PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Negara”.2
1
2
3
Mochtar Kusumaatmadja, Hukum, Masyarakat dan Pembinaan Hukum Nasional, Bandung :
Binacipta, 1995, hlm. 13.
4
Amiruddin A.Dajaan, Hukum Penataan Ruang Kawasan Pesisir, Bandung : Logoz Publishing,
2014, hlm.34
5
Ibid
3
peraturan perundang-undangan.6
ruang.7
dan laut yang dipengaruhi oleh perubahan di darat dan laut, ke arah
perairan laut sejauh 12 mil, di ukur dari garis pantai ke arah laut lepas.8
6
Ibid, hlm.35
7
Pasal 2 dan 3 Undang-Undang Nomor 26 Tahun 2007 tentang Penataan Ruang
8
Pasal 2 Undang-Undang Nomor 27 Tahun 2007 tentang Pengelolaan Wilayah Pesisir dan Pulau-
Pulau Kecil
4
sempadan pantai.9
dan Rencana Tata Ruang Wilayah Kota atau Kabupaten (RTRW Kota
9
Yunus Wahid, Pengantar Hukum Tata Ruang, Bandung: Kencana, 2016, hlm. 37
10
Ibid, hlm. 13
5
11
Hasni, Hukum Penataan Ruang dan Penatagunaan Tanah, Jakarta: PT Raja Grafindo, 2010, hlm.
174
12
http://setkab.go.id/rzwp-3-k-kepastian-hukum-bagi-pesisir-dan-pulau-pulau-kecil/ oleh Kusnul
Nur Kasanah diakses pada hari Sabtu tanggal 28 Oktober 2017 pukul :18.30
6
RTRW dan RZWP-3-K Provinsi atau Kota atau Kabupaten, serta RPJP-
bentuk RTRW. 13
13
Iskandar, Hukum Kehutanan, Bandung: CV Mandar Maju , 2015, hlm. 176
7
14
http://www.bengkulukota.go.id/selayang-pandang_geografi_pg-250.html diakses pada sabtu
tanggal 28 Oktober 2017 pukul 19.00
8
ini berdiri di wilayah sempadan pantai dan tidak sesuai dengan rencana
tata ruang yang menetapkan bahwa 100 meter dari titik pasang tertinggi
15
Pasal 1 angka 32 Peraturan Daerah Kota Bengkulu Nomor 14 Tahun 2012 tentang Rencana Tata
ruang Wilayah Kota Bengkulu
16
Hasil wawancara dengan pihak WALHI Kota Bengkulu Dede Frenstien, S.H. pada 12 September
2018
9
Pantai Panjang Bengkulu saat ini dan masa yang akan datang.
Kedua adalah penelitian yang disusun oleh Asterryni Putri Utami NPM
Bandung.
B. Identifikasi Masalah
pemanfaatan ruang?
C. Tujuan Penelitian
sebagai berikut :
penataan ruang.
D. Kegunaan Penelitian
sebagai berikut:
1. Manfaat Teoretis
2. Manfaat Praktis
E. Kerangka Pemikiran
Pancasila adalah cita, asas dan norma hukum tertinggi serta norma
17
H.R Otje Salman Soemandiningrat, Rekonseptualisasi Hukum Adat Kontemporer, Bandung:
Alumni, 2002, hlm.135
12
tertinggi atau dikenal pula dengan sebutan norma dasar negara, yaitu
aturan, pola dasar, atau standar yang harus diikuti atau ditaati serta
18
Ibid, hlm.137-138
19
Mochtar Kusumaatmadja, Pengantar Ilmu Hukum, Bandung: Alumni, 2000, hlm.1
20
Ibid, hlm.3
21
Mochtar Kusumaatmadja, Pembinaan Hukum dalam rangka Pembangunan Nasional, Bandung:
Bina Cipta, 1986, hlm.4
13
bumi, dan tubuh bumi di bawahnya serta yang berada di bawah air.
meliputi ruang darat, ruang laut, dan ruang udara, termasuk ruang di
dalam bumi, maupun sebagai sumber daya atas karunia Tuhan Yang
kemakmuran rakyat.23
22
Mas Achmad Santosa, Good Governance & Hukum Lingkungan, Jakarta: ICEL, 2001, hlm. 152
23
Penjelasan Pasal 1 Undang-Undang Nomor 26 Tahun 2007 tentang Penataan Ruang
14
untuk:24
dengan tetap menghormati hak yang dimiliki oleh setiap orang, dan
24
M. Daud Silalahi, Hukum Lingkungan: dalam Sistem Penegakan Hukum Lingkungan Indonesia,
Bandung: Edisi Revisi, Alumni, 2001. hlm. 78-79
15
Wilayah laut menjadi salah satu bagian dari penataan ruang memiliki
nilai sumber daya yang kemudian menjadi nilai ekonomis, oleh sebab
dan kondisi fisik pantai, minimal 100 meter dari titik pasang tertinggi" 26
sempadan pantai.27
tata guna tanah dan tata guna sumber daya alam lainnya sesuai
dengan asas penataan ruang, salah satu kawasan yang perlu diatur
lingkungan hidup.28
pulau kecil memiliki keragaman potensi sumber daya alam yang tinggi,
Selain itu, fungsi lain yang sangat dirasakan yaitu dalam hal ekonomi
27
Pasal 14 Undang-Undang Nomor 26 Tahun 2007 tentang Penataan Ruang
28
Hasni, Op.Cit, hlm. 358
17
seperti ikan.
masyarakat.
lautnya.
30
Pasal 9 ayat (2) Undang-Undang Nomor 27 Tahun 2007 tentang Pengelolaan Wilayah Pesisir
dan Pulau-pulau Kecil
19
Bengkulu memiliki muatan isi yang sesuai dengan prinsip dan asas
31
Pasal 7 ayat (1) dan (2) Undang-Undang Nomor 28 Tahun 2002 tentang Bangunan Gedung
32
Pasal 3 huruf d Undang-Undang Nomor 32 tahun 2009 tentang Perlindungan dan Pengelolaan
Lingkungan hidup
20
F. Metode Penelitian
1. Metode Pendekatan
objektif.33
2. Spesifikasi Penelitian
Bengkulu.
33
Soerjono Soekanto dan Sri Mamudji, Penelitian Hukum Normatif, Jakarta: PT. Raja Grafindo
Persada, 2003, hlm. 13
34
Lexy J. Meleong, MetodePenelitianKualitatif, Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 1999, hlm. 8
21
3. Tahap Penelitian
a. Penelitian Kepustakaan
lain :
Tahun 1945;
Bangunan Gedung;
Pulau-Pulau Kecil;
tulisan para ahli dan hasil karya para ilmuan yang berbentuk
b. Penelitian Lapangan
35
Soerjono Soekantodan Sri Mamudji, Op.cit, hlm.13
23
a. Studi Kepustakaan
b. Wawancara
6. Lokasi Penelitian
a. Penelitian Kepustakaan:
24
Sumedang.
b. Penelitian Lapangan: