Anda di halaman 1dari 1

Nama: Revi Cuhyanti

NIM: 16/399472/SP/27605

Dalam bukunya yang berjudul Black Skin, White Masks (1967), Fanon mengembangkan
analisis yang cermat mengenai dampak psikologis dan sosiologis yang ditimbulkan oleh
kolonisasi, beliau pun menyimpulkan bahwa melalui dikotomi kolonial terjajah-penjajah, wacana
oriental telah melahirkan alienasi dan marginalisasi psikologis yang dahsyat. Fanon mengartikan
kolonialisme sebagai penonmanusiawian (dehumanization) rakyat di daerah koloni. Orang-orang
yang dijajah tidak diperlakukan sebagai manusia, tapi lebih sebagai benda. Hal ini terjadi dalam
film Get Out besutan Jordan Peele. Dehumanization terjadi saat adegan Dean (ayah rose)
mengadakan pelelangan dan yang dilelang adalah Chris (pemuda kulit hitam), pelelangan
tersebut merupakan bentuk dari dehumanization dimana Chris di perlakukan sebagai objek oleh
orang kulit putih dan bukan di perlakukan sebagai subjek. Pemenang dari pelelangan itu adalah
Jim Hudson yang merupakan seorang art dealer buta dari kelas kulit putih. Jim Hudson
menginginkan tubuh Chris supaya dia bisa memperoleh penglihatannya. Nantinya Chris akan
berada di “the sunder place” sedangkan jim mengendalikan tubuhnya selama seumur hidup.

Fanon menekan pengaruh negatif kolonialisme di dalam membentuk hasrat, keinginan,


mentalitas dan identitas individu. Fanon memandang bahwa kolonialisme menciptakan trauma
yang negatif untuk kelompok terjajah. Hal ini terjadi juga oleh Walter, Logan dan Georgina,
mereka merupakan korban dari inferior yang dilakukan oleh orang-orang kulit putih. Trauma
yang dialami kelompok subaltern cukup mendalam sebab kelompok tersebut mengalami
dehistorisasi total hingga mereka telah kehilangan identitasnya hingga tidak lagi memiliki latar
belakang masa lalu dan masa depan seperti yang terjadi oleh Walter, Logan dan Georgina. Di
bawah kekuasaan keluarga Rose, satu-satunya pilihan yang tersedia bagi kelompok subaltern
untuk memiliki jati diri atau identitas adalah dengan menjadi hamba atau pelayan bagi para
penguasa kulit putih. Kemudian muncul disorientasi yang dimiliki oleh ras kulit hitam untuk
bagaimana menjadi orang kulit putih. Menurut fanon ras hitam selalu memposisikan dan merasa
dirinya inferior di dalam struktur yang lebih luas, nilai inferior yang diinternalisasikan ini yang
memproduksi inferior kompleks dan bahkan kegilaan diantara kelompok subaltern.

Anda mungkin juga menyukai