, gula darah puasa >120 mg/dl dan
dua jam post prandial > 200 mg/dl. Aseton plasma (aseton) : positif secara
mencolok. Osmolaritas serum : meningkat tapi < 330 m osm/lt • Gas darah arteri
meningkat > pankacatitis akut. Insulin darah : mungkin menurun sampai tidak ada
(pada tipe I), normal sampai meningkat pada tipe II yang mengindikasikan
insufisiensi insulin.
3) Urine
dengan cara Benedict ( reduksi ). Hasil dapat dilihat melalui perubahan warna
pada urine : hijau ( + ), kuning ( ++ ), merah ( +++ ), dan merah bata ( ++++ ).
4) Kultur pus
Mengetahui jenis kuman pada luka dan memberikan antibiotik yang sesuai dengan
jenis kuman.
7. Komplikasi
Ulkus diabetikmerupakan salah satu komplikasi akut yang terjadi pada
gangren.
a) Pengkajian
1) Identitas
Nama, usia (DM Tipe 1 Usia < 30 tahun. DM Tipe 2 Usia > 30 tahun, cenderung
meningkat pada usia > 65 tahun), kelompok etnik di Amerika Serikat golongan Hispanik
serta penduduk asli Amerika tertentu memiliki kemungkinan yang lebih besar, jenis
kelamin, status, agama, alamat, tanggal MRS, diagnosa masuk. Pendidikan dan
pekerjaan, orang dengan pendapatan tinggi cenderung mempunyai pola hidup dan pola
makan yang salah. Cenderung untuk mengkonsumsi makanan yang banyak mengandung
gula dan lemak yang berlebihan. Penyakit ini biasanya banyak dialami oleh orang yang
pekerjaannya dengan aktivitas fisik yang sedikit.
Penglihatan kabur, lemas, rasa haus dan banyak kencing, dehidrasi, suhu tubuh
meningkat, sakit kepala.
Tremor, perspirasi, takikardi, palpitasi, gelisah, rasa lapar, sakit kepala, susah
konsentrasi, vertigo, konfusi, penurunan daya ingat, patirasa di daerah bibir, pelo,
perubahan emosional, penurunan kesadaran.
Dominan muncul adalah sering kencing, sering lapar dan haus, berat badan berlebih.
Biasanya penderita belum tahu kalau itu penyakit DM, baru tahu setelah
memeriksakan diri ke pelayanan kesehatan.
4) Riwayat kesehatan dahulu
Menurun menurut silsilah karena kelainan gen yang mengakibatkan tubuhnya tidak
dapat menghasilkan insulin dengan baik.
Gejala: lemah, letih, sulit bergerak atau beijalan, kram otot, tonus otot menurun,
gangguan istirahat dan tidur.
Tanda: takikardia dan takipnea pada keadaan istirahat atau dengan aktivitas, letargi,
disorientasi, koma.
2) Sirkulasi
Gejala: adanya riwayat penyakit hipertensi, inpark miokard akut, klaudikasi, kebas,
kesemutan pada ekstremitas, ulkus pada kaki, penyembuhan yang lama. Tanda:
takikardia, perubahan TD postural, nadi menurun, disritmia, krekels, kulit panas,
kering dan kemerahan, bola mata cekung.
Gejala: stress, tergantung pada orang lain, masalah finansial yang berhubungan
dengan kondisi.
Gejala: perubahan pola berkemih (poliuria), nokturia, rasa nyeri terbakar, kesulitan
berkemih, ISK, nyeri tekan abdomen, diare.
Tanda: urine encer, pucat, kuning, poliuri, bising usus lemah, hiperaktif pada diare.
Gejala: hilang nafsu makan, mual muntah, tidak mengikuti diet, peningkatan
masukan glukosa atau karbohidrat, penurunan berat badan, haus, penggunaan
diuretik.
Tanda: kulit kering bersisik, turgor jelek, kekakuan, distensi abdomen, muntah,
pembesaran tiroid, napas bau aseton.
6) Neurosensori
7) Pernapasan
Gejala: merasa kekurangan oksigen, batuk dengan atau tanpa sputum. Tanda:
pernapsan cepat dan dalam, frekuensi meningkat.
8) Seksualitas
Gejala: rabas vagina, impoten pada pria, kesulitan orgasme pada wanita.
9) Penyuluhan
Gejala: fakor resiko keluarga DM, PJK, HT, stroke, penyembuhan yang lambat,
penggunaan obat steroid, diuretik, dilantin, fenobarbitol. Mungkin atau tidak
memerlukan obat diabetik.
Kriteria hasil: TTV stabil (N.80-88 x/menit, TD: 100-140/80-90 mmHg, S: 36,5-
37°C, RR: 16-22 x/menit), nadi perifer teraba, turgor kulit baik, CRT < 2 detik,
haluaran urine >1500-1700 cc/hari, kadar elektrolit urin dalam batas normal.
Tujuan: setelahh diberikan tindakan 5x24 jam diharpakan nutrisi terpenuhi. Kriteria
hasil: peningkatan masa otot, nilai Hb normal, dapat menghabiskan porsi makanan
yang dihidangkan.
3) Resiko tinggi terhadap perubahan persepsi sensori penglihatan berhubungan dengan
gangguan mikrovaskular.
Tujuan: setelah diberikan tindakan selama 5x24 jam diharapkan tidak terjadi
perubahan persepsi sensori penglihatan.
Kriteria hasil: pasien tidak mengeluh penglihatannya kabur atau diplopia, visus 6/6,
nilai laboratorium terkait eksitasi persarafan dalam batas: natrium: 135-147 meq/l,
kalsium: 9-11 mg/dl, kalium: 3,5-5,5 meq/l, klorida: 100-106 meq/l.
V. INTERVENSI KEPERAWATAN
Edukasi
- Informasikan kemajuan
klien secara berkala