Disusun oleh :
YOGYAKARTA
2022
BAB I
PENDAHULUAN
A. Tujuan Percobaan
B. Manfaat Percobaan
Gbr 2. Rangakaian prinsip kerja inverter untuk Kontrol Motor Induksi 3 fasa
Motor induksi, yaitu motor AC yang paling banyak digunakan di industri – industry
sehingga kadang disebut sebagai KUDAnya Industri. Pada motor DC arus listrik
dihubungkan secara langsung ke rotor melalui sikat-sikat(brushes) dan
komutator(commutator). Jadi kita bisa mengatakan motor DC adalah motor konduksi.
Sedangkan pada motor AC, rotor tidak menerima sumber listrik secara konduksi tapi
dengan induksi. Oleh karena itu motor AC jenis ini disebut juga sebagai motor induksi.
Mungkin sudah cukup penjelasan dan pengertian singkat tentang motor listrik. Dan
selanjutnya akan dijelaskan sedikit tentang rumus-rumus dasar perhitungan pada motor.
seperti menghitung arus/ampere motor, menghitung kecepatan motor, menghitung
daya/beban motor, dan lain-lain.
Kecepatan motor induksi AC yang khas adalah 3000, 1500, 1000, dan 750 RPM.
Rumus menghitung kecepatan sinkron, jika yang diketahui frekuensi dan jumlah kutup
pada motor AC.
𝟏𝟐𝟎 . 𝑭
ns = 𝑷
Contoh : hitung kecepatan putar medan elektromagnet dari motor 4 poles/kutup jika
motor dioperasikan dengan frekuensi 50 hz.
ns = (120. F)/ P = (120 . 50)/ 4 = 1500 rpm
Contoh.
Hitung besarnya arus(ampere) motor dengan daya 1 kw dan tegangan 220V dengan
faktor daya 0,88.
I = P / V. Cos φ.....P = 1 kw = 1000 watt
I = 1000/(220 . 0,88) = 5 Ampere
Menghitung daya motor 3 phasa ketika diketahui arus, tegangan, dan faktor daya.
Contoh. Hitung daya motor induksi 3 phasa yang memiliki arus 9,5 A dengan tegangan
380V dan faktor daya/ cos φ 0,88.
P = √3 .V. I . cos φ = 1,73 . 380 . 9,5 . 0,88 = 5495 watt atau dibulatkan jadi 5,5 KW.
Hitung daya output motor jika diketahui seperti data diatas dengan efisiensi motor 90 %
P output = √3 .V. I . eff . cos φ = 1,73 . 380 . 9,5 . 0,9 . 0,88 = 4946 watt atau dibulatkan
jadi 5 KW atau 6,6 HP
Dengan daya input motor 5 KW dan daya output 4,5 KW. Hitung efisiensi daya pada
motor tersebut.
ᶯ = (Pout / P)x 100% = (4500/5000)x 100% = 90 %
Menghitung torsi motor jika diketahui daya motor dan kecepatan motor.
Hubungan antara horse power, torsi dan kecepatan.
Contoh.
T=F.D
Dimana :
T = torsi motor (dalam lb ft)
F = gaya (pon)
D = jarak (ft)
T=F.D
Dimana :
T = torsi motor (Nm)
F = gaya (Newton)
D = jarak (meter)
1 lb ft = 0,1383 kgm =1,305 Nm
1 kgm = 7,233 lb ft = 9,807 Nm
Motor induksi jika dijalankan dengan listrik AC frekuensi konstan (50 Hz) maka motor
ini pada dasarnya kecepatan putarnya juga konstan,
Penggerak (Sumber tenaga listrik) dengan frekuensi variabel dapat untuk mengendalikan
kecepatan motor AC dengan memvariasikan frekuensi yang diinputkan ke motor.
Penggerak ini ternyata juga mengatur tegangan keluaran yang sebanding dengan frekuensi
keluaran yang memberikan rasio tegangan terhadap frekuensi (V/Hz) yang relatif konstan,
hal ini ternyata sesuai dengan apa yang diperlukan oleh karakteristik motor AC yaitu untuk
menghasilkan torsi yang memadai.
Dengan penggerak ini langkah pertama yang dilakukan dalam proses ini adalah mengubah
tegangan suplai AC menjadi DC dengan menggunakan penyearah. Karena daya DC masih
mengandung riak/ripel tegangan yang perlu dihaluskan menggunakan kapasitor filter.
Bagian VFD ini sering disebut sebagai tautan DC.
Tegangan DC ini kemudian diubah kembali menjadi AC. Konversi ini bisa dicapai dengan
penggunaan perangkat elektronika daya seperti transistor daya IGBT dengan menggunakan
teknik Pulse Width Modulation (PWM). Dimana tegangan keluaran di ON dan OFF kan
pada frekuensi tinggi, dengan durasi / perioda, atau lebar pulsa terkendalikan hingga
mendekati bentuk gelombang sinusoidal.
Dalam drive atau aplikasi yang paling sederhana, referensi kecepatan hanyalah set-point;
namun, dalam aplikasi yang lebih kompleks, referensi kecepatan dapat berasal dari
pengontrol proses seperti Programmable Logic Controller (PLC) atau tachometer.
C. Langkah – Langkah
DATA PRAKTIKUM
1. Karakteristik Inventer
A. Fungsi Saklar Analog
Arus Faktor
Saklar Tegangan Daya
saklar 1 Frekuensi RPM Beban Daya Keterangan
2 (V) (watt)
(A) (Cosj)
Forward - 0 0 0 219 0
Reverse - 0 0 0 219 0
RH -
RM -
RL -
Output
-
stop
Analog
-
reference
Forward RH 59 1789 0,4 315 12 0,1
Forward RM 29 888 0,6 315 6,6 2,3
Forward RL 90 288 0 270 0,01
RH +
Forward Output
stop
Reverse RH 59 1789 0,4 300 4 0,03
Reverse RM 29 888 0,4 300 2,3 0,02
Reverse RL 90 290 0,22 270 1,3 0,02
RH +
Reverse Output
stop
Atur
Arus Faktor
Posisi potensio Tegangan Daya
RPM Beban Daya
Saklar Frekuensi (V) (watt)
(A) (Cosj)
(hz)
forward 5 158 0 255 1,6
forward 10 318 0 270 0,6
forward 15 466 0 277,5 0,6
forward 20 628 0,1 292,5 4 0,14
forward 25 768 0,2 300 4,6 0,07
forward 30 914 0,6 307,5 5,3 0,03
forward 35 1062 0,6 315 4,6 0,02
forward 40 1210 0,6 330 8,6 0,04
forward 45 1379 0,5 337,5 14,6 0,09
forward 50 1500 0,5 315 12 0,08
forward 55 1675 0,4 300 12 0,1
reverse 5 170 0,1 262,5 1 0,04
reverse 10 318 0,24 270 1,3 0,02
reverse 15 459 0 277,5 1,3
reverse 20 607 0 285 0,6
reverse 25 768 0,1 300 2 0,07
reverse 30 921 0,6 307,5 1,3 0,007
reverse 35 1062 0,6 315 2,6 0,01
reverse 40 1210 0,6 330 4 0,02
reverse 45 1379 0,5 352,5 3,3 0,02
reverse 50 1520 0,5 322,5 0
reverse 55 1668 0,4 307,5 0
Arus Faktor
Frekuensi Tegangan Daya
Tegangan RPM Beban Daya Keterangan
(Hz) (V) (watt)
(A) (Cosj)
380 50
342 50
304 50 1548 1 1,3 0,004
266 50 1498,3 0,8 0,33 0,0015
228 50 1500 0,56 0,16 0,0012
190 50 1498 0,5 0,16 0,0016
152 50 1500 0,36 0,16 0,0029
114 50 1500 0,26 0,083 0,0028
76
38
0
Hubungan Frekuensi & RPM (Inverter)
4000
3000
RPM
2000
1000
0
5 10 15 20 25 30 35 40 45 50 55
Frekuensi
Forward Reverse
15
Daya
10
0
5 10 15 20 25 30 35 40 45 50 55
Frekuensi
Forward Reverse
1560
1550
Hubungan Tegangan & RPM
1540
1530
1520
RPM
1510
1500
1490
1480
1470
304 266 228 190 152 114
Tegangan
RPM